• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEKANIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI VERBAL, MATEMATIS, GAMBAR, DAN GRAFIK MAHASISWA CALON GURU FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEKANIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI VERBAL, MATEMATIS, GAMBAR, DAN GRAFIK MAHASISWA CALON GURU FISIKA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Produk yang Diharapkan ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Definisi Oporasional ... 11

BAB II. KAJIAN TEORI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ... 12

A. Pengertian Sumber Belajar dan Bahan Ajar ... 12

1. Pengertian Sumber Belajar ... 12

2. Pengertian dan Fungsi Bahan Ajar ... 13

B. Prinsip-prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 15

C. Jenis Bahan Ajar ... 18

D. Standarisasi Bahan Ajar Mekanika ... 19

1. Keterbacaan Bahan Ajar ... 20

2. Kegrafikaan Bahan Ajar ... 21

3. Kelayakan Isi Bahan Ajar ... 23

(2)

F. Aspek Representasi dalam Bahan Ajar ... 26

1. Bahan Ajar dengan Multirepresentasi ... 29

2. Representasi dalam Fisika ... 31

G. Karakteristik Mekanika Kaitannya dengan Multirepresentasi.... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 37

C. Lokasi dan Responden Penelitian ... 37

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Teknik Tes ... 42

2. Catatan Lapangan Pribadi (personal field notes) ... 46

3. Pedoman Wawancara ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 47

1. Analisis Keterbacaan Bahan Ajar ... 47

2. Analisis Kegrafikaan Bahan Ajar ... 48

3. Analisis Kelayakan Isi Bahan Ajar ... 49

4. Mengkaji Peningkatan Kemampuan Representasi VMG2 ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian... 51

1. Analisis Data Kualitatif ... 51

a. Analisis Data Dokumentasi ... 51

b. Analisis Data Wawancara ... 58

c. Analisis Data Angket ... 58

(3)

a. Analisis Data Uji Rumpang ... 66

b. Analisis Data Uji Coba dengan Sampel Kecil Representasi VMG2 untuk Masing-masing Pokok Bahasan ... 71

c. Analisis Data Uji Coba Sampel Besar Representasi VMG2 untuk Masing-masing Pokok Bahasan ... 83

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 92

1. Hasil Evaluasi Tingkat Kegrafikaan BAM ... 92

2. Hasil Evaluasi Kelayakan Isi BAM ... 92

3. Hasil Uji Tingkat Keterbacaan BAM ... 93

4. Hasil Uji Data Kemampuan Representasi VMG2 ... 94

5 Pembahasan Kegrafikaan Bahan Ajar Mekanika ... 97

6 Pembahasan Kelayakan Isi Bahan Ajar Mekanika ... 98

7 Pembahasan Keterbacaan Bahan Ajar Mekanika ... 100

8 Pembahasan Bahan Ajar Mekanika (BAM) Terkait dengan Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal, Matematik, Gambar, dan Grafik ... 101

9 Keterbatasan-keterbatasan Penelitian ... 106

C. Temuan Penelitian ... 107

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Implikasi ... 108

C. Saran-saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1: Tanggapan mahasiswa calon guru fisika dan dosen pengampu

matakuliah tentang kondisi awal perkuliahan mekanika... 2 Tabel 1.2: Hasil Penelitian Tentang Pengembangan Bahan Ajar ... 5 Tabel 1.3: Buku-buku utama yang dijadikan referensi dalam

pembelajaran Fisika Dasar, mekanika, dan lain-lainnya ... 8 Tabel 2.1: Contoh format representasi verbal, matematis, gambar, dan

(5)

Tabel 4.2: Kandungan representasi VMG2 konsep mekanika ... 56 Tabel 4.3: Tanggapan 3 orang penimbang ahli terhadap kelayakan isi dan

kegrafikaan bahan ajar mekanika... 62 Tabel 4.4: Tanggapan 3 orang dosen fisika terhadap kelayakan isi dan

kegrafikaan bahan ajar mekanika... 63 Tabel 4.5: Analisis data observasi prilaku diskusi kelompok mahasiswa . 65 Tabel 4.6: Rangkuman rata-rata tingkat keterbacaan masing-masing bab

bahan ajar mekanika dengan menggunakan uji rumpang

sampel kecil ... 67 Tabel 4.7: Rangkuman rata-rata tingkat keterbacaan masing-masing bab

bahan ajar mekanika dengan menggunakan uji rumpang

sampel besar ... 69 Tabel 4.8: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep kinematika dua dimensi ... 72 Tabel 4.9: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep dinamika ... 75 Tabel 4.10: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep kesetimbangan benda ... 77 Tabel 4.11: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Gerak Melingkar ... 76 Tabel 4.12: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Usaha dan Energi ... 80 Tabel 4.13: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Momentum dan Impuls ... 82 Tabel 4.14: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Kinematika Dua Dimensi ... 84 Tabel 4.15: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Dinamika ... 85 Tabel 4.16: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 konsep Kesetimbangan, Elastisitas dan Patahan ... 87 Tabel 4.17: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

(6)

VMG2 Pokok Bahasan Usaha dan Energi ... 90 Tabel 4.19: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 Pokok Bahasan Momentum dan Impuls... 91 Tabel 4.20: Rata-rata skor tes awal, tes akhir, dan N-gain representasi

VMG2 Bahan Ajar Mekanika ... 96

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1: Tingkat representasi dalam IPA-Fisika (Johnstone dalam

Soesanto) ... 31 Gambar 3.1: Langkah-langkah pengembangan BAM ... 41 Gambar 4.1: Plot histogram perbandingan keterbacaan bab-bab BAM uji

coba sampel kecil dan sampel besar ... 70 Gambar 4.2: Contoh perbaikan grafik hubungan antara gaya F dengan sudut

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A: INSTRUMEN-INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA.... 116 117 Lampiran A1: Instrumen Lembar Observasi Proses Pembelajaran ... 118 Lampiran A2.1: Lembar Angket kondisi awal perkuliahan mekanika untuk

Mahasiswa ... 119 Lampiran A2.2: Lembar Angket kondisi awal perkuliahan mekanika untuk

Dosen ... 120 Lampiran A3.1: Lembar Angket Tanggapan Terhadap Bahan Ajar Mekanika

untuk Penimbang Ahli ... 121 Lampiran A3.2: Lembar Angket Tanggapan Terhadap Bahan Ajar Mekanika

untuk Dosen ... 122 Lampiran A4.1: Lembar tes awal pokok bahasan Kinematika dalam Dua

Dimensi ... 123 Lampiran A4.2: Lembar tes akhir pokok bahasan Kinematika dalam Dua

(8)

Lampiran A4.5: Lembar tes awal pokok bahasan Kesetimbangan Benda... 127

Lampiran A4.6: Lembar tes akhir pokok bahasan Kesetimbangan Benda ... 128

Lampiran A4.7: Lembar tes awal pokok bahasan Gerak Melingkar ... 129

Lampiran A4.8: Lembar tes akhir pokok bahasan Gerak Melingkar ... 130

Lampiran A4.9: Lembar tes awal pokok bahasan Usaha dan Energi ... 131

Lampiran A4.10: Lembar tes akhir pokok bahasan Usaha dan Energi ... 132

Lampiran A4.11: Lembar tes awal pokok bahasan Momentum dan Impuls ... 133

Lampiran A4.12: Lembar tes akhir pokok bahasan Momentum dan Impuls ... 134

Lampiran A5.1: Lembar tes uji rumpang Kinematika dalam Dua Dimensi ... 135

Lampiran A5.2: Lembar tes uji rumpang Dinamika... 136

Lampiran A5.3: Lembar tes uji rumpang Kesetimbangan Benda ... 137

Lampiran A5.4: Lembar tes uji rumpang Gerak Melingkar ... 138

Lampiran A5.5: Lembar tes uji rumpang Usaha dan Energi ... 139

Lampiran A5.6: Lembar tes uji rumpang Momentum dan Impuls ... 140

Lampiran A6: Lembar pedoman wawancara untuk dosen... 141

LAMPIRAN B: CONTOH HASIL KERJA MAHASISWA, TANGGAPAN DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH, DAN PENIMBANG AHLI ... 142

Lampiran B1: Contoh hasil tanggapan penimbang ahli terhadap BAM ... 143

Lampiran B2: Contoh hasil tanggapan dosen terhadap BAM ... 144

Lampiran B3: Contoh hasil observasi proses pembelajaran dengan BAM ... 145

Lampiran B4: Contoh hasil angket kondisi awal perkuliahan untuk dosen ... 146

Lampiran B5: Contoh hasil angket kondisi awal perkuliahan untuk mahasiswa 147 Lampiran B6: Contoh hasil tes uji rumpang pokok bahasan Kinematika dalam dua dimensi ... 148

Lampiran B7: Contoh hasil tes uji rumpang pokok bahasan Dinamika ... 149

Lampiran B8: Contoh hasil tes uji rumpang pokok bahasan Gerak Melingkar .... 150

Lampiran B9: Contoh hasil tes uji rumpang pokok bahasan Kesetimbangan Benda ... 151

(9)

Lampiran B12: Contoh hasil tes pokok bahasan Usaha dan Energi ... 154

Lampiran B13: Contoh hasil tes pokok bahasan Impuls dan Momentum ... 155

Lampiran B14: Contoh hasil tes pokok bahasan Kesetimbangan ... 156

Lampiran B15: Contoh hasil tes pokok bahasan Gerak Melingkar ... 157

Lampiran B16: Contoh hasil tes pokok bahasan Dinamika ... 158

Lampiran B17: Contoh hasil tes pokok bahasan Kinematika ... 159

Lampiran B18: Contoh kriteria penilaian untuk masing-masing representasi pokok bahasan Usaha dan Energi ... 160

LAMPIRAN C: ANALISIS DATA KUANTITATIF ... 164

Tabel C1: Hasil analisis BAM dengan uji rumpang sampel kecil ... 165

Tabel C2: Hasil analisis BAM dengan tes uji rumpang sampel besar ... 166

Tabel C3: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Kinematika Dua Dimensi ... 169

Tabel C4: Analisis Data sampel kecil Pre Test dan Pos Test Kinematika Dua Dimensi untuk Mendapatkan N-gain... 170

Tabel C5: Analisis Data sampel kecil Pre Test dan Pos Test Dinamika untuk Mendapatkan N-gain ... 171

Tabel C6: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Dinamika ... 172

Tabel C7: Analisis Data sampel kecil Pre Test dan Pos Test Kesetimbangan Benda untuk Mendapatkan N-gain ... 173

Tabel C8: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Kesetimbangan Benda ... 174

Tabel C9: Analisis Data sampel kecil Pre Test dan Pos Test Gerak Melingkar untuk Mendapatkan N-gain ... 175

Tabel C10: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Gerak Melingkar ... 176

Tabel C11: Analisis Data sampel kecil Pre Test dan Pos Test Usaha dan Energi untuk Mendapatkan N-gain ... 177

Tabel C12: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Usaha dan Energi ... 178

(10)

Tabel C14: Hasil tanggapan pakar, dan dosen pengampu matakuliah terhadap

kesalahan-kesalahan draf bahan ajar Momentum dan Impuls ... 180 Tabel C15: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 Hasil Uji Coba

Sampel Besar pokok bahasan Kinematika dalam Dua Dimensi ... 181

Tabel C16: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

Kinematika dalam Dua Dimensi ... 184 Tabel C17: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Kinematika Dua Dimensi

untuk Mendapatkan N-gain ... 187 Tabel C18: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan

Dinamika ... 190 Tabel C19: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

Dinamika ... 193 Tabel C20: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Dinamika untuk Mendapatkan

N-gain ... 196 Tabel C21: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan

Kesetimbangan Benda, Elastisitas dan Patahan ... 199 Tabel C22: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

Kesetimbangan Benda, Elastisitas dan Patahan ... 202 Tabel C23: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Kesetimbangan Benda,

Elastisitas dan Patahan untuk Mendapatkan N-gain ... 205 Tabel C24: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan

Gerak Melingkar ... 208 Tabel C25: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

Gerak Melingkar ... 211 Tabel C26: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Gerak Melingkar untuk

Mendapatkan N-gain ... 214 Tabel C27: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan Usaha

dan Energi ... 217 Tabel C28: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

(11)

Tabel C30: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan

Momentum dan Impuls ... 226 Tabel C31: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 pokok bahasan

Momentum dan Impuls ... 229 Tabel C32: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Momentum dan Impuls untuk

Mendapatkan N-gain ... 232 Tabel C33: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 Bahan Ajar Mekanika 235 Tabel C34: Rekap data hasil tes akhir representasi VMG2 Bahan Ajar

Mekanika ... 238 Tabel C35: Analisis Data Pre Test dan Pos Test Bahan Ajar Mekanika

untuk Mendapatkan N-gain ... 241 LAMPIRAN D: PANDUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MEKANIKA ... 244 LAMPIRAN E: PERMOHONAN IJIN PENELITIAN, SURAT

KETERANGAN IJIN PENELITIAN, DAN FOTO

DOKUMEN ... 253 Lampiran E1: Permohonan Ijin Penelitian di FKIP Universitas Jember ... Lampiran E2: Permohonan Ijin Penelitian di FMIPA Universitas Negeri

Malang ... 254

255 Lampiran E3: Permohonan Ijin Penelitian di FMIPA Universitas Negeri

Semarang ... Lampiran E4: Surat Keterangan Ijin Penelitian di FKIP Universitas Jember...

256 257 Lampiran E5: Surat Keterangan Ijin Penelitian di FMIPA Universitas Negeri

Malang ... 258 Lampiran E6: Surat Keterangan Ijin Penelitian di FMIPA Universitas Negeri

Semarang ... 259 Lampiran E7: Foto dokumensi penelitian ... 260

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada salah satu tujuan umum pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (BSNP, 2006). Sementara itu salah satu tujuan pendidikan guru MIPA di LPTK adalah untuk menghasilkan calon guru yang berwawasan luas tentang kependidikan, memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam merancang, melaksanakan, dan mengelola kegiatan pembelajaran MIPA (Dirjen Dikti, 1991). Salah satu faktor agar mahasiswa fisika terampil dalam mengajar atau dapat mengajar dengan efektif, ia harus menguasai materi (konten) fisika secara benar.

Berdasarkan hasil field study terhadap mahasiswa calon guru fisika di salah satu Program Studi Pendidikan Fisika LPTK-PTN di Jawa Timur, diketahui rata-rata nilai matakuliah Fisika Dasar 1 dan 2 pada tahun akademik 2007/2008 berturut-turut 2,27 dan 2,52 dari nilai maksimum 4 (Mahardika, 2008). Kenyataan ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru fisika masih menemui kendala dalam menguasai konten fisika secara benar.

(13)

pernyataan Izsak dan Sherin (2003) yang menyatakan bahwa pengajaran dengan melibatkan multirepresentasi memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Berdasarkan hasil analisis data tentang kondisi awal perkuliahan, diketahui bahwa mahasiswa tidak mengetahui bahan ajar mekanika yang dipelajarinya menggunakan format-format representasi Verbal, Matematika, Gambar, dan Grafik. Data lengkap tanggapan mahasiswa terhadap kondisi awal perkuliahan disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1: Tanggapan mahasiswa calon guru fisika tentang kondisi awal perkuliahan mekanika

No Kondisi Perkuliahan Persentase

ya tidak 1 Mahasiswa mengetahui tujuan perkuliahan Mekanika. 83 17 2 Mahasiswa mengetahui deskripsi perkuliahan Mekanika. 85 15 3 Apakah Anda mengetahui bahwa bahan ajar mekanika yang

dipelajari telah menggunakan format-format representasi Verbal, Matematika, Gambar, dan Grafik ?

8 92

4 Mahasiswa mengetahui aplikasi konsep-konsep fisika yang terkait dengan representasi VMG2.

5 95 5 Mahasiswa mengalami kesulitan mempelajari mekanika. 35 65 6 Mahasiswa menganggap konsep verbal sebagai sumber kesulitan

dalam perkuliahan mekanika.

49 51 7 Mahasiswa menganggap konsep matematika sebagai sumber

kesulitan dalam perkuliahan mekanika.

40 60 8 Mahasiswa menganggap menggambarkan konsep fisika sebagai

sumber kesulitan dalam perkuliahan mekanika.

71 29 9 Mahasiswa menganggap analisis grafik atau penggambaran

grafik konsep fisika sebagai sumber kesulitan dalam perkuliahan.

62 38 10 Penggunaan bahan ajar dalam perkuliahan mekanika dilengkapi

dengan CD animasi.

2 98

(14)

format-format representasi Verbal, Matematika, Gambar, dan Grafik. Dalam tabel tersebut juga ditemukan bahwa 95% mahasiswa mengatakan tidak mengetahui aplikasi konsep-konsep mekanika yang terkait dengan representasi Verbal, Matematika, Gambar, dan Grafik (VMG2). Ini adalah salah satu penyebab mengapa mahasiswa calon guru fisika masih menemui kendala dalam menguasai konten fisika secara benar, karena pengajaran dengan melibatkan multirepresentasi yang dapat memberikan konteks yang kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep fisika secara benar belum diketahuinya. Bagaimana para mahasiswa calon guru fisika bisa terampil dalam mengajar atau dapat mengajar dengan efektif, kalau dirinya belum menguasai konten fisika secara benar. Tidak berhasilnya mahasiswa menguasai konsep fisika juga disebabkan oleh tiga hal yaitu: (1) sifat fisika itu sendiri; (2) pelaksanaan pembelajaran yang kurang baik/tepat; (3) karakter pembelajar sendiri (Sutarto & Indrawati, 2006).

Sifat fisika yang menyebabkan sulit dalam pembelajaran antara lain: (1) fisika merupakan ilmu yang berhakikat pada proses dan produk, artinya dalam belajar fisika tidak cukup hanya mempelajari produknya saja tetapi perlu menguasai proses memperoleh produk tersebut (Harlen, 1992), dan (2) produk fisika cenderung bersifat abstrak dan dalam bentuk pengetahuan fisik serta logika-matematik, jadi bakat individu cukup berpengaruh dalam penguasaannya (Kamii dalam Dahar, 1989).

(15)

untuk belajar fisika rendah (Dahar, 1989). Kurikulum yang baik seharusnya mengandung komponen evaluasi, yaitu memuat cara-cara untuk melakukan pengukuran tentang ketercapaian pelaksanaan pembelajaran (Zais, 1976; Nasution, 1991; BSNP, 2006).

National Science Education Standard menyatakan bahwa metode

mengajar akan berhasil apabila disampaikan dengan contoh nyata, yaitu contoh bagaimana menggunakan metode-metode mengajar untuk mengajarkan materi-materi fisika pada konteks yang tepat (NRC, 1996). Salah satu faktor agar mahasiswa calon guru fisika menjadi terampil dalam mengajar atau dapat mengajar dengan efektif, ia harus menguasai materi (konten) fisika secara benar. Karena itu dibutuhkan model-model, cara-cara, atau teknik pembelajaran dalam menyampaikan materi fisika. Para pakar pendidikan sains telah banyak mengembangkan metode-metode mengajar, model-model pembelajaran fisika, khususnya pembelajaran fisika melalui metode representasi seperti: Kohl, Finkelstein, Newhouse, Lane, Brown, Nickerson, Perkins, Smith, Podolefsky, Waldrip, Prain, Carolan, dan Wittmann. Selain metode pembelajaran, untuk membantu mengatasi masalah kesulitan mahasiswa calon guru fisika dalam memahami konsep-konsep fisika, diperlukan juga buku-buku atau bahan ajar fisika yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung.

(16)

proses pendidikan menempati posisi yang sangat strategis dan turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Bahan ajar merupakan instrumental input bersama dengan kurikulum, pengajar, media, dan evaluasi. Kualitas proses dan hasil pendidikan dipengaruhi antara lain oleh bahan ajar yang digunakan. Karena itu bahan ajar berperan penting dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan.

Para pakar yang telah berjasa dalam mengembangkan bahan ajar untuk membantu mengatasi masalah kesulitan mahasiswa calon guru fisika dalam memahami konsep-konsep fisika, dapat diperiksa pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2: Hasil Penelitian Tentang Pengembangan Bahan Ajar

Peneliti (tahun) Produk

Chiappeta dan Fillman (1993).

Buku teks harus memenuhi empat hal yaitu: 1) sains sebagai pokok pengetahuan, 2) sains sebagai investigasi, 3) sains sebagai cara berpikir, dan 4) terdapat interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat.

Suhadi (1996) Materi dalam sebuah buku yang sulit dipahami dan pengungkapannya berbelit-belit berkaitan dengan tingkat keterbacaan buku yang rendah.

Supriadi (2000) Tingkat kepemilikan buku pelajaran berkorelasi positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa.

(17)

Peneliti (tahun) Produk

Toto (2009) Buku ajar Fisika dasar untuk mahasiswa calon guru biologi berisi prinsip-prinsip fisika yang diperlukan oleh mahasiswa tersebut; Tingkat keterbacaan buku ajar fisika dasar untuk calon guru biologi termasuk kategori tinggi; Penggunaan buku ajar fisika dasar untuk mahasiswa calon guru biologi, dapat meningkatkan penguasaan konsep fisikanya.

Diantara penelitian pengembangan bahan ajar oleh para pakar pada Tabel 1.2, belum ada yang mengarah pada pengembangan bahan ajar mekanika (BAM) untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik (multirepresentasi). Sementara itu penguasaan konten fisika secara benar yang dapat dilakukan melalui multirepresentasi sangat diperlukan untuk diaplikasikan dalam pembelajaran fisika.

(18)

(BAM) yang dapat meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafis (VMG2).

Matakuliah Fisika Dasar 1 (Pokok bahasan mekanika) dipilih sebagai subjek penelitian, karena pokok bahasan ini berfungsi sebagai jembatan antara fisika SMA dengan fisika yang digunakan pada tingkat-tingkat lanjutan (Mahardika, 2001). Pilihan mekanika sebagai subjek penelitian sesuai juga dengan salah satu prinsip-prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu pembelajaran hendaknya dimulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak (Depdiknas, 2008). Pengembang mengasumsikan bahwa pokok bahasan mekanika relatif lebih mudah dan lebih kongkret dari pada fisika tingkat lanjut untuk dikembangkan dalam penelitian pengembangan multirepresentasi ini.

(19)

Tabel 1.3: Buku-buku utama yang dijadikan referensi dalam pembelajaran Fisika Dasar, Mekanika, Thermodinamika, dan lain-lainnya.

No. Inisial Dosen Institusi Buku Fisika karya

1 BS PMIPA-FKIP Univ. Jember Giancoli dan Halliday, dkk

2 BW FMIPA Univ. Jember Giancoli dan Tipler

3 CH Univ. Kanjuruhan Malang Giancoli dan Tipler

4 AB UIN Malang Giancoli

5 AT UM malang Giancoli dan Tipler

6 MZ UNESA Surabaya Giancoli dan Halliday, dkk

7 AH ITS Surabaya Giancoli

8 ES UNNES Semarang Giancoli dan Halliday, dkk

9 MS UPI Bandung Giancoli dan Tipler

10 GRG POLBAN Bandung Giancoli dan Tipler

(20)

bahan ajar mekanika yang mencerminkan pengembangan kemampuan multirepresentasi mahasiswa calon guru fisika atau pengguna, sehingga dengan demikian keberadaan bahan ajar mekanika ini benar-benar mampu berperan sebagai media atau sarana penghubung pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik (VMG2) mahasiswa calon guru fisika, maka perlu ada kajian-kajian yang memadai terhadap buku-buku fisika. Karena itu perlu dikaji “Pengembangan Bahan Ajar Mekanika untuk Meningkatkan Kemampuan Multirepresentasi Mahasiswa Calon Guru Fisika”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bahan ajar yang dikembangkan ini adalah bahan ajar mekanika dengan multirepresentasi yaitu menggabungkan penyajian konten mekanika melalui format representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik. Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat dirumuskan secara umum yaitu: “Bagaimana mengembangkan bahan ajar mekanika (BAM) yang dapat meningkatkan kemampuan representasi VMG2 untuk mahasiswa Calon Guru Fisika?”. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian seperti berikut.

1. Bagaimana tingkat keterbacaan BAM yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika?

(21)

3. Bagaimana kelayakan isi BAM yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika?

4. Bagaimana peningkatakan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika setelah diterapkan pada pembelajaran Fisika Dasar I pokok bahasan mekanika yang menggunakan BAM yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar mekanika (BAM) yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan representasi Verbal, Matematis, Gambar, dan Grafik (VMG2) mahasiswa calon guru fisika. Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam beberapa tujuan khusus sebagai berikut.

1. Mengetahui tingkat keterbacaan, kegrafikaan, dan kelayakan isi BAM yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika.

2. Mendapa gambaran peningkatan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika, setelah diterapkan pada pembelajaran Fisika Dasar pokok bahasan mekanika yang menggunakan BAM hasil pengembangan.

D. Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1. Menghasilkan bahan ajar mekanika (BAM) untuk mahasiswa calon guru fisika,

berupa buku ajar tercetak yang telah diuji-cobakan.

(22)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari bahan ajar mekanika yang dikembangkan adalah sebagai sebagai berikut. Pertama, kepada pembina matakuliah Fisika Dasar dapat sebagai referensi alternatif dalam mengajarkan Fisika Dasar (mekanika) untuk meningkatkan kemampuan representasi VMG2. Kedua, kepada UPT Penerbitan dapat sebagai alternatif untuk pembekalan keterampilan menulis bahan ajar. Ketiga, kepada lembaga pengembang dan peningkatan mutu pendidikan Fisika

(PPPG Fisika), dapat sebagai contoh alternatif untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis bahan ajar fisika para guru fisika. Keempat, kepada para penulis/calon penulis buku fisika sekolah menengah, dapat sebagai salah satu sumber informasi untuk menulis buku ajar fisika yang berkualitias.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami istilah-istilah dalam penelitian ini, maka secara operasional akan didefinisikan sebagai berikut.

1. Bahan ajar mekanika (BAM) adalah pokok bahasan mekanika yang terdapat di dalam matakuliah Fisika Dasar I.

2. Representasi verbal adalah format untuk memberikan definisi dari konsep. 3. Representasi Matematik adalah suatu format fisika untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan kuantitatif.

4. Representasi gambar adalah suatu format fisika yang dapat digunakan untuk membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian dan pengembangan pendidikan, yaitu penelitian dan mengembangkan bahan ajar mekanika. Dalam pelaksanaannya ada dua metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, dan evaluatif. Metode deskriptif, digunakan dalam penelitian awal yaitu untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada, yang mencakup:

1. buku-buku yang sudah ada sebagai bahan dasar (embrio) untuk bahan ajar mekanika yang dikembangkan,

2. pihak pengguna, seperti Perguruan Tinggi atau Sekolah, dosen, mahasiswa, serta pengguna lainnya,

3. faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana – prasarana, biaya, lingkungan, dan waktu.

(24)

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah bahan ajar mekanika (BAM) yang dapat meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik (VMG2) untuk mahasiswa calon guru fisika. Untuk menghindari terjadinya miskonsepsi BAM yang tersusun, maka dalam penyusunannya apabila terdapat pemahaman konsep yang berbeda dari pengembang terhadap suatu konsep tertentu, maka yang dijadikan acuan utama adalah buku fisika karya Giancoli. Apabila dalam buku fisika karya Giancoli konsep yang dimaksud di atas tidak ditemukan, baru selanjutnya dirujuk dengan buku fisika karya Tipler dkk, dan Halliday dkk, yang difungsikan sebagai rujukan penunjang.

C. Lokasi dan Responden Penelitian

(25)

Untuk menyempurnakan draf bahan ajar yang dikembangkan, pengembang juga melibatkan tiga orang dosen pengampu matakuliah Fisika Dasar untuk memberikan tanggapan terhadap bahan ajar mekanika (BAM) hasil pengembangan, dan tiga orang pakar fisika yang memberikan tanggapannya untuk kepentingan validasi bahan ajar mekanika yang dikembangkan.

Sebelum draf bahan ajar mekanika hasil pengembangan direkomendasikan untuk diujikan pada mahasiswa calon guru fisika, dan ditanggapi oleh para dosen pengampu matakuliah dan para pakar fisika, bahwa draf bahan ajar mekanika tersebut telah didiskusikan dengan pembimbing penulisan disertasi.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dengan menggunakan metode deskriptif dan evaluatif, maka prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1. Tahap I (Penelitian awal)

a. Melakukan studi lapangan yaitu: (i) studi dokumentasi hasil belajar fisika dasar, untuk memperoleh informasi kemampuan penguasaan konsep mahasiswa calon guru fisika (ii) studi terhadap buku-buku fisika yang dijadikan sumber pembelajaran dalam perkuliahan Fisika Dasar, Mekanika, Thermodinamika, Listrik Magnet, Gelombang dan Optik, dan Fisika Modern di beberapa Perguruan Tinggi (PT) di Jawa.

(26)

c. Melakukan studi pustaka yaitu: tentang bahan ajar tercetak dan animasi dan studi hasil-hasil penelitian terdahulu.

d. Menyusun rancangan BAM sehingga menghasilkan draf BAM yang siap divalidasi dan diuji.

e. Menyusun instrumen pengumpulan data penelitian, yaitu: (i) lembar observasi, (ii) lembar angket kondisi awal perkuliahan, lembar angket tanggapan bahan ajar mekanika, (iii) lembar tes awal dan tes akhir tiap-tiap pokok bahasan; (iv) lembar tes uji rumpang, dan (iv) lembar pedoman wawancara.

f. Menyebarkan angket kondisi awal perkuliahan pada seluruh responden dan dosen pengampu matakuliah fisika dasar.

2. Tahap II (Evaluatif)

Tahap ke dua adalah tahap untuk mengevaluasi draf BAM. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menguji standar Bahan Ajar Mekanika, yaitu terkait dengan: (i) aspek keterbacaan (readability) yang diukur dengan hasil uji rumpang, (ii) aspek kegrafikaan, dengan mendeskripsikan hasil angket tanggapan bahan ajar mekanika, dan (iii) aspek kelayakan isi, dideskripsikan dari angket tanggapan bahan ajar mekanika oleh dosen pengampu matakuliah dan penimbang ahli; b. Melakukan uji coba dengan sampel kecil dan sampel besar, dan setiap kegiatan

uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil (eksperimen kuasi), maupun evaluasi proses (observasi dan wawancara).

(27)

d. Mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan mengacu pada temuan-temuan hasil uji coba, hasil tanggapan dosen pengampu matakuliah, dan tanggapan penimbang ahli (pakar) sehingga menghasilkan bahan ajar mekanika (BAM). e. Penyempurnaan dilakukan dalam lima siklus, dan setiap siklus dimulai dari

melakukan kegiatan seperti pada a, b, dan c.

f. Mendeskripsikan tingkat keterbacaan, tingkat kegrafikaan, dan kelayakan isi bahan ajar mekanika (BAM) standar;

g. Mengkaji apakah bahan ajar mekanika (BAM) hasil pengembangan dapat meningkatkan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa;

h. Mengambil kesimpulan terkait dengan: tingkat keterbacaan BAM, tingkat kegrafikaan BAM, kelayakan isi BAM dan dapat tidaknya BAM untuk meningkatkan kemampuan representasi VMG2 mahasiswa calon guru fisika.

3. Tahap III (Penyusunan Laporan)

Pada tahap ke tiga ini merupakan tahap yang sangat penting, karena pada tahap ini semua data-data hasil pengembangan bahan ajar dianalisis, dibahas secara mendalam dan dirujukkan dengan teori yang mendukungnya. Menyusun laporan penelitian, menyusun ulang bahan ajar mekanika hasil pengembangan (sebagai lampiran yang terpisah dari laporan penelitian), dan menulis panduan penyusunan bahan ajar mekanika (sebagai lampiran).

(28)
(29)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain teknik: tes, angket, observasi, wawancara, dan dokumen. Kegunaan kelima teknik ini dalam penelitian masing-masing dijelaskan seperti berikut.

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik mahasiswa calon guru fisika. Tes dalam bentuk test esay ini dilakukan pada awal dan akhir perlakuan baik pada saat uji coba sampel kecil maupun pada saat uji sampel besar. Selain itu digunakan juga tes uji rumpang untuk memperoleh data tingkat keterbacaan bahan ajar mekanika dan dilakukan pada akhir pembelajaran setiap pokok bahasan.

2. Teknik Angket

(30)

3. Teknik Observasi

Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data pendukung kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik mahasiswa calon guru fisika. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran. Setiap mahasiswa dalam suatu kelompok diskusi diamati oleh tiga pengamat (termasuk peneliti). Tiga pengamat dilakukan agar dapat melakukan triangulasi terhadap data yang terkumpul. Prilaku mahasiswa selama melakukan diskusi kelompok atau selama proses pembelajaran dicatat. Setiap pengamat mengamati prilaku setiap mahasiswa dalam diskusi kelompok, dan memberi tanda turus pada daftar cek prilaku mahasiswa dalam diskusi kelompok setiap 30 detik selama 10 menit, sehingga peluang setiap item dicatat oleh pengamat maksimum sebanyak 20 kali dalam 10 menit. Selanjutnya menjumlahkan banyaknya turus yang terjadi pada masing-masing item prilaku diskusi kelompok, dan mengurutkan dari jumlah yang paling banyak sampai pada jumlah yang paling sedikit.

4. Teknik Wawancara

(31)

Wawancara juga dilakukan pada tiga orang dosen pembina matakuliah Fisika Dasar 1 di tiga Perguruan Tinggi di Jawa Timur dan Jawa Tengah tempat dilakukan penelitian, untuk memperoleh data tentang tanggapan dosen terhadap bahan ajar mekanika hasil pengembangan. Teknik yang digunakan dalam wawancara ini juga tidak terstruktur, namun menggunakan pedoman wawancara yang isinya sama dengan angket tanggapan terhadap bahan ajar mekanika.

5. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar dan lain-lain (Arikunto, 1998:236). Sementara Ali (1997:64) mengatakan “Sumber informasi dokumenter pada dasarnya adalah segala macam bentuk sumber informasi yang berkorelasi dengan dokumen, baik yang resmi maupun yang tidak resmi; dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi, buku harian dan semacamnya; bahkan yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan”.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data nilai rata-rata kelulusan matakuliah Fisika Dasar 1 dan 2 pada tahun akademik 2007/2008, yang hasilnya dapat sebagai sebagian sumber dalam melatar belakangi atau kerangka berpikir peneliti dalam mengadakan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

(32)

kemampuan awal representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik mahasiswa calon guru fisika. Instrumen tersebut adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan pada saat proses pembelajaran, maupun pada saat di luar proses pembelajaran. Pembelajaran dengan bantuan Bahan Ajar Mekanika (BAM) hasil pengembangan terdiri atas tujuh bab, yaitu: BAB 1 (Kinematika dalam Satu Dimensi), BAB 2 (Kinematika dalam Dua Dimensi), BAB 3 (Dinamika), BAB 4 (Kesetimbangan Benda; Elastisitas dan Patahan), BAB 5 (Gerak Melingkar; Gravitasi), BAB 6 (Usaha dan Energi), dan BAB 7 (Momentum dan Impuls).

Instrumen pengumpulan data ini meliputi: daftar cek, catatan lapangan pribadi, pedoman wawancara, dan perangkat tes penguasaan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik (VMG2), dan tes uji rumpang untuk mengkaji keterbacaan dari produk bahan ajar mekanika.

1. Daftar Cek

(33)

saja yang muncul. Setelah mahasiswa selesai persentasi dan diskusi, banyaknya turus pada lembar observasi dihitung. Banyaknya turus ini menunjukkan besar frekuensi keseluruhan perilaku representasi yang mahasiswa gunakan.

Daftar cek juga digunakan untuk mendapatkan data dokumentasi berupa daftar yang digunakan untuk meraih data rata-rata nilai kelulusan matakuliah Fisika Dasar 1 dan 2 pada tahun akademik 2007/2008, dan silabus matakuliah Fisika Dasar (mekanika).

2. Catatan Lapangan Pribadi (personal field notes)

Catatan lapangan pribadi dosen dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi umum selama proses pembelajaran dengan bahan ajar mekanika hasil pengembangan. Catatan lapangan pribadi dosen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah catatan-catatan dosen matakuliah mengenai situasi yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran. Proses pencatatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman Wawancara

(34)

wawancara dilakukan sebelum penelitian dilakukan dan hasilnya digunakan untuk mendasari pengembangan bahan ajar mekanika.

Pedoman wawancara kedua dilakukan setelah selesai pelaksanaan pembelajaran. Pedoman wawancara kedua ini terdiri atas beberapa pertanyaan yang mengarah pada tanggapan dosen terhadap bahan ajar mekanika hasil pengembangan.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Keterbacaan Bahan Ajar

(35)

Untuk menentukan tingkat keterbacaan (TK) dengan formula uji rumpang digunakan rumus sebagai berikut:

�= � � � ℎ

� � 100 % (Suhadi, 1996).

dimana:

Skor yang diperoleh: jumlah jawaban yang benar dari responden

Skor maksimum : semua jawaban test rumpang benar.

Suhadi (1996) memberikan katagori tingkat keterbacaan (TK) bahan ajar yaitu: tinggi : TK > 57%, sedang : 44% ≤ TK ≤ 57%, dan rendah: TK < 44%.

Mengacu pada katagori tingkat keterbacaan di atas, pengembang dapat mendeskripsikan tingkat keterbacaan dari bahan ajar mekanika yang telah dikembangkan.

2. Analisis Kegrafikaan Bahan Ajar

Untuk mengukur kegrafikaan dari bahan ajar mekanika ini, digunakan data hasil penelitian tentang tanggapan dari 3 (tiga) orang dosen fisika pengampu matakuliah, dan tanggapan dari 3 (tiga) orang penimbang ahli terhadap bahan ajar mekanika ini. Dalam tanggapan terhadap bahan ajar mekanika ini berisikan aspek kegrafikaan (penggunaan font; jenis dan ukuran; lay out atau tata letak; Ilustrasi, gambar, photo; simbol, rumus-rumus, desain tampilan) yang bertujuan untuk mengukur kegrafikaan dari bahan ajar mekanika. Pada angket tersebut tersedia kolom isian katagori bahan ajar yang dinilai yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

(36)

apakah kegrafikaan bahan ajar mekanika ini tergolong pada katagori tinggi, sedang, atau rendah, baik menurut dosen pengampu matakuliah dan menurut penimbang ahli.

3. Analisis Kelayakan Isi Bahan Ajar

Kelayakan isi bahan ajar mekanika dapat dilihat dari data hasil penelitian tentang tanggapan dari 3 (tiga) orang dosen fisika pengampu matakuliah Fisika Dasar 1, dan tanggapan dari 3 (tiga) orang penimbang ahli (pakar) terhadap bahan ajar mekanika ini. Dalam angket tanggapan terhadap bahan ajar mekanika ini berisikan aspek-aspek kelayakan isi, yang bertujuan untuk mengukur kelayakan isi dari bahan ajar mekanika, sehingga salah satunya tidak menyebarkan kesalahan-kesalahan konsep atau “miskonsepsi”. Berdasarkan persentase katagori tanggapan aspek-aspek kelayakan isi dari bahan ajar tersebut, selanjutnya pengembang dapat mendeskripsikan kelayakan isi dari bahan ajar, apakah tergolong pada katagori tinggi, sedang, atau rendah, baik menurut dosen pengampu matakuliah Fisika Dasar 1 maupun menurut penimbang ahli.

4. Mengkaji Peningkatan Kemampuan Representasi VMG2

(37)

2002; Coletta, 2007), dengan rumus:

N-gain

=

− � −

Dengan:

N-gain = Gain yang dinormalisasi,

= skor pre test atau kemampuan awal, = skor post test atau kemampuan akhir,

� = skor maksimum ideal

(38)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan pada BAB IV dapat diperoleh beberapa kesimpulan, implikasi, dan saran yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Telah berhasil dikembangkan bahan ajar mekanika (BAM) untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik mahasiswa calon guru fisika. Bahan ajar mekanika hasil pengembangan tersebut telah diuji coba untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kegrafikaan, kelayakan isi dari bahan ajar, dan tingkat kemampuannya dalam meningkatkan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah: 1. BAM hasil pengembangan memiliki keterbacaan dengan katagori tinggi; 2. BAM hasil pengembangan memiliki kegrafikaan dengan katagori tinggi; 3. BAM hasil pengembangan memiliki kelayakan isi dengan katagori tinggi; 4. penggunaan bahan ajar mekanika dalam perkuliahan Fisika Dasar I (pokok

(39)

B. Implikasi

Implikasi dari kesimpulan ini adalah:

1. Bahan ajar mekanika hasil pengembangan mudah dipahami karena bahan ajar ini memiliki tingkat keterbacaan, kegrafikaan, dan kelayakan isi dengan katagori tinggi.

2. Bahan ajar mekanika hasil pengembangan dapat digunakan pada perkuliahan Fisika Dasar I (pokok bahasan Mekanika) untuk meningkatkan kemampuan representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik mahasiswa calon guru fisika, dan memungkinkan juga digunakan bagi mahasiswa prodi fisika.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan-keterbatasan penelitian, ada beberapa hal yang disarankan sebagai tindak lanjut penelitian, yaitu:

1. Perlu diadakan uji coba lebih luas dengan metode eksperimen guna menguji keampuhan bahan ajar Mekanika hasil pengembangan ini dalam kaitannya dengan berbagai aspek terutama pada aspek representasi verbal, matematis, gambar, dan grafik.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gregoris. (2001). Belajar Sendiri Desain Web Interaktif dan Dinamis dengan FrontPage 2000 dan Dreamweaver 4. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Ainsworth, S. (1999). “ The Function of Multiple Representasi”. Computers and Education, 33, 131-152.

Ali, M. (1997). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Alwasilah, A.C. (2005). Menaksir Buku Ajar, Pikiran Rakyat [Online],

Tersedia:http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0505/26/cakra-wala/index.htm. [19 Nopember 2009].

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bao, L. and Redish, E.F. (2006). “Model analysis: Representing and assessing the dynamics of student learning”. Phys. Rev. ST: Phys. Educ. Res.2, 010103. Belawati, T. dkk. (2006). Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Berns, R.G. and Ericson, P.M. (2002). Contextual Teaching and Learning, USA, Bowling Green State University, (http://www.bgsu.edu/ organizations/ctl/constructsdata.html.).

Bowen, C.W. (1998). “Item Design Considerations for Computer-Based Testing of Studen Learning in Chemistry”. Journal of Chemical Education. 75. (9). 1172-1175.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. (2006a). Instrumen Penilaian Tahap Pra Seleksi Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Campbell, N.(1953). What is Science?.New York: Dover Publications. INC. Carin, A. A. & Sund, R. B. (1989). Teaching Modern Science. Second edition.

(41)

111

Dabutar, J. (2007). Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning. [Online] tersedia: butar_lbt@yahoo.co.id. [Akses: 10 Maret 2010].

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dimyati, dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dirjen Dikti. (1991). Kurikulum Pendidikan MIPA LPTK Program S-1. Jakarta: Dirjen Dikti.

Ellington, H. and Race, P. (1996). Producing Teaching Materials: a Hand Book for Teachers and Trainers, Second Edition, London: Kogan Page, Ltd. Fattah, N. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: CV. Andira.

Gabel, D.L. (1993). “ Use of Particle Nature of Matter in Developing Conceptual Understanding”. Journal of Chemical Education. 70. (3). 193-194.

Gagne, Robert M. (Mudandir, Penerjemah). (1989). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjend. Dikti.

Goldin, G.A. (2002). Representation in Mathematical Learning and Problem Solving. Dalam L.D. English (Ed). Handbook of International Research in Mathematics Education (IRME). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [5

Pebruari 2011].

(42)

Hayati, S. (2001). Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Kehidupan dan Alam Pekerjaan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia.

Kohl, P.B. and Finkelstein, N.D. (2005). “Student representational competence and self-assessment when solving physics problems”. Rev. ST: Phys. Educ. Res.1, 010104.

Kohl, P.B. and Finkelstein, N.D. (2006). “Effect of instructional environment on

physics students’ representational skills”. Phys. Rev. ST: Phys. Educ. Res.2, 010102.

Kohl, P.B. and Finkelstein, N.D. (2006). “Effects of representation on students solving physics problems: A fine-grained characterization”. Phys. Rev. ST: Phys. Educ. Res.2, 010106.

Mahardika, K. (2008). Pengusaan Konsep Fisika Mahasiswa Pendidikan Fisika pada Semester Awal, Pertengahan dan Akhir di FKIP Universitas Jember. Laporan Field Study, Pengembangan Program Pendidikan IPA. Bandung: tidak diterbitkan.

Mahardika, K. (2005). “Penerapan Model Pembelajaran Quantum yang terintegrasi dalam Power Multimedia CD Interaktif untuk Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Fisika”. Jurnal Pancaran Pendidikan. 17, (60), 61-79.

Mahardika, K. (2001). Rencana Kegiatan Belajar Mengajar (RKBM) Fisika Dasar 1. Jember: PS Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember.

Mahardika, K., et.al (2010). “Characteristic of mechanics teaching materials for increasing students of physics teacher candidates representation ability on verbal, mathematical, picture, and graphic”. Proceeding The 4th International Seminar on Science Education: Curriculum Development of Science Education in 21st Century. ISBN: 978-979-99232-3-3.

Mahardika, K., dkk (2011). “Developing kinematics concepts in one dimension to improve verbal, mathematics, image, and graph representation ability of physics teacher candidate students”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Asesmen Otentik dalam Implementasi Pembelajaran Aktif dan Kreatif. ISBN: 978-979-3262-04-8.

(43)

113 Mahardika, K., dkk (2011). “Kajian Representasi Verbal, Matematis, Gambar, dan Grafis (VMG2) dalam Konsep Penggambaran Gerak”. Jurnal Saintifika. 12, (2). 1411-5433.

Meltzer, David, E. (2002). The relationship between Mathematics preparation and conceptual learning gain in Physics: A possible hidden variable in diagnostic pretest scores. American Journal Physics. 70 (2), 1259-1267. Nasution, S. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington, DC: National Academy Press.

Newhouse, C.P., Lane J., and Brown, C. (2007). “Reflecting on Teaching Practices using Digital Video Representation in Teacher Education”. Australian Journal of Teacher Education. 1-12.

Nickerson R.S., Perkins D.N., and Smith E. (1985). The Teaching Of Thinking, Lawrence Erlbaum Associates. New Jersey: Publishers Hillsdale.

Noah S. Podolefsky and Noah D. Finkelstein, (2006). “Use of analogy in learning physics: The role of representations”. Phys. Rev. ST: Phys. Educ. Res.2,

Pikulski, J. J. (2003). Readability. [Online]. Tersedia: htp://www.eduplace. com / state /author/pikulski.pdf. [14 Mei 2003].

Prain, V., and Waldrip, B.G. (2007). “An exploratory study of teacher’ perspectives about using multi-modal representations of concepts to enhance science learning“. Canadian Journal of Science, Mathematics and Tecnology Education.

Pusat Perbukuan. (2006). Pedoman Penilaian Buku Teks Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs dan SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

(44)

Rustaman, N. (1995). Proposal Pengkajian dan Penilaian Buku Pelajaran IPA Biologi SLTP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum-Depdikbud.

Rusyana, Y. & Suherli. (2004). Pedoman Keterbacaan Buku Pelajaran SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Savinainen, A. & Scott, P. (2002). The force concept Inventory: A tool for monitoring student learning. Physics Education. 37 (1), 45-52.

Sadiman, Arief S. (2004). Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran. Makalah: tidak diterbitkan.

Siregar, N. (1999). Penelitian Kelas: Teori, Metodologi dan Analisis, Bandung: IKIP Bandung Press.

Soesanto, H. (2009). Pembelajaran Sistem Koloid dengan Multiple Representasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Thesis Magister Pendidikan IPA pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Sudjana, N. (1991). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Penerbit Sinar Baru.

Suhadi, R. (1996). Analisis Bahasa Buku Paket SMA dari Segi Keterbacaan (Suatu Pendekatan Analisis Kalimat dan Uji Rumpang yang Dilakukan oleh Pembelajar Jurusan Fisika di SMA Negeri di Kotamadya Bandung). Disertasi Doktor pada Program Pascasarjana IKIP Bandung. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Supriadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Jogjakarta: Adicita Karya Nusa.

Sutarto. (2005). “Buku Ajar Fisika (BAF) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 11, (054), 326-348.

(45)

115 Toto. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar Untuk Calon Guru

Biologi. Disertasi Doktor pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Trowbridge, L. W. & Bybee, R. W. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher, Fifth edition. Columbus: Merrill Publishing Company, A Bell & Howell Company.

Van den Berg, (Eds) (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasinya. Salatiga: Universitas Kristen Satyawacana.

Waldrip, B., Prain, V., and Carolan, J. (2006). “Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations”. Electronic Journal of Science Education.11, (1), 88-107.

Wiratno, S. (2000). “Tujuan Prosedur dan Mekanisme Penilaian Buku Sekolah untuk Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jurnal Dikbud. 023, Mei 2000, 105-116.

Wittmann, M.C. (2006). “Using resource graphs to represent conceptual change”. Phys. Rev. ST: Phys. Educ. Res.2, 020105.

Gambar

Tabel 1.1:
Tabel C30: Rekap data hasil tes awal representasi VMG2 pokok bahasan
Gambar, dan Grafik. Data lengkap tanggapan mahasiswa terhadap kondisi awal
Tabel 1.2: Hasil Penelitian Tentang Pengembangan Bahan Ajar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Grafik 4.3 Perbandingan Motivasi Belajar Anak Sebelum Dan Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Area

• Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) surat tugas/surat kuasa yang bermatrai cukup dari instansi yang bersangkutan. Pemberitahuan Impor

Siregar, K., Buku Pedoman Kerja Praktek Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Departemen Teknik Industri USU, Medan, 2013. Yunaz, H., Teknologi Peleburan

[r]

Tujuan dari Penulisan Ilmiah ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan serta masalah- masalah yang dihadapi dari aktifitas promosi kartu Pra bayar Mentari pada PT Satelindo GSM,

saya lihat disekitar masjid para remaja memiliki permasalahannya tersendiri, karna kami ingin mereka yang menghadapi permasalahan dalam hidup terkai rohaniyah dapat

Sedangkan pada fracture zone system (Gambar III.8), fluida berasal dari air meteorik yang mengalami sirkulasi hingga ke bagian dalam dan berkontak dengan batuan intrusi seperti

The writer takes this topic because he wants to show teaching Speech Act, especially illocutionary act and its illocutionary verbs in a fun way such as using