• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Pasar Modal Syariah

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk. pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara

(2)

Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.

Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah

(3)

Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002. Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1

tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.1

B. Daftar Efek Syariah (DES)

Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-LK atau pihak yang disetujui Bapepam-Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi Reksadana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio Efek Syariah. DES yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:

1. DES Periodik

DES periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES periodik pertama kali diterbitkan Bapepam-LK pada tahun 2007.

2. DES Insidentil

DES Insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain :

a. Penetapan saham yang memenuhi kriteria efek syariah bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang

(4)

melakukan penawaran umum perdana atau pernyataan pendaftaran Perusahaan Publik;

b. Penetapan Saham Emiten dan/atau Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria efek syariah berdasarkan laporan keuangan berkala yang disampaikan kepada Bapepam-LK setelah Surat Keputusan DES secara periodik diteteapkan;

Efek yangdapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan Oleh Bapepam-LK meliputi:

1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia;

2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar;

3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah diterbitkan oleh emiten sebelum ditetapkannya peraturan ini; 4. Saham Reksa Dana Syariah;

5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif Reksadana Syariah; 6. Efek beragun Aset Syariah;

7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan Waran Syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha

(5)

serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut:

a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dlam

angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.A.13,yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:

1) Perjudian dan permainan yang tergolong judi;

2) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;

3) Perdagangan dengan permintaan /penawaran palsu; 4) Bank berbasis bunga;

5) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

6) Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

7) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan

dan/atau meyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa merusak moral dan bersifat mudarat;

8) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);

(6)

1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%;

2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan

pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%;

8. Efek Syariah yang memenuhi prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya;

9. Efek Syariah lainnya.2

C. Gambaran Umum Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di DES Periode 2011-2014

1. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk..

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA) didirikan tanggal 30 April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA beralamat di Talavera Office Park, Lantai 8-10, Jln. Letjend. T.B. Simatupang No. 22-26, Jakarta 12430 dan pabrik berada di Bogor.

Induk usaha DVLA adalah Blue Sphere Singapore Pte Ltd, merupakan afiliasi dari United Laboratories Inc, perusahan farmasi di Filipina.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan

(7)

distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan. Saat ini, DVLA menjalankan usaha manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi.

Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DVLA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 11 Nopember 1994.3

2. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk..

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), pemegang saham pengendali perusahaan. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan Entitas Anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan Malaysia.

Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor

(8)

penuh ICBP, sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan.

Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk., antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan (bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita)

Pada tanggal 24 September 2010, ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010.4

4 Laporan Tahunan Perusahaan PT Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. tahun 2011 hal.

(9)

3. PT Kalbe Farma Tbk..

Kalbe Farma Tbk. (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe adalah PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.66%). Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav. 4, Jakarta 10510.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer.

Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Enseval Putera Megatrading Tbk. (EPMT).

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)

(10)

KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 30 Juli 1991.5

4. PT Martina Berto Tbk..

Martina Berto Tbk. didirikan tanggal 01 Juni 1977 dan mulai beroperasi secara komersial sejak bulan Desember 1981. Kantor pusat MBTO berlokasi di Jl. Pulo Kambing II No.1, Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur dengan pabrik berlokasi di Pulo Kambing dan Gunung Putri, Bogor. Saat ini, MBTO juga memiliki 27 gerai Martha Tilaar Shop (dulu bernama Puri Ayu).

Pemegang saham pengendali MBTO adalah PT Marthana Megahayu Inti (66,82%), PT Marthana Megahayu (0,45%) dan PT Bringin Wulanki Ayu (0,48%)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur dan perdagangan jamu tradisional dan barang-barang kosmetika, serta perawatan kecantikan.

Pada tanggal 30 Desember 2010, MBTO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MBTO kepada masyarakat sebanyak 355.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp740,- per

(11)

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 13 Januari 2011.6

5. PT Merck Tbk..

PT Merck Indonesia Tbk. (MERK) didirikan 14 Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat MERK berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham MERK, antara lain: Merck Holding GmbH, Jerman (pengendali) (73,99%) dan Emedia Export company mbH, Jerman (12,66%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MERK adalah bergerak dalam bidang industri farmasi dan perdagangan. Saat ini, Merck memasarkan produk-produk obat tanpa resep dan obat peresepan; produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan, diabetes, neurologis dan kardiologis; serta menawarkan berbagai instrumen kimia dan produk kimia yang mutakhir untuk bio-riset, bio-produksi dan segmen-segmen terkait. Merek utama yang dipasarkan Merck adalah Sangobion dan Neurobion.

Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MERK (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.900,- per

(12)

saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 23 Juli 1981.7

6. PT Mayora Indah Tbk..

Mayora Indah Tbk. (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mayora Indah Tbk. adalah PT Unita Branindo, yakni dengan persentase kepemilikan sebesar 32,93%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit (Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.), kembang gula (Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat (Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen) serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.

Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai

(13)

nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 04 Juli 1990.8

7. PT Pyridam Farma Tbk..

Pyridam Farma Tbk. (PYFA) didirikan dengan nama PT Pyridam pada tanggal 27 Nopember 1977 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat PYFA terletak di Jalan Kemandoran VIII No. 16, Jakarta dan pabrik berlokasi di Desa Cibodas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham PYFA, antara lain: PT Pyridam Internasional (53,85%), Sarkri Kosasih, IR (11,54%) dan Rani Tjandra (11,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PYFA meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau, dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala macam barang. Saat ini, kegiatan usaha PYFA meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan.

Pada tanggal 27 September 2001, PYFA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PYFA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 120.000.000 dengan

(14)

nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp105,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak 60.000.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16

Oktober 2001.9

8. PT Sekar Laut Tbk..

Sekar Laut Tbk. (SKLT) didirikan 19 Juli 1976 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SKLT berlokasi di Wisma Nugra Santana, Lt. 7, Suite 707, Jln. Jend. Sudirman Kav. 7-8, Jakarta 10220 dan Kantor cabang berlokasi di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, serta Pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo II/17 Sidoarjo. SKLT tergabung dalam Sekar Grup.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sekar Laut, antara lain: Omnistar Investment Holding Limited (26,78%), PT Alamiah Sari (pengendali) (26,16%), Malvina Investment Limited (17,22%), Shadforth Agents Limited (13,39%) dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) QQ KP2LN Jakarta III (12,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKLT meliputi bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal, bumbu masak dan makan ringan serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk-produknya dipasarkan dengan merek FINNA.

(15)

Pada tahun 1993, SKLT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SKLT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 08 September 1993.10

9. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk..

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. (SQBB dan SQBI (saham preferen))didirikan tanggal 08 Juli 1970 dengan nama PT Squibb Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972. Kantor pusat SQBB dan SQBI terletak di Wisma Tamara Lt. 10, JI. Jenderal Sudirman Kav. 24, Jakarta 12920 sedangkan pabrik berlokasi di JI. Raya Bogor Km. 38, Cilangkap Depok – 16958.

Pemegang saham mayoritas Taisho adalah Taisho Pharmaceutical Co.,Ltd. (90,50% saham biasa) dan Taisho Pharmaceutical Co.,Ltd. (7,47% saham preferen).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SQBB dan SQBI adalah mengembangkan, mendaftarkan, memproses, memproduksi dan menjual produk kimia, farmasi dan kesehatan. Saat ini, kegiatan utama Taisho adalah adalah bergerak di bidang farmasi yaitu pabrikan obat-obatan Over-the-Counter (“OTC”) (merek Counterpain dan Tempra) dan Etikal (merek Kenacort, Kenalog dan Mycostatin).

10 Laporan Tahunan Perusahaan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. tahun 2011 hal.

(16)

Pada tahun 1983, SQBI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SQBI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 972.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.050,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 29 Maret 1983.11

10. PT Siantar Top Tbk..

Siantar Top Tbk. (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), Bekasi (Jawa Barat) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Pemegang saham mayoritas Siantar Top adalah PT Shindo Tiara Tunggal, dengan persentase kepemilikan sebesar 56,76%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers), biskuit dan wafer, dan kembang gula (candy). Hasil produksi STTP dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khususnya Asia. Selain itu, STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui Anak Usaha (PT Siantar Megah Jaya).

Pada tanggal 25 Nopember 1996, STTP memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

(17)

Saham STTP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp2.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 16 Desember 1996.12

11. PT Mandom Indonesia Tbk..

Mandom Indonesia Tbk. (TCID) didirikan tanggal 5 Nopember 1969 dengan nama PT Tancho Indonesia dan mulai berproduksi secara komersial pada bulan April 1971. Kantor pusat TCID terletak di Kawasan Industri MM 2100, Jl. Irian Blok PP, Bekasi 17520. Sedangkan pabrik berlokasi di Sunter, Jakarta dan Kawasan Industri MM2100, Cibitung-Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mandom Indonesia Tbk., antara lain: Mandon Corporation, Jepang (60,84%), PT Asia Jaya Paramita (11,32%) dan Wilson Suryadi Sutan (5,07%)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TCID meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih dan kemasan plastik termasuk bahan baku, mesin dan alat produksi untuk produksi dan kegiatan usaha penunjang adalah perdagangan impor produk kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih. Saat ini, TCID memiliki 2 merek dagang utama yaitu Gatsby dan Pixy. Selain itu, TCID juga memproduksi berbagai macam produk lain dengan merek pucelle, Lucido-L, Tancho, Mandom, Spalding, Lovillea, Miratone,

(18)

dan lain-lain termasuk beberapa merek yang khusus ditujukan untuk ekspor.

Pada tanggal 28 Agustus 1993, TCID memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TCID (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.400.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp7.350,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 30 September 1993.13

12. PT Tempo Scan Pacific Tbk..

Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) didirikan di Indonesia tanggal 20 Mei 1970 dengan nama PT Scanchemie dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. TSPC berkantor pusat di Tempo Scan Tower, lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di Cikarang – Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% saham Tempo Scan Pacific Tbk. (31/08/2015), adalah PT Bogamulia Nagadi (induk usaha) (78,12%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TSPC bergerak dalam bidang usaha farmasi. Saat ini, kegiatan usaha TSPC adalah farmasi (obat-obatan), produk konsumen dan komestika dan distribusi.

Produk-produk Tempo Scan yang telah dikenal masyarakat, diantaranya produk kesehatan (Bodrex, Hemaviton, NEO rheumacyl,

(19)

Oskadon, Ipi Vitamin, Brodexin, Contrex, Contrexyn, Vidoran, Zevit dan Neo Hormoviton), obat resep dan rumah sakit (Hospira, SciClone, Alif, Ericaf, Timoc, Triptagic dan Trozyn) serta produk konsumen dan komestika (Marina, My Baby, Total Care, S.O.S antibakterial, Claudia, Dione Kids, Tamara, Natural Honey dan Revlon)

Pada tanggal 24 Mei 1994, TSPC memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TSPC (IPO) kepada masyarakat sebanyak 17.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp8.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 17 Juni 1994.14

13. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk..

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang – 40552, Kab. Bandung Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ultrajaya, antara lain: PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,24%), Tuan Sabana Prawirawidjaja (14,55%), UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Acco (Kustodian) (9,50%), PT Indolife Pensiontana (8,02%) dan PT AJ Central Asia Raya (7,68%).

(20)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High

Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang

makanan Ultrajaya memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis. Ultrajaya memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, P&D, kios-kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik sendiri. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen/ distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.

Pada tanggal 15 Mei 1990, ULTJ memperoleh ijin Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ULTJ (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 2 Juli 1990.15

15 Laporan Tahunan Perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, serta

a) Tradisi, masyarakat Suku Samin menganggap pasuwitan adalah tradisi yang sudah turun-temurun yang diwariskan oleh para pendahulunya dan mereka meyakini hal itu

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode pembelajaran permainan kooperatif

Untuk melakukan perhitungan beban kalor konduksi, dilakukan perhitungan luas perpindahan kalor pada setiap sisi dinding kendaraan tempur (lihat gambar 1 dan

Tidak boleh diklasifikasikan sebagai bahan toksik organ target spesifik (paparan tunggal). Tidak boleh diklasifikasikan sebagai bahan toksik organ target spesifik

Dalam penelitian ini keuntungan usaha tersebut dilihat dari perubahan keuntungan usaha dengan menggunakann variabel perubahan omset penjualan, jarak, dan diversifikasi produk dari

Setelah KBM dilakukan, siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman mereka tentang apa yang baru saja mereka pelajari. Soal yang diberikan berjumlah 9

dibidang Hukum Administrasi Negara. 4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalaam rangka pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat. Unsur- unsur yang dikemukakan oleh