BAB II
GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA
Sebuah arsitektur atau sistem arsitektur adalah model konseptual yang
mendefinisikan struktur, perilaku, dan pandangan lebih dari suatu
sistem. Sebuah deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal dan representasi dari
suatu sistem, yang diselenggarakan dengan cara yang mendukung penalaran
tentang struktur dan perilaku sistem.
Sebuah arsitektur sistem dapat terdiri dari komponen
sistem, sifat eksternal terlihat dari
komponen-komponen, hubungan (misalnya perilaku) di antara mereka. Hal ini dapat
memberikan rencana yang produk dapat diperoleh, dan sistem yang
dikembangkan, yang akan bekerja sama untuk menerapkan sistem secara
keseluruhan
Jepang dalam perkembangan arsitektur modern adalah satu-satunya negara
timur (Asia) yang mempunyai tradisi yang berbeda dengan negara-negara lain. Di
Jepang tradisi adat, termasuk Shintoisme (ajaran agama asli Jepang yang
mengedepankan kedekatan alam), menjadi dasar pola pikir dan hidup serta
budaya, terungkap dalam fisik arsitektural, konsep arsitektur modern parism yang
berkaitan dengan kemurnian, harmoni dan keseimbangan sudah berabad-abad
menjadi konsep perancangan bangunan di Jepang. Dalam arsitektur Jepang
keindahan dipancarkan oleh keheningan, kesunyian, bersih dan polos. Budaya
bentuk kepolosan bidang-bidang, tampa hiasan selain garis-garis tegak datar
terbentuk oleh rangka, kolom dan balok yang menjadi kerangka dari bidang.
Pada awal abad ke-20 modernisme arsitektur Jepang belum seperti
perkembangan yang ada di Barat, namun setelah perang dunia II, Jepang
mengalami kemajuan. Perkembangan dan perubahan luar biasa dalam berbagai
bidang termasuk seni dan arsitektur. Budaya tradisional Jepang baik Shinto
ataupun Katsura dapat menerima konsep-konsep modrenisme, karena sebenarnya
hanya kesamaan dan tradisi Jepang yang mengacu pada kesederhanaan. Falsafah
“sederhana itu indah” seperti konsep kemurnian dalam arsitektur Jepang.
2.1Sejarah Genkan
Dapat dikatakan bahwa hampir semua rumah orang Jepang memiliki
genkan di dalam tata ruangnya. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa genkan
merupakan bagian dari ruang bangunan yang harus ada dan memiliki arti yang
penting. Dalam perkembangnnya, genkan pun berkembang mengikuti
perkembangnan zaman hingga sekarang.
Secara umum, genkan berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu.
Diluar dari fungsi umum genkan sebagai pintu keluar masuk/bangunan, genkan
juga merupakan suatu ruang yang menjadi pembatas antara bagian dalam rumah
dan luar rumah.
Dari sudut linguistik, istilah genkan terdiri dari dua kanji, sesuai dengan
merupakan istilah lain dari langit (ten no betsumei 天の別名). Sedangkan kan ( 関 ) dalam genkan dapat diartikan sebagai gerbang atau pos pembatas/pemeriksaan. Sehingga jika kedua disatukan akan muncul suatu
pengertian tentang genkan yang dapat diartikan secara harafiah sebagai gerbang
menuju/mencapai langit. Hal ini dihubungkan dengan fungsi awal genkan sebagai
jalan menuju kuil utama dalam kuil Budha (kuil utama tempat dewa). Seiring
perkembangan jaman, pengertian mengenai genkan semakin meluas terutama
dilihat dari fungsi dan peranan genkan dalam masyarakat.
Awal dari dasar bentuk genkan pertama kali diperlihatkan pada abad ke-14
dalam arsitektur Kenchouji yang berada dikota Kamakura provinsi Kanagawa,
Jepang yang juga merupakan kuil terbesar dari lima kuil besar Zen di daerah
pegunungan Kamakura Jepang.
Gambar: Genkan Kuil Kenchouji
Desain genkan yang ditemukan pada kuil Kenchouji pertama kali diambil
dari bentuk jalan yang melintang di depan kuil utama Houjou ( 方丈). Pada abad ke-16, istilah genkan ditunjukan dengan suatu jalan setapak yang menuju pada
aula utama kuil yang menuju pada bangunan utama pada tempat tinggal
Genkan pada abad ke-16 menghadap langsung kearah taman dan memiliki
atap berbentuk segitiga kirizuma (切 妻
Gambar: Kirizuma (
) atau atap yang memiliki bentuk
arsitektur atap Cina, yang langsung menyatu dengan pintu gerbang.
切妻
Gambar:Kurumayose Genkan (車寄せ玄関 ) )
Pada zaman Edo ( 1603-1868 ), tipe genkan yang digunakan mulai
tergantikan yaitu, langsung menghubungkan antara bagian dapur dan ruang utama.
Pada abad ke-17 istilah genkan digunakan sebagai ruang pos penjagaan,
yang dibangun di kediaman bushi (武士) dan shogun (将軍) . Ruangan ini disebut sebagai kurumayose genkan (車寄せ玄関 ) yang memiliki struktur tembok yang kuat, lantai yang diaspal dan jalan setapak yang menghubungkan antara ruang
genkan dengan ruangan yang ada di dalam.
Genkan dilarang untuk dibangun pada kediaman rumah masyarakat sipil, minka
Pada tahun 1630, genkan mulai dilengkapi dengan suatu pijakan tambahan
shikidai (式台) yang terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi untuk membantu tamu untuk naik memasuki bangunan utama. Tetapi pada awal abad ke-17, jenis
kurumayose genkan yang dilengkapi shikidai beralih fungsi menjadi pintu masuk
formal yang juga disebut sebagai onari genkan (御成り玄関). Onari genkan juga berfungsi menjadi symbol dari kelas sosial tinggi yang dibatasi oleh peraturan
ketat yang berlaku pada masyarakat Jepang yang terbatas untuk kaum bushi,
bangsawan dan pemuka agama.
Gambar: Onari Genkan kaum Bushi
Pada pertengahan zaman Edo, bentuk perkembangan dari kurumayose
genkan dan onari genkan adalah dengan penambahan lebar ruang dan shikidai
(pijakan) yang digunakan untuk memudahkan naik-turun ke dalam rumah.
Seringkali pada atap genkan juga dihiasi oleh hiasan-hiasan. Dan genkan seperti
ini biasanya ditemukan pada kediaman bushi kelas menengah sebagai bentuk
ruang formal, penggunaan genkan biasanya dibatasi hanya untuk tuan rumah,
sedangkan anggota keluarga yang lain menggunakan pintu masuk berbeda,
Memasuki abad ke-18 rumah dari para kaum pedagang, kepala desa (shou/
庄屋) dan staff pemerintahan (honjin/本陣) mulai diijinkan untuk membangun
genkan sebagai bentuk dari pengadopsian dari gaya arsitektur shion-zukuri yang
digunakan sebagai penerima tamu, kemudian untuk dibangun pada rumah
tabib-tabib dan rumah dari pengurus kuil (shikan/士官)
Genkan biasanya ditambahkan pada ruangan yang paling luar pada
bangunan sebagai tempat penerima tamu seperti halnya ruangan masuk pada
toko-toko tradisional Jepang. Rumah-rumah yang berada di kota besar (machiya/町家), genkan yang dibangun dalam rumah dilengkapi oleh shikidai sering kali dibuat
langsung pada doma dan mengarah menuju ruangan yang memiliki lantai yang
dinaikkan (kyoshitsubu/居室部) .
Bentuk genkan pada rumah kaum bushi berkelas rendah di akhir zaman Edo,
lebih ditekankan pada fungsinya. Ruang genkan dibuat langsung dengan
berhadapan dengan doma dan yoritsuki sebagai tempat melepaskan sepatu, namun
genkan tidak dilengkapi dengan shikidai. Genkan inilah yang digunakan pada
arsitektur rumah Jepang modern.
2.2 Bentuk-bentuk Genkan
Pada rumah Jepang, kita akan menemukan genkan yang dianggap
sebagai tempat yang penting, hal ini dikarenakan genkan bisa menjadi “wajah”
dari si pemilik rumah. Secara abstrak, genkan yang disebut ie no kao (家の顔) yang memiliki arti wajah dari rumah mengacu pada karakter dari pemilik rumah
maupun orang yang tinggal. Dengan kata lain, secara implisit genkan dapat
ie no kao “ dikemukakan oleh ahli fengsui Dr. Copa dalam blognya “ ifuusui to
genkan ni tsuite “ yang menuliskan bahwa :
”自分
“ Genkan rumah sendiri dapat dikiaskan sebagai wajah dari manusia. Dalam arti lain, tampak dari genkan rumah merupakan gambaran dari wajah manusia. Dan pula, disebutkan bahwa pintu masuk genkan yang disebut sebagai “iruguchi” merupakan pengkhiasan dari “mulut”.”
Jika Dr. Copa membahas struktur konkrit genkan berdasarkan penampilan
luarnya, Hayashi Nozomu membahas tentang struktur konkrit genkan berdasarkan
struktur pintu genkan yang dinyakininya dalam artikelnya yang berjudul “Genkan”
memiliki nilai yang lebih dalam dari sekedar pintu. Dia memaparkan bahwa
genkan Jepang memiliki ciri khas yang berbeda dengan genkan bergaya barat
( contohnya di Inggris ) terutama dilihat dari arah membuka pintu genkan Jepang,
yakni dari arah dalam ke luar.
Ada bermacam-macam jenis dan ukuran genkan, dan biasanya semakin
besar ukuran genkan maka bisa dipastikan bahwa si pemilik rumah merupakan
orang yang memiliki kehidupan yang mapan.
Dalam menentukan ukuran luas genkan tidak menjadi hal yang penting
dalam pembangunan rumah yang memiliki genkan karena ukuran luas pada
genkan tergantung pada selera pemilik rumah. Namun semakin luas rumah maka
Gambar: Denah pada rumah Jepang
Sesuai dengan perkembangan jaman, bentuk-bentuk genkan pun
mengalami bentuk perkembangan terutama pada segi fisik genkan. Berikut ini
adalah bentuk-bentuk genkan pada kuil, tempat tinggal yang bergaya tradisional
dan modern.
Gambar: Genkan Tradisional
Gambar: Bentuk Genkan Modern
Genkan memiliki bagian-bagian yang dapat membentuk stuktur fisik dari
genkan secara utuh. Genkan memiliki bagian-bagian yang lengkap secara utuh
biasanya hanya dapat ditemukan pada bangunan yang memiliki arsitektur
tradisional.
Pada bangunan atau tempat tinggal Jepang yang berarsitektur modern
struktur genkan hanya ditekankan pada penggunaan tiga bagian saja yaitu genkan
no doa, doma dan yoritsuki. Tiga bagian inilah yang mewakili genkan secara
keseluruhan.
2.2.1 Bagian-bagian pada Genkan
Genkan Chuumon (玄関中門)
Atap yang berada tepat sebelum genkan no doa. Bagian ini biasa digunakan untuk
membantu tamu yang berkunjung agar tidak terlalu basah karena hujan atau terik
karena sengatan matahari ketika menunggu di depan pintu genkan.
Gambar: Genkan Chuumon (玄関中門) Genkan no doa (玄関のドア)
Genkan no doa merupakan pintu yang terdapat sebelum memasuki atau keluar
dari genkan. Genkan no doa dapat pula disebut sebagai deiriguchi (出入り口). Genkan no doa dapat berupa pintu geser atau pun pintu bergaya barat.
Ranma (欄間)
Ranma merupakan suatu sekat yang berada di atas Genkan no doa, ranma
memiliki fungsi sebagai sirkulasi udara dalam ruang genkan agar tidak terlalu
lembab.
Gambar: Ranma (欄間) Doma (土間)
Doma merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang sejajar dengan
tanah. Jika tidak ada wakiagari, maka tamu akan melepaskan sepatunya di doma
sebelum masuk ke dalam rumah ( naik ke yoritsuki ). Bagian dari doma hingga
ruang tepat sebelum menaiki yoritsuki dapat pula disebut sebagai doma to ittai no
kuukan.
Gambar: Doma (土間) Wakiagari (脇上がり)
Wakiagari merupakan papan yang diletakkan tepat di bagian bawah genkan yang
menginjak tanah. Wakiagari dapat ditemukan di sekolah-sekolah Jepang maupun
ryokan (penginapan bergaya Jepang ) besar.
Gambar: Wakiagari (脇上がり) Shikidai (式台)
Shikidai merupakan undakan berupa kayu atau batu untuk membantu tamu naik ke
yoritsuki (寄り付き).
Gambar shikidai (式台) Yoritsuki (寄り付き)
Yoritsuki merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang dinaikan , dan
sejajar dengan ruangan di dalam rumah. Yoritsuki sudah merupakan teritori dan
uchi atau bagian dalam rumah.
Selain bagian-bagian yang telah disebutkan di atas, genkan pun memiliki
beberapa benda-benda yang walaupun bukan merupakan kesatuan namun dapat
ditemukan di dalam ruang lingkup genkan. Benda-benda tersebut adalah rak atau
lemari kecil yang biasanya digunakan untuk menaruh sepatu atau sandal tuan
rumah dan tamu yang berkunjung, keranjang yang biasanya digunakan untuk tepat
meletakkan payung tamu jika membawanya, gantungan mantel untuk tamu dan
juga tuan rumah memajangkan foto keluarga atau ikebana (生け花) sebagai hiasan di genkan.
Gambar: Genkanyang dilengkapi hiasanya
Dalam arsitektur rumah Jepang juga terdapat komponen-komponen yang
berhubungan dengan genkan. Komponen-komponen ini juga berfungsi sebagai
pintu masuk atau keluar rumah. Komponen-kompnen ini tidak diharuskan ada,
namun beberapa diantaranya memiliki fungsi yang penting sebagai kompoen yang
memiliki hubungan dengan genkan.
2.2.2 Komponen-komponen yang Berhubungan dengan Genkan
Uchi Genkan (内玄関)
Bagian tambahan dalam genkan yang digunakan oleh pemilik rumah
sebagai pintu masuk. Uchi genkan biasanya ditemukan di tempat tinggal bushi.
Gambar:Uchi Genkan (内玄関)
Naka-no-kuchi (中の口)
Pintu masuk yang bersifat semiformal yang biasanya terletak agak jauh
dengan genkan. Naka no kuchi langsung menghubungkan area luar dengan bagian
dalam rumah yang berbentuk jalan setapak terbuat dari ubin yang memiliki posisi
lantai sejajar dengan tanah.
Hiroshiki (広敷き)
Pintu masuk yang langsung berhubungan dengan dapur dan tuang utama.
Hiroshiki memiliki bentuk yang sama dengan genkan dan dapat ditemukan pada
bangunan atau rumah tradisional bergaya Buke Zukuri.
Gambar: Hiroshiki (広敷き)
Katteguchi (勝手口)
Pintu masuk langsung yang berhubungan dengan dapur dan ruangan dalam
rumah.
Gambar:Katteguchi (勝手口) Oodoguchi (大戸口)
Pintuk masuk yang dapat digunakan secara umum oleh siapa saja tanpa
biasanya berada di pojok atau belakang rumah yang biasanya digunakan oleh
pengurus rumah untuk tempat keluar masuk.
Gambar: Oodoguchi (大戸口)
Onari Genkan (御成り玄関)
Genkan yang memiliki arsitektur mewah yang biasanya merefleksikan status
pemilik rumah yang tinggi. Onari genkan juga memiliki fungsi sebagai rumah
penjagaan.
Gambar: Onari Genkan (御成り玄関)
Sama halnya seperti bagian dari arsitektur bangunan Jepang yang sarat
akan nilai-nilai elemen artistic, genkan pun memiliki beberapa nilai-nilai artistic
bangunan , maupun peranan genkan terhadap pemilik rumah dan lingkungan
sekitarnya. Beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam genkan dipengaruhi oleh
kondisi fisik dari genkan, karena bentuk genkan pada setiap rumah tidak selalu
sama, terutama pada kondisi genkan yang terdapat pada rumah tradisional jika
dibandingkan dengan genkan yang bergaya modern karena genkan yang bergaya
modern lebih mengutamakan fungsionalnya daripada artistiknya.
a. Ma (間) merupakan elemen artistic yang menjadikan faktor ruang sebagai dasar pengertiannya. Ma meliputi batasan antara luar dan
dalam pada genkan, serta menjadi penyesuaian bentuk maupun luas
genkan yang dibangun dalam rumah, seperti besar kecilnya genkan.
Nilai dari ma juga mengacu pada peranan genkan sebagai pemberi
batasan yang nyata antara uchi dan soto, baik secara fisik maupun
abstrak.
b. Kanso (簡素) merupakan elemen artistik yang menggambarkan suatu kesederhanaan yang murni dalam suatu objek. Kanso pada genkan
meliputi tiga bagian dari genkan yang mampu mendeskripsikan genkan
secara utuh yaitu doa,doma dan yoritsui. Elemen kanso yang
diterapkan pada genkan, biasa ditemukan pada bentuk genkan yang ada
di rumah atau bangunan yang memiliki luas yang terbatas.
c. Yuugen (幽玄) dan Myou (妙) merupakan dua elemen artistic Jepang yang menggambarkan suatu misteri atau ketidakjelasan pada objek
yang di tuju. Yuugen dan Myou, tidak dapt terlihat secara fisik, manun
penerapannya ada secara nyata dan dirasakan oleh individu yang
d. Zen (禅) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu keberadaan dan ketiadaan dalam sebuah objek. Zen cendrung mengacu
pada fungsi genkan. Elemen zen yang direfleksikan pada genkan,
dieprlihatkan pada batasan genkan juga memiliki hubungan dengan
elemen Ma dan Yuugen/Myou. Namun pengaruh zen terhadap fungsi
genkan lebih ditekankan pada pembatasan ruang antara bagian yang
suci dan tidak suci lebih menekankan pada fungsi religius.
e. Kyubou (窮乏) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu pengambilan bentuk sikap dan tindakan dari individu, yang didasari
oleh prinsip yang ada dalam diri mereka saat mereka bersentuhan
denagn objek (genkan). Hal ini dilaksanakan dalam ehidupan
sehari-hari tanpa terkecuali karena sudah menjadi tradisi. Kyubou pada
genkan meliputi etiket yang harus diterapkan di genkan yang memiliki
suatu tradisi untuk melepaskan sepatu sebelum masuk ke dalam rumah
tanpa membedakan siapapun orangnya baik orang Jepang maupun
orang asing.
2.2.3 Elemen Sekuler pada Genkan
Selain elemen artistik dasar pada genkan, terdapat pula elemen-elemen lain
yang dapat kita temui, terutama pada genkan tradisional maupun modern. Namun
tidak semua dari elemen ini ada pada setiap genkan .
Berikut ini contoh dari elemen sekuler yang ada pada genkan:
genkan menggunakan bahan dasar kayu, baik pada pembuatan struktur dasar
genkan , maupun bagian skunder dari genkan, seperti pintu genkan, shikidai,
maupun wakiagari. Sedangkan bahan material berupa bebatuan dapat ditemukan
pada bagian doma maupun shikidai.
Ki (木 ) pada genkan direfleksikan pada penggunaan bahan dasar pembuatan genkan yang terbuat dari kayu. Pada rumah tradisional, elemen ki
menjadi elemen primer dari keseluruhan bahan dasar yang digunakan untuk
pembuatan rumah.
Ishi (石) sama seperti ki, ishi pada genkan, didasarkan pada bahan dasar pembuatan genkan yang berasal dari batu. Elemen ishi biasa ditemukan pada
doma dan shikidai.
Bukyou (部今日) direfleksikan dari peranan penggunaan genkan yang pertama kali ada pada Kuil Budha beraliran Zen yang bernama Kenchouji. Genkan
pada kenchouji berperan sebagai pembatas luar (kotor) dan dalam (suci).
Kuukan (空間) direfleksikan dari genkan yang dibangun di luar rumah atau pada halaman terbuka. Genkan yang memiliki elemen ini yang dapat ditemui pada
bangunan tradisional Jepang. Biasanya, genkan yang memiliki elemen artistic
kuukan, dapat ditemukan pada genkan yang merangkap sebagai kurumayose atau
genkan yang masih berbentuk jalan setapak.
Yuuga (優雅) direfleksikan dari factor elegan yang dibangun pada genkan. Yuuga biasa ditemukan pada Onari genkan di kediaman bushi kelas atas dan juga
pada kediaman bangsawan.
benda-benda yang memiliki fungsi umum (rak sepatu) maupun fungsi khusus (jimat)
dalam genkan.
2.3Cara Bertamu di Genkan
Cara bertamu atau etiket bertamu di Jepang berbeda dengan negara lain.
Sebagian besar etiket dan kebiasaan masyarakat Jepang dipengaruhi oleh tradisi
yang ada dalam keluarga mereka, maupun keadaan sekitar di lingkungan tempat
mereka tinggal. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa tidak ada yang dinamakan
dengan etiket Jepang standar secara keseluruhan.
Namun, diluar dari perbedaan etiket yang ada dalam masyarakat Jepang
untuk menanggalkan sepatunya sebelum dia masuk ke dalam rumah. Etiket saat
masuk ke dalam genkan merupakan salah satu dari etiket yang memiiki
pelaksanaan yang sama dari waktu ke waktu, dan diterapkan untuk seluruh elemen
masyarakat maupun orang asing yang berada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang
bagaimana cara untuk masuk ke dalam genkan merupakan suatu pembelajaran
yang harus diajarkan pada anak-anak sejak dini, dan bagi orang asing yang tinggal
maupun berkunjung di Jepang.
Masyarakat Jepang tidak akan mengijinkan siapapun melanggar etiket ini
sekalipun mereka adalah orang asing. Oleh karena itu, hingga sekarang banyak
artikel dan buku yang ditunjukan untuk orang asing yang berguna sebagai
pedoman untuk mereka ketika dating ke Jepang.
Berikut ini adalah cara bertamu atau etika bertamu yang harus diterapkan
1. Setelah menekan bel rumah berilah jarak antara tubuh dengan pintu rumah
kira-kira lebih dari setengah lebar pintu rumah. Ini dikarenakan hampir
semua pintu masyarakat Jepang membuka keluar tidak kedalam bagian
rumah.
2. Sebelum masuk berilah salam kepada tuan rumah dengan sedikit
menundukkan badan sambil mengucapkan “ gomenkudasai (ごめんくだ
さい)”, “ojyamashimasu (お邪魔します)” yang dapat diartikan sebagai
“ permisi atau maaf menggangu “. Pengucapan salam ini dilakukan saat
pemilik rumah sudah membukakan pintu dengan keadaan kita tetap berada
dalam jarak yang tetap sama seperti pintu belum terbuka, tetapi setelah
pintu terbuka tidak boleh langsung masuk ke dalam rumah.
3. Setelah masuk ke dalam genkan, tunggulah hingga tuan rumah
mempersilahkan masuk oleh tuan rumah dengan mengatakan “douzo o
4. Sebelum naik ke dalam rumah, lepaskanlah sepatu atau alas kaki, dan
tempatkan sepatu menghadap kearah pintu ke luar seperti pada gambar di
bawah ini.
5. Jika memakai mantel, topi atau membawa payung ketika bertamu, segera
lepas dan taruh barang-barang tersebut ditempat yang telah disediakan
tempat untuk menaruh mantel, topi atau payung, bertanyalah pada tuan
rumah dimana anda harus menaruhnya.
6. Saat menaiki genkan, biasanya tuan rumah akan menyediakan alas kaki/
sandal rumah untuk digunakan oleh tamu yang berkunjung. Gunakan
sandal rumah dan masuk sambil mengucapkan “shitsureishimasu (失礼し
ます)’, kemudian mengikuti tuan rumah menuju ruang tamu.
Selain etiket yang dilakukan di genkan ada juga fengsui di dalam ruang
lingkup genkan. Walaupun berada dalam lingkungan masyarakat Jepang yang
modern, fengsui juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Jepang
untuk membantu mereka menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Fengsui
dipercaya masyarakat Jepang mampu memberikan pengaruh baik dan buruk
dalam kehidupan mereka, bahkan sebelum membangun rumah maupun pindah ke
suatu rumah tidak jarang mereka meminta tolong kepada ahli fengsui untuk
membantu menata rumah mereka.
Menurut ilmu fengsui, genkan merupakan simbol dari wajah pemilik
rumah. Maka genkan yang ada di rumah merupakan suatu bentuk refleksi dari
wajah pemilik rumah dan pintu genkan merupakan refleksi dari mulut pemilik
Oleh karena itu, selayaknya sebuah wajah genkan pun hanya ada satu
disetiap rumah Jepang . Jika dalam satu rumah memiliki dua genkan, terdapat
dua pemikiran bahwa sang pemilik rumah merupakan orang yang berlidah dua
sehingga mampu mempengaruhi hubungan dari pemilik rumah dengan
orang-orang disekitarnya ataupun dengan sesama keluarga yang tinggal di rumah
tersebut. Namun karena hal fengsui di percaya dapat membantu mengurangi
ataupun menghindari pengaruh buruk yang timbul maka sering diletakkannya