• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA - Analisis Fungsi Genkan Pada Arsitektur Rumah Masyarakat Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA - Analisis Fungsi Genkan Pada Arsitektur Rumah Masyarakat Jepang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA

Sebuah arsitektur atau sistem arsitektur adalah model konseptual yang

mendefinisikan struktur, perilaku, dan pandangan lebih dari suatu

sistem. Sebuah deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal dan representasi dari

suatu sistem, yang diselenggarakan dengan cara yang mendukung penalaran

tentang struktur dan perilaku sistem.

Sebuah arsitektur sistem dapat terdiri dari komponen

sistem, sifat eksternal terlihat dari

komponen-komponen, hubungan (misalnya perilaku) di antara mereka. Hal ini dapat

memberikan rencana yang produk dapat diperoleh, dan sistem yang

dikembangkan, yang akan bekerja sama untuk menerapkan sistem secara

keseluruhan

Jepang dalam perkembangan arsitektur modern adalah satu-satunya negara

timur (Asia) yang mempunyai tradisi yang berbeda dengan negara-negara lain. Di

Jepang tradisi adat, termasuk Shintoisme (ajaran agama asli Jepang yang

mengedepankan kedekatan alam), menjadi dasar pola pikir dan hidup serta

budaya, terungkap dalam fisik arsitektural, konsep arsitektur modern parism yang

berkaitan dengan kemurnian, harmoni dan keseimbangan sudah berabad-abad

menjadi konsep perancangan bangunan di Jepang. Dalam arsitektur Jepang

keindahan dipancarkan oleh keheningan, kesunyian, bersih dan polos. Budaya

(2)

bentuk kepolosan bidang-bidang, tampa hiasan selain garis-garis tegak datar

terbentuk oleh rangka, kolom dan balok yang menjadi kerangka dari bidang.

Pada awal abad ke-20 modernisme arsitektur Jepang belum seperti

perkembangan yang ada di Barat, namun setelah perang dunia II, Jepang

mengalami kemajuan. Perkembangan dan perubahan luar biasa dalam berbagai

bidang termasuk seni dan arsitektur. Budaya tradisional Jepang baik Shinto

ataupun Katsura dapat menerima konsep-konsep modrenisme, karena sebenarnya

hanya kesamaan dan tradisi Jepang yang mengacu pada kesederhanaan. Falsafah

“sederhana itu indah” seperti konsep kemurnian dalam arsitektur Jepang.

2.1Sejarah Genkan

Dapat dikatakan bahwa hampir semua rumah orang Jepang memiliki

genkan di dalam tata ruangnya. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa genkan

merupakan bagian dari ruang bangunan yang harus ada dan memiliki arti yang

penting. Dalam perkembangnnya, genkan pun berkembang mengikuti

perkembangnan zaman hingga sekarang.

Secara umum, genkan berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu.

Diluar dari fungsi umum genkan sebagai pintu keluar masuk/bangunan, genkan

juga merupakan suatu ruang yang menjadi pembatas antara bagian dalam rumah

dan luar rumah.

Dari sudut linguistik, istilah genkan terdiri dari dua kanji, sesuai dengan

(3)

merupakan istilah lain dari langit (ten no betsumei 天の別名). Sedangkan kan ( 関 ) dalam genkan dapat diartikan sebagai gerbang atau pos pembatas/pemeriksaan. Sehingga jika kedua disatukan akan muncul suatu

pengertian tentang genkan yang dapat diartikan secara harafiah sebagai gerbang

menuju/mencapai langit. Hal ini dihubungkan dengan fungsi awal genkan sebagai

jalan menuju kuil utama dalam kuil Budha (kuil utama tempat dewa). Seiring

perkembangan jaman, pengertian mengenai genkan semakin meluas terutama

dilihat dari fungsi dan peranan genkan dalam masyarakat.

Awal dari dasar bentuk genkan pertama kali diperlihatkan pada abad ke-14

dalam arsitektur Kenchouji yang berada dikota Kamakura provinsi Kanagawa,

Jepang yang juga merupakan kuil terbesar dari lima kuil besar Zen di daerah

pegunungan Kamakura Jepang.

Gambar: Genkan Kuil Kenchouji

Desain genkan yang ditemukan pada kuil Kenchouji pertama kali diambil

dari bentuk jalan yang melintang di depan kuil utama Houjou ( 方丈). Pada abad ke-16, istilah genkan ditunjukan dengan suatu jalan setapak yang menuju pada

aula utama kuil yang menuju pada bangunan utama pada tempat tinggal

(4)

Genkan pada abad ke-16 menghadap langsung kearah taman dan memiliki

atap berbentuk segitiga kirizuma (切 妻

Gambar: Kirizuma (

) atau atap yang memiliki bentuk

arsitektur atap Cina, yang langsung menyatu dengan pintu gerbang.

切妻

Gambar:Kurumayose Genkan (車寄せ玄関 ) )

Pada zaman Edo ( 1603-1868 ), tipe genkan yang digunakan mulai

tergantikan yaitu, langsung menghubungkan antara bagian dapur dan ruang utama.

Pada abad ke-17 istilah genkan digunakan sebagai ruang pos penjagaan,

yang dibangun di kediaman bushi (武士) dan shogun (将軍) . Ruangan ini disebut sebagai kurumayose genkan (車寄せ玄関 ) yang memiliki struktur tembok yang kuat, lantai yang diaspal dan jalan setapak yang menghubungkan antara ruang

genkan dengan ruangan yang ada di dalam.

Genkan dilarang untuk dibangun pada kediaman rumah masyarakat sipil, minka

(5)

Pada tahun 1630, genkan mulai dilengkapi dengan suatu pijakan tambahan

shikidai (式台) yang terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi untuk membantu tamu untuk naik memasuki bangunan utama. Tetapi pada awal abad ke-17, jenis

kurumayose genkan yang dilengkapi shikidai beralih fungsi menjadi pintu masuk

formal yang juga disebut sebagai onari genkan (御成り玄関). Onari genkan juga berfungsi menjadi symbol dari kelas sosial tinggi yang dibatasi oleh peraturan

ketat yang berlaku pada masyarakat Jepang yang terbatas untuk kaum bushi,

bangsawan dan pemuka agama.

Gambar: Onari Genkan kaum Bushi

Pada pertengahan zaman Edo, bentuk perkembangan dari kurumayose

genkan dan onari genkan adalah dengan penambahan lebar ruang dan shikidai

(pijakan) yang digunakan untuk memudahkan naik-turun ke dalam rumah.

Seringkali pada atap genkan juga dihiasi oleh hiasan-hiasan. Dan genkan seperti

ini biasanya ditemukan pada kediaman bushi kelas menengah sebagai bentuk

ruang formal, penggunaan genkan biasanya dibatasi hanya untuk tuan rumah,

sedangkan anggota keluarga yang lain menggunakan pintu masuk berbeda,

(6)

Memasuki abad ke-18 rumah dari para kaum pedagang, kepala desa (shou/

庄屋) dan staff pemerintahan (honjin/本陣) mulai diijinkan untuk membangun

genkan sebagai bentuk dari pengadopsian dari gaya arsitektur shion-zukuri yang

digunakan sebagai penerima tamu, kemudian untuk dibangun pada rumah

tabib-tabib dan rumah dari pengurus kuil (shikan/士官)

Genkan biasanya ditambahkan pada ruangan yang paling luar pada

bangunan sebagai tempat penerima tamu seperti halnya ruangan masuk pada

toko-toko tradisional Jepang. Rumah-rumah yang berada di kota besar (machiya/町家), genkan yang dibangun dalam rumah dilengkapi oleh shikidai sering kali dibuat

langsung pada doma dan mengarah menuju ruangan yang memiliki lantai yang

dinaikkan (kyoshitsubu/居室部) .

Bentuk genkan pada rumah kaum bushi berkelas rendah di akhir zaman Edo,

lebih ditekankan pada fungsinya. Ruang genkan dibuat langsung dengan

berhadapan dengan doma dan yoritsuki sebagai tempat melepaskan sepatu, namun

genkan tidak dilengkapi dengan shikidai. Genkan inilah yang digunakan pada

arsitektur rumah Jepang modern.

2.2 Bentuk-bentuk Genkan

Pada rumah Jepang, kita akan menemukan genkan yang dianggap

sebagai tempat yang penting, hal ini dikarenakan genkan bisa menjadi “wajah”

dari si pemilik rumah. Secara abstrak, genkan yang disebut ie no kao (家の顔) yang memiliki arti wajah dari rumah mengacu pada karakter dari pemilik rumah

maupun orang yang tinggal. Dengan kata lain, secara implisit genkan dapat

(7)

ie no kao “ dikemukakan oleh ahli fengsui Dr. Copa dalam blognya “ ifuusui to

genkan ni tsuite “ yang menuliskan bahwa :

”自分

“ Genkan rumah sendiri dapat dikiaskan sebagai wajah dari manusia. Dalam arti lain, tampak dari genkan rumah merupakan gambaran dari wajah manusia. Dan pula, disebutkan bahwa pintu masuk genkan yang disebut sebagai “iruguchi” merupakan pengkhiasan dari “mulut”.”

Jika Dr. Copa membahas struktur konkrit genkan berdasarkan penampilan

luarnya, Hayashi Nozomu membahas tentang struktur konkrit genkan berdasarkan

struktur pintu genkan yang dinyakininya dalam artikelnya yang berjudul “Genkan”

memiliki nilai yang lebih dalam dari sekedar pintu. Dia memaparkan bahwa

genkan Jepang memiliki ciri khas yang berbeda dengan genkan bergaya barat

( contohnya di Inggris ) terutama dilihat dari arah membuka pintu genkan Jepang,

yakni dari arah dalam ke luar.

Ada bermacam-macam jenis dan ukuran genkan, dan biasanya semakin

besar ukuran genkan maka bisa dipastikan bahwa si pemilik rumah merupakan

orang yang memiliki kehidupan yang mapan.

Dalam menentukan ukuran luas genkan tidak menjadi hal yang penting

dalam pembangunan rumah yang memiliki genkan karena ukuran luas pada

genkan tergantung pada selera pemilik rumah. Namun semakin luas rumah maka

(8)

Gambar: Denah pada rumah Jepang

Sesuai dengan perkembangan jaman, bentuk-bentuk genkan pun

mengalami bentuk perkembangan terutama pada segi fisik genkan. Berikut ini

adalah bentuk-bentuk genkan pada kuil, tempat tinggal yang bergaya tradisional

dan modern.

(9)

Gambar: Genkan Tradisional

Gambar: Bentuk Genkan Modern

Genkan memiliki bagian-bagian yang dapat membentuk stuktur fisik dari

genkan secara utuh. Genkan memiliki bagian-bagian yang lengkap secara utuh

biasanya hanya dapat ditemukan pada bangunan yang memiliki arsitektur

tradisional.

Pada bangunan atau tempat tinggal Jepang yang berarsitektur modern

struktur genkan hanya ditekankan pada penggunaan tiga bagian saja yaitu genkan

no doa, doma dan yoritsuki. Tiga bagian inilah yang mewakili genkan secara

keseluruhan.

2.2.1 Bagian-bagian pada Genkan

(10)

Genkan Chuumon (玄関中門)

Atap yang berada tepat sebelum genkan no doa. Bagian ini biasa digunakan untuk

membantu tamu yang berkunjung agar tidak terlalu basah karena hujan atau terik

karena sengatan matahari ketika menunggu di depan pintu genkan.

Gambar: Genkan Chuumon (玄関中門) Genkan no doa (玄関のドア)

Genkan no doa merupakan pintu yang terdapat sebelum memasuki atau keluar

dari genkan. Genkan no doa dapat pula disebut sebagai deiriguchi (出入り口). Genkan no doa dapat berupa pintu geser atau pun pintu bergaya barat.

(11)

Ranma (欄間)

Ranma merupakan suatu sekat yang berada di atas Genkan no doa, ranma

memiliki fungsi sebagai sirkulasi udara dalam ruang genkan agar tidak terlalu

lembab.

Gambar Ranma (欄間) Doma (土間)

Doma merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang sejajar dengan

tanah. Jika tidak ada wakiagari, maka tamu akan melepaskan sepatunya di doma

sebelum masuk ke dalam rumah ( naik ke yoritsuki ). Bagian dari doma hingga

ruang tepat sebelum menaiki yoritsuki dapat pula disebut sebagai doma to ittai no

kuukan.

Gambar Doma (土間) Wakiagari (脇上がり)

Wakiagari merupakan papan yang diletakkan tepat di bagian bawah genkan yang

(12)

menginjak tanah. Wakiagari dapat ditemukan di sekolah-sekolah Jepang maupun

ryokan (penginapan bergaya Jepang ) besar.

Gambar Wakiagari (脇上がり) Shikidai (式台)

Shikidai merupakan undakan berupa kayu atau batu untuk membantu tamu naik ke

yoritsuki (寄り付き).

Gambar shikidai (式台) Yoritsuki (寄り付き)

Yoritsuki merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang dinaikan , dan

sejajar dengan ruangan di dalam rumah. Yoritsuki sudah merupakan teritori dan

uchi atau bagian dalam rumah.

(13)

Selain bagian-bagian yang telah disebutkan di atas, genkan pun memiliki

beberapa benda-benda yang walaupun bukan merupakan kesatuan namun dapat

ditemukan di dalam ruang lingkup genkan. Benda-benda tersebut adalah rak atau

lemari kecil yang biasanya digunakan untuk menaruh sepatu atau sandal tuan

rumah dan tamu yang berkunjung, keranjang yang biasanya digunakan untuk tepat

meletakkan payung tamu jika membawanya, gantungan mantel untuk tamu dan

juga tuan rumah memajangkan foto keluarga atau ikebana (生け花) sebagai hiasan di genkan.

Gambar: Genkanyang dilengkapi hiasanya

Dalam arsitektur rumah Jepang juga terdapat komponen-komponen yang

berhubungan dengan genkan. Komponen-komponen ini juga berfungsi sebagai

pintu masuk atau keluar rumah. Komponen-kompnen ini tidak diharuskan ada,

namun beberapa diantaranya memiliki fungsi yang penting sebagai kompoen yang

memiliki hubungan dengan genkan.

2.2.2 Komponen-komponen yang Berhubungan dengan Genkan

(14)

Uchi Genkan (内玄関)

Bagian tambahan dalam genkan yang digunakan oleh pemilik rumah

sebagai pintu masuk. Uchi genkan biasanya ditemukan di tempat tinggal bushi.

GambarUchi Genkan (内玄関)

Naka-no-kuchi (中の口)

Pintu masuk yang bersifat semiformal yang biasanya terletak agak jauh

dengan genkan. Naka no kuchi langsung menghubungkan area luar dengan bagian

dalam rumah yang berbentuk jalan setapak terbuat dari ubin yang memiliki posisi

lantai sejajar dengan tanah.

(15)

Hiroshiki (広敷き)

Pintu masuk yang langsung berhubungan dengan dapur dan tuang utama.

Hiroshiki memiliki bentuk yang sama dengan genkan dan dapat ditemukan pada

bangunan atau rumah tradisional bergaya Buke Zukuri.

Gambar Hiroshiki (広敷き)

Katteguchi (勝手口)

Pintu masuk langsung yang berhubungan dengan dapur dan ruangan dalam

rumah.

GambarKatteguchi (勝手口) Oodoguchi (大戸口)

Pintuk masuk yang dapat digunakan secara umum oleh siapa saja tanpa

(16)

biasanya berada di pojok atau belakang rumah yang biasanya digunakan oleh

pengurus rumah untuk tempat keluar masuk.

Gambar Oodoguchi (大戸口)

Onari Genkan (御成り玄関)

Genkan yang memiliki arsitektur mewah yang biasanya merefleksikan status

pemilik rumah yang tinggi. Onari genkan juga memiliki fungsi sebagai rumah

penjagaan.

Gambar Onari Genkan (御成り玄関)

Sama halnya seperti bagian dari arsitektur bangunan Jepang yang sarat

akan nilai-nilai elemen artistic, genkan pun memiliki beberapa nilai-nilai artistic

(17)

bangunan , maupun peranan genkan terhadap pemilik rumah dan lingkungan

sekitarnya. Beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam genkan dipengaruhi oleh

kondisi fisik dari genkan, karena bentuk genkan pada setiap rumah tidak selalu

sama, terutama pada kondisi genkan yang terdapat pada rumah tradisional jika

dibandingkan dengan genkan yang bergaya modern karena genkan yang bergaya

modern lebih mengutamakan fungsionalnya daripada artistiknya.

a. Ma (間) merupakan elemen artistic yang menjadikan faktor ruang sebagai dasar pengertiannya. Ma meliputi batasan antara luar dan

dalam pada genkan, serta menjadi penyesuaian bentuk maupun luas

genkan yang dibangun dalam rumah, seperti besar kecilnya genkan.

Nilai dari ma juga mengacu pada peranan genkan sebagai pemberi

batasan yang nyata antara uchi dan soto, baik secara fisik maupun

abstrak.

b. Kanso (簡素) merupakan elemen artistik yang menggambarkan suatu kesederhanaan yang murni dalam suatu objek. Kanso pada genkan

meliputi tiga bagian dari genkan yang mampu mendeskripsikan genkan

secara utuh yaitu doa,doma dan yoritsui. Elemen kanso yang

diterapkan pada genkan, biasa ditemukan pada bentuk genkan yang ada

di rumah atau bangunan yang memiliki luas yang terbatas.

c. Yuugen (幽玄) dan Myou (妙) merupakan dua elemen artistic Jepang yang menggambarkan suatu misteri atau ketidakjelasan pada objek

yang di tuju. Yuugen dan Myou, tidak dapt terlihat secara fisik, manun

penerapannya ada secara nyata dan dirasakan oleh individu yang

(18)

d. Zen (禅) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu keberadaan dan ketiadaan dalam sebuah objek. Zen cendrung mengacu

pada fungsi genkan. Elemen zen yang direfleksikan pada genkan,

dieprlihatkan pada batasan genkan juga memiliki hubungan dengan

elemen Ma dan Yuugen/Myou. Namun pengaruh zen terhadap fungsi

genkan lebih ditekankan pada pembatasan ruang antara bagian yang

suci dan tidak suci lebih menekankan pada fungsi religius.

e. Kyubou (窮乏) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu pengambilan bentuk sikap dan tindakan dari individu, yang didasari

oleh prinsip yang ada dalam diri mereka saat mereka bersentuhan

denagn objek (genkan). Hal ini dilaksanakan dalam ehidupan

sehari-hari tanpa terkecuali karena sudah menjadi tradisi. Kyubou pada

genkan meliputi etiket yang harus diterapkan di genkan yang memiliki

suatu tradisi untuk melepaskan sepatu sebelum masuk ke dalam rumah

tanpa membedakan siapapun orangnya baik orang Jepang maupun

orang asing.

2.2.3 Elemen Sekuler pada Genkan

Selain elemen artistik dasar pada genkan, terdapat pula elemen-elemen lain

yang dapat kita temui, terutama pada genkan tradisional maupun modern. Namun

tidak semua dari elemen ini ada pada setiap genkan .

Berikut ini contoh dari elemen sekuler yang ada pada genkan:

(19)

genkan menggunakan bahan dasar kayu, baik pada pembuatan struktur dasar

genkan , maupun bagian skunder dari genkan, seperti pintu genkan, shikidai,

maupun wakiagari. Sedangkan bahan material berupa bebatuan dapat ditemukan

pada bagian doma maupun shikidai.

Ki () pada genkan direfleksikan pada penggunaan bahan dasar pembuatan genkan yang terbuat dari kayu. Pada rumah tradisional, elemen ki

menjadi elemen primer dari keseluruhan bahan dasar yang digunakan untuk

pembuatan rumah.

Ishi () sama seperti ki, ishi pada genkan, didasarkan pada bahan dasar pembuatan genkan yang berasal dari batu. Elemen ishi biasa ditemukan pada

doma dan shikidai.

Bukyou (部今日) direfleksikan dari peranan penggunaan genkan yang pertama kali ada pada Kuil Budha beraliran Zen yang bernama Kenchouji. Genkan

pada kenchouji berperan sebagai pembatas luar (kotor) dan dalam (suci).

Kuukan (空間) direfleksikan dari genkan yang dibangun di luar rumah atau pada halaman terbuka. Genkan yang memiliki elemen ini yang dapat ditemui pada

bangunan tradisional Jepang. Biasanya, genkan yang memiliki elemen artistic

kuukan, dapat ditemukan pada genkan yang merangkap sebagai kurumayose atau

genkan yang masih berbentuk jalan setapak.

Yuuga (優雅) direfleksikan dari factor elegan yang dibangun pada genkan. Yuuga biasa ditemukan pada Onari genkan di kediaman bushi kelas atas dan juga

pada kediaman bangsawan.

(20)

benda-benda yang memiliki fungsi umum (rak sepatu) maupun fungsi khusus (jimat)

dalam genkan.

2.3Cara Bertamu di Genkan

Cara bertamu atau etiket bertamu di Jepang berbeda dengan negara lain.

Sebagian besar etiket dan kebiasaan masyarakat Jepang dipengaruhi oleh tradisi

yang ada dalam keluarga mereka, maupun keadaan sekitar di lingkungan tempat

mereka tinggal. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa tidak ada yang dinamakan

dengan etiket Jepang standar secara keseluruhan.

Namun, diluar dari perbedaan etiket yang ada dalam masyarakat Jepang

untuk menanggalkan sepatunya sebelum dia masuk ke dalam rumah. Etiket saat

masuk ke dalam genkan merupakan salah satu dari etiket yang memiiki

pelaksanaan yang sama dari waktu ke waktu, dan diterapkan untuk seluruh elemen

masyarakat maupun orang asing yang berada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang

bagaimana cara untuk masuk ke dalam genkan merupakan suatu pembelajaran

yang harus diajarkan pada anak-anak sejak dini, dan bagi orang asing yang tinggal

maupun berkunjung di Jepang.

Masyarakat Jepang tidak akan mengijinkan siapapun melanggar etiket ini

sekalipun mereka adalah orang asing. Oleh karena itu, hingga sekarang banyak

artikel dan buku yang ditunjukan untuk orang asing yang berguna sebagai

pedoman untuk mereka ketika dating ke Jepang.

Berikut ini adalah cara bertamu atau etika bertamu yang harus diterapkan

(21)

1. Setelah menekan bel rumah berilah jarak antara tubuh dengan pintu rumah

kira-kira lebih dari setengah lebar pintu rumah. Ini dikarenakan hampir

semua pintu masyarakat Jepang membuka keluar tidak kedalam bagian

rumah.

2. Sebelum masuk berilah salam kepada tuan rumah dengan sedikit

menundukkan badan sambil mengucapkan “ gomenkudasai (ごめんくだ

さい)”, “ojyamashimasu (お邪魔します)” yang dapat diartikan sebagai

“ permisi atau maaf menggangu “. Pengucapan salam ini dilakukan saat

pemilik rumah sudah membukakan pintu dengan keadaan kita tetap berada

dalam jarak yang tetap sama seperti pintu belum terbuka, tetapi setelah

pintu terbuka tidak boleh langsung masuk ke dalam rumah.

3. Setelah masuk ke dalam genkan, tunggulah hingga tuan rumah

mempersilahkan masuk oleh tuan rumah dengan mengatakan “douzo o

(22)

4. Sebelum naik ke dalam rumah, lepaskanlah sepatu atau alas kaki, dan

tempatkan sepatu menghadap kearah pintu ke luar seperti pada gambar di

bawah ini.

5. Jika memakai mantel, topi atau membawa payung ketika bertamu, segera

lepas dan taruh barang-barang tersebut ditempat yang telah disediakan

tempat untuk menaruh mantel, topi atau payung, bertanyalah pada tuan

rumah dimana anda harus menaruhnya.

6. Saat menaiki genkan, biasanya tuan rumah akan menyediakan alas kaki/

sandal rumah untuk digunakan oleh tamu yang berkunjung. Gunakan

sandal rumah dan masuk sambil mengucapkan “shitsureishimasu (失礼し

ます)’, kemudian mengikuti tuan rumah menuju ruang tamu.

Selain etiket yang dilakukan di genkan ada juga fengsui di dalam ruang

lingkup genkan. Walaupun berada dalam lingkungan masyarakat Jepang yang

modern, fengsui juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Jepang

untuk membantu mereka menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Fengsui

dipercaya masyarakat Jepang mampu memberikan pengaruh baik dan buruk

dalam kehidupan mereka, bahkan sebelum membangun rumah maupun pindah ke

suatu rumah tidak jarang mereka meminta tolong kepada ahli fengsui untuk

membantu menata rumah mereka.

Menurut ilmu fengsui, genkan merupakan simbol dari wajah pemilik

rumah. Maka genkan yang ada di rumah merupakan suatu bentuk refleksi dari

wajah pemilik rumah dan pintu genkan merupakan refleksi dari mulut pemilik

(23)

Oleh karena itu, selayaknya sebuah wajah genkan pun hanya ada satu

disetiap rumah Jepang . Jika dalam satu rumah memiliki dua genkan, terdapat

dua pemikiran bahwa sang pemilik rumah merupakan orang yang berlidah dua

sehingga mampu mempengaruhi hubungan dari pemilik rumah dengan

orang-orang disekitarnya ataupun dengan sesama keluarga yang tinggal di rumah

tersebut. Namun karena hal fengsui di percaya dapat membantu mengurangi

ataupun menghindari pengaruh buruk yang timbul maka sering diletakkannya

Gambar

Gambar: Genkan Chuumon (玄関中門)
Gambar: Wakiagari (脇上がり)

Referensi

Dokumen terkait

Rekam medis elektronik dengan sistem terbuka/konvensional tak ubahnya seperti rekam medis kertas yang dielektronikkan sehingga tidak memiliki kemampuan untuk

Hidupkan mesin kendaraan sebelum dilakukan servis. Prosedur ini diperlukan untuk mengetahui kondisi awal kendaraan. Pemeriksaan minyak pelumas dan air pendingin

Kecelakaan Foker 27 ini tidak hanya berdampak pada istri-istri korban, tetapi memberikan dampak bagi para istri prajurit TNI AU yang lain, dari hasil wawancara terhadap

[r]

Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker. Ketika

Berangkat dari gejala tersebut peneliti memfokuskan penelitian pada komunitas Baduy Luar, karena mereka meskipun secara adat dianggap orang-orang yang melanggar adat, tidak loyal

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang bersekala nasional pada masa Hindu, Budha dan Islam, keragaman, kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi

Dalam kajian ini faktor yang dilihat sebagai penyumbang kepada kebolehpasaran dalam kalangan pelajar IPT adalah bidang kurikulum, kokurikulum, kerjaya, tenaga pengajar,