• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kekuatan Ikat Gesr Resin Komposit Nanofiller pada Dentin yang Diaplikasikan Bonding Generasi V dan Generasi VII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kekuatan Ikat Gesr Resin Komposit Nanofiller pada Dentin yang Diaplikasikan Bonding Generasi V dan Generasi VII."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Resin komposit nanofiller merupakan resin komposit kedokteran gigi yang memiliki ukuran partikel sebesar 5-10 nm. Komposit nanofiller memiliki kekuatan mekanis setara komposit hybrid dan karakteristik estetis yang baik seperti komposit microfiller. Bonding agent diperlukan agar menghasilkan ikatan yang baik antara gigi dan resin komposit nanofiller. Kekuatan ikat geser suatu restorasi perlu diuji karena proses mastikasi berhubungan dengan pergerakan geser pada interface gigi dan restorasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller pada dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan generasi VII.

Penelitian eksperimental ini menggunakan sampel 32 gigi premolar permanen rahang atas yang bebas karies. Gigi direndam di dalam larutan normal saline selama 24 jam dan dipreparasi datar 2 mm di atas CEJ. Sampel dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diaplikasikan bonding generasi V dan kelompok kedua diaplikasikan bonding generasi VII. Sampel dilakukan uji kekuatan ikat geser dengan LLOYD Universal Testing Machine dengan kecepatan 0.5 mm/menit. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji ANAVA satu arah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekuatan ikat geser yang signifikan yaitu p = 0,0001 (p < 0,05) pada kedua kelompok sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller pada dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan generasi VII.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Nanofiller composite resin is dentistry composite material which has a particle size average 5-10 nm. Nanofiller composite resin has fine mechanical strength as hybrid composite and esthetic value as microfiller composite. Bonding agent is needed to produce a good bond between teeth and nanofiller composite resin. Shear bond strength on restoration need to be tested because the process of mastication is relating to the shear along the teeth and restoration interface. The purpose of this study was to compare shear bond strength of nanofiller composite resin to dentin that were applied by fifth generation and seventh generation bonding systems.

This experimental study used a sample of 32 permanent maxillary premolar teeth with no caries. Teeth was immersed in normal saline for 24 hours. The teeth were cut prepared flat 2 mm above the CEJ. The samples were divided into two groups. The first group was applied with bonding generation V and the second group was applied with bonding generations VII. Samples immersed in normal saline for 24 hours and tested the strength of the shear force with LLOYD Universal Testing Machine with a speed of 0.5 mm/minute. The data were analyzed using one-way ANOVA.

The results showed that between two study groups the differences of shear strength values were significant at p = 0.0001 (p <0.05) so it can be concluded that there are significant effect of the shear bond strength of nanofiller composite resin to dentin that were applied by fifth generation and seventh generation.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.4.1 Manfaat Ilmiah... 4

1.4.2 Manfaat Praktisi ... 5

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran ... 5

1.6 Metodologi ... 9

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Komposisi Gigi ... 10

2.2 Karies Dentin ... 11

2.3 Komposit Dental ... 12

2.4 Sistem Adhesif pada Dentin ... 14

2.5 Bonding Agent ... 17

2.6 Bonding Generasi V ... 19

2.7 Bonding Generasi VII ... 21

2.8 Kekuatan Ikat Geser ... 22

BAB III ALAT DAN METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Alat dan Bahan ... 24

3.2 Metode Penelitian ... 25

3.2.1 Desain Penelitian ... 25

3.2.2 Variabel Penelitian ... 25

3.2.3 Definisi Operasional ... 26

3.2.4 Perhitungan Besar Sampel ... 27

3.3 Prosedur Penelitian ... 28

3.3.1 Persiapan Sampel ... 28

3.3.2 Prosedur Bonding ... 29

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.3.4 Uji Kekuatan Ikat Geser ... 32

3.4 Metode Analisis ... 32

3.4.1 Analisis Data ... 33

3.4.2 Hipotesis Statistik ... 34

3.4.3 Kriteria Uji ... 34

3.5 Alur Penelitian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.2 Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Simpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 47

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Bonding Agent ... 17

Tabel 4.1. Hasil Uji Kekuatan Ikat Geser ... 36

Tabel 4.2. Hasil Tes Normalitas ... 37

Tabel 4.3. Hasil Tes Homogenitas ... 37

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Smear Layer pada Dentin ... 11

Gambar 2.2. Skema Komposit Nanofiller ... 14

Gambar 2.3. Prinsip Bonding dengan Bahan Coupling Agent ... 16

Gambar 2.4. SEM dari Dentin yang telah Dietsa ... 18

Gambar 2.5. Ikatan Resin pada Dentin dengan Bonding Generasi V ... 20

Gambar 2.6. Ikatan Resin pada Dentin dengan Bonding Generasi VII ... 22

Gambar 2.7. Universal Testing Machine ... 23

Gambar 3.1. Pemendaman Gigi Premolar Atas ... 28

Gambar 3.2. Preparasi Gigi ... 29

Gambar 3.3. Etsa Permukaan Dentin selama 15 detik ... 39

Gambar 3.4. Pengolesan Bonding Agent Generasi V ... 30

Gambar 3.5. Pengolesan Bonding Agent Generasi VII ... 30

Gambar 3.6. Penumpatan Komposit Nanofiller ... 31

Gambar 3.7. Penyinaran Komposit Nanofiller selama 40 detik... 31

Gambar 3.8. Pengujian Kekuatan Ikat Geser ... 32

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 47

Lampiran 2 Foto Alat dan Bahan Penelitian ... 48

Lampiran 3 Hasil Uji Kekuatan Ikat Geser ... 49

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karies adalah penyakit gigi yang paling umum terjadi. Karies merupakan suatu penyakit mikrobiologi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan terjadinya demineralisasi bahan anorganik gigi dan kerusakan pada substansi organik gigi. Penyebab karies yaitu adanya aksi mikroorganisme dan fermentasi karbohidrat. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak, yaitu sekitar 60% sampai 90% anak memiliki karies gigi.1,2

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha utama yaitu matriks organik, partikel pengisi anorganik, coupling agent, dan sistem inisiator-akselerator.Resin komposit dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan ukuran, jumlah, dan komposisi dari filler anorganiknya yaitu resin komposit macrofiller, microfiller, dan hybrid. Dua generasi terbaru dari resin komposit hybrid yaitu

nanofiller, nanohybrids, dan microhybrids.Komposit nanofiller memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan komposit microfiller. Komposit nanofiller memiliki kekuatan mekanis setara komposit hybrid dan karakteristik estetis yang baik seperti komposit microfiller. Komposit nanofiller ini memiliki banyak keuntungan yaitu mengurangi polymerization shrinkage, meningkatkan karakteristik optik, retensi yang lebih baik, dan mengurangi wear karena pengurangan perbedaan antara matriks polimer dan ukuran partikel filler dan peningkatan beban filler.1-5,6

Adhesi atau bonding merupakan suatu proses pembentukan adhesive joint. Substrat inisial disebut dengan adheren, dimana suatu bahan menghasilkan suatu interface yang disebut dengan adhesif. Jika terdapat dua substrat yang bergabung,

maka adhesif menghasilkan dua interface sebagai bagian dari adhesive joint. Pada kedokteran gigi, kebanyakan adhesive joint melibatkan dua permukaan. Ada beberapa tahap untuk menciptakan lapisan adhesif dan tahap ini akan melibatkan komponen yang terpisah. Komponen ini disebut dengan bonding agent. Bonding agent saat ini terdiri dari tiga bahan utama yaitu etsa, primer, dan adhesif yang

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha yang terdapat pada komposit. Alasan untuk menggunakan bahan adhesif dalam restorasi yaitu untuk mencegah adanya kebocoran, untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan pulpa, dan dapat memberikan preparasi gigi yang lebih konservatif (pengurangan struktur gigi minimal).4,7

Sistem adhesif yang digunakan untuk bonding resin ke enamel dan dentin telah berkembang melalui beberapa “generasi” dengan adanya perubahan pada struktur

kimia, mekanisme, jumlah botol, teknik aplikasi, dan efektivitas klinisnya. Bonding terdiri dari tiga komponen utama yatitu etsa, primer, dan adhesive. Etsa merupakan asam yang akan melarutkan secara selektif pada struktur gigi untuk memberikan retensi bagi restorasi. Primer merupakan monomer hidrofilik yang biasa terdapat pada solvent. Adhesive terdiri dari oligomer dimetakrilat dan bersifat hidrofobik. Bonding generasi V merupakan versi yang telah disederhanakan dari bonding

generasi IV, karena pada bonding ini primer dan adhesif berada pada satu botol sedangkan pada bonding generasi IV, primer dan adhesif dalam botol yang terpisah. Proses etsa akan menghilangkan seluruh smear layer dan membuka tubulus dentin

sehingga penetrasi bahan bonding lebih baik. Smear layer yang telah dihilangkan akan

menyebabkan jaringan kolagen menjadi kolaps. Maka dari itu, dikembangkanlah

sistem adhesif yang menggabungkan etsa, primer, dan adhesif dalam 1 botol yaitu

bonding generasi VII. Bonding generasi VII telah disederhanakan dengan

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha aplikasi bahan lebih mudah dan cocok untuk pasien anak-anak yang kurang kooperatif.8,9

Ikatan yang kuat dan tahan lama antara bahan restorasi dan substrat gigi sangatlah penting, tidak hanya dari sisi mekanis, tetapi juga biologis dan estetik. Adaptasi margin yang baik akan mengurangi microleakage, stain, iritasi pulpa, dan karies rekuren. Dalam pemilihan sistem adhesif untuk penggunaan klinis, kekuatan ikat, dan kemampuan sealing memiliki peran yang penting.10

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas maka penulis tertarik ingin meneliti perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller dengan dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan generasi VII.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller pada dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan generasi VII?

1.3. Maksud dan Tujuan

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat ilmiah dan manfaat praktis yang

akan diuraikan sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi dalam

bidang kedokteran gigi khususnya dalam bidang ilmu biomaterial mengenai perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller pada dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan generasi VII sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa calon dokter gigi saat terjun ke dunia kedokteran gigi juga untuk menambah bahan kepustakaan dari institusi pendidikan.

1.4.2. Manfaat praktis

Sebagai dasar bagi dokter gigi dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan

gigi masyarakat agar restorasi dapat dipertahankan lebih lama di rongga mulut.

1.4.3. Manfaat akademis

Sebagai referensi atau acuan untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian

selanjutnya.

1.5. Kerangka Pemikiran

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha mencegah karies diperlukan eliminasi satu atau lebih dari faktor-faktor ini. Bakteri pada plak gigi mampu memfermentasikan karbohidrat yang kemudian akan menghasilkan asam, menyebabkan pH menurun dalam hitungan menit, sehingga terjadi demineralisasi pada jaringan gigi dan membentuk kavitas. Kavitas secara permanen merusak jaringan keras pada gigi dan berkembang dalam bentuk lubang kecil. Kavitas dapat diperbaiki dengan bahan restorasi.11

Pada era kedokteran gigi estetik, bahan restorasi resin merupakan pilihan yang baik. Restorasi ini terbukti memiliki warna yang sama dengan gigi dan mampu bertahan dalam lingkungan rongga mulut. Bahan restorasi komposit telah dikembangkan untuk meminimalisir kekurangan yang dibuktikan dengan mengembangkan partikel nanofill (1 nm = 1/1000 μm) dalam bentuk nanomeric (NM) and nanocluster (NC). Penggabungan dari dua jenis nanofiller ini menghasilkan kombinasi terbaik dari ketahanan fisik, estetik, dan retensi poles yang lama. Komposit nanofiller memiliki ukuran partikel 5-10 nm. Kelebihan komposit nanofiller yaitu high polish, translusensi gigi yang baik, sifat mekanis yang optimal,

stabilitas warna baik, resisten terhadap stain, resisten terhadap high wear, dapat digunakan baik untuk restorasi anterior maupun posterior dan untuk splinting gigi.1,8

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha berpenetrasi pada permukaan dentin yang basah. Dentin adhesive yang tersedia yaitu 3-step, 2-step, dan 1-step adhesives tergantung dari metode penggabungan antara etsa, primer, dan bonding. Beberapa peneliti telah berusaha meningkatkan efisiensi dari bonding agent pada dentin. Etsa pada enamel dan dentin dengan menggunakan bonding generasi V telah menunjukkan efisiensi klinis yang baik. Kemajuan revolusioner bonding agent pada dentin yaitu aplikasi etsa, primer, dan bonding secara simultan dalam sistem bonding generasi VII.9,12

Bonding generasi V diperkenalkan pada pertengahan tahun 1990, terdiri dari tiga komponen yaitu etsa (asam fosfat), primer (PENTA dan methacrylated phosphonates), dan solvent (acetone dan ethanol/air). Ketika primer/adhesif diaplikasikan, solvent berdifusi ke dalam air. Keuntungannya yaitu primer self-etching yang didesain untuk dentin yang kering. Primer self-self-etching dapat

menggunakan smear layer sebagai substrat bonding. Meskipun bonding ini diaplikasikan pada dentin yang basah, permukaan dentin dapat mengering saat preparasi kavitas karena mineralisasi dentin. Keuntungan lainnya yaitu bonding ini mengetsa jauh ke dalam dentin sampai ke smear layer untuk menghilangkan smear plug pada tubuli. Kekurangan dari bonding agent generasi V yaitu kurangnya

beberapa komponen yang diperlukan untuk ikatan multisubstrate.13

Bonding generasi VII diperkenalkan pada tahun 2002, menggabungkan etsa,

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha anhydride) dalam acetone/water solvent, dan gluma desensitizer, 4-META monomer. Gluma desensitizer berguna untuk mencegah sensitivitas gigi. Kekurangan bonding agent generasi VII yaitu tidak cocok digunakan dengan komposit self-cured atau semen resin.9

Struktur gigi yang normal mengirimkan gaya melalui enamel ke dentin sebagai

kompresi yang akan didistribusikan melebihi volume internal struktur. Gigi yang telah direstorasi akan mengirimkan tekanan yang berbeda dengan gigi yang masih utuh. Gaya apapun pada restorasi yang menghasilkan kompresi, tekanan atau gaya geser pada gigi/interface restorasi, menyebabkan distribusi gaya yang kompleks, kombinasi dari gaya tekan, tarik, dan geser. Proses mastikasi berkaitan dengan terjadinya pergeseran, kekuatan adhesif pada permukaan suatu bahan dilihat dari kekuatan ikat gesernya. Berdasarkan penelitian oleh Viresh (2009), menunjukkan bahwa bonding two-bottle system (bonding generasi VI) memiliki kekuatan ikat tarik 30 persen lebih besar dibandingkan single-bottle system (bonding generasi VII). Tingginya kekuatan ikat bonding generasi VI dibandingkan bonding generasi VII dikarenakan bonding generasi VI memiliki pH yang lebih rendah, adanya pelarut organik dalam bentuk ethanol, konsentrasi pelarut yang rendah, demineralisasi dan etsa yang terbatas pada dentin, dan derajat polimerisasi yang tinggi.14,15

Berdasarkan pemaparan di atas maka didapatkan hipotesis dari penelitian ini

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha

1.6. Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis statistik metode ANAVA satu arah dengan α = 0,05.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

(18)

42 Universitas Kristen Maranatha

Bab V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis statistik yang dilakukan,

maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kekuatan ikat geser resin komposit nanofiller pada dentin yang diaplikasikan bonding generasi V dan bonding generasi VII dengan kekuatan ikat geser pada resin komposit nanofiller

yang diaplikasikan bonding generasi V lebih besar dibandingkan resin komposit nanofiller yang diaplikasikan bonding generasi VII.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan bahan bonding dengan generasi VI.

(19)

PERBEDAAN KEKUATAN IKAT GESER RESIN

KOMPOSIT NANOFILLER PADA DENTIN YANG

DIAPLIKASIKAN BONDING GENERASI V DAN

GENERASI VII

SKRIPSI

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

CINDY CHRISTI HARTANTO

1390003

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

(20)

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

anugerah dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Kekuatan Geser Resin Komposit Nanofiller pada Dentin yang Diaplikasikan Bonding Generasi V dan Generasi VII”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Semua ini berkat setiap bantuan, semangat dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini indah pada waktu-Nya. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa karena hanya atas ijin dan karunianya maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Saya tidak akan sanggup menyelesaikan skripsi ini tanpa pertolongan, kekuatan, dan campur tangan Tuhan.

(21)

viii

3. Drg. Winny Suwindere, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

4. Drg. Angela Evelyna M, Kes selaku pembimbing utama yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan senantiasa memberikan masukan kepada saya.

5. Drg. Rudy Djuanda Sp. KG selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan saran, kritik, bantuan, dan arahan selama saya menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

6. Ketiga kakak yang tercinta Anthony, Henry, dan Billy yang telah memberikan keceriaan dan dukungan selama pembuatan skripsi ini.

7. Partner skripsi saya Karina A. yang telah setia menemani disaat susah dan senang selalu bersama-sama saat melakukan penelitian.

8. Kepada Danang Tri atas masukan dan bantuannya saat melakukan penelitian. 9. Kepada Imelda Ruth yang telah membantu saat pengumpulan alat dan bahan

yang digunakan untuk penelitian.

10. Kepada sahabat-sahabat baik saya Debby dan Chindra terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan sampai detik ini.

11. Kepada teman seperjuangan Gina, Stella, dan Eka yang selama masa perkuliahan ini terus bersama-sama memberikan semangat.

12. Kepada staff Fakultas Kedokteran Gigi Maranatha Mas Deden dan Mas Dedi yang telah membantu dalam penggunaan laboratorium.

(22)

ix

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, oleh sebab penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat membangun demi penyempurnaan penulisan serupa di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Kedokteran Gigi.

Bandung, Mei 2017 Penulis,

(23)

43 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Garg N, Garg A. Textbook of preclinical conservative dentistry. India: Jaypee; 2011. p. 40,51,205-206.

2. Dogan O. Dental caries: the most common disease worldwide and preventive strategies. Int J Biology [serial on the Internet]. 2013 [cited 2016 Aug 26];5(4):55. Available from: http://www.ccsenet.org/journal/index.ph p/ijb/article/view/30219.

3. Borges AL, Costa AK, Saavedra GS, et al. Stability of composites: effect of immersion media. J Appl Oral Sci [serial on the Internet]. 2011 [cited 2016 Aug 30]; 24(2): 194. Available from:http://www.actaodontologicalat.com/a rchivo/v24n2/fulltext/articulo11.pdf.

4. Craig RG, John MP, John CW. Restorative dental materials. 13th ed. China: Mosby Co; 2012. p. 167-168,329-330.

5. Manappallil JJ, Shetty VS. Basic dental materials. 3nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2010. p. 145.

6. Sapra V, Taneja S, Kumar M. Surface geometry of various nanofiller composites using different polishing systems: a comparative study. J Conserv Dent [serial on the Internet]. 2013 Nov-Dec [cited 2016 Aug 30];16(6):559. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC3842728/.

7. Kidd EA, Smith BG, Watson TF. Pickard’s manual of operative dentistry. 10th ed. Oxford: Oxford University Press Inc; 2010. p. 110.

(24)

44

Universitas Kristen Maranatha 9. Kaur H, Nandlal B. Bonding agents in pit and fissure sealants. Int J Clin

Pediatr Dent [serial on the Internet]. 2009 Sep-Dec [cited 2016 Aug 27];2(3):2-3. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P MC406574/pdf/ijcpd-021.pdf.

10.Qualtrough AJE, Satterthwaite JD, Morrow LA, et al. Principles of operative dentistry. Munksgaard: Blackwell; 2005. p. 14-15.

11.Korkmaz Y, Gurgan S, Firat E, et al. Shear bond strength of three different nano-restorative materials to dentin. Oper Dent [serial on the Internet]. 2010 Jan-Feb [cited 2016 Sep 3];35(1):50-51. Available from: http://www.jopden tonline.org/doi/pdf/10.2341/09-051-L.

12.Afshar H, Baradaran Y, Rahro S, et al. Bond strength of 5th, 6th and 7th generation bonding agents to intracanal dentin of primary teeth. J Dent [serial on the Internet]. 2015 Feb [cited 2016 Aug 27];12(2):90-91,95-96. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4434132. 13.Afshar H, Baradaran Y, Rahro S. Dentin bonding agents I: complete

classification. World J Dent [serial on the Internet]. 2011 Oct-Dec [cited 2016 Sep 5];2(4):368. Available from: http://www.academia.edu/801204/D entin_Bonding_Agents_I_Complete_Classification_A_Review_Dentin_B onding_Agents_I_Complete_Classification_A_Review.

14.Afshar H, Baradaran Y, Rahro S. Comparison of shear bond strength of aesthetic restorative materials. Contemp Clin Dent [serial on the Internet]. 2012 Jan-Mar;3(1):22. Available from: http://medind.nic.in/cab/t12/i1/cabt 12i1p22.pdf.

15.Chopra V, Sharma H, Datta S. A comparative evaluation of the bonding efficacy of two-step vs all-in-one bonding agents: an in vitro study. J Conserv Dent Dent [serial on the Internet]. 2009 Jul-Sep [cited 2016 Sep 20];12(3):101-102. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti cles//PMC2879715/.

(25)

45

Universitas Kristen Maranatha 17.Jain N, Wadkar A. Effect of nanofiller technology on surface properties of

nanofilled and nanohybrid composites. Int J Dent Oral Health [serial on the Internet]. 2015 [cited 2017 Jan 19];1(1):1. Available from: http://www.scifo rschenonline.org/journals/dentistry/article-data/IJDOH-1-103/IJDOH.pdf 18.Hamouda IM, Elkader HA. Evaluation the mechanical properties of

nanofilled composite resin restorative material. J Biomater Nanobiotechnol [serial on the Internet]. 2012 [cited 2017 Jan 19];3:238. Available from: http://file.scirp.org/pdf/JBNB20120200012_47361778.pdf.

19.McCabe JF, Walls A. Applied dental materials. 9th ed. Singapore: Blackwell Publishing; 2008. p. 327-330.

20.Schmalz G, Arenholt-Bindslev D. Biocompatibility of dental materials. Germany: Springer; 2009. p. 103.

21.Gupta S, Swati KG, Biswal S, et al. Dentin bonding agents: an overview. J Adv Med Dent Scie [serial on the Internet]. 2014 [cited 2017 Jan 23];2(1):82-84. Available from: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downl oad?doi=10.1.1.451.1076&rep=rep1&type=pdf.

22.Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. 6th ed. Missouri: Mosby; 2013. p. 254.

23.Sana R, Bonny P, Mantri SP, et al. Dentin bonding agents: an overview. IOSR JDMS [serial on the Internet]. 2015 [cited 2017 Jan 23];14(11):99-100. Available from: http://www.iosrjournals.org/iosr-jdms/papers/Vol14-issue11/Version-7/S01411797100.pdf.

24.Dhawan R, Indira R, Dhawan S. A comparative evaluation of tensile bond strength and hybrid layer of three generation bonding agents by scanning electron microscope: an in vitro study. J Int Oral Health [serial on the Internet]. 2008 [cited 2017 Jan 19];2(2):38-40. Available from: http://www. johcd.org/pdf/JOHCD-Comparative-Evaluation-of-Tensil.pdf.

(26)

46

Universitas Kristen Maranatha c/articles/PMC4441234/pdf/JIOH-7-41.pdf.

26.Deepa VL, Damaraju B, Priyadharsini BI, et al. Comparative evaluation of microshear bond strength of 5th, 6th and 7th generation bonding agents to

coronal dentin versus dentin at floor of pulp chamber: an in vitro study. J Int Oral Health Health [serial on the Internet]. 2014 Sep-Oct [cited 2017 Feb 2];6(5):75-76. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P MC4229834/pdf/JIOH-6.pdf.

Gambar

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Statistik Menggunakan uji ANAVA satu arah .......  37

Referensi

Dokumen terkait

Brachiaria humidicola responsif terhadap pemupukan urea sampai dengan 100 kg/Ha untuk menghasilkan keragaan dan kandungan protein kasar yang optimal pada kondisi

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memeperluas dengan menguji kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur tahun 2007-2011

Daun jati dipilih menjadi bahan dasar zat warna alam karena jumlah yang melimpah di Indonesia, regenerasi yang cukup cepat dibandingkan bahan pewarna alam dari kayu, dan termasuk

Menurut Sugiyono ( 2016: 15) ” Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa ternak kerbau yang memiliki harga yang mahal jika memiliki karakteristik dengan kombinasi yaitu empat pusaran bulu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Kurang Energi Protein (KEP) dengan kejadian ISPA pada balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Blabak Kecamatan

Chapter IV : Presents implementation of teaching Recount text by using diary writing as technique that researcher try to offer and apply it in writing subject, and