PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK,
DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI PASAMAN BARAT
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanana Pajak Pratama BukitTinggi Wilayah
Kerja Pasaman Barat)
JURNAL
Oleh:
NURAZIZAH
12090067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
IIALAMAN
PENGE SAHANJURNAL
PENGARUH
PENGETAHUAN
PAJATLKESADARAN WAJIB
PAJAK
DAI{ SANKSI
PAJAK
TERIIADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
PENGHASILAN
ORANGPRIBADI
DI PASAMAN BARAT
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan
PajakPratama
Bukit Tinggi
Wilayah
Kerja
PasamanBarat)
Nama
:NurazizahNPM
:1209AA67Program
Studi
: Pendidikan EkonomiInstitusi
: Sekolah Tinggl Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera BaratPadang,
Februari 2017Disetujui Oleh,
Pembimbing
I
PembimbingII
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
DI PASAMAN BARAT
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanana Pajak Pratama BukitTinggi Wilayah Kerja Pasaman Barat) Oleh
, . , . , , . , .
Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat
1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3
Dosen STKIP PGRI Sumbar Email:nurazizah188@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to analyze 1) the influence of knowledge of tax on tax compliance personal income, 2) effect of awareness of taxpayers on tax compliance personal income, 3) the effect of sanctions taxes on tax compliance personal income, 4) the effect of knowledge of tax , awareness of taxpayers and tax sanctions jointly on tax compliance personal income in Pasaman Barat. Results of the analysis showed that 1) there is positive and significant knowledge on tax compliance tax personal income, which is worth the regression coefficient 0,571 with a significance of 0,000 < 0,05 and 4,896 tcount> ttable1,987; 2) there is positive and significant awareness of taxpayers on tax compliance personal income, which is worth the regression coefficient 0,382 with a significance of 0,002 < 0,05 and 3,187 tcount > ttable1,987; 3) there is positive and significant tax penalties on tax compliance personal income, which is worth the regression coefficient 0,159 with a significance of 0,000 < 0,05 and 3,709 tcount > ttable 1,987; 4) there is positive and significant correlation between tax knowledge, awareness of taxpayers and tax penalties against an individual taxpayer compliance, where the value of coefficient with a significance of 0,000 < 0,05 and 231,126 Fcount> Ftable
2,71. The magnitude of the effect of tax knowledge, awareness of taxpayers and tax penalties against an individual taxpayer compliance which was 88,9% and the remaining 11.1% is influenced by other factors not included in this study. Through this research suggested to the taxpayer to further increase knowledge in the field of taxation, in order to have more awareness of the tax, to tax officers to apply tougher sanctions on the taxpayer so taxpayers are negligent reduced.
Keywords: Taxpayer Compliance, Tax Knowledge, Consciousness Taxpayer, Tax Penalties.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 2) pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 3) pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 4) pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. Hasil analisis menunjukan bahwa 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,571 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan thitung4,896 > ttabel1,987; 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,382 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 dan thitung3,187 > ttabel1,987; 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,159 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan thitung3,709 > ttabel1,987; 4) terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, dimana nilai koefesien dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan Fhitung231,126 > Ftabel2,71.
Besarnya pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yaitu 88,9% dan sisanya 11,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Melalui penelitian ini disarankan kepada wajib pajak untuk lebih menambah pengetahuan dalam bidang perpajakan, untuk lebih memiliki kesadaran dalam membayar pajak, kepada petugas pajak menerapkan sanksi yang lebih tegas pada wajib pajak agar wajib pajak yang lalai berkurang.
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI
DI PASAMAN BARAT
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanana Pajak Pratama BukitTinggi Wilayah Kerja Pasaman Barat) Oleh
, . , . , , . , .
Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat
1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3
Dosen STKIP PGRI Sumbar Email:nurazizah188@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to analyze 1) the influence of knowledge of tax on tax compliance personal income, 2) effect of awareness of taxpayers on tax compliance personal income, 3) the effect of sanctions taxes on tax compliance personal income, 4) the effect of knowledge of tax , awareness of taxpayers and tax sanctions jointly on tax compliance personal income in Pasaman Barat. Results of the analysis showed that 1) there is positive and significant knowledge on tax compliance tax personal income, which is worth the regression coefficient 0,571 with a significance of 0,000 < 0,05 and 4,896 tcount> ttable1,987; 2) there is positive and significant awareness of taxpayers on tax compliance personal income, which is worth the regression coefficient 0,382 with a significance of 0,002 < 0,05 and 3,187 tcount > ttable1,987; 3) there is positive and significant tax penalties on tax compliance personal income, which is worth the regression coefficient 0,159 with a significance of 0,000 < 0,05 and 3,709 tcount > ttable 1,987; 4) there is positive and significant correlation between tax knowledge, awareness of taxpayers and tax penalties against an individual taxpayer compliance, where the value of coefficient with a significance of 0,000 < 0,05 and 231,126 Fcount> Ftable
2,71. The magnitude of the effect of tax knowledge, awareness of taxpayers and tax penalties against an individual taxpayer compliance which was 88,9% and the remaining 11.1% is influenced by other factors not included in this study. Through this research suggested to the taxpayer to further increase knowledge in the field of taxation, in order to have more awareness of the tax, to tax officers to apply tougher sanctions on the taxpayer so taxpayers are negligent reduced.
Keywords: Taxpayer Compliance, Tax Knowledge, Consciousness Taxpayer, Tax Penalties.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 2) pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 3) pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, 4) pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. Hasil analisis menunjukan bahwa 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,571 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan thitung4,896 > ttabel1,987; 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,382 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 dan thitung3,187 > ttabel1,987; 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi, dimana koefesien regresi bernilai 0,159 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan thitung3,709 > ttabel1,987; 4) terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, dimana nilai koefesien dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan Fhitung231,126 > Ftabel2,71.
Besarnya pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yaitu 88,9% dan sisanya 11,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Melalui penelitian ini disarankan kepada wajib pajak untuk lebih menambah pengetahuan dalam bidang perpajakan, untuk lebih memiliki kesadaran dalam membayar pajak, kepada petugas pajak menerapkan sanksi yang lebih tegas pada wajib pajak agar wajib pajak yang lalai berkurang.
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat penting untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan perekonomian negara. Setiap tahun pemerintah berusaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak guna membiayai pengeluaran negara karena semakin tinggi tingkat penerimaan pajak maka semakin tinggi kemampuan negara membiayai pembangunan dan sebaliknya jika semakin kecil penerimaan pajak maka semakin rendah kemampuan negara dalam hal mewujudkan pembangunan negara.
Menurut Soemitro dalam (Mardiasmo, 2009:1) , pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan iuran yang sifatnya memaksa. Karena sifatnya yang memaksa umumnya masyarakat akan berusaha untuk menghindarinya karena dirasa menjadi suatu beban yang sifatnya rutinitas meskipun secara teori nantinya pembayaran pajak dari rakyat ke kas negara akan digunakan untuk kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang artinya masyarakat yang membayar pajak pun akan menikmati pajak yang telah ia setorkan.
Penerimaan pajak akan optimal apabila adanya kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak, karena sebagian besar pekerjaan dalam memenuhi kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri (Rahayu, 2006:109). Selain itu kepatuhan untuk memenuhi kewajiban perpajakan secara suka rela dijadikan sebagai tulang punggung
berjalannya Self Assesment System ini.
Self Assessment System yaitu suatu
sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Resmi, 2007).
Keuntungan Self Assesment System ini adalah Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh aparat pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku. Sebagai konsekuensinya Direktorat Jendral Pajak berkewajiban untuk melakukan salah satu bentuk pengawasan dan pembinaan terhadap Wajib Pajak tersebut melalui pemeriksaan pajak. Sedangkan kelemahan Self Assesment System yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, Membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutangnya dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sering disalah gunakan. Wajib pajak cendrung untuk tidak patuh dan adanya keinginan untuk penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak. Sehingga berakibat pada penerimaan negara akan berkurang.
Rendahnya kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh pengetahuan pajak sebagian besar wajib pajak masih rendah. Pengetahuan yang miliki masyarakat tentang perpajakan juga sering dituding sebagai latar belakang penyebab Wajib Pajak tidak memenuhi kewajibannya. Memang, banyak wajib pajak yang belum memenuhi secara benar tata cara perpajakan dan Self Assesment System yang menyebabkan Wajib Pajak banyak menggunakan jasa pihak ketiga (calo) dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT).
Pengetahuan pajak dapat meningkatkan kepatuhan sebagaimana yang diungkapkan oleh Fallan dalam
(Rahayu, 2010:141)“dengan kualitas
memberikan sikap memenuhi kewajiban melalui adanya sistem perpajakan suatu
negara yang adil”. Selain itu
pengetahuan pajak sangat diperlukan oleh wajib pajak kerena bagaimana mungkin wajib pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakan, artinya bagaimana wajib pajak disuruh untuk menyerahkan SPT tepat waktu jika mereka tidak tahu kapan waktu jatuh tempo penyerahan SPT.
Kesadaran wajib pajak atas pajak yang berfungsi sebagai penerimaan negara diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Direktorat Jendral Pajak laporan tahunannya (2007:27)“salah satu kunci dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah meningkatkan kesadaran wajib pajak akan hak dan kewajiban
perpajakannya”. Tetapi untuk
memunculkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajaknya tidaklah mudah karena banyak hal yang menyebabkan rendahnya kesadaran pajak atas kewajiban perpajakannya seperti banyak kasus korupsi yang melibatkan para fiskus dan wajib pajak merasa tidak perlu bayar pajak karena wajib pajak merasa akan dirugikan.
Untuk itu diperlukan usaha sebagaimana yang dijelaskan oleh (Purnomo, 2008) bahwa “kesadaran
wajib pajak untuk membayar pajak juga tergantung pada cara pemerintah memberikan penerangan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai wajib pajak agar kesan dan pandangan yang keliru tentang arti dan fungsi pajak dapat
dihilangkan”.
Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam undang-undang perpajakan, begitu pula mengenai sanksi pajak. Sanksi pajak diperlukan untuk memberikan efek jera bagi pelanggar pajak. Rahayu
(2006:112) menjelaskan bahwa “wajib
pajak akan patuh (karena tekanan) karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat tindakan legal dalam usahanya untuk menyelundupkan
pajak”. Tetapi masih banyak wajib pajak
yang tidak takut akan sanksi yang akan dikenakan, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya wajib pajak yang tidak membayar / kurang bayar kewajiban perpajakannya.
Sama halnya dengan yang terjadi di KPP Pratama Bukit Tinggi Wilayah Kerja Pasaman Barat diperoleh informasi bahwa masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak, yang dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:
Tabel 1. Kepatuhan Wajib Pajak KPP Pratama Bukit Tinggi Wilayah Kerja Pasaman Barat Periode 2011-2015 Tahun Pajak Jumlah Wajib Pajak yang Terdaftar (Ribuan) Jumlah Wajib Pajak yang Melaporkan SPT (Ratusan) Kepatuh an Perpajak an (%) 2011 2.310 472 20,43 2012 3.241 598 18,45 2013 3.805 614 16,14 2014 4.711 556 11,80 2015 6.238 1.043 16,72
Sumber: Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Barat dan Jambi tahun 2016
Tabel kepatuhan wajib pajak di atas dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah wajib pajak meningkat, walaupun jumlah wajib pajak meningkat tetapi belum semua wajib pajak yang melapor. Seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajak, wajib pajak yang melaporpun ikut naik, dan tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat tetapi dapat dikatagorikan tingkat kepatuhan wajib pajak di wilayah Pasaman Barat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
tingakat persentase kepatuhan paling tinggi adalah 16,72%.
Berdasarkan ulasan di atas, penulis juga bermaksud untuk melakukan suatu penelitian tentang wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman
Barat “Pengaruh Pengetahuan Pajak,
Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Pasaman Barat (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bukit Tinggi Wilayah Kerja Pasaman
Barat)”.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah terdapat pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat, apakah terdapat pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat, apakah terdapat pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat, apakah terdapat pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat.
KAJIAN PUSTAKA
Teori Pajak
Defenisi pajak menurut Mardiasmo yang dikutip oleh Soemitro (2011:01) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) engan tidak mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang lansung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Teori Kepatuhan Wajib Pajak
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) mengartikan kepatuhan itu tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan pengertian kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Pendapat lain mengemukakan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara (Rahayu, 2010:139).
Indikator kepatuhan pajak menurut Nasucha dalam (Rahayu, 2006:111) adalah sebagai berikut:
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.
2. Kepatuhan untuk menyetor kembali surat pemberitahuan.
3. Kepatuhan dalam menghitung pembayaran pajak terutang, kepatuhan dalam membayar tunggakan.
Teori Pengetahuan Pajak
Menurut (Hardiningsih, 2011) pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Indikator dari pengetahuan pajak itu sendiri menurut Fallan dalam (Rahayu, 2010:142), terdiri dari :
1. Pengetahuan mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan 2. Pengetahuan mengenai fungsi
perpajakan,
Terdapat dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut
a. fungsi Penerimaan (Budgeter) dan fungsi Mengatur (Reguler) b. pengetahuan mengenai system
Teori Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran Wajib Pajak adalah sikap mengerti wajib pajak orang pribadi atau badan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak. Meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak juga tergantung pada cara pemerintah memberikan penerangan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai wajib pajak agar kesan dan pandangan yang keliru tentang arti dan fungsi pajak dapat dihilangkan (Purnomo, 2008).
Indikator kesadaran wajib pajak menurut (Muhammad Ash Shiddiq, 2011:38) adalah sebagai berikut:
1. Dorongan hati nurani.
2. Perilaku wajib pajak terhadap pajak 3. Tingkat pendapatan.
Teori Sanksi Pajak
Menurut Mardiasmo (2009:57), sanksi pajak adalah jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.
Indikator sanksi perpajakan menurut Smith dalam (Rahayu, 2010:63) adalah sebagai berikut:
1. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak harus jelas.
2. Sanksi perpajakan tidak mengenal kompromi (not arbitrary).
3. Tidak ada toleransi, sanksi yang diberikan hendaklah seimbang 4. Hendaknya sanksi yang diberikan
langsung memberikan efek jera.
HIPOTESIS
1. Ha: ≥ 0 Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
Ho: < 0 Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
2. Ha: ≥ 0 Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
Ho: < 0 Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
3. Ha: ≥ 0 Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
Ho: < 0 Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
4. Ha: ≥ 0 Diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
Ho: < 0 Diduga tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wajib pajak yang terdaftar di kantor pelayanan pajak
pratama Bukittinggi wilayah kerja Pasaman Barat dan jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 91 wajib pajak.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel kepatuhan wajib pajak(Y), pengetahuan pajak(X1), kesadaran wajib pajak(X2) dan sanksi pajak(X3) sebagai variabel bebasnya.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Diketahui bahwa variabel kepatuhan memiliki rata-rata skor sebesar 3,34 dengan tingkat pencapaian (TCR) 66,8% yang berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa wajib pajak sudah cukup patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan tiap tahunnya. Tanggapan responden yang tertinggi terdapat pada indikator kepatuhan untuk menyetor kembali surat pemberitahuan dengan rata-rata skor sebesar 3,6 dengan TCR 72% berada pada ketegori cukup, Sedangkan tanggapan yang terendah berada pada indikator kepatuhan dalam membayar tunggakan dengan rata- rata skor sebesar 3,2 dan TCR sebesar 64% berada pada kategori cukup.
Deskripsi Variabel Pengetahuan Pajak (X1)
Diketahui bahwa variabel pengetahuan pajak memiliki rata-rata skor sebesar 3,27 dan tingkat pencapaian 65,5% yang berada pada kategori cukup, artinya bahwa pengetahuan dari wajib pajak sudah cukup dalam memahami perpajakan di Indonesia. Tanggapan yang tertinggi berada pada indikator Pengetahuan mengenai fungsi perpajakan dengan rata-rata skor sebesar
3,37 dan TCR sebesar 67,4% berada pada kategori cukup, Sedangkan tanggapan respoden yang terendah berada pada indikator pengetahuan mengenai sistem perpajakan di Indonesia dengan rata-rata skor sebesar 3,13 dan TCR sebesar 62,7% berada pada kategori kurang.
Deskripsi Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Diketahui bahwa variabel kesadaran wajib pajak memiliki rata-rata skor sebesar 3,46 dan tingkat pencapaian 69,2% yang berada pada kategori cukup, artinya wajib pajak telah memiliki kesadaran yang cukup mengenai pemenuhan kewajiban perpajakannya. Tanggapan yang tertinggi berada pada indikator tingkat pendapatan wajib pajak dengan rata-rata skor sebesar 3,6 dan TCR sebesar 72,1% berada pada kategori cukup, sedangkan tanggapan respoden yang terendah berada pada indikator dorongan hati nurani dengan rata-rata skor sebesar 3,32 dan TCR sebesar 66,3% berada pada kategori cukup.
Deskripsi Variabel Sanksi Pajak (X3)
Diketahui bahwa variabel sanksi pajak rata-rata skor sebesar 3,43 dan tingkat pencapaian 68,6% yang berada pada kategori cukup, artinya bahwa cukup patuh dalam memenuhi perpajaknnya, karena adanya sanksi yang diterapkan oleh petugas pajak. Tanggapan yang tertinggi berada pada indikator sanksi yang diberikan hendaklah seimbang dengan rata-rata skor sebesar 3,64 dan TCR sebesar 72,7% berada pada kategori cukup, Sedangkan tanggapan respoden yang terendah berada pada indikator sanksi perpajakan tidak mengenal kompromi, tidak ada toleransi dengan rata-rata skor sebesar 3,21 dan TCR sebesar 64,3% berada pada kategori kurang.
Dari model persamaan regresi linear berganda dibawah dapat diketahui
bahwa nilai konstanta sebesar 2,941 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel pengetahuan
pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak maka kepatuahan telah mencapai 2,941.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,941 1,413 2,081 0,040 Pengetahuan (X1) 0,571 0,117 0,536 4,896 0,000 Kesadaran (X2) 0,382 0,120 0,345 3,187 0,002 Sanksi (X3) 0,159 0,043 0,148 3,709 0,000
Sumber: Olahan Data Primer, 2017
Koefesien regresi variabel pengetahuan (X1) sebesar 0,571. Hal ini berarti adanya pengaruh positif pengetahuan terhadap kepatuhan wajib pajak, apabila nilai pengetahuan meningkat sebesar satu satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,571 dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Koefesien regresi variabel kesadaran wajib pajak (X2) sebesar 0,382. Hal ini berarti adanya pengaruh positif kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, apabila nilai kesadaran wajib pajak meningkat sebesar satu satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar
0.382 dalam setiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Koefesien regresi variabel Sanksi Pajak (X3) sebesar 0,159. Hal ini berarti adanya pengaruh positif sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, apabila nilai sanksi pajak meningkat sebesar satu satuan maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 0,159 dalamsetiap satuannya, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Uji Koefesien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,943a 0,889 0,885 2,739
Sumber: Olahan Data Primer, 2017
Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi yang dapat dilihat pada tabel di atas diperoleh hasil nilai R square
sebesar 0,889 yang artinya 88,9% perubahan pada variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) dapat dijelaskan
oleh variabel independen (pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak, dan sanksi pajak) sedangkan sisanya sebesar
11% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,941 1,413 2,081 0,040 Pengetahuan (X1) 0,571 0,117 0,536 4,896 0,000 Kesadaran (X2) 0,382 0,120 0,345 3,187 0,002 Sanksi (X3) 0,159 0,043 0,148 3,709 0,000
Sumber: Olahan data Primer, 2017
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan).
Dari Tabel di atas dapat dilihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah:
a) Hipotesis 1, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak penghasilan orang pribadi (Y) Diperoleh nilai koefesien regresi pengetahuan sebesar 0,571 dan nilai thitung sebesar 4,896 > ttabel ( 1,987) sedangkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengetahuan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. b) Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara kesadaran wajib pajak (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak penghasilan orang pribadi (Y)
Diperoleh nilai koefesien regresi tingkat pendidikan wajib pajak sebesar 0,382 dan nilai thitung sebesar 3,187 > ttabel (1,987) sedangkan nilai signifikansi 0,002 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat.
c) Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Sanksi pajak (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi (Y)
Diperoleh nilai koefesien regresi sanksi pajak sebesar 0,159 dan nilai thitung sebesar 3,709 > ttabel( 1,987) sedangkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0ditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat.
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5201,019 3 1733,673 231,126 0,000a
Residual 652,585 87 7,501
Total 5853,604 90
Sumber: Olahan Data Primer, 2017 Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Fhtung (231,126) > Ftabel(2,71) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefesien regresi yang bernilai positif yaitu 0,571 dan nilai thitung sebesar 4,896 > ttabel sebesar 1,987 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya semakin meningkat tingkat pengetahuan wajib pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 2. Kesadaran wajib pajak secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib Pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefesien regresi yang bernilai positif yaitu 0,382 dan nilai
3. thitung sebesar 3,187 > ttabel sebesar 1,987 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Artinya semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak.
4. Sanksi pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib Pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefesien regresi yang bernilai positif yaitu 0,159 dan nilai thitung sebesar 3,709 > ttabel sebesar 1,987 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya semakin tegas sanksi yang diterapkan oleh petugas pajak maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak.
5. Pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak penghasilan orang pribadi di Pasaman Barat yang dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 123,231 > Ftabelsebesar 2,71 dan nilai signigikansi 0,000 < 0,005. Artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan wajib pajak, semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dan semakin tegas sanksi pajak yang diterapkan maka kepatuhan wajib dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga akan semakin tinggi dan sebaliknya.
SARAN
Bertitik tolak dari uraian yang telah dikemukankan sebelumnya dan hasil penelitian ini serta kesimpulan yang diperoleh, maka dapat dikemukan saran-saran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada wajib pajak untuk lebih menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai sistem perpajakan di Indonesia.
2. Disarankan kepada wajib pajak untuk lebih sukarela dan dengan kesadaran dalam membayar pajak bukan karena paksaaan.
3. Disarankan kepada petugas pajak untuk lebih memberikan sanksi yang tegas pada wajib pajak yang lalai guna tercapainya target pajak.
4. Penelitian ini hanya memfokuskan pada 3 variabel independen yaitu pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak. Seluruh variabel independen dalam penelitian ini hanya mampu mempengaruhi variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi PPh sebesar 88,9%, sedangkan sisanya 11,1% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independen dalam penelitian ini. Maka bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen lain yang lebih berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiningsih, Pancawati. (2011). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan Dan Perbankan, Vol. 3. No.1. Hlm.126– 143.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Purnomo, Siti, Musyafaroh dan Adi. (2008). Pengaruh Kesadaran Dan Persepsi Tentang Sanksi, Dan Hasrat Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis, Vol. 5(1), Hlm. 34–50.
Rahayu, Soni, Devano dan Siti, Kurnia. (2006). Perpajakan: Konsep Teori dan Isu. Jakarta: Prenada Media Group.
Rahayu, Siti, Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Resmi, Siti. (2009). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Shiddiq, Muhammad, Ash. (2011). Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Di Tangerang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis . Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.