• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian..."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

xii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Theory of Reasoned Action (TRA) ... 14

2.2 Social Cognitive Theory (SCT) ... 15

2.3 Technology Acceptance Model (TAM) ... 16

2.4 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (1992) ... 17

2.5 Pengukuran-Pengukuran Model Kesuksesan Sistem Informasi ... 19

2.6 Kualitas Sistem ... 26

2.7 Kualitas Informasi ... 27

2.8 Dukungan Manajemen Puncak ... 28

2.9 Kegunaan ... 30

2.10 Kepuasan Pengguna ... 34

2.11 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 35

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 40

3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian ... 40

3.2 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB IV METODE PENELITIAN ... 50

4.1 Rancangan Penelitian ... 50

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

(2)

xiii

4.3 Penentuan Sumber Data ... 51

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 52

4.4.1 Identifikasi variabel ... 52

4.4.2 Definisi operasional variabel ... 53

4.5 Metode Pengumpulan data ... 60

4.6 Instrumen Penelitian ... 61

4.6.1 Uji validitas ... 62

4.6.2 Uji reliabilitas ... 62

4.7 Analisis Data ... 63

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 71

5.1 Sistem Informasi Manajemen Daerah ... 71

5.2 Pengujian Instrumen Penelitian ... 75

5.3 Hasil Penelitian ... 77

5.3.1 Karakteristik responden ... 78

5.3.2 Statistik deskriptif konstruk ... 79

5.3.3 Evaluasi model ... 80

5.3.4 Goodness of fit model PLS ... 83

5.3.5 Pengujian hipotesis ... 84

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

5.4.1 Pengaruh kualitas sistem terhadap kegunaan ... 87

5.4.2 Pengaruh kualitas informasi terhadap kegunaan ... 90

5.4.3 Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap Kegunaan ... 92

5.4.4 Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna ... 94

5.4.5 Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna ... 96

5.4.6 Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan Pengguna ... 98

5.4.7 Pengaruh kegunaan terhadap kepuasan pengguna ... 101

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 103

6.1 Simpulan ... 103

6.2 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 113

(3)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1. Permasalahan Efektivitas Upaya Pemda dalam Implementasi SAP

Berbasis Akrual di Indonesia ... 3

1.2. Permasalahan Efektivitas Upaya Pemda dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual di Indonesia ... 4

4.1. Rule Of Thumb Evaluasi Model Pengukuran... 68

4.2. Rule Of Thumb Evaluasi Model Struktural ... 70

5.1. Hasil Estimasi Uji Instrumen Pilot Test ... 76

5.2. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 77

5.3. Statistik Deskriptif Konstruk ... 79

5.4. Hasil Estimasi Algoritma ... 81

5.5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 85

5.6. Saran dan Pendapat Responden ... 88

5.7. Statistik Deskriptif Konstruk Kualitas Sistem ... 90

5.8. Statistik Deskriptif Konstruk Kualitas Informasi. ... 91

5.9. Statistik Deskriptif Konstruk Dukungan Manjemen Puncak... 93

5.10. Statistik Deskriptif Konstruk Kualitas Sistem ... 95

5.11. Statistik Deskriptif Konstruk Kualitas Informasi ... 97

5.12. Statistik Deskriptif Konstruk Dukungan Manjemen Puncak... 99

5.13. Statistik Deskriptif Konstruk Kegunaan ... 102

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone and Mclean (1992) ... 18

2.2 Model Seddon dan Kiew (1996)... 37

2.3 Model Penelitian Rouibah et al. (2009) ... 38

3.1 Kerangka Pemikiran ... 42

3.2 Konsep Penelitian ... 44

4.1 Rancangan Penelitian... 50

4.2 Diagram Jalur Analisis Efektivitas SIMDA ... 65

5.1 Diagram Jalur Analisis Efektivitas SIMDA ... 84

(5)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Penelitian Sebelumnya ... 113

2 Variabel dan Indikator Penelitian ... 126

3 Kuesioner Penelitian ... 127

4 Estimasi Cross Loadings Uji Validitas Pilot Test ... 135

5 Reestimasi Cross Loadings Uji Validitas Pilot Test ... 136

6 Karakteristik Responden ... 137

7 Klasifikasi Konstruk ... 138

8 Estimasi Outer Loadings Uji Validitas Konvergen ... 139

9 Reestimasi Outer Loadings Uji Validitas Konvergen ... 140

10 Estimasi Cross Loadings Uji Validitas Konvergen ... 141

11 Reestimasi Cross Loadings Uji Validitas Konvergen ... 142

12 Data SmartPLS Report 1 ... 143

13 Data SmartPLS Report 2 ... 144

14 Data SmartPLS Report 3 ... 145

15 Data SmartPLS Report 4 ... 146

16 Data SmartPLS Report 5 ... 147

17 Data SmartPLS Report 6 ... 148

18 Data SmartPLS Report 7 ... 149

19 Data SmartPLS Report 8 ... 149

20 Data SmartPLS Report 9 ... 149

21 Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II, BPK-RI Tahun 2015 ... 150

(6)

i

ANALISIS EFEKTIVITAS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA) PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji efektivitas sistem informasi berbasis teknologi dengan menggunakan model Delone and McLean (1992) dan dikembangkan oleh Seddon and Kiew (1996). Penelitian ini memodifikasi model Seddon and Kiew (1996) dan diterapkan pada sektor publik. Tujuan penelitian ini menguji pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dukungan manajemen puncak terhadap kegunaan dan kepuasan pengguna. Data penelitian dikumpulkan melalui metode survei dengan teknik kuesioner. Responden diambil menggunakan metode purposive sampling dengan unit analisis individu. Jumlah responden sebanyak 108 orang pengguna aplikasi SIMDA pada 36 unit satuan kerja. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 dan teknik analisis data yang digunakan adalah partial least squares (PLS).

Berdasarkan hasil pengujian empiris dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi dan dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kegunaan namun kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap kegunaan. Kualitas sistem, kualitas informasi, kegunaan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna namun dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.

Kata kunci: kualitas sistem, kualitas informasi, dukungan manajemen puncak, kegunaan, kepuasan pengguna

(7)

ii

EFFECTIVENESS ANALYSIS OF

REGIONAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS IN GIANYAR REGENCY GOVERNMENT

ABSTRACT

This study examines the effectiveness of technology based information systems with using models DeLone and McLean (1992) and developed by Seddon and Kiew (1996). This study modifies models Seddon and Kiew (1996) and applied to the public sector. The purpose of this study to test the effect of system quality, information quality, top management support on the usefulness and user satisfaction. Data were collected through a survey method with questionnaire technique. Respondents were taken using purposive sampling method with individual analysis unit. Total respondents 108 user SIMDA applications in 36 units working. The study was conducted in October 2016 and the data analysis technique used is the partial least squares (PLS). Based on the results of empirical testing and discussion can be concluded that the quality of information and top management support positive effect on usefulness, but the quality of system has no effect on the usefulness. System quality, information quality, usefulness has positive effect on user satisfaction, but the top management support has not effect on user satisfaction.

Keywords: quality systems, quality information, top management support, usefulness, user satisfaction

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah dan reformasi birokrasi telah menimbulkan perubahan yang mendasar dalam manajemen keuangan daerah mulai dari proses penganggaran, penatausahaan maupun pertanggungjawaban. Perubahan paradigma ini dilakukan dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Dalam pelaksanaan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik, pemerintah daerah (Pemda) wajib melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah, secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Peningkatan transparansi, efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, salah satunya dapat dicapai dengan penggunaan sistem informasi (SI). Penggunaan SI atau teknologi informasi (TI) untuk pengelolaan keuangan daerah diamanatkan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Dalam peraturan ini disebutkan bahwa Pemda berkewajiban untuk terbuka dan

(9)

2

bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif kepada masyarakat luas. Penyediaan informasi keuangan yang komprehensif tersebut akan membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola dan mendayagunakan informasi secara cepat dan akurat untuk lebih mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan transparan.

Terkait hal ini, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai unsur pengawas internal pengelolaan keuangan daerah, telah mengembangkan aplikasi untuk manajemen pengelolaan keuangan daerah, yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Aplikasi SIMDA merupakan TI yang terintegrasi, mulai dari penganggaran, penatausahaan sampai pertanggungjawaban. Tujuan aplikasi SIMDA untuk menghasilkan informasi yang komprehensif, akurat dan akuntabel serta sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berlaku. Informasi yang dihasilkan aplikasi SIMDA dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan manajemen Pemda. Penggunaan aplikasi SIMDA diharapkan dapat meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemda dalam rangka menuju terwujudnya good governance.

Sampai bulan September 2015, aplikasi SIMDA telah diimplementasikan oleh 425 Pemda dari 542 Pemda yang ada.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar sejak tahun 2007 telah bekerjasama dengan BPKP dalam rangka implementasi aplikasi SIMDA. Tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan peran para

(10)

3

Ketidaksiapan dan tidak dilakukan perencanaan kebutuhan kompetensi dan

pelatihan SDM yang menangani fungsi keuangan,

aset, dan TI.

Ketidaksiapan SDM dalam penempatan

sebagai pengelola keuangan, aset, dan TI

sesuai dengan bidangnya.

Pelatihan /sosialisasi SDM

terkait dengan penerapan SAP

berbasis akrual belum memadai.

Sistem aplikasi belum

mampu menghasilkan

LK berbasis akrual.

Jumlah Provinsi, Kabupaten dan Kota

89 87 84 88

Persentase 79% 78% 75% 79%

pihak dalam upaya meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Pemkab Gianyar. Aplikasi SIMDA digunakan untuk menunjang pengelolaan keuangan daerah secara garis besar terdiri dari SIMDA Keuangan, SIMDA Barang Milik Daerah (BMD), SIMDA Gaji dan SIMDA Pendapatan, namun sampai saat ini hanya SIMDA Keuangan yang digunakan secara penuh oleh Pemkab Gianyar.

Sejak tahun 2007, aplikasi SIMDA belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan efektivitas sistem sehingga berpotensi menimbulkan kesenjangan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan organisasi.

Diberlakukanya SAP berbasis akrual secara penuh mulai Tahun 2015 menuntut kesiapan Pemda, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sistem yang ada dalam rangka implementasi SAP berbasis akrual. Berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) Tahun 2015 ada beberapa permasalahan yang dihadapi Pemda terkait efektivitas upaya Pemda, dalam Implementasi SAP berbasis akrual di Indonesia. Berikut daftar permasalahanya disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Permasalahan Efektivitas Upaya Pemda dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual di Indonesia

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II BPK-RI Tahun 2015.

(11)

4

Ketidaksiapan dan tidak dilakukan perencanaan kebutuhan kompetensi dan

pelatihan SDM yang menangani fungsi keuangan,

aset, dan TI.

Ketidaksiapan SDM dalam penempatan

sebagai pengelola keuangan, aset, dan TI

sesuai dengan bidangnya.

Pelatihan /sosialisasi SDM

terkait dengan penerapan SAP

berbasis akrual belum memadai.

Sistem aplikasi belum

mampu menghasilkan

LK berbasis akrual.

Provinsi Bali

Kabupaten Badung

Kabupaten Gianyar

Kabupaten Denpasar

Dari Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 89 Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia atau sekitar 79% belum siap dalam perencanaan kebutuhan kompetensi dan pelatihan SDM yang menangani fungsi keuangan, aset, dan TI.

Sebanyak 87 Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia atau sekitar 78% belum siap dalam penempatan SDM sebagai pengelola keuangan, aset, dan TI sesuai dengan bidangnya. Sebanyak 84 Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia atau sekitar 75% belum memadai dalam pelatihan/sosialisasi SDM terkait dengan penerapan SAP berbasis akrual. Sebanyak 88 Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia atau sekitar 79% sistem aplikasi yang digunakan belum mampu menghasilkan laporan keuangan (LK) berbasis akrual. Permasalahan efektivitas upaya Pemda, terjadi di Pemerintah Provinsi Bali, berikut daftar permasalahanya disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Permasalahan Efektivitas Upaya Pemda dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual di Provinsi Bali

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II BPK-RI Tahun 2015.

Dari Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa sebanyak 3 Kabupaten di Provinsi Bali mengalami permasalahan, khususnya Pemda Gianyar yaitu pertama, ketidaksiapan Pemda dalam perencanaan kebutuhan kompetensi dan pelatihan

(12)

5

SDM yang menangani fungsi keuangan, aset, dan TI. Kedua, ketidaksiapan dalam penempatan SDM sebagai pengelola keuangan, aset, dan TI sesuai dengan bidangnya. Ketiga, sistem aplikasi yang digunakan belum mampu menghasilkan laporan keuangan (LK) berbasis akrual, sehingga dari permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk meneliti efektivitas aplikasi SIMDA yang ada di Pemkab Gianyar.

Sistem informasi dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi pemakainya jika didesain menjadi SI yang efektif, yang menandakan bahwa SI tersebut sukses didalam menunjang keberlangsungan organisasi. Pengukuran efektivitas SI sangat penting dilakukan agar SI tersebut dapat meningkatkan nilai tambah perusahaan (Hartono, 2007:47). Pengukuran efektivitas SI dilakukan agar tidak terjadi productivity paradox yaitu investasi yang mahal di bidang SI tetapi menghasilkan return yang rendah (Venkatesh dan Davis, 2000). Efektivitas SI yang dimaksud adalah sejauh mana SI yang diimplementasikan benar-benar memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan organisasi (Ozkan et al., 2008).

Pengukuran efektivitas SI telah menjadi topik penting bagi praktisi maupun peneliti seperti; Srinivasan (1985), Kumar (1990), Scott (1995), Yuthas dan Eining (1995), Khalil dan Elkordy (1996), Ferrat dan Agarwal (1996), Seddon (1999), Malik dan Goyal (2001) dan Ozkan et al. (2007). Pengukuran efektivitas SI bagi organisasi merupakan suatu keharusan karena sumber daya keuangan yang dialokasikan untuk SI cukup mahal, terlebih untuk negara-negara berkembang (Rau, 2004).

(13)

6

Mason (1978) memperkenalkan teori yang disebut dengan teori

“pengaruh” informasi (information “influence” theory) yang penekananya pada

“pengaruh” (“influence”) dari suatu informasi. Mason (1978) kemudian mengganti istilah efektivitas (effectiveness) dengan pengaruh (influence) dan mendefinisikan tingkatan pengaruh (influence level) dari informasi sebagai suatu jenjang dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada titik akhir penerima informasi.

Pengukuran efektivitas SI secara langsung seperti pengukuran biaya- manfaat masih sulit dilakukan (Laudon dan Laudon, 2008). Kepuasan pengguna (user satisfaction) secara luas telah diakui sebagai matriks kunci indikator

kesuksesan SI (DeLone dan Mclean, 1992; 2003). Konsisten dengan Gupta et al. ( 2007) yang menunjukkan bahwa kepuasan pengguna merupakan variabel

pengukur kesuksesan efektivitas SI. Penggunaan kepuasan pengguna merupakan pengukuran yang paling banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan SI, hal ini cukup beralasan karena jika pengguna SI merasa puas maka dianggap sebagai keberhasilan SI (Hartono, 2007:25). Kesulitan pengukuran efektivitas SI secara langsung, mendorong banyak peneliti seperti Bailey dan Person (1983), DeLone dan McLean (1992), Seddon (1997), Rai et al. (2002) serta DeLone dan McLean (2003), mengembangkan model pengukuran kesuksesan/efektivitas SI. Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana, model semacam ini disebut model yang parsimoni. Salah satu penelitian yang terkenal di area ini adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone and Mclean (1992).

DeLone and Mclean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni dan robust (kuat) yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi

(14)

7

DeLone and Mclean (D&M IS Success Model). Model kesuksesan ini cepat mendapat tanggapan, karena merupakan model sederhana tetapi dianggap cukup valid. Sejak dikenalkan tahun 1992 dan diperbaharui tahun 2003, model kesuskesan ini telah banyak diterapkan di beberapa penelitian empiris namun hasil yang ditunjukan sangat bervariasi dan penggunaan model kesuksesan ini di organisasi sektor publik relatif belum banyak dibuktikan sehingga penerapan model kesuksesan ini menjadi menarik untuk diteliti.

D&M IS Success Model merefleksikan enam pengukuran kesuksesan SI, yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), penggunaan (use), kepuasan pengguna (user satisfaction), dampak individual (individual impact), dan dampak organisasional (organizational impact). Kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas SI sendiri, ini terkait dengan kinerja dari SI itu sendiri. Kualitas informasi digunakan untuk mengukur kualitas keluaran atau output dari SI. Penggunaan adalah penggunaan keluaran SI oleh penerima atau pengguna SI. Kepuasan pengguna adalah respon pengguna terhadap penggunaan keluaran dari SI. Dampak individual merupakan efek dari keluaran SI terhadap perilaku pengguna. Dampak organisasi merupakan dampak dari perilaku pengguna keluaran SI terhadap kinerja organisasi (Hartono, 2007:

12-35). Besarnya penggunaan, kepuasan pengguna, dampak individual dan dampak organisasional mengukur tingkat efektivitas dari sistem informasi, (Shannon and Weaver, 1949; dan Mason, 1978).

DeLone dan McLean (1992) didasarkan pada model proses dan model kausal. Dari kedua model ini dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem dan kualitas

(15)

8

informasi secara mandiri dan bersama-sama mempunyai pengaruh (influence) terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna. Besarnya penggunaan dapat mempengaruhi kepuasan pengguna secara positif atau negatif. Penggunaan dan kepuasan pengguna mempengaruhi dampak individual dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasional.

Uji empiris terhadap Model DeLone dan McLean (1992) yang dilakukan McGill et al. (2003) menemukan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi merupakan prediktor yang signifikan bagi kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna berpengaruh pada penggunaan namun kualitas sistem maupun kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap penggunaan. Studi lain dilakukan Livari (2005) pada sektor publik menemukan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi juga merupakan prediktor yang signifikan bagi kepuasan pengguna. Kualitas sistem berpengaruh terhadap penggunaan namun kualitas informasi dan kepuasan pengguna tidak berpengaruh terhadap penggunaan. Perbedaan hasil yang ditunjukan McGill et al. (2003) dan Livari (2005) dapat menjadikan argumentasi research gap yang mendorong peneliti untuk menguji kembali Model DeLone dan

McLean (1992) pada objek dan waktu yang berbeda.

Ozkan et al. (2008) menemukan bahwa hampir dalam setiap penelitian efektivitas SI, karakteristik organisasi salah satu aspek yang paling penting dari penilaian efektivitas SI. Adanya Dukungan Manajemen Puncak pada suatu organisasi merupakan variabel lain yang perlu diperhatikan terkait efektivitas sistem informasi, walaupun kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh SI sudah memadai namun jika tidak mendapatkan dukungan dari pimpinan

(16)

9

pada satuan organisasi maka implementasi dari SI tersebut tidak akan optimal.

Beberapa peneliti seperti DeLone (1988), Ang et al. (2001), Tjhai (2002), Choe (1996), Igbaria et al. (1997), Acep (2006) sepakat bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kesuksesan SI, dalam hal ini berpengaruh pada kepuasan pengguna.

Rouibah et al. (2009) menemukan bahwa dukungan manajemen puncak memiliki pengaruh signifikan terhadap kegunaan (usefulness) dan kepuasan pengguna (user satisfaction), begitu juga kegunaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Dukungan manajemen puncak dimaksudkan yaitu keterlibatan pimpinan mengatasi masalah-masalah yang ada dengan dukungan sumberdaya dalam rangka implementasi SI. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lewis et al. (2003) yang menyatakan bahwa pengaruh institusional hanya terjadi pada kepercayaan kegunaan tetapi tidak berpengaruh pada kemudahan penggunaan (ease of use).

Seddon dan Kiew (1996) mereflikasi dan mengembangkan model DeLone dan McLean (1992), namun Seddon dan Kiew (1996) hanya melakukan pengujian secara parsial yaitu hanya melibatkan kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan dan kepuasan pengguna akan tetapi tidak melibatkan unsur dampak individual maupun dampak organisasional. Selanjutnya Seddon dan Kiew (1996) menambahkan satu variabel baru dalam model Delone and Mclean (1992).

Model DeLone dan McLean (1992) menggunakan penggunaan sebagai indikator kesuksesan SI. Implikasinya adalah apabila SI digunakan maka harus berguna/bermanfaat. Berdasarkan hal tersebut Seddon dan Kiew (1996),

(17)

10

mengembangkan model dengan mengganti penggunaan dengan kegunaan.

Kegunaan (usefulness) adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu SI tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis, 1989). Selanjutnya variabel baru yang dimasukkan adalah persepsi tentang pentingnya sebuah sistem (importance of the system). Pemikiran yang mendasari adalah keterlibatan pengguna (user involvement). Keterlibatan pengguna yang besar menunjukkan bahwa sistem itu penting dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Persepsi tentang pentingnya sebuah sistem akan berdampak pada tujuan masing-masing pengguna yang akan berpengaruh terhadap kesuksesan SI.

Model kesuksesan Delone and Mclean (1992) telah banyak diterapkan di beberapa penelitian empiris namun hasil yang ditunjukan sangat bervariasi salah satunya penelitian oleh McGill et al. (2003) dan Livari (2005). Penerapan model kesuksesan Delone and Mclean di organisasi sektor publik relatif masih belum begitu jelas sehingga menjadi menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengkaji kesuksesan sistem informasi berbasis teknologi dengan menggunakan model kesuksesan Sistem Informasi Delone and Mclean (1992) yang dikembangkan oleh Seddon and Kiew (1996). Penelitian ini memodifikasi model yang dikembangkan Seddon and Kiew (1996) dan diterapkan pada sektor publik. Secara umum tujuan penelitian ini menganalisis efektivitas sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) di Pemerintah Kabupaten Gianyar yang diproksikan dengan kegunaan dan kepuasan pengguna. Secara lebih spesifik, tujuan penelitian ini menguji pengaruh kualitas sistem, kualitas informasi, dukungan manajemen puncak terhadap kegunaan dan kepuasan pengguna.

(18)

11

Alasan dilakukan penelitian ini adalah (1) adanya pemanfaatan SI pada sektor publik menuntut manajemen SI yang efektif agar SI benar-benar memberikan nilai tambah bagi organisasi pemakainya, (2) pengukuran efektivitas SI penting dilakukan agar tidak terjadi productivity paradox, (3) uji empiris model kesuksesan/efektivitas SI menemukan hasil yang bervariasi, ini menimbulkan research gap bagi peneliti dan penerapan model kesuksesan Delone and Mclean di

organisasi sektor publik relatif belum banyak dibuktikan sehingga penerapan model kesuksesan ini menjadi menarik untuk diteliti, (4) analisis efektivtitas SIMDA belum pernah dilakukan sejak diimplementasikan tahun 2007 yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah. Penelitian ini memodifikasi variabel importance of the system dalam model penelitian Seddon and Kiew (1996) dengan

variabel dukungan manajemen puncak seperti dalam Rouibah et al. (2009) karena variabel Importance of the system pada penelitian Seddon and Kiew (1996) hanya berpengaruh terhadap kegunaan namun tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Variabel dukungan manajemen puncak diharapkan berpengaruh terhadap kegunaan dan juga kepuasan pengguna pada model yang digunakan dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap kegunaan SIMDA?

2) Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kegunaan SIMDA?

(19)

12

3) Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kegunaan SIMDA?

4) Apakah kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna SIMDA?

5) Apakah kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna SIMDA?

6) Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna SIMDA?

7) Apakah kegunaan SIMDA berpengaruh terhadap kepuasan pengguna SIMDA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris untuk mengetahui:

1) Pengaruh kualitas sistem terhadap kegunaan SIMDA.

2) Pengaruh kualitas informasi terhadap kegunaan SIMDA.

3) Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kegunaan SIMDA.

4) Pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna SIMDA.

5) Pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna SIMDA.

6) Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna SIMDA.

7) Pengaruh kegunaan SIMDA terhadap kepuasan pengguna SIMDA.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(20)

13

1) Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menghasilkan model kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan dari model Seddon and Kiew (1996) dihubungkan dengan theory of reasoned action (TRA) dan social cognitive theory (SCT)

khususnya penelitian pada sektor publik. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama penelitian mengenai model kesuksesan implementasi aplikasi SIMDA.

2) Manfaat praktis

Penelitian ini dapat dijadikan dasar kebijakan dalam rangka meningkatkan efektivitas aplikasi SIMDA. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam rangka evaluasi dan pengembangan aplikasi SIMDA.

(21)

14

Referensi

Dokumen terkait

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada

Dalam kepekaan mengenali gejala anak, didapatkan tiga informan mulai menyadari adanya keanehan pada kemampuan komunikasi dan perilaku anak pada usia kurang dari 2 tahun,

Maksud dan tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengevaluasi tarif tol berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan ( BOK ) ketiga bagian jalan tol, yaitu Seksi A, Seksi B, Seksi

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara

Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakn dalam kegiatan KKN UNNES BMC berupa pendampingan belajar bagi anak sekolah yang dilakukan dengan metode

Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden, lansia yang tinggal di Panti Werdha Griya Asih

Hasil karakterisasi spektra inframereh (IR) zeolit alam nonaktivasi dan teraktivasi yang digunakan dalam proses pemurnian garam dapur sebelum rekristalisasi disajikan pada Gambar