• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI FITRIANA ALFIYANTI K Pembimbing 1 : Dr. Winarno, S. Pd, M. Si Pembimbing 2 : Drs. Machmud Al Rasyid, S.H, M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI FITRIANA ALFIYANTI K Pembimbing 1 : Dr. Winarno, S. Pd, M. Si Pembimbing 2 : Drs. Machmud Al Rasyid, S.H, M."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

DI SMA N 2 SUKOHARJO

FITRIANA ALFIYANTI K6412028

Pembimbing 1 : Dr. Winarno, S. Pd, M. Si Pembimbing 2 : Drs. Machmud Al Rasyid, S.H, M.Si

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PROGRAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURNAL ELEKTRONIKA “PKN PROGRESIF”

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa mahasiswa :

NAMA NIM

TAHUN ANGKATAN

Telah menyerahkan naskah artikel jurnal “PKn Progresif” dengan judul :

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

INTI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

SUKOHARJO dalam bentuk

Demikian surat keterangan ini saya buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURNAL ELEKTRONIKA “PKN PROGRESIF”

SURAT KETERANGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa mahasiswa :

: FITRIANA ALFIYANTI : K6412028

: 2012

Telah menyerahkan naskah artikel jurnal “PKn Progresif” dengan judul :

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

INTI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

dalam bentuk print out dan soft file kepada pengelola.

Demikian surat keterangan ini saya buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURNAL ELEKTRONIKA “PKN PROGRESIF”

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

INTI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA N 2

(4)

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM

2013

DI SMA N 2 SUKOHARJO1

Fitriana Alfiyanti2 Winarno, Machmud Al Rasyid3

Email :f.alfiyanti@gmail.com

Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRACT

The objective of research was to find out pedagogic and professional competencies of Pancasila and Civic Education Teacher in the implementation of main learning activity based on the 2013 curriculum in SMA N 2 Sukoharjo. This study employed a qualitative research approach. The type of research used was descriptive qualitative research. Data sources obtained were informant, place, event and document. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of collecting data used were interview, observation and document analysis. To validate the data, data and method triangulations were used. Meanwhile, technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing: 1) Data Collection, 2) Data Reduction, 3) Data Display, and 4) Conclusion Drawing or Verification. The research procedure used was as follows: 1) preparation, 2) data collection, 3) data analysis, 4) research report writing. Considering the result of research, the following conclusions could be drawn. 1) The pedagogic competency of Pancasila and Civic Education Teacher in the implementation of main learning activity had not been optimal yet. It could be seen from only seven out of ten indicators for pedagogic competency according to Permendiknas (National Education Minister’s Regulation) Number 16 of 2007 met by the teacher 2) The professional competency of Pancasila and Civic Education Teacher in the implementation of main learning activity had not been optimal yet. . It could be seen from only three out of six indicators for professional competency according to Permendiknas (National Education Minister’s Regulation) Number 16 of 2007 met by the teacher

Keywords: Pedagogic Competency, Professional Competency, Main Activity

1

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kompetensi pedagogik dan profesional guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam pelaksanakan kegiatan inti pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang diigunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat, perisiwa, dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan wawancara, observasi serta analisis dokumen. Guna memperoleh validitas data digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data, 2) Reduksi Data, 3) Sajian Data, 4) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persiapan, 2) Pengumpulan Data, 3) Analisis Data, 4) Penyusunan Laporan Penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam pelaksanaan kegiatan inti belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari kesepuluh indikator kompetensi pedagogik berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 guru hanya memenuhi tujuh indikator kompetensi pedagogik saja. 2) Kompetensi profesional guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam pelaksanaan kegiatan inti belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari keenam indikator kompetensi profesional berdasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 guru hanya memenuhi tiga indikator kompetensi profesional.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kegiatan Inti PENDAHULUAN

Proses pembelajaran menurut standar proses berdasarkan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 terbagi menjadi 3 (tiga) tahap meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kurikulum 2013 dilengkapi dengan sikap dan keterampilan melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan menginformasikan yang lebih dikenal dengan scientific approach. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika guru memiliki pemahaman yang baik tentang langkah-langkah yang harus dilakukan saat pembelajaran. Terutama dalam kegiatan inti pembelajaran dengan scientific approach yaitu proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan menginformasikan. Hal ini dikarenakan proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.

(6)

Guru merupakan komponen pendidikan yang paling berpengaruh dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, karena ditangan guru kurikulum, sumber belajar, sarana prasarana serta iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu, kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik. Apabila guru tidak memiliki kompetensi yang cukup baik, maka peserta didik juga tidak memiliki kemampuan yang baik pula. Dunkin dan Biddle dalam Sagala (2006:36) menyatakan bahwa “proses pembelajaran secara umum akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua komponen utama yaitu, (1) Kompetensi substansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan (2) Kompetensi metodologi pembelajaran”. Dimana kedua kemampuan ini merupakan kemampuan dalam kompetensi pedagogik dan profesional.

Berdasarkan hasil uji kompetensi guru (UKG) oleh Kemendikbud pada tahun 2015 yang diikuti oleh 2.949.110 guru yang sudah tersertifikasi dan belum tersertifikasi serta guru PNS dan honorer menunjukkan bahwa rata-rata nilai UKG nasional 53,02, sedangkan pemerintah menargetkan rata-rata nilai di angka 55. Selain itu, rerata nilai kompetensi profesional 54,77, sedangkan nilai rata-rata kompetensi pendagogik 48,9. Dari data tersebut di atas diketahui bahwa baik dari kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional belum memenuhi target pencapaian yang ditetapkan. (info-menarik.net/hasil-ukg-kemendikbud-tahun-2015, diunduh 25 Februari 2016).

Pengamat pendidikan dari Forum Edukasi, Suparman, mengungkapkan setidaknya ada dua faktor mendasar yang memengaruhi hasil UKG para pendidik. "Ada faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu dari guru sendiri yang memang dari segi kompetensi belum mencapai standar yang diharapkan”. Kendati demikian, Suparman menerangkan bahwa faktor internal yang menyebabkan nilai UKG tidak mencapai target bukan semata-mata tanggung jawab guru, melainkan juga pemerintah. "Sedangkan faktor eksternal mencakup kemampuan guru menggunakan teknologi komputer, mengingat saat ini UKG dilakukan berbasis komputer. Banyak guru, terutama yang usianya 40 tahun ke atas kurang mahir menggunakan komputer lantaran telat kenal teknologi," tuturnya. Permasalahan kemampuan teknologi ini, juga disebabkan tidak ada pelatihan terkait penggunaan teknologi. Sedangkan faktor eksternal lainnya yaitu masalah teknis, seperti soal yang tidak sesuai mata pelajaran yang diampu guru, ketidaksesuaian kurikulum, hingga soal yang mengandung bacaan yang terlalu panjang sehingga

(7)

membuat pengerjaan menjadi lambat (news.okezone.com/read/2015/11/26/65/1256122/dua-faktor-yang-pengaruhi-hasil-ukg, di unduh 25 Februari 2016).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik memiliki beberapa indikator antara lain: 1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu; 4) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik; 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik; 6) Menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; 7) Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan peserta didik; 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; 9) Memanfaatkan hasil penilaain dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; 10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Semua indikator kompetensi pedagogik tersebut di atas harus dipenuhi oleh guru. Namun pada kenyataanya di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran guru belum memenuhi semua indikator dari kompetensi pedagogik tersebut. Salah satunya pada indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA N 2 Sukoharjo guru dalam kegiatan pembelajaran belum memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini ditunjukkan pada saat mengajar dikelas guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan belum mengembangkan pembelajaran PPKn secaa inovatif yang berbasis teknologi sebagai media dalam pembelajaran. Seharusnya guru dalam pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran ini berarti guru bisa mengintegrasikan model pembelajaran yang digunakan dengan berbasis IT yang bisa mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan Mulyasa (2008: 107) bahwa “teknologi pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian data, informasi, materi

(8)

pembelajaran dan variasi budaya”. Maka dengan menggunakan fasilitas tersebut untuk kegiatan pembelajaran di kelas bisa berjalan secara inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

Dari masalah tersebut kalau dikaitkan dengan standar kompetensi pedagogik guru, dimana salah satu indikatornya menyebutkan seorang guru harus bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran agar dapat mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Jika pada kenyataannya guru PPKn belum bisa mengeksplorasi dari pembelajaran PPKn secara kreatif dan inovatif, maka disini seorang guru belum mampu memenuhi kompetensi pedagogiknya dengan optimal. Hal tersebut sebagai salah satu kelemahan seorang guru PPKn saat ini sehingga berakibat pelajaran PPKn kurang diminati oleh banyak siswa di sekolah.

Selain pada kompetensi pedagogik, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru juga disebutkan indikator-indikator pada kompetensi profesional guru sebagai berikut: 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengemabangan yang diampu; 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; 5) Menfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Berdasarkan Permendiknas tersebut di atas, guru juga seharusnya dapat menguasai semua indikator dalam kompetensi profesional. Namun yang peneliti temui di lapangan pada saat studi pendahuluan guru juga belum memenuhi semua indikator tersebut, seperti pada indikator mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Guru dalam pembelajaran belum dapat mengembangkan materi pembelajaran, guru dalam memberikan materi hanya bersumber dari buku pelajaran yang dipakai saja dan tidak ditambahi dengan materi dari sumber lain dan guru belum melakukan pengembangan materi yang diajarkan. Seharusnya guru dalam pembelajaran dapat mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif dengan menambah sumber referensi dalam materi yang akan diajarkan. Adanya pengembangan materi dalam kegiatan pembelajaran dapat memberikan pengetahuan lebih luas kepada siswa sehingga siswa bisa memahami lebih luas terhadap materi yang diajarkan. Terlebih lagi pembelajaran PPKn

(9)

yang bersifat dinamis seorang guru harus dapat menyesuaikan materi yang diajarkannya dengan perkembangan zaman sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat.

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan kompetensi guru antara lain, oleh Nare Aware Achwarin (2009) yang berjudul The Study of Teacher Competence of Teacher at Schools in The Tree Southern Province of Thailand. Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan tingkat kompetensi guru dan menyelidiki hubungan antara kualifikasi guru, pengalaman menagajr, dan ukuran sekolah dan kompetensi guru-guru di sekolah-sekolah di tiga provinsi perbatasan selatan Thailand. Pada penelitian ini terungkapkan bahwa hubungan antara kualifikasi guru, pengalaman mengajar, ukuran sekolah dan kompetensi guru, disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara kualifikasi guru, pengalaman menagajar, dan kompetensi dalam bahasa dan teknologi, pengembangan kurikulum, dan penelitian pendidikan.

Selain itu, Ahmad dan Eka Setyanigsih dalam penelitiannya yang berjudul Teacher Professionalism: A Study on Teachers Professsional and Pedagogic Competence High Schools in Banyumas Regency, Central Java Indonesia (2012). Penelitian ini difokuskan pada profesional dan kompetensi pedagogik yang dilakukan pada guru SMA di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Dari hasil analisisnya dengan melalui analisis data kuantitatif untuk menentukan guru profesional dan kompetensi pedagogik terungkap bahwa 81,6% dari 358 guru atau 292 guru memiliki profesional yang baik. Selain itu 222 guru atau 62, 3% telah menguasai materi untuk mengajar dengan baik. Sedangkan dari sisi pedagogik mereka memiliki tingkat sedang atau 69, 7%. Berdasarkan hasil peneltian tersebut, peneliti menyatakan bahwa posisi guru sebagai elemen yang professional sangat penting sekali, sehingga harus diperbaiki dan terus ditingkatkan mengingat guru sebagai agen dari proses belajar mengajar di sekolah.

Merujuk dari beberapa penelitian di atas khususnya terkait kompetensi pedagogik dan profesional guru, kompetensi guru sangat penting dimilliki oleh seorang guru karena dengan kompetensi tersebut guru mampu mengaktualisasikan tugasnya dengan baik, sehingga akan mencapai hasil belajar siswa yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, guru sebaiknya memiliki kompetensi yang memadai untuk mengembangkan siswanya dengan kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik dengan profesi yang disandangnya guru perlu menguasai indikator-indikator kompetensi seperti yang diatur dalam Permendiknas terutama untuk kompetensi pedagogik dan profesionalnya karena

(10)

kedua kompetensi ini merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kinerja guru saat mengajar di dalam kelas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kompetensi guru dengan judul Analisis Kompetensi Pedagogik dan Profesinal Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Pelaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan sebagaimana adanya berdasarkan data-data yang dikumpulkan dengan memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau yang lainnya) yang berdasarkan fakta. Peneliti ingin menganalisis dan mendeskripsikan data mengenai kompetensi pedagogik dan profesional guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kegiatan inti pembelajaran di SMA N 2 Sukoharjo. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara, obsevasi, dan anallisis dokumen.

Teknik validitas dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan data dari salah satu sumber atau salah satu metode, maka dapat dilengkapi dengan data dari sumber atau metode lain. Data yang peneliti trianggulasi mengenai hasil wawancara dengan guru dan siswa, hasil observasi di dalam kelas, dan dokumen terkait kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam kegiatan inti pembelajaran.

Teknik analisis data penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan membagi-bagi data yang sesuai dengan fokus penelitian berdasar hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa. Penyajian data dimaksudkan agar data terorganisir sesuai sub masalah penelitian. Verifikasi data dilakukan selama penelitian sampai mencapai kesimpulan.

(11)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Inti Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo 1. Menguasai Karakteristik Peserta Didik dari Aspek Fisik, Moral, Spiritual, Sosial,

Kultural, Emosional, dan Intelektual

Berdasarkan hasil temuan penelitian dengan wawancara guru terkait penguasaan karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, kultural, emosional, dan intelektual yang berbeda dan cara mengatasinya dapat disimpulkan, baik informan 1 maupun informan 2 dapat menguasai karakteristik peserta didik dengan baik. Hal ini dintunjukkan baik informan 1 dan 2 dapat mengidentifikasi karakteritik dari beberapa peserta didik di kelasnya, guru memastikan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam belajar, guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan dari peserta didik, guru membantu mengembangkan potensi peserta didik, guru memperhatikan peserta didik yang memiliki kelemahan dalam aspek fisik maupun intelektual.

Terkait penguasaan guru terhadap karakteristik peserta didik dalam kegiatan inti pembelajaran, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan: 1) Pada kegiatan mengamati guru menjelaskan materi pembelajaran, guru mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan perbedaan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, guru melakukan pengecekan secara rutin dengan bertanya kepada peserta didik tentang keterbacaan media belajar yang digunakan (termasuk penjelasan pada papan tulis), guru berkeliling kelas untuk mensupervisi semua peserta didik. 2) Menanya, guru memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk bertanya terkait penjelasan materi yang belum dimengerti oleh peserta didik. 3) Mengumpulkan informasi, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh kasus terkait materi yang diajarkan dari berbagai sumber, guru membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan dalam mencari data yang diperintahkan 4) Mengasosisasi, guru membimbing siswa yang memiliki kekurangan dalam hal menganalisis kasus yang akan didiskusikan. 5) Mengkomunikasikan, guru mengadakan diskusi kelas, guru memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk

(12)

Hasil temuan di atas sejalan dengan pendapat dari Mulyasa yang mengatakan bahwa “Terdapat empat hal yang harus dipahami guru terkait dengan pemahaman terhadap peserta didik, empat hal tersebut adalah tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif” (Mulyasa, 2008: 39).

2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi baik informan 1 maupun informan 2 pada kegiatan inti mengamati selalu mempersilahkan peserta didik untuk membaca terlebih dahulu materi yang akan disampaikan dan baru menjelaskan materi. Terkait guru memastikan tingkat pemahaman peserta didik, kedua guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo pada kegiatan inti menanya, selalu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, hal ini dilakukan untuk memastikan tingkat pemahaman peserta didik, namun tidak semua peserta didik aktif bertanya. Selanjutnya ketika penyampaian materi berlangsung, baik informan 1 maupun informan 2 masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab, sehingga guru tidak menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan mengumpukan informasi guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari contoh-contoh dalam materi kesadaran berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen terhadap RPP dan jawaban guru dari hasil tes dapat disimpulkan bahwa guru menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.

Hasil temuan penelitian sejalan dengan pendapat dari Daryanto (2013: 239) yang menyatakan bahwa guru yang menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran terdiri dari dua hal yakni memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu; dan menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan Kurikulum yang Terkait Dengan Bidang Pengembangan yang Diampu

Berdasarkan hasil temuan studi dari wawancara dan analisis dokumen RPP kedua guru SMA N 2 Sukoharjo memiliki kompetensi dalam mengembangkan kurikulum terkait dengan bidang pengembangan yang diampu dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari

(13)

pemilihan materi yang sesuai dengan silabus dan kurikulum. Pengembangan kurikulum atau silabus guru dilaksanakan agar pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kemampuan peserta didik sehingga tujuan disusunnya kurikulum/silabus tercapai. Pengembangan silabus yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) tujuan pembelajaran dirumuskan dan dikembangkan berdasarkan KI/KD yang akan dicapai; b) tujuan pembelajaran memuat gambaran proses dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajarnya; c) tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik.

Hal temuan penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Mulyasa (2013:80-81) yang mengatakan bahwa dalam kurikulum 2013 guru tidak lagi mengembangkan silabus, karena sudah disiapkan oleh pengembang kurikulum baik di tingkat pusat maupun di tingkat wilayah. Guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan silabus, buku panduan guru, buku panduan siswa dan buku sumber lain. Pengembangan program pembelajaran berdasarkan silabus, kompetensi inti, dan kompetensi lulusan yang telah diidentifikasi dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 program pembelajaran yang dikembangkan adalah tematik dan terpadu. Jadi kegiatan dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran terpadu.

4. Menyelenggarakan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan inti dalam pembelajaran PPKn mengamati, menanya, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan tidak terlihat kedua guru menggunakan alat bantu seperti LCD. Sedangkan dalam kegiatan mengumpulkan informasi guru menggunakan alat bantu internet untuk mencari informasi data atau contoh-contoh yang terkait materi. Sedangkan mengenai aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup dari hasil observasi dan analisis dokumen dengan RPP didapatkan bahwa guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang tercantum dalam RPP dalam melaksankan aktivitas pembelajaran belum sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam RPP yang ditunjukkan dalam RPP pada KD 3.8 materi kesadaran berbangsa dan bernegara guru menggunakan metode belajar jigsaw sedangkan dalam pelaksanaan di kelas guru hanya menggunakan metode

(14)

efektif, dalam kegiatan inti guru belum mengelola kelas dengan efektif yang ditunjukkan dari masih banyaknya peserta didik yang berbicara sendiri dan tidak memperhatikan pelajaran, selain itu masih banyak peserta didik yang tidak aktif dalam pelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan analisis dokumen dapat disimpulkan bahwa kemampuan kedua guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mendidik dalam kegiatan inti pembelajaran guru masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari belum terlaksananya pembelajaran yang kedua guru lakukan sesuai dengan rencana dalam RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang belum sesuai dengan kurikulum 2013, belum bervariasinya kegiatan pembelajaran yang diterapkan, belum efektifnya pengelolaan kelas saat kegiatan inti, dan masih jarangnya penggunaan alat bantu dalam kegiatan inti pembelajaran.

5. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kepentingan

Penyelengaraan Kegiatan Pengembangan yang Mendidik

Berdasarkan temuan penelitian hasil observasi dan wawancara, Guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo kurang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari masih jarangnya guru menggunakan media berbasis teknologi dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran. Seharusnya guru dapat menggunakan laptop, LCD, dan koneksi internet untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Penggunaan teknologi ini perlu dimaksimalkan lagi dengan penggunaan software atau media yang lebih bervariasi yang meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dan memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran.

Menurut Mulyasa dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dapat mendukung atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Teknologi informasi membantu guru dalam kegiatan pembelajaran agar lebih mudah dan efektif. Penggunaan teknologi ini dapat merubah suasana kelas menjadi menyenangkan dan hidup (2008: 107). Proses pembelajaran perlu didukung oleh teknologi pembelajaran sebagai media agar ilmu yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik dengan tepat. Pemanfaatan teknologi pembelajaran ini dapat dilihat dari penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. Penggunaan media yang bervariasi menandakan guru telah memanfaatkan teknologi pembelajaran yang baik.

(15)

Hal ini berarti jika guru belum memaksimalkan penggunaan teknologi dan komunikasi maka kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif dan membuat siswa menjadi kurang tetarik dengan pelajaran.

6. Menfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimiliki

Berdasarkan temuan data penelitin hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa guru memiliki kemampuan dalam pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Hal ini ditunjukkan dengan guru menganalisis hasil belajar untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Dalam kegiatan inti guru secara aktif membantu peserta didik. Guru dapat mengidentifikasi tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar peserta didik.

7. Berkomunikasi Secara Efektif, Empati, dan Santun Dengan Peserta Didik

Berkomunikasi degan peserta didik dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik mengenai tanggapan guru ketika menerima pertanyaan dari peserta didik, dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dari peserta didik. Terkait penggunaan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik dalam kegiatan inti, kedua guru melakukan pada saat kegiatan inti menanya dengan menanyakan langsung saat mengajar apakah siswa sudah paham atau belum. Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran PPKn, baik informan 1 maupun informan 2 selalu memberikan perhatian dan mendengar semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik. Pada kegiatan inti terlihat guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antar peserta didik yang ditunjukkan pada saat kegiatan mengumpulkan informasi guru memberikan tugas untuk berdiskusi secara berkelompok Selain itu dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik yang belum paham, guru selalu memberikan penjelasan secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan peserta didik.

(16)

Berdasarkan hasil temuan studi dengan wawancara guru dan peserta didik serta observasi dapat disimpulkan bahwa guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari adanya komunikasi guru dengan peserta didik dalam kegiatan inti pembelajaran dengan penggunaan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik. Perhatian guru dalam mendengar semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik. Menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antar peserta didik.

8. Menyelenggarakan Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil wawancara, guru PPKn menjelaskan telah melakukan penilaian dalam tiga aspek, baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian pengetahaun(kognitif) memakai tes, ulanngan (obyektif atau uraian), dan tanya jawab pada kerja kelompok. Penilaian sikap dilakukan guru dengan cara mengamati sikap atau tindakan siswa selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian sikap pada meliputi: Pengamatan guru terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, Penilaian diri, Penilaian antar teman, Penilaian sikap pada lembar observasi kegiatan diskusi, Penilaian sikap pada tugas praktik kewarganegaraan.

Hal ini menunjukkan bahwa guru melakukan penilaian tidak hanya sebatas pada hasil, namun juga proses yang dilakukan siswa ketika mengikuti kegiatan belajr mengajar di kelas. Sedangkan untuk penilaian keterampilan (psikomotor) memakai nilai tugas, terutama proyek (penilaian portofolio) dan kemampuan dalam presentasi.

Hasil observasi menunjukkan jika guru PPKn melakukan penilaian dengan cara pengamatan sikap ketika kegiatan diskusi kelompok dan pada proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil analisis dokumen dapat diketahui jika kemampuan guru dalam menyelenggarakan penilaian dengan adanya penilaian yang digunakan lengkap dengan pedoman penskoran. Sedangkan penilaian aspek afektif atau sikap siswa dilihat dari sikap dalam pembelajaran.

Berdasarakan hasil temuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa guru memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Karena penilaian yang dilakukan oleh guru PPKn sudah sesuai dengan

(17)

guru PPKn telah mencakup: Penilaian Pengetahuan, Penilaian Sikap, Penilaian Ketterampilan.

Selain itu, kemampuan guru dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sejalan dengan pendapat Moon (Uno, 2007: 22) yang mengungkapkan bahwa:

Sebagai evaluator, tujuan utama penielaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas, dan efisiensi dalam proses pembelajra. Selain itu, untuk mengetahui edudukan peserta didik dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalaui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembealjaran. Umpan balik akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki pembelajaran selanutnya. Proses pembealjaran akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

9. Memanfaatkan Hasil Penilaian dan Evaluasi Untuk Kepentingan Pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dengan wawancara dan analisis dokumen RPP dapat disimpulkan bahwa guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo memanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya analisis hasil penilaian untuk menentukan ketuntasan belajar dan melakukan kegiatan remedial. Serta pemanfaatan hasil penilaian untuk bahan menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

10. Melakukan Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan studi dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari masih jarangnya guru melakukan tindakan reflektif sehabis pembelajran dan masih jarangnya guru melakukan PTK untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

B. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Inti Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo 1. Memiliki Kualifikasi Akademik Sesuai dengan Mata Pelajaran yang Diampu

(18)

pendidikan yang sama dengan mata pelajaran yang diampu. Hal ini ditunjukkan dari ijazah kedua guru PPKn yang merupakan lulusan S1 dari program studi yang sama dengan mata pelajran yang diampu.

Hal ini sesuai dengan lampiran Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (butir A. Kualifikasi Akademik), menyatakan bahwa: Kualifikasi Akademik Guru SMA/MTs. Guru pada SMA/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kemampuan dalam Menguasai Materi, Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu

Berdasarkan data temuan penelitian yang telah disajikan dari sumber wawancara, observasi, dan analisis dokumen adalah guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo memilliki kemampuan terkait menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari pemahaman guru terkait materi pelajaran yang diampu dengan baik dari indikator penilaian menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang sebagian besar telah dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

Hasil temuan penelitian tersebut sejalan dengan pendapat dari Nurfuadi (2012: 136) Materi pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Materi Pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Jika seorang guru tidak menguasai materi dalam proses pembelajaran, guru akan mengalami kesulitan saat menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Kemampuan guru dalam menguasai materi dalam pembelajaran dapat ditunjukkan dari pemahaman guru terhadap substansi materi PPKn, guru dapat menunjukkan manfaat dari materi PPKn, cara guru menyampaikan materi, guru mengajarkan materi sesuai dengan pedoman rencana pelaksanaan pembelajaran dan kemudian berkembang dalam proses

(19)

materi yang disampaikan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Penyampaian materi oleh guru juga sangat lancar. Selain itu guru selalu menanggapi pertanyaan atau tanggapan peserta didik dan mengarahkan siswa ketujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan cara mengaitkan pertanyaan atau tanggapan siswa tersebut dengan materi yang dibahas.

3. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen yang dilakukan oleh peneliti dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu maka dapat disimpulkan bahwa guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo dapat menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn dengan baik, hal ini ditunjukkan dari kemampuan guru dalam merumuskan indikator atau tujuan pembelajaran dalam RPP dan penguasaan guru terkait KI dan KD pada salah satu materi yang sedang diajarkan. Guru menentukan apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif. Seperti kompetensi dasar untuk materi Pengertian integrasi nasional, ancaman, tantangan, dan gangguan dalam membangun integrasi nasional, antisipasi ancaman, tantangan, dan gangguan dalam membangun integrasi nasional. menekankan pada ranah kognitif. Untuk antisipasi ancaman, tantangan, dan gangguan dalam membangun integrasi nasional menekankan pada ranah afektif dan psikomotorik.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat dari Mulyasa (2010: 109) yaitu kriteria seorang guru menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu: (1) Materi yang disampaikan sesuai dengan Standar Kompetensi. (2) Materi yang disampaikan sesuai dengan Kompetensi Dasar. (3) Guru dapat menentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif. Dengan demikian guru sudah mampu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu secara optimal.

(20)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1 dan 2 dapat disimpulkan bahawa guru PPKn masih jarang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan guru menambahkan materi dari sumber lain yang relevan.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan inti informan 1 didapatkan data, metode yang digunakan guru dalam mengajar pada kegiatan inti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan masih konvensional dengan menggunakan ceramah dan tanya jawab. Sedangkan untuk kesesuian antara materi yang diajarkan dengan metode belum sesuai, karena metode yang digunakan hanya ceramah. Selain itu tidak terlihat guru mengembangkan materi pembelajarannya, hal ini ditunjukkan dari sumber belajar yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas yang hanya bersumber dari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan tidak terlihat adanya penambahan materi dari sumber-sumber lain yang diberikan guru. Padahal lembar kerja siswa tidak bisa dijadikan sumber belajar yang utama, karena LKS adalah untuk latihan siswa. LKS dapat digunakan sebagai referensi tambahan saja. Selain itu juga tidak terlihat adanya pengangkatan isu-isu yang berkembang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Media pembelajaran yang digunakan guru juga hanya menggunakan media LKS dan sama sekali tidak ada variasi.

Sedangkan informan 2, pada kegiatan mengamati dan menanya guru menggunakan metode ceramah, sedangkan untuk kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosisasi, dan mengkomunikasikan guru menggunakan metode diskusi. Pada kegiatan inti terlihat guru mengangkat isu-isu yang sedang berkembang dengan mengaitkannya dengan materi yang sedang diajarkan. Namun dalam pembelajaran media yang digunakan masih belum bervariasi, dalam kegiatan mengamati dan menanya guru hanya menggunakan media LKS dan papan tulis saja. Sedangkan dalam kegiatan mengumpulkan informasi guru menggunakan internet sebagai media peserta didik untuk mencari data untuk bahan diskusi.

Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa kemampuan guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo dalam mengembangkan materi secara kreatif belum optimal. Hal ini ditunjukk dari metode yang digunakan guru dalam mengajar pada kegiatan inti, kesesuaian materi dengan metode yang digunakan, pengangkatan isu-isu yang

(21)

berkembang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan, penggunaan media, serta kesesuaian materi dengan media yang digunakan dalam kegiatan inti.

5. Mengembangkan Keprofesionalan Secara Berkelanjutan Dengan Melakukan Tindakan Reflektif

Berdasarkan hasil temuan studi dari wawancara dan analisis dokumen dapat diketahui bahwa kemampuan guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif untuk informan 1 belum optimal karena guru jarang melakukan tindakan reflektif sedangkan untuk informan 2 sudah cukup baik karena guru selalu mengikuti kegiatan pelatihan, meskipun dalam melakukan PTK masih jarang.

6. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa guru PPKn SMA N 2 Sukoharjo sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri namun dalam pengunaanya dalam kegiatan inti pembelajaran masih jarang guru lakukan. Hal ini ditunjukkan dari penggunaan IT berupa LCD dan internet sebagai media dalam pembelajaran untuk mencari materi atau artikel terkait materi yang diajarkan. Walaupun dalam pelaksanaanya guru masih jarang menggunakannya dan guru kurang memaksimalkan penggunaan IT dalam pembelajaran. Sehingga kemampuan guru untuk indikator memanfaatkan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri masih belum optimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan dan analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1. Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam pelaksanakan kegiatan inti pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo

Kompetensi pedagogik guru PPKn di SMA N 2 Sukoharjo masih kurang terpenuhi secara optimal hal ini ditunjukkan dari sepuluh aspek dalam kompetensi pedaogik bedasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 guru hanya memenuhi 7 kompetensi sedangkan untuk kompetensi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan

(22)

pengembangan yang mendidik, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran guru belum terpenuhi secara optimal dalam kegiatan inti pembelajaran.

2. Kompetensi profesional guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam pelaksanakan kegiatan inti pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMA N 2 Sukoharjo

Kompetensi pedagogik guru PPKn di SMA N 2 Sukoharjo masih kurang terpenuhi secara optimal hal ini ditunjukkan dari keenam aspek dalam kompetensi pedaogik bedasarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 guru hanya memenuhi 3 kompetensi sedangkan untuk kompetensi mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri belum terpenuhi secara optimal dalam kegiatan inti pembelajaran.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan terkait hasil penelitian yakni :

1. Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi pedagogik dalam aspek menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran dengan mengikuti pendididikan dan pelatihan, seminar untuk meningkatkan kompetensinya pedagogiknya.

2. Guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif belum sepenuhnya dikuasai. Guru diharapkan untuk mengikuti pendididikan dan pelatihan, seminar untuk meningkatkan kompetensinya profesionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2013). Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja : Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media

Janawi.(2011). Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional). Bandung: Alfabeta Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media.

(23)

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurfuadi. (2012). Profesionalisme Guru. Purwokerto : STAIN press.

Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah B. (2007). Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Winarno. (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Isi, Strategi, dan Penilaian. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Stamdar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru &Dosen

INTERNET

http://info-menarik.net/hasil-ukg-kemendikbud-tahun-2015/

http://www.kompasiana.com/johanmenulisbuku/mengapa-mutu-guru-indonesia rendah_55484f54547b61e50d2523f8

Referensi

Dokumen terkait

Teori SOSIOLOGI Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan lntegratif Editor Muhammad Akhir, S Pd M Pd Dr' Nursalam, P,tSi , Suardi, S Pd, M Pd , Sya1ifudd

Terdapat pengaruh peletakan pola pada 3 (tiga) arah serat bahan terhadap hasil jadi blus circular drape dengan bahan kain lycra, hal ini dapat dilihat dari aspek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa primer spesifik H5 yang digunakan dalam metode RT-PCR untuk mendeteksi virus AI dapat mengamplifikasi sampel lapang dengan keberhasilan

menurut kalian apakah bentuk benda tersebut sama dengan kubus tegak atau balok tegak ternyata bentuknya tidak sama. dengan kubus tegak atau balok tegak jadi bentuk benda tersebut

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja (Hubungan antar karyawan, Suasana kerja, dan Fasilitas-fasilitas kerja karyawan) mempunyai pengaruh positif terhadap

Berdasarkan hasil penelitian, Peneliti berasumsi bahwa konsentrasi belajar mahasiswi Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru tahun 2016 mayoritas rendah hal ini diakibatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dan dampaknya terhadap

Hasil dari faktor yang mempengaruhi perkembangan moral peserta didik di SMP Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dilihat dari faktor situasional digolongkan