• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan - Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha Pada Pengusaha Toko Emas Dan Permata Di Pusat Pasar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan - Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha Pada Pengusaha Toko Emas Dan Permata Di Pusat Pasar Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Pengetahuan Kewirausahaan

Drucker (Julita, 2013:96) mengatakan, pengetahuan merupakan informasi yang dapat merubah sesuatu atau seseorang, seiring dengan itu juga dapat mengarahkan kepada tindakan, atau sesuatu yang dapat membuat seorang individu/ suatu lembaga mampu melakukan suatu tindakan secara lebih efektif. Pengertian lain dari pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal (Ginting, 2006:4). Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha.

(2)

berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. (2) Sumber kedua yaitu pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak yang dapat dipercayai adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan sebagainya. (3) Sumber ketiga yaitu indriawi. Bagi manusia, pengalaman indriawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah dan kulit orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup. (4) Sumber keempat yaitu akal pikiran. Akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah. (5) Sumber kelima yaitu intuisi. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif.

Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), kata Entrepreneur berasal dari kata

(3)

demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Kewirausahaan (entrepreneurship) (Hendro, 2011:5) bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir. Kewirausahaan (Zimmerer, 1996:51) adalah “applying creativity and innovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face

everyday.” Dimana kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas dan keinovasian, serta keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Kewirausahaan sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari, Karl H. Vesper dalam bukunya Small Business and Entrepreneurship (Subanar, 1994:15) membagi-bagi subyek dari kewirausahaan menjadi 11 bidang penelitian yang meliputi :

1) Ekonomi Kewirausahaan (Economic of Entrepreneurship)

Meneliti dampak-dampak ekonomi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha.

(4)

Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap, motivasi, kepribadian, daya intelektual dan sebagainya.

3) Sosiologi Kewirausahaan (Sociology of Entrepreneurship)

Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses akibat pengaruh dari aspek-aspek social dan budaya masyarakatnya serta peran agama tertentu.

4) Manajemen Usaha Kecil (Small Business Management)

Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil. 5) Pembinaan Kewirausahaan (Fostering Entrepreneurship)

Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong keberhasilan wirausaha, termasuk peran Pemerintah.

6) Memulai Usaha Baru (New Venture Entry)

Meneliti kemungkinan peluang bagi pengusaha kecil untuk masuk kedalam bisnis yang berskala lebih besar.

7) Sejarah Wirausahawan (Tycoon History)

Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang pernah ada (missal: Henry Ford, Matsushita, Nitisemito, Probosutejo, Pardede, Hasyim Ning, dan lainnya.

8) Perusahaan Minoritas (Minority Enterprise)

Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari kelompok minoritas yang umumnya mampu untuk survive.

9) Kemandirian Usaha (Independent Venture)

(5)

10)Usaha Berbadan Hukum (Corporate Venture)

Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang terdapat di dalam perseroan bisnis.

11)Wirausaha wanita (Female Entrepreneurship)

Meneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek-aspek yang mendukung profesionalisme mereka.

Drucker (Suryana, 2003:10) mengatakan, meskipun sampai sekarang belum ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan (entrepreneurship), akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama, yaitu merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mampu mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkan usahanya dengan tangguh. Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(6)

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel. (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber : Suryana (2003)

Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil risiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

2.2 Kemandirian Pribadi

Kemandirian berasal dari kata “mandiri”. Mandiri yaitu tidak mengandalkan dan bergantung pada orang lain atau keluarga. Dimana kemandirian merupakan sikap mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Julita 2013:97) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Kemandirian (Julita, 2013:96) juga dapat diartikan sebagai upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan mampu dipenuhi sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain.

(7)

pengertian: (a) suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, (b) mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, (c) memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, (d) bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, (e) kemandirian merupakan suatu proses mulai dari menciptakan ide, membuat rencana, mencari sumber sampai dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Seseorang dikatakan “mandiri” (Ranto, 2012:68) apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya. Menjadi individu yang mandiri, berarti seseorang dalam mengisi kehidupannya perlu memiliki kemampuan untuk dapat berdiri sendiri dalam arti mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya, bisa bekerja team work dengan orang lain tapi juga tanpa harus menggantungkan keterlibatan orang lain.

(8)

Situmorang, 2008:20) yang dimaksud adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif menunjukkan kemandiriannya dalam karakteristik membuat kesimpulan, setiap pada opini dan sikap, meskipun banyak diantaranya cenderung menyesuaikan diri pada pandangan-pandangan yang dinyatakan oleh mayoritas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

Kepribadian (Alwisol, 2009:7) adalah seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman (Stern). Faktor kepribadian (Harimurti, 1994:14) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantanya yaitu sikap dan tingkah laku, latar belakang pendidikan, kondisi lingkungan, bakat dan bawaan, iman seseorang, ditambah faktor-faktor lainnya.

Penulis menyimpulkan pengertian dari kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan.

2.3 Kinerja Usaha

(9)

Pengertian kinerja (Moeheriono, 2012:32) adalah sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (Julita, 2013:95) mengatakan bahwa kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. Pencapaian hasil serangkaian kegiatan yang dimaksud meliputi standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan sejak awal dimulainya usaha.

Rue & Byars (Riyanti, 2003:25) juga mengatakan bahwa kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat pencapaian tujuan organisasi . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

2.4 Kerangka Konseptual

(10)

Berikut pengertian yang disimpulkan oleh penulis dari variabel-variabel yang akan diteli dalam penelitian ini. Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil risiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha. Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan. Dan kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

(11)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Julita (2013), diolah oleh penulis 2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah-masalah yang diteliti (Etta & Sopiah, 2010:40). Bedasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada pengusaha toko emas dan permata di Pusat Pasar Medan.”

2.6 Penelitian Terdahulu

Vilonensia (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting) ”. Dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa variabel kemandirian pribadi memiliki pengaruh yang positif dan signifkan terhadap perilaku kewirausahaan. Sehingga apabila kemandirian pribadi terus ditingkatkan maka akan berdampak positif terhadap perilaku kewirausahaan pada para pedagang pakaian di Pasar Pajak Sore.

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

(X1)

KINERJA USAHA (Y)

KEMANDIRIAN PRIBADI

(12)

Pratama (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pada Rumah Makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)”. Dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan para pemilik rumah makan di Jl. Kapten Mukhtar Basri Medan. Dan diungkapkan bahwa variabel kemandirian pribadi memberikan kontribusi paling besar terhadap perilaku kewirausahaan para pemilik rumah makan di Jl. Kapten Mukhtar Basri Medan.

Darya (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kompetensi Usaha dan Kinerja Usaha Mikro Kecil di Kota Balikpapan”. Dalam penelitian ini, variabel ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh signifikan tetapi negatif terhadap kompetensi usaha yang artinya semakin tinggi persepsi ketidakpastian lingkungan maka semakin rendah kompetensi usaha pengusaha mikro kecil. Variabel karakteristik kewirausahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kompetensi usaha dan kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di kota Balikpapan. Dan variabel kompetensi usaha hanya memiliki pengaruh terhadap kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di kota Balikpapan.

Julita (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi,

(13)

parsial variabel motivasi berusaha dan pengetahuan berusaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha, sedangkan variabel independensi usaha tidak memiliki pengaruh yan signifikan. Dan secara simultan, ketiga variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha dan pengaruh yang diberikan yaitu sebesar 63,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Sudiarta, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli”. Dalam penelitian ini, factor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah faktor internal yang meliputi pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis.

(14)

Pratama (Studi Kasus Pada Rumah Makan di Jalan Kapten Kewirausahaan (Y) , sedangkan variabel Motif Berprestasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku

Kewirausahaan (Y) para pemilik rumah makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan.

Darya, dkk Mikro Kecil di Kota Balikpapan Usaha (Y1), Variabel Karakteristik

(15)

Julita

(Studi Kasus Pada UKM di Kota Berwirausaha (X1) dan Pengetahuan Usaha (X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha (Y). Mikro Kecil Dan Menengah Kinerja Usaha (Y)

Eksploratif Faktor Internal (X1) dan Faktor Ekternal (X2) mempengaruhi Kinerja Usaha (Y), dan

Faktor Internal merupakan factor yang

paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Julita (2013), diolah oleh penulis
Tabel 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

Pada hari ini, Senin tanggal Satu bulan Februari tahun dua ribu enam belas, bertempat di Kantor Regional VIII Badan Kepegawaian Negara, Panitia Pengadaan Satpam

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang ter egistr asi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik ( LPSE ) dan memenuhi per syar atan memiliki ijin usaha

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahidatul Kistatuhu tentang penggunaan media program autoplay untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas VII A

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan bahwa peran panti asuhan membawa pengaruh pada tumbuh kembang anak. Melalui panti asuhan anak di didik dengan dengan

Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai jenis dari tindak tutur direktif yang terdapat

(1) Untuk melakukan kegiatan pengangkutan dengan kendaraan umum tidak dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf b Peraturan Daerah ini,