PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2010
Disusun oleh:
Desy Gigih Pratiwi 3306 100 072
LATAR BELAKANG
Wet Scrubber
Sekrapan
Pendingin Metal
Telah memenuhi Baku Mutu SK. Gub. Jatim
No.45 Tahun 2002
Air Imbibisi
Tidak memenuhi Baku Mutu SK. Gub.
Jatim No.45 Tahun 2002
Air Pemadam
Kapur REDESIGN IPAL
MEMANFAATKAN KONDISI EKSISTING
PROSES AEROBIK
PROSES ANAEROBIK
KOLAM AERASI ABR
1. Merencanakan ulang unit-unit pengolahan air limbah dengan
memanfaatkan kondisi eksisting serta menambahkan bangunan pengolah
lumpur.
TUJUAN PERENCANAAN
lumpur.
2. Memberikan alternatif pengolahan
limbah cair yang akan digunakan.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KAPASITAS PRODUKSI
Pabrik Gula Toelangan terletak di Desa
Tulangan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, tepatnya 30 km dari Surabaya
dan terletak di tepi jalan utama Pilang-
Tulangan serta diapit oleh 2 anak Sungai Brantas, yaitu Sungai Bagepuh dan Sungai Brantas, yaitu Sungai Bagepuh dan Sungai Kedung Uling yang akhirnya bermuara di Selat Madura.
Kapasitas produksi di PG. Toelangan
METODOLOGI PERENCANAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel karakteristik tiap sumber air limbah yang akan masuk ke IPAL PG. Toelangan
Tabel baku mutu limbah cair SK. Gub. Jatim No. 45 Tahun 2002
Pemilihan Alternatif Pengolahan
Kenapa ABR (Anaerobic Baffle Reactor)???
• Efisiensi removal BOD yang tinggi (72 – 99%)
• Sludge yang dihasilkan lebih sedikit karena pertumbuhan sludge rendah
• Lahan yang diperlukan tidak begitu luas
• Effluen yang dihasilkan tidak berbau
• Effluen yang dihasilkan tidak berbau
• Biaya operasional dan pemeliharaan rendah
• Stabil terhadap shock loading
• Operasionalnya lebih mudah
BAK PENGENDAP ABU
BAK PENANGKAP MINYAK
C O O L I N G
T O W E R
B A K
P E N A
SUNGAI BAGEPUH
BP I
BP II KOLAM AERASI
A M P U N G
BAGEPUH
Kondisi eksisting IPAL PG Toelangan :
1. 2 Unit Bak Pengendap Abu (10 m x 1 m x 1.775 m)
2. 2 Unit Bak Penangkap Minyak (10 m x 5 m x 1.775 m)
3. 1 Unit Cooling Water 3. 1 Unit Cooling Water
4. 1 Unit Bak Penampung (10 m x 4 m x 2 m) 5. 1 Unit Bak Pengendap Awal (30 m x 10 m
x 2 m)
6. 1 Unit Kolam Aerasi (35 m x 25 m x 2 m)
7. 2 Unit BaK Pengendap Akhir (21 m x 6 m x 2 m)
Dengan melihat kondisi eksisting IPAL PG Toelangan maka bangunan pengolahan air limbah yang perlu ditambahkan :
ABR
ANAEROBIKBANGUNANSDB
PENGOLAH LUMPURBANGUNANMASS BALANCE
Karakteristik limbah effluen IPAL yang baru
Kebutuhan lahan IPAL PG. Toelangan
BOQ DAN RAB
KESIMPULAN
1. Karena semua bangunan pengolahan yang lama masih beroperasi maka akan tetap digunakan untuk perencanaan IPAL PG. Toelangan yang baru ini.
Perencanaan ini perlu menambahkan bangunan proses anaerobik yang menggunakan Anaerobic Baffle Reactor (ABR) yang sekiranya dapat meremoval air limbah PG. Toelangan dan Sludge Drying Bed (SDB).
2. Adanya bangunan tambahan Anaerobic Baffle Reactor (ABR) Dimensi :
• - Panjang = 12,5 m
• - Lebar = 2,5 m
• - Kedalaman = 2,5 m Sludge Drying Bed
Dimensi :
• - Panjang = 10 m
• - Lebar = 2,5 m
• - Kedalaman = 1 m
BAK PENGENDAP ABU
BAK PENANGKAP MINYAK
C O O L I N G
T O W E R
B A K
P E N A
SUNGAI BAGEPUH
BP I
BP II KOLAM AERASI
A M P U N G
BAGEPUH
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut hasil analisa 5 sumber limbah cair di PG. Toelangan:
Baku Mutu Limbah Cair SK.Gub. Jatim No.45 Tahun 2002
Kondensor Kondensor Kondensor
Kondensor DigabungDigabungDigabungDigabung dengandengandengandengan Buangan
BuanganBuangan
Buangan LimbahLimbahLimbahLimbah CairCairCairCair
Kondensor Dipisah dengan Kondensor Dipisah dengan Kondensor Dipisah dengan Kondensor Dipisah dengan
Buangan Limbah Cair Buangan Limbah Cair Buangan Limbah Cair Buangan Limbah Cair
Volume Limbah Cair Maximum per Satuan Produk 180 m3/ton
produk
Volume Limbah Cair
Maximum per Satuan Produk Limbah Cair : 5 m3/ton produk Kondensor : 175
m3/ton produk Kadar
Kadar Maksimum (mg/l) Parameter
Kadar Maksimum
(mg/l)
Kadar Maksimum (mg/l) Limbah Cair Kondensor
BOD5 21.1 60 20
COD 41.7 100 40
TSS 20.8 50 20
Minyak dan
Lemak 2.08 5 2
pH 6 - 9
Bangunan pengolahan air limbah yang baru ini menggunakan proses aerobik dan anaerobik. Proses aerobik tetap
menggunakan kolam aerasi dan proses anaerobik dengan menggunakan Anaerobic Sequencing Batch Reactor
(ASBR).
Anaerobic Sequencing Batch Reactor (ASBR) merupakan pretreatment air limbah dengan proses anaerobic yang menggunakan reaktor batch. Dalam prosesnya terjadi menggunakan reaktor batch. Dalam prosesnya terjadi
inokulasi biomassa anaerob yang berpotensi menghasilkan gas metana karena proses pengadukan (mixing). Air limbah dari bak penangkap minyak menuju ke bak penampung
selanjutnya dipompa ke ASBR dengan sistem
Programmable Logic Control (PLC), apabila volume
ASBR sudah penuh maka aliran dari bak penampung akan terhenti.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari proses
aerobik dan anaerobik :
IPAL PG. TOELANGAN YANG DIRENCANAKAN
Anaerobic Sequencing Batch Reaktor (ASBR)
Efisiensi removal COD pada Anaerobic
Sequencing Batch Reaktor (ASBR) sebesar 38- 50% untuk organic loading antara 0,37 g
COD/l-0,54 g COD/l dengan SRT lebih dari 150 hari (Li et all, 2005), sedangkan COD 150 hari (Li et all, 2005), sedangkan COD
yang masuk ke dalam Anaerobic Sequencing Batch Reaktor (ASBR) sebesar 431 mg/l maka dapat dianggap bahwa organic loadingnya
sebesar 0,431 g COD/l maka efisiensi removal
COD yang digunakan sebesar 44,6 %.
Berikut dimensi IPAL PG. Toelangan yang akan direncanakan :
Bangunan yang masih beroperasi dengan baik
1. Bak Pengendap Abu Dimensi :
- Panjang = 10 m - Lebar = 1 m
- Kedalaman = 1,5 m
2. Bak Penangkap Minyak 2. Bak Penangkap Minyak Dimensi :
- Panjang = 10 m - Lebar = 5 m
- Kedalaman = 1,5 m 3. Sumur Pengumpul Dimensi :
- Panjang = 10 m - Lebar = 4 m - Kedalaman = 2 m
4. Bak Pengendap I Dimensi :
- Panjang = 30 m - Lebar = 10 m - Kedalaman = 2 m
5. Kolam Aerasi Dimensi :
- Panjang = 35 m - Lebar = 25 m - Lebar = 25 m - Kedalaman = 2 m
6. Bak Pengendap II Dimensi :
- Panjang = 21 m - Lebar = 6 m - Kedalaman = 2 m
Bangunan tambahan 1. Bak Penampung Dimensi :
- Panjang = 10 m - Lebar = 10 m - Kedalaman = 3 m
2. Anaerobic Sequencing Batch Reactor (ASBR) Dimensi :
Dimensi :
- Diameter = 8,5 m - Tinggi = 5 m
3. Sludge Drying Bed Dimensi :
- Panjang = 10 m - Lebar = 2,5 m - Kedalaman = 1 m
Kebutuhan Lahan IPAL PG. Toelangan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Instalasi pengolahan air limbah di PG. Toelangan
masih berjalan dengan baik dan menghasilkan effluen yang sesuai dengan standar baku mutu limbah cair
industri gula menurut SK. Gub. Jatim No. 45 Tahun industri gula menurut SK. Gub. Jatim No. 45 Tahun 2002.
• Karena adanya sumber limbah yang harus diolah yaitu air imbibisi dan air pemadam kapur maka IPAL PG.
Toelangan perlu didesain ulang dengan memanfaatkan kondisi eksisting.
• Perencanaan ulang IPAL PG. Toelangan
menggunakan proses aerobic dan anaerobic.
Saran
• Pemilihan bangunan pengolahan air limbah hendaknya memperhatikan kondisi daerah perencanaan dan karakteristik air limbahnya.
• Perawatan terhadap bangunan pengolahan air limbah
• Perawatan terhadap bangunan pengolahan air limbah sangat penting untuk diperhatikan agar kinerja
bangunan pengolahan air limbah tetap baik sesuai
dengan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
• Benefield, L. D. et. Al. 1982. Process Chemistry For Water and Wastewater Treatment. Prantice Hall. New Jersey, USA.
• Droste RL, 1997. Theory And Practice Of Water and Wastewater Treatment.
John Willey & Sons, Inc. New York, USA.
• Eckenfelder, W. W. 2000. Industrial Water Pollution Control 3th Edition. Mc Graw Hill. New York.
• Horan, N. J. 1990. Biological Wastewater Treayment System Theory and
• Horan, N. J. 1990. Biological Wastewater Treayment System Theory and Operation. John Willey & Sons, Inc. USA.
• Mara, D. 1978. Sewage Treatment In Hot Climate, John Willey & Sons, Inc.
USA.
• Metcalf & Eddy, Inc. 2003. Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse 4th Edition. Mc Graw Hill. New York.
• Sutawijaya I.B.G. 2005. Kerja Praktek : Evaluasi Sistem Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula Watoetoelis. Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.