• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG Keputusan: Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG Keputusan: Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Hari / Tanggal

Jumat/ 16 Juni 2017

Waktu

Pukul 14.00 – 16.00

Tempat

Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB

Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung

Peserta

Anggota SA = 38

orang (dari 55 orang)

Ex-officio = 12 orang (dari 19 orang)

Tidak Hadir = 24 orang (termasuk 11 orang ijin tidak hadir)

Catatan: Daftar hadir ada pada lampiran

Agenda Sidang

1. Pengesahan Agenda Sidang

2. Laporan Pimpinan Senat Akademik

3. Laporan Komisi-Komisi

- Komisi III:

Pembahasan usulan Kenaikan Jabatan ke GB a.n.: Dr. Pinkan

Adityawati (SITH) dan Laporan Kenaikan Jabatan ke LK a.n.

Dr.inggriani (STEI)

- Komisi IV:

Revisi draft Peraturan Norma dan Kebijakan Kerjasama ITB &

Presentasi Panitia Adhoc Norma dan Kebijakan Pusat dan

Pusat-pusat di ITB (Prof. Johner Sitompul dan Tim)

4. Lain-lain

Catatan Sidang

1. PENGESAHAN AGENDA SIDANG

Keputusan:

Agenda sidang disetujui untuk dilaksanakan.

2. LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

1. Pada hari Rabu tanggal 14 Juni 2017 SA ITB telah menerima

kunjungan dari SA Unibraw yang tengah melakukan studi banding

tentang lingkup tugas dan kewenangan Senat Akademik ke

berbagai perguruan tinggi. SA Unibraw baru dibentuk 4 bulan

yang lalu. Unibraw dipersiapkan untuk menjadi PTNbh dalam

waktu dekat.

2. SA ITB telah menerbitkan peraturan No. 02 Tahun 2017 tentang

Kriteria dan Persyaratan Pemberian Penghargaan Istimewa Guru

Besar Emeritus.

(2)

 Pengantar disampaikan oleh Ketua Komisi III Prof. Mikrajuddin

Abdullah. (Materi presentasi terlampir)

1. Usulan Kenaikan Jabatan ke GB an. Dr. Pinkan Adityawati, MS

(SITH)

Usulan: GB, IVb

Angka Kredit: 1220.90

Wakil pemberi rekomendasi: Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin,

DEA

Wakil FGB: Prof. Dr. A. Nanang T. Puspito, MSc

Saran: Bidang keahlian adalah fisiologi mikroba.

Keputusan: Disetujui untuk diusulkan kenaikan jabatan ke GB

2. Laporan Kenaikan Jabatan ke LK an. Dr.Ir. M.M. Inggriani

Angka Kredit: 724.37

Keputusan: Disetujui untuk diusulkan kenaikan jabatan ke LK

KOMISI IV: REVISI DRAFT PERATURAN NORMA DAN KEBIJAKAN

KERJASAMA ITB & PRESENTASI PANITIA ADHOC NORMA DAN

KEBIJAKAN PUSAT DAN PUSAT-PUSAT DI ITB

 Pengantar umum disampaikan oleh Ketua Komisi I Prof. Johnner

Sitompul

 Paparan tentang naskah akademik Norma dan Kebijakan

Kerjasama ITB disampaikan oleh Dr. A Sjarmidi sebagai Ketua

Panitia Adhoc (Materi paparan terlampir)

Diskusi:

Widyo Nugroho:

Harus dibedakan antara kerjasama yang bersifat institusional dengan

kerjasama yang bersifat pribadi. Kerjasama yg dibahas adalah

kerjasama institusi.

Indratmo Soekarno:

Draft akan dikomunisasikan via milis. Selanjutnya akan difinalisasi.

Kerjasama hanya yang terkait dengan kegiatan akademik.

Djoko Santoso:

Bagaimana kalau tidak diikuti, apa sanksinya? Ada juga kerjasama

yang bersifat non akademik.

Achmad Sjarmidi:

Kerma non akademik adalah yang bersifat bisnis.

Widyo Nugroho:

(3)

Djoko Santoso:

Praktik kepakaran secara individu tidak dilarang. Namun presensi

tetap harus dipenuhi.

Keputusan: Secara prinsip draft dapat disetujui. Draft akan

disempurnakan oleh Tim Adhoc dengan mempertimbangkan masukan

dan saran-saran.

 Presentasi tentang Norma dan Kebijakan Pusat Penelitian dan

Pusat-pusat disampaikan oleh Dr. Toto Hardianto dan Dr. A

Sjarmidi (Materi presentasi terlampir)

Diskusi:

Widyo Nugroho:

Pusat Penelitian harus bersifat multi atau transdisiplin. Kebijakan

pendidikan di ITB juga berbasis inter, trans, dan multidisiplin,

berkaitan erat dengan tuntutan bidang teknologi dan industri. Tim

adhoc mendukung hal yg sama.

Adang Suwandi:

Pembentukan KK adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Terjadi tarik ulur antara PP &P dan S/F. Kegiatan

adanya di KK, PP dan P hanya mengkoordinasi. Tiap tahun

seharusnya dihasilkan buku. Dosen agar tidak tertarik ke luar.

Indratmo:

Pusat harus dievaluasi, bila tidak perform bisa ditutup. Infrastruktur

yang dipakai Pusat apakah di F/S atau di ITB pusat.

4. LAIN-LAIN

Void

Sidang ditutup pk 16.00

Jadwal Sidang Pleno Berikut: 14 Juli 2017

Bandung, 16 Juni 2017

Senat Akademik ITB

Menyetujui

Sekretaris,

Ketua Sidang,

(4)

SIDANG PLENO 10

SENAT AKADEMIK

Institut Teknologi Bandung

16 Juni 2017

AGENDA SIDANG PLENO

16 Juni

2017

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

1

AGENDA SIDANG

16 Juni 2017

1. Pengesahan Agenda Sidang

2. Laporan Pimpinan SA

3. Laporan Komisi :

Komisi III

: Pembahasan usulan Kenaikan Jabatan ke GB

a.n.: Dr. Pingkan Aditiawati (SITH) dan Laporan Kenaikan

Jabatan ke LK a.n. Dr.inggriani (STEI)

Laporan Komisi IV

: Revisi draft Peraturan Norma dan

kebijakan Kerjasama ITB & Presentasi Panitia Adhoc

Norma dan Kebijakan Pusat dan Pusat-pusat di ITB

Komisi III

: Tentang Jurnal Bereputasi untuk Kenaikan

Jabatan

4. Lain – Lain

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

2

LAPORAN PIMPINAN

SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

3

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

4

 Pada hari Rabu tanggal 14 Juni 2017 SA ITB telah

menerima kunjungan dari SA Unibraw yang tengah

melakukan studi banding tentang lingkup tugas dan

kewenangan Senat Akademik ke berbagai perguruan

tinggi. SA Unibraw baru dibentuk 4 bulan yang lalu.

Unibraw dipersiapkan untuk menjadi PTNbh dalam

waktu dekat.

 SA ITB telah menerbitkan beberapa peraturan No. 02

Tahun 2017 tentang Kriteria dan Persyaratan

Pemberian Penghargaan Istimewa Guru Besar

Emeritus.

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

5

(5)

LAPORAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK

Laporan Kesekretariatan :

 Surat/SK masuk dan keluar

(1 Juni 2017 – 15 Juni 2017)

Surat Masuk

: 5

Surat Keluar

: 5

SK Masuk

: 1

SK SA

: 2

SENAT AKADEMIK - Institut Teknologi Bandung

6

RENCANA

SIDANG PLENO BERIKUTNYA

Jumat,

14 Juli 2017

pk. 14.00 – 16.00

(6)

16 Juni 2017

Pembahasan Usulan Kenaikan Jabatan

Guru Besar Dr. Pinkan Adityawati, MS

(SITH)

NIP: 195809101986012001

F/S: SITH

TMT: IVa (1-04-2007), LK (1-08-2004)

Usulan: GB, IVb

AK: 1220,90

1)

Prof. Tati Suryati Syamsuddin

2)

Prof. Djoko T. Iskandar

3)

Prof. Intan Ahmad

4)

Prof. Akhmaloka

5)

Prof. Eihiro Fukusaki

Komisi III pada rapat tanggal 31 Mei 2017 telah

menyetujui usulan jabatan ke Guru Besar Dr.

Pinkan Adiytawati, MS

Komisi III meminta persetujuan SA atas

persetujuan tersebut.

1)

Capaian di bidang pendidikan dan pengajaran

cukup baik: kuliah, pembimbingan (S1, S2, dan

S3), penguji, wali, pimpinan sekolah (WDS dan

WDA)

2)

Capaian di bidang penelitian

cukup baik:

penulisan monograf, 20 makalan ilmiah di jurnal

internasional dan internasional bereputasi (2

sebagai penulis utama di JI bereputasi), 7 makalah

dalam jurnal nasional terakreditasi (2 penulis

utama), banyak makalah seminar nasional dan

internasional

(7)

3)

Capaian di bidang Pengabdian kepada

Masyarakat

cukup banyak dan impact cukup

signifikan bagi masyarakat secara langsung

4)

Capaian di bidang Penunjang

cukup banyak

Mengembangkan keilmuan fisiologi

mikroba yang mampu menjawab

tantangan 5 – 10 tahun ke depan di

bidang pangan dan sandang, terutama

untuk meningkatkan dan kualitas

produk

1)

Membina dan mengembangkan tim penelitian di

bidang fisiologi mikroba yang mampu bekerja sama,

baik secara nasional maupun internasiuonal.

2)

Mengembangkan metode penelitian terutama

menggunakan produk khas Indonesia untuk

dipelajari profil metabolimiknya

3)

Menggunakan hasil-hasil penelitian untuk

merekayasa dan meningkatkan kuantitas dan

kualitas produk yang dapat diproduksi dan

diaplikasikan di masyarakat luas

4)

Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat mendukung

pusat halal ITB

Dr. Ir. M.M. Inggriani

NIP: 195301161979032001

Bidang Keahlian: Programming and Software

Engineering

(8)

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sidang Pleno 16 Juni 2017

PANITIA ADHOC

NORMA DAN KEBIJAKAN PUSAT PENELITIAN

DAN PUSAT-PUSAT DI ITB

KOMISI PENELITIAN, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN KERJASAMA (K-IV) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Tugas berdasarkan:

SK Senat Akademik no: 11/SK/I1-SA/OT/2016 SK Senat Akademik no: 19/SK/I1-SA/OT/2016

SISTEMATIKA

Presentasi dibagi dalam dua bagian:

A. Paparan Draft Naskah Akademik, dalam

bentuk Presentasi

B. Draft SK Senat Akademik tentang:

Norma dan Kebijakan Pusat di Institut

Teknologi Bandung

A. Draft Naskah Akademik:

Norma dan Kebijakan Pusat

Penelitian dan Pusat-pusat di ITB

I. Pendahuluan

II. Evaluasi Kebijakan dan Kinerja Pusat

Penelitian dan Pusat

III. Rekomendasi Terkait Norma dan Kebijakan

Pusat Penelitian dan Pusat

IV. Penutup

I. PENDAHULUAN

1.1. Statuta ITB menyangkut penelitian, pengembangan dan inovasi:

Pasal 5:

(1) ITB merupakan universitas penelitian yang mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, ilmu sosial, serta ilmu humaniora dan yang diakui dunia untuk

memajukan dan mewujudkan bangsa yang kuat, bersatu, berdaulat, bermartabat dan sejahtera.

Pasal 16:

(1) ITB menyelenggarakan penelitian secara terpadu dengan misi pendidikan dan misi pengabdian kepada masyarakat.

(2) Penelitian dilaksanakan dalam bentuk program penelitian monodisiplin, interdisiplin dan

multidisiplin.

(3) Pendanaan program penelitian berasal dari ITB dan/atau pihak lain sebagai hibah atau

atas dasar kerja sama dengan ITB.

(4) ITB berperan dalam pengembangan inovasi dan kewirausahaan yang berbasis pada

penelitian untuk meningkatkan kemajuan bangsa.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan penelitian diatur dengan Peraturan SA

1.2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bagi ITB:

 Penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan bagian dari Tri Dharma ITB, yang sejajar dan selaras dengan pendidikan.

 Secara filosofis, penelitian adalah suatu cara untuk mencapai kebenaran transendental secara bottom-up melalui pemahaman hukum-hukum fundamental di balik realitas fisik duniawi. Secara pragmatis, tujuan utama penelitian adalah untuk:

a. memecahkan permasalahan keilmuan global demi kemaslahatan umat manusia b. memperkuat daya saing (competitiveness) suatu bangsa dalam mencapai

kesejahteraan, baik secara material maupun spiritual.

 Penelitian menjadi kegiatan utama mencapai status World Class University, terlebih status Entrepreneurial University, untuk memperkuat daya saing negara.  Hasil penelitian diperlukan untuk mengembangkan inovasi di berbagai bidang, yang

berdampak kepada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan, sesuai Visi ITB:

ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi dan seni yang unggul, handal dan bermartabat di dunia, yang bersama dengan lembaga terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat dan sejahtera.

I. PENDAHULUAN

1.2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bagi ITB (cont.):

SK SA ITB no: 12/SK/K01-SA/OT/2015 tentang Norma Dan Kebijakan Penelitian ITB, dalam Naskah Akademiknya menyatakan bahwa masalah yang terkait dengan penelitian di ITB: 1. Peta potensi kepakaran ITB belum dirumuskan dengan jelas, sistematis, dan berkelanjutan. 2. Sistem perencanaan, penganggaran, dan pengelolaan dana riset tidak kondusif bagi

kelancaran proses riset, bahkan cenderung menghambat.

3. Belum terintegrasinya riset dan pendidikan, kebutuhan industri, kebutuhan masyarakat dan sektor publik.

4. Belum terbangunnya cara kerja teknosains yang mengintegrasikan dunia dalam (ilmuwan, lab, pakar) dan dunia luar (masyarakat, pemerintah, industri, dan stakeholder lainnya). 5. Reduksi karya ilmiah, ada pandangan umum bahwa puncak karya ilmiah adalah jurnal

ilmiah bereputasi.

6. Masih kecil dan minim dampak (impact factor) hasil riset ITB thd. dunia akademik dan masyarakat umum.

7. Dana riset dan akses terhadap sumber dana riset dari pemerintah maupun non-pemerintah masih sangat terbatas.

8. Kebijakan prioritas tema riset yang ada belum memperlihatkan konsistensi dengan alokasi anggaran, fasilitas, sistem insentif, dll.

9. Kerjasama riset antar civitas akademika dan mitra di dalam maupun di luar ITB masih belum sepenuhnya melembaga.

(9)

1.3. Pelaksana Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di ITB:

Pada dasarnya, kegiatan penelitian dan Pengabdian Masyarakat dilakukan oleh seluruh dosen

ITB, melalui organisasi (unit-unit):

a. Kelompok Keilmuan/Keahlian (KK) atau Sekolah/Fakultas:

 Bersifat “mono-disiplin” ilmu  Di bawah Sekolah/Fakultas

b. “Pusat” (Center):

 Bersifat multi-, inter-, trans-disiplin ilmu, untuk mengakomodasi perkembangan ilmu/keahlian yang terdapat di KK maupun sebagai kebutuhan prioritas/unggulan ITB  Di bawah LPPM

di ITB ada dua kelompok “Pusat”:

1. Pusat Penelitian (PP): dibentuk berdasarkan mandat proiritas/unggulan ITB pada

kurun masa tertentu (top down)

2. Pusat (P): didirikan atas prakarsa lintas KK, sebagai kebutuhan perkembangan

ilmu/keahlian (bottom-up)

Untuk mengetahui kontribusi PP dan P dalam mencapai Visi ITB, dilakukan evaluasi terhadap kebijakan dan kinerjanya.

I. PENDAHULUAN

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

…. Sampai dengan 1997, bernama Pusat Penelitian (PP):

1. PP Energi dan Material.

2. PP Pengembangan dan Penerapan Matematika (SK no: 1011/SK/PT07.H/Q/ 1993) 3. PP Lingkungan Hidup (SK (Rektorium) no: 279/SK/ITB/Pers/79, 10 Mei 1979) 4. PP Kelautan (SK no: 091/SK/PT07.H/Q/1993)

5. PP Transportasi dan Komunikasi

6. PP Kepariwisataan (SK no: 500/SK/PT07.H.Q/1993)

7. PP Pengembangan Wilayah dan Kota (SK no: 339/SK/PT07/.H/Q/1993) 8. PP Pengembangan Teknologi (SK no: 46/SK/REK/ITB/73)

II. EVALUASI KEBIJAKAN DAN KINERJA PP DAN P

Ada yang khusus: Pusat Antar Universitas (PAU) di lingkungan ITB:  Unit pelaksana program Ditjen Dikti, dengan Misi: meningkatkan kemampuan tenaga

pengajar Perguruan tinggi di Indonesia dalam hal meneliti

 Meliputi 4 bidang penelitian: PAU Ilmu Hayati, PAU Bioteknologi, PAU Ilmu Rekayasa,

PAU Mikroelektronika.

Melalui SK Rektor no: 193/SK/K01/HK.1.9/1997, PAU berubah status masuk ke dalam unit kerja ITB sebagai Pusat Penelitian Antar Universitas (PPAU), tetap 4 bidang

Rektor ITB, melalui SK no: 007/SK/K01/OT/2003 (17 Jan 2003), merestrukturisasi Pusat-Pusat Penelitian di ITB:

 Menghapus 8 Pusat Penelitian dan 4 PPAU ITB

 Membentuk 3 Pusat Penelitian dan Pengembangan (PPP) sbg Organisasi Sumber  Membentuk 14 Kelompok Penelitian dan Pengembangan (KPP) sbg Organisasi

Program, di bawah koordinasi PPP sebagai Simpul Litbang internal ITB  LPPM ditunjuk sebagai pengelola dan penyelenggara kegiatan Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) Integrasi dan Aplikasi ITB

Tahun 2003:

Tiga Pusat Penelitian dan Pengembangan (PPP) yang dibentuk ITB:

1. PPP Sumberdaya laut dan Terestrial (Hayati dan non-Hayati), 2. PPP Industri dan Teknologi Informasi,

3. PPP Wilayah dan Infrastruktur.

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

14 Kelompok Penelitian dan Pengembangan (KPP) yang dibentuk ITB: 1. KPP Energi, dikembangkan dari Eks PP Eenergi dan Material,

2. KPP Matematika Industri dan Terapan, dari Eks PP Pengembangan dan Penerapan

Matematika,

3. KPP Lingkungan, dikembangkan dari Eks PP Lingkungan Hidup, 4. KPP Kelautan, dikembangkan dari Eks PP Kelautan,

5. KPP Transportasi, dikembangkan dari PP Transportasi dan Komunikasi, 6. KPP Kepariwisataan, dikembangkan dari Eks Kepariwisataan, 7. KPP Wilayah dan Kota, dari Eks PP Pengembangan Wilayah dan Kota, 8. KPP Kebijakan Industri, dikembangkan dari Eks Pengembangan Teknologi, 9. KPP Bioteknologi, Dikembangkan dari Eks PPAU Bioteknologi, 10. KPP Ilmu Hayati, dikembangkan dari Eks PPAU Ilmu Hayati,

11. KPP Ilmu Rekayasa dan Geoteknik, dikembangkan dari Eks PPAU Ilmu Rekayasa, 12. KPP Mikroelektronika dan Material, dari Eks PPAU Mikroelektronika, 13. KPP Instrumentasi, dikembangkan dari Eks CITS,

14. KPP Mitigasi Bencana, dikembangkan dari Eks Kelompok Penelitian IUDMP.

Tahun 2003 (cont.):

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Rektor ITB melalui SK no: 174/SK/K01/OT/2004, ttg Kelembagaan Pengelolaan Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat ITB:

 membubarkan 3 (tiga) PPP dan 14 (empat belas) KPP  membentuk 3 (tiga) Pusat Penelitian (PP) baru:

1. Pusat Penelitian Pendayagunaan Sumber daya Alam dan Pelestarian Lingkungan (PP PSDAPL),

2. Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah dan Infrastruktur (PP PWI), 3. Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PP TIK) Pusat Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian.

Tahun 2004:

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Tahun 2005:

Rektor melalui SK no: 099/SK/K01/OT/2005 tanggal 26 Mei 2005, ttg pembentukan dan Pengangkatan Pimpinan Pusat, membentuk sekaligus 9 (sembilan) Pusat:

1. Pusat Rekayasa Industri, dibentuk dari Eks KPP Ilmu Rekayasa dan Geoteknik, 2. Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi, dibentuk dari Eks KPP Matematika Industri

dan Terapan,

3. Pusat Mikroelektronika, dibentuk dari Eks KPP Mikroelektronika dan Material, 4. Pusat Kepariwisataan (selanjutnya diganti namanya dengan Pusat Perencanaan dan

Pengembangan Kepariwisataan, berdasarkan surat Wakil Rekor Bidang Penelitian dan

Kemitraan/Ketua LPPM, no: 0806/K01.03/KP/ 2005, ttg Perubahan Nama Pusat Kepariwisataan, tgl 5 Juli 2005), dibentuk dari Eks KPP Kepariwisataan,

5. Pusat Ilmu hayati, dibentuk dari Eks KPP Ilmu Hayati, 6. Pusat Mitigasi Bencana, dibentuk dari Eks KPP Mitigasi Bencana, 7. Pusat Bioteknologi, dibentuk dari Eks KPP Bioteknologi, 8. Pusat Studi Lingkungan Hidup, dibentuk dari Eks KPP Lingkungan,

9. Pusat Pengembangan kawasan Pesisir dan Laut, dibentuk dari Eks KPP Kelautan.

Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat.

Tugas Kepala Pusat: mengelola dan melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kajian Pusat masing-masing sesuai dengan

(10)

Senat Akademik melalui SK No. 20/SK/K01-SA/2010 ttg “Fokus Riset ITB”, menetapkan

7 (tujuh) Fokus Riset ITB 2010-2020: 1. Infrastruktur, Mitigasi Bencana, dan Kewilayahan 2. Energi

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi 4. Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan 5. Produk Budaya dan Lingkungan 6. Teknologi Nano dan Kuantum 7. Bioteknologi.

Produk riset di atas harus berorientasi pada teknologi hijau dan perubahan iklim

Tahun 2010:

Berdasarkan SK Senat Akademik tersebut, ITB merestrukturisasi dan membentuk Pusat Penelitian baru, sehingga PP yang ada menjadi:

1. Pusat Penelitian Pengelolaan Lingkungan, Wilayah dan Infrastruktur (PP PLWI) 2. Pusat Penelitian Energi Berkelanjutan (PP EB)

3. Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PP TIK) 4. Pusat Penelitian Bioteknologi (PP Biotek)

5. Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain (PP SRD).

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Tahun 2011-2014:

Beberapa SK perubahan yang pernah dibuat terkait P dan PP, di antaranya:  SK Nomor 054/SK/I1.A/KP/2011, tentang Perubahan Nama Pusat Penelitian,

Pemberhentian dan Pengangkatan Para Kepala Pusat Penelitian ITB:

Nama Pusat Penelitian Lama Nama Pusat Penelitian Baru Pusat Penelitian Pengelolaan Lingkungan,

Wilayah dan Infrastruktur

Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan

Pusat Penelitian Energi Berkelanjutan Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan

Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pusat Penelitian Bioteknologi Pusat Penelitian Pangan, Kesehatan dan Obat-Obatan

Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan

 SK Rektor ITB Nomor 820/I1.B03/KP/SK/2014 tentang Penggabungan Pusat

Penelitian Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan dan Pusat Ilmu Hayati, menjadi Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Hingga saat ini ada 7 Pusat Penelitian dan 22 Pusat di bawah koordinasi LPPM

Tahun 2017:

Pusat Penelitian (ada 7):

1. Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan (Center for Research on New and

Renewable Energy)

2. Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (Center for Research on

Information and Communication Technology)

3. Pusat Penelitian Biosains dan Bioteknologi (Center for Bioscience and

Biotechnology)

4. Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan (Center for Research on

Infrastructure and Regional)

5. Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan (Center for Research on Cultural

and Environmental Products)

6. Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (Center for Research on Disaster Mitigation) 7. Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi (Center for Nanoscience and

Nanotechnology)

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Pusat (ada 22):

1. Pusat Rekayasa Industri (Center for Industrial Technology)

2. Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (Center for Mathematical Modelling and

Simulation)

3. Pusat Mikroelektronika (Center for Microelectronics)

4. Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (Center for Tourism Planning

and Development)

5. Pusat Studi Lingkungan Hidup (Center for Environmental Studies, CES-ITB) 6. Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut (Center for Coastal and Marine

Develoment)

7. Pusat Kebijakan Keenergian (Center for Research on Energy Policy, CREP-ITB) 8. Pusat Penginderaan Jauh (Center for Remote Sensing, CRS-ITB)

9. Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi (Center for Instrumentation Technology &

Automation, CITA-ITB)

10. Pusat Kebijakan Publik dan Kepemerintahan (Center for Public Policy and

Governance, CP2G-ITB)

11. Pusat Infrastruktur Data Spasial (Center for Spatial Data Infrastructure CSDI-ITB)

Tahun 2017 (cont.):

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Pusat (ada 22):

12. Pusat Pendayagunaan Open Source Software (POSS-ITB) (Center for Empowerment

of Open Source Software)

13. Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan (Center for Health and Sport

Technologies)

14. Pusat Studi Sistem Tak Berawak (Center for Unmanned System Studies) 15. Pusat Pengkajian Logistik dan Sistem Rantai Pasok (Center for Logistics and Supply

Chain Studies)

16. Pusat Pengembangan Sumber Daya Air (Center for Water Resources Development) 17. Pusat Perubahan Iklim (Center for Climate Change)

18. Pusat Pemberdayaan Perdesaan (Center for Rural Areas Empowerment) 19. Pusat Studi Agraria (Center for Agrarian Studies)

20. Pusat Pertahanan dan Keamanan

21. Pusat Pengembangan Teknologi Transportasi Berkelanjutan 22. Pusat Kajian Halal

Tahun 2017 (cont.):

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Catatan:

KemenRistekDikti menggulirkan program penelitian: Pusat Unggulan Iptek (PUI) mulai 2016, ITB mendapat kepercayaan, dikerjakan oleh tiga Pusat dan satu Pusat Penelitian:

1. Pusat Pengembangan Teknologi Transportasi Berkelanjutan 2. Pusat Pertahanan dan Keamanan

3. Pusat Mikroelektronika

4. Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi

Tahun 2017 (cont.):

2.1. “Sejarah” Perkembangan Organisasi Penelitian (Center) di ITB

Sejak Tahun 90 an

Dari perjalanan “Sejarah” PP dan P, diamati:

1. PP dan P didirikan tidak dalam waktu yang bersamaan, dari yang sudah ada sejak dulu sampai yang baru berdiri pada tahun lalu.

2. PP dan P berkembang dalam arah yang “beragam”

(11)

A. Pelaporan Kegiatan PP dan P secara berkala:

Pusat Penelitian

Berkewajiban mengajukan rencana kerja tahunan dan melaporkan hasil kegiatannya setiap akhir tahun.

Tim Adhoc mendapatkan data lengkap untuk tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 dari LPPM beserta rekapitulasinya, yang menandakan bahwa PP selalu dimonitor, tetapi belum sepenuhnya dievaluasi oleh LPPM

Pusat

Berkewajiban melaporkan hasil kegiatannya setiap akhir tahun.

Tim Adhoc tidak mendapatkan data lengkap untuk tiap tahunnya, bahkan informasi dari LPPM menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil Pusat yang mengirim laporan tahunan. Pusat tidak secara kontinu dan konsisten mengirimkan laporan tahunan

Pusat belum sempat dimonitor dan dievaluasi tahunan oleh LPPM

Catatan:

Evaluasi tahunan terhadap PP dan P oleh LPPM baru dilaksanakan tahun ini Evaluasi belum dilaksanakan secara baku.

2.2. Evaluasi Kinerja PP dan P

B. SDM pada PP dan P:

Komitment SDM, yang meliputi definisi penugasan dan alokasi waktu, tidak begitu jelas dan tidak termonitor oleh ITB (Dekan, karena umumnya SDM berasal dari Fakultas/Sekolah)

2.2. Evaluasi Kinerja PP dan P

Organisasi Orientasi/ Otoritas SDM Finansial Fasilitas/ Infrastruktur KPI Pimpinan PP Top down ↓

F/S/ KK ITB ITB Impact/ Outcome Kepala P ↑ Bottom-Up F/S/ KK Mandiri ITB + Mitra Impact/ Outcome Kepala

C. Perbandingan Profil PP dan P:

III. REKOMENDASI TERKAIT NORMA DAN KEBIJAKAN

PP DAN P

 Analisis tentang organisasi, program kerja, sumber daya, dan kinerja dari PP dan P terhadap tujuan untuk mencapai Visi dan Misi ITB dengan segala permasalahannya, mengarah kepada rekomendasi untuk me-(re)vitalisasi PP dan P.

 Revitalisasi difokuskan pada Pusat (P)

 Point-point penting dalam rekomendasi untuk revitalisasi P: 1. Karakter multidisiplin ditandai dengan: KK ≥ 3 dan S/F ≥ 2

2. Periode evaluasi: setiap tahun untuk mengukur kinerja, dan periode 3 tahun untuk menentukan keberlanjutan atau penutupan Pusat

3. SDM Peneliti ITB yang bekerja di Pusat harus atas ijin dari dekan atau atasan langsung yang terkait

4. Persetujuan senat dalam pembukaan dan penutupan Pusat

IV. PENUTUP

 Profil yang diusulkan oleh Tim Adhoc pada dasarnya adalah upaya untuk me(re)vitalisasi Pusat yang ada di ITB guna mencapai visi dan misi ITB dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat

 Pusat perlu mensinergikan aktivitasnya dengan program akademik untuk mencapai status World Class University, yang berkarakter Entrepreneurial

University

 ITB harus memfasilitasi revitalisasi Pusat melalui pembentukan perangkat kebijakan dan peraturan.

B. Draft SK Senat Akademik tentang:

Norma dan Kebijakan Pusat di ITB

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERTAMA : Pusat didirikan untuk mengakomodasi perkembangan ilmu/keahlian yang terdapat di KK ITB. KEDUA : Pusat di ITB bersifat multi-, inter-, dan/atau trans-disiplin dengan didukung minimal 3 (tiga)

Kelompok Keilmuan/Keahlian (KK) dari minimal 2 (dua) Sekolah/Fakultas yang berbeda. KETIGA : Pembentukan dan penutupan Pusat ditetapkan oleh Rektor ITB dengan persetujuan Senat

Akademik ITB.

KEEMPAT : ITB memfasilitasi Pusat untuk melaksanakan program yang tertuang di dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

KELIMA : Keikutsertaan SDM peneliti dalam Pusat harus dengan persetujuan Dekan terkait. KEENAM : Penyelenggaraan Pusat dievaluasi oleh ITB setiap tahun untuk mengukur kinerja, dan periode

3 tahun untuk menentukan keberlanjutan atau penutupan Pusat.

KETUJUH : Masa peralihan pelaksanaan Surat Keputusan ini adalah dua tahun sejak dikeluarkannya SK ini. KEDELAPAN: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diperbaiki

(12)
(13)

Tanggal

Tgl. Surat

Asal

Perihal

Ket

05/06/2017

30/05/2017

WRSO

Permohonan Persetujuan SA a.n. Ir.

Akhmad Zainal Abidin, M.Sc., Ph.D.

Ketua SA

05/06/2017 02/06/2017 WRSO

Penyampaian Kembali Berkas usulan

Kenaikan Jabatan G.B.: a.n. Dr.Ir. Nana

Rachmana Syambas

Ketua SA

07/06/2017 08/06/2017 WRSO

Usulan Nama Tambahan Anggota Tim

Review Statuta

Ketua SA

07/06/2017 06/07/2017 WRSO

Permohonan Persetujuan SA: a.n. Ir. Dwi

Larso, MSIE., Ph.D., & Dr. Poerbandono,

ST., MM.

Ketua SA

13/06/2017 12/06/2017

FGB

Hasil Penilaian Usulan Kenaikan Jabatan

Pangkat a.n. Dr. Ir. Priyono Sutikno

Ketua SA

b) SURAT KELUAR

Tanggal

Nomor

Perihal

Ditujukan

05-06-2017

169/I1-SA/OT/2017

Usulan Kenaikan Pangkat/Jabatan GB a.n. Dr.

Pingkan Aditiawati

WRSO

05-06-2017

170/I1-SA/OT/2017

Usulan Kenaikan Pangkat/Jabatan GB a.n.Dr. Ir.

Taufan Marhaendrajana

Dekan

FTTM

05-06-2017

171/I1-SA/OT/2017

Usulan Kenaikan Pangkat/Jabatan GB a.n.Dr. Ir.

Eddy Agus Basuki

Dekan

FTTM

06-06-2017

177/I1-SA/OT/2017

Masukan tentang Gelar Akademik

Rektor

13-06-2017

185/I1-SA/OT/2017

Pertimbangan Kenaikan Jabatan a.n. Dr. Ir. Nana

Rachmana Syambas

FGB

c) SK / PERATURAN MASUK

Tanggal

Tgl. SK

Asal

Tentang

Ket

14/06/2017

05/06/2017

Rektor

Pengangkatan

Professor

Toshifumi

Matsuoka Sebagai Adjuct Professor -

FTTM ITB

(14)

SA/2017

Teknologi Bandung

02/06/2017

(15)
(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada sekolah siang di SMP UDKP Kedamean, pembelajarannya dilaksanakan siang hari sampai sore hari, yaitu dilaksanakan pada jam 3-4 (13.40-14.50) dan jam 5-6

Berdasarkan hasil pengujian dengan citra dinamis pada gambar 10, 11 dan 12, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode haar-like untuk face detection

Dalam penelitian ini kaitannya dengan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia aparatur di Kantor inspektorat Kabupaten Takalar yang masih tergolong rendah,

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief- relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari

untuk berinvestasi Karena memiliki keuntungan yang bagus. Setiap tahunnya tanah mengalami kenaikan harga karena tanah tidak termakan usia, tidak terlalu banyak

Target utama dari Arimaya Steak dan Pasta ini adalah masyarakat di kota Palembang namun tidak menutup kemungkinan masyarakat dari kota lain dengan rentang usia 30-50 tahun

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, beton biasanya digunakan sebagai bahan elemen struktur bangunan yang telah banyak digunakan sampai saat ini. Beton

Memahami makna dalam makna dalam percakapan percakapan transaksional dan transaksional dan interpersonal interpersonal pendek sederhana pendek sederhana untuk berinteraksi