• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  i 

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS

PADA

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

PELATIHAN PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  ii 

PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN

NOMOR : 109/Per/KP.430/J/05/11 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA

UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk turut menghasilkan wirausahawan agribisnis sekaligus pelopor dan penggerak pembangunan pertanian di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Pertanian serta memberikan acuan bagi pelaksanaan pengelolaan inkubator agribisnis, maka perlu menyusun petunjuk pelaksanaannya;

b. bahwa agar pelaksanaan pengelolaan inkubator agribisnis di Unit Pelaksana Teknis Pelaksana Pertanian sebagaimana dimaksud pada butir a di atas dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu menetapkan petunjuk pelaksanaannya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

(3)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  iii 

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019);

6. Peraturan Pemerintah 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

7. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

10. Keputusan Presiden Nomor 157/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan

(4)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  iv 

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN PERTANIAN

Pasal 1

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Pertanian seperti tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan inkubator agribisnis pada Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Pertanian

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Mei 2011

KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERTANIAN,

ATO SUPRAPTO

(5)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  v  SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;

4. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;

5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta V; 6. Kepala UPT Pelatihan Pertanian Pusat dan Daerah.

(6)
(7)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  i 

PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS

PADA

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

PELATIHAN PERTANIAN

(8)
(9)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  i 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian dapat tersusun dengan baik. Melalui pengelolaan inkubator agribisnis, diharapkan UPT Pelatihan Pertanian dapat turut menghasilkan wirausahawan agribisnis selaku pelopor dan penggerak pembangunan pertanian di wilayah kerjanya yang sekaligus merupakan wujud kepedulian dan pengabdian masyarakat.

Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kesamaan persepsi dikalangan pengelola inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian dan sekaligus sebagai acuan dalam membentuk, mengelola dan mengembangkan inkubator agribisnis di wilayah kerja masing-masing.

Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian ini.

Jakarta, Juni 2011 Kepala Badan Penyuluhan

dan Pengembangan SDM Pertanian,

Dr. Ir. Ato Suprapto, MS NIP. 19520202 197901 1 001

(10)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  ii 

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR BAGAN ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Sasaran ... 4

D. Pengertian ... 5

BAB II AZAS, PRINSIP DAN FUNGSI... 8

A. Azas ... 8

B. Prinsip ... 9

C. Fungsi ... 10

D. Strategi dan Upaya Pencapaian ... 12

BAB III PENGELOLAAN ... 15

A. Perencanaan ... 15 B. Pengorganisasian ... 16 C. Pelaksanaan ... 22 D. Pembiayaan ... 26 BAB IV PENGEMBANGAN ... 28 A. Kelembagaan ... 28 B. Sumberdaya Manusia ... 28 C. Program Kerja ... 29 D. Kerjasama ... 30

(11)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  iii 

BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI SERTA

PELAPORAN ... 31

A. Pemantauan dan Evaluasi ... 31

B. Pelaporan ... 33

BAB VI PENUTUP ... 34 LAMPIRAN

(12)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  iv 

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Struktur Organisasi Inkubator Agribisnis

pada UPT Pelatihan Pertanian... 18 Bagan 2. Alur Pelaporan Inkubator Agribisnis

(13)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  v 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Formulir Penjaringan

(14)
(15)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  1  LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGA

SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN NOMOR : 109/Per/KP.430/05/11 TANGGAL : 30 Mei 2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan lingkungan strategis dunia usaha dibidang pertanian (agribisnis), baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, menuntut pelaku usaha untuk lebih meningkat kemampuan dan daya saingnya melalui penerapan teknologi secara lebih efektif dan efisien. Disisi lain Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian, sebagai lembaga pelatihan pertanian yang andal diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pengembangan kewirausahaan masyarakat pertanian, khususnya pelaku usaha, di wilayah kerjanya dalam pengelolaan agribisnis.

Kontribusi tersebut antara lain diberikan oleh UPT Pelatihan Pertanian melalui inkubator agribisnis untuk turut menghasilkan wirausahawan agribisnis sekaligus pelopor dan penggerak pembangunan pertanian di wilayah kerjanya yang sekaligus merupakan wujud kepedulian dan pengabdian masyarakat. Hal ini dilakukan melalui dukungan layanan konsultasi dan fasilitasi

(16)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  2 

pembelajaran usaha bagi petani/pelaku usaha yang memerlukan pembinaan dan pendampingan sebagai pengguna jasa inkubator agribisnis/tenant yang akan diinkubasi, sehingga mampu mengelola dan mengembangkan usaha secara lebih menguntungkan.

Keberadaan inkubator agribisnis menjadi sangat penting karena pada umumnya petani kecil sangat rentan terhadap resiko terutama pada tahap awal usaha. Sejumlah ahli menyatakan bahwa pada tahap awal, petani kecil diibaratkan sebagai bayi yang lahir prematur. Bayi prematur ini biasanya memerlukan perlakuan khusus, misalnya melalui inkubasi, sehingga dapat hidup sebagaimana bayi yang lahir normal dan terhindar dari resiko kematian. Sistem inkubasi ini kemudian diadopsi sebagai bagian dari strategi pembinaan petani kecil pada sejumlah negara.

Dalam rangka mewujudkan kesamaan persepsi dikalangan pengelola inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian, diperlukan Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis sebagai acuan dalam membentuk, mengelola dan mengembangkan inkubator agribisnis di wilayah kerja masing-masing.

(17)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  3 

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Maksud pengelolaan inkubator agribisnis, yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan kontribusi UPT Pelatihan Pertanian dalam mengembangkan wirausahawan agribisnis sekaligus pelopor dan penggerak agribisnis di wilayah kerjanya;

b. Mengoptimalisasikan pemanfaatan sumberdaya

manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPT Pelatihan Pertanian dalam mendukung pengembangan wirausahawan agribisnis yang mandiri di wilayah kerjanya;

c. Membantu percepatan alih teknologi dari sumber-sumber teknologi ke tingkat masyarakat dengan berbagai proses dan metodologi pembelajaran;

d. Mengembangkan jejaring kerja UPT Pelatihan Pertanian dengan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan wirausahawan agribisnis di wilayah kerjanya.

(18)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  4 

2. Tujuan

Tujuan pengelolaan inkubator agribisnis, yaitu sebagai berikut:

a. Menumbuhkembangkan sikap dan mental

kewirausahaan;

b. Meningkatkan kapasitas dalam menerapkan manajemen usaha sesuai dengan prinsip-prinsip agribisnis;

c. Meningkatkan kapasitas dalam mengakses dan

memanfaatkan informasi, teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya;

d. Meningkatkan skala usaha, daya saing dan nilai tambah.

C. Sasaran

Sasaran pelaksanaan pengelolaan inkubator agribisnis bagi pengguna jasa inkubator agribisni, yaitu sebagai berikut:

1. Tumbuhkembangnya sikap dan mental kewirausahaan

agribisnis;

2. Diterapkannya manajemen usaha sesuai dengan prinsip-prinsip agribisnis;

3. Meningkatnya akses dan pemanfaatan informasi teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya;

(19)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  5 

D. Pengertian

Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengan:

1. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas a) sub sistem hulu, yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi; b) sub sistem primer, yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh sub sistem hulu; c) sub sistem agribisnis hilir, yaitu mengolah dan memasarkan komoditas pertanian; dan d) sub sistem penunjang, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang, antara lain permodalan dan teknologi;

2. Inkubator agribisnis adalah suatu unit instalasi pembelajaran kewirausahaan agribisnis yang mewadahi penyelenggaraan kegiatan inkubasi agribisnis;

3. Inkubasi agribisnis adalah suatu proses pembelajaran kewirausahaan agribisnis untuk meningkatkan kompetensi pengguna jasa inkubator dalam mengakses dan memanfaatkan informasi teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya sesuai kebutuhan, dilakukan dalam situasi nyata dan jangka waktu tertentu; 4. Pengguna jasa inkubator agribisnis atau tenant adalah

(20)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  6 

konsultasi/fasilitasi pembelajaran usaha, yang sedang menjalani proses inkubasi untuk jangka waktu tertentu pada inkubator agribisnis;

5. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang; 6. Petani kecil adalah petani yang mengusahakan lahan

pertanian seluas 0,3 ha-2 ha yang masih menggunakan teknologi sederhana;

7. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang mengelola usaha pertanian yang dibentuk menurut hukum Indonesia;

8. Kelompok Ahli/Konsultan/Fasilitator adalah sekelompok orang yang memiliki kompetensi dibidang agribisnis, baik Widyaiswara, tenaga teknis, praktisi maupun pakar yang melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pengguna jasa inkubator agribisnis dalam proses inkubasi agribisnis;

(21)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  7 

9. Pengelola Inkubator Agribisnis adalah pegawai negeri sipil pada UPT Pelatihan Pertanian yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala UPT Pelatihan Pertanian sebagai koordinator pelaksana unit pada inkubator agribisnis.

(22)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  8 

BAB II

ASAS, PRINSIP DAN FUNGSI

A. Asas

1. Kemanfaatan

Keberadaan inkubator agribisnis sebagai unit pembelajaran agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian memberi manfaat bagi pengguna jasa inkubator agribisnis dalam menumbuhkembangkan wirausahawan agribisnis melalui optimalisasi sumber daya yang dimilikinya selaku lembaga pelatihan pertanian yang andal;

2. Keterpaduan

Pembentukan dan pengembangan inkubator agribisnis merupakan bagian integral dari pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pelatihan Pertanian, sehingga tercapai keselarasan, keserasian dan sinergi, baik internal UPT Pelatihan Pertanian, maupun antara UPT Pelatihan Pertanian dengan masyarakat pertanian dan pengguna jasa inkubator agribisnis;

3. Partisipatif

Penyelenggaraan inkubator agribisnis melibatkan secara aktif sumberdaya manusia pada UPT Pelatihan Pertanian,

(23)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  9 

pelaku usaha, masyarakat pertanian dan pengguna jasa inkubator agribisnis di wilayah kerjanya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai dengan evaluasi;

4. Demokrasi

Penyelenggaraan inkubator agribisnis dilaksanakan dengan saling menghormati pendapat antara pengarah, tim

pengawas, penanggungjawab, kelompok ahli/konsultan/fasilitator, pengelola, pelaksana unit dan

pengguna jasa inkubator agribisnis; 5. Kemitraan

Inkubator agribisnis dilaksanakan berdasarkan atas kerjasama yang saling menghargai, saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling membutuhkan diantara unsur pengelola inkubator agribisnis, mitra kerja dan pengguna jasa inkubator agribisnis.

B. Prinsip

1. Langsung

Pengguna jasa inkubator agribisnis memperoleh layanan langsung dalam mengakses dan memanfaatkan informasi teknologi teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya, sesuai kebutuhan;

(24)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  10 

2. Fleksibel

Pengguna jasa inkubator agribisnis dapat memilih jenis usaha yang secara komparatif menguntungkan untuk dikembangkan di daerahnya dan memanfaatkan jasa pembinaan dan pendampingan usaha yang dapat disediakan oleh pengelola inkubator agribisnis;

3. Berkelanjutan

Pembinaan dan pendampingan oleh inkubator agribisnis kepada pengguna jasa inkubator agribisnis dapat diberikan secara berkesinambungan, sampai terwujudnya wirausahawan agribisnis yang mandiri;

4. Berorientasi Agribisnis

Pengelolaan inkubator agribisnis dilakukan melalui proses pembelajaran bagi pengguna jasa dalam menerapkan prinsip-prinsip agribisnis.

C. Fungsi

Fungsi inkubator agribisnis di UPT Pelatihan Pertanian, yaitu sebagai berikut:

1. Unit yang memfasilitasi proses pembelajaran kewirausahaan agribisnis bagi pengguna jasa inkubator agribisnis di wilayah

(25)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  11 

kerjanya dalam rangka menghasilkan wirausahawan mandiri sekaligus pelopor dan penggerak agribisnis;

2. Penyedia layanan informasi, konsultasi, pembinaan dan

pendampingan agribisnis bagi pengguna jasa inkubator agribisnis yang memerlukannya, dalam rangka mengembangkan usaha yang prospektif di daerah masing-masing;

3. Mediator dalam menjembatani kemitraan diantara pengguna jasa inkubator agribisnis dan antarpengguna jasa inkubator agribisnis dengan pengusaha kecil/menengah/besar;

4. Mediator dalam menjembatani aksesibilitas pengguna jasa inkubator agribisnis terhadap sumber-sumber informasi teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya sesuai kebutuhan;

5. Akselerator dalam penyebarluasan dan penerapan inovasi teknologi tepat guna dibidang agribisnis di tingkat pengguna jasa inkubator agribisnis.

(26)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  12 

D. Strategi dan Upaya Pencapaian 1. Strategi

Strategi pengelolaan inkubator agribisnis dilaksanakan melalui penguatan kelembagaan inkubator agribisnis dengan kegiatan, sebagai berikut:

a. Optimalisasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPT Pelatihan Pertanian;

b. Peningkatan kompetensi kerja sumberdaya manusia pada inkubator agribisnis;

c. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di inkubator agribisnis, baik in wall maupun out wall;

d. Pengembangan kemitraan;

e. Pengembangan data base dan sistem informasi agribisnis di wilayah kerja UPT Pelatihan Pertanian.

2. Upaya Pencapaian

a. Memenuhi sarana dan prasarana inkubator agribisnis

sebagai bagian dari instalasi UPT Pelatihan Pertanian berdasarkan master plan (rencana strategis) pada masing-masing UPT Pelatihan Pertanian;

(27)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  13 

b. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPT Pelatihan Pertanian untuk mendukung proses pembelajaran bagi pengguna jasa inkubator agribisnis;

c. Meningkatkan peranserta sumberdaya manusia pada

inkubator agribisnis dalam pelatihan/permagangan, studi banding, seminar, lokakarya, dan kajiwidya dalam rangka peningkatan kompetensi kerja;

d. Melaksanakan pembinaan dan pendampingan bagi

pengguna jasa inkubator agribisnis secara berkesinambungan;

e. Memfasilitasi pengguna jasa inkubator agribisnis dalam

mengembangkan kelembagaan ekonomi formal dalam bentuk badan usaha;

f. Melaksanakan kerjasama teknis dan usaha dengan berbagai sumber teknologi, agroinput, pasar, pembiayaan dan sumberdaya lainnya sesuai kebutuhan;

g. Menumbuhkembangkan jejaring kerja dengan pengguna jasa inkubator agribisnis dan pemangku kepentingan lainnya;

h. Menginventarisasi pengguna jasa inkubator agribisnis di

(28)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  14 

spesifikasi produk yang dihasilkan dan/atau bahan baku yang dibutuhkan, dan permasalahan yang dihadapi.

(29)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  15 

BAB III

PENGELOLAAN

A. Perencanaan

1. Penetapan sekretariat inkubator agribisnis dan fasilitas

lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses inkubasi, baik di in wall maupun di out wall;

2. Penetapan sarana prasarana inkubator agribisnis

berkoordinasi dengan seksi yang membidangi perlengkapan dan instalasi pada UPT Pelatihan Pertanian;

3. Penetapan jenis usaha yang akan dikembangkan oleh

inkubator agribisnis, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Jenis usaha yang dikembangkan inkubator agribisnis disesuaikan dengan permintaan pasar, potensi wilayah kerja, tugas dan fungsi UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan dan komoditas unggulan yang dikembangkan oleh UPT Pelatihan Pertanian;

b. Ruang lingkup jenis usaha dapat dipilih dan ditetapkan berdasarkan pengelompokan menurut sub-sub sistem agribisnis atau merupakan usaha pertanian terpadu dari hulu sampai hilir.

(30)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  16 

B. Pengorganisasian

1. Struktur organisasi dalam pengelolaan inkubator agribisnis sebagaimana digambarkan pada Bagan 1 dan uraian tugas masing-masing personalia dengan susunan sebagaimana berikut, ditetapkan dengan Keputusan Kepala UPT Pelatihan Pertanian:

a. Pengarah : Kepala UPT Pelatihan Pertanian;

b. Kelompok Ahli/

Konsultan/Fasilitator : Widyaiswara, tenaga teknis, praktisi maupun pakar sesuai dengan kompetensi dan spesialisasinya;

c.Tim Pengawas : Tim Satuan Pelaksana

Pengendalian Internal (SPI) pada UPT yang bersangkutan;

d. Penanggungjawab : Kepala Bagian Umum/Kepala Sub Bagian Tata Usaha;

e. Pengelola : ditetapkan dari kalangan pejabat

struktural atau fungsional umum, yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki jiwa kewirausahaan agribisnis;

(31)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  17 

2) Memiliki wawasan dan jejaring kerja yang luas;

3) Mampu berkoordinasi dan

bekerjasama dengan pejabat struktural dan fungsional pada UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan;

4) Mampu mengembangkan

inkubator agribisnis sebagai unit instalasi pembelajaran kewirausahaan agribisnis yang dinamis.

f. Pelaksana Unit : ditetapkan dari kalangan fungsional

umum, sesuai dengan kebutuhan bidang penugasan masing-masing.

(32)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  18 

Bagan 1. Struktur Organisasi Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian

• Jumlah pelaksana unit disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan;

• Masa penugasan pengelola inkubator agribisnis ditetapkan paling lama 5 (lima) tahun.

Kelompok Ahli/ Konsultan/Fasilitator Tim Pengawas Pelaksana Unit Pembelajaran Produksi Penanggung jawab Pelaksana Unit Administrasi dan Keuangan Pengelola Inkubator Agribisnis Pelaksana Unit Pembelajaran Pengolahan Hasil Pelaksana Unit Pembelajaran Kemitraan Usaha Pelaksana Unit Pembelajaran Promosi dan Pemasaran Pengarah

Keterangan: garis pembinaan

(33)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  19 

2. Uraian tugas masing-masing personalia dalam pengelolaan

inkubator agribisnis sebagai berikut :

a. Pengarah

Pengarah bertugas mengarahkan dan mengendalikan pendayagunaan seluruh sumberdaya yang tersedia pada UPT Pelatihan Pertanian seoptimal mungkin dalam rangka pengelolaan dan pengembangan inkubator agribisnis, baik in

wall, maupun out wall;

b. Penanggungjawab

1) Membantu menyiapkan personalia inkubator agribisnis untuk ditetapkan oleh Pengarah;

2) Menyiapkan bahan arahan dan pengendalian

pendayagunaan sumberdaya yang tersedia pada UPT Pelatihan Pertanian seoptimal mungkin dalam rangka pengembangan inkubator agribisnis;

3) Menyiapkan dan menandatangani kontrak kerjasama antara pengguna jasa inkubator agribisnis dengan pihak pengelola inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian, setelah mendapat persetujuan dari Pengarah; 4) Memfasilitasi pengelolaan inkubator agribisnis dalam

(34)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  20 

pengguna jasa inkubator agribisnis, baik in wall, maupun

out wall.

c. Pengelola

Pengelola inkubator agribisnis sebagai unit instalasi pembelajaran pada UPT Pelatihan Pertanian, mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

1) Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk teknis pengelolaan inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian;

2) Menyusun rencana kerja tahunan inkubator agribisnis sebagai bagian dari rencana kerja UPT Pelatihan Pertanian berdasarkan master plan (rencana strategis) pada masing-masing UPT Pelatihan Pertanian. Rencana kerja tahunan tersebut meliputi rencana kerja unit administrasi dan keuangan, pembelajaran produksi, pengolahan hasil, promosi dan pemasaran, serta kemitraan usaha;

3) Melaksanakan kerjasama dengan instansi/lembaga

terkait, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program kerjasama UPT Pelatihan Pertanian;

4) Melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi keberadaan inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian;

(35)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  21 

5) Membuat laporan tentang perkembangan pengelolaan inkubator agribisnis secara periodik, sesuai dengan siklus usaha pengguna jasa inkubator agribisnis kepada Pengarah.

d. Pelaksana Unit

Pelaksana unit bertugas membantu pengelola dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Adapun pelaksana unit administrasi dan keuangan bertugas membantu pengelola dalam aspek administrasi dan keuangan.

e. Tim Pengawas

Tim pengawas adalah Satuan Pelaksana Pengendalian Internal (Satlak PI) pada UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan dengan tugas-tugas yang melekat pada Tim Satlak PI tersebut.

f. Kelompok Ahli/Konsultan/Fasilitator

Kelompok ahli/konsultan/fasilitator berasal dari kelompok jabatan fungsional Widyaiswara, tenaga teknis, praktisi maupun pakar, sesuai dengan spesialisasi dan kompetensi yang diampu.

(36)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  22 

Kelompok ahli/konsultan/fasilitator mempunyai tugas:

1) Memberikan masukan dalam rangka penyusunan

rencana kerja tahunan inkubator agribisnis;

2) Memberikan masukan yang berkaitan dengan aspek teknis agribisnis maupun proses pembelajaran kepada pengelola inkubator agribisnis;

3) Menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran bagi pengguna jasa inkubator agribisnis, sesuai kompetensi dan spesialisasi yang diampunya, baik in wall, maupun

out wall;

4) Melakukan pembinaan dan pendampingan bagi pengguna jasa inkubator secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.

C. Pelaksanaan 1. Inkubasi

Inkubasi dapat dilaksanakan di dalam UPT Pelatihan Pertanian dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia (in wall), atau dilaksanakan di luar UPT Pelatihan Pertanian dengan menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh praktisi agribisnis atau pengguna jasa inkubator agribisnis (out wall). Kegiatan

(37)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  23 

inkubasi meliputi tahapan identifikasi sumberdaya, penetapan jenis usaha, pembekalan bagi pengguna jasa, serta pembinaan dan pendampingan bagi pengguna jasa inkubator agribisnis.

a. Identifikasi Sumberdaya

Identifikasi sumberdaya yang dimiliki oleh UPT Pelatihan Pertanian dilakukan guna mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1) Ketersediaan sumberdaya manusia selaku personalia dalam pengelolaan inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan yang bersangkutan, meliputi: pengarah, kelompok ahli/konsultan/fasilitator, tim pengawas, pengelola, dan pelaksana unit;

2) Potensi lahan, agroekosistem dan sumberdaya lain untuk menentukan komoditas yang prospektif dikembangkan sebagai komoditas unggulan pada UPT Pelatihan Pertanian;

3) Sarana prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran pada inkubator agribisnis.

(38)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  24 

Selain itu, pengelola inkubator agribisnis juga perlu melakukan identifikasi terhadap calon pengguna jasa inkubator agribisnis, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Skala usaha agribisnis yang saat ini dikelola oleh calon pengguna jasa inkubator agribisnis;

2) Kesesuaian antara jenis usaha yang saat ini

dikembangkan oleh calon pengguna jasa inkubator dengan potensi lahan, agroekosistem dan sumberdaya lain di daerahnya;

3) Teknologi yang saat ini diterapkan dalam usaha calon pengguna jasa inkubator agribisnis;

4) Produktivitas usaha yang dikelola oleh calon pengguna jasa inkubator agribisnis saat ini, ditinjau dari cash flow, kuantitas dan kualitas produk serta permintaan pasar.

b. Penetapan Jenis Usaha

Penetapan jenis usaha inkubator agribisnis didasarkan kepada tugas dan fungsi UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan, potensi wilayah kerja, permintaan pasar, kondisi agroekosistem setempat, teknologi dan sumberdaya lainnya. Jenis usaha ini dapat difokuskan pada salah satu atau beberapa mata rantai subsistem agribisnis komoditas unggulan yang ditetapkan.

(39)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  25 

c. Pembekalan bagi Pengguna Jasa Inkubator Agribisnis

Pembekalan bagi pengguna jasa inkubator agribisnis diarahkan kepada pengembangan motivasi usaha, identifikasi pasar, penerapan inovasi teknologi dan penyusunan rencana bisnis. Dalam masa pembekalan ini, pengguna jasa inkubator agribisnis mengikuti orientasi kewirausahaan agribisnis serta berlatih menyusun rencana usaha yang dimulai dari analisis jenis usaha saat ini dan lingkungan strategisnya.

d. Pembinaan dan Pendampingan bagi Pengguna Jasa Inkubator Agribisnis

Pembinaan dan pendampingan bagi pengguna jasa inkubator agribisnis dilakukan di lokasi usaha pengguna jasa inkubator agribisnis secara bertahap dan berkesinambungan, serta difokuskan pada proses pembelajaran dalam rangka penerapan inovasi teknologi produksi dan pasca produksi, perbaikan manajemen dan administrasi usaha, serta strategi pemasaran yang tepat. Dalam proses pembinaan dan pendampingan ini, dilakukan penjaringan secara bertahap terhadap pengguna jasa inkubator agribisnis dengan mempertimbangkan kesungguhan dan komitmennya

(40)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  26 

untuk melakukan perbaikan usaha sesuai dengan instrumen penjaringan yang terdapat pada Lampiran 1.

2. Pasca Inkubasi

Kegiatan pasca inkubasi dilakukan terhadap pengguna jasa inkubator agribisnis yang dinilai menunjukkan kesungguhan dan komitmennya untuk melakukan perbaikan usaha melalui penerapan prinsip-prinsip agribisnis, sehingga memenuhi persyaratan untuk menjadi kelembagaan ekonomi formal yang berbentuk badan usaha.

D. Pembiayaan

1. Dukungan pembiayaan pengelolaan inkubator agribisnis

dapat bersumber dari APBN, APBD, swadaya pengguna jasa inkubator, atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat, dan pengelolaannya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

2. Pembiayaan pengelolaan inkubator agribisnis pada UPT

Pelatihan Pertanian tidak dibenarkan bersumber dari pinjaman/kredit perbankan atau sumber permodalan lain yang mempunyai konsekuensi terhadap keterlibatan UPT Pelatihan Pertanian sebagai lembaga penjamin;

(41)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  27 

3. Pendapatan dari hasil kegiatan pengelolaan inkubator

agribisnis dapat dimanfaatkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(42)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  28 

BAB IV

PENGEMBANGAN

Tahap pengembangan inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

A. Kelembagaan

Inkubator agribisnis diharapkan dikelola secara profesional sehingga mampu berkembang menjadi unit instalasi pembelajaran kewirausahaan agribisnis yang andal dilengkapi dengan sarana prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran pada inkubator agribisnis. Dengan demikian pada gilirannya, inkubator agribisnis mampu melakukan pembinaan dan pendampingan bagi pengguna jasa inkubator agribisnis, sampai pengelolaan usahanya menguntungkan dan dapat diwadahi dalam kelembagaan ekonomi formal yang berbentuk badan usaha.

B. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang mengelola inkubator agribisnis diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya, antara lain melalui magang di perusahaan atau di inkubator agribisnis yang sudah berkembang, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan studi banding secara berkesinambungan. Selain itu,

(43)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  29 

Widyaiswara selaku kelompok ahli/konsultan/fasilitator diharapkan juga dapat terus mengasah kompetensinya melalui kegiatan kajiwidya/pengkajian dan penyusunan karya tulis ilmiah.

Dengan dukungan sumberdaya yang kompeten, inkubator agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian mampu melakukan pembinaan dan pendampingan bagi pengguna jasa inkubator agribisnis untuk dapat mereplikasi model usaha yang menguntungkan, yang telah dilaksanakan selama proses inkubasi, kepada sesama petani atau pelaku usaha.

C. Rencana Kerja

Keberhasilan inkubator agribisnis dicerminkan dari tersusunnya secara rutin rencana kerja tahunan inkubator agribisnis sebagai bagian dari rencana kerja UPT Pelatihan Pertanian, yang menjamin tersedianya dukungan anggaran yang diperlukan. Selanjutnya dalam rangka mengembangkan inkubator agribisnis, perlu disusun rencana kerja pengembangan inkubator agribisnis sebagai bagian dari rencana kerja UPT Pelatihan Pertanian disusun berdasarkan

master plan (rencana strategis) pada masing-masing UPT

(44)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  30 

D. Kerjasama

Pengelola inkubator agribisnis diharapkan mampu menjalin kerjasama dengan berbagai sumber informasi teknologi, pasar, modal dan sumberdaya lainnya yang dilakukan dibawah koordinasi Kepala Bidang/Kepala Seksi yang menangani kerjasama, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program kerjasama UPT Pelatihan Pertanian.

(45)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  31 

BAB V

PEMANTAUAN DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi

Secara umum, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dalam rangka menilai apakah penyelenggaraan inkubator agribisnis sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Tim Pengawas melalui kunjungan langsung ke lokasi penguna jasa inkubator secara berkala untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan inkubator agribisnis, ditinjau dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian

a. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang datang berkonsultasi ke inkubator agribisnis;

b. Tingkat kepuasan pengguna jasa inkubator agribisnis terhadap pelayanan yang diberikan oleh inkubator

agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian;

c. Inovasi produk/jasa dalam proses pembelajaran yang disediakan oleh inkubator agribisnis dan dapat dikembangkan oleh pengguna jasa;

d. Produk yang mendapat sertifikasi dari Dinas Kesehatan, BPOM, MUI, Direktorat Jenderal Hak

(46)

Paten-Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  32 

Kementerian Hukum dan HAM, dan/atau SNI dari Komisi Akreditasi Nasional (KAN).

2. Pengguna jasa inkubator agribisnis

a. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang mampu mengakses dan memanfaatkan sumber-sumber informasi teknologi, pasar, modal dan sumberdaya lain dalam satu periode siklus usaha;

b. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang telah memiliki unit simpan pinjam dan/atau lembaga keuangan mikro agribisnis;

c. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang berhasil meningkatkan skala usahanya;

d. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang memiliki jejaring kerja dan mampu menjadi model inkubator agribisnis bagi masyarakat di sekitarnya;

e. Jumlah pengguna jasa inkubator agribisnis yang

menyebarluaskan teknologi yang dilaksanakan selama proses inkubasi kepada masyarakat sekitarnya;

f. Produk yang mendapat sertifikasi dari Dinas Kesehatan, BPOM, MUI, Direktorat Jenderal Hak Paten-Kementerian Hukum dan HAM, dan/atau SNI dari Komisi Akreditasi Nasional (KAN).

(47)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  33 

B. Pelaporan

Laporan pelaksanaan pengelolaan inkubator agribisnis disusun secara periodik sesuai siklus usaha pengguna jasa inkubator agribisnis. Laporan tersebut disampaikan oleh Pengarah/Kepala UPT Pelatihan Pertanian kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), melalui Kepala Pusat Pelatihan Pertanian. Laporan ini memuat gambaran perkembangan usaha pengguna jasa inkubator agribisnis dengan mekanisme sebagaimana digambarkan pada Bagan 2 berikut ini:

Bagan 2. Alur Pelaporan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian Pengguna Jasa Pengarah Penanggungjawab Pengelola Inkubator Agribisnis Pengguna Jasa Pengguna Jasa BPPSDMP Puslatan

(48)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  34 

BAB VI PENUTUP

Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian mempunyai fungsi yang strategis dalam menumbuhkembangkan sikap dan mental kewirausahaan pengguna jasa inkubator agribisnis. Dalam upaya meningkatkan fungsinya tersebut, selain memerlukan komitmen penuh Kepala UPT Pelatihan Pertanian, pengelola inkubator agribisnis juga harus mengembangkan jalinan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait secara berkelanjutan. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian ini bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan perkembangan pembangunan pertanian. Untuk itu, selanjutnya masing-masing UPT Pelatihan Pertanian diwajibkan menjabarkan petunjuk pelaksanaan ini kedalam bentuk petunjuk teknis sesuai dengan kondisi wilayah kerja UPT Pelatihan Pertanian yang bersangkutan.

(49)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  35 

DAFTAR LAMPIRAN

(50)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  36 

Lampiran 1. Formulir Penjaringan Pengguna Jasa Inkubator Agribisnis

1. Waktu penjaringan : ... (tanggal, bulan, tahun)

2. Darimana Anda mengetahui adanya Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian?

a. Sesama pengguna jasa

b. Penyuluh Pertanian Lapangan c. Petugas Dinas lingkup Pertanian d. Widyaiswara e. Lainnya : ... (sebutkan!) 3. Identitas Usaha a. Nama pengguna jasa b. Jenis Usaha : : ...

... (tan.pangan, horti, bun, nak, sebutkan jenis komoditasnya)

c. Telp/Faks : ... d. Alamat surat : ... e. Kode Pos : ... f. Email/URL : ...

4. Jelaskan jenis usaha Anda (luas lahan, volume usaha, jumlah ternak, jumlah pohon, produktivitas usaha, teknologi yang digunakan, dan lain-lain)

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………... 5. Jelaskan bagaimana pemasaran produk yang Anda hasilkan selama ini dan

rencana perluasan konsumen yang Anda targetkan!

……… ……… ……… ………... ...

(51)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  37  6. Jumlah tenaga kerja (jika ada)

a. Penuh waktu : b. Paruh waktu :

7. Berapa besar pembiayaan usaha Anda? (perkirakan dalam %) a. Biaya investasi/ peralatan : ...%

b. Modal kerja : ...% c. Lainnya : ...%

d. Total : 100 %

8. Darimana sumber pembiayaan usaha Anda selama ini? a. Biaya sendiri

b. Pinjam dari Bank

c. Pinjam dari lembaga pembiayaan bukan Bank d. Modal patungan dengan pihak lain

e. Lainnya...(sebutkan) 9. Berapa lama Anda menjalankan usaha ini ?

a. Tahap awal/penumbuhan : ... b. Tahap pengembangan : ... 10. Apa status hukum badan usaha yang dinginkan?

a. Usaha Perorangan : ... b. CV : ... c. Koperasi : ... d. BUMP : ... e. Perseroan : ... f. Lainnya : ... (sebutkan !)

11. Pembinaan dan pendampingan dalam aspek apa yang diharapkan dari Inkubator Agribisnis (jelaskan !)

a. Manajemen :

b. Teknis :

c. Pembiayaan :

d. Pelatihan/magang :

12. Untuk melengkapi formulir aplikasi ini lampirkan:

a. Rencana usaha yang anda tulis sendiri termasuk proyeksi aliran kas (cash

flow) untuk dua tahun ke depan;

(52)

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis pada UPT Pelatihan Pertanian  38 

Tanda tangan dan nama jelas

Kirim formulir ini kepada :

Pengelola Inkubator Agribisnis

pada UPT Pelatihan Pertanian ...

Jl. ... Telp/Fax : ...

Catatan penerimaan

Nama Petugas : ………. Tanggal : ………

Referensi

Dokumen terkait

mengalir menuju node destination yang diinginkan, dia akan menciptakan reverse path menuju ke node, setiap node akan membaca RREQ dan mengidentifikasi alamat dari node

004 Jumlah Kelembagaan Pelatihan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan (kelembagaan UPT Pusat, UPT Daerah, P4S, Inkubator Agribisnis mendukung Agro Techno Park) (Unit) 005

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk

 Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas Pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan telah

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang bertugas melaksanakan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang bertugas melaksanakan

Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Dana Bergulir yang selanjutnya disebut UPT PDB adalah Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Dana Bergulir pada Dinas PMP-KUKM Kota

Pada menjalankan kuasa yang diberi oleh seksyen 168, Kanun Tanah Negara, notis adalah dengan ini diberi bahawa adalah dicadangkan hendak mengeluarkan hakmilik