• Tidak ada hasil yang ditemukan

Website Inspektorat Kabupaten Serang - Document | Pemerintah Kabupaten Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Website Inspektorat Kabupaten Serang - Document | Pemerintah Kabupaten Serang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) Oleh : IIN NIDA’UL HASANAH, S. Ag.,MH.

Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membawa implikasi perlunya sistem pengelolaankeuangan Negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat tuntutan yang digelorakan masyarakat kepada pemerintah untuk menjalankan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat, merupakan hal yang sedang hangat terjadi dalam kehidupan bernegara ini. Semua ini akan dapat dicapai jika seluruh penyelenggara Negara mulai dari tingkat pimpinan sampai tingkat pelaksana mampu melaksanakannya mulai dari perencanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggung jawaban dilaksanakan secara tertib, terkendali, efisien dan efektif.

(2)

mungkin tegak dan berdiri tanpa adanya keterlibatan dan partisipasi masyarakat. Satu contoh, keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang selama ini dikontribusikan untuk Negara adalah membayar pajak. Jika pembayaran pajak ini dihentikan, maka organisasi pemerintah akan lumpuh dan tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsi organisasinya.Itu sebabnya, menurut hemat penulis, mengutamakan kepentingan masyarakat adalah kewajiban mutlak dan bukan kewajiban memadai, karena pemerintah hanya sebatas pengelola dalam menjalankan amanah masyarakat.

Bertolak dari pernyataan di atas, pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas kepemerintahannya, tidak selalu dapat berjalan mulus. Hambatan-hambatan yang dapat mengganggu tercapainya tujuan organisasi dalam kenyataannya kadangkala terjadi bahkan seringkali terjadi baik berasal dari internal maupun eksternal. Hambatan dari internal dapat terjadi dilakukan oleh aparat penyelenggara Negara dalam berbagai tindakan, mulai dari tindakan pelanggaran kode etik pegawai, ketidak patuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan maupun fraud (kecurangan), abuse (ketidakpatutan) sampai kepada tindakan “melawan” hukum. Sedangkan hambatan dari eksternal dapat terjadi karena faktor bencana alam, perubahan kebijakan maupun faktor tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh pihak swasta yang menjadi mitra manajemen.

(3)

intern . Sistem pengendalian intern yang semestinya diterapkan, belum dapat difungsikan dengan baik. Padahal jika sistem pengendalian intern berfungsi dengan baik, maka hambatan-hambatan yang terjadi, paling tidak, dapat diantisipasi sedini mungkin.

Bercermin dari pengalaman masa lalu, pemerintah Kabupaten Serang tentu tidak menghendaki pengalaman yang kurang menguntungkan bagi organisasi sebagaimana telah dikemukakan terulang kembali. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Serang mengambil langkah kebijakan membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara integral mulai dari pemerintahan level tinggi sampai ke level paling bawah. Pembangunan SPIPini diharapkan dapat menjadi media pembaharuan birokrasi baik dalam tata kelola, manajemen risiko maupun pengendalian intern.

Semangat membangun SPIPmengacu pada amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Keuangan Negara. Pasal 58 ayat 1 dan 2 telah memerintahkan pengaturan lebih lanjut ketentuan mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara menyeluruh dengan Peraturan Pemerintah, yakni “Presiden selaku Kepala Pemerintahan Negara menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh”.

(4)

memberikn keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.” Selanjutnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemeintah pusat dan pemerintah daerah.”

Sistem Pengendalian dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan Negara secara andal, mengamankan aset Negara, dan mendorong ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan.

Dalam penyelenggaraan SPIP, setidaknyamencakup unsur-unsursebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian, pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilkau positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat

b. Penilaian risiko, pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam c. Kegiatan pengendalian, membantu memastikan bahwa arahan pimpinan

instansi pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi

(5)

disajikan dalam suatu bentuk dan saran tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya

e. Pemantauan, harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindak lanjuti

Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 8 Tahun 2008 tersebut, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 120/2536/SJ tanggal 25 Juni/2010, setidaknya berisi lima item pokok yang meliputi :

1. Meningkatkan efektifitas SPIP di lingkungan pemerintah daerah

2. Mempercepat penyusunan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota yang mengatur penyelenggaraan SPIP

3. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) SPIP dalam rangka menjaga keberlangsungan penyelenggaraan SPIP

4. Pimpinan dan seluruh pegawai, agar mengikuti sosialisasi dan Diklat dan Pelatihan SPIP

5. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan agar bekerja sama dan bersinergi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(6)

Serang, serta Pendidikan dan pelatihan SPIP. Sedangkan Workshop Pedoman SPIP dan Diagnostic SPIP akanmenjadi agenda lanjutan dalam tahap persiapan berikutnya.

Meskipun tahap-tahap persiapan tersebut sebagian besar telah ditempuh dengan baik, hal tersebut bukanlah akhir dari masa tahap persiapan. Langkah selanjutnya yangjuga penting dilakukan adalah melaksanakan pengukuran kemajuan realisasi rencana tindak.Pengukuran kemajuan realisasi rencana tindak bertujuan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan SPIP telah dilaksanakan.Secara rinci pengukuran kemajuan realisasi rencana tindak dapat dicontohkan sebagai berikut :

1. Kegiatan Sosialisasi SPIP, parameter yang digunakan adalah porsi pegawai yang telah mengikuti sosialisasi SPIP

2. Pembentukan Satgas SPIP, parameter yang digunakan adalah eksistensi Surat Keputusan pembentukan Satgas SPIP

3. Penerbitan Peraturan Kepala Daerah, parameternya adalah Peraturan Bupati

4. Diklat SPIP, parameternya adalah persentase Satgas SPIP yang telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan SPIP

5. Workshop Pedoman, parameternya adalah kegiatan workshop pedoman setidaknya/minimal mengenai hal-hal berikut : Diagnostic Assessment, penyusunan disain penyelenggaraan SPIP, penilaian risiko, kegiatan pengendalian dan pemantauan

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan dengan hasil penetapan pemenang seleksi dan tidak adanya sanggahan set elah masa sanggah t er hadap pengumuman pemenang ber akhir untuk :.. Kegiatan :

[r]

- Referensi Personil Tenaga Ahli dari Pengguna jasa (Team Leader / Ahli Kebijakan Publik, Ahli Kesehatan, Ahli Gender, Ahli Infrastruktur, Ahli Perencanaan Pembangunan, Ahli Ekonomi,

[r]

Catatan : Agar membawa dokumen perusahaan asli sesuai dalam isian kualifikasi serta menyerahkan rekaman/copy-nya. Demikian undangan dari kami dan atas perhatiannya

Selanjutnya penggusuran tanah- tanah petani, irigasi dan sumber-sumber air petani hilang karena dikuasai perusahaan air minum, benih pertanian diambil alih oleh perusahaan

Peserta seleksi yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada POKJA 2 ULP Kabupaten

[r]