• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN RIWAYAT GASTRITIS DI DUSUN GLONGGONGAN DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN RIWAYAT GASTRITIS DI DUSUN GLONGGONGAN DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL MOJOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN

DENGAN RIWAYAT GASTRITIS DI DUSUN GLONGGONGAN

DESA SUMBERTEBU KECAMATAN BANGSAL

MOJOKERTO

Mita Puspitasari

1514401010

Subject: Asuhan Keperawatan, Keluarga, Gastritis

Description

Gastritis jika dibiarkan akan semakin parah, jika tidak ada pengaturan pola makan teratur, cara mengatasi stress, maka akan menimbulkan kekambuhan dan perdarahan saluran cerna. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan riwayat gastritis dengan masalah yang berbeda.

Desain penelitian ini adalah studi kasus, jumlah responden 2 (dua) orang. Klien yang diambil di Dusun Glonggongan Desa Sumbertebu, selama 14 hari tanggal 02-14 juni 2018. Pengumpulan data dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga yaitu pengkajian, analisis data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil pengkajian responden 1 keluhan nyeri perut setelah buka puasa. Tanda gejala dialami klien nyeri perut, pemeriksaan abdomen hypertympani, bising usus 16x/menit, adanya nyeri tekan, keluarga belum bisa menjaga pola makannya. Responden 2 mempunyai riwayat gastritis lebih dari 5 bulan, sering kambuh, terasa mual karena telat makan dan mengira penyakit biasa. Serta memikirkan anak pertama jarang pulang dan tidak ada kabar, bertambah anak keduanya bercerai. Didapatkan diagnosa keperawatan responden 1 muncul perubahan pemeliharaan kesehatan, gangguan rasa nyaman: nyeri, kurang pengetahuan, diagnosa responden 2 muncul perubahan pemeliharaan kesehatan, koping keluarga tidak efektif. Dilakukan intervensi dan implementasi responden 1 memberi penyuluhan tentang gastritis, cara penurunan nyeri, pengaturan pola makan, responden 2 memberi penyuluhan tentang gastritis, dampak dari stress, cara perawatan stress. Dengan hasil evaluasi kedua responden mampu menerapkan, pengetahuan keluarga meningkat tentang penyuluhan yang diberikan.

Hasil tindakan responden 1 dan 2 dilakukan intervensi yang berbeda ,implementasi 5x kunjungan selama 2 minggu pada waktu yang sama, evaluasi didapatkan masalah keperawatan teratasi, diharapkan keluarga tetap mempertahankan dan menerapkan.

Abstract

(2)

recurrence. The purpose of this case study was to perform nursing care to clients with a history of gastritis with different problems.

The research design was a case study, the number of respondents were 2 (two). Respondents were taken in the Dusun glonggongan, Sumbertebu, for 14 days on June 02-14, 2018. The collection of data by performing family nursing care inducling assessment, data analysis, diagnosis, intervention, implementation and evaluation.

The results of the study on respondent 1 obtained complaint of abdominal pain after break the fast. Signs of symptoms experienced respondent namely abdominal pain, onabdominal examination hypertympani, bowel sounds 16x / minute, pressure pain, the family has not been able to maintain his diet. On respondent 2 has a history of more than 5 months gastritis, frequent relapses, nausea because of having late meal and thought it was common diseases. As well as thinking about the first child was never return and no news, and her second child got divorced. Obtained nursing diagnoses appeared onrespondent l were health care changes, impaired sense of comfort: pain, lack of awareness, diagnosis of respondent 2 were appears change of health care, ineffective family coping. Intervention and the implementation the respondents 1 were, provided education about gastritis, told about to decrease the pain, eating pattern arranggement (diet), onrespondent 2 were provided counseling about gastritis, the impact of stress, stress treatments. With the results of the second evaluation the respondents were able to apply and increase family knowledge about counseling given.

The results of actions 1 and 2 respondents who different interventions and implementation 5 x visits for 2 weeks at the same time, the evaluation obtained the nursing issue is resolved, it is expected the family still retain and apply.

Keywords: Nursing Care, Family, Gastritis

Contributor :Dwiharini Puspitaningsih, S. Kep.,Ns., M. Kep Eka Diah Kartiningrum, M.Kes

Date : 23 Agustus 2018

Type material : Laporan Tugas Akhir

Identifier : -

Right : Open Document Summary :

Latar Belakang

(3)

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO (2010) adalah 40,85 % dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Kasus gastritis umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun (Zhaoshen L,2010). Prevalensi gastritis di Jawa Timur pada tahun 2011 mencapai 44,5% dengan jumlah 58.116 kejadian. Menurut Maulidiyah (2006), di Kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%. Persentase angka kejadian gastritis di UPT Puskesmas Bangsal tahun 2017 sebanyak 100% dan menempati urutan ke empat dari 10 penyakit. Di Dsn. Glonggongan angka kejadian penyakit gastritis yang mengalami kekambuhan saat ini sebanyak 5,20%.

Masalah gastritis bisa muncul akibat diet pola makan yang tidak teratur, kebiasaan makan yang buruk dan mengkonsumsi makanan yang tidak hygiene (Wahyu,2011). Salah satunya mencakup frekuensi makan, apabila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih, sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung (Khasanah,2012). Sering mengkonsumsi jenis makanan yang berisiko seperti makanan yang pedas, bersantan dan mengandung gas (Rahma, Ansar dan Rismayanti,2013). Makan dalam jumlah yang terlalu banyak, makan terlalu cepat, tidak makan pada kondisi lapar (Heryanti, Rumdasih dan Paath,2005). Orang yang stress berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu yang mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang meningkat pada keadaan stress seperti beban kerja yang berlebihan, cemas, takut (Maulidiyah,2011).

Berdasarkan penelitian Sarafino (2005), bahwa dukungan keluarga berhubungan dengan kekambuhan gastritis. Pengawasan keluarga terhadap pola makan merupakan dukungan erat kaitannya dengan kekambuhan gastritis. Dalam hal ini keluarga berperan dalam menyiapkan dan mengatur menu makanan anggota keluarga terutama pada anggota yang memiliki riwayat penyakit gastritis dan menghindari penyajian makanan yang dapat menimbulkan kekambuhan, sehingga derajat kesehatan keluarga pun akan meningkat (Friedman,2003).

Gastritis dapat diatasi atau dicegah dengan cara memilih makanan dan minuman yang seimbang sesuai kebutuhan dan jadwal makan yang teratur. Memilih makanan yang lunak, mudah dicerna, makan dalam porsi kecil tapi sering (Muttaqin,2011), minimal setiap 2 jam sekali, menghindari makanan yang bersuhu panas sebab dapat melukai usus (Sarasvati dkk,2010). Frekuensi makan yang baik setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1 kali makanan selingan (Hudha dalam Pratiwi,2013).

Metodologi

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus.

Studi kasus ini adalah studi kasus

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga pada Klien dengan riwayat gastritis di Dusun Glonggongan Desa Sumbertebu kecamatan bangsal mojokerto.

(4)

observasi pada responden yang sesuai dengan format asuhan keperawatan keluarga.

Uji keabsahan data untuk menguji kualitas data atau informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping intergritas peneliti (karena peneliti menjadi instrumen pertama), uji keabsahan data dilakukan dengan memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan, sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari 3 waktu data umum yaitu klien, perawat, dan keluarga klien sehingga nantinya didapat hasil yang relevan.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengkajian

Pada pengkajian tanggal 02 juni 2018 pukul 20.00 WIB, responden 1 berusia 46 tahun dengan keluhan nyeri perut setelah berbuka puasa. Saat pengkajian tanda dan gejala yang dialami klien yaitu nyeri perut, pemeriksaan abdomen terdengar bunyi hypertympani, bising usus 15x/menit, dan adanya nyeri tekan, keluarga juga mengatakan Tn.s mempunyai riwayat penyakit yang sudah lama dan sering kambuh. Dengan adanya penyakit maag yang diderita, keluarga menganggap penyakit maag itu hanya penyakit yang tidak parah sehingga bisa diatasi dengan cara minum atau beli obat warung. Didalam keluarga Tn.S belum bisa menjaga pola makannya, sebelum puasa keluarga Tn.S sering menunda makan. Keluarga kurang mengetahui tentang penyakit gastritis, dari penyebabnya, tanda dan gejalanya, serta cara pencegahannya. Hasil kuesioner bahwa tingkat keluarga tidak tau tentang penyakit gastritis. Menurut Garson (2009), dampak keluarga tidak mengetahui tentang suatu penyakit didalam anggota keluarga, maka klien kurang mendapatkan perhatian keluarga sehingga untuk kembali pulih dalam keadaan semula sangat lambat dan sering kambuh.

Berdasarkan hasil pengkajian keluhan yang muncul dengan teori terdapat kesesuaian salah satu tanda dan gejala pada gastritis yaitu nyeri ulu hati, mual dan muntah, perut kembung, nafsu makan menurun. Pada responden 2 Tn.M sudah lebih dari 5 bulan mempunyai riwayat penyakit gastritis, sering kambuh karena telat makan dan mengira hanya penyakit biasa. Keluarga tidak mengetahui tentang penyakitnya karena Tn.M tidak pernah bercerita tentang permasalahan kesehatan yang dianggapnya penyakit biasa. Sehingga keluarga tidak mengetahui tentang penyakit gastritis, penyebab, tanda dan gejala, serta cara pencegahanya. Tn.M mengatakan memikirkan anak pertama yang tidak pernah pulang dan tidak pernah mengasih kabar,bertambah dengan Ny.S bercerai dengan suaminya setelah anak dari Ny.S meninggal. Keluarga Tn.M terutama Ny.S juga ikut stress karena memikirkan anaknya yang meninggal dan bercerai dengan suaminya. Orang yang stress berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu yang mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang meningkat pada keadaan stress seperti bebab kerja yang berlebihan, cemas, takut (Maulidiyah,2011).

(5)

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa keperawatan yang berbeda dari responden 1 dan responden 2. Responden 1 adalah perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, kurang pengetahuan tentang pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Data yang mencakup dari masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, pemeriksaan fisik dan TTV. Didapatkan pemeriksaan abdomen yaitu keluhan nyeri perut, nyeri tekan pada abdomen, terdapat bunyi hypertympani, bising usus 15x/menit dan pemeriksaan TTV yaitu TD:100/70mmHg, Nadi: 88x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,7˚c.

Hasil pengkajian fungsi perawatan kesehatan didapatkan keluarga mengatakan kesehatan sangat penting tetapi untuk penyakit maag hanya diatasi dengan cara sendiri. Berdasarkan pengkajian dan teori responden 1 keluarga tidak mampu melaksanakan tugas keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Menganggap hanya penyakit biasa yang tidak parah dan tidak perlu ke RS atau puskesmas hanya minum obat beli diwarung. Dapat menjadi keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga dengan gastritis. Dari hasil kuesioner pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang penyakit gastritis. Dan diagnosa responden 2 adalah perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, penurunan koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Data yang mencakup masalah tersebut yaitu pengkajian fungsi perawatan kesehatan, stress dan koping keluarga. Didapatkan dari pengkajian fungsi perawatan kesehatan yaitu mempunyai riwayat penyakit maag sudah lebih dari 5 bulan, sering kambuh, mengira hanya penyakit biasa, muncul karena telat makan dan kerja terlalu berat. Dari hasil kuesionar pengetahuan terbaca masih belum mengerti tentang penyakit gastritis.

Masalah keperawatan pada kedua responden berdasarkan yang ditemukan saat pengkajian, ternyata ditemukan masalah keperawatan yang berbeda dan etiologi yang berbeda.

3. Intervensi

(6)

pola makan merupakan dukungan erat dalam menyiapkan dan mengatur menu makanan anggota keluarga dan menghindari penyajian yang dapat menimbulkan kekambuhan, keempat keluarga mengerti cara untuk mengatasi gangguan maag dengan olahan sendiri dari bahan taoge, lidah buaya, jeruk nipis, temulawak, dengan bahan tersebut dapat mengatasi penyakit maag dengan aturan pemakaian 2 kali sehari pagi dan sore. kelima keluarga mampu menyebutkan kembali tentang penyakit gastritis, cara penurunan nyeri, pengaturan pola makan, cara untuk mengatasi gangguan maag, keluarga mengerti tentang penyuluhan kesehatan yang sudah diberikan dan mampu menerapkannya.

Upaya edukasi dilakukan untuk menambah pengetahuan keluarga tentang riwayat penyakit gastritis dan cara pencegahannya. Edukasi (pendidikan) merupakan salah satu yang mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan keluarga dapat menerima informasi yang benar sehingga mempengaruhi pengetahuan (Kartiningrum,2015).

Pada responden 2 setalah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 5x kunjungan diharapkan mampu mengenal masalah kesehatan dan mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan kriteria hasil yang pertama keluarga mengerti tentang penyakit gastritis: definisi, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, kedua keluarga mengerti tentang dampak dari stress yaitu dapat meningkatkan asam lambung dan menyebabkan iritasi pada mukosa lambung, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.Cara perawatan untuk mengurangi stress dengan pertama dukungan keluarga, cara istirahat cukup, olahraga teratur, terapi relaksasi dan diet sesuai kebutuhan nutrisi, dengan hal ini hasil sesuai penelitian bahwa dapat mengatasi stress. Karena orang yang stress berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu yang mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung. Produksi asam lambung yang meningkat pada keadaan stress seperti bebab kerja yang berlebihan, cemas, takut (Maulidiyah,2011), ketiga keluarga mengerti dan faham tentang cara untuk mengatasi gangguan maag dengan olahan sendiri dari bahan taoge, lidah buaya, jeruk nipis, temulawak, dengan bahan tersebut dapat mengatasi penyakit maag dengan aturan pemakaian 2 kali sehari pagi dan sore. keempat keluarga mampu mengerti kembali tentang penyakit gastritis, kelima keluarga mengerti tentang kesehatan yang sudah diberikan dan mampu

Berdasarkan intervensi yang direncanakan terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan penyuluhan selama 5x kunjungan mengenai penyakit gastritis, cara mengatasi gangguan maag, pengaturan pola makan, dan perawatan pengurangan strees pada anggota keluarga dengan riwayat gastritis. Menurut Suliha (2002), pengaruh penyuluhan dapat merubah proses perubahan perilaku secara terencana pada keluarga atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat dan penyuluhan pendidikan kesehatan termasuk bentuk intervensi keperawatan yang mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan.

4. Implementasi

(7)

pola makan (Rahmi,2011), cara penurunan nyeri (Dermawan, 2015), cara mengatasi gangguan maag dengan ramuan herbal tradisional olahan sendiri (Winarto 2007). Pada responden 2 dengan perubahan pemeliharaan kesehatan dan penurunan koping keluarga tidak efektif adalah menjelaskan tentang penyakit gastritis, dampak dari stress dan cara perawatan mengurangi stress (Saorinsong dkk, 2014).

Berdasarkan fakta yang ada implementasi yang dilakukan terhadap responden sudah sesuai dengan teori sebagian dan kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan implementasi sesuai teori. Pada perkembangan kedua responden sama-sama mengalami peningkatan pengetahuan dari hasil kuesioner pengetahuan tentang apa yang sudah diberikan.

Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan sebagai intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi. Implementasi yang sudah diterapkan peneliti terhadap kedua responden sudah sesuai dengan teori yang ada menurut buku dan jurnal yang tersedia.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara sumatif atau dikerjakan dalam bentuk pengisian format SOAP dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh responden (Setiadi,2008). Responden 1 keluarga menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan tentang definisi, penyebab, tanda gejala, cara pencegahan, pengaturan pola makan serta cara mengatasi gangguan maag, keluarga memahami dan mengerti. Pengetahuan keluarga Tn.S meningkat menjadi 100%. Ny.S mengatakan memahami penyuluhan pendidikan kesehatan yang diberikan. Keluarga sudah menerapkan yang sudah di berikan.

Responden 2 keluarga mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan. Pengetahuan keluarga Ny.S meningkat dari 80% menjadi 100%. Keluarga sudah menyarankan kepada Tn.M untuk tidak terlalu stress, banyak istirahat, olahraga tiap pagi. Dan keluarga mampu menerapkan dan melaksanakannya.

Pada kenyataan yang ada dari hasil tindakan pada responden 1 dan 2 yang dilakukan intervensi dan implementasi selama 2 minggu, evaluasi yang didapatkan masalah keperawatan sudah teratasi.

Simpulan

1. Pengkajian

Dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkn hasil yang berbeda antara responden 1 dan 2. Pada responden 1 dengan usia 46 tahun dengan keluhan nyeri perut setelah makan berbuka puasa, Tn.s mempunyai riwayat penyakit yang sudah lama dan sering kambuh, diatasi dengan cara minum atau beli obat warung. Pada responden 2 dengan usia 58 tahun dengan keluhan mempunyai riwayat penyakit gastritis sudah lebih dari 5 bulan dan sering kambuh terasa mual karena telat makan dan mengira hanya penyakit biasa. Serta memikirkan anak pertama yang tidak pernah pulang dan tidak pernah mengasih kabar,bertambah dengan Ny.S bercerai dengan suaminya setelah anak dari Ny.S meninggal.

(8)

Dari hasil pengkajian pada responden 1 ditegakkan diagnosa: perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, kurang pengetahuan tentang pola makan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Pada responden 2 ditegakkan diagnosa: perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, penurunan koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan dari diagnosa keperawatan keluarga untuk kedua responden yang masing-masing mempunyai intervensi yang berbeda dengan waktu yang sama, yang sudah sesuai responden yang mengacu pada teori yang sudah ada.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn.S dan Tn.M yaitu 5 kali kunjungan selama 14 hari sesuai dengan intervensi yang dibuat dengan waktu yang sama.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5x kunjungan menunjukkan bahwa kedua keluarga telah memahami dan mengerti segala hal yang sudah diberikan dan diajarkan. Pada responden 1 Pengetahuan keluarga Tn.S meningkat menjadi 100%. Ny.S mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan. Keluarga sudah menerapkan yang sudah di berikan. Pada responden 2 Pengetahuan keluarga Tn.M meningkat dari 80% menjadi 100%. Keluarga sudah menyarankan kepada Tn.M untuk tidak terlalu stress, banyak istirahat, olahraga tiap pagi. Dan keluarga mampu menerapkan dan melaksanakannya.

Rekomendasi

Diharapkan klien dan keluarga mampu mempertahankan dan menerapkan apa yang sudah diberikan. Pada klien yang mempunyai riwayat gastritis diharapkan tidak mengalami kekambuhan. Untuk itu mencari informasi lebih lanjut agar lebih efektif untuk mencegah agar tidak terjadi perdarahan pada saluran cerna.

Daftar Pustaka

Dermawan, 2013. Keterampilan dasar keperawatan (konsep dan prosedur). Gosyen Publishing. Jogja.

Heryati., Rumdasih, Y., dan Paath, E. F. (2005). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC.

(9)

Maulidiyah U. 2011. Hubungan Antara Stress dan Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis.

Muttaqin, A., dan Sari, K. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Selemba Medika.

Pratiwi, Wahyu.2013. Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanit, Tangerang. Skripsi FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. [internet]. Bersumber dari http://repository.uinjkt.ac.id (diakses pada tanggal 19 Juli 2016, jam 11.30).

Puspitaningsih, Dwiharini. Kartiningrum, Eka diah & Puspitasari, Widya. 2015.

Panduan studi kasus d3 Keperawatan. Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto.

Rahma, M., Ansar, J., dan Rismayanti.2013. Faktor resiko kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas Kampili. Skripsi. FKIK Universitas Hasanudin, Makasar. [internet]. Bersumber dari http://repository.unhas.ac.id (diakses pada tanggal 20 Juli 2016 jam 9.05).

Sarafino, E P.2005. Health Psycology :Biophysicial interaction.Australia. John Wiley and Sons.

Saroinsong, M, dkk (2014). Hubungan Stress Dengan Kejadian Gatsritis. Jurnal Keperawatan. Vol 2 No 2.

Sulastri.2012. Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten kampar riau. Skripsi. Sumatera:Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Suliha. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Wahyu, A. (2011). Maag dan gangguan pencernaan. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka.

Alamat correspondensi

Email :puspitasari.mita97@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ ANALISIS

Dengan kata lain perusahaan dengan Growth Opportunity dalam hal ini dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan yang baik selalu tidak selalu ditandai dengan peningkatan laba

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap

Kemudian Sumanto (1984: 32) berpendapat bahwa, perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai

Beberapa pandangan para siswa yang setuju mengatakan bahwa mereka sangat antusias bahwa melalui materi yang diajarkan di komputer, materi matematika akan lebih mudah untuk

a. Mendaftar kemampuan dan keahlian seseorang, Di sini setiap sumber daya manusia dibuat buku, file, atau personal record nya yang berisi tentang keahlian, pengalaman,

Dari hasil penelitian mengenai sistem door lock berbasis Internet Of Things dan berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem door lock berhasil