• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Dosen S-1 Keperawatan STIIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Dosen S-1 Keperawatan STIIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang Demam Menggunakan Audio Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu

dengan Anak Riwayat Kejang Demam

Muhammad Yusuf1, Anita Istiningtyas2, Happy Indri Hapsari2 1. Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Dosen S-1 Keperawatan STIIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kejang demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal lebih dari 380C dan dapat berdampak serius seperti defisit neurologi, epilepsi, retardasi mental dan gangguan perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam menggunakan audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan anak riwayat kejang.

Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment non randomized pretest-posttest with control group design. Sampel penelitian berjumlah 30 responden ibu dengan anak riwayat kejang demam. Penelitian ini menggunakan uji marginal homogeneity dan mc nemar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dengan p value 0,001 dan sikap dengan p value 0,012. Pendidikan kesehatan menggunakan audio visual dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dengan anak riwayat kejang demam karena menampilkan gerak, gambar dan suara sehingga lebih menarik dan tidak monoton.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, audiovisual, pengetahuan, sikap, kejang demam Daftar Pustaka : 42 (2003-2012)

ABSTRACT

A febrile seizure is the increase of body’s temperature above the normal temperature more than 380C. It can have serious impacts such as neurological deficit, epilepsy, mental retardation, and behavioral disorder. The objective of this research is to investigate the effect of the health education administration of the treatment of febrile seizures using audio visual devices on the levels of knowledge and attitude of mothers with children with history of febrile seizures.

This research used the quasi experimental research method with the non randomized pretest-posttest with control group design. The samples of the research were 30 mothers with children with history of febrile seizures. The data of the research were analyzed by using the marginal homogeneity test and the Mc Nemar’s test.

The result of the research shows that there is a difference of knowledge as indicated by the value of p = 0.001 and of attitude as signified by the value of p = 0.012. The health education using the audio visual devices can improve the levels of knowledge and attitude of the mothers with children with history of febrile seizures as they exhibit motions, images, and sounds so that such an education is more interesting.

Keywords: Health education, audio visual, knowledge, attitude, and febrile seizures References: 42 (2003-2012)

(2)

PENDAHULUAN

Kejang demam merupakan gangguan transier pada anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar 4% anak (Wong 2009). Angka kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan di Eropa Barat pada tahun 2004 berkisar antara 3%-4% (Brough dkk 2008). Angka kejadian di Asia pada tahun 2004 dari seluruh kejang ditemukan 20% anak mengalami kejang demam kompleks (Wardani 2012). Balita di Indonesia 16% diantaranya mengalami gangguan saraf dan otak seperti kejang-kejang, gangguan pendengaran, kepala membesar dan lain-lain. (Depkes RI 2006).

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa 80% orang tua mempunyai fobia demam. Demam pada anak akan membuat orang tua bingung karena anak cenderung rewel dan tidak bisa tidur (Karnia 2007). Hasil penelitian lain menunjukkan 57% orang tua takut saat anaknya mengalami demam dan beranggapan anak akan mengalami kejang demam (Tarigan, Chairul, & Syamsidah 2007). Orang tua memerlukan informasi yang menenangkan mereka bahwa kejang demam bukan merupakan keadaan yang sifatnya berbahaya dan anak tidak akan meninggal dunia pada saat mengalami kejang demam. Kecemasan yang berlebih dari orang tua disebabkan karena edukasi mereka tentang kejang demam yang tidak memadai (Tarigan, Chairul, &

Syamsidah 2007). Alat bantu audio visual adalah alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, video cassette dan DVD. Pendidikan kesehatan menggunakan media audio visual informasi yang disampaikan berupa gambar dan suara yang bisa diterima dua indra sekaligus antara penglihatan dan pendengaran sehingga lebih menarik perhatian dan meningkatkan antusiasme masyarakat untuk mendapatkan informasi (kumboyono 2011). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam menggunakan audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada ibu dengan anak riwayat kejang demam di Desa Kandngsapi Kecamataan Jenar Kabupatean Sragen. Penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan dalam memberikan discarge planing kepada orang tua dengan anak riwayat kejang demam.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan quasy experiment non randomized pretest-posttest with control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis sampel jenuh yaitu penentuan sampel dengan mengambil semua anggota populasi sebagai responden dengan jumlah 30 responden. Lima belas responden untuk kelompok kontrol dan 15 responden kelompok perlakuan, pemilihan sampel disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dibuat. Penelitian dilaksanakan di Desa Kandangsapi,

(3)

Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Penelitian dilakukan selama 1 bulan, pengambilan data dilakukan pada tanggal 14 April 2014 sampai dengan tanggal 14 Mei 2014.

Analisa data menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui perbedaan pengetahuan pre test dan post test kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai signifikan p<0,05. Uji fisher untuk mengetahui perbedaan sikap pre test

dan post test kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai signifikan p<0,05. Uji marginal homogenity dan mc nemar digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan audio visual terhadap pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai signifikan p<0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kerakteristik umur responden

Variabel Kontrol (n=15) Perlakuan (n=15) Total (n=30) F % F % F % Umur 19-23 Tahun 2 13,3 1 6,7 3 10 24-27 tahun 7 46,7 9 6,0 16 53,3 18-31 Tahun 6 40,0 5 33,3 11 36,7 Total 15 100 15 100 30 100

Sebagian besar rerata umur responden adalah 24-27 tahun yaitu sebanyak 53,3%. Usia seseorang akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap

informasi yang diberikan. Semakin bertambah usia, daya tangkap dan pola pikir seseorang semakin berkembang (Notoatmodjo 2003).

Tabel 2. Karakteristik pekerjaan responden Variabel Kontrol (n=15) Perlakuan (n=15) Total (n=30) F % F % F % 1. Pekerjaan Ibu rumah tangga 5 33,3 6 40 11 36,7 Wiraswasta 6 40,0 9 60 15 50,0 Pegawai 4 26,7 0 0 4 13,3 Total 15 100 15 100 30 100

(4)

Hasil analisa yang didapatkan, dari 30 responden sebagian besar bekerja wiraswasta yaitu sebanyak 50%. Pekerjaan, adanya pengalaman, interaksi dengan lingkungan serta informasi dari

media massa dan elektronik serta lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak 2007).

Tabel 2. Karakteristik pendidikan responden Variabel Kontrol (n=15) Perlakuan (n=15) Total (n=30) F % F % F % Pendidikan Tidak sekolah 0 0 0 0 0 SD 0 0 0 0 0 0 SMP 8 46,7 6 40 14 46,7 SMA 7 53,3 8 53,3 15 506 Perguruan tinggi 0 0 1 6,7 1 3,3 Total 15 100 15 100 30 100

Hasil analisa yang didapatkan, dari 30 responden sebagian besar berpendidikan SMA. Rerata tingkat pendidikan ibu cukup, tetapi beda selisih dengan pendidikan SMP tidak banyak. Salah satu faktor yang berperan dalam pengetahuan

seseorang adalah adalah tingkat pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah mendapatkan informasi dan menerima hal-hal baru yang berpengaruh pada sikap positif (Herijulianti 2003).

Tabel 3. Pengetahuan dan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dan kontrol

Variabel Kontrol Perlakuan P Value

F % F % Pengetahuan Baik 0 0 2 13,3 Cukup 5 33,3 10 66,7 0,998 Kurang 10 66,7 3 20 Total 15 100 15 100 Sikap Positif 7 46,7 5 66,7 0,608 Negatif 8 53,3 10 33,3 15 100 15 100

Hasil dari tabel diatas diketahui tidak terdapat perbedaan

pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

(5)

antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil analisa tabel 3 diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini dikerenakan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi persamaan

pengetahuan antara kedua kelompok yaitu rata-rata pendidikan kelompok perlakuan dengan rata-rata tingkat pendidikan kelompok kontrol. Hasil

analisa sikap sebelum dilakukan pendidikan kesehatan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan sikap pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap kedua kelompok adalah pengalaman, pendidikan, pekerjaan, usia dan informasi yang didapatkan ibu sehingga berpengaruh pada sikap (Tjandra 2004; Wawan & Dewi 2011).

Tabel 4. Pengetahuan dan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dan kontrol

Variabel Kontrol Perlakuan P Value

F % F % Pengetahuan Baik 0 0 14 93,3 Cukup 6 40 1 6,7 0,398 Kurang 9 60 0 0 Total 15 100 15 100 Sikap Positif 9 60 14 93,3 0,400 Negatif 6 40 1 6,7 Total 15 100 15 100

Hasil pada tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap setelah dilakukan pendidikan kesehatan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Hasil analisa tabel 4 didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Banyak media elektronik dengan harga murah dan menyediakan fitur internet yang bisa diakses oleh siapapun sehingga mendapatkan informasi yang dibutuhan. Selain itu acara televisi

seperti talk show dengan mengundang pakar yang bisa dilihat dipedesaan maupun perkotaan sehingga informasi dapat disampaikan dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. Perbedaan sikap antara kelompok kontrol dan pengetahuan tidak terdapat perbedaan sikap setelah dilaukan pendidikan kesehatan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Tidak semua informasi dapat mempengaruhi sikap. Informasi yang dapat mempengaruhi sikap sangat tergantung pada isi, sumber, dan media informasi yang bersangkutan.

(6)

Tabel 5. Perbedaan pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan kejang demam pada kelompok perlakuan

Hasil uji statistik menggunakan uji marginal homogeniety diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Media audio visual memberikan rangsangan melalui mata dan telinga. Perpaduan saluraan informasi melalui mata yang mencapai 87% dan telinga 25% akan memberikan rangsangan yang cukup baik sehingga dapat memberikan hasil yang optimal (Notoatmodjo 2012).

Penelitian yang mendukung menunjukkan terdapat perbedaan antara metode ceramah dengan menggunakan filpchart dan

pemutaran video dalam

meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap IMD (Zulkarnain dkk 2009). Penelitian lain yang mendukung adalah terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan media audio visual terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam penatalaksanaan balita dengan diare (Kapti 2010).

Tabel 7. Perbedaan pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan kejang demam kelompok kontrol

Pengetahuan sesudah

pendidikan kesehatan Total P Pengetahuan sebelum

pendidikan kesehatan

Baik Cukup Kurang

Baik 0 0 0 0

Cukup 0 4 1 5 0,564

Kurang 0 2 8 10

Total 0 6 9

Hasil uji statistik menggunakan uji marginal homogeniety diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Leaflet media yang berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan pada kedua belah sisi serta dapat dilipat sehingga praktis

dan mudah dibawa, tetapi media ini hanya dapat diulang-ulang pemahamannya dan tidak memiliki efek gerak dan suara (simamora 2009). Penerimaan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan lebih baik dari kelompok kontrol, hal ini dikarenakan penggunaan media dalam penyuluhan kesehatan yang mana kelompok media cetak, Pengetahuan sesudah

pendidikan kesehatan Total P Pengetahuan sebelum

pendidikan kesehatan

Baik Cukup Kurang

Baik 2 0 0 2

Cukup 10 0 0 10 0,001

Kurang 2 1 0 3

(7)

responden terlihat pasif karena kurang menarik, sedangkan kelompok media audio visual lebih memperhatikan karena lebih menarik. Kelemahan terbesarnya dibandingkan media elektronik adalah kurang dapat menciptakan

stimulasi efek suara maupun efek gerak (audio-visual). Kelemahan lain adalah mudah terlipat dan rentan terhadap air jika dipasang di luar ruangan (Ilmas 2011).

Tabel 6. Perbedaan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam kelompok perlakuan

Sikap sesudah

pendidikan kesehatan Total P Sikap sebelum pendidikan

kesehatan Positif Negatif Positif 4 1 5 0,012 Negatif 10 0 10 Total 14 1 15

Hasil uji statistik menggunakan uji mc nemar diketahui bahwa terdapat perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Perubahan sikap dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu: sumber pesan, isi pesan dan penerima pesan. Sumber pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok, institusi yang dapat dipercaya oleh penerima pesan, semakin percaya dengan orang yang mengirim pesan maka semakin mudah untuk dipengaruhi pemberi pesan. Isi pesan biasanya berupa tulisan, kata-kata, simbol dan gambar. Sebagai contoh video adalah gabungan dari kata-kata, tulisan, dan

gambar yang disajikan dalam bentuk gerak sehingga pesan dapat mudah diterima karena lebih menarik dan tidak monoton. Penerima pesan, sifat dan kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk. Orang dengan pendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi dari pada yang berpendidikan tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2007) yang menggunakan media video sebagai media penyuluhan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan dan sikap ibu balita gizi kurang dan buruk.

Tabel 8. Perbedaan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam kelompok kontrol

Sikap sesudah

pendidikan kesehatan Total P Sikap sebelum pendidikan

kesehatan Positif Negatif Positif 5 2 7 1,000 Negatif 1 7 8 Total 6 9 15

Hasil uji statistik menggunakan uji mc nemar diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Penggunaan media leaflet

(8)

dirasa kurang menarik karena tidak mempunyai efek visual dan cenderung membosankan. Seseorang belajar sangat sedikit ketika mereka mendengarkan atau melihat saja, tetapi mereka belajar sedikit lebih ketika melihat dan mendengar apa yang mereka harus pelajari (Efendi&makhfudli 2009). Leaflet dapat menimbulkan kesadaran akan suatu persoalan umum tetapi tidak akan mengakibatkan perubahan kerana orang yang membacanya tidak akan mengingat pesan tersebut dengan lingkungan pribadi mereka sendiri (Gibney dkk 2009).

Simpulan dan saran

Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan kejang demam sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan. Perawat, tim medis dan tenaga kesehatan lain dapat menggunakan media penyuluhan kesehatan berupa audio visual dalam kegiatan pendidikan kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. DAFTAR PUSTAKA

Brough, H., 2008. Rujukan cepat pediatric & Kesehatan anak. EGC. Jakarta.

Depkes, 2006. 16 persen balita di indonesia alami gangguan perkembangan saraf.

http://www.depkes.go.id/index. php: diakses 11 Novenber 2013. Gibney, M.J, 2009. Gizi kesehatan

msayarakat. EGC. Jakarta. Herjajulianti, E, 2003. Pendidikan

kesehatan gigi. EGC. Jakarta. Ilmas, T.H.A, 2011. Kesesuaian

media promosi kesehatan

penyakit tropis demam berdarah oleh dinas kesehatan surabaya. Jurnal Promkes,vol.1. No.2. Karnia, N, 2007.Penatalaksanaan

demam pada anak. diseminarkan pada siang klinik penanganan kejang pada anak, Bandung, 12

Februari 2007.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02: diakses 20 November 2013 Kapti, E.R, 2010. efektifitas

audiovisual sebagai media penyuluhan Kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan Sikap ibu dalam tatalaksana balita dengan diare Di dua rumah sakit kota malang. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Mubarak, W.I, 2007. Promosi

Kesehatan. Graha ilmu. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S, 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka cipta. Jakarta. Rahmawati, I, Toto S, Ira P, 2007.

Pengaruh penyuluhan dengan audio visual terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita gizi kurangdan buruk di kabupaten kotawaringi barat propinsi kalimantan tengah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 4, No.2 : 66-77.

Simamora, H.R, 2009. Buku ajar pendidikan dalam keperawatan. EGC. Jakarta.

Tarigan, T, Chairul A.H, Syamsidah L, 2007. Pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua tentang demam dan pentingnya edukasi

(9)

oleh dokter. Sari Pediatri, Vol. 8, No.3: 27-31.

Tjandra, SH, 2004. Motiv-8koleksi motivasi untuk karier dan kehidupan yang lebih baik. Elex media komputindo. Jakarta. Wardani, AK, 2013. Kejang demam

sederhana pada anak usia satu tahun. Medula, Vol. 1, No. 1,

Hal 57-64:

http://portalgaruda.org/download _article.php?article=122474. diakses 23 November 2013 Wawan. A & Dewi.M, 2011. Teori

dan pengukuran pengetahuan,

sikap, dan perilaku manusia. Muha medika. Yogyakarta. Zulkarnain,E dkk 2010, ‘Perbedaan

efektifitas antara metode penyuluhan dengan flipchart dan menggunakan video compact disc (VCD) dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap insisasi menyusu dini’, diseminarkan diseminar nasional jampersal, Jember, 26 Nopember 2011

Dahlan, M.S 2008, Statistik untuk kedokteran dan kesehatan edisi 5, Salemba medika, Jakara.

Gambar

Tabel 2. Karakteristik pekerjaan responden  Variabel  Kontrol (n=15)  Perlakuan (n=15)  Total  (n=30)  F  %  F  %  F  %  1
Tabel 3. Pengetahuan dan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam  sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dan kontrol
Tabel 4. Pengetahuan dan sikap ibu dalam penatalaksanaan kejang demam  sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan dan kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Tergantung dari penggunaan analisa tugas yang diharapkan, struktur yang dibangun dapat berbeda, sebagai contoh, untuk menghasilkan manual perbaikan mobil digunakan taksonomi

Dan pada tanggal 18 Agustus 2009, perusahaan menjual seluruh kepemilikan hak atas saham PT Citra Kendedes Pratama yang berlokasi di Sidoardjo kepada pihak minoritas Bp. Rudy

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai besar laju infiltrasi tanah pada kelas kemiringan lereng dan model yang sesuai digunakan di Hutan Pendidikan

Manfaat yang dimiliki jagung sebagai- mana kandungan nutrisinya, menunjukkan bahwa sangat mendukung dalam upaya pen- ganekaragaman pangan yang berbahan baku jagung termasuk

Sementara itu, teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu analisis kualitatif atas kebijakan-kebijakan produksi, jalannya

Sesuai dengan pendekatan tersebut, penulis akan menganalisis kumpulan cerpen Penembak Misterius dengan asumsi bahwa PM adalah kumpulan cerpen yang mengandung maskulinitas

Sediaan kosmetika berbentuk serbuk yang digunakan dengan cara dimasukkan kedalam air mandi untuk berendam, memberikan rasa segar dan wangi pada kulit Sediaan untuk. mandi

Hasil penelitian menunjukkan : (1) tingkat efektivitas pelayanan publik masih terkategori sedang dan rendah dilihat dari tingkat kemampuan dalam menyusun, mengembangkan