• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR INVENTARISASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERKEBUNAN KOPI DI PT SULOTCO JAYA ABADI OLEH HARIANTO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR INVENTARISASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERKEBUNAN KOPI DI PT SULOTCO JAYA ABADI OLEH HARIANTO NIM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

INVENTARISASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERKEBUNAN KOPI

DI PT SULOTCO JAYA ABADI

OLEH HARIANTO NIM 11 222 69

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN

KEPULAUAN

2014

(2)

ii

INVENTARISASI DAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN KOPI DI

PT SULOTCO JAYA ABADI

TUGAS AKHIR Disusun Oleh

HARIANTO NIM 11 222 69

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Studi Pada Jurusan

Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir,Erna Halid, M.Si. Eka Wisdawati. S. Si. M.P.

NIP.196811221998022001 NIP.19810112006042001

Mengetahui :

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Perkebunan

Ir Andi Asdar Jaya, M.Si NIP.1971120120031210

Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

Rahmad D. SP.M,Si NIP.197112012003121001

(3)

iii

PERSETUJUAN PENGUJI

Judul Tugas Akhir : Inventarisasi dan Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Kopi di PT Sulotco Jaya Abadi

Nama Mahasiswa : Harianto Nomor Induk Mahasiswa : 11 222 69

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan

Perguruan Tinggi : Politeknik pertanian Negeri Pangkep

Telah Diuji Oleh Tim Penguji Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Kelulusan

Disahkan Oleh Tim Penguji :

1. Ir. Erna Halid. M,.Si. ( ..)

2. Eka Wisdawati, S. Si., M.P. ( ..)

3. Dr. Ir.H. Darmawan. M.P. ( ...)

4. Basri Baba, S.P., M.P ( .. )

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat waktu. Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada kekasih dan teladan hidup kita, Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya. Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan penelitian di lapangan yang berjudul Inventarisasi dan analisis vegetasi gulma pada pertanaman kopi di PT Sulotco jaya abadi

Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga atas dukungan yang telah diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Andi Asdar Jaya M.,Si, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Bapak Rahmad D SP.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Ir,Erna Halid, M.Si, selaku pembimbing pertama dan Eka Wisdawati. Si.

M.P selaku pembimbing kedua yang rela meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir ini.

(5)

v

4. Para staf dosen, pegawai dan teknisi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah memberikan ilmu, arahan dan nasehatnya selama penulis menempuh pendidikan.

5. Teman-teman dan para sahabat yang tidak bosan memberi dukungan dan semangat untuk membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk penulisan laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya saya pribadi, amin.

Billahi Taufik Walhidayah Assalamu Alaikum Wr.Wb

Pangkep, Juli 2014

Penulis

(6)

vi

ABSTRAK

Harianto 11 222 69, Inventarisasi dan Analisis Vegetasi Gulma pada Pertanaman Kopi di PT SULOCTO JAYA ABADI dibawah bimbingan Erna Halid dan Eka Wisdawati.

Tujuan dari pelaksanaan survey ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis gulma pada lahan kopi pada perkebunan PT Sulotco Jaya Abadi survie di laksanakan di Desa Bolokan Kecamatan Bittuang Kabupaten Tanah Toraja dan di laksanakan pada bulan April 2014 dan pengambilan data yang dilakukan adalah pengambilan data secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membuat lima (5) plot di setiap satu nomor kebun di semua sudut dan satu plot di bagian tegah kebun dan pengambilan sampel tersebut di ambil tiga nomor kebun dalam perusahaan jadi total plot yang di ambil lima belas (15) plot dalam tiga wilayah kebun.Gulma yang dominan di Wilayah Barakai adalah Eleusine indica dengan nilai Summed Dominant Ratio(SDR) 11,60%, Di Wilayah Asri gulma yang dominan adalah Synerella nudiflora dan Lephantopus sceber dengan nilai Summed Dominant Ratio(SDR) 11,86%,Di Wilayah Citra gulma yang dominan adalah Synerella nudiflora dengan nilai Summed Dominant Ratio(SDR) 13,62%.

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PESETUJUAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL . ix DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan kegunaan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gulma pada Perkebunan ... 4

B. Kerugian akibat Gulma Perkebunan ... 7

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat ... 9

B. Alat dan Bahan ... 9

C. Metode pelaksanaan . 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 11

B. Pembahasan ... 13 V. KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

viii

A. Kesimpulan ... 20

B.. Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

LAMPIRAN ... 22

RIWAYAT HIDUP . .. 32

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1. Ageratum conyzoides ... 13

2. Mimosa pudica ... 14

3. Cyperus kyllingia ... 15

4. Eleusine indica ... 15

5. Axonopus compresu .. 16

6. Wendillia trilobata . 17

7. Synerellanudiflora ... 17

8. Lephantopus trilobata 18

9..Tridax procumbens . . . 19

(10)

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Wilayah Barakai . ... 11

2. Wilayah Asri

12

3. Wilayah Citra 12

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1 . Pengolahan Data . . 23

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak di inginkan manusia. Definisi utama gulma adalah tumbuhan yang muncul tidak pada tempatnya. Terdapat dua kelompok definisi gulma yang diangap penting yaitu definisi subjektif dan objektif.

Definisi subjektif menyatakan gulma merupakan tumbuhan kontroversial yang tidak semua buruk mupun tidak semua baik tergantung pandangan seseorang. Menurut definisi ekologis gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan ganguan terhadap segala aktifitas manusia.

Gulma sering ditempatkan dalam kompetisi atau campur tangan terhadap aktivitas manusia atau pertanian. Bagi pertanian, gulma tidak dikehendaki karna menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup, mengelurkan senyawa alelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang hama dan penyakittanaman, mengganggu tata guna air, meningkatkan atau menambah biaya untuk usaha pengendalian. (Moenandir, 1993).

Gulma merupakan tanaman yang tumbuh disekitar tanaman budidaya, yang mengganggu pertumbuhan tanama budidaya sehingga menurunkan hasil. Gulma dapat menurunkan hasil pada tanaman kopi sebesar 12-18 % sehingga memerlukan perhatian dalam pengendaliannya. Untuk mengatasi masalah gulma perlu diupaya pengendalian dan teknologi pengandalian

(13)

2

yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntunan sosial, ekonomi, dan ekologi.

Istilah gulma mulai ada dengan saat manusia mulai mengusahakan pertanian menetap.Munculnya gulma atau tanaman penganggu disebabkan jenis-jenis tanaman tertentu dan dipandang kurang bermanfaat, mengganggu dapat menurunkan produksi.

Seiring dengan perkembangan usaha pertanian dan ditemukannya alat- alat mekanisai, masalah gulma menjadi sangat penting. Hai ini bisa dilihat dengan kecenderugan bercocok tanam dengan monokultur dengan cara penerapan sistem penanaman dengan jarak tanama tertentu.

Gulma merupakan tanaman pengganggu di perkebunan yang menjadi masalah mulai dari persiapan lahan sampai pemeliharaan tanaman.

Gangguan gulma tidak eksplosif (terjadi ledakan serangan) seperti hama dan penyakit, tetapi gangguannya terjadi terus menerus dalam jangka panjang, gulma di perkebunan tanaman kopi harus di kendalikan secara rutin.

Pada perkebunan kopi, masalah gulma hanya di jumpai pada areal pertanaman muda sampai umur 5 tahun. Pada tanaman kopi dewasa yang kondisinya baik, pertumbuhan tajuk tanaman menutup rapat sehingga pertumbuhan gulma sangat tertekan. Hal ini bukan berarti masalah gulma pada tanaman kopi dewasa menjadi kurang penting. Di daerah-daerah tertentu yang kondisinya basah, sering kali muncul jenis-jenis epifit golongan lumut picisan (Drymoglossum piloselloides presl) jenis gulma ini pengaruhnya cukup besar terhadap pertumbuhan dan produksi kopi apabila tidak dikendalikan dengan tepat.

(14)

3

Berdasarkan uraian tersebut diatas perlu dilakukan kajian analisis vegetasi gulma dominan di perkebunan kopi.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun kegunaan percobaan adalah untuk mengetahui jenis-jenis Gulma dan menganalisis vegetasi gulma yang dominan di 3 wilayah pada perkebunan Kopi PT Sulotco jaya abadi.

(15)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Gulma Pada Perkebunan

Gulma adalah suatu tumbuhan yang dapat mengurangi produktivitas tanaman pokok pada suatu kebun, gulma yang tumbuh pada lahan tanaman yang dibudidayakan,yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh pembudidaya sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut(Ashton, 1991), Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut. juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian. Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup, sifat botani dan morfologi, dan cara perkembangbiakan.

Penggolongan berdasarkan bentuk daun ini berpatokan atas lebar atau sempitnya daun. Gulma berdaun lebar yaitu apabila lebar dari helaian daunnya lebih dari setengah ukuran panjangnya. Helaian daun tersebut dapat berbentuk oval, bulat, segita, lonjong, membulat atau seperti bentuk ginjal. Pertulangan daun (nervatio) dari golongan ini umumnya bentuk menyirip, Sedangkan gulma berdaun sempit yaitu apabila helaian daun atau laminanya berbentuk memanjang dan ukuran lebarnya helaian daun kecil atau sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelampok daun yang berbentuk pita, linearis, jarum dan yang berbentuk panjang-

(16)

5

panjang. Pertulangan daun dari golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus atau linearis.

Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu: Gulma darat (terristerial weed) yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup dan tumbuhnya di darat, seperti:

Imperata cylindrical, Melastoma malabathricum, dsb. Sedangkan gulma air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan berkembang biaknya terjadi di dalam air, di daerah perairan atau ditempat yang basah dan tergenang, Contoh dari gulma ini adalah: Eichornia crassipes, Hydrilla verticilata, Pistia stratiotes, Nymphaea sp.

Menurut Ashton (1991), berdasarkan daur hidup (siklus hidup), maka gulma dapat dikelompokkan pada beberapa golongan yaitu: annual (semusim) adalah tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup hanya satu musim atau satu tahunan, mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak. Contoh gulma semusim adalah: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp, dan Biennial (dua musim) yaitu tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh gulma ini adalah: Lactuca canadensis L, sedangkan perinnial (gulma musiman atau tahunan) adalah tumbuhan gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau lama berkelanjutan bila kondisi memungkinkan. Contoh gulma ini adalah kebanyakan dari klas monocotyledoneae seperti; Cyperus rotundus, Imperata cylindrical,dll

Menurut Tjitrosoedirdjo et. al (1984), berdasarkan sifat morfologi maka gulma dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu: golongan rumput-

(17)

6

rumputan (grasses) yaitu semua tumbuhan gulma yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini ukurannya bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup semusim atau tahunan. Ciri-ciri kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga rumput ini adalah batangnya umumnya mempunyai ruas-ruas dan buku.

Contoh dari gulma ini banyak sekali dan ditemukan pada berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah yang terbuka, Synerella nudiflora, Lephantopus scaber, Wendillia trilobata, Tridax procumbens,Mimosa pudica.

Golongan Teki-tekian (sedges), yang termasuk kedalam kelompok gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok teki ini adalah batangnya yang berbentuk segitiga, dan pada sebagian besar sistem perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi (tuber). Contoh gulma ini adalah: Cyperus rotundus, Cyperus irinaria,

Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed), yang termasuk kedalam kelompok gulma ini adalah dari klas Dicotyledoneae, pertulangan daun umumnya menyirip, misalnya: Ageratum conyzoides, Eupatorium odoratum, Melastoma malabathricum, Phylanthus niruri.

Menurut Triharso (1994), berdasarkan sifat-sifat botaninya maka gulma dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu: Golongan gulma Dicotyledoneae (berkeping dua) yaitu semua tumbuhan gulma yang berasal dari klas Dikotiledon, seperti: Crotalaria sp, Melastoma malabathricum, Phyllanthus niruri, Lantana camara.

(18)

7

Golongan gulma Monocotyledoneae (berkeping satu) adalah semua tumbuhan gulma yang berasal dari klas Monokotil seperti: Imperata cylindrical, Panicum repens, Dactyloptenium sp., Eragrostis amabilis, Cynodon dactylon, Cyperus rotundus,

Golongan gulma Pteridophyta (pakis-pakisan) yaitu semua gulma yang berasal dari kelompok pakis-pakisan, contohnya : Neprolepsis bisserata.

B. Kerugian akibat Gulma Perkebunan

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah sebagai berikut.

1. Terjadinya persaingan dengan tanaman kopi (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah,dan terdapat pula persaingan penyerapan air dari dalam tanah.

2. Turunnya produktivitas tanaman kopi akibat terbaginya hara dari dalam tanah atau hasil pemupukan.

3. Gulma juga berperang Sebagai tempat hidup, dan termpat berkembangbiak hama yang sangat sering di temukan pada perkebunan kopi

4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.

5. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman kopi,

(19)

8

Pengamatan populasi gulma pada suatu lahan yang sangat luas sulit dilakukan secara menyeluruh, karena terbatasnya waktu, tenaga dan dana.

Untuk itu dilakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel harus dapat mewakili atau menggambarkan populasi yang beragam (Triharso, 1994).

Ada 4 macam cara pengambilan sampel dari lahan, yaitu:

1. Pengambilan sampel secara langsung

2. Pengambilan sampel secara acak tidak langsung 3. Pengambilan sampel bertingkat

4. Pengambilan sampel secara beraturan

Cara pengambilan sampel ini adalah kenyataannya memberikan hasil yang lebih mewakili kondisi lapangan yang diamati. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis (line intercept), untuk pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetasi tumbuh menjalar (creeping), digunakan metode titik (point intercept), dan untuk suatu survei daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu, estimasi visual (visual estimation) mungkin dapat digunakan oleh peneiliti yang sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja/

keadaan, seperti peta, lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan lain sebagainya (Sastroutomo, S. 1990).

(20)

9

BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu

Percobaan di Desa Bolokan Kecamatan Bittuang Kabupaten Tana Toraja Sulawesi-Selatan yang berlangsung pada April 2014

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan yaitu meter, patok, tali rapiah, buku flora, kamera, alat tulis menulis, sedangkan bahan yang digunakan yaitu gulma sebagai sampel.

C. Metode Pelaksanaan

1. Pengambilan data

Pengambilan data yang dilakukan adalah pengambilan data secara langsung. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membuat lima (5) plot dalam satu nomor kebun dan pengambilan sampel ini sebanyak tiga nomor kebun pada perusahaan kopi PT.Sulotco jaya abadi dengan luas plot 1m x 1m jadi jumlah plot yang di ambil dalam pengambilan sampel ini adalah 15 plot pada tiga kebun.

2. Pengolahan data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan persamaan berikut:

Kerapatan = Jumlah jenis (1) Luas total petak contoh

Kerapatan relatif = Kerapatan suatu jenis X 100 % .(2) Kerapatan seluruh jenis

Referensi

Dokumen terkait

Pajak Penghasilan minyak bumi dan/atau gas bumi terutang tersebut dihitung dan diisi oleh masing-masing Partner/Operator yang melaporkan laporan penerimaan negara

Yang dimaksud dengan konsep ini adalah adanya pengelolaan hutan atau meningkatkan akses antar generasi terhadap sumber daya dan berbagai manfaat ekonomi secara adil

Pada kalimat (22) saja muncul pada predikat yang mengalami inversi dan menunjukkan pertentangan 'kalau ia tidak bisa membohongi anaknya sendiri, bagaimana ia bisa membohongi

Meski lebih banyak lagi mereka yang loss (banyak diantaranya seharusnya tidak perlu loss jika mereka memiliki cukup kesabaran dan cara trading yang lebih baik), forex tetaplah

Penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu bukti empiris baik secara simultan ataupun secara parsial mengenai pengaruh dari variabel kompensasi rugi fiskal,

Dengan data tersebut maka secara histologis lapisan lambung yang paling sering mengalami kerusakan adalah bagian superfisial atau dapat menembus lebih dalam ke mukosa

Tingginya zona hambat pada ekstrak air kulit kayu rambai menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki kepolaran senyawa antibakteri yang lebih tinggi daripada ekstrak etanol,

Davis dan Hodgets yakin Kennison dapat menyelesaikan tugas tersebut meningat Kennison memiliki pengalaman bisnis yang kaya, dihormai di antara para subkontraktor