• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10 2.1 Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ...

10

2.1.1 Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) ...

10

2.1.2 Tujuan Pelaksanaan Program KRPL ...

11

2.1.3 Sasaran Program KRPL ...

12

2.1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ...

12

2.1.5 Tahapan Pelaksanaan Program KRPL ...

15

2.2 Kelompok Wanita Tani (KWT) ...

17

(2)

2.2.1 Pengertian kelompok ...

17

2.2.2 Kelompok wanita tani (KWT) ...

18

2.3 Strategi ...

20

2.3.1 Pengertian strategi ...

20

2.3.2 Manajemen strategi ...

21

2.4 Pengertian Pengembangan ...

23

2.5 Analisis SWOT ...

24

2.6 Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal ...

25

2.7 Kerangka Pemikiran ...

27

III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.2.1 Jenis data ... 30

3.2.2 Sumber data ... 31

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4 Populasi dan Sampel ... 33

3.5 Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33

3.6 Batasan Operasional ... 35

3.7 Metode Analisis Data ... 36

3.7.1 Analisis Situasi Internal ... 36

3.7.2 Analisis Situasi Eksternal ... 38

3.7.3 Matriks internal- eksternal (I-E) ... 40

3.7.4 Matriks SWOT ... 42

3.7.5 Diagram analisis SWOT ... 44

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 46 4.1 Sejarah Desa Karang Sidemen ...

46

4.2 Visi dan Misi Desa Karang Sidemen ...

48

4.3 Kondisi Geografi dan Topografi Desa Karang Sidemen ...

49

(3)

4.4 Demografi Desa Karang Sidemen ...

51

4.5 Deskripsi Pelaksanaan Program KRPL pada KWT Karya Harum ...

54

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59 5.1 Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal ...

59

5.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Internal ...

60

5.1.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal ...

72

5.2 Strategi Pengembangan Program KRPL ...

82

5.2.1 Hasil Evaluasi Faktor Internal ...

83

5.2.2 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal ...

86

5.2.3 Analisis Matriks I-E ...

88

5.2.4 Strategi Alternatif Pengembangan Program KRPL ...

91

5.2.5 Diagram Analisis SWOT Pengembangan Program KRPL ...

95

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98 6.1 Simpulan ...

98

6.2 Saran ...

99

DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN ... 104

(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran ...

34

3.2 Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ...

38

3.3 Matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) ...

40

3.4 Matriks SWOT ...

43

4.1 Nama Dusun-Dusun, Luas Wilayah, dan Nama Kadus Desa

Karang Sidemen Tahun 2016 ...

47

4.2 Nama-Nama Kepala Desa Karang Sidemen dan Tahun Menjabat ...

48

4.3 Data Penduduk Desa Karang Sidemen Menurut Usia Tahun 2016 ...

51

4.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Karang Sidemen Tahun 2016 ...

52

4.5 Data Penduduk Desa Karang Sidemen Menurut Pendidikan

Tahun 2016 ...

53

5.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Internal KWT Karya Harum dalam Pelaksanaan Program KRPL ...

61

5.2 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal KWT Karya Harum dalam Pelaksanaan Program KRPL ...

73

(5)

5.3 Penghitungan Matriks Evaluasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Program KRPL pada KWT Karya Harum di Desa Karang Sidemen ...

84

5.4 Penghitungan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Program KRPL pada KWT Karya Harum di Desa Karang Sidemen ...

87

5.5 Penghitungan Matriks Internal-Eksternal (I-E) Terhadap Pengembangan Program KRPL pada KWT Karya Harum Di Desa Karang Sidemen ...

89

5.6 Penyusunan Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT ...

91

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Program KRPL ...

29

3.1 Matriks Internal-Eksternal (I-E) ...

41

3.2 Diagram Analisis SWOT ...

44

5.1 Diagram SWOT Program KRPL pada KWT Karya Harum di Desa Karang Sidemen...

96

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

1. Indentitas Responden Pembobotan dan Peratingan Faktor Internal dan Eksternal Strategi Pengembangan Program KRPL pada KWT

Karya Harum di Desa Karang Sidemen ...104 2. Kuisioner Strategi Pengembangan Program KRPL Pada KWT

Karya Harum di Desa Karang Sidemen ...105 3. Hasil Tabulasi ...110 4. Dokumentasi Selama Penelitian ...125

(8)

ABSTRAK

Baiq Ria Askina. NIM 1305315075. Strategi Pengembangan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) pada Kelompok Wanita Tani Karya Harum di Desa Karang Sidemen, Lombok Tengah. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Ir. I Gusti Ayu Agung Lies Anggreni, M. Par.

Program KRPL adalah konsep optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan aneka tanaman, ternak dan ikan dalam satu kawasan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal serta mengetahui strategi pengembangan program KRPL di Desa Karang Sidemen.

Hasil analisis faktor internal kelompok Karya Harum: a) kekuatan (ketersediaan kebun bibit dan penguasaan teknologi cukup baik merupakan faktor paling berpengaruh) b) kelemahan (pendidikan pengurus KWT masih menjadi faktor utama kelemahan kelompok). Faktor eksternal: a) peluang (adanya mitra kerja yang jelas merupakan faktor penting) b) ancaman (kondisi cuaca merupakan ancaman dalam pengembangan program KRPL).

Berdasarkan analisis SWOT didapatkan strategi pengembangan: a) Strategi SO yaitu menghidupkan kembali kebun bibit desa (KBD) dan strategi mempertahankan mitra kerja, b) Strategi WO yaitu strategi penambahan kuantitas budidaya tanaman dan strategi pelatihan pengembangan produk olahan hasil pekarangan, c) Strategi ST yaitu strategi penyuluhan teknologi pemanen air dan hidroponik kepada kelompok, d) Strategi WT yaitu strategi pemberian peransang Prioritas strategi dapat dilakukan dengan menghidupkan kembali KBD dan mempertahankan mitra kerja.

Kata kunci : Strategi, Program KRPL, dan Analisis SWOT.

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian masih merupakan sektor strategis, karena memberikan lapangan kerja dan sumber penghidupan bagi lebih dari 45% penduduk Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketersediaan pangan yang cukup merupakan hak azasi manusia yang harus selalu dijamin oleh negara bersama masyarakat. Ketahanan

pangan ditentukan oleh dua determinan kunci, yaitu ketersediaan pangan (food availability), akses pangan (food access), dan keberlanjutan (continue) Agar

masyarakat dapat mengakses pangan, ada dua kunci yang perlu diperhatikan, yaitu akses fisik dan akses ekonomi. Masyarakat yang memiliki lahan dan memproduksi aneka ragam pangan, maka akses fisik akan lebih mudah (BPTP NTB, 2012).

Tantangan utama dalam penyedia pangan dihadapkan pada ketersediaan sumber daya lahan yang semakin langka (lack of resources), baik luas maupun kualitas serta konflik kepentingan (conflict of interest). Kelangkaan tersebut disebabkan semakin meningkatnya penggunaan lahan pertanian ke non pertanian yang bersifat permanen (irrevisible) dan multiplikasi (BPTP NTB, 2012). Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Salah satu satu sumber daya yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah lahan pekarangan.

(10)

10

Luas lahan pekarangan di NTB tercatat 38.286 ha atau 3,96% dari keseluruhan luas lahan pertanian. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga (BPTP NTB, 2012).

Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif sempit bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan, serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang diperolah dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga. Selain itu juga dapat menghemat pengeluaran harian rumah tangga, dan memberikan tambahan pendapatan. Manfaat tersebut akan dapat diperoleh apabila pekarangan dirancang, direncanakan, dan dikelola dengan baik (BPTP NTB, 2012).

Kementrian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Tekonologi Pertanian mengharapkan agar potensi lahan pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pilar untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga.

Kesejahteraan keluarga baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.

Langkahnya adalah dengan menyusun dan mengembangkan suatu konsep yang disebut dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip memanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (BPTP NTB, 2012).

(11)

11

Rumah Pangan Lestari adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal.

Pemanfaatan tersebut dilakukan secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam.

Program KRPL dibangun dari kumpulan Rumah Pangan Lestari (RPL) dalam satu kawasan (RT, RW, Dusun atau Desa). Masing-masing RPL diharapkan memenuhi prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran harian, meningkatkan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat.

Pengembangan KRPL bertujuan: a) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah-buahan, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga; b) memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan; c) memelihara sumberdaya genetik/ plasma nutfah lokal; dan d) mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan yang hijau, bersih, dan sehat secara mandiri (BPTP NTB, 2012).

Program KRPL ini merupakan terobosan dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan pekarangan dalam mendukung ketersediaan serta diversifikasi pangan. Pelaksanaan program KRPL, penataan pekarangan rumah masing-masing anggota dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan rumah menjadi

(12)

12

tempat tumbuhnya berbagai jenis tanaman dan tempat memelihara berbagai jenis ternak dan ikan. Dampaknya adalah kesejahteraan keluarga bisa terpenuhi melalui pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan.

Program KRPL adalah konsep optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan aneka tanaman, ternak dan ikan dalam satu kawasan (Kementan, 2011). Salah satu prinsip dasar KRPL adalah pemanfaatan sumberdaya lahan pekarangan guna meningkatkan akses rumah tangga terhadap pangan dari produksi sendiri.

Pengembangan KRPL berperan penting dalam peningkatan nilai tambah dari hasil produksi pekarangan, mempengaruhi pengeluaran rumah tangga, dan merupakan pembelajaran bagi masyarakat untuk bersama-sama mengelola aset yang mereka miliki meskipun sempit. Lahan yang semakin sempit baik di desa maupun kota memiliki potensi yang sangat penting bagi pemiliknya.

Implementasi KRPL di NTB sejak 2011 hingga 2013 telah mencapai 24 lokasi yang tersebar di 10 Kab/Kota dengan bentuk dan tampilan yang bervariasi antar kawasan. Hingga saat ini jumlah anggota rumah tangga peserta KRPL di NTB terus bertambah. Jumlah anggota KRPL tahun 2011-2012 bertambah dari 229 KK menjadi 291 KK atau meningkat sebesar 27,07% (BPTP NTB, 2013).

Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah adalah kelompok KRPL binaan pertama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB yang dimulai akhir Oktober 2011.

Anggota kelompok yang mengikuti program KRPL sebanyak 20 KK dan pada tahun 2012 bertambah 15 KK menjadi 35 KK (BPTP NTB, 2013). Hingga saat ini keberadaan KRPL Karya Harum masih tetap bertahan.

(13)

13

Perkembangan program KRPL pada KWT Karya Harum cukup maju apabila dibandingkan dengan KWT daerah lain yang berada di NTB, khususnya yang berada di daerah Lombok. Banyak KWT yang pernah berkunjung untuk melakukan study banding baik dari dalam maupun dari luar provinsi NTB untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program KRPL di Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah.

Potensi pengembangan program KRPL di Desa Karang Sidemen cukup besar.

Ketersediaan kebun bibit masih tetap terjaga karena KWT Karya Harum melakukan pembibitan sendiri di lahan pekarangan. Setiap bulan sekali, KWT tersebut melakukan rapat rutin sehingga lebih mempererat silaturahmi diantara anggota kelompok.

Kemampuan teknologi anggota kelompok juga cukup baik terutama dalam budidaya sayur-sayuran, sehingga kelompok dapat membudidayakan tanaman dengan baik. Selain itu, kerjasama yang dilakukan anggota dengan PT Bisi dalam upaya pembibitan tanaman sehingga ketersediaan bibit tanaman tetap terjaga bagi kelompok Karya Harum. menjadi salah satu potensi utama dalam pemanfaatan lahan pekarangan.

Kemampuan mengolah dan memanfaatkan hasil oleh kelompok Karya Harum menjadi salah satu kekuatan dan peluang tersendiri dalam pelaksanaan program KRPL. Hasil pemanfaatan lahan pekarangan tersebut selain menjadi sumber konsumsi pangan keluarga, sekaligus hasil yang berlebih diolah menjadi berbagai macam olahan makanan yang siap dipasarkan baik di kios-kios maupun di pasar tradisional di Desa Karang Sidemen bahkan hasilnya mampu dijual ke daerah lain. Adanya kebijakan pemanfaatan lahan pekarangan merupakan suatu peluang besar bagi KWT Karya Harum untuk tetap melaksanakan program KRPL tersebut.

(14)

14

Namun terdapat kelemahan yang masih menjadi hambatan dalam perkembangan program ini, terutama menyangkut masalah pola pikir. Masih ada pemikiran budaya instan masyarakat.

Bagi sebagian masyarakat, kebutuhan bumbu dan sayuran mereka dapat diperoleh dengan mudah dengan membawa sejumlah uang ke warung dan membeli kebutuhan bumbu dan sayuran yang dibutuhkan.

Bagi masyarakat tersebut, tidak perlu bersusah payah berkotor-kotor menanam di pekarangan. Butuh upaya lebih untuk mengatasi budaya instan masyarakat, misalnya dengan menyadarkan mereka pada prinsip-prinsip pertanian organik yang bebas pestisida dan bahan kimia lain.

Kelompok Wanita Tani Karya Harum sekarang ini terdapat beberapa masalah yang merupakan kelemahan dan ancaman dalam pelaksanaan program KRPL yaitu tingkat pendidikan anggota KWT rendah dan terjadi penurunan minat dan semangat anggota untuk tetap melaksanakan program KRPL. Akses jalan di daerah tersebut juga masih jelek sehingga kelancaran aksesibilitas menjadi terganggu.

Masalah faktor lingkungan termasuk kondisi cuaca yang tidak menentu juga merupakan ancaman yang harus dihindari. Seringkali terjadi seperti kekurangan ketersediaan air untuk bercocok tanam di desa tersebut. Masalah yang lain, masih kurang mampu memenuhi permintaan pasar akan hasil pemanfaatan lahan pekarangan dan permintaan bibit sayuran dan bumbu dapur, padahal potensinya sangat tinggi.

Semakin berkembangnya teknologi pertanian dan peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan pangan terhadap sayur – sayuran dan bumbu dapur. Oleh sebab itu, untuk menjaga ketersediaan terhadap kebutuhan sayur dan bahan bumbu dapur tersebut, maka program KRPL ini harus tetap bisa dikembangkan dan berlanjut.

(15)

15

Melihat berbagai kemungkinan akan ketersedian bahan pangan yang semakin berkurang dan untuk menekan pengeluaran ketika harga kebutuhan melambung tinggi. Harapan ke depan bahwa KWT tersebut, dapat menentukan langkah manajemen secara bijak dalam mengambil keputusan terhadap kemungkinan kondisi tersebut.

Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana strategi pengembangan program KRPL di Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini sebagai bahan acuan dan pembelajaran bagi KWT lain dalam pengembangan dan pelaksanaan program KRPL sehingga bisa berkembang dan sukses baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut.

1. Apa faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada KWT Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah dalam pelaksanaan program KRPL?

2. Bagaimana strategi pengembangan program KRPL pada KWT Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut.

(16)

16

1. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada KWT Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah dalam pelaksanaan program KRPL.

2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan program KRPL pada KWT Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada KWT Karya Harum tentang manfaat program KRPL dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan dan pemenuhan kebutuhan pangan setiap harinya serta untuk meningkatkan perekonomian anggota kelompok.

2. Memberikan sumbangan pikiran kepada aparat pemerintah yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai strategi pengembangan program KRPL ini bagi KWT Karya Harum dan KWT lainnya.

3. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah strategi pengembangan dalam program Kawasan Rumah Pangan Lestari pada KWT Karya Harum, di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat pada KWT Karya Harum.

(17)

17

Faktor internal pada KWT tersebut nantinya akan dievaluasi dengan menggunakan matriks IFAS sedangkan faktor eksternal eksternal pada KWT tersebut akan dievaluasi dengan menggunakan matriks EFAS. Selain menggunakan matriks IFAS-EFAS, juga akan menggunakan matriks internal-eksternal (I-E) untuk mengetahui posisi pelaksanaan program KRPL pada KWT Karya Harum untuk saat ini. Penggunaan matriks SWOT juga akan dilakukan untuk dapat menentukan satrategi yang tepat untuk dapat direkomendasikan pada KWT ini kedepannya dalam pelaksaan program KRPL.

Selain keempat matriks tersebut juga akan digunakan diagram SWOT untuk mengetahui kinerja KWT dalam pelaksaan program KRPL. Setelah mengetahui letak kuadran mana KWT tersebut dalam diagram SWOT, maka akan diberikan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh KWT tersebut kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan

Dalam penentuan sekolah untuk masuk sebagai nominasi pusat zona memperhatikan empat indikator nasional tersebut, yakni akreditasi, penjaminan mutu pendidikan, UN dan UKG, di mana

Berdasarkan hasil penelitian promosi jabatan yang ada di Giant Ekstra nangka Pekanbaru tergolong dalam kategori baik, namun begitu kesempatan promosi jabatan yang

Populasi dari penelitian ini adalah kunjungan pasien rawat jalan pada bulan Maret 2013 dan 3 petugas yang melakukan kegiatan pendaftaran pasien baru maupun pasien lama di TPPRJ

Kontrol otomatis dapat diterapkan pada suatu alat atau unit dengan bantuan program, dimana dapat memerintah dan mengendalikan unit untuk melakukan pekerjaan sesuai

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

E. Pemandu / pembawa bahan / bekalan perlu diimbas suhu badan dan didaftar masuk samaada melalui aplikasi MySejahtera atau menulis nama dan nombor telefon. Sekiranya suhu badan