• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN (RKTPP) TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN (RKTPP) TAHUN 2016"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

OLEH IR. PANGERANG, MP

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah direncanakan..

RKTPP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun. RKTP yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa penyuluhan BPP dan programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada kegiatan dari kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTPP yang bersangkutan

Dengan tersusunnya RKTPP 2016 ini maka diharapkan masalah-masalah yang selama ini dirasakan menghambat dalam hal persiapan,

perencanaan, dan pelaksanaan program penyuluhan pertanaian dapat diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para penyuluh dalam hal

menyelenggarakan kegiatan penyuluhan.

Semoga RKTPP 2016 ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri sebagai alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pencapaian kinerja penyuluh pertanian

Maros, Januari 2016 Penyusun RKTPP

Ir. Pangerang, MP

NIP. 19630727 199303 1 011

(3)

iii

D AFT AR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. I

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……… ii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penyusunan RKTPP ... 2

BAB II KEADAAN UMUM ……… 4

A. Biofisik ... 4

1. Deskripsi Umum Wilayah ... 4

2. Luas Wilayah ... 5

3. Karakterisitik Tanah dan Iklim 7 4. Luas Lahan Menurut Ekosistem ... 11

5. Luas Tanah Sawah 12 6. Luas Lahan Kering 12 7. Lahan Sawah Menurut Penggunaannya 13 8. Lahan sawah Menurut Frekwensi Panen 13 BAB III TUJUAN DAN SASARAN ……… 28

1. T u j u a n ... 28

2. S a s a r a n ... 28

BAB IV M A S A L A H ………. 34

A. Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura ... 34

B. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 35 B. Kelembagaan Pelaku Utama ... 35

BAB V CARA MENCAPAI TUJUAN ……… 37

BAB VI PENUTUP ………. 39

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menghadapi tahun 2015–2019 sektor pertanian masih

dihadapkan pada berbagai kendala, antara lain berupa: jumlah

penduduk yang terus meningkat, kerusakan lingkungan dan perubahan

iklim, terbatasnya infrastruktur (jaringan irigasi, jalan usahatani, jalan

produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan pergudangan), belum

cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pakan,

pestisida/obat-obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat

usahatani, konversi lahan pertanian produktif ke penggunaan non-

pertanian yang tidak terkendali, ketergantungan konsumsi beras,

kompetisi pemanfaatan air dan status kepemilikan lahan.

Disamping sejumlah kendala tersebut, pertanian kita ke depan juga

dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain:

(1) Masyarakat Ekonomi ASEAN; (2) otonomi daerah; (3)

perubahan pola konsumsi; dan (4) dinamika pasar pangan (Permentan

Nomor 14, 2015)

Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang

sistem penyuluhan pertanian, perikatan dan kehutanan (SP3K) maka

RKTP diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian

spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi

terhadap peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan

pendapatan petani.

RKTP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh

pertanian yang harus dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun

atau paling kurang sekali setahun. RKTP yang dibuat oleh seorang

penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa

(5)

kegiatan dari kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTP

yang bersangkutan.

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) adalah

jadual yang disusun oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa

penyuluhan petanian setempat. Tujuan penyusunan RKTPP adalah agar

setiap penyuluh pertanian memiliki rencana tahunan dalam bentuk tertulis

dan menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja

penyuluh pertanian yang bersangkutan. Prinsip yang digunakan dalam

perumusan tujuan RKTPP yaitu SMART : specific(khas); Measurable

(dapat diukur); Actionary (dapat dikerjakan); Realistic (realistis);dan Time

Frime (memiliki batas waktu untuk mencapai tujuan).

Rencana Kerja tahunan Penyuluh Pertanian juga merupakan

penyataan tertulis dari serangkaian kegiatan yang terukur, realitas,

bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh pertanian

diwilayah kerjanya masing-masing pada tahun yang berjalan. Rencana

Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian tersebut dituangkan dalam bentuk

matriks, yang berisi tujuan, masalah, sasaran, kegiatan/metode, materi,

volume, lokasi waktu, sumber biaya, pelaksana dan penangung jawab

Dengan tersusunnya RKTP ini maka diharapkan masalah-masalah

yang selama ini dirasakan menghambat dalam hal persiapan,

perencanaan, dan pelaksanaan program penyuluhan pertanaian dapat

diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para penyuluh dalam

hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan

B. Tujuan Pen yusunan Rencana Kerja Tahunan

1. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini adalah

merupakan rencana kegiatan penyuluh untuk tahun 2016 dalam bentuk

tertulis, yang dijabarkan dari programa penyuluhan kecamatan untuk

menjadi dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta untuk

(6)

2. Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan

evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan.

(7)

BAB II

KEADAAN UMUM

A. Biofisik

1. Deskripsi Umum Wilayah

Kabupaten Maros adalah salah satu kabupaten terdekat dengan Ibukota

Propinsi yaitu Makassar dengan jarak kurang lebih 30 km atau jarak

tempuh 15 menit. Luas Wilayah Kabupaten Maros 1.619.12 km2 dengan

jumlah penduduk pada tahun 2014 tercatat 335.596 jiwa. terdiri atas

laki-laki 164.008 jiwa dan perempuan 171.588 jiwa dan penduduk tersebut

mata pencaharian pada umumnya bergerak dibidang pertanian yang

tersebar di 14 kecamatan dan 103 desa/kelurahan.

Gambar 1. Peta Kabupaten Maros

Sebagai salah satu kabupaten yang terdekat dengan Ibu Kota

Propinsi maka Kupaten Maros dapat menjadi daerah penyangga

produk-produk pertanian diPropinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis

Kabupaten Maros terletak di bagian Barat Sulawesi Selatan antara 40o

45` - 50o Lintang Selatan dan 109o 20` - 129o 12` Bujur Timur dengan

(8)

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Makassar

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama di daerah Tropis

dapat menentukan banyaknya Curah Hujan dan Suhu. Wilayah Kabupaten

Maros letaknya berkisar antara 0–1.000 Meter dari permukaan laut. Di

bagian Barat wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian 0 – 25 meter

dan dibagian timur dengan ketinggian 100–1.000 meter lebih. Keadaan

Topografi bervariasi dari datar berbukit sampai bergunung dengan

persentase rata-rata datar 45 % berbukit 23,75 %, pegunungan 31,25 %.

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Maros adalah 1,619.12 km2 yang terdiri dari 14

(empat belas) Kecamatan dapat dilhat pada tabel berikut.

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Maros berdasarkan Kecamatan dan Desa.

No Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Km2)

(1) (2) (3) (4)

1 MANDAI 49,11

1 Pattotongan 11,47 2 Baji Mangai 9,96 3 Tenrigangkae 6,43 4 Bonto Matene 12,69 5 Bontoa 4,38 6 Hasanuddin 4,16

2 MONCONGLOE 46,87

1 Moncongloe Lappara 9,73 2 Moncongloe Bulu 12,76 3 Moncongloe 6,58 4 Bonto Bunga 10,02 5 Bonto Marannu 7,78 3 MAROS BARU 53,76

(9)
(10)

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

3. Karakteristik Tanah dan Iklim

Kabupaten Maros memiliki keragaman jenis tanah yakni tanah

mediteran sekitar 70 % Alluvial, sekitar 20 %, tanah Podsolik sekitar 3 %

dan tanah Latosol 7 %.

5 Damai 8,30 6 Allaere 6,16 7 Borong 4,49 8 Toddo Pulia 32,12 11 TOMPOBULU 287,65

1 Benteng Gajah 24,03 2 Pucak 17,76 3 Tompo Bulu 45,53 4 Toddolimae 22,12 5 Bontomanai 40,55 6 Bonto Matinggi 23,67 7 Bonto manurung 12,00 8 Bonto Somba 91,98

12 CAMBA 145,36

1 Cenrana 41,97 2 Timpuseng 10.75 3 Pattiro docong 13,47 4 Cempaniga 6,34 5 Sawaru 13,13 6 Benteng 15,09 7 Mario Pulana 16,70 8 Pattanyaman 27,91

13 CENRANA 180,97

1 Cenrana baru 21,43 2 Labuaja 31,3 3 Lebbotengae 7,55 4 Laiya 15,67 5 Limampoccoe 63,68 6 Rompegadmg 23,37 7 Baji pamai 17,97

14 MALLAWA 235,92

(11)

Dari luas tanah 7.585 Ha di Kecamatan Mandai terdiri atas 3 (tiga)

jenis tanah, yakni tanah Alluvial 648 Ha, Mediteran 1.697 Ha dan 5.241 Ha

untuk jenis tanah Podsolik.

Kecamatan Tanralili dengan luas 34.846 Ha memiliki keempat jenis

tanah, yakni 17.862 Ha tanah Alluvial 3.104 Ha Latosol dan 12.984 Ha

Mediteran serta 896 Ha tanah Podsolik. Adapun di Kecamatan Camba

tidak terdapat jenis tanah Podsolik tetapi untuk tanah Alluvial seluas

1.008 Ha, 7.760 Ha dan paling terluas ialah 17.668 Ha jenis tanah Latosol

dan 2.864 Ha tanah Mediteran.

Kecamatan Bantimurung terdiri atas 1.632 Ha tanah Alluvial,

16.502 Ha tanah Latosol dan 9.008 Ha tanah Mediteran.

Kecamatan Maros Baru dengan luas wilayah 30.587 Ha terdiri

dari 3 (tiga) jenis tanah, yakni 22.923 Ha Alluvial merupakan jenis

terluas, 5.072 Ha jenis tanah Latosol dan 2.592 Ha tanah Podsolik.

Kecamatan Bontoa sebagai sentra pengembagan komoditas

perikanan memiliki 2 (dua) jenis tanah, yakni Alluvial 11.900 Ha dan 1.392

Ha tanah Latosol.

Berdasarkan banyaknya curah hujan di Kabupaten Maros dapat

dibagi beberapa Zone Iklim menurut OLDEMAN. Dari kriteria yang

dikemukakan oleh Oldeman tersebut, maka iklim daerah wilayah

Kabupaten Maros memiliki type iklim B2, C2, C3, D2 dan E2.

Type iklim B2, dengan jumlah bulan basah 7 - 9 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan terdapat sebagian besar di Kecamatan Tanralili dan

sebagaian kecil di bagian Selatan Kecamatan Camba .

Type iklim C2 dengan jumlah bulan basah 5 – 6 bulan dan bulan kering 2 - 3 bulan tersebar dibagian Barat Kecamatan Tanralili, sebagian besar di Bantimurung, Camba dan Mallawa. Untuk type Iklim C3 jumlah bulan basah 5 - 6 bulan dan jumlah bulan kering 3 - 5 bulan

menyebar di Kecamatan Bontoa, Maros Baru dan Mandai serta sebagian

di Kecamatan Tanralili, sedangkan pada bagian tengah Kecamatan

(12)

iklim E2 dengan jumlah bulan basah 3 ( tiga ) bulan dan bulan kering 2 - 3.

Meskipun berbagai macam ragam type-type iklim di Kabupaten

Maros, namun musimnya dibagi atas musim hujan yang jatuh pada

periode Oktober sampai Maret dan musim kemarau jatuh pada periode

April sampai September.

Khusus untuk wilayah Kecamatan Mallawa sebagian besar

wilayahnya tidak mengikuti iklim pada kecamatan lainnya tetapi iklim yang

mirip dengan Kabupaten Bone atau iklim sektor Timur yang hujannya

jatuh pada periode April sampai September dan musim kemarau pada

bulan Oktober sampai Maret

Keadaan rata-rata curah hujan dan hari hujan selama 4 (empat)

tahun terakhir ( 2011-2014 ) untuk setiap bulan dapat dilihat pada tabel 2

berikut .

Tabel 2Jumlah Curah Hujan dan hari Hujan setiap bulan Kabupaten Maros dari Tahun 2011- 2014

B u l a n Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Januari 864 611 1 308 975 24 23 30 30 Pebruari 502 433 564 327 20 27 21 21 Maret 567 574 286 265 27 25 18 18 April 395 230 425 287 26 21 22 22 M e i 206 264 117 185 15 16 26 26 J u n i 9 69 148 41 3 10 19 19 J u l i 1 44 212 36 5 9 24 24

Agustus - - 3 7 1 2 3 3

September - 2 4 - 1 3 3 3

(13)

Gambar 2. Curah Hujan Kab. Maros

Gambar3. Hari Hujan Kab. Maros

Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah

hujan rata-rata sekitar 297 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan

berkisar 170 hari selama Tahun 2014, dengan rata-rata suhu udara

minimum 24,30°C dan rata-ratasuhu udara maksimum 31,4°C.Puncak

975

327

265 287

185 41 36

7

-138 708 CURAH HUJAN KABUPATEN MAROS TAHUN 2014

30

20 23

15 16

13 7

3

-19

24

HARI HUJAN KABUPATEN MAROS

(14)

Curah hujan jatuh pada bulan desember dan januari, yaitu pada bulan

desember 708 mm dengan jumlah hari hujan 24 hari, bulan januari 975

mm dengan hari hujan yaitu 30 hari, sedangkan bulan agustus,September

dan oktober memasuki curah hujan terendah dengan jumlah hari hujan

antara 3-9 hari

4. Luas Lahan Menurut Ekosistem

Luas lahan pertanian dan Kehutanan di Kabupaten Maros adalah 193

441,12 Ha yang terbagi atas lahan sawah 26 002 lahan kering 102 419

Ha dan lahan tambak 9 621,55 Ha dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3. Luas Lahan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan tahun 2014 Di Kabupaten Maros,

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015 U r a i a n Luas Areal

(15)

4.1 Luas Tanah Sawah

Tabel 4.Penggunaan Lahan Sawah menurut jenis Pengairan tahun 2014

No. Kecamatan

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

1.2. Luas lahan Kering adalah

Tabel 5.Luas lahan Kering Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

(16)

4.3. Luas Lahan Menurut Penggunaannya

Luas wilayah Kabupaten Maros 1.618,12 Km2 atau 145 176,79 Ha telah

diusahakan penggunaannya dimana masih didominiasi oleh kawasan hutan

seluas 65 020,24 Ha atau 44,78 %,Ha, Lahan Kering selua 44 345 ha atau

30,54 %, Lahan sawah seluas 26 002 Ha atau 19,91% dan Lahan tambak 9

621,55 ha atau, 62 %.

Adapun perincian penggunaan tanah adalah sebagai berikut

a. Tegalan/ Kebun = 11 435,00 Ha

b. Ladang / huma = 8 824,00 Ha

c. Padang Penggembalaan = 43,00 Ha

d. T a m b a k = 9.621,55 Ha

e. Sawah = 26 006,00 Ha

f. Sementara tidak diusahakan = 3 775,00 Ha g. Hutan Produksi.(Tetap &terbatas ) = 21 798,62 Ha h. H u t a n ( Pelestarian & Suaka Alam) = 43.221,62 Ha

i. Lain-lain = 54 299,00 Ha

4.4. Lahan Sawah Menurut Frekwensi Panen

Tabel 6.Luas lahan sawah menurut Frekwensi Tanam

No Kecamatan Irigasi Tadah Hujan

Satu Kali Dua kali Tiga kali Satu kali Dua kali Tiga kali

1 Mandai - 150 - 1 290 - - 2 Moncongloe - 405 - 408 326 - 3 Maros Baru - 609 150 - 342 - 4 Marusu - - - 890 300 - 5 Turikale - 277 208 490 - - 6 L a u - 1 577 351 - 331 - 7 Bontoa - 1 585 - - 350 - 8 Bantimurung - 1 237 1 700 1 027 - - 9 Simbang - 849 231 36 918 - 10 Tanralili 72 1 228 191 700 - - 11 Tompobulu - 419 - 1 647 - - 12 Camba 639 650 - 657 - - 13 Cenrana - 950 - 1 051 - - 14 Mallawa - 732 169 869 - -

Jumlah 702 10 668 3 000 9 065 2 567 -

(17)

B. Sub Sektor Tanaman Pangan Dan Hortikultura

Tabel7. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)Tahun 2014di Kabupaten Maros.

No. Kecamatan

Padi Sawah Padi Ladang

Luas Panen

(Ha)

Produksi (KW)

Produktivit as (KW/Ha)

Luas Panen

(Ha)

Produksi (KW)

Produkti vitas (KW/Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Mandai 2505.00 18213.86 72.71 - - - 2 Moncongloe 2088.00 14365.44 68.80 263.00 1580.63 60.10 3 Maros Baru 2194.00 16498.88 75.20 - -

4 Marusu 2065.00 13876.80 67.20 250.00 1475.00 59.00 5 Turikale 2049.00 17637.79 86.08 - - - 6 Lau 4408.00 33853.44 76.80 - - - 7 Bontoa 3745.00 27563.20 73.60 - - - 8 Bantimurung 7793.00 57870.82 74.26 - - - 9 Simbang 5472.00 40711.68 74.40 210.00 1260.00 60.00 10 Tanralili 4371.00 28411.50 65.00 325.00 1950.00 60.00 11 Tompobulu 4181.00 29634.93 70.88 1425.00 8550.00 60.00 12 Camba 2952.00 18597.60 63.00 - - - 13 Cenrana 2771.00 17457.30 63.00 - - - 14 Mallawa 2735.00 17230.50 63.00 - - -

Jumlah 49329.00 351923.74 71.34 2473.00 14815.63 59.91

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa produksi padi sawah

kabupaten Maros pada tahun 2014 adalah sebesar 351.925kwintal dengan

luas panen 49.329 ha, sedangkan produktivitas padi yang dicapai pada tahun

2014 adalah 71,34 kwintal per hektar.

Padi Ladang dengan luas panen 2.473 hektar dengan rata-rata

produktivitas 59,91 kwintal per hektar maka diperoleh jumlah produksi padi

(18)

Tabel 8.a. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan (Jagung dan Kedele) Tahun 2014 di Kabupaten Maros

No. Kecamatan

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Tabel8.b. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2014 di Kab. Maros

No. Kecamatan

Kacang Tanah Kacang Hijau

(19)

Tabel8.c. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Tanaman Pangan (Ubi Kayu dan Ubi Jalar)Tahun 2014di Kab. Maros

No. Kecamatan

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Tabel 9.a. Luas Panen Tanaman SayuranMenurut Kecamatan dan Jenis Sayuran Tahun 2012 Kabupaten Maros

No

. Kecamatan

Luas Panen dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha)

(20)

Lanjutan …………

No

. Kecamatan

Luas Panen dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha)

Terong kang

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Tabel 9.b. Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan Jenis Sayuran Tahun 2014 Kabupaten Maros.

No

Kecamatan

Produksi tanaman dan Jenis Sayuran (Kwt)

(21)

Lanjutan ……….

No

. Kecamatan

Produksi dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha)

Terong kang kung

Bayam K Me rah

Seman gka

Melon Lainnya

1 Mandai 21 - 124 - - - - 2 Moncongloe 29 - - - - 3 Maros Baru 7 81 - - - - - 4 Marusu - 39 24 - - 210 - 5 Turikale - - - - 6 L a u - - - - 7 Bontoa - - - - 8 Bantimurung 8 - - 37,400 1 598 - 9 Simbang 8 - - - - - 10 Tanralili - - - - 11 Tompobulu 28 89 - - - - 12 Camba 20 56 16 7 800 - - 13 Cenrana 16 - 71 8 11 400 - - 14 Mallawa 12 41 - 21 - - -

Jumlah 157 306 219 45 56,600 1 808 -

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Tabel 10.a. Produksi Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis Buah-Buahan Tahun 2014 Kabupaten Maros

No Kecamatan

Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kuintal)

Mangga Durian Jeruk Pisang Pepaya Nanas

1 Mandai 600 1 29 130 8 2

2 Moncongloe 1 000 2 101 376 28 83

3 Maros Baru 305 1 22 59 5 2

4 Marusu 500 1 23 36 9 -4

5 Turikale 600 1 12 90 6 2

6 L a u 210 1 5 20 4 -

7 Bontoa 260 1 5 15 3 -

8 Bantimurung 830 2 15 130 29 3

9 Simbang 450 2 27 147 35 4

10 Tanralili 470 2 39 377 29 15

11 Tompobulu 1 200 29 425 576 45 79

12 Camba 784 16 155 177 64 13

13 Cenrana 607 141 268 155 67 12

14 Mallawa 2 020 161 1488 282 28 15

(22)

Tabel 10.b. Produksi Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis Buah-Buahan Tahun 2014 Kabupaten Maros (Lanjutan Tabel 10)

N o.

Kecamatan

Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kwt)

Alpukat Belimb Buahan Tahun 2014 Kabupaten Maros- lanjutan ……

No Kecamatan Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kwt)

Nangka Rambutan Salak Sirsak Sukun Petai

(23)

Tabel11.a.Produksi dan Jenis Tanaman Obat-obatan Tahun 2014 Kabupaten Maros

No .

Kecamatan Produksi Dan jenis Tanaman Obat-Obatan(Tangkai)

Jahe Lengkuas Kencur Kunyit Lainnya 1 Mandai 27 210 - 53 - 2 Moncongloe 420 251,000 - 330 - 3 Maros Baru - - - - - 4 Marusu - - - - - 5 Turikale - - - - - 6 L a u - - - - - 7 Bontoa - - - - - 8 Bantimurung - - - - - 9 Simbang - - - - - 10 Tanralili - 120 - - - 11 Tompobulu - - - - - 12 Camba 370,300 42 ,200 - 4 100 - 13 Cenrana 400,200 - - 400 - 14 Mallawa 1,164,000 19,100 - - -

Jumlah 1,934,947 312 640 - 4 883 -

Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015

Tabel 11.b.Produksi dan Jenis Tanaman Hias Tahun 2014 Kabupaten Maros

No

. Kecamatan Produksi Dan JenisTanaman Hias (Tangkai)

Anggerek Krisan Mawar Sedap

malam Lainnya 1 Mandai - - - - - 2 Moncongloe - - - - - 3 Maros Baru - - - - - 4 Marusu 80 - - - - 5 Turikale - - - - - 6 L a u 200 - 150 500 - 7 Bontoa - - - - - 8 Bantimurung 200 - 10 - - 9 Simbang - - - - - 10 Tanralili - - - - - 11 Tompobulu 6 000 - - - - 12 Camba 750 - 146 - - 13 Cenrana - - - - - 14 Mallawa - - - - -

Jumlah 7 230 - 306 500 -

(24)

2. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kabupaten Maros

berjumlah 407 orang, yang tersebar di 14 Kecamatan. Jumlah tersebut

terdiri dari :

NO PENYULUH PNS THL-TBB SWADAYA SWASTA JUM

1 Pertanian 87 29 199 0 315

2 Perikanan 15 - 34 0 49

3 Kehutanan 7 - 36 0 43

Jumlah 109 29 269 0 407

Jika dilihat dari jumlah 407 orang Penyuluh di Kabupaten Maros,

penyuluh swadaya terbanyak yakni 269 orang atau 66 persen, penyuluh

PNS 109 orang atau 27 persen dan Penyuluh THL 29 orang/ atau 7

persen yang tersebar di 14 Kecamatan.

Tabel 28. Sebaran PenyuluhPertanian,Perikanan dan Kehutanan PNS berdasarkan umur Tahun 2015 Di Kabupaten Maros.

N O

PENYULUH Kelompok Umur PNS (Tahun) JML

PNS

THL TOTAL 30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56

1 Pertanian 0 2 7 12 20 32 14 87 29 116

2 Periknan 0 0 0 5 3 4 3 15 0 15

3 Kehutanan 0 0 0 3 1 1 2 7 0 7

Jumlah 0 4 5 20 24 37 19 109 29 138

Prosentase 0 3,66 4,58 18,34 22,00 33,94 17,43 100

Berdasarkan data diatas menunjukkan penyuluh PNS di Kabupaten

Maros sebagian besar berumur51 - 55 tahun (33,94%), disusul umur 46 -

50 tahun (22 %),umur 41-45 (18,304%), umur 36-40 tahun(4,58 %) Dan 19

orang (17,43 %) usia diatas 56 tahun. Sehingga diperkirakan tahun

2016/2018, 12 -18 orang penyuluh pensiun, apabila asumsikan usia

(25)

Tabel.29. Penyuluh PNS berdasarkan Pendidikan tahun 2015 Di Kabupaten Maros

NO PENYULUH KATEGORI PENDIDIKAN TOTAL SLTA D-1/D-2 D-3 D-4/S-1 S-2 S-3

1 Pertanian 3 0 5 69 11 0 87

2 Perikanan 0 0 0 10 4 1 15

3 Kehutanan 1 0 0 5 1 0 7

Jumlah 4 0 5 84 16 1 109

Prosentase 3,66 0 4,58 77,06 14,67 0,91 100

Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan

penyuluh sebagian besar berpendidikan D4/S1(77,06%), S2/S3(15,58%)

selanjutnya SLTA dan D3 masing-msing (3,66 dan (4,58%) data tersebut

menunjukkan bahwa penyuluh dikabupaten Maros masih berpeluang

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Tabel 30. Penyuluh PNS berdasarkan Pangkat / Jabatan Fungsional.

NO PENYULUH KATEGORI JABATAN TOTAL

I.PENYULUH TERAMPIL II.PENYULUH AHLI

1 Pertanian 4 5 3 2 11 19 43 0 87 2 Perikanan 0 0 0 0 1 4 10 0 15 3 Kehutanan 0 0 0 1 0 4 2 0 7 Jumlah 4 5 3 3 12 27 55 0 109

Prosentase 3,66 4,58 2,75 2,75 11,00 24,77 50,54 0 100

Keterangan :

I.Penyuluh Terampil II. Penyuluh Ahli

1. Pelaksana Pemula 1. Pertama

2. Pelaksana 2. Muda

3. Pelaksana Lanjutan 3. Madya

4. Penyelia 4. Utama

(26)

3. Karakteristik Kelompok Tani

a) Kelembagaan pelaku Utama

Lembaga Kelompok tani-nelayan sangat penting keberadannya dalam pembangunan pertanian kehutanan karena disamping sebagai kelas belajar-mengajar juga berfungsi sebagai unit produksi, wahana kerjasama dan kelompok usaha.

Penumbuhan kelembagaan pelaku utama tersebut berpedoman pada Permentan No 82/Permentan/OT.140/8/2013, tentang pedoman Pembinaan kelompok tani dan gabungan kelompoktani, Ketmen Kelautan dan perikanan No. Kep.14/MEN/2012, tentang pedoman umum penumbuhan dan pengembangan kelembagan pelaku utama perikanan,dan Ketmen Kehutanan no.P.57/Menhut-II/2014 tentang pedoman pembinaan kelompok tani hutan , yang diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran para pelaku utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

(27)

Tabel. 32. Kelas Kemampuan Kelembagaan Pelaku UtamaKelautan DanPerikanan.dan KUP (Kehutanan). Tahun 2015

No Kecamatan POKDAKAN KUB Pokl as khar

Pokwa s mas

Kehuta nan/ KPUP Pemula Madya Utama Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Maros Baru 22 6 - 28 - - - 5

2 Turikale 4 1 - 5 - - - -

3 Marusu 23 5 - 28 12 3 - 6

4 Lau 23 4 - 27 - - - 4

5 Bontoa 52 4 - 56 20 2 2 21 6 Bantimurung 4 - - 4 - - - 5

7 Simbang - - - 4

8 Mandai 2 - - 2 - - - 7

9 Tanralili 5 - - 5 - - - 14 10 Moncongloe - - - 8 11 Tompobulu - - - 34

12 Cenrana - - - 14

13 Camba 1 - - 1 - - - 9

14 Mallawa - - - 9

Jumlah 136 20 156 32 5 2 240

Adapun kelembagaan pelaku utama yang belum mendapatkan surat Keputusan Bupati Maros sbb;

= Pertanian 64 kelompok. = Perikanan 11 kelompok. = Taruna tani 7 kelompok, = KWT 38 kelompok

b) Kelompok Wanita Tani.

Dalam kegiatan pertanian,perikanan dan kehutanan selain bapak tani yang aktif dalam mengolah usaha taninya juga wanita tani turut berperan dalam mengusahakan berbagai kegiatan Pertanian,perikanan dan kehutanan yang meliputi : Usaha Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan dan Peternakan. Kegiatan wanita tani yang paling menonjol adalah memanfaatan pekarangan dan pengelohan hasil pertanian dan perikanan.

(28)

c) Pos Penyuluhan Pertanian ( posluhtan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Tabel 32. Jumlah Pos Penyuluhan Pertanian (posluhtan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menurut

Kecamatan di Kab. Maros.

No Kecamatan

Posluhtan Gapoktan Ketera ngan Non

FMA

FMA Non PUAP

PUAP

1 Mandai 1 5 0 6

2 Moncongloe - 5 0 5

3 Maros Baru 2 5 0 7

4 Marusu 3 4 0 6

5 Turikale 3 4 1 4

6 L a u 2 4 0 7

7 Bontoa 3 6 0 8

8 Bantimurung 2 6 0 8

9 Simbang 2 4 0 7

10 Tanralili 2 6 1 7

11 Tompobulu 4 4 0 6

12 Camba 4 4 0 7

13 Cenrana 2 5 0 8

14 Mallawa 6 5 0 11

J u m l a h 36 67 2 101

4. Penunjang

Lembaga / Instansi Pemerintah maupun swasta yang tidak kalah

pentingnya dalam mendukung dan melayani kebutuhan dan

kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha di Kabupaten Maros,

terdiri atas :

1. Lembaga Pendukung

1. K U D dan Koperasi Tani = 21 Unit

2. Kios Saprodi = 85 Unit

3. BRI Unit Desa = 7 Unit

4. BP3K / BLPP = 14 Unit

5. BBI Padi = 1 Unit

(29)

7. Unit Penetasan = 3 Unit

8. Pos Keswan = 2 Unit

9. Unit Pembibitan Ternak = 3 Unit 10. Tempat Pelelangan Ikan = 1 Unit 11. Tempat Pendaratan Ikan = 1 Unit 12. Rumah Potong Hewan (Permanen) = 2 Unit 13. Rumah Potong Hewan (Darurat) = 10 Unit 14. Perusahaan Pertanian kehutanan = 1 Unit 15. Perusahaan Pertanian kehutanan Swasta = 120 Unit 16. Perguruan Tinggi Swasta = 3 Unit 17. Sekolah Pertanian Swasta = 3 Unit 18. Koperasi Peternak Unggas = 2 Unit

19. Poutry Shop = 8 Unit

20. Perusahaan Peternak = 8 Unit

21. P a s a r = 17 Unit

22. Bengkel = 26 Unit

23. B P S B = 1 Unit

24. B P T P = 1 Unit

25. T P K = 320 Unit

26. Penyalur Benih = 7 Unit

27. Balai Besar VETERINER = 1 Unit

28. Karantina Ternak = 1 Unit

29. BALITSERIAL = 1 Unit 30. Balai P P Budidaya air Payau. = 1 Unit 31. Instalasi Laboratorium Tanah = 1 Unit 32. Balai Benih Padi = 1 Unit 33. Balai Benih Ikan = 1 Unit 34. Prusda Pertanian = 0 Unit

2. Sarana dan Prasarana Pertanian,Perikanan dan Kehutanan

Sarana dan Prasarana Transportasi, Komunikasi merupakan

faktor yang sangat menunjang kelancaran suatu kegiatan. Dengan

lancarnya lalu lintas mengakibatkan aktifitas masyarakat semakin

meningkat sehingga penyebaran informasi segala arah dapat

dijangkau termasuk dalam menunjang pemasaran hasil pertanian

(30)

Sarana transportasi yang berupa jalan sebagai sarana penunjang

demi lancarnya roda pembangunan, maka Kabupaten Maros pada

tahun akan datang diupayakan peningkatannya sehingga saat ini

panjang permukaan jalan ( Km ) pada tiap Kecamatan, antara lain:

- Kecamatan Mandai-Tanralili Jalan beraspal 60,00 %, berbatu 20,50 %, dan jalan tanah 19,50 %.

- Kecamatan Camba-Mallawa Jalan beraspal 43,40 %, berbatu 24,25% dan tanah 32,35 %.

- Kecamatan Bantimurung jalan beraspal 65,10 %, berbatu 15,60 % dan jalan tanah 10,30 %.

(31)

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN

1. T u j u a n

Tujuan umum Pembangunan Pertanian, Perikanan dan kehutanan

merupakan subsistem Pembangunan Nasional, yakni meningkatkan

produksi pertanian,perikanan dan kehutanan secara terus menerus guna

:

- menuhi kebutuhan bahan baku bagi industri dalam negeri yang terus

berkembang.

- Meningkatkan Devisa dari ekspor hasil-hasil pertanian,perikanan

dan kehutanan keluar negeri.

- Penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pelaku

utama dan pelaku usaha.

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pendapatan pelakuk utama.

- Memelihara kemantapan swasembada pangan (Beras) mencapai

swasembada palawija dan hortikultura.

- Menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi

pemenuhan makanan rakyat

- Memperbaiki keadaan Gizi masyarakat melalui penganekaragaman

jenis bahan pangan.

- Menciptakan keterkaitan dan ketergantungan dengan sektor Industri

dan Jasa menuju terbentuknya jaringan kegiatan Agribisnis dan

Agroindustri yang produktif.

2. S a s a r a n

Pencapaian sasaran Program Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

kehutanan tahun 2016 ditujukan untuk lebih mengembangkan

penyelenggaraan penyuluhan pertanian kehutanan sebagai satu kesatuan

jaringan yang utuh dalam melayani program-program pembangunan

(32)

kemampuan petani-nelayan untuk mengelola dan mengembangkan

usahanya.

Sasaran program dalam kegiatan itu meliputi keempat subsektor

yang meliputi :

A. Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

1. Meningkatkan produktifitas Padi dari 71,34 Kw/Ha menjadi 77,80

Kw/Ha serta perluasan areal tanam IP 300 dicapai 6 000 ha

menjadi 7 000 ha dengan upaya penerapan teknologi, yang meliputi

:

- Meningkatkan penggunaan varietas Benih padi bermutu dengan

- Varietas unggul baru,

- meingkatkan penggunaan Varietas Genja (VUG) dan Varietas

Umur Sangat Genja( VUSG) untuk sawah IP 300

- Meningkatkan penggunaan pupuk berimbang ( NPK dan

Oranik ) melalui kemitraan denga BUMN Pertanian

- Meningkatkan luas sistem tanam jejer legowo.

- Meningkatkan penggunaan alat panen padi anjuran.

2. Meningkatkan produktivitas jagung dari 57,57 Kw/Ha, menjadi 59,00 Kw/Ha melalui upaya penerapan, yang meliputi :

- Meningkatkan penggunaan Varietas benih jagung bermutu dengan varietas unggul berlabel.

- Perbaikan penggunaan pupuk beribang (Urea,NPK dan Organik.

- Perbaikan Waktu tanam / Pola tanam dan jarak tanam

3. Meningkatkan produktivitas kedelai dari 18,81 Kw/Ha menjadi 19,25 Kw/Ha melalui penerapan teknologi, meliputi :

- Meningkatkan penggunaan varietas benih bermutu dengan varietas unggul berlabel yang spesifik lokasi.

- Melaksanakan pengendalian hama secara bijaksana dan ramah lingkungan

- Perbaikan pola tanam dan pembuatan parit/Drainase

(33)

- Peningkatan penggunaan benih varietas bermutu dengan varietasunggul berlabel yang spesifik lokasi.

- Perbaikan jarak tanam dan penggunaan pestisisa ramalingkungan

- Peningkatan penggunaan pupuk berimbang dengan pupuk organik

5. Meningkatkan produktifitas kacang Ijo dari 19,00 kw/ha menjadi 19.11 Kw/Ha melalui penerapan teknologi, yang meliputi:

- Peningkatan penggunaan Vaarietas benih bermutu dengan varietas unggul berlabel yang spesifik lokasi

- Perbaikan pembuatan parit/Drainase.

- Peningkatan pengandalian hama dan penyakit secara bijaksana.

6. Meningkatkan produktifitas ubi kayu dari 203,36 Kw/Ha menjadi 214,20 Kw/Ha melalui penerapan teknologi yang meliputi :

- Penggunaan varietas bermutu

- Perbaikan pelaksanaan pemotongan stek dari 75% menjadi 90%.

- Pasca panen ( pengolahan hasil)

- peningkatan penggunaan penggunaan pupuk organik dan an organik

7. Meningkatkan produktifitas ubi jalar dari 335,91 Kw/Ha menjadi 339,20Kw/Ha melalui upaya penerapan teknologi, yang meliputi: - Penggunaan Varietas unggul.

- Perbaikan Pola tanam/Waktu Tanam& Pengolahan tanah - Perbaikan cara pemupukan dan pengendalian OPT.

8. Meningkatkan produksi Hortikultural :

o cabe dari 27.980 kwintal menjadi 29.011kwintal; o Tomat dari 661 kwintal menjadi 700 kwintal

o Kacang Panjang dari 920 kwintal menjadi 980 kwintal o Ketimun dari 1653 kwintal menjadi 1900 kwintal o Labu siangdari 886 kwintal menjadi 900 kwintal o Kangkung dari 306 kwintal menjadi 390 kwintal o Bayam dari 219 kwintal menjadi 278 kwintal

o Semangkadari 56.000 kwintal menjadi 58.000 kwintal o Melondari 1.808 kwintal menjadi 1980 kwintal

Peningkatnya produksi melalui penerapan teknologi sbb :

(34)

- Meningkatkan pengendalian hama / penyakit secara bijaksana dan ramah lingungan

- Penggunaan pupuk berimbang organik dan an organikPengolahan hasil / pasca panen

- Perluasan areal, terutama dilahan sawah sesudah panen padi gadu

10. Peningkatan produksi buah buahan :

o Mangga dari 9896 kwintal menjadi 10121 kwintal; o Durian dari 361 kwintal menjadi 400 kwintal o Jeruk dari 1614 kwintal menjadi 1700 kwintal o Jambu Biji dari 738 kwintal menjadi 800 kwintal o Pepaya dari 380 kwintal menjadi 390 kwintal o Nenas dari 234 kwintal menjadi 280 kwintal o Pisang dari 2570 kwintal menjadi 2900 kwintal o Jambu Air dari 125 kwintal menjadi 130 kwintal o Nangka dari 1.085 kwintal menjadi 1120 kwintal o Rambutan dari 1093 kwintal menjadi 1162 kwintal o Sirsak dari 174 kwintal menjadi 200 kwintal

dengan penerapan teknologi :

- perluasan areal /penanaman tanaman baru

- Peningkatan penggunaan benih berutu dan unggul - Pemupukan berimbang NPK dan pupuk organik. - Pengendalian Organism Penggangu Tanaman ( OPT ) - Penanganan Pasca panen

11. Peningkatan produksi tanaman obat-obatan:

o Jahedari 1.934.974 tangkai menjadi 2.314.000 tangkai;; o Lengkuas dari 312.640 tangkai menjadi 368.000 tangkai; o Kunit dari 4883 tangkai menjadi 4900 tangkai .

12. Peningkatan produksi tanaman Hias, dicapai anggerek 7230 menjadi 8100 tangkai, krisan 0 tangkai menjadi 200 tangkai, mawar 306 tangkai menjadi 381 tangkai, Sedap malam 500 tangkai menjadi 700 tangkai.

13. Menekan kehilangan hasil dari pada perlakuan pasca panen padi dari 12 % turun menjadi 9 % melalui upaya perbaikan penanganan pasca panen,

(35)

B. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

- Meningkatkan pengetahuan, keterampilan penyuluh melalui

pendidikan formal maupun non formal sehingga kualitas

penyuluh sesuai dengan kebutuhan teknologi di wilayah desa

(spesipik lokasi).

- Dari segi jumlah penyuluh masih dirasakan kurang

dibandingkan dengan jumlah Desa/WKPP.

- (Penyuluh Pertanian 87 PNS 29 THL, Perikanan 15 dan

Kehutanan 7 orang, untuk pertanian swadaya 199 orang,

perikanan swadaya 34 orang dan kehutanan swadaya 36

orang)

- Meningkatkan Kompetensi Penyuluh(Sertifikasi)dicapai perta

tainan10 org(12%), perikanan2 orang(13%) dan kehutanan 3

orang(37 %).

C. Kelembagaan pelaku Utama

Meningkatkan kemampuan kelas kelompok terutama dalam

hal kemampuan mengidentifikasi potensi wilayah, memilih dan

menetapkan jenis usaha serta pengolahan aset dan pembukuan

keuangan kelompok sehingga kelas kemampuan kelompok

meningkat yang dicapai :

฀ Pemula 316 menjadi 208 kelompok

฀ Lanjut 388 menjadi 463 kelompok

฀ Madya 118 menjadi 147 kelompok

฀ Utama 09 menjadi 19 kelompok

jumlah kelompok pelaku utama perikanan, sebagai berikut:

- Pokdakan 156 menjadi 172 kelompok

- KUB 32 menjadi 52 kelompok

- Poklahsar 5 menjadi 10 kelompok

(36)

Dan peningkatan kelas kemampuan kelompok pelaku utma

perikanan dari pemula : 136, madya: 20, utama : 0 kelompok

menjadi pemula 121, madya 30, dan utama 5 (khusus

Pokdakan).

Peningkatan Jumlah Kelompok Usaha Produktif (KUP) Bidang

Kehutanan:

- KUP 140 menjadi 170 kelompok sesuai dengan potensi

G. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani. Kelompok

yang belum mendapatkan SK. Bupati

- Pertanian 64 Kelompok

- Perikanan 11 Kelompok

- KWT 38 Kelompok

(37)

BAB IV

M A S A L A H

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program tahun 2015, maka

dapat dirumuskan masalah-masalah dari keempat sub-sektor seperti berikut

ini,

A. Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura.

1. Keterbatasna pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama

dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT,

pengembangan keitraan usaha dan memanfaatkan SDA untuk

kompos.

2. Kurangnya pengetahuan , keterampilan dan sikap pelaku utama

dalam menjaga kesuburan tanah melalui konservasi dan reklamasi

lahan, pengendalian alih fungsi lahan dan pengelolaan irigasi

3. Kurangnya pengetahuan,keterampilan dan sukap pelaku utama

dalam mengupayakan mutu produk sehingga dapat memenuhi

standar mutu.

4. Kurangnya penghetahuan,ketrampilan dan sikap pelaku utamam

dan peaku usaha dalam halteknik Budidaya dan pengolahan

sayuran dan buah.

5. Masih kurangya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku

utama, pelaku usaha dan petugas tentang mutu , jumlah,

konsinuitas dan harga produk hortikultura.

6. Kurangnya pengetahuan, keterampilan dalam hal budidaya dan

pemanfaatan tanaman obat-obatan dan tanaman hias

7. Kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama

dalam pengadaan alat panen padi dan alat pengering gabah

(khusus IP 300)

(38)

B. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang menjadi

masalah khususnya dalam menfasilitasi pelaku utama dan pelaku

usaha adalah sebagai berikut :

1. Koordinasi penyelenggaraan penyuluhan kurang berjalan dengan

baik.

2. Penyusunan programa penyuluhan belum sesuaiwaktu dan

kebutuhan petani dilapangan.

3. kompetensi penyuluh masih belum sesuai dengan kebutuhan

pelaku utama dan Pelaku usaha.

4. Belum terpenuhinya penempatan satu desa satu penyuluh

5. Peningkatan kompetensi penyuluh melalui diklat masih kurangdan

tidak merata.

6. Kurang lebih 20 orang penyuluh s/d. pada tahun 2017 memasuki

usia pensiun

7. Pembiayaan penyuluh yang bersumber dari pemerintah melalui DAK

belum Sesuai yang diharapkan dilapangan.

8. Sarana penyuluhan di tingkat kelompok/Posluhtan dalam hal

metode mediaelektronikbelum sesuai dengan kebutuhan lapangan.

C. Kelembagaan Pelaku Utama.

Kemampuan kelompok tani-nelayan dan Gapoktan dalam

menangani masalah yang dihadapi anggotanya dalam berusaha tani

pada umumnya masih sangat terbatas, karena :

a. Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan pelaku utama dalam

mengidentifikasi potensi yang dimilikinya.

b. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama untuk

memilih usaha yang paling menguntungkan, mengidentifikasi

kebutuhan informasi, teknologi dan sarana yang diperlukan untuk

(39)

c. Masih kurangnya keswadayaan, keswadanaan dan kepemimpinan

petani dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, Perikanan dan

kehutanan dengan memperhatikan keseteraan gender.

d. Kurangnya perhatian kelompok pelaku utama terhadap lingkungan

yang mendorong lahirnya fasilitas pembelajaran bagi petani di tingkat

desa dimana para petani, laki-laki dan perempuan, dapat saling

berbagi pengalaman dan juga untuk mengembangkan kemitraan

diantara mereka.

e. Masih ada pengurus kelembagaan pelaku utama belum

melaksanakan sesuai tugas dan fungsi masing- masing

f. Masih rendahnya minat kelompok pelaku utama/ petani untuk

mencoba dan mencoba Inovasi/teknologi yang baru, meskipun

teknologi tersebut berkaitan dengan usahataninya.

g. Masih adanya pelaku utama belum memahami peranan kelompok

(40)

BAB V

CARA MENCAPAI TUJUAN

Berdasarkan Analisa Keadaan dan Tujuan yang ingin dicapai, maka

diperlukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi dengan menggunakan metode penyuluhan yang

sesuai dengan spesifikasi lokasi.

Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut maka pelaksanaan

penyuluhan perlu didukung oleh dana yang bersumber dari APBN,

APBD,APBN dan berbagai sumber anggaran serta swadaya pelaku utama

dan pelaku usaha sendiri.

Kegiatan penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan yang

dilaksanakan yaitu mengupayakan :

1. Meningkatkan kemampuan pelaku utama, pelaku usaha dalam

mengidentifikasi potensi yang dimilikinya.

2. Meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap pelaku utama

untuk memilih usaha yang paling menguntungkan, mengidentifikasi

kebutuhan informasi, teknologi dan sarana yang diperlukan untuk

mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan pengetahuan dlam hal keswadanaan dan

kepemimpinan pelaku utama dan pelaku usaha dalam

penyelenggaraan penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan

dengan memperhatikan keseteraan gender.

4. Meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap pelaku utama

dalam teknik fasilitasi dan organisasi petani. (Penyuluh sawadaya)

5. Mencipatakan lingkungan yang mendorong lahirnya fasilitas

pembelajaran bagi pelaku utama, pelaku usaha di tingkat desa

dimana para petani, laki-laki dan perempuan, dapat saling berbagi

pengalaman dan juga untuk mengembangkan kemitraan diantara

mereka.

6. Penyempuranaan kelembagaan pelaku utamadan pelaku usaha

(41)

7. Penerapan metode penyuluhan yang sesuai dengan kondisi lahan

dan kebutuhan pelaku utama,pelaku usaha dan petugas.

8. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (penyuluh/petugas dan

pelaku utama)

9. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama melalui upaya peningkatan

produktivitas pertanian,perikanan dan kehutanan.

10. Meningkatkan kemampuan Gapoktan,Posluhtan& KTNA dalam

perencanaan, mengelolah administrasi keuangan (pembukuan) dan

secretariat kelompok.

11. Peningkatan hubungan kerjasama dengan Lembaga terkait melalui

Kegiatan& pertemuan di tingkat UPT BPPKP Kecamatan maupun

Tingkat kabupaten.

12. Peningkatan peran para Ibu Tani melalui kelompok wanita tani dalam

(42)

BAB VI P E N U T U P

Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini adalah

merupakan rencana kegiatan penyuluh untuk tahun 2016 dalam bentuk

tertulis, yang dijabarkan dari programa penyuluhan kecamatan untuk menjadi

dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta untuk berinteraksi dengan

petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha.

Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan

evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan dan

sebagai bahan Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian

Maros, Januari 2016 Mengetahui/Mengetahui

An. Kepala BPP dan KP Kab. Maros Penyuluh Pertanian Koordinator Penyuluh Kab. Maros,

Ir. Ar. Thahir Ir. Pangerang, MP

NIP. 195609281979021001 NIP.19630727 199303 1 011

(43)
(44)

40

MATRIKS RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN 2016

Kegiatan/ Metode volume Lokasi Waktu

Sum -utama, Pelaku usaha dan petugas dalam meningkatkan produktivitas padi dari 71,34 kwt/ha menjadi 77,80 kwt/Ha)

Tingkat pengetahuan, keterampilan & sikap (PKS) pelaku utama, Pelaku usaha dan petugas tentang Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT )masih rendah

Mt.2016 APBN DISTAN PPL/Babinsa/ Mahasiswa tanam IP 300 seluas 6000 ha menjadi 7000 ha

(45)

Peningkatkan produktivitas jagung dari 57,57 kwt/ha menjadi 59,00 kwt/ha

Keterbatasan penge- tahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan kompo- nen teknologi PTT Jagung

P. Utama P.Usaha Petugas

Teknologi PTT Jagung/Juknis

UPSUS Jagung 2016 Klp.Tani Jagung

Kecamaatan Pengemban gan Jagung

Mt.2016 APBN Distan/Distan Sda

Peningkatkan produktivitas kedelai dari 18,81 kwt/ha menjadi 19,11 kwt/ha

Keterbatasan penge- tahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan kompo- nen teknologi PTT Kedelai

P. Utama

APBN BPP-KP/Distan Sda

Peningkatkan produktivitas kacang dari 19,00, kwt/ha menjadi 19,11 kwt/ha

Keterbatasan penge- tahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan kompo- nen teknologi PTT Kacang ubi kayu dari 203,36 kwt/ha menjadi 214,20 kwt/ha

Keterbatasan penge- tahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan kompo- nen teknologi PTT Ubikayu

P. Utama jalar dari 335,91 kwt/ha menjadi 339,20 kwt/ha

Keterbatasan penge- tahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan kompo- nen teknologi PTT ubiJalar

P. Utama

Petremuan klp. 2x/bln 2x/bln Jan-Des BOP BPP-KP/BPP

PPL/Poktan Poslhtan

Peningkatan Produktivitas Cabe dari 27.980 kwt menjadi

pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama

(46)

42 29.011 kwt dan peningkatan

produksi Tomat dari 661 kwt menjadi 700 kwt

,pelaku usaha tentang teknik bu didaya tanaman sayuran kurang

khususnya pengendalian OPT, benih ungul baru,

-Kunjungan poktan. 2x/bln Kab.Kec.

Jan- Des Petani Tentang Fungsi Dan Perannya Dalam Berorganisasi

Terbatasnya Pengetahuan Pengurus Kelembagaan Petani Tentang Fungsi Dan Perannya Dalam Berorganisasi KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

(47)

Gambar

Gambar 1. Peta Kabupaten Maros
Tabel 1.  Luas Wilayah Kabupaten Maros berdasarkan Kecamatan dan Desa.
Tabel 2Jumlah Curah Hujan dan hari Hujan setiap bulan Kabupaten Maros dari Tahun 2011- 2014
Gambar3. Hari  Hujan Kab. Maros
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kep.14/MEN/2012, tentang pedoman umum penumbuhan dan pengembangan kelembagan pelaku utama perikanan,dan Ketmen Kehutanan no.P.57/Menhut-II/2014 tentang pedoman

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Penyuluh Perikanan di Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kabupaten

2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan industrialisasi perikanan yang bernilai tambah dan berdaya saing adalah standardisasi dan sertifikasi kesehatan

Peyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong

Pemantapan sistem Penyuluhan Pertanian diarahkan untuk peningkatanl. kompetensi penyuluh yang bersifat Polivalen di tingkat desa dan Spesialis

Sasaran penyuluhan pertanian di tingkat WKPP adalah seluruh masyarakat kelurahan Palangga Baik yang tergabung dalam kelompok tani maupun belum tergabung1. Pembangunan pertanian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/ OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Balai Karantina

Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Peran Penyuluh Pertanian ..., Ela Pambudi Setyasih, Fakultas Pertanian UMP,