• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Menurut bapak sebuah film dianggap sebagai short movie itu kriterianya seperti apa?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. Menurut bapak sebuah film dianggap sebagai short movie itu kriterianya seperti apa?"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan Bapak Gotot Prakosa

Menurut bapak sebuah film dianggap sebagai short movie itu kriterianya seperti apa?

Jadi kalau dalam film itu ada berbagai jenis. Ada yang namanya sport film. Sport film itu durasinya sangat pendek sekali durasinya 10 - 20 detik. Yang kebanyakan kemudian kalau dalam aplikasi komersil menjadi sebuah iklan. Tapi di luar itu juga ada sebagai film A gitu. Orang juga membuat film pendek banget 10 - 20 detik tetap sebagai karya seni. Maka kemudian bisa berkembang menjadi maksimal 1 menit. Karena komersil juga berkembangnya begitu kan? Komersil itu kebanyakan 1 menit malah sekarang berkembang bisa menjadi 2 menit. Kemudian dari sport film naik sedikit menjadi short film atau film pendek. Dulu tahun 40an yang disebut film pendek itu adalah film yang durasinya tidak lebih dari 50 - 60 menit atau 1 jam. Itu yang bilang begitu adalah festival film Oberhausen. Festival film Oberhausen itu adalah festival film pendek dan dokumenter pertama yang diselenggarakan di Jerman. Dari sanalah film yang berdurasi 1 menit - 1 jam digolongkan sebagai film pendek. Karena itu merupakan dunia seni maka selalu ada kontroversi. Selalu diolah terus. Tidak mungkin seni itu mati dalam pengertian absolut.

Seperti yang bapak bilang short movie itu kan durasinya cuma 1 - 60 menit. Menurut bapak apa saja tips atau cara supaya dalam waktu yang singkat itu kita dapat menyampaikan pesan?

Dalam studi film itu bermacam-macam. Yang pertama kita memahami dulu bahasa filmnya atau film language itu dikuasai dulu. Karena film language itu dasar kita untuk bercerita. Close up, medium close up dan lain sebagainya itu fungsinya apa dan artinya apa. Itu dikenal dulu maka kemudian komposisi. Karena komposisi itu bahasa visual. Contohnya pan yang benar itu seperti apa. Dulu waktu saya masih belajar, pan yang

(2)

goyang-goyang itu kalau saya buat saya pasti dimarahin dosen. Tetapi begitu saya mengenal CNN mereka malah mengeksploitasi yang salah itu menjadi kebenaran. Nah masing - masing karena ada akademisinya, jadi mereka menciptakan gambar - gambar yang tadinya salah-salah itu memberi arti dan kemudian kita bisa belajar dari sana. Setelah kita mengenal bahasa visualnya baru kita melangkah membuat tentang skenario atau dalam animasi disebut storyboard. Tentunya ada strateginya, jika durasinya semakin pendek maka harus bisa menyampaikan pesan secara visual kepada penonton. Oleh karena itu harus punya strategi bagaimana membuat bahan yang sependek itu punya beban besar terhadap masyarakat. Cerita dalam film pendek tidak sama dengan cerita pada film panjang. Film pendek harus lebih banyak menggunakan simbol - simbol. Semakin banyak simbol - simbol, semakin banyak mengenal mitologi modern bahasa baru. Itulah yang digunakan dalam film pendek. Dengan demikian film pendek bukan hanya masalah durasi yang pendek, namun film pendek itu juga berarti menggunakan bahasa yang berbeda dengan film panjang. Karena film panjang memiliki durasi yang panjang jadi bisa banyak narasi, dialog dan lain sebagainya. Tidak mudah membuat film pendek. Semakin pendek durasinya harus semakin kuat berbicara masalah mitologi. Makanya membuat film iklan itu gajinya harus lebih besar daripada membuat film panjang. Di Indonesia juga sekarang sudah mulai begitu. Nah animasi bisa membantu memvisualkan seperti misalnya film Babe dimana karakter utamanya babi yang berbicara, itu tidak mungkin dikerjakan tanpa menggunakan teknik animasi.

Bapak sendiri sering mengikuti festival film. Film pendek seperti apa yang biasa memenangkan festival film?

Itu relatif. Yang menang itu kadang - kadang berbeda dari biasanya. Tapi yang terpenting sebetulnya kalian sadar membuat film pendek itu adalah panggilan hati kalian. Karena juri - juri itu sekarang mempunyai referensi yang bagus - bagus. Saya kenal beberapa juri festival film dari Jepang sampai Amerika. Mereka itu karena punya referensi yang bagus, mereka selalu mengenal film ini pasti idenya dari sini nanti hasilnya seperti apa. Yang terpenting panggilan hati kalian itu apa. Kalau kalian ingin membuat film yang juga berguna buat lingkungan sebetulnya membuat hal yang sangat sepele saja, hal yang suatu saat akan punah. Saya ambil contoh nenek. Nenek itu usianya

(3)

pasti pendek karena usianya sudah lebih dari 80 tahun atau mungkin 70 tahun. Kita tidak punya memori yang lebih dari itu. Kalau kita bisa membuat film tentang nenek kita yang sebentar lagi tidak ada dengan bagus dan semua yang melihat itu semua nanti bisa menangis karena mempunyai memori yang mungkin sama. Itu artinya pertama kita menyelamatkan memori itu. Yang kedua kita menghimbau kepada orang lain bahwa sesuatu itu segera akan hilang dan sebaiknya sebelum hilang kita lestarikan dulu. Kadang - kadang hal seperti itu berbeda dengan film - film yang lain apalagi kalau kita melihat tidak hanya sekedar nenek mungkin contoh lain yaitu penjual bakso. Sebentar lagi mungkin udah enggak ada. 4 tahun lagi mungkin bakso itu sudah tidak dijual dengan gerobak dan bunyi teng teng teng. Mungkin dijual pakai alat yang berbeda. Itukan sebetulnya termasuk romantisme. Jadi romantisme itu ingin sesuatu yang indah dalam pikiran kita terulang lagi. Kalau itu bisa kita lestarikan, atau kita buat itu menyelamatkan juga yang akan punah ini karena banyak seklai di dunia ini yang sebentar lagi punah bahkan juga bahasa lokal. Saya juga menyarankan pada teman - teman dan mahasiswa saya dari awal kalau kalian membuat film kebudayaan lokal atau objek di suatu tempat tertentu gunakan bahasa mereka jangan menggunakan lo gue seperti orang Jakarta. Nah karena itu kalian dalam membuat film, buatlah yang kalian suka kemudian menggunakan bahasa filmnya yang benar. Kalau bisa membuat perencanaan dulu. Perencanaan yang bagus itu 80% mendukung film itu bagus. Kalau kita bisa membuat perencanaan yang bagus dari ide diolah menjadi sinopsis, dari sinopsis kemudian diolah menjadi treatment kemudian menjadi skenario, dari skenario kemudian dikembangkan menjadi storyboard kemudian di design visual. Design visual itu mulai mementingkan detailnya seperti bajunya mau seperti apa, bahasa tubuhnya seperti apa, apakah dia gagap atau dan lain sebagainya, cara jalannya, caranya berbicara apalagi jika film tersebut menggunakan bahasa lokal. Contohnya jika orang sunda kalau menunjuk itu tidak menggunakan telunjuk tapi menggunakan jempol. Bahasa lokal dengan aturan dan tradisinya menciptakan gesture atau bahasa visual yang berbeda dengan daerah lainnya. Ini menjadi unik. Banyak yang membuat film atau animasi dengan konsep video visual dimana gambarnya sudah ada kemudian baru diisi suara. Berbeda dengan Walt Disney dimana mereka memahami konsep audio visual jadi mereka merekam suara dulu baru membuat gambarnya, karena suara lebih mudah diolah

(4)

jadi dalam konsep audio visual, suara itu dianimasikan terlebih dahulu karena jika menggunakan konsep video visual sering kali meleset dalam proses pengisian suara.

Menurut Bapak apakah local content itu penting?

Itu menurut saya sangat penting sekali karena local content itu adalah isi tentang yang sifatnya kelokalan. Makanya tadi saya tawarkan tentang penggunaan bahasa daerah. Jika sudah menggunakan bahasa lokal itu, tentu saja lokal kontennya terkait. Bahasa lokal itu nggak mesti bahasa yang paling baru. Kecuali kalau memang enggak bisa mendapatkan bahasa lokal lebih baik menggunakan bahasa Indonesia karena lebih mudah dimengerti dan melestarikan bahasa Indonesia. Karena lokal konten itu memberikan suasana kental, keperbedaan itu sangat penting untuk dilestarikan jangan sampai nanti seragam. Teknis mungkin bisa seragam karena teknis kita bergantung pada teknologi. Dan teknis menjadi patokan dalam pembuatan film. Tetapi masalah cerita, masalah mitologi itu ga boleh ngawur. Itu lokal kontennya. Makanya kita harus paham betul kalo buat cerita yang ada lokal kontennya. Kita harus tahu lokal konten apa yang harus ditanamkan. Di Jakarta dan di Bogor itu berbeda. Kita mengambil contoh yang sama misalnya cerita tentang asinan, asinan Jakarta dengan asinan Bogor itu beda. Cara membuatnya berbeda, rasanya juga berbeda. Mungkin bahan-bahannya juga berbeda. Yang satunya pakai timun yang satunya lagi enggak pakai. Nah ini yang membedakan lokal kontennya. Kenapa enggak sama nah ini yang perlu kita cari dalam cerita itu tadi.

Lampiran 2

Hasil wawancara dengan Bapak Wahyu Aditya Menurut Bapak short movie itu apa?

Menurut saya short movie itu film pendek. Secara tekniknya memang bebas tapi secara durasi memang pendek lalu ada yang bilang di bawah 30 menit sudah dikategorikan sebagai film pendek. Film pendek buat saya adalah merupakan lompatan medium yang lebih panjang tapi juga bisa berfungsi sebagai media yang memang dinikmati oleh orang-orang kaum urban yang sibuk seperti kita. Dimana kita membutuhkan

(5)

konten-konten yang cepat. Dan sesuatu yang cepat itu salah satunya bisa diakomodir melalui film pendek. Jadi kalau kita nonton di mobile phone itu lebih ideal film pendek daripada film panjang.

Menurut bapak kriteria short movie yang baik itu bagaimana?

Kriteria short movie yang bagus itu tergantung dari medium yang dipakai. Jika tolak ukurnya melalui festival film berarti harus yang disukai atau sesuai dengan selera para juri tapi kita bisa lihat masing-masing festival film memiliki juri yang karakteristiknya berbeda dan style short movie sendiri berbeda-beda. Ada yang animasi ada yang spesifik ke horor ada yang spesifik ke komedi dsb tapi di sisi lain mengkategorikan short movie yang bagus adalah dilihat dari audiencenya. Jaman sekarang kita bisa melihat tolak ukurnya dari jumlah viewer berapa banyak yang diperbincangkan di ranah media sosial, jadi lebih ke kuantiti penonton.

Jadi menurut bapak short movie itu bukan hanya untuk festival tapi juga untuk penonton?

Ya, karena short movie konsepnya susah berbeda sejak 10 tahun yang lalu. Pada era 2000an itu mediumnya masih didominasi festival dimana orang harus datang ke festival dulu baru bisa menikmati. Tapi kalau era sekarang kita sudah banyak medium baru yang lebih accessable dan orang tidak perlu membeli tiket ke festival tertentu tapi cukup lewat Iphone atau Youtube, Facebook dan lain sebagainya kita bisa menikmati konten. Jadi itu menjadi budaya yang baru.

Bagaimana cara menyampaikan pesan dalam durasi yang singkat pada short movie?

Yang saya lihat, saya sebagai pengelola festival hellofest yang saya lihat dari peserta adalah banyak yang seolah-olah memanjangkan film pendek. Jadi yang seharusnya pendek sengaja dipanjang-panjangkan. Nah itu yang biasa dilakukan oleh pemula. Jadi sebenarnya semakin pendek durasi film pendek, filmnya semakin bagus. Ada peserta yang membuat film berdurasi hanya 40 detik tapi ia bisa mengalahkan film pendek yang durasinya lebih panjang. Yang berdurasi 5 menit, 10 menit. Artinya yang penting

(6)

pesannya itu sampai tidak harus dipaksa untuk dipanjang-panjangkan kalau memang pendek.

Menurut bapak film pendek yang bagus itu lebih baik menggunakan dialog atau tidak?

Film pendek yang bagus itu menurut saya bukan dari segi teknis seperti itu tetapi dari segi memiliki dampak sosial yang besar atau tidak. Caranya bisa pakai dialog bisa juga pakai music, bisa pakai visual yang bagus tapi karya itu tetap bisa memberi inspirasi. Karena tidak semua film harus memiliki dialog tapi ada juga film yang butuh dialog untuk menjelaskan. Jadi kalau kita ngomong bagus tidaknya adalah film itu bagus ketika bisa memberi dampak. Karena film adalah medium untuk mengekspresikan sesuatu mengungkapkan ide dasar baru dan memberi inspirasi. Kalau di film itu tidak memberi nilai tambah kepada penontonnya menurut saya sia-sia saja menonton film tersebut.

Sekarang kita lihat banyak sekali ada film-film yang ikut festival bahkan menang festival namun film tersebut memiliki pesan yang sulit dibaca oleh penonton awam. Menurut bapak bagaimana short movie yang seperti itu?

Kembali lagi kepada karakteristik sebuah medium atau sebuah festival. Kita sebagai kreator harus paham dunia masing-masing festival. Saya pernah ke Berlin memperhatikan para nominator film pendek di sana. Standardnya jauh sekali dari yang ada di HelloFest. Di HelloFest memilih yang light, ringan, menghibur, tapi tetap memberi inspirasi. Di Berlin lebih berat, lebih kompleks, lebih rumit, lebih absurd. Jadi pada akhirnya masing-masing festival memiliki agenda yang berbeda-beda. Agenda entah itu edukasi atau memberi wawasan baru jadi itu kembali lagi ke festival dan kita juga bisa melihat di youtube misalnya banyak jenis-jenis film pendek ada yang light, ada yang absurd. Itu artinya kreator itu beragam jadi tidak bisa dibilang kalau festival film itu pasti yang berat-berat. Saya sudah mengamati beberapa festival film pendek, pada intinya memang beragam. Cuma memang flownya rata-rata yang dipilih itu adalah film-film yang nyeleneh yang berbeda, yang tidak terlalu mudah untuk dipikirkan.

Kalau untuk bapak sendiri yang sering jadi juri pada festival film, bapak lebih senang memilih film yang seperti apa sebagai pemenang dalam festival?

(7)

Saya akan memilih film yang tidak semua peserta menggunakan gaya yang sama. Misalnya seperti di HelloFest. Tahun lalu banyak sekali film yang terlalu menonjolkan spesial efek. Spesial efek yang banyak dipakai itu adalah adegan tembak-tembakan. Saya bisa lihat itu sepertinya lagi ngetren di anak-anak yang baru bisa bikin film. Dia kepingin pamer bikin adegan tembak tetapi seperti asli. Itu ada puluhan. Artinya mereka kan hanya sekedar meniru penyampaian dimana hanya mengandalkan spesial efek yang mewah tanpa makna. Jadi yang saya lihat adalah membandingkan dari keseluruhan dan mencari sesuat yang beda dari film yang lain. Misalnya saya pernah memenangkan film karena dia membuat animasi dari 12 karung kancing disusun satu-satu dan menjadi visual yang menarik. Ada juga animasi yang dibuat dari cukilan kayu. Itukan kalau kita lihat dari ranah animasi yang sebagian besar mereka menggunakan 3D yang advanced, digital. Tapi ini berani membuat sesuatu yang beda. Ada juga yang bikin dari kapur. Ada yang cara berceritanya dibalik. Cara ngomongnya di rewind. Jadi buat saya festival adalah ajang mencari sesuatu yang cara penyampaiannya baru dan segar. Kalau pesertanya hanya meniru pemenang sebelumnya, dia tidak akan menonjol.

Menurut bapak local content itu penting atau tidak dalam sebuah film?

Local content itu yang dirindukan oleh penonton lokal. Tapi kalau saya amati konten yang bisa mencapai lapisan berbagai macam budaya adalah konten yang universal, yang mengungkapkan masalah-masalah universal. Ada seorang researcher mengamati konten yang sukses di dunia animasi adalah konten yang benar-benar pure dunia imajinasi. Dari Pokemon, One Piece itu dunia yang tidak ada korelasi dengan Jepang. Tidak ada budaya Jepang dimana berada di dunia fantasi. Ada orang yang bisa menerima. Tapi Indonesia diuntungkan dengan jumlah penduduk yang besar. Jadi otomatis mereka juga butuh suatu konten yang satu paham dengan mereka yaitu lokal.

Kalau dalam festival film apakah dengan mengisi atau menambahkan local content akan menaikkan nilai film tersebut?

Kalau berdasarkan juri, iya. Tapi kalau berdasarkan pilihan penonton bisa iya bisa tidak. Misalnya satu contoh, HelloFest ke-7 pemenang favorit penonton adalah anak-anak BiNus. Judulnya Marsol. Itu kalau kita lihat tidak ada konten lokalnya melainkan dunia

(8)

imajinasi seperti yang saya bilang tadi. Tapi ternyata itu pemenang pilihan penonton. Pemenang juri adalah yang benar-benar lokal. Jadi kita bisa lihat perbedaannya, publik butuh yang lebih sering mereka lihat. Juri melihat sesuatu yang baru yang memang kadang-kadang lebih rumit dan lebih berat.

Hingga saat ini short movie apa yang paling bapak sukai?

Yang saya sukai film saya sendiri. Bukan karena narsis tapi karena itu pasti akan dialami oleh kreator yang lain, dimana karir saya berawal dari film pendek. Buat saya ini adalah sesuatu yang membanggakan karena dari film pendek saya bisa berkarir, saya bisa mendapatkan pekerjaan, saya bisa membangun HelloMotion, semua berawal dari film pendek. Dan hal yang sama itu yang dialami oleh animator-animator lain. Tapi kalau saya disuruh memilih, film yang menurut saya fenomenal adalah film pendek yang judulnya "Tin Toy" yang dibuat oleh Pixar. Jadi itu adalah sebuah film pendek yang sangat sederhana yang membawa Pixar mendapatkan job dalam Toy Story. Jadi kita bisa lihat polanya semuanya berawal dari film pendek yang bisa mengantarkan ke film panjang. Film pendek adalah medium untuk eksperimen yang bisa memicu untuk projek-projek lainnya.

Apa yang perlu diperhatikan agar film pendek khususnya short animation memiliki karakteristik tersendiri?

Menurut saya sebuah karya itu pasti memiliki penontonnya sendiri. Tapi yang tidak diperhatikan oleh kreator adalah mereka menganggap setelah selesai render film mereka jadi. Padahal buat saya selesai render menjadi movie itu baru setengah jalan. Setengah jalan berikutnya adalah sampai enggak film ini pada penonton yang tepat. Nah itu yang biasanya tidak dipikirkan oleh kreator. Jadi kalau tidak ada yang nonton atau kalau yang nonton teman-teman kalian dan dosen-dosen kalian buat saya itu masih setengah jalan atau belum sukses. Jadi konten yang menarik, yang sukses adalah yang bisa menggrab penonton karena penonton buat saya adalah orang yang sibuk. Kita sebagai kreator harus bisa mencuri perhatian mereka dan itu tidak mudah. Apalagi penonton sekarang sudah diserbu dengan berbagai macam media. Setiap bangun pagi kita akan selalu melihat ratusan konten. Bagaimana kita bisa mencuri perhatian penonton.

(9)

Kalau dari semua jawaban bapak tadi kan banyak sekali ada pernyataan bisa tergantung juri atau festivalnya, kira-kira tips-tips apa yang menurut bapak untuk kami semua yang akan menempuh tugas akhir ini, short movie seperti apa yang setidaknya bisa menarik bagi dosen-dosen pembimbing kami yang berlaku sebagai juri juga untuk teman-teman yang akan menonton?

Inilah yang harus kamu waspadai, yang harus diperhatikan adalah short movie itu hanya sebagai medium. Jadi kita membuat sebuah konten, artinya konten yang kamu buat harusnya bisa fleksibel. Contohnya bisa ke short movie, komik, music, novel, game dan lain sebagainya. Jadi kamu membuat konten yang multiplatform atau multimedia. Kalau kamu hanya menarik penonton melalui film pendek sedangkan konten lain itu dari berbagai macam media, seperti contohnya One Piece dari komik, animasi, merchandising, nah itu yang harus kamu pikirkan. Tapi kalau sekedar alasan nilai kamu harus mengerti selera dosen sebagai penilai tapi kembali lagi saya membuat film pendek, saya sudah tahu goalnya. Goalnya adalah minimal saya menang festival tingkat nasional. Nah ternyata terbukti selain saya menjadi best student di Sydney saya mendapatkan pekerjaan dari film pendek ini. Saya bisa memenangkan beberapa kompetisi nasional di Indonesia. Jadi yang saya buat adalah sesuatu yang diterima oleh dosen dan sesuatu yang diterima oleh publik. Artinya saya membuat konten yang tidak rumit tapi sangat aplikatif dan bisa diterima oleh masyarakat dan bisa menghibur. Karena untuk saya film pendek kategori komedi adalah kategori paling susah. Kamu membuat orang tertawa itu paling susah. Nah itu tantangan. Jadi kembali lagi alasannya seberapa jauh kamu ingin memberi impact dari filmmu, apakah sudah mempersiapkan dari awal apakah film ini akan menunjang karirmu. Karena film pendek ini akan berbicara sendiri dan akan memperlihatkan kualitasnya.

Referensi

Dokumen terkait

Bahkan pada beberapa galur telah menunjukkan karakter umur berbunga betina, tinggi tanaman, tinggi tongkol, letak tongkol, panjang tangkai, panjang kelobot, tip

Populasi dari penelitian ini adalah 45 perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018, dimana peneliti ingin meneliti lebih

Memperoleh bahan informasi ilmiah yang dapat dipublikasikan berkaitan dengan hasil pengukuran kandungan logam Pb, residu pestisida, dan hubungannya dengan perubahan

Bab ini berisi tentang bagian utama dalam skripsi ini, dimana akan dijelaskan bagaimana Kristologi Rumi jika dibandingkan dengan Kristologi Kekristenan juga melihat bagaimana

Berdasarkan hasil analisis, hasil penilaian karakter diketahui rata-rata skor per-pertemuan adalah sebesar 3,47 dengan kriteria sangat layak.  Hal ini dikarenakan telah

Setelah mengamati video dan slide power point di layar serta berdiskusi dengan teman, siswa dapat memaparkan jenis cedera dan cara penanggulangannya dengan baik. Melalui

Kemampuan aspek Sains dalam kegiatan P2M ini adalah pertumbuhan ikan Lele dengan pakan BIS dari nilai LKPD pendekatan STEM dan Kewirausahaan pada media Bioflok disajikan pada

[r]