Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengerjakan Tugas Akhir Perkuliahan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Program Strata Satu (S-1)
Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)
Oleh:
Rohmatul Ummah
Nim : A02213083
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang sejarah dan perkembagan lembaga sosial
yang bergerak dibidang penghimpunan serta penyaluran dana umat Islam, yang
berjudul Sejarah Dan Perkembangan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
Tahun 1987-2016. Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang terdapat dalam
penelitian tersebut maka dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya. 2)
Bagaimana dinamika Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dari tahun
1987-2016. 3) Bagaimana kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya bagi
masyarakat.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian
sejarah, metode ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu, Heuristik
(Pengumpulan Sumber), Verifikasi (Kritik Sumber), Intepretasi (Penafsiran
Sumber), dan Historiografi (Penulisan Sejarah). Pendekatan yang digunakan
dalam skripsi ini adalah pendekatan historis dan sosiologis. Pendekatan historis
digunakan untuk melihat suatu objek penelitian dari sisi sejarah sehingga dapat
memaparkan sejarah berdirinya Yayasan Daana Sosial Al-Falah Surabaya dan
pendekatan sosiologis digunakan untuk melihat segi-segi sosial peristiwa yang
dikaji. Skripsi ini menggunakan teori Perubahan Sosial yang dikemukakan oleh
Selo Sumarjan.
ABSTRACT
This thesis analyze the history and the development of social institutions
wich is engaged in the association and distribution of funds of Muslims. Entitled
the History and Development of Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya in
1987-2016. To know the problems in the study, there are some research questions wich
have been arrage. 1) How the history of Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.
2) How the dynamics of movement Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya in
1887-2016. 3) How the contribution of Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
for society.
The research used historical method. This method used four phases,
Heuristics (Source Collection), Verification (Source Criticism), Interpretation
(Interpretation of Resources), and Historiography (Historical Writing). The
research also used historical approach and sociological approach. historical
approach is used to know an object of the study from historical side so as to
describe the history of Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya. Then sosiological
approach is used to know aspect of social event being studied. This thesis used
Social Change theory by Selo Sumarjan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
PEDOMAN TRANLITERASI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ...xii
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B.
Rumusan Masalah ... 7
C.
Tujuan ... 7
D. Manfaat ... 8
E.
Penelitian Terdahulu ... 9
F.
Pendekatan Dan Teori ... 10
G. Metode Penelitian... 12
H. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II
: SEJARAH BERDIRINYA YAYASAN DANA SOSIAL
AL-FALAH SURABAYA
A. Latar Belakang Berdirinya ... 19
C. Visi Dan Misi ... 29
BAB III
: DINAMIKA
YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH
SURABAYA 1987-2016
A. Perkembangan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya Tahun
1987-2016... 33
B. Problematika Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya ... 54
BAB IV
: KONTRIBUSI
YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH
SURABAYA BAGI MASYARAKAT
A. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang
Pendidikan ... 59
B. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang
Sosial ... 63
C. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang
Dakwah ... 66
D. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya bagi
Masjid Al-Falah ... 72
BAB V
: PENUTUP
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yayasan adalah kumpulan dari sejumlah orang yang terorganisasi dan
dilihat dari segi kegiatannya lebih tampak sebagai lembaga sosial. Yayasan
adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
1Di Indonesia yayasan
sudah dikenal sejak masa Belanda. Saat itu istilah yayasan dikenal dengan
nama
Stichting.
2Sejak awal, sebuah yayasan didirikan bukan bertujuan untuk
mencari suatu keuntungan, akan tetapi tujuannya tidak lebih untuk membantu
atau meningkatkan kesejahteraan hidup orang banyak.
Sebelumnya keberadaan yayasan di Indonesia tidak memiliki kepastian
hukum yang jelas, sehingga dikhawatirkan terjadi penyalahgunaan fungsi
yayasan. Pada tanggal 6 Agustus 2001 lahirlah Undang-undang Nomor 16
Tahun 2001 yang membahas tentang tujuan didirikannya yayasan. Dengan
adanya Undang-undang tersebut, telah diakuai bahwa yayasan adalah lembaga
yang memiliki kepastian dan badan hukum. Tujuaan dibuatnya
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian
1Fahrul Ramadan, “Pengertian Dan Organ Dalam Yayasan” dalam
http://lawyer.fahrul.com/2015/10/pengertian-dan-organ-dalam-yayasan/, diakses tanggal 2 Maret 2017.
2
dan ketertiban hukum dalam pengelolaan suatu yayasan, serta memberikan
pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan, dan dapat
mewujudkan fungsi yayasan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial,
keagamaan, maupun kemanusiaan.
3Manusia adalah makhluk sosial, ini merupakan sifat dasar yang
mendorong manusia untuk memperhatikan orang-orang disekitarnya. Hal ini
menjadi salah satu alasan munculnya yayasan. Dimana keberadaan sebuah
yayasan dianggap sebagai jawaban bagi mereka yang menginginkan suatu
wadah atau lembaga yang dapat menyalurkan keinginan mereka untuk
melaksanakan segala kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk beramal
saleh, sehingga tindakannya merupakan tindakan sukarela (
tabarru
) untuk
memberikan harta kekayaan.
4Salah satu kegiatan beramal saleh yang dilakukan oleh umat Islam
adalah zakat, infaq dan shadaqoh yang sering disingkat ZIS. Zakat adalah
sebagian harta yang Allah wajibkan untuk dikeluarkan dan dengan persyaratan
tertentu dan waktu tertentu. Sedangkan infaq adalah mengeluarkan harta yang
mencakup zakat ataupun tidak. Infaq ada yang bersita wajib dan sunnah, infaq
wajib adalah kafarat dan nadzar sedangkan infaq yang sunnah adalah infaq
kepada fakir miskin, sesama muslim dan infaq bencana alam. Shadaqoh
maknanya lebih luas, shadaqoh dapat berupa infaq dan zakat serta kebaikan
yang kita lakuka. Shadaqoh tidak hanya dihitung berupa materi.
53
Anwar Borahima,Kedudukan Yayasan di Indonesia(Jakarta: Prenada Media, 2010), 75.
4
Ibid., 19.
5
Zakat, infaq, dan shadaqoh merupakan ibadah yang memiliki nilai
sosial dimasyarakat. Lebih dari itu zakat, infaq, dan shadaqoh juga bentuk rasa
syukur kepada Allah atas segala nikmat dan rizky yang telah diberikan, zakat,
infaq, dan shadaqoh menjadi salah satu cara bagi umat Islam untuk saling
membantu dan berbagi, terutama dalam segi ekonomi. Sejak masa Rasulullah
saw zakat, infaq, dan shadaqoh memiliki peranan yang sangat penting, antara
lain sebagai sarana pengembangan agama Islam, pengembangan infrastruktur,
penyediaan bantuan untuk fakir miskin, dan bantuan lainnya.
Islam memerintahkan setiap orang yang masih mampu bekerja dan
sehat secara fisik maupun psikis agar bekerja dan berusaha mencari rezeki
untuk mencukupi dirinya sendiri serta keluarganya dan iku bershadaqah di
jalan Allah.
6Islam justru tidak pernah melupakan hak orang-orang fakir dan
miskin. Allah telah menetapkan hak mereka dalam harta orang-orang kaya.
Fakir dan miskin merupakan orang-orang pertama yang harus menerima zakat.
Nabi Muhammad saw dibeberapa kesempatan selalu berbicara tentang
orang-orang fakir dan miskin karena merekalah yang berhak menerima zakat
pertamakali. Seperti ketika beliau mengutus Mu’adz
bin Jabal ke Yaman
untuk memungut zakat dari orang-orang kaya didaerah tersebut untuk
kemudian dibagikan kepada fakir miskin diwilayah tersebut.
7Islam memberi wadah yang jelas melalui zakat, infaq dan shadaqoh
yakni sebagai sarana pendistribusian pendapatan dan pemerataan rezeki bagi
umat Islam. Zakat, infaq dan shadaqoh memiliki posisi yang sangat potensial
6
Yusuf Qardhawi,Shadaqoh Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan,terj. Dadang Sobar (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 83.
7
sebagai
sumber pendapatan dan pembelanjaan umat Islam. Islam
menganjurkan umatnya untuk tetap hidup wajar dan tidak berlebihan dalam
segala hal.
8Perhatian Islam terhadap masalah kemiskinan ditunjukkan melalui
firman Allah dalam al-Quran surat al-Dzariyat ayat 19 yang berbunyi :
Artinya:
“Dan pada harta
-harta merekaada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
Dari penjelasan ayat diatas jelas bahwa Allah memerintahkan kepada mereka
yang memiliki harta agar memberikan hak-hak orang miskin dari harta yang
dimiliki. Dari sini terlihat bahwa Islam memiliki solusi yang tepat untuk
permasalahan tersebut.
Zakat, Infaq dan shodaqoh telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Melihat mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam,
sebenarnya potensi zakat, infaq dan shadaqah di Indonesia cukup besar.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya mengelola zakat, infaq, dan
shadaqoh secara profesional sebenarnya dapat meningkatkan potensi tersebut,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perkembangannya perlu adanya
edukasi tentang pentingnya berbagi kepada sesama umat Islam melalui zakat,
infaq dan shadaqah. Hal lain yang juga penting selain edukasi mengeni
8
pentingnya zakat infaq dan shadaqah adalah upaya secara sistematik untuk
mengelola potensi tersebut.
9Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Islam dalam mengatasi
persoalan tersebut adalah pemberdayaan sumber daya manusia dan
pendistribusian zakat, infaq dan shadaqoh. Dengan pendistribusian dana yang
tepat setidaknya dapat sedikit menghapus ketimpangan dan kesenjangan sosial
ekonomi di masyarakat. Masyarakat harus menyadari bahwa orang yang
kurang mampu secara ekonomi dapat dibantu oleh mereka yang memiliki
rezeky yang cukup, orang kaya atau orang yang mampu secara ekonomi juga
tidak boleh semena-mena dengan harta yang dimilikinya, mereka harus
bijaksana dalam menggunakannya. Dengan begitu keduanya dapat hidup
berdampingan dan saling tolong-menolong satu sama lain.
Dengan perkembangan zaman keberadaan wadah atau lembaga yang
mengelola zakat sangat penting dan dibutuhkan. Keberadaan lembaga ini
diharapkan pengelolaan zakat dapat dilakukan dengan baik dan profesional
serta pendistribusian zakat dapat dilakukan dengan baik dan diberikan kepada
orang yang tepat. Di Indonesia pengelolaan zakat diatur dalam undang-undang
no. 23 tahun 2011. Didalamnya dijelaskan tentang lembaga pengelola zakat
yang terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga
Amil Zakat (LAZ). Badan Amil Zakat adalah lembaga pemerintah yang
melaksanakan pengelolaan zakat, baik ditingkat nasional, provinsi maupun
kota atau kabupaten, sedangkan Lembaga Amil Zakat adalah lembaga yang
9
dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
10Menurut Yusuf Qardhawi, agama Islam sudah berabad-abad memberi
perhatian dalam mengatasi kemiskinan, tanpa paksaan dari fakir miskin,
secara pribadi maupun kelompok ketika menuntut haknya. Perhatian ini juga
bukan hal baru dalam ajaran Islam melainkan asas istimewa dan prinsip kuat
dari agama Islam. Zakat yang dijadikan Allah sebagai jaminan hak untuk fakir
miskin pada harta umat Islam yang kaya adalah rukun Islam yang ketiga,
menjadi salah satu syiar dan ibadah yang tinggi.
11Salah satu lembaga sosial yang memiliki perhatian penuh terhadap
pendayagunaan dana umat baik dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah maupun
lainnya adalah Yayasan Dana Sosial al-Falah Surabaya. Yayasan Dana Sosial
al-Falah Surabaya berdiri pada tanggal 1 Maret 1987. Dua tahun setelahnya
dikuatkan lagi dengan rekomendasi Menteri Agama Republik Indonesia.
12Dibentuknya lembaga ini bertujuan untuk mengumpulkan dana umat Islam
dan membagikannya untuk berbagai aktivitas sosial seperti meningkatkan
kualitas pendidikan bagi umat Islam, merealisasikan dakwah islamiyah,
memakmurkan masjid dan aktivitas kemanusiaan seperti memberikan
santunan kepada yatim piatu.
Selama 29 tahun Yayasan Dana Sosial al-Falah Surabaya dipercaya
oleh masyarakat sebagai wadah untuk menyalurkan segala bentuk bantuan dari
10
Muhammad,Manajemen Organisasi Zakat(Malang: Madani, 2011), 46.
11
Qardhawi,Shadaqoh Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, 88.
12
umat Islam. YDSF juga telah dikukuhkan menjadi menjadi Lembaga Amil
Zakat Nasional oleh Menteri Agama Republik Indonesia dengan SK No. 523
tanggal 10 Desember 2001 menjadi entitas yang menaruh perhatian mendalam
pada kegiatan kemanusiaan. Melalui devisi penyaluran YDSF semakin
meneguhkan pendayagunaan dana umat Islam secar
a syar’i, efisien, efektif
dan produktif.
13Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul
“Sejarah Dan Perkembangan Yayasan
Dana Sosial Al-Falah Surabaya Tahun 1987-
2016”
B. Rumusan Masalah
Dari
latarbelakang
masalah diatas agar
lebih
terarah dalam
pembahasannya, maka rumusan masalah dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya?
2. Bagaimana perkembangan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dari
tahun 1987-2016?
3. Bagaimana kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya bagi
masyarakat?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan
ini memiliki tujuan sebagai berikut :
13
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Dana Sosial
Al-Falah Surabaya.
2. Untuk mengetahui perkembangan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
dari tahun 1987-2016.
3. Untuk mengetahui kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
bagi masyarakat.
D. Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dan nilai guna sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
pengembangan khazanah keilmuan terutama Sejarah Peradaban Islam dan
sebagai bahan referensi serta tambahan pustaka bagi perpustakaan UIN
sunan Ampel Surabaya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya untuk lebih berupaya dalam meningkatkan serta
menjalankan program kerja seperti dalam bidang sosial kemasyarakatan,
E. Penelitin Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan bahan pustaka yang memiliki kaitan
dengan masalah penelitian, berupa sajian hasil atau bahasan ringkasan dari
hasil temuan penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan masalah
peneliti.
141.
“Yayasan perguruan al Islam Krian : studi historis dan perkembangan dari
tahun 1969-
2003” oleh Muhammad Syafaat mahasiswa Fakultas
Adab dan
Humaniora jurusan sejarah kebudayaan islam UIN Sunan Ampel Surabaya
tahun 2005.
152.
“Peran
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dalam pembiayaan
pendidikan siswa kurang mampu” oleh Zahrotul Ulum mahasiswa
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2001.
163.
“Sejarah Perkembangan Yayasan Masjid Rahmat Kembang Kuning
Surabaya (YASMARA) Tahun 1967-
1984” oleh Nina Ulifatin mahasiswa
Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2010.
174.
“Peran Majelis Muhtadin Al
-Falah dalam Membimbing Muallaf di Masjid
Al-
Falah Surabaya tahun 2009”
oleh Laili Ilmi Nikmah mahasiswa
14
Masyhur, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif (Jakarta: PT. Revika Aditama, 2008), 100.
15
Muhammad Syafaat,“Yayasan perguruan al Islam Krian : studi historis dan perkembangan dari
tahun 1969-2003”(Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Adab dan Humaniora, Surabaya, 2005).
16
Zahrotul Ulum,“PeranYayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dalam pembiayaan pendidikan siswa kurang mampu” (Skripsi, UIN Sunan Ampel, Fakultas Tarbiyah, Surabaya, 2001).
17
Nina Ulifatin, “Sejarah Perkembangan Yayasan Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya
Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2013.
18Dari semua penelitihan tersebut belum ada penelitian yang fokus
membahas tentang sejarah dan perkembangan suatu lembaga yang menjadi
wadah untuk mengelola zakat umat Islam yaitu Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya. Oleh karna itu, penelitian ini merupakan hasil murni dari penulis
dan bukan merupakan hasil dari menduplikasi.
F. Pendekatan Dan Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan sosiologis.
Pendekatan historis digunakan untuk melihat suatu objek penelitian dari segi
historis atau sejarahnya, sehingga dapat diketahui proses serta perubahan
peristiwa tersebut secara kronologis. Dengan pendekatan historis maka penulis
dapat menjelaskan secara rinci perkembangan Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya dari tahun 1987 hingga 2016. Dengan begitu penilitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran peristiwa-peristiwa yang bergerak
dalam waktu dan dinamis, sehingga dapat melihat bentuk perubahan yang
terjadi dari peristiwa-peristiwa sejarah tersebut.
Pendekatan yang digunakan selanjutnya adalah pendekatan sosiologis.
Sosiologi membahas tentang kehidupan masyarakat, hubungan timbal balik di
masyarakat, dan juga membahas tentang perubahan-perubahan di dalam
18
masyaraka. Dengan begitu pendekatan sosiologi pasti akan melihat segi-segi
sosial peristiwa yang dikaji,
19seperti golongan sosial yang berperan dalam
pendirian serta perkembangan YDSF. Tidak hanya itu pendekatan sosiologi
juga dapat melihat nilai-nilai sosial dalam program-program yang
dilaksanakan.
Munculnya suatu lembaga juga merupakan suatu proses dalam
masyarakat yang kemunculan serta keberdaannya dipicu oleh kondisi sosial
yang ada. Dalam penelitian ini kemunculan Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya dipicu oleh kondisi sosial pada waktu itu, kepedulian pengurus
Masjid Al-Falah Surabaya terhadap kondisi beberapa masjid diwilayah
surabaya yang memprihatinkan fisik bangunannya serta membutuhkan dana
dan perhatian lebih dalam memperbaikinya masjid.
Dalam studi sejarah menggunakan perspektif teoritis terhadap
fenomena-fenomena yang penting dilakukan, sehingga peristiwa sejarah dapat
diungkapkan dengan kritis dan mendalam. Dalam studi tentang Sejarah dan
Perkembangan
Yayasan
Dana
Sosial
Al-Falah
Surabaya,
penulis
menggunakan teori perubahan sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Selo
Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan yang terjadi
pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang ikut
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai sosial, sikap dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
20Kingsley Davis
19
Sartono Kartodirjo,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), 4.
20
juga mengungkapkan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi
di dalam struktur serta fungsi masyarakat.
21Dalam hal ini munculnya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
sebagai lembaga yang bergerak dibidang sosial telah memberikan
perubahan-perubahan di masyarakat. Program-program milik masyarakat maupun
lemabag-lembaga lain yang bergerak dibidang sosial dalam pendanaannya
dibantu oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya. Dilaksanakan kegiatan
ini bertujuan dan berkaitan dengan peningkatan potensi sumber daya manusia
dan perhatian yang lebih terhadap umat Islam yang kurang mampu secara
ekonomi, hal ini termasuk dalam nilai-nilai sosial dimana dengan keberadaan
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya masyarkat yang awalnya memiliki
sikap individualis dapat tergerak untuk saling membantu sesama melalui
lembaga tersebut.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian sejarah sehingga metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
penelitian sejarah. Menurut Louis Gottschalk dalam bukunya mengerti sejarah
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode sejarah adalah suatu metode
yang ditempuh melalui proses menguji serta menganalisa secara kritis
terhadap segala peninggalan masa lalu baik lisan, tertulis serta dalam bentuk
21
bangunan dan lain-lain.
22Dalam hal ini peneliti berusaha untuk merekontruksi
peristiwa-peristiwa yang telah lampau. Proses tersebut bertujuan menemukan
data yang otentik dan dapat dipercaya. Berikut tahap yang harus ditempuh
dalam prosel pengumpulan data. Tahapan yang dilakukan adalah :
1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Heuristik adalah
suatu teknik dalam mengumpulkan atau
menemukan sumber.
23Sumber sejarah yang dikumpulkan harus sesuai
dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Dalam penelitia ini sejarah yang
dibahas adalah sejarah kontemporer yang memerlukan sumber lisan serta
sumber tertulis berupa dokumen-dokumen maupun majalah. Sumber yang
dibutuhkan oleh penulis adalah sumber primer dan sumber sekunder.
a. Sumber primer berupa surat resmi dari notaris tentang pendirian
Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, SK pengukuhan menjadi
Lembaga Amil Zakat Nasional, wawancara dan data susunan pengurus
Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.
b. Sumber sekunder yang dibutuhkan peneliti antara lain majalah-majalah
yang memuat kegitan Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya,
buku-buku yang berhubungan dengan topik yang diteliti, hasil skripsi-skripsi
terdahulu serta literatur-literatur yang membantu dalam menjelaskan
metode, pendekatan serta teori yang digunakan oleh penulis.
Tahap pengumpulan data yaitu yang dilakukan oleh penulis adalah
dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi adalah mencari sebuah data
22
Louis Gottschalk,Mengerti Sejarah(Jakarta: Universitas Indonesia, 1985), 32.
23
melalui proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumbernya berupa
lisan, tulisan dan gambar.
24Dalam hal ini peneliti mencari data berupa
catatan, transkip, buku, majalah ataupun dokumen lain yang berkaitan
dengan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan. Data-data ini sebagai
pendukung dari hasil wawancara.
Tahap selanjutnya adalah wawancara. Wawancara digunakan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Dalam wawancara peneliti telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan. Dalam hal ini peneliti
melakukan
wawancara kepada staf Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dan
beberapa lembaga yang terlibat dalam aktivitasnya untuk mengetahui
kontribusi apa saja yang telah Yayasan Dana Sosial Al-Falah berikan bagi
masyarakat.
2. Verifikasi (Kritik Sumber)
Kritik sumber adalah kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang
diperoleh agar mendapat kejelasan apakah sumber tersebut dapat autentik
dan dipertanggung jawabkan atau tidak.
25Karena kritik merupakan produk
proses ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan dan akan terhindar dari
manipulasi. Sumber sejarah juga harus diverifikasi atau diuji kebenaran
dan diuji akurasi atau ketepatannya agar menghasilkan fakta-fakta.
26Kritik
sumber ada dua macam, yaitu kritik intern dan kritik ekstern.
24
Suhartono W. Pranoto,Teori Dan Metodologi Sejarah(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 31.
25
Ibid., 35.
26
Kritik intern (kredibilitas) merupakan usaha yang dilakukan untuk
melihat sumber tersebut dapat memberikan informasi yang dapat
dipercaya atau tidak. Ketika menemukan dokumen atau sumber tertulis
dari Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, terlebih dahulu harus
dipastikan kesahihannya dengan melakukan konfirmasi kepada
orang-orang yang terlibat di dalam pendirian yayasan. Untuk pengumpulan data
menggunakan
metode
wawancara
atau
sumber
lisan,
peneliti
membandingkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pengurus
Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dengan salah satu tokoh yang
ikut dalam pendiriannya. Dari sini penulis melihat sumber tersebut sama
dengan fakta yang ada.
Sedangkan kritik ekstern (otentisitas) adalah kegiatan untuk
melihat sumber yang didapat asli atau tidak.
27Sumber tertulis seperti
majalah-majalah maupun SK pendirian dapat diperhatikan aspek fisik
seperti gaya tulisan, kalimat dan penampilan luar dari kertas yang
digunakan. Majalah-majalah pada tahun-tahun awal pendiriannya
berwarna kuning, dan dalam perkembangannya, dari tahun-ketahun kertas
yang
digunakan
sekarang
mengalami
berubahan,
menyesuaikan
perkembangan zaman. Surat keputusan pendirian yayasan serta surat
keputusan dari KEMENAG menunjukkan kesesuaian pada tahun terbitnya
surat keputusan tersebut. Sedangkan sumber lisan atau wawancara peneliti
melihat dari latar belakang informan atau responden. Peneliti melakukan
27
wawancara dengan pengurus Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
yang memiliki kedekatan dengan periode penelitian ini.
3. Intepretasi (Penfsiran Sumber)
Intepretasi merupakan suatu kegiatan untuk menguraikan serta
menyatukan sumber sejarah yang telah diperoleh dan menghubungakannya
dengan fakta-fakta yang telah ada.
28Dalam penelitian ini peulis
menguraikan fakta-fakta tentang asal-usul dan latarbelakang munculnya
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dapat diketahui kebenarannya
dengan pencarian fakta melalui sumber tertulis dan wawancara kepada
pengurus dan masyarakat yang terlibat dalam aktivitasnya, dengan begitu
penulis dapat menguraikan dengan detail perkembangannya.
4. Historiografi (penulisan sejarah)
Historiografi merupakan bentuk penulisan atau pemaparan dari
hasil penelitian yang telah dilaukan berdasarkan dengan sistematika
penulisan yang telah ada.
29Pada dasarnya penelitian sejarah lebih
menekankan pada aspek kronologis dan membuat hasil penelitian sejarah
mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian dari
awal sampai akhir. Hal inilah yang dapat membedakan penulis sejarah
dengan penulis ilmiah dibidang yang lain.
30Dengan demikian penulis
berusaha menyusun kembali sejarah yang ada dengan bantuan
sumber-sumber yang dimiliki berupa majalah yang diterbitkan oleh Yayasan Dana
Sosial Al-Falah, wawancara serta buku-buku yang berkaitan dengan
28
Abdurrahman,Metode Penelitian Sejarah, 67.
29
Ibid., 64.
30
penelitian ini. Karena itu alur pemaparan data harus selalu diurutkan
kronologinya dengan penguraiaan sebagai berikut.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini kami bagi kedalam lima bab dengan maksud
untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan penelitian, hal ini
dilakukan agar pembahasan tidak menyimpang dari tema pokok pembahasan.
Bab pertama penulis menguraikan hal-hal yang menjadi latar belakang
dari permasalahan yang penulis bahas, yaitu membuat rumusan masalah yang
akan disusun berbentuk sebuh pertanyaan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penelitian terdahulu, pendekatan dan kerangka teori, metode
penelitian, serta sistematika penulisan yang menggambarkan alur yang ada
dalam karya ilmiah atau skripsi.
Bab kedua akan dipaparkan gambaran umum tentang Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya. Terdapat tiga pokok pembahasan yang akan
dipaparkan yaitu sejarah berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya,
tokoh-tokoh yang berperan serta visi dan misi Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya.
Bab ketiga penulis memuat tentang perkembangan Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya pada tahun 1987-2016. Perkembangan dapat dilihat
dari sarana prasarana serta keberadaan kantor cabang, perkembangan program
kegiatan serta perkembangan jumlah donator kontribusi Yayasan Dana Sosial
Bab keempat akan dibahas mengenai kontribusi kontribusi Yayasan
Dana Sosial Al-Falah Surabaya bagi masyarakat. Dalam bab ini akan
dipaparkan kontribusi Yasayan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dalam bidang
sosial, pendidikan dan agama.
Bab kelima merupakan kesimpulan atau rangkuman dari keseluruhan
pembahasan dalam skripsi ini, dengan begitu diharapkan teradapat benang
merah dari uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya dan menjadi satu
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH
SURABAYA
A. Latar Belakang Berdirinya
Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat
Indonesia. Begitu banyak kegiatan keagamaan yang dimiliki oleh umat Islam,
namun banyak kendala yang dialami. Begitu banyak tempat ibadah yang
dimiliki umat Islam namun tidak sedikit pula yang terbengkalai
pembangunannya, juga kegiatan dakwah yang tidak kalah banyaknya dimiliki.
Masalah yang muncul adalah kurangnya pendanaan untuk melaksanakan
semua hal tersebut. Dengan menjadi mayoritas, Indonesia memiliki potensi
zakat infaq dan shadaqoh yang cukup besar. Mengeluarkan Zakat, infaq dan
shadaqoh dapat memutar roda perekonomian, sehingga harta tidak hanya
ditimbun dan miliki oleh sebagian orang.
Disadari untuk mengumpulkan dana umat dibutuhkan satu lembaga
yang amanah dalam menghimpun dan menyalurkan dana tersebut. Dari sinilah
akan dijelaskan bagaimana latar belakang berdirinya Yayasan Dana Sosial
Al-Falah Surabaya sebagai lembaga yang berbadan hukum dan berkomitmen
untuk menghimpun dan menyalurkan dana umat secara amanah dan sesuai
dengan syariat Islam.
Dibentuknya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya berawal dari
adalah H. Abdul Karim, pada saat itu ia menjabat sebagai ketua Yayasan
Masjid Al-Falah yang pertama. Hampir setiap kali selesai melaksanakan
sholat subuh ia berkeliling di daerah pinggiran kota Surabaya untuk melihat
kondisi masjid ataupun mushollah yang sedang dibangun. Jika masjid ataupun
mushollah tersebut kondisi fisik bangunannya kurang baik bahkan
terbengkalai pembangunannya ia kemudian menghungi beberapa orang
koleganya yang memiliki rezeki lebih untuk membantu menyelesaikan
pembangunan tersebut.
31Pengurus Yayasan Masjid Al-Falah melihat kebiasaan baik tersebut
harus dilestarikan. H. Abdul Kadir Baraja yang juga pengurus di Yayasan
Masjid Al-Falah Surabaya memiliki inisiatif untuk mengumpulkan para
pengurus Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya untuk membahas kebiasaan
tersebut agar pelaksanaanya lebih terorganisir dan permasalahan umat Islam
mengenai kurangnya dana dalam menjalankan program-programnya bisa
teratasi. Mereka kemudian memutuskan untuk berkumpul dan membahas
masalah tersebut guna diselesaikan. Tokoh-tokoh tersebut terdiri dari para
ulama, pengusaha, dosen dan profesi lain yang menjadi pengurus di Yayasan
Masjid Al-Falah Surabaya.
32Mereka merasa perlu mencari jalan keluar agar
masjid-masjid yang terbengkalai pembangunannya dapat segera selesai dan
dapat digunakan untuk aktifitas keagamaan umat Islam. Untuk melestarikan
kegiatan tersebut, terdapat satu titik temu yang disepakati oleh pengurus
31
Atiq Mohammad Romdlon,wawancara,Surabaya, 24 Mei 2017.
32
Masjid Al-Falah Surabaya. Dibentuknya satu lembaga yang berbentuk
yayasan.
33H. Abdul Kadir Baraja merupakan salah satu tokoh yang terlibat
sejak awal perencanaan pendirian Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
hingga saat ini, menurutnya pada tahun 1987 umat Islam mengalami
ketertinggalan diberbagai bidang. Umat Islam khususnya diwilayah Surabaya
tidak memiliki sekolah yang bagus dalam segi fisik maupun non fisik, seperti
sekolah katolik yang cukup maju pada saat itu. Umat Islam memiliki proyek
dakwah yang cukup banyak, baik dibidang fisik maupun non fisik, namun hal
yang sangat penting yaitu pendanaan justru tidak difikirkan dan direncanakan
dengan baik. Abdul Kadir Baraja juga berpendapat jika 100.000 umat Islam di
Surabaya menyisihkan uangnya Rp. 1.000 setiap satu bulan, maka setiap
bulannya akan terkumpul dana sebesar Rp. 100.000.000 dan dana sebesar itu
sudah cukup untuk membiayai masjid-masjid serta program-program lainnya
milik umat Islam.
34Pada kenyataannya terbengkalainya masjid-masjid terutama di kota
Surabaya salah satunya terjadi karna pengurus masjid mengumpulkan dana
tanpa perencanaan yang matang, sehingga dana yang terkumpul tidak banyak
dan tidak dikelola dengan baik. Hal tersebut menyebabkan waktu itu banyak
bangunan masjid maupun mushollah yang tidak selesai. Kebiasaan baik yang
dilakukan yaitu memberi bantuan dana bagi masjid-masjid dan program
dakwah yang terbengkalai ini mendapat respon yang baik dari semua pihak
33
Yayasan Dana Sosial Al-Falah,30 Tahun YDSF 1987-2017 Inspirasi Untuk Negeri(Surabaya: Yayasan Dana Sosial Al-Falah, 2017), 14.
34
yang terlibat. Para pengurus Yayasan Masjid Al-Falah kemudian sepakat
untuk membentuk wadah atau lembaga formal yang memiliki ketetapan
hukum untuk mengelola dana yang diporeleh. Untuk menindaklanjuti
pendirian lembaga tersebut pengurus Yayasan Masjid Al-Falah kemudian
berkumpul dan berdiskusi.
35Setelah beberapa kali rapat dan diskusi, akhirnya
disepakati bahwa akan didirikan sebuah lembaga berupa yayasan. Agar
lembaga tersebut lebih berkembang maka diusulkan agar lembaga tersebut
terpisah dari
Yayasan
Masjid Al-Falah
Surabaya, sehingga dalam
pelaksanaanya dapat fokus pada kegiatan pendayagunaan dana umat.
Dari latar belakang tersebut berdirilah Yayasan Dana Sosial
Al-Falah Surabaya yang
secara resmi berdiri pada tanggal 1 Maret 1987.
Pendiriannya tercatat dalam akta notaris Abdul Razaq Ashiblie, S.H. Nomor
31 tanggal 14 April 1987. Dua tahun setelah itu dikuatkan lagi dengan
rekomendasi
Menteri
Agama
Republik
Indonesia
Nomor
B.IV/02/HK.03/6276/1989. Dengan begitu Yayasan Dana Sosial Al-Falah
resmi menjadi lembaga sosial yang menghimpun dana umat Islam dengan
profesional dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diterima. Nama
Yayasan Dana Sosial Al-Falah diberikan oleh salah satu ulama di Jawa Timur
yang juga menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Jawa Timur dan Ketua
Dewan Dakwah Islamiah Jawa Timur yaitu KH. Misbah. Pemberian nama ini
tentu mengacu pada kegiatannya yang tidak terlepas dari kegiatan sosial yaitu
pengumpulan dan penyaluran dana umat, dan cikal bakal berdirinya lembaga
35
ini berawal dari kebiasaan baik para pengurus Yayasan Masjid Al-Falah
Surabaya.
36Pada awal pendiriannya H. Abdul Karim ditunjuk sebagai ketua dan
H. Abdul Kadir Baraja sebagai wakil ketua. Belum lama berdiri dan belum
mulai beroperasi untuk mejalankan semua program yang telah direncanakan,
Yayasan Dana Sosial Al-Falah justru harus ditinggal oleh ketuanya yakni H.
Abdul Karim, ia meninggal saat usia Yayasan Dana Sosial Al-Falah masih
sangat muda. Posisi ketua akhirnya digantikan oleh wakilnya yaitu H. Abdul
Kadir Baraja. Langkah selanjutnya yang dilakukan H. Abdul Kadir Baraja
untuk keberlangsungan Dana Sosial Al-Falah adalah dengan mengajak remaja
Masjid Al-Falah ikut serta dalam aktivitasnya, salah satunya adalah sebagai
koordinator juru penerang dan juru pungut.
37Istilah juru pernerang digunakan untuk menyebut bagian marketing
atau mereka yang bertugas mengenalkan Yayasan Dana Sosial AL-Falah
kepada masyarakat umum maupun instansi-instansi lain. Sedangkan Istilah
juru pungut digunakan untuk orang-orang yang bertugas mengambil atau
memungut dana yang diberikan oleh para donatur. Pada saat itu memang
belum ada cara yang efektif selain mengambil secara langsung dana dari para
donatur sehingga jasa juru pungut sangat penting untuk mengumpulkan dana
dari para donatur.
Seperti halnya lembaga sosial yang lain Yayasan Dana Sosial
Al-Falah Surabaya memiliki kantor yang dipergunakan untuk menjalankan segala
36
Yayasan Dana Sosial Al-Falah,30 Tahun YDSF 1987-2017 Inspirasi Untuk Negeri, 15.
37
program yang dimiliki. Kantor pertama dan yang menjadi cikal bakal
berdirinya Yayasan Dana Sosial AL-Falah tersebut berada di Masjid Al-Falah
yang beralamat di Jl. Raya Darmo Surabaya. Tempat inilah yang menjadi
awalmula berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah.
B. Tokoh-Tokoh Yang Berperan
Munculnya Yayasan Dana Sosial Al-Falah ditengah-tengah
masyarakat, khususnya umat Islam tidak dapat terlepas dari tokoh-tokoh yang
berperan dalam proses pendirian Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.
Segala program yang dibuat sangat membantu umat Islam dalam menyalurkan
rezeki yang dimiliki untuk masyarakat yang lebih membutuhkan. Meraka
adalah orang-orang yang peduli terhadap keberlangsungan aktifitas dakwah
umat Islam terutama di wilayah Surabaya.
Kepercayaan masyarakat terhadap Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya hingga saat ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan dalam
pendiriannya. Mereka berasal dari beragam latar belakang namun memiliki
niat dan tujuan yang sama yakni memajukan umat Islam dalam segala bidang.
Masyarakat tentu akan mempercayakan zakat, infaq dan shadaqah mereka
kepada lembaga yang amanah. Kepercayaan masyarakat kepada suatu
pengurus Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Berikut adalah 12 tokoh pendiri
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.
381. H. Abdul Karim
H. Abdul Karim adalah ketua Yayasan Masjid Al-Falah yang
pertama. Dari kebiasaan baik beliau yang rutin berkeliling diwilayah
Surabaya setiap selesai sholat subuh untuk melihat kondisi masjid serta
musholah kemudian membantu pendanaannya. Ia merupakan orang yang
menginspirasi
para
pengurus
Yayasan
Masjid
Al-Falah
untuk
mempertahankan kegiatan tersebut dan membentuk wadah yang legal
untuk mewujudkan program-programnya.
2. KH. Misbach
Lahir di Tuban 16 Juni 1914. Ia merupakan penasihat Yayasan
Masjid Al-Falah Surabaya. Pada awal berdirinya Yayasan Dana Sosial
Al-Falah Surabaya ia menjabat sebagai penasehat. Ia juga pernah
mengikuti organisasi antara lain sebagai Ketua Umum Dewan Dakwah
Islamiyyah (DDII) Jawa Timur dan Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Jawa Timur.
393. Ir. Abdul Kadir Baraja
Lahir di Solo, 11 Juni 1945. Pernah menjabat sebagai pembantu
di Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Pada awal berdirinya Yayasan
Dana Sosial Al-Falah Surbaya ia menjabat sebagia ketua dan sekarang
menjabat sebagai ketua pengurus Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.
38
Ibid., 23-27.
39
Abdul Kadir Baraja adalah orang yang memiliki inisiatif untuk membuat
wadah atau lembaga yang focus pada pendayagunaan dana umat Islam. Ia
pernah mengikuti organisasi dakwah seperti, sebagai ketua Yayasan
Masjid Al Falah Surabaya. Ketua Yayasan Masjid Al Hikmah. Di
organisasi profesi beliau aktif sebagai bendahara Asosiasi Produsen
Peralatan Listrik. Aktifitas lain beliau adalah sebagai direktur PT.
DAFFAS ENGINEERING CORP, Presiden Direktur PT. ABAKUS
IFORMINDO SYSTEM, Komisaris PT. SAFARINDO INTERNUSA,
Komisaris PT. BAROKAH MOTOR, Presiden komisaris Malidas
Sterilindo dan komisaris PT. Royal Sarimadu.
404. May. Jend. (Purn) Pol. H.S. Syamsuri Mertoyoso
Lahir di Kebumen 24 Mei 1919. Ia merupakan Ketua Yayasan
Masjid Al-Falah Surabaya setelah meninggalnya Abdul Karim. Pada awal
berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya ia adalah penasehat. Ia
juga pernah menjadi anggota Dewan Paripurna Nasional Angkatan 45,
anggota pengurus Legium Veteran RI daerah Jawa Timur, Anggota Dewan
Pertimbangan Pepabri Daerah Jawa Timur, Ketua Bakor Tingkat Polda
Jatim. Dalam organisasi dakwah Islam beliau menjadi ketua umum di
Yayasan Masjid Al-Falah, anggota Majelis Ulama Daerah Jawa Timur,
PTDI perwakilan jawa Timur sebagai penasehat, pengurus di PMI Jatim,
wakil ketua di Dewan penyantun IAIN Sunan Ampel Surabaya, wakil
40
ketua Dewan Penyantun Universitas Bhayangkara Surabaya, anggota
Dewan Penyantun Universitas Tujuhbelas Agustus Surabaya.
415. KH. Kholid Abri
Ia adalah penasihat di Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Ia
merupakan salah satu mubaligh yang cukup dikenal diwilayah Surabaya
dan aktif dalam kegiatan dakwah di Masjid Al-Falah Surabaya. Ia
menjabat sebagai penasehat di awal periode Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya.
426. H. Adnan Joefri
Ia adalah bendahara di Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Pada
tiga periode awal kepengurusan Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
ia menjabat sebagai anggota. Ia juga memiliki aktivitas sebagai direktur
utama di PT. Daman, wakil ketua PEPABRI Jawa Timur dan Pengurus
Yayasan Majid Al Falah Surabaya.
437. H. Rusdi Afandi
Ia menjabat sebagai pembantu
44di Yayasan Masjid Al-Falah
Surabaya. Pada saat Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya berdiri ia
41
Yayasan Dana Sosial Al-Falah,10 Tahun YDSF Menyatukan Wawasan dan Gerak Umat Islam, 23.
42
Ibid., 21.
43
Ibid.
44
salah satu pengurus di awal berdirinya . Beliau juga memiliki aktivitas
usaha di PT.Affandi Son sebagai direktur. Ketua BPD V Hiswana Migas.
458. Fauzie Salim Martak
Sejak awal berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah hingga saat
beliau sebagai Anggota. Pernah menjadi bendahara Yayasan Masjid
Al-Falah dan berprofesi sebagai seorang pengusaha di Surabaya.
469. H. Aun Bin Abdullah
Lahir di Kediri, 5 Januari 1936. Pada awal berdirinya Yayasan
Dana Sosial Al-Falah Surbaya beliau sebagia bendahara II dan saat ini
sebagai pengurus dan bertugas sebagai bendahara. Beliau juga menjadi
pengusaha dalam bidang property, juga pengurus Masjid Al Falah dan
Masjid Al Hikmah.
4710. H. Said Ali Husin
Lahir di Kembang Tanjung Sigli Aceh, 6 Juni 1938. Pernah
menjabat sebagai bendahara Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Pada
awal berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surbaya ia juga menjabat
sebagia bendahara I. ia juga memiliki aktivitas usaha di PT. IRMA
Surabaya sebagai direktur. Ikut dalam organisasi dakwah di Yayasam
Masjid Al Falah Surabaya sebagai sekretaris I dan Yayasan Aisyiyathong
45
Yayasan Dana Sosial Al-Falah,10 Tahun YDSF Menyatukan Wawasan dan Gerak Umat Islam, 27.
46
Ibid., 21.
47
Maryam sebagai bendahara I. selain itu ia juga penah menjadi sekretaris I
di APETI BULOG Jawa Timur.
4811. H. Hasani Abdurrahman
Ia merupakan salah satu pengurus Yayasan Masjid Al-Falah
Surabaya, menjabat sebagai sekretaris. Ia menjadi salah satu orang yang
berperan dalam berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabya, pada
awal berdiri dari 1987-1992 beliau menjabat sebagai sekretaris I di
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabya.
4912. H. Farouk Baswedan
Lahir di Surabaya, 12 Juli 1939. Ia pernah menjabat sebagai
pembantu di Yayasan Masjid Al-Falah Surabaya. Pada awal berdirinya
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surbaya ia menjabat sebagia wakil
sekretaris. Ia juga memiliki aktivitas usaha di Perusahaan Tegel Beton
sebagai pemilik, sebagai tenaga ahli di Apparaisal dan Management
Service, dan sebagai Independent Distributor di Justice Bros. Selain itu
juga sebagai wakil ketua di Yayasan Maryam Konsultasi dan sekretaris
Lembaga Konsultasi dan Pengembangan Pengusaha Kecil (LKP2K)
JATIM.
50C. Visi Dan Misi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
Tujuan awal berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah sebagai
sebuah lembaga yang berbadan hukum adalah mengumpulkan dana umat
48
Ibid., 24.
49
Ibid., 21.
50
Islam dan membagikannya untukaktifitas p endidikan Islam dan Dakwah
Islam. Dibutuhkan suatu lembaga yang amanah dalam menghimpun dan
menyalurkan dana umat kepada mereka yang membutuhkan, khususnya
umat Islam. Selama tiga puluh tahun Yayasan Dana Sosial Al-Falah masih
dipercaya umat untuk membantu menyalurkan bantuan, merupakan
prestasi yang membanggakan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Berikut visi dan misi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya dalam
menghimpun dan menyalurkan dana umat.
1. Visi
Sebagai lembaga sosial yang benar-benar amanah serta mampu
berperan serta secara aktif dalam mengangkat derajat dan martabat
umat Islam.
512. Misi
Mengumpulkan dana masyarakat atau umat baik dalam bentuk
zakat, infaq, Sadaqah, maupun lainnya dan menyalurkannya dengan
amanah, serta secara efektif dan efisien untuk kegiatan-kegiatan :
52a. meningkatkan kualitas sekolah-sekolah Islam.
b. menyantuni dan memberdayakan anak yatim, miskin, dan terlantar.
c. memberdayakan
operasianal
dan
fisik
masjid,
serta
memakmurkannya.
d. membantu usaha-usaha dakwah dengan memperkuat peranan para
dai, khususnya yang ada di pedesaan atau terpencil.
51
Yayasan Dana Sosial Al-Falah,30 Tahun YDSF 1987-2017 Inspirasi Untuk Negeri,4.
52
e. memberikan bantuan kemanusiaan pada anggota masyarakat yang
mengalami musibah.
Disamping visi dan misi tersebut Yayasan Dana Sosial Al-Falah
juga memiliki tujuh prinsip kebijaksanaan yang membuat Yayasan Dana
Sosial Al-Falah tetap ada dan dipercaya masyarakat hingga saat ini. Tujuh
prinsip tersebut adalah :
1. Amanah
Melakukan dengan baik dan benar segala sesuatu yang
dipercayakan kepadanya.
532. Profesional
Melakukan sesuatu dengan kesungguhan, secara efektif dan
efisie, dengan didasarkan kepada kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang andal.
543. Transparan
Terbuka dalam pengumpulan maupun penyaluran dana,
khususnya terhadap donatur.
554. Independen
YDSF Surabaya tidak menganut ataupun dibawah pengaruh
suatu partai politik atau golongan.
5653
Ibid., 25.
54
Ibid.
55
Ibid.
56
5. Adil
Dalam
menyalurkan
dana
YDSF
Surabaya
lebih
mengutamakan kepada mereka yang lebih membutuhkan, terutama
fakir miskin.
576. Responsif
YDSF Surabaya selalu tanggap terhadap kesulitan,
keterbelakangan, maupun penderitaan umat.
587. Koperatif
Bekerjasama dengan lembaga Islam yang mempunyai tujuan
sama atau serupa dan menganggap mereka sebagai mitra dan bukan
saingan.
5957
Ibid.
58
Ibid.
59
BAB IV
KONTRIBUSI YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH SURABAYA BAGI
MASYARAKAT
A. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang
Pendidikan
Sejak awal berdirinya Yayasan Dana Sosial Al-Falah tidak terlepas
dari perannya untuk membantu memajukan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan juga menjadi cara untuk membentuk karakter seseorang.
Pendidikan formal seperti sekolah diharapkan dapat melahirkan
generasi-generasi yang berkualitas secara intelektual dan moral. Pendidikan bukan
hanya untuk mencerdaskan bangsa pendidikan juga penting untuk
menjalankan ajaran Islam. Agar umat Islam menjadi umat yang maju disegala
bidang, menjadi umnat yang memiliki intelektualitas yang tinggi dan religius.
Melihat pendidikan di Indonesia yang masih terdapat kendala
seperti terbatasnya jumlah guru terutama di plosok-plosok Indonesia serta
kualitas guru dinilai masih kurang. Dibidang pendidikan ini Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya memiliki banyak program dan telah terlaksana.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat dan membantu memajukan mutu
pendidikan di Indonesia. Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya tidak hanya
beberapa kontribusi Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya di bidang
pendidikan :
1. Konsorsium Pendidikan Islam
Pada tahun 1992 Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya
bersama dengan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) seperti LPI
AL-Hikmah, LPI Al-Falah, Al-Irsyad dan lain-lain membentuk Konsorsium
Pendidikan Islam. Konsorsium Pendidikan Islam dibentuk melalui
kerjasama oleh beberapa Lembaga Pendidikan Islam bersama dengan
Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya sebagai lembaga yang memberi
bantuan pendanaan. Latarbelakang dibentuknya Konsorsium Pendidikan
Islam ini adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang mutu pendidikannya rendah serta
sarana prasarana tidak memadai. Minimnya tenaga pengajar yang memiliki
mutu dalam pendidikan Islam juga menjadi alasannya. Pada waktu itu
memang dana umat Islam belum tersalurkan secara optimal sehingga
program-program milik umat Islam tidak trselenggara dengan baik.
Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya kemudian bekerjasama
dengan beberapa Lembaga pendidikan Islam sperti Al-Irsyad, Al-Falah
dan lain-lain membentuk Konsorsium pendidikan Islam. Yayasan Dana
Sosisl Al-Falah Surabaya berperan dalam pendanaan peningkatan mutu
pendidikan Islam. Pembentukan Konsorsium Pendidikan Islam ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan
Lembaga
Pendidikan
Islam
terutama
pengajar-pengajar
untuk
meningkatkan kualitas individu, kualitas manajemen administrasi dan
mutu pendidikan.
782. Jatim Mengajar
Jatim Mengajar adalah hasil kerjasama antara Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya dengan Universita Negri Surabaya untuk
mengirim guru-guru muda ke beberapa pelosok wilayah di jawa Timur.
Gagasan ini muncul bukan tanpa sebab. Beberapa masalah pendidikan
terutama di plosok Jawa Timur menjadi alasannya, seperti kurangnya
tenaga pendidik, kualitas pendidik dan penerimaan pendidikan yang
kurang merata terutama bagi mereka yang berada di wilayah terpencil di
Jawa Timur. Jawa Timur dikenal sebagai wilayah yang sangat luas dengan
masyarakatnya yang beraneka ragam kebudayaan. Namun bukan berarti
tidak ada permasalahan didalamnya. Untuk memperbaiki masalah-masalah
tersebut pendidikan menjadi prioritasnya karena dengan pendidikan
generasi-generasi baru dapat lahir dengan baik dalam segi moral serta
intelektual.
79Jatim Mengajar diharapkan dapat menjadi media dakwah untuk
memberi pemahaman serta pendidikan tentang ajaran Islam. Guru-guru
peserta Jatim Mengajar tidak hanya memiliki kemapuan dibidang
akademik, mereka juga harus memiliki kemampuan yang baik dibidang
agama Islam, karena dari merekalah generasi-generasi baru akan dibentuk.
78
Yasayan Dana Sosial Al-Falah,10 Tahun YDSF Menyatukan Wawasan dan Gerak Umat Islam, 56.
79
Mereka yang menjadi peserta Jatim Mengajar bukan hanya menjadi
seorang pendidik tetapi juga sebagai da’i yang diharapkan dapat
menyelesaikan persoalan di beberapa plosok Jawa Timur. Program ini
telah berjalan selama empat periode dan satu periodenya berlangsung
selama satu tahun. Berikut wilayah penyebaran Jatim Mengajar :
Tabel 4.1
Wilayah penyebaran pengajar Jatim Mengajar tahun 2013-2016
NO
Tahun
Wilayah
1
2013
SDN Sendang, Ponorogo.
SDN 7 Baosan Kidul, Ponorogo.
SDN 2 Mrayan, Ngrayun, Ponorogo
SDN Batok 5 Gemarang Madiun
SDN Bodang 03, Kare, Madiun
Sambeng SDN Jati Pandak, Lamongan
2
2014
SDN Sendang, Ponorogo
SDN Kedung Banjar, Lamongan
MINU 29 Dedawan Tambak, Bawean Gresik
MI Miftahul Huda Kokop, Bangkalan
MI Nurul Hidayah Gedinglaok, Sampang
MI Tajul Ulum Mandangin, Sampang
SDN 2 Sarongan, Banyuwangi
[image:46.595.130.512.230.746.2]MI Miftahul Huda Kokop, Bangkalan
MI Nurul Hidayah Gedinglaok, Sampang
MI Tajul Ulum Mandangin, Sampang
SDN 2 Sarongan, Banyuwangi
4
2016
MINU 29 Dedawan Tambak, Bawean Gresik
MI Miftahul Huda Kokop, Bangkalan
MI Nurul Hidayah Gedinglaok, Sampang
MI Tajul Ulum Mandangin, Sampang
Sumber :
30 Tahun YDSF 1987-2017 Inspirasi Untuk Negeri.
B. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang Sosial
Salah satu bidang garap atau program yang dimiliki oleh Yayasan
Dana Sosial Al-Falah adalah bidang Yatim, mulai dari bantuan fisik untuk
rumah yatim hingga beasiswa bagi anak-anak yatim. Gagasan yang mucul
dengan adanya program ini adalah Panti asuhan Yatim Modal (PAIM). Panti
asuhan adalah sebuah tempat untuk merawat dan memelihara anak-anak yatim
serta yatim piatu. Untuk meningkatkan kualitas panti asuhan muncullah
gagasan tersebut.
Untuk merealisasikannya Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya
memiliki program yang bekerjasama dengan beberapa panti asuhan yang
berada di wilayah Surabaya. Mereka berkumpul dan menyepakati
terbentuknya lembaga yang sampai saat ini dikenal dengan Badan Kerjasama
Panti Asuhan Islam Surabaya (BKSPAIS). BKPAIS terbentuk pada 15
pemerintah untuk membangun masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya sebagai mitra BKSPAIS bertugas
membantu pendanaan guna terlaksanya kegiatan-kegiatan didalamnya.
80Sejak awal dibentuknya BKPAIS pada tahun 1991, Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Surabaya sudah ikut membantu pendanaan program-program
yang dibuat.
81Program Panti asuhan Yatim Modal (PAIM) diadakan di tiga
kota yaitu Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. Tiga kota ini kemudian akan di
jadikan percontohan Panti Asuhan Model Islam yang akan dikembangkan
nantinya di Jawa Timur. Latar belakang dibuatnya Panti Asuhan Model ini
adalah banyaknya panti asuhan terutama panti asuhan Islam yang memiliki
kualitas buruk dalam hal fisik bangunan, sarana prasarana, menejemen
organisasi maupun pengasuhnya.
82Masalah-masalah inilah yang mebuat
Yayasan Dana Sosial Al-Falah merasa perlu melakukan pembenahan dan
menjadikan panti asuhan Islam lebih layak dalam segala hal.
Program Panti Asuhan Model Islam dibagi kedalam dua kegiatan.
Pertama adalah pelatihan pemberdayaan dalam tiga aspek yaitu, budaya bersih
rapi, kewirausahaan dan menejemen pengasuhan. Kedua, memebrikan
pelatihan
supervise coach
MONEVECOCON 4in1
(Monitoring, Evaluatting,
Coaching, Consultating).
Pelatihan ini menjadi factor penentu keberhasilan
penerapan materi. Program lain juga dilakukan untuk membantu panti asuhan
yang sarana dan prasarananya kurang memadai juga memberi beasiswa pada
80
Yasayan Dana Sosial Al-Falah,10 Tahun YDSF Menyatukan Wawasan dan Gerak Umat Islam, 54.
81
Eko Agus Setiawan,Wawancara,Surabaya, 1 Maret 2017.
82
siswa yang berada di panti asuhan. Berikut daftar Panti Asuhan Islam Model
(PAIM) :
Table 4.2
Panti Asuhan Islam Model tahun 2015-2016
NO
Tahun
Wilayah
Panti Asuhan Islam Model (PAIM)
1
2015-2016
Surabaya
PAIM Muhammadiyah Putat Jaya
PAIM Al-Hidayah Mabrur
PAIM Islamadina
PAIM BJ Habibie
PAIM Putri Aisyiyah II
2
2016
Sidoarjo
PAIM Nurul Fath
PAIM Aisyiyah
PAIM Al-Ikhlas
PAIM Mizan Amal
PAIM Nurul Azhar
3
2016
Gresik
PAIM Nurul Jannah
PAIM Al-Amin
PAIM Muhammadiyah
PAIM Raudlotul Yatim
PAIM Al-Muhajirin
C. Kontribusi Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya di Bidang Dakwah
Tujuan dakwah pada dasarnya adalah terwujudnya masyarakat Islam
yang memiliki tatanan hidup yang baik, adil, makmur dan sejahtera dan
dilimpahi rahmat oleh Allah. Tujuan ini pula yang mendasari Yayasan Dana
Sosisl Al-Falah Surabaya memiliki fokus terhadap dakwah. Tentu dakwah
beraneka ragam caranya. Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya membantu
terlaksananya program-program dakwah islamiyah di Indonesia.
Semua program yang dibantu oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya tidak lepas dari tujuan untuk berdakwah. Semua kegiatan dilakukan
demi membantu umat Islam yang mengalami ketertinggalan di hamper semua
bidang. Umat Islam memang banyak memiliki agenda dakwah yang sangat
baik naun dalam pelaksanaanya terkendala bahkan terbengkalai karena
minimya dana yang dimiliki. Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
mencoba untuk memudahkan usaha-usaha tersebut. Berikut beberapa
kontribusi Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya di bidang pendidikan :
1.
Da’i Daerah (Pedesaan)
Pada tahun 1988 Yayasan Dana Sosisl Al-Falah Surabaya sudah
menyalurkan dana dari para donatur untuk bidang dakwah. Salah satu
program yang di gagas oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
perwakilan Jawa Timur bekerjasama dengan Yayasan Dana Sosisl
Al-Falah Surabaya adalah penugasan da’i ke beberapa wilayah di pelosok
Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan da’i dilakukan
kemampuan berorganisasi. Para da’i juga dapat memban
tu menyelesaikan
masalah-masalah sosial di daerah tempat mereka berdakwah. Dari para
da’i ini pula akan diketahui kondisi masyarakat diwilayah mereka
berdakwah dengan begitu bantuan dapat disalurkan ke wilayah tersebut.
Berikut table daftar sebaran wilayah
da’i pedesaan Yayasan Dana Sosisl
Al-Falah tahun 1988-2016:
Table 4.3
S
ebaran wilayah da’i pedesaan Yayasan Dana
Sosisl Al-Falah tahun
1988-2016
NO
Wilayah
Jumlah Da’i
1
Bojonegoro
2 Da’i
2
Tuban
5 Da’i
3
Nganjuk
4 Da’i
4
Jombang
6 Da’i
5
Mojokerto
2 Da’i
6
Lamongan
8 Da’i
7
Gresik
2 Da’i
8
Bangkalan
1 Da’i
9
Pamekasan
1 Da’i
10
Sumenep
1 Da’i
11
Surabaya
3 Da’i
[image:51.595.133.517.241.735.2]13
Pasuruan
4 Da’i
14
Probolinggo
2 Da’i
15
Situbondo
1 Da’i
16
Banyuwangi
2 Da’i
17
Bondowoso
1 Da’i
18
Jember
3 Da’i
19
Lumajang
4 Da’i
20
Malang
4 Da’i
21
Blitar
6 Da’i
22
Tulungagung
2 Da’i
23
Trenggalek
3 Da’i
24
Kediri
4 Da’i
25
Ponorogo
1 Da’i
26
Magetan
3 Da’i
27
Pacitan
1 Da’i
28
Magelang
1 Da’i
29
Bali
2 Da’i
30
Sragen
1
Da’i
Sumber : Arsip Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
2. Kaderisasi Ulama
Program kaderisasi ulama merupakan program yang diadakan
Surabaya yang bertujuan untuk menciptakan cendekiawan muslim yang
mampu menguasai serta mengatasi masalah-masalah kontemporer.
Program ini muncul untuk menjawab tantangan zaman. Umat Islam
memiliki tantangan yang sangat besar mulai dari gerakan radikal,
kristenisasi sampai budaya barat yang dapat merusak generasi bangsa.
Program ini dilaksanakan di kampus Universitas Darussalam Gontor
selama 6 bulan. Berikut daftar sebaran daerah peserta Kaderisasi Ulama
Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya bekerjasama dengan Pondok
Modern Darussalam Gontor dan Majelis Ulama Indonesia sebagai berikut:
Table 4.4
Sebaran daerah peserta Kaderisasi Ulama Yayasan Dana Sosial Al-Falah
Surabaya tahun 2014-2016
No
Tahun
Wilayah
Peserta
1
2014
Aceh
Sumatra Utara
Kalimantan Timur
Jakarta
Sumatra Selatan
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
NTB
1
1
1
2
2
5
5
12
[image:53.595.136.510.267.734.2]2
2015
Aceh
Sumatra Utara
Kalimantan Selatan
Jawa Barat
Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
NTB
1
1
3
6
2
2
9
1
3
2016
Aceh
Riau
Kalimantan Selatan
Bengkulu
Lampung
Sumatra Selatan
Jawa Barat
Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
1
2
2
2
1
1
4
1
4
4
Sumber : Arsip Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya
3.
Pembinaan Guru Tugas dan Da’i
Tidak hanya bekerjasama dengan Pondok Modern Darussalam
Pesantren Sidogiri dalam program pembinaan dan pelatihan da’i yang
nantinya akan disebar di beberapa wilayah di Indonesia. Para da’i