• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ISTILAH KULINER KHAS ARAB (KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK)

SKRIPSI SARJANA

OLEH

SABRINA SINULINGGA NIM: 120704017

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(2)

ISTILAH KULINER KHAS ARAB (KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK)

SKRIPSI SARJANA

OLEH

SABRINA SINULINGGA

120704017

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang panutan dan suri tauladan, yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang berilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul: Istilah Kuliner Khas Arab.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini mungkin terdapat kekurangan yang disebabkan kurangnya pengalaman penulis dalam memahami dan menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu penulis dengan sepenuh hati menerima saran dan kritik yang membangun dari semua pihak atas tulisan ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami ilmu bahasa Arab.

Medan, Peneliti

SABRINA SINULINGGA (120704017)

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat , hidayah, dan inayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus penulis ucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta Alm. Ramli Sinulingga yang telah mendahului kami, dan Asmin Sinaga yang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan yang luar biasa untuk Sabrina selama menjalani studi di Departemen Sastra Arab FIB USU. Semoga ke depannya Sabrina bisa membuat Alm. Papa dan Mama bangga.

Kemudian pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Budi Agustono MS, Selaku Dekan FIB USU, Bapak Prof.Mauli Purba, M.A Ph.D Selaku Wakil Dekan I FIB USU, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II FIB USU, Bapak Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si Selaku Wakil Dekan III FIB USU.

2. Ibu Dra. Pujiati, M.Sos.Sc,Ph.D selaku Ketua Departemen Sastra Arab FIB USU sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1, beserta Ibu Dra. Fauziah,M.A selaku Sekretaris Departemen Sastra Arab FIB USU

3. Seluruh staf pengajar FIB USU, khususnya staf pengajar di Program Studi Sastra Arab FIB USU yang telah menambah wawasan penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan dapat penulis terapkan dalam lingkungan bermasyarakat.

4. Bapak Drs.Mahmud Khudri, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang banyak meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing penulis serta memberikan inspirasi dan masukan yang sangat bemanfaat bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sepenuhnya.

5. Kakanda Andika sebagai staf tata usaha di Departemen Studi Sastra Arab FIB USU, yang telah banyak membantu penulis dalam bidang administrasi dan penelitian skripsi.

(9)

6. Bapak Remigo Yolando Berutu selaku Bupati Pakpak Bharat dan Bapak Ir. H. Maju Ilyas Padang Selaku wakil Bupati Pakpak Bharat yang telah memberikan bantuan dana selama masa perkuliahan di FIB USU.

7. Saudara-saudariku tercinta Rehulina Sinulingga, Ali Mudasah Bancin, Proklamasi Sinulingga, Armidianta Tarigan S.pd, Saparuddin Sinulingga, Juliati Sembiring Amd, Roinal Sinulingga S.S, Wendy Antika S.S, Nursaidah Sinulingga, dan Affandi Ginting S.H, terimakasih atas semua kasih sayang dan semua bantuan yang diberikan kepada penulis baik dari segi moril maupun materil, karena do’a kalian penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

8. Seluruh keluarga besar penulis, baik keluarga Sinulingga maupun keluarga Sinaga, yang telah memberikan dukungan dan do’anya.

9. Bapak Abdillah selaku pemilik Restoran Aljazeerah yang telah memberi kesempatan untuk penulis melakukan penelitian di Aljazeerah restoran, Bapak Hariyadi Selaku Manager dan Agung Qasim Yus selaku Supervisior restoran Aljazeerah yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10. Para guru, khususnya guru dari SDN 030380 Siempat Nempuhulu, SMPN 1 Penanggalan, SMAN 1 Salak. Semoga ilmu yang diberikan mendapat keberkahan bagi penulis.

11. Teman-teman angkatan ’12 maupun sahabat-sahabat penulis, Pita, Ade, Susi, Lena, Icha, Agung, Farist, Diah, Weni, Amel, Maskolo, Nimas, Nurul, Jideh, Zega, Gandara, Debi, Putri, Napi, Liya, Biah, Joko, Nindi, Hilmi, Anis, Vina, Alvan, Anfa, Fahmi, Hajrul, Udin, Amin, Jupri, Kak Asmah, Kak Yuni, Kak Wina, Defi, Afni, Tika. Kalian adalah teman-teman terbaik bagi penulis selama menjalani studi dan semoga kalian sukses selalu.

12. Keluarga Besar IMBA FIB USU, stambuk ’13 ’14 ’15 dan seluruh Alumni IMBA.

13. Ketua Yayasan beserta seluruh staf pengajar TK.KHANSA yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bekerja. Terimakasih, saya telah banyak menimba ilmudari rekan kerja, yaitu guru-guru yang telah bersedia berbagi pengalamanya kepada saya.

14. Keluarga Besar sanggar Bakti Pramuka Universitas Sumatera Utara

(10)

15. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT. Amīn ya rabbal ‘alamīn.

Medan, Peneliti

SABRINA SINULINGGA (120704017)

(11)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif - Tidak dilambangkan

ب

Ba B Be

ت

Ta T Te

ث

Sa es (dengan titik di atas)

ج

Jim J Je

ح

Ha Ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha Kh Ka dan ha

د

Dal D De

ذ

Zal Ż Zet (dengan titik di atas)

ر

Ra R Er

ز

Zai Z Zet

س

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan ye

ص

Sad Es (dengan titik di bawah)

ض

Dad de (dengan titik dibawah)

ط

Ta ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ

Za ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع

`ain Koma terbalik (di atas)

(12)

غ

Gain G Ge

ف

Fa F Ef

ق

Qaf Q Ki

ك

Kaf K Ka

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Waw W We

ه

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

ي

Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap Contoh:

ةمدقم /muqaddimatun / ‘pembukaan’

ةرونملا /al-munawwaratu/ ‘munawwarah’

C. Vokal

1. Vokal Tunggal ( monoftong )

َ/fathah/ ditulis “a” contoh : حتف/fatāḥa/ ‘terbuka’

َ/kasrah/ ditulis “i” contoh : ملع/’alima/ ‘ilmu’

َ/dammah/ ditulis “u” contoh : بتك/kutubun/ ‘menulis’

2. Vokal Rangkap ( diftong )

Vokal rangkap /fathah dan ya/ ditulis “ai” contoh : نيأ/ `aina/ ‘dimana’

Vokal rangkap / fathah dan waw/ ditulis “au” contoh : لوح/ ḥaula/ ‘tentang’

(13)

D. Vokal Panjang ( maddah )

ا

/fathah/ ditulis “ a” contoh: عاب/ ba’a/ ‘menjual’

ي

/kasrah/ ditulis “I” contoh : ميلع/ ̒alīmun/ ‘pengetahuan’

و

/dammah/ di tulis “u” contoh : مولع/ ̒ulūmun/ ‘ilmu’

E. Hamzah

Huruf hamzah (

ء

) di awal kata ditulis dengan vocal tanpa didahului oleh tanda apostrof (`) Contoh:

ن اميإ

/`īmānu/ ‘ kepercayaan’

ترمأ

/`umirtu/ ‘aku menyuruh’

/

F. Lafzul- Jalalah

Lafzul- jalalah (kata

الله

) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah Contoh : لله بتك / kitabullah/

الله دبع/‘Abdullah/

G. Kata Sandang “al-“.

1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariah maupun syamsiah.

Contoh :

ة سَّد ق مْلا

/al-muqaddasatu/ ‘ yang suci’ ( al-qamariah )

ةَّي ع ْر شلا/

al-syar’iyyah/ ‘ hukum islam’ ( al-syamsiah )

2. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri atau nama tempat.

Contoh

: ي د ْر وا مْلا

/al-Māwardī/ ( nama diri )

ر ه ْز لأا

/al-`Azharu/ ( nama tempat ).

(14)

DAFTAR SINGKATAN

BA : Bahasa Arab

IMBA : Ikatan Mahasiswa

Alm : Almarhum

SAW :Sallallahu ‘alaihi wasallam SWT : Subhanahu wa ta’ala FIB : Fakultas Ilmu Budaya USU : Universitas Sumatera Utara

(15)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

UCAPAN TERIMAKASIH ………... ii

PEDOMAN TRANSLITRASI ………...……… iv

DAFTAR SINGKATAN ……… viii

DAFTAR ISI……… ix

ABSTRAK ………... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 5

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu ……… 8

2.2 Pengertian Kuliner………... 9

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… ……... 17

3.2 Objek Penelitian …….……… 17

3.3 Sumber Data ..………... 17

3.4 Metode Pengumpulan Data ………. 18

3.5 Teknik Pengumpulan Data .………. 18

3.6 Teknik Analisis Data .……… 17

(16)

BAB IVISTILAH KULINER ARAB DI KOTA MEDAN

2.1 Istilah Kuliner Arab di Restoran Aljazeerah ……… 8

2.1.1 Istilah pada Rempah/Bumbu Masak ………... 9

2.1.2 Sejarah Singkat Restoran .……… 17

2.2 Hubungan Istilah Kuliner Arab dengan Kebudayaan Arab ……… 8

(17)

ABSTRAK

SABRINA SINULINGGA. 120704017. “Istilah Kuliner Khas Arab (Kajian Antropolinguistik).

Departemen Sastra Arab. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini membahas tentang macam-macam Istilah Kuliner Arab di Kota Medan. Terdapat banyak Istilah pada kuliner Arab yang berlaku di Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui istilah-istilah kuliner Arab yang digunakan di kota Medan.

Dalam penelitian ini menggunakan teori Duranti yaitu Indeksikalitas serta metode field research (penelitian lapangan) dengan memperoleh data dari lokasi penelitian, yaitu di restoran

Aljazeerah, serta didukung oleh metode library research (penelitian Kepustakaan) sebagai bahan rujukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 80 istilah kebahasaan pada kuliner Arab yang digunakan di kota Medan (restoran Aljazeerah), yang terdiri dari Makanan Pembuka (Appatizer), Menu Utama (Main Course), dan Makanan Penutup (Dessert),

Secara budaya istilah kebahasaan yang terdapat pada kuliner Arab dipengaruhi oleh bahasa India, Inggris dan Parsi.

(18)

ةيديرجت ةروص

اغنلنس انيربس ٢١٠١٠٧٠٢١

ةيبرعلا ةمعطلأا تاحلطصا

ةرطموس ةعماجب ةفاقثلا ملع ةيلك يف يبرعلا بدلأا مسق ) ةغللاو ةفاقثلا ةسارد(

.ةيلامشلا

تاحلاطصملا ترهتشاو ناديم ةنيدمب ةيبرعلا ةمعطلأا تاحلطصملا عاونأ نع ثحبلا اذه .ناديم يف ةيبرعلا ةمعطلأا يف ةريثكلا ناديم ةنيدملا يف تلمعتسا يتلا ةيبرعلا ةمعطلأا تاحلطصملا ةفرعمل ثحبلا اذه فدهي نمرفرف يرظنلا ينعي ىتنرود ةيرظنلا ثحبلا اذه مدختسا ةثحابلا دجت و يناديملا ثحبلا )( يس

ثحبلا ةقيرط دعاست كلذك و .ةريزجلا معطملا يف ثحبلا نكاملأا يف تلصح يتلا تانايبلا .ثحبلل اعجرم نوكيل ةبتكملا ةنيدمب ةريزجلا معطملا يف لمعتست ةيبرعلا ةغللا تاحلطصم نينامث نأ ىلع لدت ثحبلا ةجيتن طلا ,ةنخاس تلابقم اهيفو ناديم يف ةيوغللا تاحلطصم اهل ةفاقثلا نأ و ,ىولح ,يسيئرلا قب

.اسنرف و ,رتلجلا ,دنهلا ةغللاب ترثأتت ةيبرعلا ةمعطلأا

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah kuliner merupakan suatu topik yang aktual dalam media masa dan kehidupan manusia sehari-hari karena setiap manusia dari zaman nenek moyang hingga masa kini membutuhkan makanan. Setiap etnis, bangsa dan negara berbudaya memiliki istilah kuliner yang berbeda-beda, salah satunya adalah kuliner Arab.

Kuliner Arab ini berada di Timur Tengah dan Jazirah Arab dan termasuk di negara- negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia. Kuliner Arab terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Pemalang, Pekalongan, Surabaya dan juga Kota Medan.

Kuliner menempati posisi yang terbilang penting dalam sejarah kebudayaan Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah 2:168)

ع ْم ك ل هَّن إ ۚ نا طْيَّشلا تا و ط خ او ع بَّت ت لَ و اًبِّي ط ًلال ح ضْر ْلأا ي ف اَّم م او ل ك ساَّنلا ا هُّي أ ا ي ني ب م و د

/Yā ayyuhā al-nāsu kulū mimmā fǐ l-arḍi ḥalalān ṭayyibān wa lā tattabi‘ū khuṭuwāti al-syayṭāni innahu lakum ‘aduwun mubyn/

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sungguh, syetan itu musuh yang nyata bagimu”.

Rasulullah SAW dalam sabdanya menyuruh umatnya untuk memperhatikan kesehatan tubuh: “ اًق ح كْي ل ع ك د س ج ل َّن إ ” /Inna li-jasadika `alayka haqqan/ (Jasadmu memiliki hak atas dirimu)” (Ahmad, 2001:206). Salah satu cara memelihara dan menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menyantap makanan dan hidangan yang halal dan bergizi.

(20)

Kuliner bisa juga disebut sebagai ciri ataupun penanda kekhasan suatu budaya, tepatnya sebagai identitas budaya dengan penggunaan rempah-rempah dan resep masakan yang unik, dan dapat dijumpai di daerah tertentu. Perbedaan letak geografis, lingkungan alam dan kondisi sosial masyarakat mempengaruhi kekhasan suatu kuliner, keberagaman flora dan fauna menciptakan selera yang berbeda di setiap etnis. Kuliner merupakan suatu bagian dari kegiatan memasak yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari–hari. Chaer (2010:136) menyebutkan kuliner sebagai makan minum; makanan dan minuman, hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk–pauk, makanan/panganan serta minuman.

Termasuk juga bumbu dapur, karena bumbu merupakan bahan untuk menciptakan suatu masakan. Karena makanan yang tidak menggunakan bumbu jauh berbeda rasanya jika dibandingkan dengan makanan yang menggunakan bumbu (rempah- rempah).

Hubungan kuliner menyangkut istilah kebahasaan mempunyai hubungan yang sangat erat karena kuliner dapat dikenal melalui istilah yang digunakan, misalnya ketika seseorang ingin memesan suatu jenis makanan atau minuman pada menu yang tersedia, tentunya dari istilah tersebut dapat tergambar bagaimana bentuk makanan maupun rempah-rempah yang digunakan.

R.A. Donkin, 2003 menjelaskan bahwa pada abad VII-VIII, saudagar Arab dan Persia melintasi perairan Nusantara untuk pertama kalinya dalam perjalanan ke Tiongkok demi rempah. Akan tetapi pedagang Arab dari Yaman dan Oman baru berhasil menemukan sumber penghasil rempah tersebut pada abad ke-13 di Kepulauan Moluccas (Maluku) tepatnya Pulau Banda yang menjadi tempat tumbuhnya cengkeh dan pala (satu-satunya di dunia waktu itu). Dua abad berikutnya bangsa Timur Tengah pun sudah mendominasi perdagangan rempah dunia (sebelum akhirnya berganti ke orde Portugis dan Belanda). Berawal dari sinilah penggunaan

(21)

istilah-istilah bahasa Arab pada rempah-rempah dan kuliner Arab digunakan oleh masyarakat Arab.

Kuliner termasuk ke dalam kebudayaan karena hasil karya cipta manusia sebagaimana budaya adalah adat istiadat dan peninggalan-peninggalan di masa silam.

Membahas tentang budaya tidak akan pernah habis untuk diungkapkan, karena merupakan bagian yang terpenting bagi manusia dan segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia adalah budaya. Adapun definisi budaya yang telah dipaparkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai berikut :

KBBI (2008:214-215) menjelaskan bahwa budaya adalah pikiran, akal:budi hasil, adat istiadat, menyelidiki bahasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin(akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat atau dalam perspektif antropologi adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya. Para ahli telah banyak mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai definisi kebudayaan. Adapun definisi budaya yang dikemukakan oleh bapak sosiologi Indonesia (Koentjaraningrat,2005:80) menyebut budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat menyebutkan ada 7(tujuh) unsur kebudayaan universal. Ketujuh unsur tersebut dikatakan universal karena dapat dijumpai dalam setiap kebudayaan dimanapun dan kapan pun berada. Tujuh unsur kebudayaan tersebut yaitu,

1. Bahasa

2. Sistem Pengetahuan

3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

(22)

6. Sistem Religi 7. Kesenian

Ketujuh unsur kebudayaan di atas memiliki urutan yang bermakna. Bahasa ditempatkan di urutan pertama karena manusia sebagai makhluk biologis harus berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok sosial. Untuk mengadakan interaksi dan komunikasi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa merupakan kebudayaan yang pertama dimiliki oleh setiap manusia dan bahasa itu dapat berkembang karena akal atau sistem pengetahuan manusia. Dengan bahasa dan sistem pengetahuan, manusia membangun dan mengatur segala kehidupanya dalam organisasi sosial. sehingga manusia menemukan atau menciptakan peralatan hidup untuk mengembangkan kehidupan mereka. Penemuan peralatan dan teknologi itu akhirnya dapat mengembangkan mata pencaharian. Setelah menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dalam mencari mata pencaharian, dia kemudian mempunyai keyakinan atau kepercayaan (Sibarani,1987:13).

Ketujuh unsur kebudayaan tersebut saling berkaitan. Hal tersebut menjadi acuan manusia sebagai makhluk berbudaya dan pencipta kebudayaan. Dengan kebudayaan manusia mampu menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah dunia. Istilah budaya dalam bahasa Inggris disebut “Culture is the characteristics and knowledge of particular group of people, defined by everything from language, religion, cuisine, social habits, music and arts”.“Budaya adalah karakteristik dan pengetahuan sekelompok orang tertentu, yang didefinisikan oleh segala sesuatu dari bahasa, agama, masakan, kebiasaan sosial, musik dan seni”. (Kim Ann Zimmermann, Live Science Contributor, http://what is culture _definition of culture.htm)

Budaya dalam bahasa Arab disebut dengan ة فا قَّثل /aŝ-ŝaqāfatu/yangdiartikan ا sebagai pendidikan, kebudayaan (Warson Munawir,2002:52). Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa definisi tersebut, bahwa kebudayaan merupakan hasil ciptaan

(23)

manusia, bisa berupa teknologi, tulisan, dan juga kuliner. Kuliner merupakan salah satu produk budaya yang tidak terbentuk dengan sendirinya. Proses ini diperoleh melalui pembelajaran secara turun temurun dari generasi ke generasi dan berlangsung terus menerus sepanjang hidup. Selain itu makanan juga merupakan salah satu kebutuhan fisiologis manusia. Pada umumnya manusia memiliki tiga 3 (tiga) kebutuhan pokok yaitu sandang, papan dan pangan. Dalam penelitian ini peneliti ingin memaparkan salah satu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari ialah kebutuhan pangan. Contoh dari kebutuhan pangan salah satunya adalah makanan. Fungsi dari makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia dan termasuk dalam kebutuhan primer.

Antropolinguistik, merupakan gabungan kata dari antropologi dan linguistik.

Kata antropologi sebenarnya berasal dari bahasa yunani, antropos= manusia, logos = ilmu, jadi artinya ilmu tentang manusia. Sedangkan linguistik adalah bahasa. jadi, antropologi linguistik merupakan bagian dari antropologi yang mempelajari bahasa- bahasa dari bangsa yang diselidiki. Bahasa dipelajari dalam hubungannya dengan antropologi ialah bahasa merupakan sifat khas dari manusia, alat komunikasi yang bersifat simbolis (Salim,1978:9-13).

Budaya sangat berkaitan dengan bahasa, dalam kaitannya bahasa juga memiliki semua karakteristik kebudayaan tersebut karena bahasa juga merupakan milik anggota masyarakat; bahasa ditransmisi secara sosial; bahasa tercermin dalam ide, tindakan dan hasil karya manusia; bahasa sebagai sarana manusia untuk berperan, bertindak berinteraksi, dan berfungsi dalam masyarakat; bahasa juga harus dipelajari;

dan bahasa juga dapat membahagiakan masyarakat lewat pesan yang disampaikan.

Hubungan bahasa dengan kebudayaan memang erat sekali, mereka saling mempengaruhi, saling mengisi dan berjalan berdampingan. Yang paling mendasari hubungan bahasa dengan budaya adalah bahasa harus dipelajari dalam konteks kebudayaan dan kebudayaan dapat dipelajari melalui bahasa (Sibarani,1987:35-49).

(24)

Hubungan bahasa dengan kebudayaan memang sangat erat, yang sering diibaratkan seperti hubungan dua sisi mata uang. Sibarani (2012) menjelaskan secara terperinci bahwa ada 13 (tiga belas) hubungan bahasa dengan kebudayaan yaitu :

1. Bahasa sebagai alat atau sarana kebudayaan 2. Bahasa sebagai bagian kebudayaan

3. Bahasa merupakan hasil kebudayaan

4. Bahasa mempunyai makna dalam latar kebudayaan yang menjadi wadahnya

5. Bahasa sebagai persyaratan kebudayaan 6. Bahasa mempengaruhi cara berfikir 7. Cara berfikir mempengaruhi bahasa

8. Tata cara berbahasa dipengaruhi norma budaya 9. Bahasa ditransmisi secara kultural

10. Kebudayaan merupakan hasil komunikasi

11. Perubahan kebudayaan mempengaruhi perubahan bahasa.

12. Bahasa sebagai perekat emosi budaya 13. Bahasa sebagai pengarah bahasa

Pemahaman terhadap ketiga belas hubungan bahasa dengan kebudayaan di atas memperlihatkan luasnya cakupan antropolinguistik dan ternyata kajian antropolinguistik berangkat dari bahasa (lisan atau tulis). Untuk memahami seluk beluk manusia terutama kebudayaan sebagai bagian dari seluk beluk manusia yang paling utama (Sibarani, 2012:301).

Dari sudut antropolinguistik semua ragam bahasa menggambarkan cara berfikir masyarakatnya dan berbicara sesuai dengan cara berfikirnya termasuk cara- cara dalam seluk-beluk kebudayaannya. Sebagai bidang interdisipler ada tiga bidang kajian antropologi linguistik yakni studi mengenai bahasa, studi mengenai budaya,

(25)

dan studi mengenai aspek kehidupan manusia, yang ketiga bidang itu dipelajari dari kerangka kerja linguistik dan antropologi. Dengan demikian, antropolinguistik adalah studi bahasa dalam kerangka kerja antropologi, studi kebudayaan dalam kerangka kerja linguistik, dan studi aspek kehidupan manusia dalam kerangka kerja bersama antropologi dan linguistik (Sibarani, 2012:302).

Koentjaraningrat,(2005:25) menyebutkan bahwa adanya hubungan antara ilmu linguistik dan antropologi. Ilmu linguistik (ilmu bahasa) mula-mula terjadi pada akhir abad ke-18, ketika para ahli mulai menganalisa naskah-naskah klasik dalam bahasa-bahasa Indo-German (yaitu Latin, Yunani, Gotis, Avestis, Sansekerta, dan lain-lain).

Istilah antropolinguistik merupakan cabang linguistik yang mempelajari variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan perkembangan waktu, perbedaan tempat komunikasi, sistem kekerabatan, pengaruh kebiasaan etnik, kepercayaan, etika berbahasa, adat-istiadat, dan pola-pola kebudayaan lain dari suatu suku bangsa. Peneliti menggunakan istilah budaya untuk mengacu pada semua gagasan dan asumsi tentang sifat benda dan orang yang kita pelajari ketika kita menjadi anggota kelompok sosial. Budaya bisa diartikan sebagai “pengetahuan yang diperoleh melalui kehidupan sosial”. Ini adalah jenis pengetahuan yang awalnya kita peroleh secara tidak sadar, sama seperti ketika kita memperoleh bahasa. Kita mengembangkan kesadaran akan pengetahuan, dan kemudian budaya, hanya setelah mengembangkan bahasa. Bahasa tertentu yang kita pelajari melalui proses transmisi budaya pada mulanya menyediakan sistem yang siap pakai untuk mengategorikan dunia disekitar kita dan pengalaman kita tentangnya (Yule, 2015:403).

Menurut Fachruddin, (2005:134) Orang Arab sudah terasimilasi dengan sempurna bersama etnis pribumi dalam Negara bangsa Indonesia di kota Medan ditandai dengan banyaknya restoran yang menyediakan berbagai macam kuliner Arab

(26)

yang menggunakan istilah-istilah dalam bahasa Arab yang dipaparkan pada menu yang tersedia.

Peneliti akan meneliti istilah yang ada pada kuliner khas Arab di kota Medan.

Selain itu ketertarikan peneliti dalam melakukan penelitian pada kajian antropolinguistik karena kajian ini merupakan sesuatu yang baru dan belum ada yang menelitinya di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Peneliti akan menjelaskan nama-nama kuliner yang berasal dari bahasa Arab. Sebagaimana bahasa tidak bisa dipisahkan dengan budaya, dan begitu pula manusia tidak bisa dipisahkan dengan makanan karena merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori indeksikalitas (Duranti,1997).

Pentingnya penelitian terhadap kuliner khas Arab di kota Medan dari sudut Antropolinguistik ini agar masyarakat mengenal kuliner Arab dan mengetahui bahwa di dalam kuliner tersebut terdapat istilah bahasa yang digunakan untuk menamai suatu makanan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberikan rumusan masalah, gunanya agar penelitian tidak menyimpang dari pokok bahasan yang diteliti. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut.

1. Apa saja istilah kebahasaan yang digunakan dalam kuliner Arab?

2. Bagaimana istilah-istilah tersebut berhubungan dengan kebudayaan Arab?

(27)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menetahui istilah-istilah kebahasaan yang digunakan dalam kuliner Arab.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara istilah-istilah kuliner Arab dengan kebudayaan Arab.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian terbagi 2 (dua) yaitu secara praktis dan teoritis.

secara praktis yaitu sebagai sumber informasi dan menambah wawasan mengenai perkembangan kuliner khas Arab di kota Medan dan dapat meningkatkan potensi pariwisata khususnya di bidang kuliner, serta membantu pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan tourism Arab yang ingin menikmati kuliner khas Arab di kota Medan. Secara teoritis dapat mengembangkan ilmu antropolinguistik dan khazanah ilmu linguistik di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian tentang istilah kuliner Arab di kota Medan dengan kajian antropolinguistik belum pernah diteliti oleh mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun penelitian sebelumnya dengan kajian antropolinguistik Arab yaitu : Perbandingan Penggunaan Bin dan Binti di Indonesia dan Malaysia, oleh : Dra. Pujiati M.Soc.Sc Ph.D. Adapun hasil jurnal tersebut, Indonesia menggunakan bin dan binti hanya dilafazkan kalau sekiranya orangtuanya membuat acara pentabalan nama dan aqiqah yang dihadiri oleh kaum kerabat, famili dan jiran tetangga, sedangkan di Malaysia dalam pentabalan nama secara lisan diungkapkan penggunaan bin dan binti begitu juga pada akte kelahiran (surat beranak ) di Malaysia seperti Rizqi binti Ibrahim ataupun Zaid bin tariq.

Oleh karena itu, hal ini merupakan kesempatan besar bagi peneliti untuk bisa segera memulai penelitian. Topik ini merupakan pilihan yang tepat dan menarik sekali untuk diteliti, karena kuliner khas Arab merupakan salah satu budaya atau ciri khas dari negara Arab itu sendiri, dan suatu yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Arab (Munawwir,1997:853) makanan berasal dari kata) ما ع ط) /ṭa‘āmun/ dan jamaknya ( ة م عْط ا) /at’imah/ yang artinya makanan-makanan.

(29)

2.2 Pengertian Kuliner

Kuliner adalah makanan/bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup untuk menambah tenaga dan nutrisi. Adapun cairan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, disebut minuman. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhanbadan dan otak(https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan).

Pada umumnya masyarakat Arab Hadramaut makan tiga kali sehari, yaitu sarapan (حابص /sobāhun/ atau روطف/fuṭurun/) segera setelah orang bangun, mengambil air wudu’ dan sembahyang subuh’. Makan siang (ءاذغ/gaẓa’un/ atau ىحض/ḍuhā/) antara pukul 11 dan 12 siang sebelum sembahyang zuhur, dan makan malam (ءاشع/’asyā’/) setelah selesai sembahyang Isa, artinya pukul 7:30. Roti atau (زبخ/khubzun/) dari gandum atau jewaut, kurma kering (رمت/tamarun/) dan daging (محل/lahmun/), merupakan makanan pokok. Daging sering dibuat semacam sup dengan sayur (ءرام/māra’un/). Beras atau (زر/ruzzun/) yang tidak dibudayakan di Hadramaut merupakan makanan sekunder. Hanya penduduk pribumi yang makan daging ayam dan sapi jantan. Sapi betina (ةرقب/baqaratun/) dibudidayakan untuk diperah susunya, begitupula ayam (ةجاجد/dajājatun/) untuk diambil telurnya. Hanya dilingkungan suku badui ayam merupakan makanan yang lazim, sedangkan penduduk daerah pantai banyak makan ikan (كمس/samakun/).

Di pedalaman tentu saja orang makan ikan asin kering. Sebagai penyedap, terdapat minyak samin (نمس/samn/), madu (لسع/asalun/) minyak (/sald/) garam (حلم/milhun/), lada (لفلف/filfil/), bawang bombai (لصب/basalun/) bawang putih (موث/ṡummun/) cabai (سابسب/bisbāsun/), cengkeh (لفنرق/karinfal/) kayu manis (ةفرق/kirfatun/) gula (رك/syukkarun/) jahe (ليبجنز/zanjabilun/), jintan (نومك/kammunun/) dan sebagainya. Terdapat pula sayur mayur (رضخ/khaḍarun/) dan buah-buahan (ةهكاف/fākihatun/), seperti anggur (بنع/’inabun/) buah tin (نيت/tiynun/)

(30)

delima (نامر/ramānun/) buah teratai (يقبن/nabqi/) sitrun (/lin/) dan asam (رموح/hawmarun/). Penduduk pantai juga memakan kelapa (ليجران/nārojilun/) dan sirih (لوبنات/tānabulun/). Cara memakan adalah dengan sendok (ةقعلم/mal’aqatun/), pisau (نيكس/sikkinun/), ada juga dengan tangan. Penggunaan garpu tidak dikenal.

Minuman sewaktu makan adalah air (ءام/mā’un/) dan susu (نبل/labanun/) sapi atau kambing. Orang badui minum susu unta, namun lebih sebagai minuman sehat daripada pemuas dahaga. Susu sisa mentega (حابر /rubahun/) dan susu kental (بيعر /raibun/) juga diminum, minuman lain yang pantas disebut adalah kopi (ةوهق/qahwah/) (Den Berg,2010:65).

Kuliner Arab di Nusantara merupakan bagian dari akulturasi budaya Arab- Indonesia yang telah terjadi sejak ratusan tahun. Masakan Arab dipengaruhi oleh masakan dari Negara-negara di Saudi Arabia yang meliputi kawasan Tunisia, Yaman, Somalia, Mesir, Turki, Afghanistan, Iran, India, termasuk Afrika Utara. Ciri khas hidangan Arab banyak bergantung pada bahan kurma, gandum, beras, daging, yogurt termasuk labnah (yogurt tanpa lemak mentega). Bagi orang Arab, kemanapun mereka pergi merantau, selalu mengkonsumsi masakan yang sesuai dengan citarasa dan ramuan yang mereka gemari. Hidangan Arab dan Timur Tengah sangatlah lengkap.

Mulai dari aneka makanan pembuka (appetizer) seperti salad, menu utama (main course) hingga makanan penutup (dessert) (Ulung dan Deerona,2014:14-17).

Sejauh ini peneliti telah menemukan berbagai macam kuliner Arab di salah satu restoran Arab terkenal di kota Medan, yaitu Aljazeerah restoran. Aljazeerah restoran adalah restoran dan Cafe Internasional bintang lima yang menyediakan kuliner khas Arab dari berbagai negara dari Timur Tengah dengan resep tradisional dan rempah-rempah yang diimpor dari negara-negara Timur Tengah. Restoran ini berlokasi di Jl.Multatuli No.30D, Medan (sebelah Inul Vista/Bonavista) dan yang mencantumkan istilah kuliner yang berbeda menggunakan tulisan Arab. Berikut ini dipaparkan tabel menu hidangan :

(31)

NO

Appetizer

(Makanan Pembuka)

main course

(Menu Utama)

Dessert

(Makanan Penutup) 1 muṭṭābal لباطم mandiy ىضنم Uum Aliy ىلع ما 2 Tabawlah هلوبت biryāniy ینايرب Muhalabiah ةيبلحوم 3 Bābā

ghanuwj

جونغاباب Kabliy ىلبك Arabic Coffee

ةيبرع ةوهق

4 ‘arāyas سيارع Kabsah ةسبك

5 fuwl

mudammas

سمدم لوف madhgoṭ طغضم

6 Mulgalgal لغلغلم 7 Musakal لكسم 8 syāwarmā امرواش 9 Falāfal لفلاف 10 Shaksūka كوسكص

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, restoran Aljazeerah juga menyediakan ruangan untuk menikmati Shisha (/ةشيش/) yang terpisah dengan ruang makannya.

Penelitian tentang kuliner khas Arab di kota Medan dikaji dalam sudut antropolinguistik dan karena banyaknya keragaman nama dari kuliner Arab tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan kajian antropolinguistik. Kajian ini membahas tentang hubungan bahasa dan budaya dalam kuliner Arab tersebut.

Sebagaimana telah dipaparkan pada latar belakang, bahwa hubungan bahasa dengan budaya sangatlah erat kaitannya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai antropolinguistik, berikut dijelaskan teori yang dikemukakan oleh Duranti(1997).

(32)

1.3 Teori Antropolinguistik

Indexicality atau Indeksikalitas (indeks) berarti penunjuk, penanda atau bahasa yang digunakan untuk menunjuk sesuatu berdasarkan kesepakatan bersama dalam suatu komunitas. Indeces (or indexes, as mostcholars prefer today) are signs thathave some kind of exixtential relation with what they refer (Burks, 1949) “Indeks adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan esensial dengan apa yang mereka sebutkan. Jika simbol bersifat arbitrer dalam memaknai suatu lambang, dan ikon merupakan suatu lambang yang sudah jelas maknanya, maka indeks adalah lambang yang belum jelas maknanya, namun terdapat indicator yang menghubungkan lambang tersebut dengan maknanya. Dipertegas lagi oleh (Duranti,1997:14) bahwa: This Category can be easily extended to linguistic, expressions like the demonstrative pronouns this, that, those, personal pronpuns like I, and you, temporal expression like now, then, yesterday, and spatial expression like up, down, below, above.

“kategori ini dapat dengan mudah diperluas untuk linguistik, ekspresi seperti kata ganti demonstratif ini, bahwa, mereka, pribadi seperti saya dan anda, ekspresi seperti saya dan anda, ekspresi sementara seperti sekarang, maka, kemarin, dan ekspresi seperti atas, bawah, bawah, atas. Contoh pada kuliner Arab, misalnya :

Umm Ali (ىلع ما) adalah hidangan pencuci mulut yang berasal dari Mesir. Ada cerita menarik dibalik terciptanya resep Umm Ali (ىلع ما), hidangan cuci mulut yang berasal dari Mesir. Konon nama Umm Ali (ىلع ما) diambil dari nama istri pertama Sultan Ezz El Din Aybek. Setelah Sultan wafat, terjadi perdebatan diantara Umm Ali (ىلع ما) dengan istri kedua Sultan mengenai anak siapa yang berhak melanjutkan tampuk kekuasaan. Setelah istri kedua meninggal karena kecelakaan, Umm Ali (ىلع ما) merayakannya dengan membagikan puding kepada rakyat. Itulah awalnya puding roti tersebut diberi nama Umm Ali (Ulung dan Deerona,2014:17).

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek (Bungin,2007:103).

3.2 Objek Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian ini adalah restoran Aljazeerah. Aljazeerah restoran adalah restoran dan Cafe Internasional bintang lima yang menyediakan kuliner khas Arab dari berbagai negara dari Timur Tengah dengan resep tradisional dan rempah-rempah yang di Impor dari negara-negara Timur Tengah. Bertempat di Jl.Multatuli No.30D, Medan (sebelah Inul Vista/Bonavista). Didirikan di atas tanah seluas 160 m2 dengan luas bangunan 72 m2, yang resmi di buka pada tanggal 30 juli 2015 oleh salah satu keturunan Arab Hadramaut yang bernama Afif Abdilah.

Kuliner Arab di kota Medan masih dor to dor. Misalnya pada acara pernikahan orang Arab, dapat kita jumpai kuliner Arab. Melihat banyaknya jumlah peminatnya, maka dari itu Abdilah membuka restoran Aljazeerah. Pada mulanya restoran ini hanya ada di Jakarta, semakin lama semakin berkembang dan saat ini sudah memiliki 4 cabang, salah satunya di kota Medan. Selain menyajikan beragam menu khas Timur Tengah, restoran ini juga menyediakan fasilitas bagi keluarga orang Arab yang bercadar dan tersedia VIP room (Hadramaut Room / تومرضح), fasilitas ini memang diperuntukkan bagi keluarga Arab yang bercadar dan tersedia juga ruangan khusus keluarga atau family room (Sann’a Room / ءاعنص). Selain itu, Aljazeerah juga

(34)

memiliki ruangan khusus untuk menikmati Shisha / ةشيش yang terpisah dengan ruang makannya.

Kata Aljazeerah diambil dari bahasa Arab, ةريزجلا /Aljazeerah/yang berarti pulau. Hampir seluruh dunia menggunakan istilah kuliner seperti yang ada di restoran Aljazeerah, seperti di Singapura, Italia dan Spanyol. Nama Aljazeerah tidak hanya digunakan untuk menamai suatu restoran, Nama Aljazeerah juga dipakai salah satu chanel TV di Arab, yaitu Aljazeerah TV.

Tujuan didirikannya restoran Aljazeerah yaitu mengembalikan rindu bagi masyarakat kota Medan terkhusus bagi yang sudah pernah haji atau umroh, yang rindu dengan makanan Arab. Kebanyakan dari tamu-tamu yang berkunjung ke Aljazeerah itu selalu menceritakan reuni umroh dan haji. Mengembalikan kenangannya ketika mereka berada di tanah suci (wawancara bersama Pak M.Hariyadi, Manager Aljazeerah restoran).

3.3 Sumber Data

Untuk memperoleh data yang akurat, Lofland (1984: 47) menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data primer diperoleh dari wawancara dan dicatat melalui cacatan tertulis atau melalui perekaman video / audio tapes, pengambilan foto atau film. Sumber data yang kedua adalah sumber data tertulis, gunanya untuk memperkuat hasil penelitian. Data skunder diperoleh dari sumber data tertulis berupa buku yang berkaitan dengan kajian antropolinguistik serta yang berhubungan dengan kuliner khas Arab di kota Medan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data, dilakukan melalui metode kualitatif dengan cara wawancara mendalam (open-ended interview) dan metode observasi (observation)

(35)

baik observasi-partisipatif maupun observasi-periodik ke lapangan, dan metode kajian tertulis (written document). Wawancara mendalam (open-ended interview) secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin,2007:111). Peneliti akan melakukan wawancara dengan 4 orang narasumber untuk mencari atau menambah informasi yang berkaitan dengan istilah kuliner khas Arab di kota Medan. Narasumber tersebut antara lain: Manager restoran Al-jazeerah, Suvervisior restoran, Marketing restoran, waitress restoran.

Observasi Partisipasi (Participant Observer) atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra (mata) sebagai alat bantu utamanya dan pancaindra lainnya dengan mengaitkan apa yang dilihat dengan apa yang dihasilkan oleh pancaindra lainnya; seperti apa yang didengar, dicicipi, apa yang dicium dari penciuman, bahkan apa yang dirasakan dari sentuhan-sentuhan kulit (Bungin,2007:111-122).

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2004:247), analisis data adalah proses mengorganisasikan dari mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data-data diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data-data tersebut dianalisis secara saling berhubungan untuk mendapatkan dugaan sementara yang dipakai sebagai dasar untuk mengumpulkan data berikutnya, lalu dikonfirmasikan dengan informan secara terus menerus secara triangulasi.

(36)

Adapun tahap yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

1. Mengadakan observasi yakni dengan cara mendatangi dan meninjau lokasi objek penelitian pada Restoran Aljazeerah dan tempat tinggal masyarakat Arab di kota Medan.

2. Mengadakan interview dengan pemilik restoran di lokasi penelitian.

3. Mengadakan interview dengan Chef restoran Aljazeerah.

4. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan.

5. Data tersebut diolah menjadi satu laporan Ilmiah dalam bentuk skripsi.

(37)

BAB IV

ISTILAH KULINER ARAB DI KOTA MEDAN

4.1 Istilah Kuliner Arab di Kota Medan (Restoran Aljazeerah)

Penggunaan istilah kuliner di Restoran Aljazeerah sangat bervariasi.Tidak hanya di Aljazeerah, di seluruh dunia memakai istilah yang sama seperti yang tersedia di restoran Aljazeerah (wawancara dengan Agung Qasim tanggal 22 Juni 2016). Berbagai istilah-istilah yang digunakan kadang memang terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia, apalagi bagi seseorang yang belum pernah melakukan perjalanan haji atau umroh ke tanah suci. Pada umumnya keseluruhan masyarakat menggunakan istilah bahasa tersebut untuk menamai suatu makanan maupun minuman, seperti di Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar dan Negara Arab lainnya. Pada dasarnya semua orang Arab pasti tahu jika disebutkan atau ditanyakan salah satu istilah dari kuliner Arab. Orang Arab sangat suka makanan Arab karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dan sudah menjadi tradisi bagi orang Arab secara turun-temurun.

Setiap orang memiliki selera berbeda-beda tergantung kebiasaan. Seperti halnya ketika orang Mesir berkunjung ke Universitas Sumatera Utara, disuguhkan makanan khas Medan seperti lontong atau nasi. Pada hari pertama mereka mengatakan “jika kami disuruh memakan lontong tiga hari berturut-turut untuk sarapan pagi, matilah kami”. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa berbeda budaya, berbeda pula kulinernya.

Selain penggunaan istilah pada makanan, istilah-istilah kebahasaan juga digunakan pada bahan-bahan masaknya seperti minyak zaitun, minyak samin, klabet dan lain-lain yang didatangkan dari Negara Arab sendiri. Dari Medan, contohnya

(38)

seperti udang, ikan, daging yang bisa didapati di sekitar Restoran Aljazeerah. Adapun penggunaan istilah bahasa Arab yang terdapat pada kuliner Arab yaitu :

Hot Appatizer (ةنخاس تلابقم/muqabalāt sākhinat/)

No Nama Makanan

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah bahasa di Kamus

1 Sawarma on plate نحصلا ةمرواش

/sawarma al-sohnun/

ىوش = Panggang

ُّي وشمْلا مْحَّللا : ءا وِّشلاو ُّيوَّشلا

=Daging Panggang (Munawwir,1997:754)

صلا ْح

ن = نو ح ص ج

= ةريغصلا ةعصْق لا

Piring (Wortabet,200:286) 2 Kubdah Muqalqal لقلقم ةدبك

/kibdah muqalqal/

ةدبك = طسولا ةميظع

ا نوكي لَو طسولا مخضلا :دبكلَاو لَ

ريسلا ءيطي ةيلقملا = goreng (Ma’hadi,:156) 3 Laham Muqalqal لقلقم محل

/Laham Muqalqal/

محل = د س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو ًة ماح ل م ح ل ْد ق و

ِّىنايحَّلا

ةيلقملا = goreng (Ma’hadi,:156) 4 Fried shrimp pane طامسقب يلقم نايبور

/Rubayān maqlǐ biqismāt/

نايبور : Udang ةيلقملا = goreng

(39)

5 Shawarma with rice زرلا عم همرواش

/Sawarma ma’ al-ruz/

ىوش = اذ إ : ز جاّرلا لق ,ًةاش ع م ج ه حياو ت ر ث ك ىوشلا

Padi, beras, nasi : يف ةغل , ّزرلا (Mun:491)

6 Sambusak lamb ةنبجلاو اجدلاو محللب ةسوبمس /Sambusak billahma wa al- dajā wal aljabanah/

ةسوبمس (sanbosag) : berbentuk bulan sabit

(bahasa Parsi)

7 Arayes سيار ع

/A’rāyas/

8 Sawarma امرواش

/sāwarmā/

ىوش = Panggang

(Munawwir,1997:331) 9 Hummus laham محللاب صمح

/Hummus billaham/

صمح = مضناو فج حل

م = و د س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل ْد ق ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو ًة ماح ل م ح ل نايحَّلا

ِّى

10 Shak shuka ةكوشكش

/Shakshukah/

ةكوش =Garpu

ةكوشو . هسْاب ةّدش :لاتقلا ةكوش يزنتلا يف و .هسْاب ةّدش : لتاقملا ل

.زيزعلا 11 Full mudammas صمدم لوف

/Full mudammas/

لوف = ص م حاك ب ح : لو فلا صمدم =Hitam (Munaw:42) 12 Idam musyakal لكشم مادا

/Idām musyakal/

مادا = bumbu (munaw:13) لكشم = تءيهلا بحاص

سبتلملا بعصلا رملأا : تلاكشم .

bermacam-macam (munaw:736)

(40)

13 Idam bamiya quality ةذيمم ةيماب مادا

/Idam bāmiya mamidah/

مادا = bumbu (munaw:13) ةيماب :Okra

ذيمم : Kualitas 14 Arabic bread ىبارع زبخ

/Khubj a’rābiy/

زبخ = roti (319) ىبارع = Arab

1. Cold Appatizer (

ةدرابلا تلابقملا/

Al-muqabalāt al-bāridah/)

No Nama Makanan

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Yogurt with mint and garlic

نلاب نبل ع موثلاو نان

/Laban bilnafnān wa al- sum/

نل ع

نان : Mint .نبللا تاذ : ةنيبللا و ةنبل Bawang Putih : م ْوث

2 Taboulah ةلوبت /tabaulah/ ةلوبت:Salad dari Lebanon

3 Yogurt with

cucumber

رايحلاب نبل

/laban bilhiyār/

ن ب للا تاذ = ة نْي ب للا رايحلا: Mentimun 4 Baba ganuus صونغ اباب

/bābā ghanuj

اباب : Ayah صونغ: Manja

5 Mutabbal لبتم /mutabal/ لبتم : yang dibumbui

6 Fatus salad شوتف ةطلس /Salthoh fatus/

ةطلس: Salad

7 Danah green salad ءارضح ةطلس

/salthoh hadhoro’/

ةطلس: Salad ءارضح :Hijau 8 Aljazeerah salad ةريزجلا ةطلس

/Salthoh al-zairoh/

ةطلس: Salad

نيبا ندع نيب ام برعلا : ةريزجلا ماشلا راوطأ ىلإ

9 Arabic salad ةيبرعلا ةطلس ةطلس: Salad

(41)

/Salthoh al-a’robiyah/ ةيبرعلا : Arab

Main Course (

يسيئرلا قبطلا/

Al-ṭabka al-ri’asyi/)

No Nama Makanan

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Biryani laham محل ينليرب

/biryānǐ laham/

beryā(n) (نايرب) :goreng atau panggang(bahasa parsi)

محل = س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل د م ح لو ًة ماح ل م ح ل ْد ق و ن ع ة ر ي خلأا(

ِّىنايحَّلا

2 Biryani dujaj جاجد ينايرب / biryānǐ dujaj/

beryā(n) (نايرب) :goreng atau panggang(bahasa parsi) جاجد : Ayam

3 Kabsah laham محل ةسبك

/Kabsah laham/

محل = س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل د ًة ماح ل م ح ل ْد ق و ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو

ِّىنايحَّلا 4 Kabsah dujaj جاجد ةسبك

/kabsah dujaj/

جاجد : Ayam

5 Mandi laham محل يدنم

/mandǐ laham/

محل = س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل د ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو ًة ماح ل م ح ل ْد ق و

ِّىنايحَّلا

6 Mandi dujaj جاجد يدنم /mandi dujaj/

جاجد : Ayam

(42)

7 Dujaj matbi ruz mandi

يدنملا زرلب يبطم جاجد

/dajāj matbǐ bilruz al- mandǐ/

جاجد : Ayam

Padi, beras, nasi : يف ةغل , ّزرلا ّزرلأا

8 Lamb matbi ruz mandi

ىدنملا زرلاب يبطم محل

Laham matbǐ bilruz al- mandǐ

Lamb : لمح ,فورخ

Padi, beras, nasi : يف ةغل , ّزرلا ّزرلأا

9 Lamb curry يركلا ةصلص عم فورخ محل Laham khoruf ma’a solsoh

Domba : لمح ,فورخ يركلا : kari

10 Laham potato idam سطاطب عم ةينمي ةمرب

/Barmah yamaniyah ma’a bathātas/

Kentang : سطاطب ةينمي :Yaman

11 Lamb matbi sadah ةنيحطلاو لسعلاب يبطم محل /laham matbǐ bil’aslu wa al- tohinah

محل = س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل د ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو ًة ماح ل م ح ل ْد ق و

ِّىنايحَّلا لسعلا : Madu ةنيحطلا: Tepung

Grilled (

يوشم/

maswiy/)

No Nama Makanan Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Mixed grilled aljazeerah

لكشم ةريزجلا يوشم

/maswy al-jazirah muskil/

Panggang : ىوش-

نيبا ندع نيب ام برعلا : ةريزجلا ماشلا راوطأ ىلإ

ةريزجلا :Pulau 2 Shish towouk قوواط شيش

(43)

/sǐsh thāwawk/

3 Kutfah kebab فورخ محل ةتفك

/Kutfah laham khoruf/

ةتفك : Kue Pastel محل :Daging فورخ :Domba 4 Chiken honey لسعلاب جاجد

/dajāj bila’sil/

جاجد : Ayam Honey : لسع 5 Kutfah dujaj جاجدلا ةتفك

/kutfah al-dajāj/

جاجدلا : Ayam ةتفك :kue pastel 6 Full broasted دتسورب جورف لماك

/kāmal faruj birwastad/

Melimpah : ,ّمات ,رفاو .نلام رصق

جورف :Ayam 7 Half broasted دتسورب جورف صن

/Nash farwaj bir wastad/

Setengah : فصن جورف :Ayam

8 Lamb chop منغ شير

/risya ghonam/

شير : Bulu-Bulu نغ : Domba 9 Shish kebab بابك سيش

/syisa kabāb/

ْشي حَّرش ي حَّرشملا محللا : بابكلا ى و

رانلا ىلع 10 Shrimps with oyster

sauce

راحملا ةصلصب نايبور

/rubyanān bishoshoh al- mahār/

نايبور : Udang

Oyster : ةراحم . فدصلا نم عون Sauce : ةقرم

11 Spicy fish ةراحملا ةصلصلاب كمسلا ةيلف /filyah al-samak bilshosoh/

Pedas : بيطم ,فيّرح ,ّيلبات Ikan : داص ,كمس

يا ءاملا قْل خ نم ناويحلا : ك م سا اهيف قولخملا

ةراحملا ةصلص :Saos Tiram 12 Grilled prawn محفلا ىلع يوشم نايبور

/a’lǐ al-faham/

نايبور : Udang يوشم : Dipanggang محفلا ىلع : Pada Batu Bara

(44)

Soup (ةبروش/syawrobah/)

No Nama Makanan

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Laham soup ممحللا ةبروش

/syurbah al-laham/

Sup: ةبروش

محل = د س جلا مْح ل اًرْي ث ك م ح لو مْي ح ل ن ع ة ر ي خلأا( م ح لو ًة ماح ل م ح ل ْد ق و

ِّىنايحَّلا 2 Letin soup سدعلا ةبروش

/syubah al-a’si/

Sup: ةبروش سدعلا : Kacang 3 Chicken cream soup ةميركلاب جاجدلا ةبروش

/syurbah al-dajaj bilkarǐmah/

Chicken: خارف و خورف ج خرف Cream : ةدشق , نبللا ةدبز Sup: ةبروش

4 Mushroomsoup رطفل ةبروش

/syurbah al-fatur/

Sup: ةبروش Jamur : رطفل 5 Harirah soup ةريرحلع ةبروش

/syurbah a’lharǐrah/

Sup: ةبروش Kalori : ةريرحلع 6 Karaweh soup مداقم عراوك

/kawāri’ muqādam/

عراوك Inti : مداقم: Disajikan 7 Vegetable soup هجزاطلا رضاضخلا ةبروش

/syurbah al-khadādar al- thājah/

Sup: ةبروش

Sayur-mayur : ,ةرض خ ,تابن لقب

Dessert (

ىولح/

Ḥalwiy/)

(45)

No Nama Makanan Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Um Ali ىلع ما

/um Alǐ/

ما : Ibu ىلع : Nama

2 Muhalabiah ةيبلهم

/muhālabiyah/

ةيبلهم : Puding

3 Cream Caramel لمارك ميرك

/Karim karāmal/

Cream: ةدشق ,نبللا ةدبز Caramel : لمارك 4 Mariyam bread with

ice cream ala Aljazeerah

ميرك سيا عم ميرمزبح

/hubj mariyam ma’a aisya karim/

Bread : شيع ,زبخ

IceCream : همردند ,هتلاج ,زوب

5 Mariyam bread with honey

لصسلاب ميرم زبخ

/Hubj marim bilsashal/

Mariyam Bread = ميرمزبخ Honey =لسع (187)

Minuman (

تابورشم/

Musyarubāt/)

No Nama Minuman

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Tea cup with mint عانعنلا عم ياشلا بوك

/Kawbi as-sayyi ma’a al- na’na’

Tea =ياش (373) Cup =مجح .ناجنف .ساك

باتكو ابوك بوكي باك : بوك .بوكلاب برش ة عا نْع ن ةدحولا = عانعن

عنعنلا : )ن( , 2 Ice/hot tea ديلجلا/ نخاسلا ياشلا

/as-sayy al-sākhin/

َّي ل ما كلا ةليصف نم ةرْي ج ش : ياشا ت

.ةنخاس م ناّخس ج : نخاس

(46)

Ice = ديلج (191)

ام : دلج و دلاج و ءادلج ج : ديلج تاداربلا يف وا ضرلات ىلع دمجي .ءاملا نم 3 Ice tea flavours ديلجلا ياشلا تاهكن

/nakhāt al-sāyy al-jalid/

ام : دلج و دلاج و ءادلج ج : ديلج تاداربلا يف وا ضرلات ىلع دمجي .ءاملا نم َّي ل ما كلا ةليصف نم ةرْي ج ش : ياشا ت

تاهكن : Rasa 4 Arabic tea ةيبرعلا ياشل ا

/as-sāyy al-‘arabiyah/

Tea =ياش (373) Arabic = يبرع 5 Tea lipton cup نوتبيل ياش بوك

/Kawba syāy libtuna/

َّي ل ما كلا ةليصف نم ةرْي ج ش : ياشا ت

باتكو ابوك بوكي باك : بوك بوكلاب برش

نوتبيل : Lipton 6 Adem tea مدآ ياشل ا

/Al-syāy adama/

َّي ل ما كلا ةليصف نم ةرْي ج ش : ياشا ت

ىلإ ة ليس ولاو ت با ر قلا ، ةمدلأا : مدا ئَّشلا

7 Masala tea لَاسام ياشلا /Al-syāy māsālā/

َّي ل ما كلا ةليصف نم ةرْي ج ش : ياشا ت

لا س ام :Racikan rempah- rempah (Bahasa Hindi) 8 Arabic coffee ةيبرع ةوهق

/qahwah ‘arabiyah/

رمخلا : ةوهقلا Arabic = يبرع

Shisha (ةشيش/Shisha/)

(47)

No Nama Makanan Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah Bahasa di Kamus

1 Shisha Muassil ةشيش/لساومShisha Muassil/ Rokok : ةشيش 2 Shisha Topping تافاضإ ةشيش /Shisha Idhāfāt Rokok : ةشيش

Tambahan : تافاضإ

Bumbu

No Nama Bumbu

Istilah bahasa Arab yang digunakan di restoran Aljazeerah

Istilah bahasa di Kamus

1 Daun Kari ازق ملس/Salam qojā/ Daun kari : Salam qojā Salam : ملس

Qojā : زق 2 Adas Manis ر مَّشلا رْو د ب

/Budhurussamr/

ر مَّشلا رْو د ب

: Biji Adas

3 Kayu Manis ةفرق /Kirfah/ ةفرق : Kulit

(Munawwir,1997:1111)

4 Yoghurt يدابزلا /Alzzabadi/ هدبزلا : Mentega

(Munjid,:293)

5 Zaitun نوتيز/Zaituna/ نوتيزلا : Minyak zaitun

(Munawwir,1997:596)

6 Ketumbar ةربزك/Kazbarah/ ةربزكلا : Ketumbar

(Munjid:283)

7 Minyak Samin نمس /Samn/ نمس : Mentega

(Munawwir,1997:63)

(48)

8 Biji Pala بيطلا زوج /Jauzut Thiib/

بيطلا زوج:buah pala

(Munawwir:875) 9 Lada Hitam توسا لفلف

/Filfil Aswad/

لفلف: برعلا ضرأب ثني لَ فورعم- مهنملاك يف ةعيجم رشك دقو توسا : Hitam

10 Kapulaga ليه /Hail/ ليه:kapulaga(Ma’hadi,2013

:218)

11 Jintan نومك/Kammun/ نومك : jinten

(Ma’hadi,2013:206) 12 Garam Masala لَا س ام حْل م

/Milhun Masala/

حْل م : Panas (Bahasa Hindi) لا س ام :Racikan Rempah- rempah (Bahasa Hindi) 13 Keju Feta نْب ج/Jubnun/ نْب ج : Keju

(Munawwir:166)

14 Safron نارفعز/Za’firon/ نارفعز: bunga saffron

(https://www.google.com/se arch?q=google+translate&ie

=utf-8&oe=utf- 8&client=firefox-b)

15 Klabet ةبلح/Halbat/ ةبلح : klabet

(Munawwir:288)

4.2 Hubungan Istilah-istilah Kuliner Arab dengan Kebudayaan Arab.

1. Sawarma on plate (نحصلا ةمرواش ) /sawarma al-sohnun/

(49)

Menurut Saleh, (2013:35). Syawarma merupakan sandwich khas daerah Timur Tengah. Makanan ini biasanya berisi potongan-potongan kecil berupa daging kambing atau domba atau ayam (beberapa syawarma terkadang menggunakan daging sapi), tomat serta mentimun. Kemudian, potongan-potongan tersebut dibungkus dengan roti(khubz) sebagai lapisan luarnya dan disajikan di atas piring. Menurut teori (Duranti,1997) mengatakan Indeksikalitas berarti penunjuk, penanda atau bahasa yang digunakan untuk menunjuk sesuatu berdasarkan kesepakatan bersama dalam suatu komunitas. Istilah bahasa yang digunakan pada Sawarma on plate (نحصلا ةمرواش ) /sawarma al-sohnun/ yaitu ةمرواش : ىوش yang artinya panggang, dan نحصلاyang artinya piring. Secara keseluruhan arti dari istilah tersebut menunjukkan adanya suatu makanan yang dipanggang dan diletakkan di atas piring.

2. Kibdah Muqalqal (لقلقم ةدبك ) /kibdah muqalqal/

Kibdah adalah istilah untuk jeroan ati, di sini yang dimaksud adalah hati kambing.

Sarapan kibdah sangat populer di kalangan masyarakat Saudi. Pagi-pagi kedai yang menjual sarapan, biasanya ada yang menyediakan kibdah.

http://www.kompasiana.com/bunda.com/sarapan-ala-saudi

kibdah_550ade16a33311cf1c2e3b36. Dilihat dari Indeksikalitas bahwa ةدبك yang berarti hati, sedangkan لقلقمyang berarti goreng. Istilah bahasa tersebut dapat diketahui artinya adalah hati yang digoreng.

3. Laham Muqalqal (لقلقم محل ) /Laham Muqalqal/

Laham Muqalqal terkenal sebagai hidangan tradisional di berbagai daerah Semenanjung Arab seperti Yaman dan Tihama di Superficial dan Mahayel Asir dan Qunfudah , makanan ini biasanya dihidangkan dengan nasi dan juga dengan roti jagung. Daging dengan campuran bawang dan tomat ditumis dengan api kecil (http://vb.elmstba.com/t235356.html). Dilihat dari Indeksikalitas, محل yang berarti

(50)

daging, sedangkan لقلقمyang berarti goreng. Istilah yang digunakan menunjukkan bahwa daging yang digoreng.

4. Fried shrimp pane (طامسقب يلقم نايبور ) /Rubayān maqlǐ biqismāṭ/

Makanan ini terbuat dari udang yang digoreng dengan tepung yang telah dibumbui.

Dilihat dari indeksikalitas, Fried shrimp pane (طامسقب يلقم نايبور ) /Rubayān maqlǐ biqismāṭ/menunjukkan bahwa نايبور adalah udang dan adalah يلقم adalah goreng.

5. Shawarma with rice (زرلا عم همرواش) /Sawarma ma’ al-ruz/

Sawarma merupakan sandwich khas daerah Timur Tengah. Makanan ini biasanya berisi potongan-potongan kecil berupa daging dengan tambahan nasi/beras basmati.

Dilihat dari indeksikalitas (indeks) berarti sawarma dengan tambahan nasi sebagai pelengkapnya. Disebut sawarma al-ruz dan telah dipakai oleh keseluruhan masyarakat Arab sebagai sesuatu penanda suatu kebahasaan. Dilihat dari Indeksikalitas, istilah bahasa yang digunakan pada Shawarma with rice( عم همرواش زرلا) /Sawarma ma’ al-ruz/ dilhat dari kata مرواشة : ىوش yang artinya panggang, dan زرلا yang artinya Nasi. Dari istilah tersebut dapat diketahui bahwa adanya suatu makanan yang dipanggang dan dihidangkan bersama nasi.

6. Sambusak lamb (ةنبجلاو اجدلاو محللب ةسوبمس ) /Sambusak billahma wa al-dajā wal aljabanah/

Menurut Saleh,(2013:40). Sambusak (ada yang menyebut samboosa) merupakan makanan khas Arab yang bentuknya menyerupai kue pastel. Isinya sangat variatif, yang terdiri atas adonan daging sapi atau ayam cincang, kentang berbumbu, bawang, wortel, kacang, dan kerap ditambah keju. Penganan yang rasanya manis dilidah dan beraroma rempah ini umumnya menjadi pilihan makanan ringan yang disajikan bersama kopi Qahwa. Tetapi, ada pula yang menjadikannya sebagai makanan pembuka sebelum menyantap hidangan utama. Dilihat dari Indeksikalitas, istilah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan merancang sebuah antenna J-Pole yang bekerja pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz dengan polaradiasi J-pole berpolarisasi vertikal dengan arah pancaran yang omnidirectional

1) Tingkat kecemasan responden kelompok ibu pekerja menunjukkan bahwa sebagian besar tidak terdapat kecemasan. 2) Tingkat kecemasan responden kelompok ibu rumah

[r]

Remembering engages other parts of the brain – our imagination and visual sense – which can come to our exam when we’re trying to recall facts.. Because the complex structure

[r]

Biaya-biaya tersebut belum diklasifikasikan secara tepat oleh perusahaan berdasarkan perilaku biaya yang menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel, dalam analisis

Data hasil observasi ini kemudian digunakan untuk menghitung jumlah crosstalk per slot antar core MCF yang menyatakan besarnya kinerja dari setiap metode yang diusulkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia.. Rules of