• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada kurikulum 2013 tidak lagi terjadi adanya diskriminasi lagi. Aspek Pengetahuan, Sikap dan ketrerampilan, mempunyai porsi yang sama.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pada kurikulum 2013 tidak lagi terjadi adanya diskriminasi lagi. Aspek Pengetahuan, Sikap dan ketrerampilan, mempunyai porsi yang sama."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF) PENJASORKES DALAM KURIKULUM 2013 Oleh:

Drs. Haris, M.Pd*

Widyaiswara LPMP Jawa Timur latar belakang

kurikulum 2013 sebagai bentuk penyempurnaan kurikulum terdahulu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan nuansa dan arah penilaian yang berbeda dalam pembelajaran di kelas. Perubahan itu diantaranya adalah Penilaian Authentik. Penilaian merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mengukur pencapaian keberhasilan kompetensi dalam proses pembelajaran, tentu saja dalam penilaian dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang arti, tata cara/ teknik, aspek-aspek penilaian.

Pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penilaian meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan demikian juga dengan kurikulum 2013, tetapi kurikulum KTSP masih terjadi adanya dikriminasi pada aspek-aspek tersebut, misalnya pada penilaian aspek psikomotorik pada pelajaran Penjasorkes mendapatkan porsi paling besar dibandingkan pada aspek pengetahuan dan sikap, ada yang memberikan prosentase 50 % untuk Keterampilan (Psikomotor), 30 % Pengetahuan dan 20 % untuk Sikap.

Pada kurikulum 2013 tidak lagi terjadi adanya diskriminasi lagi. Aspek Pengetahuan, Sikap dan ketrerampilan, mempunyai porsi yang sama.

Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis membahas bagaimana Penilaian Sikap (Afektif) dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013.

Makna Penilaian

Sesuai Permendikbud No 66 tahun 2013 Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

(2)

Penilaian pencapaian kompetensi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis serta menginterpretasi informasi guna menentukan sejauh mana peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

Macam-macam Penilaian Sikap (Afektif)

1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi.

2. Penilaian Diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri

3. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

4. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

Dalam Struktur kurikulum 2013 ada dua nilai sikap yaitu

1. Kompetensi Spiritual sisebut juga Kompetensi Inti I (KI-1) adalah menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Implementasinya didalam proses pembelajaran, bagaimana kita menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan, tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta dengan melakukan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, agar mendapatkan keselamatan dan keberhasilan. 2. Kompetensi Sosial disebut juga Kompetensi Inti 2 (KI-2) adalah menunjukkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air. Wujudnya dalam proses pembelajaran antara lain berperilaku sportif dalam bermain, bertanggung

(3)

jawab terhadap keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran, menghargai perbedaan karakteristik individual dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan, toleransi dan mau berbagi dengan teman lain dalam penggunaan peralatan dan kesempatan, disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.

Penilaian Sikap (Afektif) dalam Penjasorkes

Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pada Penjasorkes, selain penilaian aspek Keterampilan dan aspek Pengetahuan dikembangkan pula aspek sikap termasuk juga nilai-nilai karakter misalnya:

a. Perilaku sportif, yaitu pengamatan terhadap perilaku kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya memenangkan pertandingan, perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani dan olahraga. Upaya memenangkan permainan tidak mengandung unsur kecurangan atau tidak sportif.

b. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.

c. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan tidak berlaku curang.

d. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan berlangsung.

e. Kerja sama, yaitu sikap saling membantu atau bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas terutama pada saat permainan beregu contoh: sepak bola, bola voli, bola basket, polo air, lari estafet pada atletik dll.

f. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk yang sopan.

(4)

g. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman, menolong teman, dan mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif.

Contoh Penilaian Aspek sikap (Afektif) Lari Estafet pada Atletik

Pada Lari estafet, unsur- unsur yang dikembangkan pada aspek sikap antara lain:

a. Sportif: Pada saat berlari/ berlomba, tidak mengganggu pelari lain, mencuri start, kalah menang merupakan hal bisasa, kejujuran harus dijunjung setinggi-ingginya b. Kedisiplinan: lari estafet merupakan lari beregu yang terdiri dari 4 pelari, maka

masing-masing harus disiplin pada lintasan sesuai yang disepakati.

c. Tanggung jawab: Setiap pelari mempunyi tugas sesuai dengan kemampuan maksimalnya, termasuk pelari ke berapa.

d. Kerja sama: lari estafet merupakan olahraga atletik beregu, kerja sama merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Menilai Penjasorkes pada aspek Pengetahuan dan aspek Keterampilan menggunakan penilaian kwantitatif, sedangkan menentukan nilai sikap (afektif) menggunakan bentuk kwalitatif seperti contoh lari estafet pada olahraga atletik yang tergambar pada tabel dibawah ini:

Proses Pembelajaran dan Penilaiannya Aspek Sikap Lari estafet di Atletik

Kegiatan Pendahuluan

Guru setelah menetapkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan diajarkan, guru memulai dengan menyiapkan fisik dan mental siswa. Penyiapan fisik dan psikis dapat dengan cara menyapa, mengucapkan salam, memperhatikan raut muka siswa dengan penuh cinta kasih, selanjutnya mengabsen, serta mengajak berdoa bersama-sama agar terhindar dari kecelakaan saat mengikuti pelajaran dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, diteruskan dengan latihan sraitching dan warming up, untuk menghindari cedera terutama jantung.

(5)

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, siswa di motivasi untuk membangun pengetahuannya sendiri lewat beraneka ragam penemuan dan pertanyaan yang mengarah kepada pencapaian kompetensi, misalnya siswa merumuskan konsep lari estafet mulai dari saat mengambil start untuk berlari, cara memegang tongkat estafet, memberikan dan menerima tongkat estafet, pergantian tongkat estafet saat berlari, dan memasuki garis finish. Guru dapat membantu siswa mengatasi kesulitannya ketika menemukann konsep tersebut.

Pada kegiatan inti guru dapat mengamati perilaku sikap siswa dengan menggunakan instrument.

Kegiatan akhir

Untuk mengakhiri kegiatan belajar, guru mengajak melakukan refleksi pembelajaran. Guru menanyakan kepada siswa tentang apa saja yang belum dan yang sudah dipahami selama proses belajar, kegiatan ini bertujuan untuk membangun dan mengingatkan kembali terhadap konsep yang dipelajari. Kemudian mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.

Contoh Penilaian Sikap (Afektif)

Tabel 1. Rubrik Penilaian aspek Sikap ( Afektif) Lari Estafet Pada Atletik

NO Aspek SKALA SIKAP

1 2 3 4 1 Selalu berdoa V 2 Kedisiplinan V 3 Tanggung Jawab V 4 Sportifitas/ Kejujuran V 5 Kerja sama V Skor Maksimal 20 Skor Perolehan 16 Keterangan : Nilai 4 : jika selalu Nilai 3 : jika sering

Nilai 2 : jika kadabg-kadang Nilai 1 : jika tidak pernah

(6)

Skor Perolehan

Nilai Aspek Sikap (Afekti) = --- X 4 Skor Maksimal

17

= --- x 4 = 3,2 20

Tabel 2: Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

PREDIKAT NILAI KOMPETENSI

PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP

A 4 4 A A- 3,66 3,66 B+ 3,33 3,33 B B 3 3 B- 2,66 2,66 C+ 2,33 2,33 C C 2 2 C- 1,66 1,66 D+ 1,33 1,33 D D 1 1

( Permendikbud No 81 A lamp. IV)

Berdasarkan perhitungan nilai sikap diatas mendapatkan 3,2 dan sesuai tabel 2 konversi kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, maka nilai sikap (Afektif) lari estafet pada Atletik termasuk kategori Baik

(7)

Kesimpulan

Penilaian aspek Sikap (afektif) penting dan perlu dikembangkan, karena dalam penilaian sikap akan menggambarkan bagaimana rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedisiplinan siswa selama mengikuti pelajaran di kelas, rasa tanggung jawab saat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, kejujuran dalam berkata dan melakukan tindakan, Selalu bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan, sopan dan santun terhadap orang lain, dan berjiwa sosial terhadap orang lain, nilai-nilai karakter ini merupakan nilai sikap pada Penjasorkes perlu ditanamkan sejak usia dini, agar anak didik mampu memahami dan mengimplementasikan pada kehidupan sehar- hari, sehingga kelak akan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab., seperti yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional.

Referensi

Kemendikbud.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66. Jakarta Kemendikbud.2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A. Jakarta.

BPSDMK dan PMP

Kementerian Pendidikan Nasional.2010. Badan Penelitian dan Pengembangan. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003. Jakarta

Gambar

Tabel 2: Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Jabraan mengemukakan konselor manusia biasa seperti orang lain yang memiliki kekurangan dan kelemahannya. Konselor yang efektif akan menerapkan kecukupan pribadi

Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotek  Asli dan salinan/foto copy daftar terperinci alat perlengkapan apotek  Surat pernyataan dari Apoteker

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana Pengelolaan Pelatihan Tata Rias Wajah Bagi Peserta

Kentang irisan dan potongan dalam kemasan kedap udara untuk penjualan eceran yang diolah atau diawetkan selain dengan cuka atau asam asetat, selain beku.

Seratus lima puluh delapan (158) jenis burung yang terdapat pada lahan basah Muaragembong. No Famili Nama lokal Nama ilmiah CITES IUCN Prot RR-Sp

Perlakuan perendaman biji dan penyiraman dengan berbagai dosis PGPR tanaman pioneer bekas tambang kapur (Tridax procumbens, Crotalaria mucronata, Mimosa pudica, Imperata

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai setiap rasio keuangan yang dijadikan indikator dalam penelitian ini, yang berada di atas nilai rata-rata industri berturut-turut

Perhatikan trapesium sama kaki ABCD di atas. Akan ditemukan luas trapesium dengan langkah-langkah berikut. 2) Potonglah segitiga AED dan pindahkan dalam bentuk berlawanan