• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Jual Beli Tanah Menurut Pasal 1457 KUUHPdt.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengertian Jual Beli Tanah Menurut Pasal 1457 KUUHPdt."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pengertian Jual Beli Tanah Menurut Pasal

1457 KUUHPdt.

Jual beli Tanah adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai tanah yang disebut “Penjual”, berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain, yang disebut “Pembeli”. Sedangkan pihak pembeli berjanji dan mengikatkan untuk membayar harya yang telah disetujui yang dijual belikan menurut ketentuan Hukum Barat ini adalah apa yang disebut “tanah-tanah hak barat”.

(3)

Syarat-syarat Jual Beli Tanah

1.

Syarat Materiil

(4)

Syarat materiil sangat menentukan akan sahnya jual beli

tanah tersebut, antara lain sebagai berikut :

a.

Penjual adalah orang yang berhakatas tanah yang akan

dijualnya.

b.

Pembeli adalah orang yang berhak untuk mempunyai

hak atas tanah yang dibelinya.

c.

Tanah yang bersangkutan boleh diperjual belikan atau

tidakdalamsengketa.

Menurut UUPA hak-hak atas tanah yangdapat dijadikan obyekperalihanhak adalah:

1) Hak Milik

2) Hak Guna Usaha 3) Hak Guna Bangunan 4) Hak Pakai

(5)

Setelah semua persyaratan materiil tersebut terpenuhi, maka dilakukan jual beli dihadapan PPAT.

Dalam pelaksanaan jual beli yang dibuat oleh PPAT hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pembuatan akta tersebut harusdihadiri oleh para pihak yang

melakukanjual beli atau kuasa yang sah dari penjual dan pembeli serta disaksikanoleh 2 (dua) orang saksi-saksi yang memenuhi syarat sebagai saksi.

b. Akta dibuat dalam bentuk asli dalam 2 (dua) lembar, yaitu lembar

pertama sebanyak1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT yang bersangkutan dan lembar kedua sebanyak 1 (satu) rangkap disampaikan kepada Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat diberikan salinannya.

c. Setelah akta tersebut dibuat, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja

sejak tanggal ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatnya berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar dan PPAT wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai telah disampaikannya akta tersebut kepada para pihak yang bersangkutan.

(6)

Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam jualbeli

tanah yaitu berupa:

1. Melakukan penelitian terhadap surat-surat yang menyangkut tanah

yang akan menjadi objek jual beli

2. Melakukan kesepakatan tentang tanah dan harga.

3. Pelaksanaan pemindahan atas hak tanah dengan akta jual beli

dilakukan dihadapan PPAT

4. Melakukan pendaftaran hak untuk memperoleh sertifikat dan

(7)

Tata cara dalam pelaksanaannya menurut UUPA dengan peraturan pelaksaannya, secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Calon pembeli dan penjual sepakat untuk melakukan jual beli menentukan

sendiri segala sesuatunya, tentang tanah dan harganya.

2. Calon pembeli dan penjual datang sendiri atau mewajibkan kepada orang lain

dengan surat kuasa, menghadap kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah(PPAT) (Kepala Kecamatan, Notaris atau lainnya yang diangkat oleh pemerintah).

3. Dalam hal tanah yang akan dijual itu belum dibukukan (belum bersertipikat),

maka diharuskan kehadiran Kepala Desa atau seorang anggota Pemerintah Desa yang disamping akan bertindak sebagai saksi, juga menjamin bahwa tanah yang akan dijual itu memang betul adalah milik penjual dan ia berwenang untuk menjualnya.

4. Dalam hal tanah yang akan dijual itu sudah dibukukan (sudab ada sertipikat)

dihadiri dua orang saksi, tidak harus Kepala Desa dan anqgota pemerintah desa. Tetapi apabila Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) menganggap perlu (jika ada keraguan tentang wewenang orang yang melakukan jual beli itu), maka PPAT dapat meminta kehadiran Kepala Desa dan seorang anggota Pemerintah Desa dari tempat letak tanah yang akan dijual

(8)

5. Kalau tanah yang dijual telah dibukukan, penjual harus

menyerahkansertipikat, tetapikalau belum di bukukan sebagai gantinya harus dibuat suratketerangan dari KepalaKantor Pertahanan yang menyatakan bahwa tanah itu belum dibukukan.

6. Setelah PPAT merasa cukup persyaratan, tidak ada halangan

(umpamanya ada persengketaan) dan tidak ragu-ragu lagi, maka PPAT membuat Akta Jual Bali Tanah tersebut.

7. Selanjutnya dengan telah adanya akta tersebut, maka

(9)

1.

Data Penjual

a. Fotokopi KTP (apabila sudah menikah maka fotokopi KTP Suami dan Istri); b. Kartu Keluarga (KK);

c. Surat Nikah (jika sudah nikah);

d. Asli Sertifikat Hak Atas Tanah yang akan dijual meliputi (Sertifikat Hak

Milik, Sertifikat Hak Guna Bangunan, Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun). Selain 4 jenis sertifikat tersebut, bukan Akta PPAT yang digunakan, melainkan Akta Notaris;

e. Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 5 tahun terakhir; f. NPWP;

g. Fotokopi Surat Keterangan WNI atau ganti nama, bila ada untuk WNI

keturunan;

h. Surat bukti persetujuan suami istri (bagi yang sudah berkeluarga); Jika

suami/istri penjual sudah meninggal maka yang harus dibawa adalah akta kematian;

i. Jika suami istri telah bercerai, yang harus dibawa adalah Surat Penetapan

dan Akta Pembagian Harta Bersama yang menyatakan tanah/bangunan adalah hak dari penjual dari pengadilan.

(10)

2.

Data Pembeli

a.

Fotokopi KTP (apabila sudah menikah maka fotokopi KTP

suami dan Istri)

b.

Kartu Keluarga (KK)

c.

Surat Nikah (jika sudah nikah)

d.

NPWP

3.

Proses Pembuatan AJB di Kantor PPAT

a.

PPAT melakukan pemeriksaan mengenai keaslian sertifikat ke

kantor Pertanahan.

b.

Penjual harus membayar pajak penghasilan (PPh, sedangkan

c.

Pembeli diharuskan membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB), dengan ketentuan sebagai berikut:

Pajak Penjual (PPh = NJOP/Harga Jual x 5 %

Pajak Pembeli (BPHTB) = {NJOP/Harga Jual – Nilai Tidak

(11)

4.

Pembuatan AJB

Pembuatan AJB harus dihadiri penjual dan pembeli (suami istri

bila sudah menikah) atau orang yang diberi kuasa dengan surat

kuasa tertulis. Adapun, saksi yang perlu dihadirkan

sekurang-kurangnya dua saksi.

PPAT akan membacakan dan menjelaskan isi akta. Apabila

pihak penjual dan pembeli menyetujui isinya, akta akan

ditandatangani oleh penjual, pembeli, saksi dan PPAT. Akta

dibuat dua lembar asli, satu disimpan oleh PPAT dan satu

lembar lain akan diserahkan ke kantor pertahanan untuk

keperluan balik nama. Salinannya akan diberikan pada pihak

penjual dan pembeli.

(12)

5.

Proses ke Kantor Pertanahan

Adapun berkas-berkas yang diserahkan meliputi:

a. Surat permohonan balik nama yang telah ditandatangani pembeli; b. Akta Jual Beli dari PPAT;

c. Sertifikat Hak Atas Tanah;

d. Fotokopi KTP penjual dan pembeli;

e. Bukti lunas pembayaran PPh dan BPHTB.

6.

Tanah Warisan

a.Surat keterangan waris. Untuk WNI pribumi berupa surat keterangan waris

yang diajukan disaksikan dan dibenarkan oleh lurah yang dikuatkan Camat. Untuk WNI keturunan berupa surat keterangan waris dari notaris;

b.Fotokopi KTP seluruh ahli waris; c.Fotokopi Kartu Keluarga (KK); d.Fotokopi Surat Nikah;

e.Seluruh ahli waris harus hadir untuk tanda tangan AJB, atau Surat

Persetujuan dan kuasa dari seluruh ahli waris kepada salah seorang di antara mereka yang dilegalisir oleh Notaris jika tidak bisa hadir;

f. Bukti Pembayaran BPHTB waris atau pajak ahli waris yang besarannya

adalah 50% dari BPHTB jual beli setelah dikurangi dengan nilai tidak kena pajaknya.

(13)

7.

Tanah Girik

Tanah girik merupakan tanah-tanah bekas hak milik adat yang belum didaftarkan atau dibuatkan sertifikat di kantor pertahanan setempat.\

Adapun jual beli tanah girik dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Akta girik yang dipakai adalah girik asli; b. Bukti pembayaran PBB dari pemilik girik;

c. Surat keterangan bahwa tanah girik tersebut tidak sedang dalam

persengketaan;

d. Surat keterangan Riwayat Tanah dari kelurahan, kecamatan, atau kepala

desa. Adapun, surat riwayat ini menerangkan asal tanah dan siapa saja pemilik tanah sebelumnya hingga sampai saat ini;

e. Surat keterangan dari kelurahan atau kecamatan bahwa tanah tersebut

belum diperjualbelikan kepada siapapun;

(14)

Ajukan permohonan Hak ke Kantor BPN wilayah dengan tahapan :

a. Pengakuan pemilikan fisik tanah dilanjutkan dengan pembuatan gambar

situasi;

b. Penelitian dan pembahasan panitia ajudikasi. Panitia ajudikasi ini

dibentuk oleh menteri negara agraria atau kepala BPN yang bertugas membantu kepala kantor pertanahan untuk melakukan pendaftaran tanah sistemik. Ajudikasi sendiri merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya;

c. Pengumuman surat permohonan tersebut; d. Penerbitan surat keputusan pemberian hak; e. Pencetakan sertifikat tanah.

(15)

Namun, mengingat girik bukanlah bukti kepemilikan atas bidang tanah yang sah, sebaiknya sebelum proses jual beli girik diubah menjadi sertifikat.

Disebutkan bahwa pengurusan sertifikat ini membutuhkan waktu sembilan bulan.

Adapun, berkas yang perlu disiapkan adalah:

a. Asli Girik dan asli AJB; b. Fotokopi KTP;

c. Surat penguasaan fisik bidang tanah;

d. Surat keterangan kepala desa atau kelurahan; e. Surat bukti PBB;

f. Surat kuasa apabila pengurusan dikuasakan kepada orang lain.

Setelah berkas-berkasnya lengkap, proses selanjutnya diteruskan ke BPN setempat dan petugas ukur akan segera mensosialisasikan luas bidang tanah yang akan dibuatkan sertifikat aslinya. Setelah berkas selesai diproses, petugas administrasi BPN akan memberikan sertifikasi kepemilikan tanah yang sah sebagai pengganti girik.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan yang benar yang harus di tanamkan kepada anak, baik oleh orang tua, para guru dan masyarakat adalah pendidikan Islam (pendidikan Agama) yaitu di antaranya:.

Dalam penyusunan Tugas Akhir Terapan ini akan membahas mengenai Modifikasi Struktur Gedung Rektorat Universitas Negeri Surabaya Lidah dengan Metode Sistem Rangka

Bahwa Para Teradu pada tanggal 19 April 2014 sampai dengan tanggal 20 April 2014 telah melaksanakan Tahapan Verifikasi Administratif sebelum melaksanakan Pleno Rekapitulasi

Berikut ini akan dipaparkan analisis variasi jawaban siswa pada indikator memeriksa ide- ide:(a)Jawaban kode MFH kategori sedang: Dari hasil pengerjaannya dapat dilihat

Penilaian dibuktikan dengan skor sebesar 1,92 (termasuk dalam rentang 1,01 ≤ 2 yang berarti tingkat sedang/dinilai cukup berhasil). Indikator yang menjadi dasar sebagai

Sumber data primer adalah pengusaha kerajinan tempurung kelapa dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai berapa besar pendapatan dan kelayakan usaha

- Kalau rongga rahim sudah kosong dapat diraba robekan pada dinding rahim dan kalau jari atau tangan kita dapat melalui robekan tadi, maka dapat diraba usus, omentum dan