• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Didalam bab 2, pertama-tama di dalam tinjauan pustaka penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini. Kedua, penulis akan membahas mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Aksara Han dan Homograf. Ketiga, penulis akan memaparkan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu semantik, semantik leksikal dan leksikon.

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang Analisis Homograf aksara Cina dan Analisis bahasa berdasarkan unsur semantik sudah pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain, seperti : Tesis Ridwan Azhar (1998) yang berjudul “Analisis Semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah” dilakukan untuk memperoleh gambaran deskriptif analisis semantik Bahasa Melayu Dialek Bandar Khalipah. Penelitian dilakukan berdasarkan semantik leksikal dan sematik kalimat menurut teori dan konsep semantik. Hasil penelitian yang disajikan menggunakan pendekatan semantik struktural yang mendeskripsikan bahasa dengan kerangka teori analisis makna. Pembahasaan semantik bahasa Melayu dialek Bandar Khalipah, mencakup : kata, kata turunan, ciri-ciri makna leksikal, hubungan makna leksikal, makna kalimat, dan hubungan makna kalimat.

(2)

Disertasi SunQiang 孙强 dari Universitas Sichuan (2007) berjudul “Penelitian Homograf Aksara Cina Modern” yang membandingkan kosa kata homograf pada masa lalu dengan masa sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan metode library research (penelitian perpustakaan) yaitu dengan mengumpulkan kosakata homograf yang terdapat didalam kamus “现代汉语词典 (第五版)” xiàn dài hàn yŭ cí diăn (dì wŭ băn).

Skripsi Wedhawati dari Balai Bahasa Yogyakarta (2005) berjudul “Konfigurasi Medan Leksikal Verbal Indonesia yang berkomponen Makna (+suara+makna)”. Dalam penelitian medan leksikal ini yang ditelaah sejumlah medan leksikal verbal yang berkomponen makna dalam Bahasa Indonesia. Medan leksikal itu terbentuk dari butir-butir leksikal verbal simpelks yang bersifat internal dan intralingual. Butir-butir leksikalverbal adalah butir-butir leksikal yang relasasinya dalam ujaran atau kalimat termasuk kelas kata verba.

Skripsi Risatyah dari Universitas Negri Malang (2010) berjudul “Pengajaran Bahasa Inggris Berbasis Leksikon untuk Meningkatkan kemampuan Pembelajaran Usia Muda dalam Memproduksi Classroom Lekxico-grammatical Units di 3 to 6 CEC Kawi Malang”. Dalam penelitian ini mengacu pada teori pengajaran bahasa Inggris berbasis leksikon, Classroom lekxico-grammatical units diperkenalkan melalu cerita. Penelitian ini menggunakan pengajaran Bahasa Inggris Berbasis Leksikon pada pembelajar tingakt yang lebih tinggi untuk meningkatkan ketrampilan berbicara.

(3)

2.2 Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588) konsep merupakan gambaran mental, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Maka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2.2.1 Aksara Han

Kridalaksana dalam Kushartanti (2005:73) Huruf kanji adalah aksara Han. Aksara han digunakan oleh suku Han (mayoritas penduduk RRC) yang pada masa primitif mendiami lembah Sungai Kuning. Bukti tertua tentang aksara han yang berbentuk gambar ditemukan dekat Distrik An Yang, Provinsi Henan.

2.2.2 Homograf

Di dalam setiap bahasa terdapat kosa kata homograf. Maka tidak terkecuali didalam bahasa mandarin. Bahasa Mandarin dapat dikatakan sebagai bahasa yang paling banyak mengandung kosa kata berhomograf. Pengertian homograf adalah kata yang ditulis sama tetapi artinya berbeda dan cara bacanya juga berbeda.

2.3 Landasan Teori

Teori merupakan asas atau hukum-hukum umum yang menjadi dasar (pijakan, pedoman, tuntutan) suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, teori merupakan aturan (tuntutan kerja) untuk melakukan sesuatu, menurut Moeliono dalam Okky (2010:13).

(4)

2.3.1 Semantik

Kata Semantik dalam Pateda (2001:2) merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna (arti, Inggris : meaning).

Kambartel dalam Pateda (2001:7) menurut beliau Semantik merupakan bahasa yang terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman manusia. Definisi yang sama dikemukakan pula oleh George (1964:vii), sedangkan Verhaar dalam Pateda (2007:7) mengatakan bahwa semantik berarti teori makna atau teori arti.

2.3.1.1 Semantik Leksikal

Verhaar dalam Pateda (2001:74) berkata, “Perbedaan antara leksikon dan gramatikal, menyebabkan bahwa dalam semantik kita bedakan pula antara “semantik leksikal dan semantik gramatikal ”. Semantik leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem makna yang terdapat dalam kata. Mengenai semantik leksikal tidak terlalu sulit yaitu sebuah kamus merupakan contoh yang tepat untuk semantik leksikal; makna tiap kata diuraikan pada kamus. Jadi, semantik leksikal memperhatikan makna yang terdapat di dalam kata sebagai satuan mandiri.

Semantik Leksikal menyangkut makna leksikal. Bidang yang meneliti semantik leksikal menurut asas-asasnya dinamai “leksikologi”. Tugas yang lebih praktis, yaitu menyusun kamus, dikenal sebagai “leksikografi”. Oleh karena itu,

(5)

perkamusan adalah tugas praktis, asas-asas leksikologi harus dilengkapi dengan tuntutan-tuntutan praktis pemakaian kamus.

Semantik leksikal secara leksikologis mencakup pokok-pokok sebagai berikut: (1) makna dan referensi; (2) denotasi dan konotasi; (3) analisis ekstensional dan analisis intensional; (4) analisis komponensial; (5) makna dan pemakaiannya; (6) kesinoniman, keantoniman, kehomoniman, kehomografan, dan kehiponiman.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian dengan dua unsur semantik leksikal yaitu dari segi arti dan kehomografan kata.

2.3.2 Homograf

Homograf berasal dari bahasa Yunani (homόs : sama dan gráphō : tulis) adalah kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Istilah Homograf Simpson dalam Nurhadi (1995:328) menyatakan “homograph are written identically but sound differently” yang dapat diartikan bahwa Homograf berhubungan dengan ejaan sama tetapi makna/artinya berbeda.

Dalam bahasa Indonesia, contoh homograf antara lain adalah :

(1) “teras” yang pertama dapat diartikan “inti kayu” dan kedua dapat diartikan “bagian rumah”.

(2) “apel” yang pertama dapat diartikan “buah” dan kedua dapat diartikan “kumpul”.

(6)

(1) “长” yang pertama di baca cháng artinya “panjang” dan kedua di baca zhăng artinya “tumbuh”.

(2) “上” yang pertama di baca shang artinya “atas” dan kedua di baca shàng artinya “pergi”.

2.3.3 Kelas Kata

Jumlah kelas kata yang terdapat didalam penelitian ini adalah sebanyak sebelas jenis kelas kata yaitu Kata benda(名)名词 míng cí, Kata kerja (动)动词 dòng cí, Kata kerja(动)动词 dòng cí, Kata sifat (形)形容

xíng rόng cí, Kata depan (介)介词 jiē cí, Kata ganti (代)代词 dài cí, Kata penggolong (量)量词 liàng cí, Kata tambahan (副)副词 fù cí,

Kata bilangan (数)数词 shù cí, Kata seru(叹)叹词 tàn cí, Kata bantu (助)助词 zhù cí, Kata sambung(连)连词 lián cí.

2.3.3.1 Kata Benda(名)名词 míng cí

Kata benda ( 名 ) 名 词 míng cí dapat didefinisikan sebagai nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan.

2.2.3.2 Kata Kerja(动)动词 dòng cí

Kata kerja ( 动 ) 动 词 dòng cí dapat didefinisikan sebagai kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman.

(7)

2.3.3.3 Kata Sifat(形)形容词 xíng rόng cí

Kata sifat (形)形容词 xíng rόng cí dapat didefinisikan sebagai kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih jelas. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata.

2.3.3.4 Kata Depan(介)介词 jiē cí

Kata depan ( 介 ) 介 词 jiē cí dapat didefinisikan sebagai kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian-bagian kalimat.

2.3.3.5 Kata Ganti(代)代词 dài cí

Kata ganti (代)代词 dài cí dapat didefinisikan sebagai kata ganti kata benda, kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, kata ganti kepunyaan, kata ganti penunjuk.

2.3.3.6 Kata Penggolong(量)量词 liàng cí

Kata penggolong (量)量词 liàng cí dapat didefinisikan sebagai kata yang dipergunakan untuk menggolongkan bilangan.

2.3.3.7 Kata Tambahan (副)副词 fù cí

Kata tambahan (副)副词 fù cí dapat didefinisikan sebagai kata yang menyatakan perubahan kegiatan yang berhubungan dengan waktu, ruang lingkup, kualitas, serta keadaan.

(8)

2.3.3.8 Kata Bilangan (数)数词 shù cí

Kata bilangan (数)数词 shù cí dapat didefinisikan sebagai kata yang menyatakan jumlah benda atau hal yang menunjukan urutannya dalam suatu deretan.

2.3.3.9 Kata Seru (叹)叹词 tàn cí

Kata seru ( 叹 ) 叹 词 tàn cí dapat didefinisikan sebagai kata yang menyatakan perasaan seseorang seperti sakit, marah, terkejut, sindiran, sedih, takut, hiba dan sebagainya.

2.3.3.10 Kata Bantu(助)助词 zhù cí

Kata bantu ( 助 ) 助 词 zhù cí dapat didefinisikan sebagai kata yang digunakan untuk menerangkan masa sesuatu perbuatan atau ragam yang berkaitan dengan perbuatan.

2.3.3.11 Kata Sambung(连)连词 lián cí

Kata sambung(连)连词 lián cí dapat didefinisikan sebagai kata yang digunakan untuk menyambung atau menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, ide dengan ide, dan sebagainya.

2.3.4 Leksikon

Kridalaksana dalam Kushartanti (2005:138) mengemukakan bahwa, Leksikon adalah salah satu komponen struktur bahasa. Kalau bahasa diibaratkan sebagai bangunan, leksikon dapat diibaratkan sebagai batu bata, sedangkan gramatika dan

(9)

fonologi merupakan kerangka bangunan yang mengikat bata-bata itu. Bahwa leksikon berbeda dengan gramatika, hal ini diakui oleh sarjana linguistik yang paling terkemuka dalam abad ke-20, A.N Chomsky (1957:15).

2.3.4.1 Kamus sebagai Bentuk Inventarisasi Leksikon

Untuk mencatat leksikon suatu bahasa disusunlah kamus. Kegiatan penyusunan kamus disebut leksikografi. Biasanya sebuah kamus tersusun dengan leksem atau gabungan leksem sebagai judul yang diterangkan dengan berbagai cara. Judul itu disebut lema. Ada lema yang berupa leksem atau kata tunggal, ada yang berupa gabungan leksem atau gabungan kata. Bila keterangannya berupa bahasa yang sama dengan lemanya, kamus ini disebut kamus ekabahasa atau kamus monolingual. Bila keterangan itu dalam bahasa lain, kamus itu merupakan kamus dwibahasa atau kamus bilingual. Berbagai cara digunakan untuk menyajikan penjelasan itu. Kamus umum sebagai istilah khas leksikografi merupakan kamus yang memuat kata-kata umum.

2.4.4 Aksara Han

Huruf kanji adalah aksara Han dalam Kushartanti (2005:73). Aksara han digunakan oleh suku Han (mayoritas penduduk RRC) yang pada masa primitif mendiami lembah Sungai Kuning. Bukti tertua tentang aksara han yang berbentuk gambar (piktogram) ditemukan dekat Distrik An Yang, Provinsi Henan. Tempat ini diperkirakan merupakan ibu kota Dinasti Shang (tahun 1600-1066SM). Berdasarkan

(10)

bukti tersebut, para ahli memperkirakan bahwa aksara han sudah ada pada Dinasti Shang, atau bahkan lebih awal lagi, yakni pada Dinasti Xia, sekitar abad ke-21 sebelum Masehi. Legenda tentang pencipta karakter bernama Cang jie mengatakan umur karakter han berkisar sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu. Aksara han kuno ditulis di atas kulit penyu dan tulang lembu. Tulisan pada kedua jenis benda itu berisi ramalan tentang bencana alam, penentuan baik-buruknya peruntungan, dan sebagainya.

Dalam perkembangan selanjutnya, aksara han mengalami evolusi dari aksara han kuno yang bentuknya menyerupai benda yang ditirunya sampai menjadi aksara han yang hanya terdiri atas guratan-guratan tidak berarturan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh komposisi hidrokarbon dari beberapa jenis komponen bensin pada angka oktananya, dan komposisi komponen bensin untuk pembuatan bahan bakar bensin ramah lingkungan

Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Akasara. Usman, Husaini, Purnomo

Kromatogram dari KG-SM dengan sampel senyawa α -pinena hasil distilasi fraksional minyak terpentin produksi perusahaan lokal. Hasil pemurnian α -pinena minyak terpentin secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi peningkatan retribusi pasar pada Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar. Penelitian ini berlokasi

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kacang hijau dengan air serta perbandingan susu skim dan lama fermentasi terhadap karakteristik kefir susu

pada konsep sistem reproduksi manusia dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini.. Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori. Prosedur

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk