• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN KASUS HIPERKOLESTEROLEMIA DI DUSUN SUMBE BENDO DESA SUMBER TEBU BANGSAL MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN KASUS HIPERKOLESTEROLEMIA DI DUSUN SUMBE BENDO DESA SUMBER TEBU BANGSAL MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN KASUS HIPERKOLESTEROLEMIA

DI DUSUN SUMBE BENDO DESA SUMBER TEBU BANGSAL MOJOKERTO

RIMAN NACIKIT NIM. 1514401014

Subject:Asuhan,Keperawatan,Keluarga,Hiperkolesterolemia DESCRIPTION

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko mayor PJK(penyakit jantung koroner).PJK adalah pembuluh nomor satu di dunia saat ini.Penyebab utama penyakit ini adalah disfungsi endotel,inflamasi vaskuler,dan tertumpuknya kolestrol pada dinding pembuluh darah.Hiperkolesterolemia adalah suattu kondisi dimana kadar kolestrol drah melebihi 250 mg/dl(Mahan Escott Stump 2008) World Health Organization(WHO) memperkirakan hiperkolesterolemia berkaitan dengan lebih dari separuh kejadian penyakit jantung koroner dan lebih dari empat juta kematian tiap tahunnya.

American Heart Association (AHA) memperkirakan lebih dari 100 juta penduduk Amerika memiliki kadar kolestrol total 200 mg/dl,yang termasuk kategori cukup tinggi,dan lebih dari 34 juta penduduk dewasa Amerika memiliki kadar kolestrol 240 mg/dl,yang termasuk tinggi dan membutuhkan terapi.

Di indonesia,menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004,prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun.Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada wanita (14,5%) dibandingkan pria (8,6%).Riskesdas menggambarkan proporsi penduduk 15 tahun dengan kadar kolestrol total di atas nilai normal merujuk nilai yang di tentukan pada NCEP-ATP III adalah sebesar 35,9% yang merupakan gabungan penduduk kategori borderline(nilai kolestrol total 200-239 mg/dl) dan tinggi (nilai kolestrol total 240mg/dl.

Setelah di lakukan pengkajian dan analisis data berdasarkan 2 pengkajian keperawatan keluarga pada Ny.J maka dapat di angkat diagnosa nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber-sumber kesehatan,dan pengkajian keperawatan pada Tn.H dengan diagnosa Nyeri,kesemutan pada Tn.H behubungan dengan kurang pengetahuan tentang pola makan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

ABSTRACT

Hypercholesterolemia is a condition where cholesterol levels in the body exceed normal conditions.Risk factors of hypercolesterolemia among others, heredity, consumption of high-fat foods, lack of exercise and smoking habits. in overcoming this problem the role of the nurse is to provide family nursing care to prevent further complications.Treatment is needed by the family to control blood

(2)

cholesterol levels in an effort to prevent further effects of hypercholesterolemia. The design used in this study was a case study to explore the problem of family nursing care in patients with hypercholesterolemia in Glonggongan,Sumber Tebu, Bangsal, Mojokerto.

After conducting data assessment and analysis based on 2 families the nursing study on Mrs. J, a diagnosis of pain could be raised related to the inability of the family to use health resources, and nursing study on Mr. H with a diagnosis of Pain, tingling in Mr.H associated with lack of knowledge about diet related to the inability of families to care for sick family members.

To overcome some of the nursing problems above, several nursing actions have been carried out. The nursing diagnoses that have been appointed have been given action according to the intervention and some of the problems have been resolved.Several supporting factors to achieve the objectives include the cooperative family of Mrs. J and Mr.H family so that they can be cooperative in every visit.

Keywords: Nursing,Hypercholesterolemia,Family

Contributo : 1.Dwiharini Puspitaningsih,S.Kep,.Ns,.M.Kep : 2.Eka Diah Kartiningrum,SKM,M.Kes

Date :28 juli 2018

Type :Laporan Penelitian Identifer : -

Right :Open Dokumen

A.Latar Belakang

Saat ini masalah kesehatan telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Penyebabnya diduga akibat perubahan gaya hidup, pola makan,faktor lingkungan,kurangnya aktivitas fisik dan faktor stres. Gaya hidup kurang aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol serta kurangnya asupan serat dapat memicu penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang cukup banyak memengaruhi angka kesakitan dan kematian adalah penyakit kardiovaskular.

Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian di dunia, dan diperkirakan pada tahun 2015 angka kematian penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta.Berdasarkan World Health Orgnization (WHO), angka kematian di Indonesia yang diakibatkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu pada tahun 2002 sebesar 28% dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebesar 30%.Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan kasus tertinggi yaitu sebesar 880.193 (62,43%) dari total 1.409.857 kasus penyakit tidak menular.Kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya disebabkan oleh hiperkolesterolemia,yaitu kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah meningkat di atas batas normal. Hal ini ditunjukan pada penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2007-2008, kadar kolesterol dalam darah >200mg/dl meningkatkan risiko terjadinya penyakit

(3)

jantung dan pembuluh darah sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan kolesterol darah <200 mg/dl.

Kematian di usia muda. Laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia muda. Hiperkolesterolemia ialah keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi keadaan normal (Oetoro, 2007). Pada penderita hiperkolesterolemia umumnya dijumpai pada usia dewasa.Pada laki-laki kolesterol meningkat dari umur 35 sampai umur 50 tahun. Sebuah penelitian di Thailand pada tahun 2006 menunjukkan bahwa penderita hiperkolesterolemia pada pria didominasi pada usia 30-39 tahun sebesar 22,8%,40-49 tahun sebesar 25,6%, dan 50-59 tahun sebesar 20,9%.

Kadar kolesterol total dapat dipengaruhi oleh asupan zat gizi, yaitu dari makanan yang merupakan sumber lemak.Peningkatan konsumsi lemak sebanyak 100 mg/hari dapat meningkatkan kolesterol total sebanyak 23mg/dl.Keadaan ini dapat berpengaruh pada proses biossintesis kolesterol.Sintesis kolesterol dipengaruhi oleh beberapa faktor,salah satunya penurunan aktivitas HMG KoA reduktase yang dapat menurunkan sintesis kolesterol.Untuk menurunkan sintesis kolesterol yaitu dengan mengkonsumsi serat serta vitamin yang tinggi sehingga kadar kolesterol dalam darah menurun.

Penanganan diperlukan untuk mengendalikan kadar kolesterol darah sebagai upaya mencegah terjadinya dampak lebih lanjut dari hiperkolesterolemia.Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) mencakup penurunan asupan lemak jenuh dan kolesterol, pemilihan bahan makanan yang dapat menurunkan kadar LDL,penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik yang teratur. Perubahan gaya hidup sangat dipengaruhi oleh motivasi diri dan lingkungan yang memerlukan konseling gizi yang baik dan berkelanjutan.

Metode Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan yang sistematis, observasi dengan mengkaji TTV, pemeriksaan fisik headto toe tetapi fokus pada riwayat kolestrol. Selain dari observasi langsung, observasi yang lain yaitu diperoleh dari data medis, dokumentasi untuk mencatat hasil wawancara dan observasi pada partisipan yang sesuai dengan format asuhan keperawatan keluarga.Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Pengkajian

Pengkajian tanggal 20 juli 2018 pukul 15.00 WIB, responden 1 berusia 46 tahun dengan keluhan nyeri pada lutut kiri. Saat pengkajian tanda dan gejala yang dialami klien yaitu nyeri,kesemutan setelah melakukan aktivitas sehari-hari. dan adanya nyeri tekan, keluarga juga mengatakan Ny.J mempunyai riwayat penyakit yang sudah lama semenjak usia 20 tahun, dan sering kambuh. Dengan adanya penyakit kolestrol yang diderita, keluarga menganggap penyakit kolestrol itu

(4)

hanya penyakit yang tidak parah sehingga bisa diatasi dengan cara minum atau beli obat warung. Didalam keluarga Ny.J belum bisa menjaga pola makannya.Keluarg pengetahuan mengenai penyakit kolestrol.dari penyebabnya, tanda dan gejalanya, serta cara pencegahannya. Hasil kuesioner bahwa tingkat keluarga tidak tau tentang penyakit kolestrol Menurut Garson (2009), dampak keluarga tidak mengetahui tentang suatu penyakit didalam anggota keluarga, maka klien kurang mendapatkan perhatian keluarga sehingga untuk kembali pulih dalam keadaan semula sangat lambat dan sering kambuh.

Adult Treatment Panel III (ATP III) merekomendasikan pendekatan multifaktor untuk menurunkan risiko terjadinya CHD. Pendekatan ini disebut sebagai TLC5 yang meliputi:

1. Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fat) dan kolesterol

a.Lemak Jenuh

Lemak jenuh merupakan komponen utama makanan yang menentukan kadar LDL serum. Pengaruh lemak jenuh terhadap kolesterol total dalam serum telah banyak diteliti. Analisis dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% kalori dari lemak jenuh akan disertai peningkatan LDL serum sebesar 2%. Sebaliknya, penurunan 1% asupan lemak jenuh dapat menurunkan kadar LDL serum sebesar 2%. Uji terbaru telah membuktikan efikasi diet rendah lemak jenuh dalam menurunkan kadar LDL. Sebagai contoh, penelitian DELTA yang meneliti pengaruh pengurangan diet lemak jenuh dari 15% hingga 6,1% kebutuhan energi total. Pada diet rendah lemak jenuh, kolesterol LDL dapat dikurangi hingga 11%. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa populasi yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol berisiko tinggi mengalami CHD. Metaanalisis yang dilakukan oleh Gordon, menunjukkan bahwa penurunan asupan lemak jenuh dapat mengurangi kolesterol serum sehingga risiko terjadinya CHD menurun secara bermakna sebesar 24%.

b. Kolesterol

Metaanalisis terbaru menunjukkan diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar LDL.

Bahan makanan yang mengandung kolesterol yaitu produk-produk hewani, susu sapi, daging, serta telur. Beberapa data epidemiologi, antara lain The Western Electric Study, menunjukkan bahwa diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung melalui pengaruh diet terhadap LDL serum.

2. Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol (stanol/sterol, serat larut air, serta soy protein)

a. Stanol/Sterol Tumbuhan

Sterol dapat dijumpai pada kacang kedelai dan dari minyak pohon pinus. Sterol dari tumbuhan minyak cemara dapat diesterifikasi dengan lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid) membentuk ester sterol yang dapat meningkatkan kelarutan lemak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asupan yang berasal dari tumbhan stanol/sterol ester sebesar 2-3 gram perhari mampu menurunkan kadar

(5)

LDL sebesar 6- 15% tanpa mengubah kadar HDL dan trigliserida. Penelitian lain menunjukkan konsumsi susu fermentasi yang diperkaya sterol secara rutin setiap hari mampu menurunkan kadar LDL serum sebesar 10,6%.

b. Peningkatan asupan serat larut

Peningkatan serat larut 5-10 gram perhari dapat mengakibatkan penurunan LDL sekitar 5%.

c. Protein Soya

Soya protein tergolong diet rendah lemak jenuh dan rendah kolesterol. Salah satu penelitian melaporkan bahwa konsumsi protein soya 25 gram/hari disertai diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat menurunkan kadar LDL sekitar 5%. Protein soya mengandung isoflavon, serat, dan saponin. Terdapat bukti penelitian yang menunjukkan penurunan LDL serum bergantung pada kandungan isoflavon dalam protein soya, meskipun data yang digunakan untuk menyimpulkan masih kurang adekuat. Asupan tinggi protein soya dapat menghasilkan penurunan ringan kadar LDL, terutama bila digunakan untuk mengganti produk hewani.

3. Penurunan Berat Badan

Obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya hiperlipidemia, CHD, sindrom metabolik, hipertensi, stroke, diabetes melitus, osteoartritis, gout, serta keganasan. Panduan dari ATP III menekankan penurunan berat badan pada pasien overweight dan obesitas sebagai bagian dari intervensi penurunan LDL serum.

Pada 12 minggu pertama, pasien menjalani pengaturan makan untuk menurunkan LDL serum sebelum diperkenalkan intervensi penurunan berat badan. Tujuan awal intervensi penurunan berat badan yaitu menurunkan berat sekitar 10% selama 6 bulan.

4. Meningkatkan Aktivitas Fisik yang Teratur

Berdasarkan panduan ATP III, aktivitas fisik yang teratur amat ditekankan karena berperan penting dalam penanganan sindrom metabolik. Peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan kadar LDL, very low-density lipoprotein cholesterol, dan trigliserida, serta meningkatkan HDL. Tujuan peningkatan aktivitas fisik pada pasien hiperkolesterolemia yaitu untuk menciptakan keseimbangan energi, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, serta menurunkan risiko terjadinya CHD.

Aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama 30 menit setiap harinya dan dilakukan minimal 3-4 kali dalam seminggu.12 Pasien hiperkolesterolemia dengan gaya hidup sedentary, dianjurkan untuk memulai aktivitas fisik yang kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Ada terdapat dua hasil penelitian yang merekomendasikan guna menurunkan kadar kolesterol tetap stabil:

1. . Penurunan Kadar Kolesterol Dengan Terapi Farmasi

Hasil pemeriksaan kadar kolesterol terhadap 9 responden pada kelompok perlakuan setelah diberikan terapi farmasi menunjukkan bahwa mayoritas mengalami penurunan kadar kolesterol. Rata-rata sebesar 207,9 mg/dl dan standar deviasi 39,232 sedangkan delta sebesar 30,78. Rerata penurunan kadar kolesterol

(6)

pada kelompok perlakuan 30,78 mg/dl. Mayoritas responden mengalami penurunan akibat efek terapi bekam. Terapi farmasi mengeluarkan zat toksik termasuk kolesterol yang tidak terekskresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit dengan melukai kulit dan penghisapan. Terapi farmasi juga memberikan efek relaksasi dan vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga bisa melancarkan peredaran darah. Pemberian terapi farmasi dilakukan pada titik-titik meridian untuk menurunkan hiperkolesterolemia yaitu titik KHL1, UN2, UN3, AK1 dan AK2. Pemberian terapi farmasi pada titik-titik meridian yang tepat maka akan terjadi proses pada kapiler dan arteriola, peningkatan jumlah leukosit, limfosit dan sistem retikulo-endothelial, pelepasan ACTH, kortison, endorphin, enkefalin dan faktor humoral lain yang juga menimbulkan efek anti peradangan, penurunan serum lemak trigliserida, fosfolipida, kolesterol total khususnya kolesterol LDL, merangsang lipolisis jaringan lemak dan menormalkan kadar glukosa dalam darah (Umar, 2010).

1. Diagnosa

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa keperawatan yang berbeda dari responden 1 dan responden 2. Responden 1 adalah nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber-sumber kesehatan, responden 2 adalah kurang pengetahuan tentang pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Data yang mencakup dari masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, pemeriksaan fisik dan TTV.Di dapatkan pemeriksaan ekstremitas pada responden 1 terdapat nyeri tekan pada lutut kiri,Hasil pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan keluarga mengatakan kesehatan sangat penting tetapi untuk penyakit kolestrol hanya diatasi dengan cara sendiri.Berdasarkan pengkajian dan teori responden 1 keluarga tidak mampu melaksanakan tugas keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Menganggap hanya penyakit biasa yang tidak parah dan tidak perlu ke RS atau puskesmas hanya minum obat beli di warung. Dapat menjadi keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga dengan kolestrol. Dari hasil kuesioner pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang penyakit kolestrol.Dan diagnosa responden 2 adalah perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, penurunan koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Data yang mencakup masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, stress dan koping keluarga. Didapatkan dari pengkajian fungsi perawatan kesehatan yaitu mempunyai riwayat penyakit kolestrol sudah lebih dari 2 tahun dan sering kambuh, mengira hanya penyakit biasa, muncul karena telat makan dan kerja terlalu berat. Dari hasil kuesionar pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang penyakit kolestrol.

Masalah keperawatan pada kedua responden berdasarkan yang ditemukan saat pengkajian, ternyata ditemukan masalah keperawatan yang berbeda dan etiologi yang berbeda.

(7)

2. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada kedua responden berbeda yaitu:

Pada responden 1 setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 3x kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan Kriteria hasilnya yang pertama keluarga mampu mengerti tentang penyakit kolestrol definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, kedua keluarga mengerti tentang cara penurunan nyeri dengan cara: terapi farmasi Salah satu tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat untuk membantu klien yaitu dengan menggunakan managemen nyeri untuk menghilangkan atau mengatasi nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi (Dermawan, 2015). Hasil jurnal penelitian Andarmoyo (2013),beberapa pilihan pengobatan hiperkolesterolemia yang telah banyak digunakan, termasuk terapi farmasi yang dapat menurunkan kadar kolesterol.ketiga keluarga mengerti tentang pengaturan diit pola makan dengan cara pola makan yang teratur dan mengatur pola makan yang tidak memicu kolestrol tinggi. keluarga mampu menyebutkan kembali tentang penyakit kolestrol cara penurunan nyeri, pengaturan pola makan, cara untuk mengatasi kadar kolestrol keluarga mengerti tentang penyuluhan kesehatan yang sudah diberikan dan mampu menerapkannya.

Pada responden 2 setalah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 5x kunjungan diharapkan mampu mengenal masalah kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan kriteria hasil yang pertama keluarga mengerti tentang penyakit kolestrol: definisi,penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, kedua keluarga mengerti tentang dampak dari kolestrol. Hasil jurnal penelitian Robbins(2008), stress dapat meningkatkan kolestrol. Cara perawatan untuk mengurangi stress dengan pertama dukungan keluarga, cara istirahat cukup, olahraga teratur, terapi relaksasi dan diet sesuai kebutuhan nutrisi (Saorinsong dkk, 2014) karena orang yang stress berkepanjangan merupakan salah satu faktor (Maulidiyah,2011), ketiga keluarga mengerti dan faham tentang cara untuk mengatasi penyakit kolestrol dengan olahan sendiri dari jahe merah.bahan tersebut dapat mengatasi penyakit kolestrol dengan aturan pemakaian 2 kali sehari pagi dan sore (Winarto 2007), keempat keluarga mampu mengerti kembali tentang penyakit kolestrol. kelima keluarga mengerti tentang kesehatan yang sudah diberikan dan mampu menerapkan dan melaksanakannya.

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Murwani, 2007).

Berdasarkan intervensi yang direncanakan terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan penyuluhan selama 3x kunjungan mengenai penyakit kolestrol, cara mengatasi gangguan nyeri dan kesemutan, pengaturan pola makan, dan perawatan pengurangan strees pada anggota keluarga dengan riwayat kolestrol.Menurut Suliha (2002), pengaruh penyuluhan dapat merubah proses perubahan perilaku secara terencana pada keluarga atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat dan penyuluhan pendidikan kesehatan termasuk bentuk intervensi keperawatan yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan.

(8)

3. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada responden 1 gangguan rasa nyaman nyeri,berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber-sumber kesehatan,dan kurang pengetahuan tentang pola makan pada tanggal 20-25 juli 2018 adalah menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, diit pengaturan pola makan (Muttaqin,2011), cara penurunan nyeri (Dermawan, 2015), cara mengatasi penyakit kolestrol dengan ramuan herbal tradisional olahan sendiri (Winarto 2007). Pada responden 2 dengan perubahan pemeliharaan kesehatan dan penurunan koping keluarga tidak efektif adalah menjelaskan tentang penyakit kolestrol, dampak dari stress (Robbins, 2008) dan cara perawatan mengurangi stress (Saorinsong dkk, 2014).

Berdasarkan fakta yang ada implementasi yang dilakukan terhadap responden sudah sesuai dengan teori sebagian dan kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi sesuai teori. Pada perkembangan kedua responden sama-sama mengalami peningkatan pengetahuan dari hasil kuesioner pengetahuan tentang apa yang sudah diberikan.

Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan sebagai intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi. Implementasi yang sudah diterapkan peneliti terhadap kedua responden sudah sesuai dengan teori yang ada menurut buku dan jurnal yang tersedia.

4. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara sumatif atau dikerjakan dalam bentuk pengisian format SOAP dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh responden (Setiadi,2008). Responden 1 keluarga menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan tentang definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, pengaturan pola makan serta cara mengatasi penyakit kolestrol keluarga memahami dan mengerti. Pengetahuan keluarga Ny.J meningkat menjadi 100%. Ny.J mengatakan memahami penyuluhan pendidikan kesehatan yang diberikan. Keluarga sudah menerapkan yang sudah di berikan.

Responden 2 keluarga mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan. Pengetahuan Tn.H meningkat dari 80% menjadi 100%. Keluarga sudah menyarankan kepada TnH untuk tidak terlalu stress, banyak istirahat, olahraga tiap pagi. Dan keluarga mampu menerapkan dan melaksanakannya.

Pada kenyataan yang ada dari hasil tindakan pada responden 1 dan 2 yang dilakukan intervensi dan implementasi selama 1 minggu, evaluasi yang didapatkan masalah keperawatan sudah teratasi.

KESIMPULAAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Selah di lakukan pengkajian dan analisis data berdasarkan 2 pengkajian keperawatan keluarga pada Ny.J maka dapat di angkat diagnosa nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber-sumber kesehatan,dan pengkajian keperawatan pada Tn.H dengan diagnosa Nyeri ,kesemutan pada Tn.H behubungan dengan kurang pengetahuan tentang pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

(9)

beberapa tindakan keperawatan.diagnosa keperawatan yang diangkat sudah di lakukan tindakan sesuai intervensi dan sebagian masalah sudah teratasi. Beberapa faktor pendukung untuk tercapainya tujuan antara lain keluarga yang kooperatif keluarga Ny.J dan Tn.H sehingga setiap saat ditemui.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan: 1. Bagi Keluarga

Diharapkan kepada keluarga mampu mempertahankan dan tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anggota keluarga yang mengalami riwayat penyakit kolestrol.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya lebih berperan serta memberikan pemahaman tentang pendidikan perawatan keluarga dirumah khususnya berkaitan dengan penyakit kolestrol.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien dituntut meningkatkan secara terus menerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan latar belakang klien.

DAFTAR PUSTAKA

Kyun, Park Sung .Fruit, vegetable, and fish consumption and heart rate variability: the Veterans Administration Normative Aging Study1–3. Am J Clin Nutr 2009;89:778–86.

Selatan. Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari – Juni. 2011. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

Kreisberg RA, Oberman A. Medical

Management of hyperlipidemia/dyslipedemia. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2003;

88(6):2445-61.

Pareira, F. M. M.2010.Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Putih(Hylocereus undatus H.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus norvegicus). Other Thesis, Universitas Sebelas Maret

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011 [serial online] [cited 2014 April 15]. Available from: URL: http://jateng.bps.go.id/index.php

Oetoro, S. 2007. Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol. (Online),

(http://www.medicastore.com/kole sterol/, diakses tanggal 17 Juni 2015 jam 10.45 WIB).

Setiati, E. 2009. Bahaya Kolesterol, Mengenal, Mencegah dan Menanggulangi Kolesterol. Yogyakarta : Dokter Books, hlm. 31-32, 36.

(10)

Umar, AW. 2010. Sembuh dengan Satu Titik. Solo : Al-Qowam, hlm. 64.

Zahid Fikri. 2012. Penurunan Kadar Kolesterol Dengan Terapi Bekam. Surabaya: Universitas Airlangga.

Ruth Grace Aurora. 2012. Peran Konseling Berkelanjutan pada

Penanganan Pasien Hiperkolesterolemia. J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 5, Mei 2012.

Argan Caesar Budiatmaja. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylrocereus Polyrhizus) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pria

Hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 655-664

Tunggul Waloya. 2013. Hubungan Antara Konsumsi Pangan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Pria Dan Wanita Dewasa Di Bogor. JGP, Volume 8, Nomor 1, Maret 2013.

Asmariani.W.G dan E.Probosari. 2012. Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL pada tikus Sprague Dawley dengan hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College 1(1): 256-268

Andri Sukeksi. 2010. Kadar Kolesterol Darah Pada Penderita Obesitas Di Kelurahan Korpri Sambiroto Semarang. http//jurnal.unimus.ac.id

Alamat correspondensi

Alamat : Desa Waplau RT 03/RW 02 Kecamatan Waplau,Kab Buru,Prov Maluku

No hp :081333789031

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain perusahaan dengan Growth Opportunity dalam hal ini dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan yang baik selalu tidak selalu ditandai dengan peningkatan laba

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap

Beberapa pandangan para siswa yang setuju mengatakan bahwa mereka sangat antusias bahwa melalui materi yang diajarkan di komputer, materi matematika akan lebih mudah untuk

a. Mendaftar kemampuan dan keahlian seseorang, Di sini setiap sumber daya manusia dibuat buku, file, atau personal record nya yang berisi tentang keahlian, pengalaman,

Obat Sipilis Ampuh Herbal Sembuhkan Sipilis Dalam Waktu Singkat ~ Penyakit sifilis ditandai dengan gejala munculnya luka pada daerah kelamin, bisa juga mulut

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam materi perkalian dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada siswa kelas II

Field tidak harus terisi, no pesanan penjualan berhubungan dengan data pada master pesanan penjualan Kode Pelanggan Completeness Check,.