• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONTRASTIF VERBA YANG MENYATAKAN ARTI MEMAKAI DALAM BAHASA JEPANG DAN INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KONTRASTIF VERBA YANG MENYATAKAN ARTI MEMAKAI DALAM BAHASA JEPANG DAN INDONESIA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONTRASTIF VERBA YANG MENYATAKAN ARTI

MEMAKAI DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Bahasa Jepang

FPBS

Oleh:

Riska Wulandari 0900112

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

ANALISIS KONTRASTIF VERBA YANG MENYATAKAN ARTI

MEMAKAI DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA

INDONESIA

Oleh Riska Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Riska Wulandari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UNTUK MENGIKUTI SIDANG

Judul Skripsi : “Analisis Kontrastif Verba yang Menyatakan Arti Memakai

dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia”

Nama : Riska Wulandari

NIM : 0900112

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Dedi Sutedi, M.A,M.Ed Linna Meilia Rasiban, M.Pd.

NIP. 1966050719960111001 198005072008012010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Riska Wulandari, 2013

ANALISIS KONTRASTIF VERBA YANG MENYATAKAN ARTI MEMAKAI DALAM BAHASA JEPANG DAN INDONESIA

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan analisis kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dengan mengacu pada verba dalam bahasa jepang

yang berarti memakai. Dalam bahasa Indonesia verba “memakai” dapat diikuti berbagai objek

sedangkan dalam bahasa Jepang penggunaan kata kerja didasarkan pada objek yang digunakan dan tujuannya. Analisis ini dilakukan untuk mencari padanan yang lebih tepat dalam bahasa Indonesia berdasarkan deskripsi verba tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kontrastif. Dengan demikian dapat diketahui dalam kondisi seperti apa verba dalam bahasa Jepang yang berarti memakai dapat dipadankan dengan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Indonesia.

Hasilnya menunjukkan bahwa kaburu, kiru, haku, hameru, maku, shimeru, kakeru dapat dipadankan dengan verba mengenakan, sasu dapat dipadankan dengan memakai ketika objek yang digunakan berupa payung, tsukau dapat dipadankan dengan memakai/menggunakan,

mempekerjakan, menghabiskan, naik, dan mochiiru dapat dipadankan dengan verba

menggunakan.

Kata Kunci: Analisis kontrastif, memakai

Contrastive Analysis of verbs which have the meaning “Memakai” in Japanese and Indonesian language

Abstract

This research is intended to describe verb contrastive analysis of word “Memakai”. In Indonesian and Japanese by referring to the verb “memakai” in Japanese. In Indonesian the verb

“memakai” can be followed by any object. Meanwhile, in Japanese, the use of the verbs is

determined by the object used and its purpose. The analysis was conducted to look for the meaning of those verbs in Indonesian language based on the verb description.

The method used in this study is contrastive descriptive method. Therefore, it can be

identified in what situation the verb “memakai” in Japanese can be translated into the same

meaning in Indonesian.

The result shows that kaburu, kiru, haku, hameru, maku, shimeru, kakeru could be translated as mengenakan, sasu could be translated as memakai when the items used is umbrella,

tsukau could be translated as memakai/menggunakan, mempekerjakan, menghabiskan naik, and mochiiru could be translated as menggunakan.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR……….………...i

UCAPAN TERIMA KASIH……….ii

DAFTAR ISI……….iii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..…………1

B. Rumusan dan Batasan Masalah………..………….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………..…………..5

D. Sistematika Penulisan……….……….6

BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Kontrastif………..7

B. Verba dalam bahasa Jepang………10

C. Makna dan fungsi verba yang memiliki arti memakai dalam bahasa jepang 1. Kaburu ………..13

2. Kiru ………...15

3. Haku ………...16

4. Hameru………..17

5. Maku………..19

6. Shimeru………...21

7. Kakeru………23

8. Sasu………25

(6)

10.Mochiiru……….…28

11. Tsukeru………..30

D. Verba Memakai dalam Bahasa Indonesia………..33

E. Rekapitulasi makna verba yang menyatakan arti memakai dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia………...35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………43

B. Teknik Pengumpulan Data……….45

C. Teknik Pengolahan Data………....46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis data 1. Kaburu dalam bahasa Indonesia……….…...48

2. Kiru dalam bahasa Indonesia……….……56

3. Haku dalam bahasa Indonesia……….…...64

4. Hameru dalam bahasa Indonesia……….…..68

5. Maku dalam bahasa Indonesia……….…..73

6. Shimeru dalam bahasa Indonesia………..….79

7. Kakeru dalam bahasa Indonesia………...83

8. Sasu dalam bahasa Indonesia……….87

9. Tsukau dalam bahasa Indonesia………...88

10. Mochiiru dalam bahasa Indonesia. ………...92

11. Tsukeru dalam bahasa Indonesia. ………...95

B. Pembahasan………....100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………107

(7)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Data: Contoh Penggunaan Verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang

SURAT KEPUTUSAN

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Jepang sebagai bahasa asing tentu memiliki banyak perbedaan dengan bahasa ibu

pembelajar. Perbedaan tersebut diantaranya meliputi kosakata, bunyi, intonasi, struktur kalimat ,

tata bahasa. Diantara perbedaan tersebut, Sutedi (2011:46-47) menyebutkan berbagai kendala

yang muncul ketika belajar tata bahasa Jepang antara lain:

Pertama. Ketidakjelasan tentang perbedaan makna dan fungsi dari kata yang bersinonim

menjadi penyebab munculnya kesalahan berbahasa. Misalnya, verba agaru dan noboru keduanya

berarti naik, verba oriru, sagaru, kudaru, furu semuanya berarti turun tetapi memiliki fungsi

yang berlainan.

Kedua. Pembelajar ketika ingin mengetahui makna kata, ia selalu tergantung pada kamus

yang tidak ada penjelasannya secara lengkap, sementara kamus seperti kokugo jiten, kihon

doushi yourei jiten, kihon doushi youhou jiten, keiyoushi youhou jiten, fukushi youhou jiten dan

sejenisnya jarang digunakan, padahal dalam kamus-kamus tersebut disajikan informasi yang

lengkap tentang penggunaan suatu kata.

Ketiga. Perbedaan jenis kata yang merujuk pada makna yang sama dalam bahasa ibu,

bisa menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa. Misalnya dalam bahasa Jepang kata genki

(sehat) adalah adjektiva, sedangkann kata byouki (sakit) adalah nomina, sehingga dari genki na

hito (orang yang sehat) menimbulkan kesalahan seperti *byouki na hito (orang yang sakit) yang

seharusnya byouki no hito.

Keempat. Pada pembelajar tingkat dasar, biasanya budaya (kebiasaan) dalam bahasa

Ibunya sering mempengaruhi dalam penggunaan bahasa Jepang (interferensi), yaitu dengan cara

memaksakan kaidah bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya apa yang

diucapkannya tidak dapat dipahami oleh penutur asli bahasa Jepang.

Penulis sangat menggaris bawahi faktor yang keempat dimana seseorang kalau ingin

menyampaikan sesuatu maksud dalam benak atau pikirannya yang semula dituangkan ke dalam

bahasa I, akan diekspresikannya ke dalam bahasa II sesuai dengan kaidah yang berlaku pada

(9)

2

baik maka interferensi akan muncul, karena kaidah bahasa I lebih kuat, tanpa menghiraukan

sesuai atau tidaknya kaidah tersebut, ia langsung memaksakannya ke dalam bahasa II

(Sutedi,2011:129-130). Contoh verba memakai dalam bahasa Indonesia. Dalam kamus

gakushudo (2010:609) verba memakai dipadankan dengan tsukau, shiyou suru, mochiiru, kiru,

haku dalam bahasa jepang. Namun tidak ada penjelasan kapan dan dalam situasi yang bagaimana

verba tersebut digunakan. Ketidakpahaman pembelajar akan makna dan penggunaan suatu kata

dalam bahasa jepang dapat menyebabkan kesalahan berbahasa sehingga kurangnya pemahaman

kosakata dalam bahasa Jepang menjadi kendala utama dalam pembelajaran bahasa jepang.

Misalnya, ketika pembelajar dihadapkan pada situasi berikut.

(1) 洋子 帽子を ぶ た。(Koizumi dkk.,1989: 143)

Sekilas tampak tidak ada masalah dengan penggunaan verba memakai dalam bahasa

Indonesia namun jika diterjemahkan dalam bahasa jepang dan jika pembelajar kurang

memahami penggunaan kata dalam bahasa jepang maka akan terjadi transfer negatif dalam

penerjemahan kalimat tersebut. Kalimat (1) memiliki makna „mengenakan‟ sehingga verba yang

digunakan dalam bahasa jepang adalah kaburu. Kalimat (2) juga memiliki makna mengenakan.

begitupun dengan makna kalimat (3) . Ketiga kalimat tersebut sama-sama memiliki makna

mengenakan ke tubuh, perbedaannya terletak pada objek tersebut diletakkan pada tubuh bagian

mana.

(4) こ 会社 給料計算にコンピューターを使う。(Koizumi dkk.,1989:313)

(Perusahaan ini memakai komputer untuk menghitung gaji.)

Contoh kalimat (4) juga diterjemahkan menjadi memakai dalam bahasa Indonesia.

Namun makna yang terkandung dalam kalimat ini berbeda dengan contoh kalimat (1) (2) (3).

Makna yang terkandung dalam kalimat (4) adalah menggunakan benda untuk tujuan tertentu.

(5) 自動車 ほこ を ぶ てい 。(Koizumi dkk.,1989:143 )

(10)

3

Kalimat ini terdiri dari predikat kaburu yang diikuti oleh objek berupa debu. Pada contoh

kalimat (1), verba kaburu dapat dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia.

Tapi dalam kalimat ini tidak bisa dipadankan begitu saja karena memiliki makna yang berbeda.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua kalimat yang mengandung verba kaburu dapat

diterjemahkan begitu saja ke dalam memakai .

Perbedaan struktur bahasa, banyaknya makna dalam suatu kata, adanya kata yang

maknanya sering berbeda berdasarkan kondisi dan situasi menyebabkan terjadinya kesalahan

berbahasa. Kesalahan berbahasa pada pembelajar umumnya terjadi karena adanya transfer

negatif bahasa ibu dengan bahasa jepang. kesalahan yang muncul bisa berupa kesalahan

penggunaan kosakata, penggunaan pola kalimat dan sebagainya (Sutedi, 2011:1). Oleh karena itu

pemahaman makna dan penggunaan kosakata merupakan hal yang penting dalam mempelajari

bahasa.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa verba memakai dalam bahasa jepang dan

bahasa Indonesia memiliki perbedaan dalam penggunaannya. Kesalahan pemahaman makna dari

kata tersebut akan menyebabkan kesalahan penerjemahan dalam kedua bahasa.

Adapun objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah verba yang menyatakan arti

memakai dalam bahasa Jepang yaitu kaburu (), kiru (), haku (履く), hameru (

), maku (巻く), shimeru (), kakeru (),tsukeru () sasu (さす), tsukau (使

), mochiiru (用 い ). Verba-verba tersebut dapat diterjemahkan menjadi memakai dalam

bahasa Indonesia. Sementara itu verba memakai dalam bahasa Indonesia memiliki 6 makna yang

berbeda, maka perlu adanya analisis untuk mencari kata yang memiliki relasi kedekatan makna

dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia agar bisa menunjukkan konsep yang terkandung

dalam verba-verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang untuk menghindari

kesalahan berbahasa. Disisi lain dalam bahasa jepang itu sendiri , verba-verba tersebut memiliki

makna yang berbeda-beda sehingga pada konteks tertentu tidak dapat diterjemahkan menjadi

verba memakai dalam bahasa Indonesia.

Alasan lain, dipilihnya verba tersebut antara lain sebagai berikut:

(1) sering digunakan digunakan dalam bahasa Jepang sehari-hari;

(2) sering muncul dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang;

(11)

4

Oleh karena itu perlu diketahui secara lebih mendalam dalam situasi bagaimana verba

yang menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang dapat dipadankan dengan verba yang

menyatakan arti memakai dalam bahasa Indonesia. Dengan begitu akan dapat dipahami

persamaan dan perbedaan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu kesulitan yang mungkin akan dialami pembelajar dalam

menggunakan verba memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Analisis kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.”

B . Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Apa padanan kata verba kaburu dalam bahasa Indonesia?

2. Apa padanan kata verba kiru dalam bahasa Indonesia?

3. Apa persamaan verba haku dalam bahasa Indonesia?

4. Apa padanan kata verba hameru dalam bahasa Indonesia?

5. Apa padanan kata verba maku dalam bahasa Indonesia?

6. Apa padanan kata verba shimeru dalam bahasa Indonesia?

7. Apa padanan kata verba kakeru dalam bahasa Indonesia?

8. Apa padanan kata verba sasu dalam bahasa Indonesia?

9. Apa padanan kata verba tsukau dalam bahasa Indonesia?

10. Apa padanan kata verba mochiiru dalam bahasa Indonesia?

11. Apa padanan kata verba tsukeru dalam bahasa Indonesia?

(12)

5

1. Penelitian ini hanya meneliti secara kontrastif verba yang menyatakan arti memakai dalam

bahasa jepang dan bahasa Indonesia dengan mengacu pada salah satu bahasa yaitu bahasa

Jepang.

2. Makna kata dilihat dari sudut semantik berdasarkan bentuk kalimatnya.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengontraskan verba yang menyatakan arti

memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Secara khusus tujuan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kaburu dalam bahasa Indonesia.

2. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kiru dalam bahasa Indonesia.

3. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba haku dalam bahasa Indonesia.

4. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba hameru dalam bahasa Indonesia.

5. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba maku dalam bahasa Indonesia.

6.Untuk mendeskripsikan padanan kata verba shimeru dalam bahasa Indonesia.

7. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba kakeru dalam bahasa Indonesia.

8. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba sasudalam bahasa Indonesia.

9. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba tsukau dalam bahasa Indonesia.

10.Untuk mendeskripsikan padanan kata verba mochiiru dalam bahasa Indonesia.

11. Untuk mendeskripsikan padanan kata verba tsukeru dalam bahasa Indonesia?

Penelitian ini akan membahas verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang

dan bahasa Indonesia berdasarkan data jitsurei dan sakurei yang termasuk ke dalam bahasa

jepang modern. Hasil penelitian ini berupa pendeskripsian makna setiap verba serta situasi

penggunaannya. Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk menambah

referensi khususnya untuk para pembelajar bahasa jepang. Dengan demikian kesalahan dalam

penggunaan kata memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia bisa diminimalisir.

D. Sistematika Penulisan

(13)

6

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian teori

Pada kajian teori ini diuraikan tentang analisis kontrastif, verba dalam bahasa Jepang,

hasil penelitian terdahulu tentang verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia serta Rekapitulasi makna verba memakai dalam Bahasa Jepang dan Bahasa

Indonesia

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan serta alasan

menggunakan metode tersebut, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini diuraikan mengenai laporan kegiatan penelitian berupa penjabaran mengenai

verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Terakhir

adalah pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran

yang dianggap perlu untuk dikemukakan. Lalu mengungkapkan masalah yang belum terjawab

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, seorang peneliti harus dapat memilih dengan baik metode

penelitian yang akan digunakan. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kontrastif yaitu metode

yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih fenomena bahasa dan mengontraskan

antara keduanya. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah verba yang menyatakan arti

memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia.

Ada banyak verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang, Namun dalam

karya ilmiah ini objek yang diteliti oleh penulis adalah kaburu, kiru, haku, hameru, maku,

shimeru, kakeru, sasu, tsukau, mochiiru, tsukeru. Mengingat verba tersebut sering muncul dalam

buku-buku pelajaran bahasa jepang dasar. Disisi lain, verba memakai dalam bahasa Indonesia

juga memiliki makna lain, selain menggunakan benda untuk tujuan tertentu yakni mengenakan,

menghabiskan, mempekerjakan, naik, menjalankan. Banyaknya kata dalam tiap bahasa tersebut

dapat menyebabkan kesalahan penerjemahan karena perbedaan makna yang terkandung dalam

tiap kata tersebut. Penulis memilih objek tersebut sebagai objek penelitian untuk mengetahui

padanan yang tepat untuk verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang jika

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan unsur yang membentuknya

seperti objek. Oleh karena itu penulis menggunakan metode deskriptif kontrastif. Namun dalam

penelitian ini, penulis akan membatasi penelitian yaitu hanya berfokus pada B2 (bahasa Jepang)

untuk selanjutnya diterjemahkan ke dalam B1 (bahasa Indonesia) atau mencari padanan yang

lebih tepat dalam B1.

(15)

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan

berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,2011:155). Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang akan ditelaah dan dicari dari berbagai

sumber berupa karya tulis, novel, buku pelajaran bahasa Jepang, surat kabar dan sumber lainnya

(jitsurei) serta contoh kalimat buatan penulis sendiri (sakurei). Sedangkan untuk instrumennya

sendiri adalah penulis sendiri dengan berbagai macam data sebagai alat bantu.

Dalam tahap ini, penulis mengumpulkan data – data tersebut kemudian penulis memilah

dan mengklasifikasikan berdasarkan makna dan jenis kalimatnya. Teknik pengumpulan data

yang dilakukan adalah teknik catat yakni mengumpulkan dan mencatat semua data yang telah

dikumpulkan dalam kartu data analisis data. Teknik catat adalah teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan jalan mencatat apa yang ditemukan pada saat peneliti mengamati objek

penelitian (Sudaryanto, 1993:133-135).

Referensi yang akan penulis gunakan sebagai bahan acuan untuk menganalisis verba yang

menyatakan arti memakai dalam dalam bahasa Jepang berupa kajian dalam penelitian terdahulu

dan beberapa novel masa kini diantaranya sebagai berikut :

1. Gaikokujin no tame no Kihongo Yourei Jiten (Asano, 1990)

2. Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten (Koizumi, 1989)

3. Nihongo Gakushuu Tsukaiwake Jiten (Hirose dkk, 1994)

4. Ruigigo Tsukaiwake Jiten (Tien dkk, 1998)

5. Akikan Volume 1 (Riku Ranjo, 2007)

6. Akikan Volume 7 (Riku Ranjo, 2008)

7. Midousuji Satsujin Jiken (Uchida Yasuo, 1993)

8. Kinpeibai (Midori, 1996)

9. Kunisaki Izumo no Jijou (Aya Hirakawa, 2010)

10.Hakusei to Yokusei (Tani Mizue, 2004)

11.www.tangorin.com

12.Dictionary.goo.ne.jp

13.Weblio.jp

(16)

Dalam tahap ini, setelah data terkumpul akan dilanjutkan dengan membandingkan makna

verba menyatakan arti memakai dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Menurut Sutedi

(2011:129), komparansi untuk kepentingan praktis yaitu dalam pengajaran bahasa, dapat

dilakukan langsung dari hasil deskripsi objek pada kedua bahasa tersebut. Caranya, mula-mula

fokuskan pada salah satu bahasa, biasanya diawali dari bahasa II, lalu transfer atau terjemahkan

ke dalam bahasa I atau minimal cari padanan yang lebih tepat dalam bahasa I.

Dengan cara memfokuskan pada salah satu bahasa yaitu B2 (bahasa Jepang) lalu

menerjemahkan contoh kalimat dalam bahasa jepang ke dalam bahasa Indonesia kemudian

mencari padanan yang lebih tepat dalam B1 (bahasa Indonesia). Dalam menganalisis verba,

penulis menggunakan teknik substitusi pada objek untuk mengetahui objek seperti apa yang

dapat digunakan oleh verba tersebut. Teknik substitusi adalah teknik ganti yang dilaksanakan

dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu

yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Dengan teknik ini, nantinya bisa diketahui

mengapa suatu objek dapat disandingkan dengan suatu verba sementara dengan verba yang

lainnya tidak bisa. Dengan demikian dari hasil analisis tersebut akan diperoleh kejelasan tentang

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa verba yang

menyatakan arti memakai dalam bahasa jepang memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia

sebagai berikut.

1. Verba kaburu dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa topi, helm, cetok, syal, topeng, selimut, sarung

yang memiliki makna menutupi kepala atau wajah atau seluruhnya dengan sesuatu

sehingga tidak semua konteks kalimat dapat dipadankan dengan verba memakai dalam

bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, verba memakai dapat digantikan dengan verba

mengenakan karena memiliki relasi kedekatan makna. Kemudian

2. Verba kiru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia ketika

objek yang digunakan berupa Kemeja, gaun, setelan, kimono, seragam, kaos yang

memiliki makna mengenakan pakaian ke badan bagian atas atau seluruhnya agar

menutupi tubuh bagian atas atau seluruhnya. Dalam konteks ini, verba memakai dapat

digantikan dengan verba mengenakan karena memiliki relasi kedekatan makna.

3. Verba haku dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia ketika

objek yang digunakan berupa rok, celana, Sepatu, sandal, kaos kaki yang memiliki

makna mengenakan pakaian dari pinggang ke bawah dan mengenakan alas kaki. Dalam

konteks ini, verba memakai dapat digantikan dengan verba mengenakan karena

memiliki relasi kedekatan makna.

4. Verba hameru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

(18)

(mata).yang memiliki makna memasukkan sesuatu pada lubang agar pas dan dikenakan

pada tubuh sehingga tidak semua konteks kalimat dapat dipadankan dengan verba

memakai dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, verba memakai dapat digantikan

dengan verba mengenakan karena memiliki relasi kedekatan makna.

5. Verba maku dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa handuk, ikat kepala, jerami, perban, sapu tangan,

syal, selendang yang memiliki makna mengelilingi/melingkari sekeliling sesuatu

dengan benda yang panjang pada tubuh sehingga tidak semua konteks kalimat dapat

dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, verba

memakai dapat digantikan dengan verba mengenakan karena memiliki relasi kedekatan

makna.

6. Verba shimeru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa tali, ikat pinggang, mawashi (sabuk sumo), obi,

hachimaki, dasi yang memiliki makna mengikatkan dengan erat benda berbentuk tali

pada sekeliling badan.sehingga tidak semua konteks kalimat dapat dipadankan dengan

verba memakai dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, verba memakai dapat

digantikan dengan verba mengenakan karena memiliki relasi kedekatan makna.

7. Verba kakeru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa kacamata, masker yang memiliki makna

menggantungkan atau menyangkutkan sehingga tidak semua konteks kalimat dapat

dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia. Kemudian verba kakeru

yang memiliki makna meletakkan sesuatu ke atas atau ke benda lain dengan objek

berupa selimut juga dapat dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia,

Dalam konteks ini, verba memakai dapat digantikan dengan verba mengenakan karena

memiliki relasi kedekatan makna.

8. Verba sasu dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia ketika

(19)

payung diatas kepala untuk menghindari hujan dan sinar matahari sehingga tidak semua

konteks kalimat dapat dipadankan dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia.

9. Verba tsukau dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa benda, alat dll yang memiliki makna

menggunakan benda untuk tujuan tertentu. Adapun padanan kata lain berdasarkan relasi

kedekatan makna adalah verba menggunakan. Kemudian verba tsukau juga dapat

diartikan memakai dalam bahasa Indonesia ketika objek yang digunakan berupa uang

dan waktu yang memiliki makna memakai sehingga mengurangi nilai dari uang dan

waktu. Maka padanan yang tepat untuk makna ini selain verba memakai adalah

menghabiskan. Kemudian Untuk objek berupa orang juga dapat dipadankan dengan

verba memakai dalam bahasa Indonesia. adapun verba yang memiliki relasi kedekatan

makna dengan konteks tersebut adalah mempekerjakan. Dalam bahasa Jepang, verba

tsukau diikuti objek berupa kendaraan memiliki makna menggunakan benda untuk tujuan tertentu sedangkan dalam bahasa Indonesia ‘memakai kendaraan’ memiliki

makna naik. Maka naik merupakan verba yang memiliki relasi kedekatan makna dengan

‘memakai kendaraan’.

10. Verba mochiiru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa benda, alat uang, waktu, orang dll yang memiliki

makna memakai sesuatu untuk melakukan atau memanfaatkan sesuatu.. Dalam

konteks ini, verba memakai dapat digantikan dengan verba menggunakan karena

memiliki relasi kedekatan makna.

11. Verba tsukeru dapat dimaknai dengan verba memakai dalam bahasa Indonesia

ketika objek yang digunakan berupa pakaian, perhiasan, aksesoris, make-up. Contoh :

anting, cincin, kalung, jam, , bros, bedak, krim, parfum, topeng, lensa kontak, lipstik.

Dalam konteks ini, verba memakai dapat digantikan dengan verba mengenakan karena

memiliki relasi kedekatan makna.

(20)

Penelitian ini membahas mengenai kontrastif mengenai verba yang menyatakan arti

memakai dalam bahasa jepang dan bahasa Indonesia. Namun walaupun begitu masih banyak hal

yang perlu diteliti mengenai masalah ini. Pemilihan verba kaburu, kiru, haku, hameru, maku,

shimeru, kakeru, tsukeru shimeru, sasu, tsukau, mochiiru dalam bahasa jepang didasarkan pada

pertimbangan bahwa verba tersebut sering muncul dalam pembelajaran bahasa jepang dan

merupakan verba yang mewakili objek tertentu. Namun, penelitian ini masih menyisakan

masalah yang perlu diteliti yaitu:

1. Dalam penelitian ini, penulis hanya mengontraskan verba mengacu pada bahasa

Jepang yaitu mencari padanan makna dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sehingga

ada kemungkinan verba yang menyatakan arti memakai dalam bahasa Indonesia yang belum di

bahas dalam penelitian ini.

2. Dalam bahasa jepang banyak sekali verba yang memiliki makna mengenakan dalam

bahasa Indonesia. Hal dikarenakan penggunaan verba memakai yang memiliki makna

‘mengenakan ke tubuh’ didasarkan pada benda apa yang dipakai, dikenakan pada tubuh bagian

mana dan bagaimana cara memakainya. Oleh karena itu perlu ada pembahasan khusus mengenai

verba yang menyatakan arti ‘mengenakan’ dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar memudahkan pembelajar

dalam bahasa jepang dan untuk menghindari kesalahan penggunaan kata kerja dalam bahasa

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Asano, Tsuruko. 1994. Gaikokujin no tame no kihongo y rei jiten- Dictionary of basic Japanese

usage for foreigners. Tokyo: kurash insatsukyoku.

Badudu, J.S-Zaid,2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dahidi, A dan Sudjianto. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. (cetakan pertama).

Jakarta : Kesaint Blanc.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Goro, Taniguchi.1995. Kamus Standar Bahasa Jepang Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Hirose Masayoshi dkk, 1994. Nihongo Gakushuu Tsukaiwake Jiten. Tokyo: Kodansha.

Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Koizumi dkk, 1989. Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten. Tokyo

Kusaka, Midori. 1996. Kinpeibai.Japan:Chuukou Bunkou.

Matsuura, Kenji.1994. Nihongo-Indonesiago Jiten. Kyoto: Kyoto Sangyo Univ. Press.

Natsumi, Iwasaki.2011. Moshi Koukou Yakyuu no joshi maneejaa ga dorakkaa no manejimento

wo yondara.Japan:Diamond

Ranjo, Riku.2001. Akikan volume 1. Japan: Super Dash Press.

Ranjo, Riku.2007. Akikan volume 7. Japan: Super Dash Press.

Shiang, Tjhin thian. 2010. Kamus Praktis Jepang-Indonesia Indonesia-Jepang.Jakarta:

Gakushudo.

Shogakukan Jiten Henshuubu.1997. Ruigo reikai Jiten. Tokyo: Shogakukan

Sudaryanto. 1993 Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana

University Press.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. 2011.Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sutedi, Dedi. 2011. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama

Press.

Tani, Mizue. 2004. Hakushaku to yousei. Japan: Cobalt press.

Tian Zhongkui dkk, 1998. Ruigigo Tsukaiwake Jiten, Tokyo.

Uchida, Yasuo.1993. Midousuji Satsujin Jiken. Japan:Choukan Bunkou

(22)
(23)

http://diamond.jp/articles/-/4261)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan. hubungan dimana variabel pertama tetap meskipun variabel

diberikan tes awal atau pre-test , untuk kelompok eksperimen diberikan perlakuan ( Treatment ) yaitu pembelajaran beladiri karate dengan menggunakan pendekatan bermain.. Pada

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Kredit Sumut Sejahtera I Pada PT.Bank Sumur Cabang Utama Medan. Undang-Undang nomor 14 tahun 1967

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KARATE DI EKSTRAKURIKULER SMPN 1 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Telah dilakukan penelitian mengenai solidifikasi/stabilisasi dengan memanfaatkan limbah tailing yang mengandung merkuri dari pertambangan emas sebagai campuran dalam

Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun

Agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai maka sebaiknya pihak sekolah bekerja sama dengan pihak keluarga untuk menciptakan suasana dan kondisi

JADWAL ROTASI PROFESI PROGRAM A 2009 PERIODE 17 JUNI - 19 OKTOBER 2013.. JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS