• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 3.012 Kwintal. Dibandingkan

tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 1.181 Kwintal (- 28,17 persen). Penurunan

ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas sebesar 14,72 Kwintal per hektar (-34,76

persen) meskipun luas panen meningkat sebesar 10 hektar (-10,10 persen) dibandingkan

tahun 2013.

B. CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 117.719 Kwintal.

Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 10.105 Kwintal (-7,91

persen). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitasnya sebesar 3,54 Kwintal

per hektar (-6,36 persen) dan juga berkurangnya luas panen sebesar 38 hektar (-1,66

persen) dibandingkan tahun 2013.

C. BAWANG MERAH

Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2014 sebesar 1.217 Kwintal. Dibandingkan

tahun 2013, produksi menurun sebesar 1.068 Kwintal (-46,74 persen). Penurunan ini

disebabkan oleh berkurangnya luas panen sebesar 34 hektar (-47,22 persen) meskipun

produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,29 Kwintal per hektar (0,91 persen)

dibandingkan tahun 2013.

No. 46/08/75/TH. IX, 3 Agustus 2015

PRODUKSI

CABAI

BESAR,

CABAI

RAWIT,

DAN

BAWANG

MERAH

TAHUN

2014

Produksi Cabai Besar Sebesar 3.012 Kwintal, Cabai Rawit Sebesar 117.719 Kwintal, Dan

Bawang Merah Sebesar 1.217 Kwintal

1.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan

dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi

tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup

produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah.

Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per

(2)

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang

Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode

perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan

dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang

digunakan keadaan pada bulan Desember 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 77

kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk

diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan

baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Gorontalo tahun 2014 sebesar 3.012 kwintal (Gambar 1),

mengalami penurunan sebesar 1.181 kwintal (-28,17 persen) dibandingkan tahun 2013.

Penurunan produksi cabai besar tahun 2013 tersebut terjadi di Kabupaten Boalemo dan

Kabupaten Pohuwato masing-masing sebesar 1.003 kwintal dan 483 Kwintal. Sedangkan di

Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango masih mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 46 kwintal dan 259 kwintal.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo,

Tahun 2012–2014 (Kwintal) 2328 ,0 580,0 793,0 - - -3150 ,0 90,0 553,0 400,0 - -2147 ,0 136,0 70,0 659,0 - 500,0 1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0

Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo Utara

Kota Gorontalo

(3)

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 terbesar di Kabupaten Boalemo

yaitu mencapai 71,28 persen, diikuiti oleh Kabupaten Bone Bolango (21,88 persen),

Kabupaten Gorontalo (4,52 persen) dan Kabupaten Pohuwato (2,32 persen). Sedangkan

Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo tidak mengusahakan tanaman cabai besar

pada tahun 2014.

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014

disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2013-2014, peningkatan produksi cabai besar

terjadi pada triwulan I dan II. Pada triwulan I terjadi peningkatan sebesar 351 kwintal (46,49

persen) dan pada triwulan II sebesar 302 kwintal (51,10 persen). Sementara pada triwulan III

dan IV terjadi penurunan yaitu masing-masing sebesar sebesar 921 kwintal (-61,56 persen),

dan 913 kwintal (-67,58 persen)

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Kab. Boalemo 2.328 3.150 2.147 822 35,31 -1.003 -31,84 Kab. Gorontalo 580 90 136 -490 -84,48 46 51,11 Kab. Pohuwato 793 553 70 -240 -30,26 -483 -87,34 Kab. Bone Bolango - 400 659 400 0,00 259 64,75 Kab. Gorontalo Utara - - - 0 0,00 0 0,00 Kota Gorontalo - - - 0 0,00 0 0,00 Prov. Gorontalo 3.701 4.193 3.012 492 13,29 -1.181 -28,17 Luas Panen (ha)

Kab. Boalemo 87 81 79 -6 -6,90 -2 -2,47

Kab. Gorontalo 10 1 6 -9 -90,00 5 500,00

Kab. Pohuwato 13 6 3 -7 -53,85 -3 -50,00

Kab. Bone Bolango 0 11 21 11 0,00 10 90,91

Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 0 0,00 0 0,00

Kota Gorontalo 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Prov. Gorontalo 110 99 109 -11 -10,00 10 10,10 Produktivitas (Kw/Ha) Kab. Boalemo 26,76 38,89 27,18 12,13 45,33 -11,71 -30,12 Kab. Gorontalo 58,00 90,00 22,67 32,00 55,17 -67,33 -74,81 Kab. Pohuwato 61,00 92,17 23,33 31,17 51,09 -68,83 -74,68 Kab. Bone Bolango - 36,36 31,38 36,36 0,00 -4,98 -13,70 Kab. Gorontalo Utara - - - 0,00 0,00 0,00 0,00 Kota Gorontalo - - - 0,00 0,00 0,00 0,00 Prov. Gorontalo 33,65 42,35 27,63 8,71 25,88 -14,72 -34,76 Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar

Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Triwulan I 676 755 1.106 79 11,69 351 46,49 Triwulan II 760 591 893 -169 -22,24 302 51,10 Triwulan III 1.513 1.496 575 -17 -1,12 -921 -61,56 Triwulan IV 752 1.351 438 599 79,65 -913 -67,58

Luas Panen (ha)

Triwulan I 10 21 43 11 110,00 22 104,76 Triwulan II 22 25 39 3 13,64 14 56,00 Triwulan III 62 42 27 -20 -32,26 -15 -35,71 Triwulan IV 42 50 21 8 19,05 -29 -58,00 Produktivitas (Kw/Ha) Triwulan I 67,60 35,95 25,72 -31,65 -46,82 -10,23 -28,46 Triwulan II 34,55 23,64 22,90 -10,91 -31,57 -0,74 -3,14 Triwulan III 24,40 35,62 21,30 11,22 45,96 -14,32 -40,21 Triwulan IV 17,90 27,02 20,86 9,12 50,91 -6,16 -22,81

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada tahun 2014 (Gambar 2) menunjukkan pola

yang menurun dari setiap triwulan ke triwulan berikutnya. Hal ini berbeda dengan pola luas

panen pada tahun 2012 dan 2013 yang menunjukkan pola peningkatan setiap triwulan ke

triwulan berikutnya.

Gambar 2

Pola Luas Panen Cabai Besar, 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 10,0 22,0 62,0 42,0 2013 21,0 25,0 42,0 50,0 2014 43,0 39,0 27,0 21,0 ,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Lu as Pan e n ( h a)

(5)

4.

PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 117.719 kwintal, mengalami

penurunan sebanyak 10.105 kwintal (7,91 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan

produksi cabai rawit dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di Kabupaten Pohuwato sebesar

10.013 kwintal (-40,77 persen), Kabupaten Bone Bolango sebesar 6.201 kwintal (-27,92

persen), di Kabupaten Boalemo sebesar 4.105 kwintal (-8,79 persen) dan di Kota Gorontalo

sebesar 134 kwintal (-69,43 persen). Sedangkan di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten

Gorontalo Utara mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7.152 kwintal (30,22

persen) dan 3.196 kwintal (30,42 persen).

Persentase produksi cabai rawit tahun 2014 terbesar di Kabupaten Boalemo yaitu

sebesar 36,17 persen, dan yang terendah di Kota Gorontalo sebesar 0,05 persen..

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo,

Tahun 2012–2014

(Kwintal) 3437 3,0 3450 1,0 1607 7,0 1536 7,0 1782 4,0 19 9,0 46 68 3,0 2366 8,0 2456 2,0 2221 2,0 1050 6,0 193,0 4257 8,0 3082 0,0 1454 9,0 1601 1,0 13 70 2,0 59,0 5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 25000,0 30000,0 35000,0 40000,0 45000,0 50000,0

Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo Utara

Kota Gorontalo

(6)

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Kab. Boalemo 34.373 46.683 42.578 12.310 35,81 -4.105 -8,79 Kab. Gorontalo 34.501 23.668 30.820 -10.833 -31,40 7.152 30,22 Kab. Pohuwato 16.077 24.562 14.549 8.485 52,78 -10.013 -40,77 Kab. Bone Bolango 15.367 22.212 16.011 6.845 44,54 -6.201 -27,92 Kab. Gorontalo Utara 17.824 10.506 13.702 -7.318 -41,06 3.196 30,42 Kota Gorontalo 199 193 59 -6 -3,02 -134 -69,43 Prov. Gorontalo 118.341 127.824 117.719 9.483 8,01 -10.105 -7,91 Luas Panen (ha)

Kab. Boalemo 596 521 583 -75 -12,58 62 11,90

Kab. Gorontalo 481 688 560 207 43,04 -128 -18,60

Kab. Pohuwato 532 520 444 -12 -2,26 -76 -14,62

Kab. Bone Bolango 319 351 367 32 10,03 16 4,56

Kab. Gorontalo Utara 365 211 303 -154 -42,19 92 43,60

Kota Gorontalo 3 5 1 2 66,67 -4 -80,00 Prov. Gorontalo 2.296 2.296 2.258 0 0,00 -38 -1,66 Produktivitas (Kw/Ha) Kab. Boalemo 57,67 89,60 73,03 31,93 55,36 -16,57 -18,49 Kab. Gorontalo 71,73 34,40 55,04 -37,33 -52,04 20,63 59,98 Kab. Pohuwato 30,22 47,23 32,77 17,01 56,30 -14,47 -30,63 Kab. Bone Bolango 48,17 63,28 43,63 15,11 31,37 -19,66 -31,06 Kab. Gorontalo Utara 48,83 49,79 45,22 0,96 1,96 -4,57 -9,18 Kota Gorontalo 66,33 38,60 59,00 -27,73 -41,81 20,40 52,85 Prov. Gorontalo 51,54 55,67 52,13 4,13 8,01 -3,54 -6,36 Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai

Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014

disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2013-2014, peningkatan terjadi pada triwulan II

sebesar 9.651 kwintal (35,51 persen) dan pada triwulan III naik sebesar 2.942 kwintal (11,37

persen). Akan tetapi, pada triwulan I dan IV mengalami penurunan masing-masing sebesar

5.724 kwintal (-13,07 persen) dan 16.974 kwintal (-54,80 persen).

(7)

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit

Menurut Triwulan, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Triwulan I 21.250 43.797 38.073 22.547 106,10 -5.724 -13,07 Triwulan II 29.050 27.181 36.832 -1.869 -6,43 9.651 35,51 Triwulan III 44.106 25.873 28.815 -18.233 -41,34 2.942 11,37 Triwulan IV 23.935 30.973 13.999 7.038 29,40 -16.974 -54,80

Luas Panen (ha)

Triwulan I 1.085 1.130 1.279 45 4,15 149 13,19 Triwulan II 1.196 1.121 1.444 -75 -6,27 323 28,81 Triwulan III 1.360 924 1.312 -436 -32,06 388 41,99 Triwulan IV 1.480 1.293 819 -187 -12,64 -474 -36,66 Produktivitas (Kw/Ha) Triwulan I 19,59 38,76 29,77 19,17 97,90 -8,99 -23,20 Triwulan II 24,29 24,25 25,51 -0,04 -0,17 1,26 5,20 Triwulan III 32,43 28,00 21,96 -4,43 -13,66 -6,04 -21,56 Triwulan IV 16,17 23,95 17,09 7,78 48,12 -6,86 -28,64

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2012-2014

memiliki pola yang berbeda. Pada tahun 2012 dam 2013, terjadi kecenderungan peningkatan

luas panen dari triwulan ke triwulan berikutnya. Tetapi pada tahun 2014 terjadi

kecenderungan menurun setiap triwulannya.

Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit, 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 1085,0 1196,0 1360,0 1480,0 2013 1130,0 1121,0 924,0 1293,0 2014 1279,0 1444,0 1312,0 819,0 ,0 200,0 400,0 600,0 800,0 1000,0 1200,0 1400,0 1600,0 Lu as Pan e n ( h a)

(8)

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 1.217 kwintal, mengalami penurunan

sebanyak 1.068 kwintal (-46,74 persen) dibandingkan pada tahun 2013. Penurunan produksi

bawang merah dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di semua kabupaten yang pada tahun

2013 merupakan penghasil bawang merah yaitu Kabupaten Boalemo sebesar 48 kwintal

(-16,27 persen), Kabupaten Gorontalo sebesar 425 kwintal (-45,95 persen) dan Kabupaten

Pohuwato 630 kwintal (-59,15 persen). Sementara Kabupaten Bone Bolango melakukan

panen perdana pada tahun 2014 sebesar 35 kwintal dimana pada tahun-tahun sebelumnya

tidak pernah melakukan penanaman bawang merah.

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo, Tahun

2012–2014

(Kwintal)

Persentase produksi bawang merah Provinsi Gorontalo tahun 2014 terbesar di

Kabupaten Gorontalo yaitu sebesar 41,08 persen diikuti oleh Kabupaten Pohuwato (35,74

persen), Kabupaten Boalemo (20,30 persen) dan Kabupaten Bone Bolango (2,88 persen).

Sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo tidak memiliki produksi bawang

merah.

200,0 635,0 1120 ,0 - 40,0 -295,0 925,0 1065 ,0 - - -247,0 500,0 435,0 35,0 - 200,0 400,0 600,0 800,0 1000,0 1200,0

Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo Utara

Kota Gorontalo

(9)

Tabel 5

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Kab. Boalemo 200 295 247 95 47,50 -48 -16,27 Kab. Gorontalo 635 925 500 290 45,67 -425 -45,95 Kab. Pohuwato 1.120 1.065 435 -55 -4,91 -630 -59,15 Kab. Bone Bolango - - 35 0 0,00 35 0,00 Kab. Gorontalo Utara 40 - - -40 -100,00 0 0,00 Kota Gorontalo - - - 0 0,00 0 0,00 Prov. Gorontalo 1.995 2.285 1.217 290 14,54 -1.068 -46,74 Luas Panen (ha)

Kab. Boalemo 8 11 8 3 37,50 -3 -27,27

Kab. Gorontalo 29 26 16 -3 -10,34 -10 -38,46

Kab. Pohuwato 41 35 13 -6 -14,63 -22 -62,86

Kab. Bone Bolango 0 0 1 0 0,00 1 0,00

Kab. Gorontalo Utara 2 0 0 -2 -100,00 0 0,00

Kota Gorontalo 0 0 0 0 0,00 0 0,00 Prov. Gorontalo 80 72 38 -8 -10,00 -34 -47,22 Produktivitas (Kw/Ha) Kab. Boalemo 25,00 26,82 30,88 1,82 7,27 4,06 15,13 Kab. Gorontalo 21,90 35,58 31,25 13,68 62,48 -4,33 -12,16 Kab. Pohuwato 27,32 30,43 33,46 3,11 11,39 3,03 9,97 Kab. Bone Bolango - - 35,00 0,00 0,00 35,00 0,00 Kab. Gorontalo Utara 20,00 - - -20,00 -100,00 0,00 0,00 Kota Gorontalo - - - 0,00 0,00 0,00 0,00 Prov. Gorontalo 24,94 31,74 32,03 6,80 27,26 0,29 0,91 Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014

ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2013-2014, peningkatan produksi hanya terjadi pada

triwulan II sebesar 200 kwintal (50,00 persen). Sementara itu, penurunan produksi terjadi

pada triwulan I sebesar 1.045 kwintal 86,72 persen) dan triwulan III sebesar 223 kwintal

(-51,26 persen). Sedangkan pada triwulan IV produksinya stagnan, sama dengan tahun 2013.

(10)

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah

Menurut Triwulan, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (Kwintal) Triwulan I 475 1.205 160 730 153,68 -1.045 -86,72 Triwulan II 390 400 600 10 2,56 200 50,00 Triwulan III 320 435 212 115 35,94 -223 -51,26 Triwulan IV 810 245 245 -565 -69,75 0 0,00

Luas Panen (ha)

Triwulan I 21 34 5 13 61,90 -29 -85,29 Triwulan II 18 13 17 -5 -27,78 4 30,77 Triwulan III 14 17 7 3 21,43 -10 -58,82 Triwulan IV 27 8 9 -19 -70,37 1 12,50 Produktivitas (Kw/Ha) Triwulan I 22,62 35,44 32,00 12,82 56,69 -3,44 -9,71 Triwulan II 21,67 30,77 35,29 9,10 42,01 4,52 14,71 Triwulan III 22,86 25,59 30,29 2,73 11,95 4,70 18,36 Triwulan IV 30,00 30,63 27,22 0,63 2,08 -3,40 -11,11

Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Gambar 6 menunjukkan bahwa luas panen bawang merah pada tahun 2013 memiliki

pola cenderung menurun dari triwulan ke triwulan berikutnya. Sementara pada tahun 2012

juga mengalami kecenderungan sama menurun tetapi pada triwulan IV terjadi peningkatan

luas panen. Pada tahun 2014, pola luas panen dari triwulan ke triwulan cenderung

meningkat, dan peningkatan tertinggi terjadi pada triwulan II.

Gambar 6

Pola Luas Panen Bawang Merah, Tahun 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 21,0 18,0 14,0 27,0 2013 34,0 13,0 17,0 8,0 2014 5,0 17,0 7,0 9,0 ,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 Lu as Pan e n ( h a)

Gambar

Gambar  4  menunjukkan  bahwa  luas  panen  cabai  rawit  selama  periode  2012-2014  memiliki pola yang berbeda
Gambar 6 menunjukkan bahwa luas panen bawang merah pada tahun 2013 memiliki  pola cenderung menurun dari triwulan ke triwulan berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik.. NAMA :

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

Métode déskriptif nya éta panalungtikan anu mangrupa akumulasi data dasar dina cara déskriptif wungkul, teu nguji hipotésis, teu nyieun ramalan, atawa teu meunangkeun

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Tujuan yang hendak dicapai adalah menghasilkan perancangan media promosi yang tepat dan efektif sehingga dapat meningkatkan omzet pemasangan iklan pada tabloid simpang

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan