PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN
SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DAN KHUSUS
(STUDI KASUS : GEDUNG AKUNTANSI LAMA POLBAN) TUGAS BESAR
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan Struktur Gedung
Oleh:
Muhammad Fauzi Novrizaldy (141144022) KELAS : 3-TPPG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
nikmat-Nya, penulisan laporan tugas besar akhir semester VI mata kuliah ‘Perancangan Struktur Gedung Tahan Gempa’ berupa desain bangunan gedung tiga lantai yang diperuntukan sebagai fasilitas pendidikan dengan sistem struktur beton bertulang
dengan pemggunaan software SAP 2000 v14.2.2 tepat pada waktunya. Tak lupa
penulis ucapakan terimaksih kepada dosen pengajar Bapak Riawan Gunadi yang telah
memberikan materi mengenai mata kuliah Perencanaan Struktur Tahan Gempa serta
arahan dalam penulisan laporan ini, sehingga penulisan laporan tugas besar mata kuliah
tersebut dapat terselesaikan. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak
lain yang telah membantu dalam proses penulisan laporan tugas besar ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu sehingga proses penulisan laporan tugas besar mata
kuliah ini tidak begitu banyak mendapatkan hambatan yang berarti.
Penulis berharap semoga laporan tugas besar ini tidak hanya sebagai salah laporan
tugas besar akhir semester semata, namun juga dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran dan referensi bagi semua pihak yang ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai perancangan struktrur bangunan ramah gempa dengan sistem beton
bertulang menggunakan software SAP 2000 v14.2.2.
Bandung , Juni 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2
1.4 Sistematika Penulisan Laporan ... 3
BAB II DESKRIPSI STRUKTUR 2.1 Lokasi ... 4
2.2 Fungsi Gedung ... 5
2.3 Geometri Bangunan ... 5
2.5 Material ... 10
BAB III DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.1 Kolom ... 12
3.2 Balok dan Sloof ... 12
3.3 Plat Lantai dan Atap ... 13
3.4 Tangga ... 15
BAB IV PEMBEBANAN 4.1 Analisis Pembebanan ... 17
4.1.1. Beban Gravitasi ... 17
4.1.5. Perhitungan Geser Dasar Seismik ... 29
4.1.5.1. Kombinasi Pembebanan Gempa ... 32
4.1.5.2. Input Beban Gempa Statik ... 32
4.1.6. Input Beban Gempa Dinamik dengan Respon Spektra ... 39
BAB V ANALISA STRUKTUR BALOK DAN KOLOM DENGAN SRPMM 5.1 Analisa Penulangan Balok ... 43
5.1.1. Penulangan Lentur Balok ... 44
5.1.1.1. Penulangan Lentur Bagian Tumpuan ... 44
5.1.1.2. Penulangan Lentur Bagian Lapangan ... 50
5.1.2. Penulanga Geser Balok ... 57
5.2 Analisa Penulangan Kolom ... 43
5.2.1. Prosedur Perbesaran Momen ... 44
5.2.2. Analisa Tulangan Longitudinal ... 75
5.2.3. Analisa Kekuatan Tulangan Longitudinal ... 76
5.2.3.1. Luas Tulangan dan Tinggi Efektif ... 76
5.2.3.2 Analisa Kekuatan dengan Diagram Interaksi (Sumbu Kuat) ... 77
5.2.3.3 Analisa Kekuatan dengan Diagram Interaksi (Sumbu Lemah) ... 80
5.2.3.4 Analisa Kekuatan Kolom Dengan Metode Momen Terbalik/ Bresler) ... 80
5.2.4. Analisa Tulangan Geser ... 88
BAB VI ANALISA STRUKTUR BALOK DAN KOLOM DENGAN SRPMK BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 90
7.2 Saran ... 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Perencanaan struktur adalah bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil,
kuat, awet dan memenuhi tujuan-tujuan seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu
Struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring atau tergeser selama umur
bangunan yang direncanakan. Pada struktur bangunan atas, kolom merupakan komponen
struktur yang paling penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini mengalami
kegagalan, maka dapat berakibat keruntuhan struktur bengunan atas dari gedung secara
keseluruhan (Asroni,A., 2008). Suatu struktur bisa dikatakan sebagai sarana untuk menyalurkan
beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan di dalam tanah (Scodek., 1998).
Salah satu factor yang paling berpengaruh dalam perencanaan struktur bangunan
bertingkat tinggi adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini sangat terkait dengan
keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan dan menampung beban yang bekerja pada
struktur. Oleh karena itu dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi harus direncanakan dan
didesain sedemikian rupa agar dapat digunakan sebaik-baiknya, nyaman dan aman terhadap
bahaya gempa bagi pemakai.
Dikarenkan rawannya kejadian gempa yang menimpa Indonesia. Perlu adanya
kesesuaian perencanaan bangunan yang tahan terhadap gempa, yang harus sanggup menahan
beban yang diterimanya. Oleh karena itu, untuk mengatasinya disusunlah laporan ini, untuk
merencanakan struktur bangunan gedung dengan memperhatikan beban gempa yang akan
bekerja terhadap struktur bangunan tersebut.
a. Dapat menghitung gaya gempa secara statik ekivalen yang bekerja pada struktur beton
bertulang (3D).
b. Dapat menghitung struktur balok dan kolom dengan system pemikul momen biasa
(SRPMB).
c. Dapat menghitung struktur balok dan kolom dengan system pemikul momen khusus
(SRPMK).
d. Dapat mengnalisis hasil perhitungan manual dan membandingkan hasilnya dengan
hasil analisis perangkat lunak Structut Analysis Program (SAP).
e. Dapat membuat gambar Detail Engineering Design (DED) dari perhitungan
perencanaan struktur gedung tahan gempa.
Selain kelima hal di atas, pembuatan laporan ini dapat membina kemampuan dan
keterampilan mahasiswa secara optimal, dalam aspek pembahasan, serta mampu
menyampaikannya dalam bentuk tulisan dan dapat memaparkannya sebagai sumbangan ilmu
pengetahuan.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun membatasi lingkup pembahasan pada
Perencanaan Struktur Bangunan Beton Bertulang Empat Lantai dengan Gaya Gempa Statik Ekivalen dan Response Spectrum Analysis, yang meliputi pembebanan dan penulangan balok ,kolom dengan SRPMM dan SRPMK.
1.4 Metodologi
Metodologi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan re-desain secara menyeluruh dengan bantuan perangkat lunak SAP
b. Studi pustaka, yaitu mempelajari dan memahami literatur yang berkaitan dengan
perencanaan struktur gedung tahan gempa.
c. Diskusi dan bimbingan mengenai data tugas besar yang dianalisis dengan dosen mata
kulih PSG.
1.5 Sistematika Penulisan
• Bab I Pendahuluan, tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metodologi, dan sistematika penulisan.
• Bab II Deskripsi struktur berupa lokasi dan geometri bangunan
• Bab III Pemodelan struktur, berupa pemodelan struktur bangunan dengan software SAP 2000 v14.2.2
• Bab IV Pembebanan, analisis pembebanan gravitasi, gempa statik dan gempa dinamik
• Bab V Analisis Struktur Balok dan Kolom dengan SRPMM
• Bab VI Analisis Struktur Balok dan Kolom dengan SRPMK
BAB II
DESKRIPSI STRUKTUR
2.1. LokasiGedung Akuntasi Politeknik Negeri Bandung (Polban) berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir,
Desa Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Gedung ini tepatnya berlokasi di Jalan
Akuntansi.
Gambar 2.1. Lokasi Politeknik Negeri Bandung
Gambar 2.2. Lokasi Gedung Akuntansi
2.2. Fungsi Gedung
Gambar 2.3 tampak samping kiri Gedung Akuntansi Polban
Secara umum Gedung Akuntansi Polban berfungsi sebagai sarana bagi mahasiswa/i dan
dosen Jurusan Akuntansi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Gedung ini memiliki 3
lantai. Fasilitas- fasilitas yang terdapat pada gedung ini adalah sebagai berikut :
• 18 ruangan kelas
• 2 Laboratorium Komputer
• 1 Laboratorium Bank
• 1 Laboratorium Akuntansi
• 3 ruang dosen
• Musholla pria dan wanita
• 1 ruang rapat
• 2 gudang
• 1 ruang administrasi
Gambar 2.7. Tampak Timur Bangunan
2.4. Geometri Bangunan (Modifikasi)
Pada pemodelan dengan SAP dilakukan modifikasi dimensi bangunan, yaitu perubahan
lebar bangunan menjadi 15 m, elevasi tiap lantai menjadi 4 m, dan elevasi pondasi menjadi
-0,5 m
Gambar 2.8. Geometri Struktur (x-z)
12 m
4 m
Gambar 2.10. Geometri Struktur (x-y)
Gambar 2.11. Pemodelan 3D struktur gedung
2.5. Material
Ada dua material elemen struktur yang digunakan dalam perencanaan struktur gedung
akuntansi ini, yaitu Beton dan Baja. Material elemen struktur kolom dan balok/sloof
direncanakan dengan menggunakan beton dengan kekuatan tekan silinder karakteristik (f’c)
BAB III
DIMENSI ELEMEN STRUKTUR
3.1. KolomKolom-kolom pada bangunan ini menggunakan beton dengan dimensi 500 x 700 dengan mutu f’c = 30 Mpa dan nilai MoE =25742,96 Mpa.
Gambar 2.1. Section Properties Kolom
Gambar 2.2. Section Properties Balok Baja
3.3. Pelat Lantai dan Atap
Gambar 2.5. Section Properties Pelat Atap.
3.4. Tangga
Pada bangunan ini terdapat 2 buah jenis tangga, yakni tangga utama yang terletak di tengah
bangunan dan tangga yang berada di sudut kanan atas bangunan.
Struktur tangga terdiri dari plat tangga, plat bordes dan pondasi beton bertulang. Ketiga
elemen tersebut mempunyai mutu 25 Mpa. Ketebelan masing-masing elemen tersebut adalah
: plat tangga (150 mm), plat bordes (120 mm) & pondasi (200 mm). Bordes tangga utama
memiliki dimensi (1,3 m x 2,6 m) & tangga sudut (1,15 m x 2,55 m).
Tangga dimodelkan dengan railing beton setinggi 80 cm dan tebal 10 cm. Tinggi optrede
20 cm dan panjang antrede 30 cm. Lebar anak tangga 120 cm.
BAB IV
PEMBEBANAN
4.1. Analisis Pembebanan
Pembebanan pada struktur bangunan ini terdiri dari beban hidup, beban mati dan beban
gempa .Dalam perencanaannya beban yang bekerja pada sistem struktur bangunan tersebut
harus didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan pembebanan dan kombinasi pembebanan.
Beberapa peraturan yang menjadi acuan dalam analisa pembebanan perencanaan struktur
gedung ini adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, SNI-1727-1989-F
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung,
SNI-03-1726-2012
c. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
SNI-03-2847-2013
Berikut ini adalah penjabaran mengenai beban yang bekerja pada bangunan ini:
4.1.1 Beban Gravitasi 1. Beban Hidup
Pengertian beban hidup seperti yang tercantum dalam PPPURG 1987 adalah semua beban
yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan ke dalamnya termasuk
beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin
serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat
diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatnya perubahan dalam
pembebanan lantai dan atap tersebut.
Besarnya beban hidup pada suatu bangunan dibedakan berdasarkan jenis komponen
bangunannya. Untuk beban hidup pada lantai bangunan gedung khususnya bangunan rumah
tinggal, dapat diambil menurut Tabel 2.1. Dalam beban hidup tersebut sudah termasuk perlengkapan ruang sesuai dengan kegunaan lantai ruang yang bersangkutan dan juga
Tabel 4.1. Beban Hidup pada Lantai Bangunan
No Komponen Bangunan Beban Hidup
(kg/m2)
a Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang
disebut dalam b 200
b
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan
gudang-gudang tidak penting, yang bukan toko
atau ruang kerja
150
c Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko,
restoran, hotel dan asrama 250
Sumber: Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987 hal 12
Selain beban hidup pada lantai, terdapat pula beban hidup pada atap. Besarnya beban
hidup pada atap yang tertera pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung tahun 1987, yaitu:
a. Beban hidup pada atap dan/atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang
dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kg/m2
bidang datar.
b. Beban hidup pada atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh
orang, harus diambil yang paling menentukan diantara dua macam beban, yaitu beban
terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar (40-0,8α) kg/m2
dan bidang terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran
Tabel 4.2. Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
Bahan Bangunan Berat Sendiri
(kg/m3)
Beton Bertulang 2400
Komponen Bangunan Berat Sendiri
(kg/m2)
Adukan per cm tebal dari semen 21
Dinding Pasangan batu bata setengah bata 250
Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya),
tanpa penggantung langit-langit atau pengaku) terdiri dari
semen asbes (eternit dan beton lain sejenisnya) dengan
tebal maksimum 4 mm
11
Penggantung langit-langit (dari kayu) dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0.8 m 7
Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton
tanpa adukan, per cm tebal 24
Sumber: Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987 hal 5 dan 6
4.1.2. Perhitungan Beban Gravitasi
Perhitungan Beban SDL lantai : a. Beban SDL Pelat Lantai
Beban SDL pada lantai terdiri dari beban-beban sebagai berikut :
1. Finishing = (4 x 21) +(1 x 24) (Adukan & Keramik) = 108 kgf/m2
2. Plafond = 20 kgf/m2
3. Utilitas = 25 kgf/m2
Dengan total dari penambahan beban-beban diatas adalah sebesar 153 kgf/m2
b. Beban SDL Pelat Atap
Beban SDL pada atap terdiri dari beban-beban sebagai berikut :
c. Perhitungan Beban SDL & Hidup Balok :
• Berat pasangan setengah batu bata = 250 kg/m2. Tinggi dinding = 4 m .
a. Beban dinding pas. setengah batu bata (tanpa bukaan) sebesar 1000 kgf/m’
b. Beban dinding pas. setengah batu bata (dengan bukaan) termasuk jendela &
pintu : 1000 kgf/m2 x 0,5 = 500 kgf/m
• Pembebanan untuk balok yang dibebani tangga utama (joint reaction hasil pemodelan tangga)
SDL (1.0 SDL + 1.0 DL) ; Hidup Tangga( 1.0 LL)
a. Bordes lantai 3 :
SDL = 3,74 ton ; Hidup Tangga = 1,87 ton
L balok terbebani = 1,35 m, sehingga
SDL = 3,74 ton / 1,35 m = 2,77 ton/m ; Hidup Tangga = 1,87 ton / 1,35 m =
1,38 ton/m
b. Bordes Lantai 2
SDL = 10,96 ton/m ; Hidup Tangga = 5,48 ton/m
L balok terbebani = 2,7 m, sehingga
SDL = 10,96 ton / 2,7 m = 4,06 ton/m ; Hidup Tangga = 5,48 ton / 2,7 m =
2,03 ton/m
• Pembebanan untuk balok yang dibebani tangga sudut (joint reaction hasil pemodelan tangga)
a. Bordes lantai 3 :
SDL = 3,46 ton; Hidup Tangga = 1,57 ton
L balok terbebani = 1,35 m, sehingga
SDL = 6,52 ton / 2,7 m = 2,41 ton/m ; Hidup Tangga = 3,002 ton / 2,7 m =
1,11 ton/m
d. Perhitungan Beban SDL Plat Tangga & Bordes :
Pemodelan tangga dilakukan pada file yang berbeda. Beban – beban dibawah ini
dimasukkan ke pemodelan tangga tersebut.
1. Tangga 1 (Utama)
- Railing : (Digunakan railing dari beton)
2400 kg/m3 x t (m) = 2400 x 0,1 = 240 kg/m2
240 𝑥 (0,8+1,0)2 𝑥 0,3
0,36 = 180 kg/m (Beban garis) 180 kg/m / (1,2) m = 150/m2 (Beban merata)
Total SDL Plat Tangga= 440 kg/m2 Plat Bordes
- Finishing : [(2 𝑥 21) + (1 𝑥 24)] = 66 kg/m2
- Railing : (Digunakan railing dari beton)
2400 kg/m3 x t (m) = 2400 x 0,1 = 240 kg/m2
240 𝑥 0,8 𝑥 0,3 = 57,6 kg
57,6 𝑘𝑔 / Luas Bordes = 57,6 / 3,38 m2 = 17,04 kg/m2
Total SDL Bordes = 73 kg/m2
- Finishing : [ (2 𝑥 21+1 𝑥 24)] 𝑥 (0,3+0,2)
0,36 = 91,67 kg/m
2
- Railing : (Digunakan railing dari beton)
2400 kg/m3 x t (m) = 2400 x 0,1 = 240 kg/m2
240 𝑥 (0,8+1,0)2 𝑥 0,3
0,36 = 180 kg/m (Beban garis) 180 kg/m / 1,2 m = 150 kg/m2 (Beban merata)
Total SDL Plat Tangga= 440 kg/m2 Plat Bordes
- Finishing : [(2 𝑥 21) + (1 𝑥 24)] = 66 kg/m2
- Railing : (Digunakan railing dari beton)
2400 kg/m3 x t (m) = 2400 x 0,1 = 240 kg/m2
240 𝑥 0,8 𝑥 0,3 = 57,6 kg
57,6 𝑘𝑔 / Luas Bordes = 57,6 / 2,93 m2 = 19,65 kg/m2
Total SDL Bordes = 85,65 kg/m2
Output dari pemodelan tangga ini adalah joint reaction pada bordes. Hasil
penjumlahan dari reaksi ini adalah beban SDL & Hidup Tangga yang nantinya
dimasukkan ke beban distributed balok dimana bordes menumpu.
e. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada struktur ini diambil sebesar 250 kg/m2 untuk pelat
lantai dan 100 kg/m2 untuk pelat atap.
Perhitungan Beban hidup lantai :
berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah
gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
4.1.4. Tahapan Penentuan Nilai Gaya Gempa Statik Ekuivalen Berdasarkan SNI 03-1726-2012
1. Penentuan Wilayah Gempa
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa seperti yang ditunjukkan
dalam gambar 4.2, dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Berdasarkan gambar 4.2, pembagian wilayah gempa ditandai dengan pemberian warna pada setiap daerah yang
berbeda-beda.
Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar
akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya
untuk setiap wilayah gempa ditetapkan dalam gambar 4.2.
Gambar 4.2. Peta Zonasi Gempa
(Sumber : SNI 1726-2002, Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar dengan
2. Kategori Risiko Struktur Bangunan (I-IV) dan Faktor A. Keutamaan Gempa (Ie)
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung, faktor keutamaan
gempa pada desain gedung ini termasuk jenis pemanfaatan sebagai fasilitas
pendidikan dengan kategori risiko IV dan faktor keutamaan gempa (Ie) bernilai 1.5
B. Penentuan Klasifikasi Tanah Setempat atau Kelas Situs (SA – SF)
Batuan dasar adalah lapisan batuan di bawah muka tanah yang memiliki nilai
hasil Test Penetrasi Standar N paling rendah 60 dan tidak ada lapisan batuan lain
dibawahnya yang memiliki nilai hasil Test Penetrasi Standar yang kurang dari itu,
atau yang memiliki kecepatan rambat gelombang geser vs yang mencapai 750
m/detik dan tidak ada lapisan batuan lain di bawahnya yang memiliki nilai
kecepatan rambat gelombang geser yang kurang dari itu.
Jenis tanah ditetapkan sebagai tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak,
apabila untuk lapisan setebal maksimum 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat
Yang dimaksud dengan jenis tanah khusus dalam Gambar 4.3. adalah jenis tanah yang tidak memenuhi syarat–syarat yang tercantum dalam tabel tersebut. Di
samping itu, yang termasuk dalam jenis tanah khusus adalah juga tanah yang
memiliki potensi likuifaksi yang tinggi, lempung sangat peka, pasir yang
tersementasi rendah yang rapuh, tanah gambut, tanah dengan kandungan bahan
organik yang tinggi dengan ketebalan lebih dari 3 m, lempung sangat lunak dengan
PI lebih dari 75 dan ketebalan lebih dari 10 m, lapisan lempung dengan 25 kPa <
Su < 50 kPa dan ketebalan lebih dari 30 m.
Dalam perumusan amplifikasi besaran percepatan gempa puncak dari batuan
dasar kepermukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus
diklasifikasikan terlebih dahulu. Dikarenakan dalam desain gedung ini terletak di
daerah Bandung, maka dikategorikan Tanah sedang.
C. Parameter Percepataan Gempa (Ss, S1)
Parameter Ss(percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1
(percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik) harus ditetapkan masing-masing
dari respon spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik
dengan kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun (MCER, 2% dalam 50
tahun), dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi.
Dalam desain gedung ini berada di Kota Bandung, sehingga didapatkan hasil yang
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Tabel Hasil Running Online Program Spektra Indo
D. Menentukan Spektrum Respon Desain
Input Data Hasil Referensi
Untuk menentukan spektrum respon desain untuk lokasi pada perencanaan ini
dengan kelas situs SD (tanah sedang), data diperoleh dari hasil running online
program spektra indo.
Tabel 4.4. Tabel Hasil Running Online Program Spektra Indo
T
(detik) SA (g)
T
(detik) SA (g)
T
(detik) SA (g)
0 0.387 TS+1.2 0.271 TS+2.7 0.148 T0 0.967 TS+1.3 0.257 TS+2.8 0.144 TS 0.967 TS+1.4 0.244 TS+2.9 0.14 TS+0 0.807 TS+1.5 0.233 TS+3 0.136 TS+0.1 0.693 TS+1.6 0.222 TS+3.1 0.132 TS+0.2 0.607 TS+1.7 0.213 TS+3.2 0.129 TS+0.3 0.54 TS+1.8 0.204 TS+3.3 0.126 TS+0.4 0.487 TS+1.9 0.196 4 0.123 TS+0.5 0.443 TS+2 0.188
Gambar 4.4. Spektrum respon desain untuk tanah keras daerah Bandung
E. Kategori Desain Seismik (A–D)
Desain gedung ini termasuk jenis pemanfaatan sebagai fasilitas pendidikan
dengan kategori risiko IV dan faktor keutamaan (Ie) = 1.5 seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Kategori Desain Seismik Berdasarkan Pemanfaatan Bangunan
Input Data
Output Kategori Desain Seismik Referensi
SDS Untuk 0.50< 0,967 maka termasuk kategori
D
Tabel 6 dan 7
SNI
1726-2012-Gempa hal.
24-25 SD1 Untuk 0.20< 0,490 maka termasuk kategori
D
Maka kategori desain seismic adalah kategori D
F. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem (R, Cd, Ω0)
Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem adalah didasarkan dari kategori
desain seismik nilai SDS sama dengan D dan nilai SD1 sama dengan D seperti pada
Tabel 4.6. Kategori Sistem Penahan Gaya Seismik
(Input Data) Sistem Penahan Gaya Seismik
R Referensi
Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen
Menengah
5 Tabel 9 SNI
1726-2012-Gempa hal. 42
G. Perioda Fundamental Struktur (T)
Untuk menentukan perioda fundamental alami (T), diijinkan secara langsung
menggunakan perioda fundamental pendekatan (Ta). Perhitungan perioda
pendekatan mengunakan Persamaan 2.1 dan berdasarkan tabel 4. sebagai berikut :
Ta = Ct hnx
Ta = 0.0466 x (12)0.9 = 0,436 detik
Dimana :
hn= ketinggian struktur dalam (m) diatas dasar sampai tingkat
Ta hasil perhitungan tersebut harus dikalikan dengan koefisien Cu yaitu sebagai
batas atas pada periode yang dihitung, sehingga :
Berdasarkan SNI 03-1726-2012 perioda fundamental struktur (T) yang digunakan
harus ada batasan, batasan tersebut sebagai berikut :
Jika Tc > Cu Ta Gunakan T = Tc dimana nilai Cu ditentukan oleh Tabel 14 SNI
03-1726-2012.
Cu x Ta = 1,4 x 0,436 = 0,61 detik
Tc < Cu Ta
Jadi perioda fundamental struktur yang (T) digunakan adalah sebagai berikut :
T= 0.4362 detik
4.1.5. Perhitungan Geser Dasar Seismik A. Perhitungan Cs
Geser dasar seismik, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
dengan persamaan berikut:
V = Cs W
Penentuan nilai Cs sebagai berikut :
Nilai Cs arah x :
Nilai Csx yang telah dihitung tidak perlu melebihi persamaan berikut ini:
Csx = 0,337
Nilai Cs harus memenuhi persyaratan berikut:
Cs≥0.044SDSIe ≥0,01 → 0,2901≥ 0,0638 ≥ 0,01
Jadi nilai Cs arah x yang digunakan 0.2901
Csy = 0,2901
Nilai Csx yang telah dihitung tidak perlu melebihi persamaan berikut ini:
Csy = 0,337
Nilai Cs harus memenuhi persyaratan berikut:
Cs≥ 0.044 SDS Ie ≥0,01 → 0,2901 ≥ 0,020≥ 0,01
Maka Berat Total Bangunan = 941090 + 1005901+ 598448,5
D. Perhitungan Distribusi Vertikal dan Horisontal Gaya Gempa
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8
Tabel 4.7. Perhitungan distribusi vertikal dan horizontal gaya gempa arah x
Tingkat
Tabel 4.8. Perhitungan distribusi vertikal dan horizontal gaya gempa arah y
Tingkat
Untuk contoh perhitungan distribusi vertikal gaya gempa dan distribusi
horisontal gaya gempa (story shear) pada arah x pada lantai 3 sebagai berikut :
• Dikarenakan waktu getar yang diambil 0.4362 detik maka untuk mencari nilai k berdasarkan SNI 03-1726-2012 didapatkan nilai k = 1 utk arah x dan k = 1
untuk arah y
• mencari nilai wi.hik
• mencari nilai
Kombinasi pembebanan pada pemodelan gedung ini sesuai dengan SNI
Menengah maka digunakan kombinasi pembebanan dengan 2 x ρ dengan (ρ = 1.3) dan
SDS =0,967. Sedangkan untuk komponen struktur lainnya memperhitungkan redundansi
1.3 (ρ = 1.3), dan SDS =0,967. Faktor beban gravitasi dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
1.2+0,2 Sds = 1,2 + 0,2 (0,967) = 1.393
0,9-0,2 Sds = 1,2 – 0,2 (0,393) = 0.707
Untuk redundansi sama dengan ρ = 1.3 dan SDS =0,967, hasil penjabaranya
Tabel 4.7 Kombinasi pembebanan ρ = 1.3 dan SDS = 0.967
Kombinasi 20
penjabarannya adalah seperti pada Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8. Kombinasi pembebanan ρ = 1.0, Ω0 =3 dan SDS = 0.967
Kombinasi 37 0.707 DL - - 3 Ex -0.9 Ey
Untuk redundansi sama dengan 2ρ = 2.6 dan SDS =0,967, hasil penjabaranya
adalah seperti pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9. Kombinasi pembebanan 2ρ = 2.6 dan SDS = 0.967
Kombinasi tersebut dimasukan kedalam pemodelan gedung ini pada SAP 2000
v14.2.2 sebagai load combination.
4.1.5.2. Input Beban Gempa Statik A. Pusat Massa Bangunan
Pusat massa adalah koordinat titik yang menjadi pusat berat per lantainya. Pusat
massa digunakan untuk menentukan Point Load berubah beban gempa arah X dan arah
Y. Penentuan pusat massa ini dilakukan karena metode analisis gempa pada laporan ini
menggunakan beban gempa lateral ekivalen dengan program SAP 2000. Dengan kata
lain beban gempa dianggap sebagai beban titik tiap lantai. Dengan menggunakan
aplikasi SAP 2000 maka didapat koordinat titik pusat massa bangunan sebagai berikut:
a. Lantai 1
Z 11.5 11.5 11.5
B. Input Beban Gempa
Gambar berikut ini memperlihatkan beban-beban gempa yang bekerja pada
masing-masing lantai, dengan besaran beban yang telah dihitung sebelumnya.
Pendistribusian beban gempa yang didapatkan dari perhitungan, dibagi dengan jumlah
komponen elemen vertikal bangunan gedung yang dapat menahan beban lateral. Hasil
perhitungan ini didapatkan dari software SAP 2000 v19.dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Gambar 3.4. Input beban gempa (EX) Lantai 3 (pada
plat dak beton)
Gambar 3.5. Input beban gempa (EY) Lantai 3 (pada
plat dak beton)
Gambar 3.7. Input beban gempa (EX) Lantai 2 Gambar 3.8. Input beban gempa (EY) Lantai 2
Gambar 3.10. Input beban gempa (EX) Lantai 1 Gambar 3.11. Input beban gempa (EY) Lantai 1
4.1.6. Input Beban Gempa Dinamik dengan Respon Spektra
Apabila gedung memiliki struktur yang tidak beraturan maka selain dilakukan analisis
statik ekivalen juga diperlukan analisis lebih lanjut, yaitu analisis respon dinamik. Perhitungan
respon dinamik struktur gedung tidak beraturan terhadap pembebanan gempa, dapat
menggunakan metode analisis ragam spektrum respons atau metode analisis respons dinamik
riwayat waktu. Pada pasal 7.1.3 dari SNI – 1726 – 2002, bila nilai akhir respon dinamik
tersebut dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal, maka nilainya tidak boleh kurang dari
80% gaya geser dasar yang dihasilkan dari analisis statik ekivalen.
Tabel 4.10. Gaya geser respon spektra (arah x)
TABLE: Joint Reactions TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCaseCaseTypeStepType F1 Joint OutputCaseCaseType StepType F1
Tabel 4.11. Gaya geser respon spektra (arah y)
Didapatkan nilai total gaya geser akibat respon spektrum:
∑𝑅𝑆 (𝑥) = 1088952 𝑘𝑔
∑𝑅𝑆 (𝑦) = 1047751 𝑘𝑔
Pada perencanaan pembebanan gempa dengan metode statik sebelumnya didapatkan nilai
total gaya geser akibat beban statik. Sehingga rasio gaya geser total respon spektrum dan
statik bisa dicari :
∑𝑅𝑆 (𝑥) ∑𝑉 (𝑥) =
1088952 𝑘𝑔
738430 𝑘𝑔 = 1,47 > 0,8 (𝑜𝑘)
TABLE: Joint Reactions TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCaseCaseType StepType F2 Joint OutputCaseCaseType StepType F2
∑𝑅𝑆 (𝑦) ∑𝑉 (𝑦) =
1047751 𝑘𝑔
738430 𝑘𝑔 = 1,418 > 0,8 (𝑜𝑘)
1. Geser Dinamik SRPMM
Analisis dinamik 3 dimensi yang dilakukan adalah analisis response spectrum
dengan faktor skala, yangmana perhitungannya sebagai berikut ini:
Skala faktor = 2,943
I = Faktor keutamaan gempa
R = Pemilihan struktur dan parameter sistem.
Faktor skala ini berlaku untuk response spectra arah x maupun response spectra arah
y dengan damping ratio 0.05 dan modal combination CQC dan directional
combination SRSS.
2. Geser Dinamik SRPMK
Sama hal nya dengan perhitungan skala faktor untuk analisis dinamik SRPMM,
namun perbedannya terletak pada nilai koefisien modifikasi responsnya (R), sehingga
perhitungannya menjadi :
Faktor skala ini juga berlaku untuk response spectra arah x maupun response spectra
arah y dengan damping ratio 0.05 dan modal combination CQC dan directional
BAB V
ANALISA STRUKTUR BALOK DAN KOLOM DENGAN SRPMM
5.1. Analisa Penulangan Balok
Pada analisa struktur balok, balok yang ditinjau adalah balok pada lantai 2 dengan kode
BL-415 yang memiliki bentang kotor (L) = 6250 mm dan dimensi 350 x 650
Gambar 5.1. Denah pembalokan lantai 2.
Diketahui data-data perencanaan struktur beton bertulang balok adalah sebagai berikut :
Setalah dilakukan analisa menggunakan excel
ø
Mn (kapasitas momen penampang) yangdimiliki balok 350 x 650 tidak mampu menahan Mu. Sehingga pada analisa struktur balok
ini, dimensi balok yang asalnya 350 x 650 diubah menjadi 400 x 700.
1. Dimensi Struktur :
- b = 400 mm
- h = 700 mm
- ts (selimut beton) = 40 mm
2. Bahan Struktur :
- f’c = 30 MPa
- fy = 400 MPa ; E = 200000 MPa
-
ε
c= 0,003 ;ε
y= 0,002 ;- β1= Jika f’c < 28 Mpa, nilai β1 = 0,85 jika tidak ditentukan dengan persamaan
berikut :
β1 = 0,85 - 𝑓
′𝑐−28
7 𝑥0,05 =
30−28
7 𝑥0,05 = 0,8357
5.1.1. Penulangan Lentur Balok
1. Tulangan Geser :
- Diameter Tul. Geser = 8 mm
2. Tulangan Lentur Atas:
- Diameter Tul. Atas = 25 mm
- Jumlah tulangan akibat momen negatif = 7
- Jumlah tulangan akibat momen positif = 5
- Luas Tulangan (As) akibat momen negatif = 7 x (0,25 x π x 252) = 3434,75 mm2
- Luas Tulangan (As) akibat momen positif = 5 x (0,25 x π x 252) =2453,12 mm2
3. Tulangan Lentur Bawah:
- Diameter Tul. Bawah = 25 mm
- Jumlah tulangan akibat momen negatif = 5
- Jumlah tulangan akibat momen positif = 7
- Luas Tulangan (As’) akibat momen negatif = 7 x (0,25 x π x 162) = 2453,12 mm2
- Luas Tulangan (As’) akibat momen positif = 5 x (0,25 x π x 162) =3434,75 mm2
4. Tinggi efektif (d) : h –d’ = 700 – (40 + (½ x 25) + 8) = 625,21 mm
B. Analisis Perhitungan
1. Asumsi jika tulangan tekan leleh: a. Momen Negatif
nilai asumsi c = -46,045
Jika nilai c < 0 maka nilai
ε
s’ = 0 sehingga tulangan tekan leleh sebagai tulangan tarik.2. Asumsi jika tulangan tekan belum leleh:
Mencari nilai c dengan rumus kesetimbangan (∑H=0) dan persamaan kuadrat (0,85 x f’c x b x β1 x c) + (As x E x (c –d’/c) x 0,003 = As x fy (seluruh ruas dikalikan
c) sehingga :
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + (As x E x (c –d’) x 0,003 - As x fy x c= 0
Disederhanakan menjadi :
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + (As x E x c x 0,003)- (As x E x d’ x 0,003) - As x fy x c =
0
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + ( (As x E x 0,003 - As x fy) x c) - (As x E x d’ x 0,003) =
0
- (0,85 x f’c x b x β1 ) = A
- (As x E x 0,003 - As x fy)= B
- -(As x E x d’ x 0,003) = C
a. Momen Negatif
Persamaan kuadrat :
- A = 0,85 x f’c x b x β1 = 0,85 x 30 x 400 x 0,8357 = 8524,29
- B = As’ x E x 0,003 – As x fy = 2453,12 x 200000 x 0,003 – 3434,75 x 400 =
-98125
- C = -(As x E x d’ x 0,003) = - (3434,75 x 200000 x 60,5 x 0,003) = -89048438
Dengan rumus persamaan kuadrat dibawah ini,
Nilai c haruslah memenuhi ketentuan 0<c<d, sehingga nilai c diambil = 96,614
Perhitungan Tegangan Tulangan Tekan yg Belum Leleh:
ε
s’ = (𝑐−𝑑′)Dengan cara yang sama menggunakan persamaan kuadrat. Didapatkan nilai c1 dan c2
- c1 = 85,304
- c2 = -211,928
Nilai c haruslah memenuhi ketentuan 0<c<d, sehingga nilai c diambil = 85,304
ε
s’ = (𝑐−𝑑′)(𝑐) 𝑥 𝜀𝑠 =
(85,304−60,5)
(85,304) 𝑥 0,003 = 0,00037
fs’ = E x
ε
s’ = 200000 x (0,00037) = 73,985 MPa3. Kontrol Daktilitas atau Rasio Penulangan a. Rasio penulangan minimum (ρmin)
ρmin = 1,4
𝑓𝑦 = 1,4
400 = 0,0035
b. Rasio penulangan maksimum (ρmax)
ρmax = 0,75 𝜌𝑏+ 𝜌′𝑓𝑠′
c. Rasio penulangan aktual (ρaktual)
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 𝑥 𝑑 = 𝐴𝑠 7 𝑥 14 𝑥 𝜋 25 2
Kontrol :
ρ
min <ρ
aktual<ρ
max0,0035 < 0,0138 < 0,037 (OK) Konfigurasi tulangan tidak perlu dirubah.
4. Perhitungan Kapasitas Momen a. Momen Negatif
- Cc= 0,85 x f’c x b x β1 x c = 0,85 x 30 x 400 x 0,8357 x 96,614 = 823566,54 N
- Cs’ = Karena tulangan tekan leleh sebagai tulangan tarik maka Cs’ dihitung
dengan perasamaan :
Cs’= As’ x fs’ = 2453,12 x (224,729) = 550183,5 N
- Ts = As x fy = 3434,75 x 400 = 1373750 N
Kontrol dengan persamaan kesetimbangan (∑H=0)
Cc + Cs’ - Ts = 0
823566,54 + 550183,5 - 1373750 = 0 (OK)
Momen Nominal
- Mn = Cc x ( d – (a/2) ) + Cs’ x (d-d’) =
823566,54 x (625,21 – (0,8357 x 96,614/2) ) + (550183,5 x ( 625,21-60,5) ) =
792353895,8 N.mm
Faktor Reduksi (ø)
Jika nilai c/d > 0,6 maka
ø
= 0,65 ; Jika nilai c/d < 0,375 makaø
= 0,9Dan jika nilai 0,375 < c/d < 0,6 maka nilai
ø
= 0,65 + 0,25 x ( (1/(c/d)) – (5/3) )Nilai c/d = 96,614/625,21 = 0,154 sehingga
ø
= 0,9Momen Nominal Terfaktor
Momen Nominal
Diketahui Mu pada tumpuan hasil analisis struktur beban envelope dengan SAP 2000
adalah sebagai berikut :
Balok Lantai 2 - Balok 415
Frame Station OutputCase CaseType StepType M3
- MuL dan MuR = 474,77 kN.m dan 516,921 kN.m
-
ø
Mn = 582,58 kN.m-
ø
Mn > MuL dan MuR = OK6. Kontrol øMn Terhadap Persyaratan Momen Penampang
Persyaratan momen untuk tumpuan adalah sebagi berikut :
|𝑀𝑛+|
|𝑀𝑛−| ≥
1 3 582,58
713,12 = 0,816 ; 0,816 ≥ 0,33 (𝑂𝐾)
5.1.1.2. Penulangan lentur bagian Lapangan
A. Input Perhitungan
- Luas Tulangan (As) akibat momen negatif = 2 x (0,25 x π x 252) = 981,25 mm2
- Luas Tulangan (As) akibat momen positif = 3 x (0,25 x π x 252) =1471,875 mm2
3. Tulangan Lentur Atas:
- Diameter Tul. Tekan = 25 mm
- Jumlah tulangan akibat momen negatif = 3
- Jumlah tulangan akibat momen positif = 2
- Luas Tulangan (As’) akibat momen negatif = 3 x (0,25 x π x 252) = 1471,875
mm2
- Luas Tulangan (As’) akibat momen positif = 2 x (0,25 x π x 252) =981,25 mm2
4. Tinggi efektif (d) : h –d’ = 700 – (40 + (½ x 25) + 8) = 639,5 mm
B. Analisis Perhitungan
1. Asumsi jika tulangan tekan leleh: a. Momen Negatif
Jika nilai c < 0 maka nilai
ε
s’ = 0 sehingga tulangan tekan leleh sebagai tulangan tarik.b. Momen Positif
Dengan cara yang sama didapat :
nilai asumsi c = 23,022
2. Asumsi jika tulangan tekan belum leleh:
(0,85 x f’c x b x β1 x c) + (As x E x (c –d’/c) x 0,003 = As x fy (seluruh ruas dikalikan
c) sehingga :
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + (As x E x (c –d’) x 0,003 - As x fy x c= 0
Disederhanakan menjadi :
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + (As x E x c x 0,003)- (As x E x d’ x 0,003) - As x fy x c =
0
(0,85 x f’c x b x β1 x c2) + ( (As x E x 0,003 - As x fy) x c) - (As x E x d’ x 0,003) =
0
- (0,85 x f’c x b x β1 ) = A
- (As x E x 0,003 - As x fy)= B
- -(As x E x d’ x 0,003) = C
a. Momen Negatif
Persamaan kuadrat :
- A = 0,85 x f’c x b x β1 = 0,85 x 30 x 400 x 0,8357 = 8524,29
- B = As’ x E x 0,003 – As x fy = 981,85 x 200000 x 0,003 – 1471,875 x 400 =
-490625
- C = -(As x E x d’ x 0,003) = - (981,85 x 200000 x 60,5 x 0,003) = -53429063
Dengan rumus persamaan kuadrat dibawah ini,
−𝑏 ± √𝑏2− 4𝑎𝑐 2𝑎
Didapatkan nilai c1 dan c2
- c1 = 55,460
fs’ = E x
ε
s’ = 200000 x (-0,00027) = -54,527 MPab. Momen Positif
Dengan cara yang sama menggunakan persamaan kuadrat. Didapatkan nilai c1 dan c2
- c1 = 64,642
- c2 = -64,642
Nilai c haruslah memenuhi ketentuan 0<c<d, sehingga nilai c diambil = 64,642
ε
s’ = (𝑐−𝑑′)(𝑐) 𝑥 𝜀𝑠 =
(64,642−60,5)
(64,642) 𝑥 0,003 = 0,00019
fs’ = E x
ε
s’ = 200000 x 0,00019 = 38,445 MPa 3. Kontrol Daktilitas atau Rasio Penulangana. Rasio penulangan minimum (ρmin)
ρmin = 1,4
𝑓𝑦 = 1,4
400 = 0,0035
b. Rasio penulangan maksimum (ρmax)
ρmax = 0,75 𝜌𝑏+ 𝜌′𝑓𝑠′
c. Rasio penulangan aktual (ρaktual)
𝜌 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =𝑏 𝑥 𝑑 = 𝐴𝑠 3 𝑥 14 𝑥 𝜋 𝑥 25 2
400 𝑥 639,5 = 0,00575
Kontrol :
ρ
min <ρ
aktual<ρ
max0,0035 < 0,0057 < 0,0242 (OK) Konfigurasi tulangan tidak perlu dirubah.
a. Momen Negatif
- Cc= 0,85 x f’c x b x β1 x c = 0,85 x 30 x 400 x 0,8357 x 55,460= 472756,3 N
- Cs’ = Karena tulangan tekan leleh sebagai tulangan tarik maka Cs’ dihitung
dengan perasamaan :
Cs’= As’ x fs’ = 1471,875 x (-54,527) = -80256,31 N
- Ts = As x fy = 981,85 x 400 = 392500 N
Kontrol dengan persamaan kesetimbangan (∑H=0)
Cc + Cs’ - Ts = 0
472756,3 + (-80256,31) - 392500 = 0 (OK)
Momen Nominal
- Mn = Cc x ( d – (a/2) ) + Cs’ x (d-d’) =
472756,3 x (639,5 – (0,8357 x 55,460/2) ) + (-80256,31 x ( 639,5-60,5) ) =
244903446,5 N.mm
Faktor Reduksi (ø)
Jika nilai c/d > 0,6 maka
ø
= 0,65 ; Jika nilai c/d < 0,375 makaø
= 0,9Dan jika nilai 0,375 < c/d < 0,6 maka nilai
ø
= 0,65 + 0,25 x ( (1/(c/d)) – (5/3) )Nilai c/d = 55,460/639,5 = 0,089 sehingga
ø
= 0,9Momen Nominal Terfaktor
ø
Mn = 0,9 x 244,903 = 220,41 kN.mb. Momen Positif
Dengan menggunakan rumus yang sama didapat nilai-nilai berikut dan dikontrol
Faktor Reduksi (ø)
Jika nilai c/d > 0,6 maka
ø
= 0,65 ; Jika nilai c/d < 0,375 makaø
= 0,9Dan jika nilai 0,375 < c/d < 0,6 maka nilai
ø
= 0,65 + 0,25 x ( (1/(c/d)) – (5/3) )Nilai c/d = 64,642/639,5 = 0,101 sehingga
ø
= 0,9Momen Nominal Terfaktor
ø
Mn = 0,9 x 359,34 = 323,41 kN.m5. Kontrol øMn Terhadap Mu
Diketahui Mu pada lapangan hasil analisis struktur beban envelope dengan SAP 2000
adalah sebagai berikut :
Balok Lantai 2 - Balok 415
Frame Station OutputCase CaseType StepType M3
Text m Text Text Text KN-m
415 0 Envelope Combination Max 474.7792 415 0 Envelope Combination Min -579.8782
415 3.125 Envelope Combination Max 79.41 415 3.125 Envelope Combination Min -17.1988
415 6.25 Envelope Combination Max 516.921 415 6.25 Envelope Combination Min -624.149
a. Momen Negatif
- Mu = 17,19 kN.m
-
ø
Mn = 220,41 kN.m-
ø
Mn > Mu = OKb. Momen Positif
- Mu = 79,41 kN.m
-
ø
Mn = 323,41 kN.m6. Kontrol øMn Terhadap Persyaratan Momen Sepanjang Bentang
Persyaratan momen untuk sepanjang bentang adalah sebagai berikut :
|𝑀𝑛 𝑀𝐼𝑁 |
|𝑀𝑛 𝑀𝐴𝑋 | ≥
1 5
Mn (MIN) = 220,41 kN.m (Momen negatif pada lapangan)
Mn (MAX) = 713,12 kN.m (Momen negatif pada tumpuan)
220,41
5.1.2. Penulangan Geser Balok A. Input Perhitungan
Balok yang ditinjau berlokasi pada lantai 2 bangunan dengan L (bentang kotor) = 6,25 m
dan memanjang ke arah y. Kode untuk balok ini adalah : Balok 415.
1. Tulangan Geser :
- Diameter Tul. Geser = 8 mm
2. Tulangan Utama/Lentur :
- Diameter Tul. Utama/Lentur = 25 mm
3. Tinggi efektif (d) : h –d’ = 700 – (40 + (½ x 25) + 8) = 639,5 mm
B. Analisis Perhitungan 1. Mencari VuGL & VuGR
Nilai VuGL &VuGR adalah gaya geser balok yang diakibatkan beban gravitasi (1,2 DL
+ 1,2 SDL) + 0,5 LL + 1,0 RLL. Sebelumnya dilakukan release joint pada balok dan
kolom.
Note :
RLL = Beban hidup atap.
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase V2
Text m Text KN
415 0 COMBO 4 -39.859
415 6.25 COMBO 4 39.653
Sehingga nilai :
2. Persyaratan SRPMM
Ø Vn > Vu
Nilai Vu dihitung dengan persamaan-persamaan berikut :
𝑉𝑢𝐿 = 𝑉𝑢𝐺𝐿+ (|𝑀𝑛𝐿
−| + 𝑀 𝑛𝑅+
𝐿𝑛 ) 𝑑𝑎𝑛
Diketahui :
• VuGL = 39,859 kN • VuGR = 39,859 kN • MnL- = 713,12 kN.m • MnR+ = 524,33 kN.m
• Ln = 6250 – (700) = 5550 mm = 5,55 m
Sehingga didapatkan hasil :
𝑉𝑢𝐿 = 39,859 + (713,12 + 524,335,55 ) = 262,822 𝑘𝑁
VuL = VuR karena VuGL = VuGR
3. Sengkang Tumpuan
• Kontrol perlu/tidaknya penampang diperbesar
Kontrol terhadap penampang balok
𝑉𝑐 =16√𝑓′𝑐 𝑏. 𝑑
=16 √30 𝑥 400 𝑥 639,5 = 233512 𝑁 = 233,51 𝑘𝑁
• Kontrol perlu/tidaknya penampang diperbesar
Karena Vu =262,822 kN > 75,89 kN, maka pada bagian tumpuan perlu tulangan
geser.
• Mencari kuat geser yang disumbangkan beton :
Diketahui :
Dicoba sengkang 2 kaki dia. 8 mm sehingga:
•
A
s = 2 x ¼ x π x D2= 2 x 0,25 x π x82 = 100,53 mm2Kontrol Jarak Sengkang (s) :
Menurut SNI-2847-2013 Pasal 21.2.4.2 Pada kedua ujung balok,sengkang harus
struktur penumpu ke arah tengah bentang. Sengkang pertama harus ditempatkan
tidak lebih dari 50 mm dari muka komponen struktur penumpu. Spasi sengkang
tidak boleh melebihi yang terkecil dari (a), (b), (c), dan (d):
a. d/4 = 639,5/4 = 159,875 mm
b. 8do (diameter tulangan longitudinal terkecil) = 8 x 25 mm =200 mm
c. 24do (diameter tulangan sengkang) = 24 x 8 = 192 mm
d. 300 mm
Pada Pasal 23.3.4.3 nilai spasi sengkang tidak boleh melebihi d/2 sepanjang panjang balok (d/2 = 319,75 mm).
Sehingga dipakai s = 159,875 mm untuk bagian tumpuan.
Jumlah dan jarak sengkang :
Untuk tumpuan diambil ¼ dari bentang bersih
¼ Ln = 0,25 x (5550-(2 x 0,05) ) = 1387,475 mm
Jumlah Sengkang
Jumlah sengkang = 1387,475
159,875 = 8,67~9
Jarak Sengkang
Jarak sengkang = 1387,475
9 = 154,16 ~ 100 𝑚𝑚
𝑉𝑢𝑅𝑚𝑖𝑛 = 𝑉𝑢𝐿𝑚𝑖𝑛 = 39,653 + (−713,12 + 524,335,55 ) = −183,104 𝑘𝑁
VuR min = VuL min = 183,104 kN
Dengan menggambar bidang gaya geser VuR min = VuL min dan VuR = VuL maka didapat
Vu dilapangan. Gambar bidang gaya geser tersebut disajikan pada Gambar 5.x.
Gambar 5.x. Bidang gaya geser envelope.
Didapatkan juga gambar bidang gaya geser envelope akibat dua gaya tersebut.
Sehingga nilai Vu di lapangan = 242,9 kN
Keterangan :
1 mm = 0,1 kN
Menghitung Vc (Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton)
Vc = 1
6𝑥 √𝑓′𝑐𝑥 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 = 1
Menghitung Vs (Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh baja tulangan)
• Kontrol perlu/tidaknya penampang diperbesar
Kontrol terhadap penampang balok
𝑉𝑐 =16√𝑓′𝑐 𝑏. 𝑑 Kontrol terhadap penampang balok:
φ( Vc + f .b .d
Karena Vu = 242,9 kN <758,90 kN, maka penampang tidak perlu diperbesar. • Kontrol perlu/tidaknya penampang diperbesar
Karena Vu =242,9 kN > 75,89 kN, maka pada bagian tumpuan perlu tulangan geser.
Diketahui :
• Vs = 90,354 kN = 90354,38 N
•
Ø
= 0,75𝑉𝑠 = 𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑠𝑦𝑣 𝑥 𝑑=
90354,38 = 100,53 𝑥 400 𝑥 639,5𝑠 ; 𝑠 = 100,53 𝑥 400 𝑥 639,590354,38
𝑠 = 284,60 𝑚𝑚
Kontrol Jarak Sengkang (s) :
Menurut SNI-2847-2013 Pasal 21.2.4.2 Pada kedua ujung balok,sengkang harus
disediakan sepanjang panjang tidak kurang dari 2h diukur dari muka komponen struktur penumpu ke arah tengah bentang. Sengkang pertama harus ditempatkan
tidak lebih dari 50 mm dari muka komponen struktur penumpu. Spasi sengkang
tidak boleh melebihi yang terkecil dari (a), (b), (c), dan (d):
a. d/4 = 639,5/4 = 159,875 mm
b. 8do (diameter tulangan longitudinal terkecil) = 8 x 25 mm =200 mm
c. 24do (diameter tulangan sengkang) = 24 x 8 = 192 mm
d. 300 mm
Pada Pasal 23.3.4.3 nilai spasi sengkang tidak boleh melebihi d/2 sepanjang panjang balok (d/2 = 319,75 mm).
Sehingga dipakai s = 159,875 mm untuk bagian tumpuan.
Jumlah dan jarak sengkang :
Untuk tumpuan diambil ¼ dari bentang bersih
1/2 Ln = 0,5 x (5550-(2 x 0,05) ) = 2774,95 mm
Jumlah Sengkang
Jumlah sengkang = 2774,95
Jarak Sengkang
Jarak sengkang = 1387,475
18 = 154,16 ~ 150 𝑚𝑚
5.2. Analisa Penulangan Kolom
5.2.1. Prosedur Perbesaran Momen
1. Penentuan Jenis Lantai (Bergoyang atau Tidak Bergoyang)
Lantai dikatakan bergoyang jika persamaan di bawah terpenuhi :
𝑄 =∑𝑃𝑢 𝑥 ∆𝑉𝑢𝑠 𝑥 𝐿𝑒0 > 0,05
Keterangan :
• ∑Pu = Jumlah Pu kolom pada lantai yang ditinjau • ∆o = Perpindahan pusat massa
• Vus = Jumlah gaya lateral kolom pada lantai yang ditinjau • Le = Panjang teoritis kolom
Nilai ∑Pu, ∆o, Vus ditinjau dengan kombinasi pembebanan pengaruh beban gravitasi dan
gempa arah x maupun y yang dikalikan faktor amplifikasi Ω0 (kekuatan lebih sistem
penahan gaya seismik). Kombinasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Arah x : (1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (Qex+0,3Qey) • Arah y : (1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (0,3Qex+Qey)
Diketahui :
Gambar 5.x. Lokasi kolom 1436 yang ditinjau.
∑Pu :
• ∑Pux : Gaya aksial terfaktor pada kolom-kolom di lantai 2 akibat kombinasi
Tabel 5.4. Jumlah gaya aksial terfaktor (Pux) pada kolom lantai 2 akibat kombinasi pembebanan
(1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (Qex+0,3Qey)
• ∑Puy : Gaya aksial terfaktor pada kolom-kolom di lantai 2 akibat kombinasi
beban gravitasi dan gempa dominan arah y tersaji pada Tabel 5.5.
Frame Station OutputCase CaseType StepType P Frame Station OutputCaseCaseType StepType P
Text m Text Text Text KN Text m Text Text Text KN
1613 0 COMBO 26 Combination Min -1091.94 1481 0 COMBO 26CombinatioMin -519.189
1604 0 COMBO 26 Combination Min -1084.11 1466 0 COMBO 26CombinatioMin -518.819
1586 0 COMBO 26 Combination Min -1083.61 1475 0 COMBO 26CombinatioMin -516.655
1595 0 COMBO 26 Combination Min -1067.497 1514 0 COMBO 26CombinatioMin -516.485
1379 0 COMBO 26 Combination Min -895.389 1472 0 COMBO 26CombinatioMin -501.805
1457 0 COMBO 26 Combination Min -894.857 1469 0 COMBO 26CombinatioMin -489.654
1583 0 COMBO 26 Combination Min -889.535 1580 0 COMBO 26CombinatioMin -412.241
1544 0 COMBO 26 Combination Min -886.527 1547 0 COMBO 26CombinatioMin -411.578
1589 0 COMBO 26 Combination Min -875.132 1454 0 COMBO 26CombinatioMin -406.168
1607 0 COMBO 26 Combination Min -872.914 1502 0 COMBO 26CombinatioMin -405.376
1592 0 COMBO 26 Combination Min -872.745 1421 0 COMBO 26CombinatioMin -403.566
1610 0 COMBO 26 Combination Min -863.798 1460 0 COMBO 26CombinatioMin -401.172
1619 0 COMBO 26 Combination Min -776.352 1499 0 COMBO 26CombinatioMin -399.677
1601 0 COMBO 26 Combination Min -754.976 1577 0 COMBO 26CombinatioMin -397.834
1616 0 COMBO 26 Combination Min -746.043 1550 0 COMBO 26CombinatioMin -397.692
1598 0 COMBO 26 Combination Min -745.972 1541 0 COMBO 26CombinatioMin -397.284
1505 0 COMBO 26 Combination Min -545.328 1451 0 COMBO 26CombinatioMin -393.528
1538 0 COMBO 26 Combination Min -544.145 1448 0 COMBO 26CombinatioMin -377.801
1463 0 COMBO 26 Combination Min -537.926 1553 0 COMBO 26CombinatioMin -376.553
1496 0 COMBO 26 Combination Min -535.764 1556 0 COMBO 26CombinatioMin -376.294
1508 0 COMBO 26 Combination Min -528.835 1445 0 COMBO 26CombinatioMin -376.24
1535 0 COMBO 26 Combination Min -527.214 1574 0 COMBO 26CombinatioMin -376.029
1493 0 COMBO 26 Combination Min -526.661 1571 0 COMBO 26CombinatioMin -376.023
1490 0 COMBO 26 Combination Min -524.149 1436 0 COMBO 26CombinatioMin -375.674
1532 0 COMBO 26 Combination Min -522.986 1568 0 COMBO 26CombinatioMin -375.545
1529 0 COMBO 26 Combination Min -521.804 1559 0 COMBO 26CombinatioMin -375.541
1487 0 COMBO 26 Combination Min -521.658 1442 0 COMBO 26CombinatioMin -375.444
1526 0 COMBO 26 Combination Min -520.589 1562 0 COMBO 26CombinatioMin -374.924
1484 0 COMBO 26 Combination Min -520.375 1565 0 COMBO 26CombinatioMin -374.913
1517 0 COMBO 26 Combination Min -519.94 1439 0 COMBO 26CombinatioMin -374.864
1520 0 COMBO 26 Combination Min -519.61 1433 0 COMBO 26CombinatioMin -373.204
1478 0 COMBO 26 Combination Min -519.533 1424 0 COMBO 26CombinatioMin -358.534
1523 0 COMBO 26 Combination Min -519.365 1430 0 COMBO 26CombinatioMin -339.991
1511 0 COMBO 26 Combination Min -519.321 1427 0 COMBO 26CombinatioMin -264.574
-23876.6 -13711
TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames
Total Total
Tabel 5.5. Jumlah gaya aksial terfaktor (Puy) pada kolom lantai 2 akibat kombinasi pembebanan
(1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (0,3Qex+Qey)
Dari Tabel 5.4. dan 5.5. didapatkan :
∑Pux = 37587,471 kN
∑Puy = 50125,74 kN
∆x :Nilai simpangan/perpindahan pusat massa arah x pada lantai 2
• ∆x = rata-rata simpangan lantai 3 - rata-rata simpangan lantai 2
= 0,0374179 m – 0,0186183 m = 0,0187996 m
∆y:Nilai simpangan/perpindahan pusat massa arah y pada lantai 2
• ∆y = rata-rata simpangan lantai 3 - rata-rata simpangan lantai 2 TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType StepType P Frame Station OutputCaseCaseType StepType P
Text m Text Text Text KN Text m Text Text Text KN
1613 0 COMBO 22 Combination Min -1176.133 1616 0 COMBO 2CombinatioMin -661.212
1604 0 COMBO 22 Combination Min -1157.845 1598 0 COMBO 2CombinatioMin -659.309
1586 0 COMBO 22 Combination Min -1154.977 1580 0 COMBO 2CombinatioMin -615.726
1595 0 COMBO 22 Combination Min -1150.066 1547 0 COMBO 2CombinatioMin -614.107
1469 0 COMBO 22 Combination Min -969.847 1454 0 COMBO 2CombinatioMin -613.723
1457 0 COMBO 22 Combination Min -954.648 1421 0 COMBO 2CombinatioMin -611.224
1583 0 COMBO 22 Combination Min -954.345 1577 0 COMBO 2CombinatioMin -570.616
1379 0 COMBO 22 Combination Min -954.129 1550 0 COMBO 2CombinatioMin -570.094
1544 0 COMBO 22 Combination Min -950.525 1451 0 COMBO 2CombinatioMin -569.254
1466 0 COMBO 22 Combination Min -929.734 1436 0 COMBO 2CombinatioMin -566.703
1535 0 COMBO 22 Combination Min -918.337 1553 0 COMBO 2CombinatioMin -566.384
1508 0 COMBO 22 Combination Min -918.293 1556 0 COMBO 2CombinatioMin -566.337
1493 0 COMBO 22 Combination Min -918.089 1571 0 COMBO 2CombinatioMin -566.195
1490 0 COMBO 22 Combination Min -913.334 1445 0 COMBO 2CombinatioMin -566.194
1532 0 COMBO 22 Combination Min -913.129 1448 0 COMBO 2CombinatioMin -565.991
1529 0 COMBO 22 Combination Min -911.729 1568 0 COMBO 2CombinatioMin -565.938
1487 0 COMBO 22 Combination Min -911.543 1442 0 COMBO 2CombinatioMin -565.835
1526 0 COMBO 22 Combination Min -911.23 1559 0 COMBO 2CombinatioMin -565.676
1484 0 COMBO 22 Combination Min -911.038 1565 0 COMBO 2CombinatioMin -565.636
1511 0 COMBO 22 Combination Min -910.984 1439 0 COMBO 2CombinatioMin -565.599
1520 0 COMBO 22 Combination Min -910.786 1562 0 COMBO 2CombinatioMin -565.533
1523 0 COMBO 22 Combination Min -910.717 1574 0 COMBO 2CombinatioMin -565.525
1481 0 COMBO 22 Combination Min -910.576 1433 0 COMBO 2CombinatioMin -564.272
1478 0 COMBO 22 Combination Min -910.492 1589 0 COMBO 2CombinatioMin -508.816
1517 0 COMBO 22 Combination Min -910.121 1424 0 COMBO 2CombinatioMin -508.025
1472 0 COMBO 22 Combination Min -906.099 1592 0 COMBO 2CombinatioMin -507.923
1475 0 COMBO 22 Combination Min -906.053 1607 0 COMBO 2CombinatioMin -507.352
1514 0 COMBO 22 Combination Min -905.945 1610 0 COMBO 2CombinatioMin -507.32
1538 0 COMBO 22 Combination Min -858.11 1430 0 COMBO 2CombinatioMin -504.446
1505 0 COMBO 22 Combination Min -857.504 1502 0 COMBO 2CombinatioMin -446.276
1463 0 COMBO 22 Combination Min -855.481 1541 0 COMBO 2CombinatioMin -445.672
1496 0 COMBO 22 Combination Min -855.123 1460 0 COMBO 2CombinatioMin -444.464
1619 0 COMBO 22 Combination Min -683.086 1499 0 COMBO 2CombinatioMin -443.7
1601 0 COMBO 22 Combination Min -662.039 1427 0 COMBO 2CombinatioMin -362.576
-31532.1 -18594
Total Total
= 0,0112750 m – 0,0056120 m = 0,0056630 m
Vus :
• ∑Vux : Geser horizontal terfaktor pada suatu tingkat N akibat kombinasi beban
gravitasi dan gempa dominan arah x tersaji pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Jumlah gaya horizontal terfaktor (Vux) pada kolom lantai 2 akibat kombinasi pembebanan (1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (Qex+0,3Qey)
TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCaseCaseType StepType V3 Frame Station OutputCaseCaseType StepType V3
Text m Text Text Text KN Text m Text Text Text KN
1547 0 COMBO 2CombinatioMax 413.762 1484 0 COMBO 2CombinatioMax 405.021
1505 0 COMBO 2CombinatioMax 413.015 1490 0 COMBO 2CombinatioMax 405.021
1463 0 COMBO 2CombinatioMax 412.526 1487 0 COMBO 2CombinatioMax 405.013
1580 0 COMBO 2CombinatioMax 411.704 1481 0 COMBO 2CombinatioMax 405.003
1538 0 COMBO 2CombinatioMax 410.022 1466 0 COMBO 2CombinatioMax 404.583
1496 0 COMBO 2CombinatioMax 409.285 1499 0 COMBO 2CombinatioMax 402.751
1421 0 COMBO 2CombinatioMax 408.904 1430 0 COMBO 2CombinatioMax 402.289
1502 0 COMBO 2CombinatioMax 408.336 1451 0 COMBO 2CombinatioMax 401.183
1460 0 COMBO 2CombinatioMax 407.798 1433 0 COMBO 2CombinatioMax 401.117
1472 0 COMBO 2CombinatioMax 407.339 1448 0 COMBO 2CombinatioMax 400.704
1454 0 COMBO 2CombinatioMax 406.941 1442 0 COMBO 2CombinatioMax 400.565
1508 0 COMBO 2CombinatioMax 406.353 1439 0 COMBO 2CombinatioMax 400.561
1535 0 COMBO 2CombinatioMax 406.14 1436 0 COMBO 2CombinatioMax 400.553
1514 0 COMBO 2CombinatioMax 405.949 1445 0 COMBO 2CombinatioMax 400.544
1517 0 COMBO 2CombinatioMax 405.896 1541 0 COMBO 2CombinatioMax 400.359
1520 0 COMBO 2CombinatioMax 405.838 1424 0 COMBO 2CombinatioMax 396.022
1532 0 COMBO 2CombinatioMax 405.835 1469 0 COMBO 2CombinatioMax 395.233
1526 0 COMBO 2CombinatioMax 405.833 1427 0 COMBO 2CombinatioMax 394.684
1529 0 COMBO 2CombinatioMax 405.825 1601 0 COMBO 2CombinatioMax 279.174
1523 0 COMBO 2CombinatioMax 405.818 1598 0 COMBO 2CombinatioMax 277.108
1577 0 COMBO 2CombinatioMax 405.688 1619 0 COMBO 2CombinatioMax 273.949
1550 0 COMBO 2CombinatioMax 405.665 1616 0 COMBO 2CombinatioMax 273.875
1475 0 COMBO 2CombinatioMax 405.571 1595 0 COMBO 2CombinatioMax 266.043
1511 0 COMBO 2CombinatioMax 405.386 1586 0 COMBO 2CombinatioMax 264.064
1493 0 COMBO 2CombinatioMax 405.327 1544 0 COMBO 2CombinatioMax 263.857
1574 0 COMBO 2CombinatioMax 405.203 1379 0 COMBO 2CombinatioMax 260.634
1553 0 COMBO 2CombinatioMax 405.184 1592 0 COMBO 2CombinatioMax 258.772
1562 0 COMBO 2CombinatioMax 405.066 1589 0 COMBO 2CombinatioMax 258.295
1565 0 COMBO 2CombinatioMax 405.066 1604 0 COMBO 2CombinatioMax 257.628
1568 0 COMBO 2CombinatioMax 405.065 1613 0 COMBO 2CombinatioMax 256.052
Tabel 5.7. Jumlah gaya horizontal terfaktor (Vuy) pada kolom lantai 2 akibat kombinasi pembebanan (1,2+0,2SDs)DL + 0,5LL ± Ω0 (0,3Qex+Qey)
Dari Tabel 5.6. dan 5.7. didapatkan :
∑Vux = 25254,07 kN
TABLE: Element Forces - Frames TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCaseCaseType StepType V2 Frame Station OutputCaseCaseType StepType V2
Text m Text Text Text KN Text m Text Text Text KN
1499 0 COMBO 2CombinatioMax 553.126 1514 0 COMBO 2CombinatioMax 441.293
1607 0 COMBO 2CombinatioMax 550.178 1595 0 COMBO 2CombinatioMax 333.252
1610 0 COMBO 2CombinatioMax 548.3 1613 0 COMBO 2CombinatioMax 331.994
1541 0 COMBO 2CombinatioMax 546.062 1604 0 COMBO 2CombinatioMax 329.992
1460 0 COMBO 2CombinatioMax 545.9 1586 0 COMBO 2CombinatioMax 325.194
1592 0 COMBO 2CombinatioMax 542.592 1469 0 COMBO 2CombinatioMax 320.44
1589 0 COMBO 2CombinatioMax 541.759 1583 0 COMBO 2CombinatioMax 312.847
1502 0 COMBO 2CombinatioMax 541.467 1544 0 COMBO 2CombinatioMax 308.686
1616 0 COMBO 2CombinatioMax 522.848 1457 0 COMBO 2CombinatioMax 296.649
1619 0 COMBO 2CombinatioMax 519.721 1379 0 COMBO 2CombinatioMax 293.06
1601 0 COMBO 2CombinatioMax 518.57 1580 0 COMBO 2CombinatioMax 247.451
1598 0 COMBO 2CombinatioMax 516.208 1547 0 COMBO 2CombinatioMax 245.272
1496 0 COMBO 2CombinatioMax 480.642 1577 0 COMBO 2CombinatioMax 244.564
1493 0 COMBO 2CombinatioMax 476.01 1574 0 COMBO 2CombinatioMax 244.131
1463 0 COMBO 2CombinatioMax 475.4 1571 0 COMBO 2CombinatioMax 243.759
1490 0 COMBO 2CombinatioMax 475.238 1568 0 COMBO 2CombinatioMax 243.399
1487 0 COMBO 2CombinatioMax 474.452 1565 0 COMBO 2CombinatioMax 243.039
1484 0 COMBO 2CombinatioMax 473.642 1562 0 COMBO 2CombinatioMax 242.86
1481 0 COMBO 2CombinatioMax 472.813 1559 0 COMBO 2CombinatioMax 242.831
1478 0 COMBO 2CombinatioMax 472.392 1550 0 COMBO 2CombinatioMax 242.804
1475 0 COMBO 2CombinatioMax 472.164 1556 0 COMBO 2CombinatioMax 242.765
1466 0 COMBO 2CombinatioMax 461.487 1553 0 COMBO 2CombinatioMax 242.458
1472 0 COMBO 2CombinatioMax 459.572 1454 0 COMBO 2CombinatioMax 206.133
1538 0 COMBO 2CombinatioMax 450.449 1430 0 COMBO 2CombinatioMax 204.12
1511 0 COMBO 2CombinatioMax 448.107 1421 0 COMBO 2CombinatioMax 203.997
1505 0 COMBO 2CombinatioMax 445.639 1451 0 COMBO 2CombinatioMax 202.628
1535 0 COMBO 2CombinatioMax 445.505 1424 0 COMBO 2CombinatioMax 202.555
1532 0 COMBO 2CombinatioMax 444.79 1448 0 COMBO 2CombinatioMax 202.201
1529 0 COMBO 2CombinatioMax 444.007 1445 0 COMBO 2CombinatioMax 201.831
1526 0 COMBO 2CombinatioMax 443.196 1442 0 COMBO 2CombinatioMax 201.471
1523 0 COMBO 2CombinatioMax 442.394 1439 0 COMBO 2CombinatioMax 201.113
1508 0 COMBO 2CombinatioMax 442.137 1436 0 COMBO 2CombinatioMax 200.925
1520 0 COMBO 2CombinatioMax 441.978 1433 0 COMBO 2CombinatioMax 200.862
1517 0 COMBO 2CombinatioMax 441.897 1427 0 COMBO 2CombinatioMax 42.906
16530.6 8489.48
Total Total
𝑄𝑦 = ∑𝑃𝑢𝑦 𝑥 ∆0𝑦𝑉𝑢 𝑦 𝑥 𝐿𝑒 =
50125,74 x 0,0056630
25020,124 x 4 = 0,00283
≤ 0,05 (𝐿𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑜𝑦𝑎𝑛𝑔)
2. Penentuan Jenis Kolom
Kolom yang ditinjau adalah kolom 1436 yang terdapat pada lantai 2.
Gambar 5.x. Kolom 1436 yang ditinjau. • b = 500 mm ; h = 700 mm
• Le = 4000 mm
• Kolom yang ditinjau, kolom atas dan di bawahnya punya dimensi dan panjang yang sama, sehingga nilai EIkA, EIk, EIkB pada sumbu yang sama punya nilai yang sama • Balok arah x dan y punya dimensi yang sama namun bentang yang berbeda.
Untuk Lantai Tidak Bergoyang
Jika 𝑘𝑙𝑢
𝑟 < 34 − 12 𝑀1
Nilai k (nomogram) = 0,76
(a)Rangka tidak bergoyang (b) Rangka bergoyang
Gambar 5.x. Nomogram faktor panjang efektif (k)
Dari nomogram pada Gambar 5.x. didapat nilai k :
• kx (biru) = 0,95, dan • ky (merah) = 0,97 𝑘𝑙𝑢
𝑟 (𝑥) =
0,95𝑋 4000
202,07 = 18,74
𝑘𝑙𝑢
𝑟 (𝑦) =
0,97𝑋 4000
144,34 = 20,93
Persyaratan pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan menurut
SNI-2847-2013 apabila
(b) Untuk komponen struktur yang di breising terhadap goyangan ke samping