• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOLABORASI MUSIK ROCK DAN ALAT MUSIK POLOPALO DALAM KARYA THE PHYSICAL COMPATE (SEBUAH EKPLORASI MUSIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOLABORASI MUSIK ROCK DAN ALAT MUSIK POLOPALO DALAM KARYA THE PHYSICAL COMPATE (SEBUAH EKPLORASI MUSIK)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

57 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

KOLABORASI MUSIK ROCK DAN ALAT MUSIK POLOPALO DALAM KARYA

“THE PHYSICAL COMPATE” (SEBUAH EKPLORASI MUSIK)

Febriyando

Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ABSTRAK

Polopalo adalah alat musik yang berasal dari Provinsi Gorontalo yang bahan dasarnya terbuat dari bambu dan bentuknya menyerupai garputala raksasa, pada jaman dahulu dimainkan oleh rakyat Gorontalo, dan polopalo tersebut dimainkan pada waktu-waktu tertentu, seperti saat panen raya atau waktu bulan purnama. Pada penelitian ini, penulis membuat sebuah karya dengan mengkolaborasikan musik rock dan alat musik polopalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang efektif dalam mengkolaborasikan musik rock dan alat musik polopalo. Selain itu juga untuk mengetahui kendala dalam proses pengkolaborasian, musik rock dan alat musik polopalo. Danhasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbandingan bagi para musisi yang mempunyai ekplorasi sejenis. Kolaborasi musik rock dengan alat musik polopalo diterapkan ke dalam karya musik yang berjudul “The Physical Compete”. Keterbatasan nada yang dihasilkan dari bunyi alat musik polopalo menjadi suatu hambatan dalam proses kolaborasi, sehingga cara yang paling efektif dalam kolaborasi yang penulis lakukan adalah dengan menjadikan alat musik polopalo tersebut sebagai alat musik perkusi.

Kata kunci: Polopalo, Kolaborasi, Musik Rock.

(2)

58 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Indonesia memiliki keanekaragaman suku dan budaya, salah satunya adalah seni musik. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan alat musik antara suku satu dan suku lainya, misalnya alat musik di Kalimantan yang menggunakan alat musik sampek dan alat musik di Jawa yang menggunakan gamelan. Selain sampek dan gamelan, masih banyak lagi jenis alat musik tradisional di Indonesia.

Salah satu alat musik tradisional Indonesia Ayang berasal dari provinsi Gorontalo adalah alat musik polopalo. Polopalo merupakan alat musik yang terbuat dari bambu, yang pada jamannya saat itu dimainkan rakyat Gorontalo hanya pada waktu-waktu tertentu. Hal itu dilakukan pada saat masyarakat telah selesai melaksanakan panen raya atau pada waktu bulan terang (bulan purnama).

Sekitar abad ke 18, polopalo bukanlah merupakan alat musik, namun lebih banyak digunakan sebagai alat komunikasi yang dimainkan untuk memanggil masyarakat dalam acara adat Gorontalo. Pada jaman dahulu dikenal dengan nama Tonggobi, kemudian di tahun 1980-an seniman Rusdin Palada memiliki inisiatif untuk mengalihkan polopalo ini menjadi alat musik. Dilakukan Rusdin Palada adalah dengan mencermati pembentukan nada pada alat musik tersebut, baik dengan mengubah bentuk moncongnya menjadi lebih tipis, atau memperbesar lubang dan gagangnya.

Pada perkembangannya, polopalo menjadi sebuah alat yang memiliki fungsi penting di dalam kegiatan adat istiadat Gorontalo, hingga kemudian para pengrajin alat musik polopalo melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang didalam

(3)

59 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

pola pikirnya telah dipengaruhi oleh berbagai perkembangan global dengan tuntutan kemajuan secara instan dari berbagai faktor (Suwardi, Daulima, 2006, hal 61).

Polopalo memiliki keunikan tersendiri seperti pemilihan bahan baku, cara memainkan dan waktu memainkannya. Bahan baku utamanya adalah bambu. Bambu sendiri memiliki 2 jenis bambu yaitu bambu air dan bambu pagar, namun untuk alat musik polopalo khususnya menggunakan bambu air, karena bambu air tersebut dapat menghasilkan bunyi yang lebih nyaring dan sedikit halus.

Keunikan lainnya yaitu polopalo hanya dimainkan pada malam kamis dan malam minggu saja, karena masyarakat Gorontalo percaya bahwa malam-malam tersebut adalah malam yang istimewa. Permainannya pun hanya pada malam hari, karena dalam memainkannya memerlukan ketenangan jiwa yang menurut masyarakat Gorontalo pada malam tersebut yang paling spesial bila dibandingkan dengan malam lain.

Di jaman sekarang, pengkolaborasi anantara musik tradisional dan musik popular bukan merupakan hal baru lagi. Banyak alat musik tradisional seperti gamelan, angklung, sampek dan masih banyak lagi alat musik yang sudah pernah dikolaborasikan dengan musik populer. Salah satunya di Yogyakarta yang paling mencolok terjadi di daerah Malioboro. Para pengamen di Malioboro hampir sebagian besar melakukan kolaborasi dengan menggunakan alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dengan alat musik populer seperti snare, drum, simbal, kontra bass, dan lain sebagainya. Kolaborasi tersebut

(4)

60 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

sangat bagus untuk dijadikan inspirasi bagi musisi yang mempunyai ekplorasi musik sejenis.

Penulis mempunyai ide untuk mengkolaborasikan lagu-lagu daerah Gorontalo dengan aransemen musik rock dan juga mengkolaborasikan alat musik tradisional Gorontalo, yakni polopalo dengan alat musik Barat. Hal tersebut belum pernah ada dikarenakan semakin lama alat musik polopalo tersebut semakin tidak digemari di kalangan anak muda bahkan kalangan orang tua, sedangkan di Gorontalo, musik rock banyak digemari di kalangan anak muda sampai orang tua.

Musik rock adalah genre musik yang mulai dikenal tahun 50-an, dan puncak kejayaannya pada tahun 80-an akhir sampai 90-an awal, dimana secara umum ciri khas musik rock terletak pada bunyi distorsi gitar dan suara yang melengking. Musik rock dalam khasanah musik populer dunia yang biasanya di dominasi oleh vokal, gitar, drum, danbass. Banyak juga dengan penambahan instrument lain seperti keyboard, piano maupun synthesizer. Musik rock biasanya mempunyai ketukan yang kuat dan di dominasi oleh gitar, baik gitar elektrik maupun akustik (Prier, 2006, hal 121).

Hal ini yang memberikan ide kepada penulis untuk membuat karya musik dengan mengkolaborasikan alat musik polopalo dan musik rock, yang kemudian diangkat ke dalam Tugas Akhir dengan judul “Kolaborasi Musik Rock dan Alat Musik Polopalo dari Gorontalo Dalam Karya The Physical Compate (Sebuah Ekplorasi Musik)”. Pada resital tugas akhir penulis mempertunjukkan hasil kolaborasi tersebut

(5)

61 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

dan diharapkan dapat berguna bagi pengembangan eksplorasi musik sejenis di masa yang akan datang, selain dari pengembangan alat musik polopalo penulis juga ingin mengenalkan alat musik tersebut kepada masyarakat luas.

Alat musik polopalo ini sangat berbeda dengan alat musik lainnya, karena bunyi yang dihasilkan dari setiap polopalo yang satu dengan yang lainnya sangatlah berbeda. Hal tersebut dikarenakan setiap bahan bambu yang dipotong saat proses pembuatan sangat berbeda dan dibuat dengan takaran pemotangan yang tidak sama. Inilah yang menjadi salah satu kendala penulis dalam menciptakan karya dan aransemen saat pengkolaborasian musik rock dan alat musik polopalo.

B. Sejarah Singkat Polopalo Dan Musik Rock

Gorontalo merupakan salah satu Provinsi yang memisahkan diri dari Propinsi Sulawesi Utara pada tahun 2001, memiliki jenis kebudayan dan adat istiadat yang beraneka ragam. Salah satu kesenian sebagai bagian dari kebudayaan daerah Gorontalo yang cukup terkenal yaitu alat musik tradisional polopalo.

Menurut masyarakat Gorontalo, alat musik tradisional polopalo merupakan alat musik asli rakyat Gorontalo, namun pada perkembangannya, ternyata ditemui ada alat musik daerah lain yang hampir serupa dengan alat musik ini yakni alat musik Sasaheng yang berkembang didaerah Sangihe Talaud dan Bonsingdari daerah Bolaang Mongondow, Manado, Sulawesi Utara.

(6)

62 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Pada tahun 60-an sampai tahun 90-an, polopalo biasanya dimainkan pada waktu-waktu tertentu, yang pada hari tersebut merupakan hari yang spesial menurut masyarakat Gorontalo. Contohnya, pada waktu masyarakat daerah Gorontalo telah selesai melaksanakan panen raya, pergantian musim atau pada waktu bulan terang (bulan purnama).

Tradisi memainkan alat musik polopalo dilaksanakan tanpa menunggu perintah atau komando, dalam hal ini masyarakat tergerak dengan sendirinya karena merasa harus merayakan atau bergembira bersama dalam mensyukuri hari yang indah atau hari yang spesial tersebut. Biasanya musik tradisonal polopalo itu dimainkan kira-kira pukul 22.00 sampai pukul 01.00 waktu setempat untuk memanggil masyarakat berkumpul bersama.

Berbeda dengan alat musik tradisional lainnya, polopalo memiliki keunikan tersendiri seperti pemilihan bahan baku, cara memainkan dan waktu memainkannya. Bahan baku utamanya adalah bambu. Bambu sendiri memiliki dua jenis bambu yaitu bambu air dan bambu pagar namun untuk alat musik polopalo sendiri, khususnya menggunakan bambu air.

Keunikan lainnya yaitu polopalo hanya dimainkan pada malam kamis dan malam minggu saja, karena masyarakat Gorontalo percaya bahwa malam-malam tersebut adalah malam yang istimewa bila dibandingkan dengan malam lain, kemudian permainannya pun hanya pada malam hari, karena dalam memainkannya memerlukan ketenangan dan suasana yang tenang.

(7)

63 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Alat musik polopalo pada jamannya sering dilombakan. Biasanya dalam sebuah lomba, juri hadir bersamaan di satu tempat, namun dalam lomba polopalo, jurinya berada jauh dengan jarak + 1 km atau 1000 meter. Hal ini dilakukan untuk bisa mendengar suara atau bunyi yang paling nyaring. Penentuan juarapun didapatkan dari suara ketukan yang terdengar paling nyaring.

Seiring dengan berkembangnya zaman, popularitas alat musik polopalo saat ini sepertinya tidak lagi diminati masyarakat Gorontalo. Hal ini disebabkan kurangnya upaya pelestarian yang dilakukan untuk tetap mempertahankan keberadaan alat musik tersebut, danakan sangat disayangkan apabila alat musik ini hilang di masa yang akan datang. Saat ini, masyarakat lebih tertarik menggunakan alat musik modern dari pada tradisional. Bila dicermati dengan baik, alat musik polopalo sangat unik baik dari cara pemilihan bahannya, cara memainkannnya, serta nada-nada yang ditimbulkan melalui pukulan, namun keunikan ini hanya menjadi sebatas cerita sejarah saja tanpa ada pelestarian dalam bentuk fisik maupun non fisik untuk tetap mempertahankan keberadaannya.

(8)

64 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Pemukul alat musik polopalo

C. Musik Rock

Musik rock adalah jenis musik populer pada pertengahan tahun 50-an yang berakar dari musik rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan tahun 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.

Suara khas dari musik rock lebih didominasi pada suara gitar elektrik, namun terkadang juga pada suara gitar akustik. Penggunaan pola ritmesangat terasa pada rhythm section dengan bass, drum, dan keyboard seperti organ, piano atau synthesizer. Hal tersebut terjadi sejak tahun 70-an. Disamping gitar atau keyboard, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrument musik solo.

Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri dan memainkan musik rock dijuluki band rock. Band rock umumnya terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama, pemain bass, dan pemain drum, membentuk sebuah kwartet. Beberapa grup biasanya menggunakan format satu atau dua posisi di atas membentuk duo atau trio atau menggunakan penyanyi utama sebagai pemain alat musik di samping menyanyi. Grup lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua

(9)

65 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

rhythm gitar atau seorang pemain keyboard. Jarang menggunakan alat musik bersenar seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, terompet atau trombon.

Pada akhir tahun 60-an dan awal tahun 70-an, musik rock berkembang menjadi berbagai sub genre seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hardrock, progressive rock, dan punk rock. Kategori musik rock yang mencuat pada tahun 80-an antara lainnew wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90-an terdapat grunge, britpop, indie rock dan nu metal.

D. Landasan teori

Komposisi dalam musik berasal dari kata Komponieren yang digunakan oleh pujangga Jerman yaitu Johann Wolfgang Goethe (1749-1832) untuk menandai cara-cara menggubah (komponierern), dimana suara atau lagu utama akan diikuti oleh susunan suara-suara lainnya yang di koordinasikan, ditata, atau dirangkai di bawah lagu utama. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata komposisi adalah teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yg indah dan selaras.

Komposisi dapat pula berarti susunan, tata susun, teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yang indah dan selaras untuk mencapai kesatuan yang harmonis. Komposisi dapat juga diartikan gubahan musik instrumental maupun vokal. Dalam kamus The New Grove Dictionary of Music and Musicians dikatakan bahwa composition (komposisi) adalah hasil proses kreasi komponis yang di wujudkan dalam bentuk tulisan.

(10)

66 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

Komposisi merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan keahlian, talenta, dan ketaatan untuk mematuhi peraturan-peraturan dalam komposisi itu sendiri (McIntire, 1980, 186). Menurut Suka Hardjana komposisi sebagai suatu karya musik yang lebih kompleks, dalam terminologi musik mengandung liputan struktur arsitektur musik yang lebih luas dari sekedar sebuah lagu (Hardjana, 2004, 339).

E. Kesimpulan

”Kolaborasi Musik Rock dan Alat Musik Polopalo dari Gorontalo Dalam Karya The Physical Compate (Sebuah Ekplorasi Musik)”. Merupakan judul karya tugas akhir sebagai pembelajaran penulis terhadap alat musik polopalo yang diterapkan ke dalam musik rock. Pembelajaran dan penerapan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkolaborasikan alat musik polopalo ke dalam karya musik yang di pentaskan pada konser tugas akhir.

Penerapan alat musik polopalo ke dalam karya musik The Physical Compete dilakukan dengan membuat alat musik polopalo tersebut sebagai alat musik perkusi. Hal itu merupakan cara yang paling efektif dibanding apabila polopalo tersebut di jadikan sebagai alat musik diatonis.

Saat proses pengkolaborasian polopalo ke dalam karya musik, penulis mengalami beberapa hambatan antara lainadanya keterbatasan nada yang dihasilkan dari bunyi alat musik polopalo, sehingga penulis menjadikan alat musik polopalo tersebut menjadi alat musik perkusi dan kurangnya bunyi alat atau nada yang mirip dengan alat musik polopalo dalam software musik seperti Sibelius, fruty loop studio, dan

(11)

67 | J u r n a l W a r n a , V o l . 1 , N o . 1 , J u n i 2 0 1 7

lain sebagainya. Hal tersebut yang menjadikan penulis kurang leluasa dalam proses pembuatan karya musik.

Dari pembelajaran dan penerapan tersebut penulis mengetahui bahwa polopalo dapat dikolaborasikan ke dalam musik rock. Hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan alat musik polopalo dapat dikolaborasikan dengan berbagai jenis musik yang lain.

Daftar pustaka

Andjani, Karina, Apa Itu Musik, (Serpong, Tanggerang Selatan, Pascawacana, 2014).

Banoe, Pono, Kamus Musik, (Yogyakarta, Kanisius 2003).

Bay, Suwardy dan Daulima, Farha, Mengenal Alat Musik Tradisional Daerah Gorontalo, (Gorontalo, Forum Suara Perempuan, 2006).

Hardjana, Suka, Musik Antara Kritik dan Apresiasi (Jakarta, Kompas, 2004).

McIntire, K. Dennis, Composition, dalam Stanley Sadie (ed.), The New Grove Dictionary of Music Instrument and Musician Volume 6 (London, Macmillan Publisher Limited, 1980).

Persicheti Vincent, twentieth century harmony, (New York, 1961). Prier, Karl-Edmund SJ, Ilmu Bentuk Analisis, (Pusat Musik Liturgi,

Yogyakarta, 2009).

Shadily, Hassan, Eksiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1983, 1842).

Referensi

Dokumen terkait

Raka Sudewi, Sp.S(K)., atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Biologi pada Program Pascasarjana Universitas

Hasil yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah dihasilkannya aplikasi interaktif menggunakan sensor pada smartphone Android untuk membantu siswa

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ Sistem Pendukung Keputusan Penentuan

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Pengawasan Pembangunan Jetty Rubek Meupayong, Kuala Rubek (Tahap II) (OTSUS) dengan ini kami

Ketika seseorang bertanya kepada orang lain tentang bagaimana dirinya maka, sseorang tersebut akan menjawab “ Saya seseorang yang pendiam” , “ saya seorang yang

• Tingkat kesiapan teknologi dari litbang dan perguruan tinggi sehingga tidak terlalu lama inkubasi. • Perlunya guidance terkait dengan NSPK sehingga akan memudahkan dalam

[r]

huruf a dan huruf b, perlu mengeluarkan Instruksi Bupati Bantul tentang Penataan dan Pemerataan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten