• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SISWA KELAS V SDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Bagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh.

SUTINA NIM. 0904943

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI

SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI

SISWA KELAS V SDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON

Oleh.

SUTINA

NIM. 0904943

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH.

Pembimbing I

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd

NIP.19600206 198603 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Hendra Somantri, M.Pd

NIP. 194720 196701 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani UPI Kampus Sumedang

Dr.H. Ayi Suherman, M.Pd.

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS

VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN

CIREBON” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penciplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya

siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian ditemukan terhadap pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Cirebon, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan

(4)

i

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1. Perumusan Masalah ... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

a. Prosedur Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14

1. Pengertian Pembelajaran ... 14

2. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 15

3. Hakikat Pendidikan Jasmani sebagai Proses ... 16

4. Peranan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 19

5. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 23

B. Perkembangan Anak ... 25

1. Hakikat Perkembangan Anak Usia SD ... 25

2. Karakteristik Siswa SD Kelas V (Lima) ... 27

C. Teori Belajar ... 28

1. Tingkat Perkembangan Intelektual menurut Piaget ... 28

2. Teori Perkembangan Mental menurut Bruner ... 30

D. Teori Bermain ... 31

1. Teori Bermain menurut Plato ... 31

2. Teori Bermain menurut Aristoteles ... 32

3. Teori Bermain menurut Rousseau dan Pestalozzi ... 32

4. Teori Bermain menurut Herbart Spencer ... 33

(5)

ii

a. Pengetahuan... 36

b. Aplikasi atau Penerapan ... 36

3. Teknik Dasar Gerakan Lari Sprint ... 37

4. Tahapan dalam Lari Sprint ... 38

F. Permainan Kucing dan Tikus ... 38

1. Peraturan Permainan Kucing dan Tikus ... 39

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40

H. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

1. Lokasi Penelitian ... 43

a. Letak Geografis ... 41

b. Keadaan Guru ... 44

c. Keadaan Siswa ... 44

d. Waktu Penelitian ... 45

B. Subjek Penelitian ... 45

C. Metode dan Desain Penelitian ... 46

1. Metode Penelitian ... 46

2. Desain Penelitian ... 49

a. Pelaksanaan Siklus I ... 50

b. Pelaksanaan Siklus II ... 53

d. Pelaksanaan Siklus III ... 55

D. Prosedur Penelitian ... 57

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 57

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 58

3. Tahapan Observasi ... 59

4. Tahapan Analisis dan Refleksi ... 59

E. Instrumen Penelitian ... 60

1. Format Observasi ... 61

a. Format Observasi Perencanaa Pembelajaran ... 61

b. Format Observasi Kinerja Guru ... 62

c. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 64

d. Format Observasi Hasil Belajar Siswa ... 64

e. Format Observasi Wawancara ... 65

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 65

1. Teknik Pengolahan Data ... 65

a. Kualitatif ... 66

b. Kuantitatif ... 67

2. Analisis Data ... 68

G. Validasi Data ... 70

1. Triangulasi ... 70

(6)

iii

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Paparan Data Awal ... 73

1. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 74

2. Hasil Observasi Data Awal Kinerja Guru ... 75

3 Hasil Observasi Data Awal Aktivitas Siswa ... 77

4. Hasil Observasi Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 78

B. Paparan Data Tindakan I ... 79

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 79

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 79

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 79

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ... 83

1). Paparan Data Perencanaan Siklus I... 84

2). Paparan Data Kinerja Guru Siklus I... 86

3). Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I... 87

4). Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 89

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 91

1). Analisis Perencanaan Siklus I ... 91

2). Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 92

3). Analisis dan Refleksi (Kinerja dan Aktivitas Siswa) ... 94

C. Paparan Data Tindakan II ... 95

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 95

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 95

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 99

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ... 99

1). Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 99

2). Paparan Data Kinerja Guru Siklus II ... 102

3). Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 103

4). Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 105

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 107

1). Analisis dan Refleksi Perencanaan Siklus II ... 107

2). Analisis Kinerja Guru dan Refleksi Aktivitas Siklus II .... 108

3). Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 108

D. Paparan Data Tindakan III ... 111

1. Perencanaan Tindakan Siklus III ... 111

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 111

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 115

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 115

1). Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 115

2). Paparan Data Kinerja Guru Siklus III ... 118

3). Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 119

4). Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III... 121

d. Analisis dan Refleksi Siklus III... 123

(7)

iv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 166

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 167

(8)

v

Tabel Halaman

1.1. Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V ... 5

1.2. Data Awal Presentasi Hasil Belajar Siswa Kelas V ... 6

3.1. Keadaan Kepala Sekolah dan Personil Guru SDN 2 Bungko ... 45

3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 51

3.3 Temuan-temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 52

3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Tindakan Siklus II ... 53

3.5 Temuan-temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 54

3.6 Langkah-langkah Pembelajaran Tindakan Siklus III ... 55

3.7 Temuan-temuan Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 56

4.1 Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 74

4.2 Data Awal Kinerja Guru ... 76

4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 77

4.4 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 78

4.5 Data Obeservasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 84

4.6 Data Kinerja Guru Siklus I ... 86

4.7 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 88

4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 90

4.9 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 91

4.10 Perolehan Data Tes Hasil Belajar Data Awal dan Siklus I ... 94

4.11 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 100

(9)

vi

4.15 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 107

4.16 Perolehan Data Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 110

4.17 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 116

4.18 Data Kinerja Guru Siklus III ... 118

4.19 Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 120

4.20 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 122

4.21 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 123

(10)

vii

Gambar Halaman

3.1 Denah SDN 2 Bungko ... 41

(11)

viii

Diagram Halaman

4.1 Perbandingan Perencanaan Pembelajaran Data Awal dan Siklus I ... 85

4.2 Perbandingan Kinerja Guru pada Data Awal dan Siklus I ... 87

4.3 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 89

4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 91

4.5 Perbandingan Perencanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 101

4.6 Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 103

4.7 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 105

4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 107

4.9 Perbandingan Perencanaan Pembelajaran Siklus II dan Siklus III ... 117

4.10 Perbandingan Hasil Kinerja Guru Siklus II dan Siklus III ... 119

4.11 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus II dan Siklus III ... 121

(12)

ix

Lampiran Halaman

1 Format Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 133

2 Format Observasi Kinerja Guru ... 137

3 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 140

4 Format Observasi Hasil Belajar Siswa ... 142

5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 145

6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 150

7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 155

8 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 160

9 Hasil Observasi Kinerja Guru ... 161

10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 162

11 Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa ... 163

12 Surat Keputusan Pembimbing ... 164

13 Surat Melaksanakan Penelitian ... 165

14 Monitoring Bimbingan ... 166

15 Photo Kegiatan ... 167

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara sederhana, pendidikan jasmani merupakan suatu proses

belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Selain belajar dan

mendidik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan

jasmani, anak di ajarkan untuk bergerak, melalui pengalaman itu akan

terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya. Melalui proses

belajar tersebut pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi anak

secara seimbang. Perkembangan tersebut harus terjadi secara utuh dan

menyeluruh, sebab yang diharapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya

aspek jasmani yang biasa dikenal dengan istilah psikomotorik, akan tetapi

juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran

yang bisa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu juga diharapkan dapat

mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang positif.

Pada saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan

kurikulum baru yang disesuaikan dengan tuntutan jaman. Kebijakan itu

ditandai dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru dalam kegiatan pembelajaran

untuk semua mata pelajaran. Dalam kurikulum KTSP terdapat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok untuk

masing-masing mata pelajaran. Dalam pelaksanaan pembalajaran guru harus

(14)

2

mencapai standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan

dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Agar tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif

dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam

strategi dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. Dengan media, strategi dan

pendekatan pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana

belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

Dalam buku Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) SD/MI (2006: 62), menjelaskan bahwa.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagaiberikut.

 Mengembangkan keterampilan pengelolaan dri dalam upaya

pengembangan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

lebih baik

 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di daam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis

 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan

 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan

yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, serta memiliki sikap positif.

Uraian di atas dapat penulis uraikan kembali, bahwa pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong

perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran,

(15)

3

pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan yang seimbang.

Menurut Depdiknas tahun 2003, menyatakan bahwa.

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perceptual, kognitif dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai

keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga,

internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta

pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat

memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk

mengikuti pembelajaran.

Salah satu tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga

pendidikan diantaranya ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui

aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang

sudah memasyarakat di lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah

yang bersangkutan.

Menurut Lutan, (1996: 1) mengatakan bahwa.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita.

Mengingat bahwa olahraga atletik merupakan salah satu dasar

(16)

4

pembelajaran atletik pada peserta didik khususnya di sekolah dasar dengan

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pembelajaran atletik di sekolah dasar

merupakan upaya peletakan dasar kemampuan olah tubuh dan olah gerak

sehingga dalam proses pembelajarannya menekankan pada faktor

kegembiraan pada anak dari permainan gerak dan kegiatan olahraga atletik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru pendidikan jasmani juga

perlu merancang bentuk-bentuk latihan yang sesuai dengan karakteristik

siswa sekolah dasar agar dapat meningkatkan dan mengembangkan daya

gerak siswa sekolah dasar pada cabang olahraga atletik lari sprint yang sesuai

dengan karakteristik siswa, sehingga perlu ditingkatkan dan dikembangkan.

Menurut Heryana (2008: 35), menjelaskan bahwa.

Lari sprint adalah lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang ditempuh dengan waktu yang pendek. Lari sprint merupakan koordinasi yang tepat antara gerakan keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, gerakan kaki dan memasuki finish.

Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelima

aspek tersebut memiliki keterkaitan antara aspek yang satu dengan yang

lainnya karena secara umum gaya yang tepat dalam lari sprint meliputi lima

aspek tersebut. Dalam proses pembelajarannya untuk pematangan

kemampuan dominan lari sprint yaitu kecepatan dan daya tahan dengan

melalui pendekatan bermain, karena sebagian waktu dalam keseharian siswa

sekolah dasar adalah bermain.

Berdasarkan data awal yang diperoleh oleh peneliti pada siswa kelas

(17)

5

berjumlah 30 siswa, 19 siswa laki-laki dan 11 perempuan, maka peneliti

mendapatkan data awal dari hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Bungko tentang Gerak Dasar Lari Sprint

No

Nama Siswa

Aspek yang dinilai

S k o r Nilai Ket Gerakan Kaki Gerakan

Tangan Posisi Badan Pandangan

Tu n ta s Ti d ak tu n ta s

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Andi  6 38 

2 Farida  9 56 

3 Kuslena  8 50 

4 Kutipa  8 50 

5 Mewa Iroda  10 63 

6 Suhendri  13 81 

7 Rahmat h.  10 63 

8 Andi a  13 81 

9 Andira  14 88 

10 Andi Wijaya  8 50 

11 Anggini. M  10 63 

12 Argo  13 81 

13 ripin  10 63 

14 Aris e  13 81 

15 Aris s.  8 50 

16 Aryati  6 38 

17 Abunawan  8 50 

18 Cahyati  8 50 

19 Casmina  9 56 

20 Cipta heka  9 56 

21 Daela  6 38 

22 Dani  9 56 

23 Darina  8 50 

24 Dayuni  8 50 

25 Dedi i  6 38 

26 Diki. W  9 56 

27 Diman  6 38 

28 Ema Malili  6 38 

29 Endi S  8 50 

30 Erika  8 50 

Jumlah 1 11 14 4 1 6 17 6 2 5 23 0 0 9 15 6

267 16 7 2

9 21

Rata-rata - - - - - - - - - - - - - - - - 6 56 - -

Prosentase 3%

37 % 47 % 13 % 3 % 20 % 57 % 20 % 7 % 17 % 77 % 0 % 0 % 30 % 50 % 20 % - - 30 % 70 %

Prosentase KKM - - - - - - - - - - - - - - - -

56

(18)

6 Tabel 1.2

Data Awal Prosentasi Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Bungko tentang Gerak Dasar Lari Spike

No Jumlah Siswa Prosentase Keterangan

1

2

9 siswa

21 siswa

30%

70%

Tuntas

Tidak Tuntas

Berdasarkan pemaparan data di atas keadaan pembelajaran tentang

gerak dasar lari sprint, maka dapat dipaparkan bahwa aktivitas siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran sangat rendah. Dan dapat dipaparkan bahwa

hanya 30% atau 9 siswa dari 30 siswa. Dengan demikian, sangat wajar

apabila hasil belajar siswa terhadap materi gerak dasar lari sprint pada

pembelajaran atletik masih rendah sekali.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis melakukan

modifikasi supaya siswa mampu melakukan gerak dasar lari sprint dengan

baik, yaitu dengan permainan kucing dan tikus. Yaitu melakukan permainan

kucing dan tikus yang diperankan oleh siswa. Dalam permainannya siswa

yang tidak menjadi kucing atau tikus ditugaskan menjadi pagar yang

membentuk lingkaran dengan tangan saling bergandengan. Kucing berada di

luar lingkaran dan tikus berada di lingkaran. Kucing bertugas untuk mengejar

dengan berlari untuk menangkap tikus yang berada dalam lingkaran. Dengan

menerapkan permainan ini, maka mereka akan terangsang mencoba

melakukan gerak dasar lari sprint, pembelajaran itu seolah-olah mengajak

siswa untuk mencobanya, sehingga ada perubahan hasil belajar siswa dalam

(19)

7

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk

mengembangkan lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint melalui Permainan

Kucing dan Tikus Bagi Siswa Kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan

Kabupaten Cirebon”.

B. Rumusan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul pada

Kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan

Kapetakan Kabupaten Cirebon?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan

Kapetakan Kabupaten Cirebon?

c. Bagaimana hasil evaluasi dari pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan

(20)

8 2. Pemecahan Masalah

a. Prosedur Penelitian

Untuk memecahkan permasalahan yang dirumuskan di atas

perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat membantu

permasalahan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam

penelitian ini, permasalahan yang timbul berkaitan dengan hasil belajar

siswa tentang rendahnya siswa melakukan gerak dasar lari sprint.

Mengacu dari akar permasalahan yang muncul, peneliti bersama

guru yang diobservasi oleh penulis (teman sejawat), melakukan refleksi

pembelajaran penjas. Bermodalkan rujukan buku, pengalaman mengajar

yang dimiliki oleh guru dan ilmu yang didapatkan peneliti selama

mengikuti perkuliahan selama ini, maka peneliti memandang perlu

menerapkan model pembelajaran yaitu permainan kucing dan tikus untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar lari

sprint. Hal ini karena dengan melakukan permainan lucing dan tikus

dapat memudahkan siswa dalam melakukan gerak dasar lari sprint

dengan baik. Pembelajaran keterampilan gerak dasar lari sprint

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahapan Persiapan

Pada tahapan ini guru mempersiapkan perencanaa

pembelajaran, tempat yang digunakan sebagai media adalah siswa

itu sendiri, kemudian guru mengkondisikan siswa kearah

(21)

9

pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai materi,

tujuan, pokok-pokok kegiatan dan hasil yang ingin dicapai serta

menjelaskan kepada siswa tentang langkah-langkah gerak dasar lari

sprint yang baik melalui permainan kucing dan tikus.

2) Tahapan Pelaksanaan

Pada tahap ini guru memberikan pengarahan kepada siswa

mengenai langkah-langkah pembelajaran gerak dasar lari sprint pada

melalui permainan kucing dan tikus. Tahapan-tahapan tersebut

adalah sebagai berikut.

a) Guru membariskan siswa untuk melakukan pemanasan.

b) Siswa diberikan penjelasan cara permainan kucing dan tikus.

c) Permainan yang pertama di lakukan oleh kelompok laki-laki

selanjutnya kelompok perempuan.

d) Guru menunjuk 2 orang untuk menjadi kucing dan tikus.

e) Siswa yang tidak menjadi kucing dan tikus membentuk

lingkaran sebagai tempat tikus berlindung.

f) Siswa melakukan permainan kucing dan tikus.

Dengan melakukan tahapan-tahapan tersebut di atas yang

secara berulang-ulang sampai akhirnya siswa dapat melakukan gerak

dasar lari sprint dengan baik dan benar. Guru memberikan motivasi

kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran melalui

(22)

10

3) Tahapan Evaluasi

Pada tahapan ini guru mengevaluasi dengan cara melihat langsung

praktek gerak dasar lari sprint yang dilakukan oleh siswa. Guru

melakukan evaluasi secara individu pada saat pelaksanan permainan

kucing dan tikus dilaksanakan.

4) Tahapan Upaya Peningkatan Kemampuan

Pada tahapan ini guru dapat melihat peningkatan kemampuan siswa

melalui permainan kucing dan tikus yang berhasil telah dilakukan

oleh setiap siswa, maka hal tersebut merupakan hasil peningkatan

yang dicapai dalam suatu pembelajaran.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini yaitu meningkatkan proses hasil pembelajaran

Pendidikan Jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar lari sprint pada

siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

Adapun tujuan khusus adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint

melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko

Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint

melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko

(23)

11

3. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lari sprint

melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN 2 Bungko

Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan

dapat membuat manfaat sebagai berikut :

1. Untuk siswa

Diharapkan dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Untuk guru

Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar lari

sprint dalam menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas

dalam bentuk permainan.

3. Untuk Sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan konstribusi

dalam upaya memeperbaiki dan meningkatkan kwalitas pembelajaran di

sekolah dasar.

4. Untuk UPI PGSD Kampus Sumedang

Hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan

dalam rangka penambahan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan

dengan keterampilan mengajar serta perbaikan proses pembelajaran

(24)

12 5. Untuk Peneliti

Hasil penelitian ini sebagai bekal untuk lebih mampu mengembangkan

kinerja pembelaajaran penjas sekaligus salah satu upaya untuk terus

meningkatkan kompetensi mengajar agar dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran selalu lebih efektif dan efisien sehingga target belajar

setiap siswa akan selalu tercapai pula.

E. Batasan Istilah

Gerak dasar adalah pola gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan

gerak yang lebih kompleks.Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan

yang dimiliki anak yang digunakan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu; Kemampuan

lokomotor, kemampuan non lokomotor, dan manipulatif (Mahendra dan

Ma’mun, 1998: 12)

Pembelajaran yaitu pemberian pelajaran yang kata dasarnya adalah belajar.

Belajar dalam olahraga sering disebut dengan latihan. Latihan adalah proses

yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau

pekerjaannya (Harsono, 1988: 101).

Lari sprint adalah lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang

ditempuh dengan waktu yang pendek. Lari sprint merupakan koordinasi yang

tepat antara gerakan keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, gerakan kaki

(25)

13

Permainan kucing dan tikus adalah permainan yang dilakukan dengan cara

berlari yang diperankan oleh siswa yang menjadi kucing dan tikus. Kucing

mengejar tikus yang berada dalam lingkaran. Jika tikus tertangkap maka akan

(26)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

SDN 2 Bungko yang terletak di Kecamatan Kapetakan Kabupaten

Cirebon merupakan lokasi atau tempat peneliti melaksanakan penelitian.

SDN 2 Bungko dijadikan tempat penelitian karena SDN 2 Bungko

memerlukan suatu pengembangan bentuk pembelajaran dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani. Alasan

SDN 2 Bungko dijadikan lokasi penelitian karena SDN 2 Bungko merupakan

salah satu pengajar di SDN 2 Bungko sehingga lebih memahami kondisi dan

situasi guru, siswa, keadaan sarana dan prasarana serta lingkungan di sekitar

sekolah. Atas dasar itulah, peneliti memilih SDN 2 Bungko untuk dijadikan

tempat penelitian.

a. Letak Geografis

SDN 2 Bungko secara geografis terletak di pinggir jalan ki gede

bungko. Adapun batas sekolah untuk sebelah utara terdapat sungai,

sebelah barat berbatasan dengan rumah warga, sebelah selatan berbatasan

dengan penduduk sedangkan timur berbatasan dengan jalan setapak.

Bangunan SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan terdiri dari 10

ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan ruang guru, 1 ruang WC guru dan

(27)

44

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini digambarkan denah SDN 2

Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon sebagai berikut:

Gambar 3.1

Denah SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon

b. Keadaan Guru

SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon

mempunyai 1 Kepala Sekolah, 9 guru dan 1 orang penjaga sekolah. Untuk

lebih jelas berikut keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga SDN 2

Bungko Lor Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon. Lapangan Upacara

Jalan Ki Gede Bungko

Ruang Kelas III

Ruang kelas II Ruang kelas I

WC Guru/Siswa

Ruang Kelas IV

Ruang kelas VI Ruang

kelas V Ruang

(28)

45 Tabel 3.1

Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Penjaga

SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon

No Nama NIP Golongan Jabatan Pendidikan

1 Supardi 195906061981091001 IV/A Kepsek SI

2 Iksan 196204251983051005 IV/A Guru SI

3 Sutina 196403121988031014 IV/A Guru penjas D2

4 Abdulah 196507051993011001 III/D Guru SI

5 Emah N 197003142007012007 II/B Guru SPG

6 Akmad - - G. honor D2

7 Mukarom - - G. honor SI

8 Olyayi - - G. honor D2

9 Sumedi - - G. honor SI

10 Seapul anwar - - G. honor D2

11 Darsa - - G. honor D2

c. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten

Cirebon berjumlah 345 siswa yang terdiri dari 163 siswa putra dan182.

d. Waktu Penelitian

Lamanya penelitian ini diperkirakan selama empat bulan dari

bulan Januari 2010 sampai dengan bulan april 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran

2010/2011 yang berjumlah 30 siswa, 19 siswa laki-laki dan 11 perempuan.

Pemilihan siswa kelas V sebagai subjek penelitian yaitu dengan pertimbangan

karena peneliti menemukan masalah yang harus dicari pemecahannya yaitu

(29)

46

sprint dari guru penjas kelas V. Hal ini terjadi karena guru disaat proses

pembelajaran penjas tentang pembelajaran atletik khususnya gerak dasar

sprint, guru hanya memberikan penjelasan secara lisan dan mempraktekkan

tanpa menggunakan model pembelajaran yanpg lebih efektif serta tanpa

melibatkan siswa sebagai alat untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran

gerak dasar sprint.

Hal ini juga diperkuat dengan adanyan bukti siswa saat melakukan

gerak dasar sprint banyak siswa yang merasa jenuh karena tidak bisa

melakukan gerak dasar sprint, sehingga dalam mengikuti pembelajaran dari

guru pun tidak dapat dimengerti oleh siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Seperti yang dikemukakan pada bagian latar belakang masalah,

bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari praktek pembelajaran

sehari-hari yang dirangsang langsung oleh guru dan siswa di dalam

menerapkan metode pembelajaran gerak dasar sprint yang kurang aktif dan

efektif, sehingga diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hal ini, peneliti menggunakan metode yang relevan dengan

permasalahan ini adalah melalui metode penelitian tindakan kelas

(30)

47

Menurut Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1998/1999 :13), bahwa.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Berdasarkan pendapat dari Wardhani (2007 :115), bahwa.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga

penelitian tindakan kelas terfokus pada permasalahan praktis yaitu

permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas pada aspek-aspek

pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode

pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang

mendukung atau sistem penelitian yang tidak sesuai.

Dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar sprint pada di kelas V

SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, metode yang

digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran adalah dengan

menggunakan permainan kucing dan tikus.

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005: 4) mendefinisikan

bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

(31)

48

yang dapat diamati. Dari pendapat Bogdan dan Taylor di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa model ini diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu

atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Metode kualitatif dalam penelitian

tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh

guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian

mengajar, dan sebagainya. Dengan demikian guru dituntut untuk berlatih dan

menerapkan berbagai tindakan sebagai upaya meningkatkan proses

pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang

pendidikan.

Menurut David Williams (Moleong, 2005: 5), bahwa: Penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang

tertarik secara alamiah. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian merupakan aktivitas siswa meliputi perilaku, persepsi, motivasi,

dan tindakan secara holistik. Pemaparan data berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka, dalam pelaksanaan penelitian lebih mementingkan

(32)

49 2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengacu kepada rancangan penelitian yang

dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yaitu model Spiral. Menurut Syamsudin

(Wiriaatmadja, 2006: 66) dalam model spiral ini digunakan empat komponen

penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam

suatu sistem spiral yang saling terkait.

Tahapan yang dilakukan pada model spiral ini, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi kemudian mengadakan perencanaan,

[image:32.595.122.498.241.742.2]

kemudian kembali lagi. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2

Modifikasi Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiraatmadja, 2005:66)

P L A N

OBSERVATION 1 REFLECTION 1

ACTION2 OBSERVATION 2

REFLECTION2

ACTION3 OBSERVATION 3

REFLECTION3

ACTION1

P L A N

(33)

50

Berdasarkan desain penelitian Model Spiral Kemmis dan Mc.

Taggart (Wiraatmadja, 2005: 66) menjelaskan bahwa dalam satu siklus

terdapat empat komponen sebagai berikut.

1. Perencanan (plan): Pada tahap ini guru merencanakan pembelajaran

berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh guru disaat pembelajran berlangsung dikelas.

2. Tindakan (act): Pada tahap ini, rancangan yang telah dibuat oleh guru dalam memperbaiki permasalahan yang terjadi dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

3. Pengamatan (observe): Pada tahap ini, diamati kinerja guru dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

4. Refleksi (reflect): Pada tahap ini dianalisis kekurangan dan

kelebihan dan rancangan yang telah dilaksanakan. Apabila terdapat kekurangan, maka kegiatan pembelajaran perlu diperbaiki.

Keempat komponen di atas merupakan satu siklus. Setiap komponen

akan dilaksanakan dalam setiap siklusnya. Desain penelitian tindakan kelas

dalam penelitian ini dirancang untuk menyampaikan materi organ pencernaan

pada manusia yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan dalam bentuk

siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada pertemuan kesatu

sampai ketiga diharapkan siswa mengalami peningkatan hasil belajar tentang

gerak dasar sprint.

Berdasarkan komponen yang telah dijelaskan di atas, maka

langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan siklus I terdiri dari:

1) Menyusun rencana tindakan siklus I.

(34)

51

3) Menganalisis temuan-temuan, metode pembelajaran, dan proses

pembelajaran.

4) Melaksanakan refleksi terhadap hasil analisis perencanaan,

pelaksanaan dan hasil siklus I.

b. Pelaksanaan siklus III terdiri dari:

1) Menyusun rencana tindakan siklus III.

2) Melaksanakan pembelajaran dengan materi gerak dasar lari sprint.

3) Menganalisis temuan-temuan, metode pembelajaran, dan proses

pembelajaran.

4) Melaksanakan refleksi terhadap hasil analisis perencanaan,

pelaksanaan dan hasil siklus III.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahapan Perencanaan Tindakan

Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan.

Rencana pembelajaran disusun secara fleksibel untuk mengadaptasi berbagai

pengaruh yang mungkin timbul di lapangan yang sebelumnya tidak dapat

diduga, maupun dari kendala yang sebelumnya tidak terlihat.

Langkah-langkah dalam tindakan yang akan dilakukan perlu

direncanakan secara terperinci, agar dapat dijadikan pegangan dalam

melaksanakan tindakan.

Tahap perencanaan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengajukan permohonan izin kepada kepala SDN 2 Bungko

(35)

52

b. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan

yang harus dicari pemecahannya. Dalam kegiatan ini, penulis melakukan

observasi dan wawancara dengan guru dan siswa.

c. Peneliti bersama teman sejawat (guru) mendiskusikan hasil dari observasi

dan wawancara awal dalam pembelajaran.

d. Peneliti memberikan informasi kepada sekolah tentang penggunaan

keterampilan proses mampu menanggulangi permasalahan pembelajaran

yang dihadapi oleh siswa.

e. Menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model permainan kucing dan tikus beserta format penilaiannya.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Dengan melihat gambaran awal yang diperoleh peneliti dari

pengalaman proses pembelajaran bahwa siswa kelas V SDN 2 Bungko

Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon mengalami kesulitan dalam

keterampilan gerak dasar lari sprint maka penelitian ini dilakukan untuk

memperbaiki proses maupun hasil pembelajaran.

3. Tahapan Observasi

Observasi merupakan upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan

yang memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat

perilaku dan kejadian sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya yang

berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung.

(36)

53

selama pembelajaran. Hasil observasi tersebut dapat dijadikan pedoman

dalam mengukur keberhasilan tindakan yang dilakukan.

Berdasarkan observasi, kita dapat menentukan apakah ada hal-hal

yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang kita

inginkan. Kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan, ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kinerja

guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta untuk mengumpulkan atau

merekam data dan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal-hal

yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menerapkan keterampilan

proses.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh seorang peneliti untuk mencoba melihat dan merenungkan kembali apa

yang telah dilakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa serta

merenungkan alasan dalam melakukan satu tindakan dikaitkan dengan

dampaknya. Dengan cara ini kita dapat mengenal kekuatan dan kelemahan

dari tindakan yang telah dilakukan.

Refleksi merupakan bagian yang penting bagi penelitian, supaya

peneliti lebih memahami dan memberikan umpan balik yang bermakna

terhadap proses dan hasil pembelajaran. Adapun langkah-langkah dari

kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut.

a. Analisis, interprestasi dan pemeriksaan terhadap semua informasi (data)

(37)

54

b. Mendiskusikan hasil dari pelaksanaan evaluasi terhadap keberhasilan dan

pencapaian tujuan tindakan dengan teman sejawat.

c. Memperbaiki proses pembelajaran berupa penyusunan rencana tindakan

yang dilakukan secara berkelanjutan yang dirumuskan dengan berdasar

pada analisa data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk

memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.

Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan dari berbagai kriteria. Berdasarkan

hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi

perbaikan terhadap rencana awal.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam

pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang

diteliti dapat terefleksi dengan baik. Adapun jenis instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Format Observasi

Berikut adalah data format observasi yang digunakan oleh peneliti

tentang gerak dasar lari sprint untuk mengetahui perencanaan pembelajaran

guru.

a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

(38)

55

a. Merumuskan tujuan pembelajaran

b. Kejelasan rumusan

c. Kejelasan cakupan rumusan

d. Kesesuaian dengan kompetensi dasar Jumlah A

Prosentasi

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan Materi,

Media, Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran. 1 2 3 4 B C K

a. Mengembangkan dan mengorgansasikan

materi pembelajaran

b. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

c. Memilih sumber belajar

d. Memilih metode pembelajaran

Jumlah A

Prosentasi

3. Merencakanan Skenario Kegiatan Pembelajaran 1 2 3 4 B C K

a. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran. b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran. c. Menentukan alokasi waktu pembelajaran. d. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

pembelajaran.

Jumlah A

Prosentasi

4. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan

Alat Penilaian 1 2 3 4 B C K

a. Menentukan proses dan jenis penilain. b. Membuat alat penilaian.

c. Menentukan kriteria penilaian.

Jumlah A

Prosentasi

5. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran 1 2 3 4 B C K

1. Kebersihan dan kerapihan. 2. Penggunaan bahasa lisan.

Jumlah A

Prosentase Jumlah Prosentase perencanaan

b. Format Observasi Kinerja Guru

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

(39)

56 1. Pra Pembelajaran

a. Merumusakan tujuan pembelajaran b. Kejelasan rumusan

Jumlah 1

Prosentase 2. Membuka Pembelajaran

a. Melakukan kegiatan apsersepsi dan pemanasan

b. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah 2 Prosentase 3. Mengelola Inti Pembelajaran

a. Memberi petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran b. Menanggapi respond an pertanyaan siswa c. Melakukan komunikasi lisan, isyarat dan

gerakan badan

d. Memicu dan memelihara ketertiban siswa e. Memantapkan penguasaan keterampilan

gerak siswa

Jumlah 3 Prosentase

4. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran a. Merangkaikan gerakan

b. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak c. Membimbing siswa melakukan gerakan

dan melakukan aktifitas gerak d. Memberikan pertolongan kepada siswa

yang mengalami kesulitan

e. Penggunaan media dan alat pembelajaran Jumlah 4 Prosentase 5. Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

a. Melaksanakan penelitian selama proses pembelajaran

b. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah 5

Prosentase 6. Kesan Umum Kinerja Guru

a. Keefektifan proses pembelajaran b. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah 6

Prosentase Jumlah Prosentase Kinerja Guru

(40)

57

No Nama

Aspek yang dinilai

skor Kriteria

Keaktifan Kerjasama Disiplin

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

Jumlah

Prosentase

d. Format Data Hasil Belajar Siswa

(41)

58 Siswa Gerakan

Kaki

Gerakan

Tangan Posisi Badan Pandangan

Tu

n

ta

s

Ti

d

ak

tu

n

ta

s

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Jumlah

Rata-rata

Prosentase

(42)

59

Format wawancara adalah alat wawancara yang digunakan untuk

memperoleh data tentang kesan siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan

Kapetakan Kabupaten Cirebon dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar

lari sprint setelah diadakan penelitian, pendapat siswa dalam memahami

materi pembelajaran yang disampaikan dengan menerapkan keterampilan

proses, dan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan

keterampilan proses. Lembar wawancara juga digunakan untuk mengetahui

pendapat guru mengenai penerapan model keterampilan proses, kesan guru

dalam melaksanakan pembelajaran setelah dilakukan penelitian, dan kesulitan

guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan keterampilan

proses. (terlampir)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data

hasil belajar. Pertama, data pelaksanaan tindakan berupa deskripsi

pelaksanaan keterampilan gerak dasar lari sprint dengan menerapkna

permainan kucing dan tikus. Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk

memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

observasi, wawancara dan catatan lapangan yang instrumennya berbentuk

pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan.

Kedua, data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran

yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk

(43)

60

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami tentang organ pencernaan

pada manusia dengan menggunakan tes hasil belajar yang instrumennya

berbentuk lembar kerja siswa kelompok dan tes individu.

Teknik pengolahan data untuk data pelaksanaan yaitu dengan

menggunakan model kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan

kuantitatif

a. Kualitatif

Bentuk dari dari teknik penelitian kualitatif, yaitu data

pelaksanaan tindakan belajar melalui tahap-tahap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan observasi kenerja dan aktivitas siswa, wawancara

terhadap guru dan siswa dan catatan lapangan yang instrumennya

berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan

lapangan.

Data hasil wawancara berbentuk jawaban percakapan antara

observer dengan guru dan siswa untuk mengetahui kesan dan tanggapan

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan diolah

dengan cara dianalisis, kemudian dideskripsikan berupa

uraian/pembahasan sehingga diperoleh informasi yang mantap tentang

dampak perlakuan yang dibuat. mencatat hasil temuan atau kejadian

penting selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan ini,

hasil temuan peneliti dan observer didiskusikan setelah proses

pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan

(44)

61

siswa terhadap konsep yang disampaikan, keterlibatan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, dan tentang evaluasi. Sedangkan data

hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan

teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian

diinterpretasikan dan dideskripsikan.

b. Kuantitatif

Teknik pendekatan kuantitatif yang bertujuan mengetahui data

hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun data hasil belajar siswa

diperoleh dari instrumen pembelajaran berupa format penilaian. untuk

mengetahui persentase kelulusan, maka dibuat format penilaian yang

didalamnya terdapat hasil kelulusan siswa dalam melaksanakan evaluasi.

Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik

pengolahan data secara lengkap dengan menentukan batas kelulusan

sesua yuang dikemukan oleh (Rakhmat, 1999: 175) dengan cara

menjumlahkan hasil skor seluruh siswa yang di dapat lalu dikali (X) 100.

Setelah itu hasilnya dibagi jumlah skor yang ada dideskriptor yang telah

dikalikan dengan jumlah siswa. Hasil akhir tersebut sebagai KKM yang

harus dicapai oleh siswa. Dari rumus tersebut peneliti mendapatkan nilai

KKM yang telah dibulatkan yaitu 56, jika siswa mendapatkan nilai

dibawah 56 maka tidak lulus, begitupun sebaliknya jika ada siswa yang

(45)

62 2. Analisis Data

Analisis data penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus

menerus selama penelitian berlangsung. Menurut Patton (Moleong, 2002 :

108), analisis data adalah “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.”. Setelah data yang

terkumpul dari berbagai alat pengumpul data yang digunakan dalam

penelitian, kemudian data tersebut diberikan simbol atau kode-kode tertentu

untuk memudahkan penyusunan dan pengolahannya. Data dalam penelitian

ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan

terhadap siswa kelas V SDN 2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten

Cirebon. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2

Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon dan guru penjas kelas V

serta kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di V SDN 2 Bungko

Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis data kualitatif.

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005: 248) menyatakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang

menunjukkan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran yaitu respon

(46)

63

dasar lari sprint. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui

tingkat kemajuan siswa dalam pembelajaran.

Setelah data dianalisis, peneliti melanjutkan dengan proses

pengolahan data yang diperoleh dari format observasi, format wawancara,

hasil praktek, dan catatan lapangan. Setelah data yang diperoleh dari berbagai

instrumen penelitian terkumpul, kemudian data tersebut dideskripsikan.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengerjaan lembar kerja siswa

secara berkelompok dan perangkat soal yang dikerjakan secara individu. Data

tersebut kemudian dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasil tes siswa

secara berkelompok dan individu dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga

nilai yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.

Untuk memberikan keabsahan data, peneliti melakukan proses

perbandingan dan pengecekan semua data yang diperoleh dari sumber data

yaitu data yang diperoleh dari pengamatan peneliti, observer, dan siswa.

G. Validasi Data

Konsep validasi dalam aplikasinya untuk penelitian tindakan,

mengacu kepada kredibilitas dan derajat keterpercayaan dari hasil penelitian.

Hal ini diakui oleh Borg dan Galb (Nina, 2008: 35) yang berpendapat sebagai

berikut.

Kriteria untuk menguji kredibilitas dan derajat keterpercayaan

penelitian tindakan menguji aspek–aspek hasil, proses dan kualitas

(47)

64

dan mitranya dapat saja menentukan kriteria mereka dan bukan hanya para pakar akademis saja boleh menentukan atau menguji validitas penelitian mereka.

Adapun prosedur dan pelaksanaan validitas data yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini mengacu kepada bentuk validitas Hopkins yaitu

member check, Triangulasi, Audit Trail dan Expert Opinion (dalam

Wiriatmadja, 2005:168–171). Adapun penjelasanya sebagai berikut :

1. Triangulasi

Dalam prosedur dan pelaksanaan validasi data peneliti melakukan

pemeriksaan terhadap data-data yang diperoleh setelah melihat langsung

proses pembelajaran guru penjas disaat mengajarkan materi gerak dasar

lari sprint. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa

setelah selasai dalam pembelajaran. Setelah peneliti analisis ternyata

banyak siswa yang tidak bisa melakukan keterampilan gerak dasar lari

sprint, dikarenakan guru yang tidak menggunakan metode yang tepat

dalam pembelajaran.

2. Member Chek

Peneliti dalam hal ini melakukan observasi dan wawancara dengan guru

dan siswa sebagai bahan informasi yang bertujuan untuk memeriksa

kembali data-data tersebut. Peneliti juga mengkonfirmasikan data

observasi dan wawancara tersebut dengan dengan guru dan siswa melalui

diskusi pada akhir tindakan.

(48)

65

Peneliti melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

peneliti kepada pakar profesional. Data hasil observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa, dikonsultasikan kepada dosen pembimbing/dosen untuk

mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan.

4. Audit Trail, yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan guru,

pembimbing, peneliti senior dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini

(49)

127 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas mengenai meningkatkan kemampuan yang

telah peneliti laksanakan bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran gerak

dasar lari sprint melalui permainan kucing dan tikus bagi siswa kelas V SDN

2 Bungko Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, peneliti dapat

mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran yang mengacu pada penerapan model

permainan kucing dan tikus untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar

lari sprint bagi siswa kelas V di SDN 2 Bungko.

2. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada siklus I, siklus II dan siklus

III yang mencakup perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa. Pelaksanann tersebut mengacu pada materi pembelajaran

lari sprint melalui permainan kucing dan tikus.

3. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan penilaian hasil

belajar siswa mengenai sikap rangkaian gerak dasar lari sprint dengan

aspek yang dinilai yaitu aspek gerakan kaki, aspek gerakan tangan, aspek

posisi badan dan aspek pandangan.

4. Kemampuan guru yang baik dalam merancang pembelajaran pendidikan

jasmani tentang gerak dasar lari sprint dengan menerapkan permainan

kucing dan tikus mampu meningkatkan siswa menjadi perhatian, aktif,

(50)

128

5. Kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran

pendidikan jasmani tentang gerak dasar lari sprint menerapkan permainan

kucing dan tikus dapat mempermudah dan meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

siswa, hal ini dapat terlihat berdasarkan hasil analisis data awal, siklus I,

siklus II, dan siklus III.

6. Untuk hasil belajar siswa pada data awal diperoleh hanya sebanyak 9

siswa atau 30% dari 30 siswa yang bisa melakukan teknik dasar lari sprint

dengan baik. Untuk hasil belajar siswa pada siklus I mengalami

peningkatan dari data awal menjadi 17 siswa atau 57% dari 30 siswa yang

bisa melakukan teknik dasar lari sprint. Untuk hasil belajar siswa pada

siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 23 siswa atau

77% dari 30 siswa yang bisa melakukan teknik dasar lari sprint dengan

baik. Untuk hasil belajar siswa pada siklus III juga mengalami

peningkatan dari siklus II menjadi 30 siswa atau 100% dari 30 siswa yang

bisa melakukan gerak dasar lari sprint.

Berdasarkan hasil di atas maka dapat dinyatakan bahwa.

“Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint melalui melalui permainan

kucing dan tikus, maka siswa kelas V di SDN 2 Bungko Kecamatan

Kapetakan Kabupaten Cirebon dapat meningkatkan hasil kemampuan

(51)

129

7. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan dengan hambatan yang terjadi

selama penelitian adalah :

a. Pengelompokan siswa hendaknya ditertibkan terlebih dahulu sehingga

pada waktu melakukan teknik dasar lari sprint, bagi siswa yang kurang

optimal bisa dihindari.

b. Pemberian informasi kepada siswa bisa dicampur-campur dengan

bahasa daerah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan peneliti ini, maka perlu

kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses

pembelajaran atletik di Sekolah Dasar, khususnya dalam pembelajaran teknik

dasar lari sprint yaitu sebagai berikut .

1. Ditujukan kepada siswa.

Metode permainan tikus dan kucing dapat mengembangkan aspek penjas

yang terdiri dari skill, fisik, pengetahuan dan mental sehingga siswa dapat

berkembang secara harmonis.

2. Ditujukan kepada guru.

Melalui permainan kucing dan tikus dapat membuat pembelajaran yang

lebih aktif, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Pemilihan materi pembelajaran hendaknya dilakukan dengan

(52)

130

3. Ditujukan kepada sekolah.

Metode permainan dapat menambah pengetahuan guru dalam hal mengajar

sehingga tujuan yang telah ditentukan oleh sekolah dapat tercapai dengan

baik.

4. Ditujukan kepada UPI Kampus Sumedang:

Hasil penelitian model pembelajaran dengan menerapkan permainan

kucing dan tikus dapat dijadikan referensi dalam bahan penelitian.

5. Ditujukan kepada penulis selanjutnya

Permainan kucing dan tikus dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahagia,Y., dkk (1999) Atletik Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Giriwijoyo, S, dkk (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB.

Hartini, (2008). Efektivitas Latihan Lari Sprint dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran di SD Bina Harapan II Kota Bandung Skripsi FPOK UPI tidak diterbitkan.

Hendrayana, Y. (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Criced University of Tsukuba.

Husdarta, (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Lestari, D (2006). Tingkat Ketrampilan Gerak Dasar Siswa SD Kelas V Usia 11-12 tahun.

Lutan, dkk. (1996). Manusia dan olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/IKIP PPTK.Http//igilibunnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASAfale/...di f/doc.pdf.

Nurhasan. (2000). Test dan Pengukuran Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Rohaeni, E. (2008). Teori Belajar. Paper Perkuliahan Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Yasika Majalengka;tidak diterbitkan

Suherman,A . (2009). Penelitian Pendidikan. Bandung; Warli Artika.

Suherman, A Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga .Bandung Repoint.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta; Depdikbud.

(54)

Suwarjo, dkk. (2007). Penjas Orkes untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Syarifuddin, A. (1992). Athletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Saumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun. (1992). Permainan Besar. Jakarta: Depdikbud

Sunarya, May dan Suwarso, Eso. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : PT. Arya Duta.

Supandi, (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdikbud.

Gambar

Tabel  Halaman
Gambar  Halaman
Tabel 1.1  Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V
Tabel 1.2 Data Awal Prosentasi Hasil Belajar Siswa Kelas V
+4

Referensi

Dokumen terkait

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

surat – surat Keputusan Rektor yang berdasarkan persetujuan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung dan pertimbangan SA, yang diterbitkan pada saat Institut

(2) Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern yang sudah operasional dan telah memperoleh SIUP sebelum diberlakukannya Peraturan Walikota ini wajib. mengajukan IUPP atau

[r]

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan. Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA BID ANG PENYELENGGARAAN D AN EVALUASI TERHAD AP KINERJA PEGAWAI D I PUSAT PEND IDIKAN D AN PELATIHAN (PUSD IKLAT) GEOLOGI BAND UNG Universitas

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Magister Kedokteran Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang saya jalani,