• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PERKULIAHAN Psikologi Industri Pengantar Psikologi Industri dan Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL PERKULIAHAN Psikologi Industri Pengantar Psikologi Industri dan Organisasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Psikologi

Industri

Pengantar Psikologi Industri

dan Organisasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik Industri

01

MK16018 Dr. Arif Zulkifli

Abstract

Kompetensi

Konsep Psikologi Industri dan

(2)

Pendahuluan

1. Pengantar

Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada hubungan sekelompok orang yang disebut bawahan.

Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi, yang menunjuk kepada aspek-aspek deskriptif dari disiplin ilmu tersebut. Teori itu menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distruktur dan menawarkan tentang bagaimana organisasi dapat dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan mereka. Jadi organisasi adalah bentuk lembaga yang dominan dalam masyarakat kita, organisasi meresap ke dalam semua aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh, baik ekonomi dan bahkan kehidupan pribadi kita.

Sebuah organisasi berdasarkan definisi, diciptakan untuk mencapai satu tujuan atau lebih yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, tidak heran jika kita menjumpai bahwa pencapaian tujuan merupakan kriteria yang paling banyak digunakan untuk menentukan keefektifan. Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsikan bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan.

Namun demikian, agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus sah, antara lain:

1. Organisasi harus mempunyai tujuan-tujuan akhir.

2. Tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti.

3. Tujuan-tujuan tersebut harus sedikit agar mudah dikelola.

4. Harus ada konsensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.

(3)

Jadi sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidentifikasi, namun sebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara anggota dan bukan anggota. Orang-orang di dalam sebuah organisasi mempunyai suatu keterikatan yang terus menerus, kemudian organisasi mengakui adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara formal, dan struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi. Orang di sini adalah yang membentuk sistem sosial intern organisasi, struktur adalah sarana penentu hubungan resmi orang-orang dalam organisasi, dan teknologi adalah sebagai penyedia sumber daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan mempengaruhi tugas yang mereka lakukan. Di dalam sebuah organisasi, kepentingan bersama yang disepakati untuk dicapai melalui kerjasama antar sejumlah individu sebagai anggotanya, berkembang menjadi tujuan organisasi sebagai tujuan bersama.

Dua peran yang mutlak ada dalam sebuah organisasi adalah peran sebagai pemimpin dan peran sebagai anggota, yang masing-masing mengemban tugas untuk mendukung kegiatan mencapai tujuan organisasi, dengan atau tanpa kerjasama (Hadari Nawawi, 2003). Secara teoretis mengenai organisasi telah dikemukakan dalam literatur-literatur ilmiah, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Organisasi adalah kekuatan-kekuatan atau aktivitas-aktivitas manusia yang dikoordinasikan secara sadar dan saling berhubungan. (Koontz, 1980)

2. Organisasi adalah kelompok manusia yang bekerjasama di bawah pimpinan seorang pemimpin, untuk mencapai tujuan tertentu (Duncant, 1981)

3. Organisasi adalah unit sosial (kelompok sosial/pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali berdasarkan pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Thoha, 2003).

4. Organisasi adalah sistem perilaku yang terstruktur untuk memberikan aturan-aturan bagi peranan manusia yang menjadi anggotanya (Wasley, 1998).

(4)

Dengan demikian, organisasi yang dimaksud tidak lebih adalah sebagai sekumpulan orang, yang di dalamnya melakukan kerjasama dengan melalui pola hubungan yang bersifat sekunder, sehingga tidak ada terikat kaitan emosional, yang terintegrasi dalam sebuah lingkungan sosial yang lebih luas, dipengaruhi oleh perubahan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan teori di atas, maka organisasi semakin besar dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Pihak-pihak berkepentingan dari sebuah organisasi adalah meliputi manajer, karyawan, dan pemegang saham, serta komponen-komponen kekuatan langsung dari lingkungan luar seperti pelanggan, pemasok (pensuplai), lembaga-lembaga keuangan, persaingan, serikat pekerja, serta badan-badan Pemerintah secara langsung dan atas suatu dasar yang berkesinambungan berinteraksi dengan organisasi itu.

Organisasi adalah alat yang digunakan orang-orang secara individu maupun kelompok untuk mencapai beberapa tujuan. Organisasi menggabungkan pengetahuan kolektif, nilai dan visi orang-orang yang secara sadar (dan kadang tidak sadar) berusaha untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan. Organisasi juga dapat dikatakan sebagai respon dan alat menciptakan keuntungan yang memenuhi beberapa kebutuhan manusia. Beberapa organisasi baru bermuculan ketika beberapa teknologi baru tersedia, sebagai contoh organisasi perusahaan.

Perusahaan adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen manusia, bahan-bahan mentah dan mesin-mesin. Produktivitas suatu perusahaan sangat ditentukan oleh bagaimana interaksi antara ketiga komponen tersebut. Namun faktor manusianya tetap sebagai penentu terhadap segala produktivitas.

Suatu bentuk usaha tanpa manusia, tidak mungkin ada dan tidak dapat dibayangkan. Bagaimanapun sederhana ataupun kompleksnya suatu bentuk usaha, manusia yang menjadi intinya. Karena dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan memiliki banyak tuntutan, para manajer tidak hanya mengandalkan keterampilan teknis mereka saja, namun dibutuhkan suatu keterampilan teknis di dalam menangani orang dengan baik, bagaimana suatu pemimpin dan manajer mempertahankan kinerja yang tinggi dari tenaga kerja dan memperhatikan fasilitas yang memuaskan bagi konsumen.

(5)

organisasi mampu menangani masalah-masalah manusia dan masalah antar manusia secara profesional.

Adapun ruang lingkup psikologi dalam industri dan organisasi meliputi, studi mengenai tingkah laku tenaga kerja (sebagai komponen) dalam interaksinya dengan organisasi perusahaan (sistemnya) di mana ia menjadi anggotanya. Manusia dipelajari berperan sebagai calon tenaga kerja dan tenaga kerja. Psikologi dalam industri dan organisasi juga mempelajari permaslahan tingkah laku sebagai komponen di luar sistem organisasi permasalahan yang berinteraksi dengan sistem perusahaan tersebut. Dalam hal ini manusia di pelajari tidak hanya berperan sebagai calon tenaga kerja dan tenaga kerja, tetapi juga berperan sebagai konsumen.

2. Sejarah dan Latar Belakang Tingkah Laku Organisasi

Tingkah laku manusia pada dasarnya adalah cermin yang paling sederhana dari motivasi sederhana mereka. Setiap manusia memiliki cita-cita tentang dirinya sendiri, mau jadi apa dan di mana tempat dia hidup dan bekerja. Secara keseluruhan, tingkah lakunya dituntun oleh keinginan untuk mewujudkan diri sendiri sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam suatu organisasi (industri), misalnya perusahaan dapat menjadi tekanan bagi seseorang bila keadaan menuntut darinya untuk bertindak berlawanan dengan apa yang dianggapnya sebagai kepentingan sendiri.

Tingkah laku organisasi sampai pada abad ke-19 (Kartono, 2002) yang disebut sebagai periode Palaeoteknik (palaio = tua, abad yang banyak menggunakan unsur batubara, besi dan mesin uap; merupakan periode awal tumbuhnya industri dengan metode kerja yang tua) sangat memprihatinkan. Manusia dianggap sebagai “gerigi” bagi mesin industri, tidak ubahnya dengan sebuah “mur” dari mesin pabrik; atau dianggap sebagai satu “nomor” dalam sistem perangkatan, dengan mendapatkan gaji sangat minim. Berpuluh-puluh ribu wanita dan anak di bawah umur diperas tenaganya untuk bekerja di pabrik-pabrik sebagai buruh tenaga murah dengan mendapatkan perlakuan yang sangat kejam dan tidak manusiawi. Kaum lemah dieksploitir sampai batas optimum tanpa rasa belas kasihan.

(6)

Pada tahun 1879, Wilhelm Wundt menciptakan suatu laboratorium khusus untuk penelitian terhadap tingkah laku manusia. Kemudian penelitian-penelitian tentang tingkah laku manusia, pada awal abad ke-20 berkembang kepada penelitian tentang tingkah laku dalam organisasi. Salah satunya adalah Frederick Winslow Taylor.

Taylor adalah salah seorang sarjana teknik, pelopor gerakan scientific management,

mencari cara-cara yang paling efisien untuk melakukan pekerjaan, dan menciptakan alat mekanik yang disesuaikan dengan struktur faal badan dan anggota badan manusia. Sejak saat itu para sarjana teknik industri bersama-sama para sarjana psikologi eksperimen menggarap objek penelitian yang baru, yaitu kesesuaian dan penyesuaian dari lingkungan kerja fisik, peralatan kerja dan proses kerja dengan keterbatasan kemampuan fisik dan psikis dari manusia sebagai tenaga kerja. Dengan bekerja sama dengan para sarjana teknik, para sarjana psikologi memberi keterangan tentang kapasitas dan keterbatasan manusia dalam menggunakan peralatan canggih.

Pada abad ke-20 kondisi sosial yang sangat buruk sudah banyak berubah. Tingkah laku organisasi menjadi lebih baik. Di dalam perkembangan selanjutnya psikologi (dalam Kartono, 2002) melakukan ekspansi dalam dunia industri diantaranya ditujukan pada pemenuhan kebutuhan manusia dan pemberian kesejahteraan umum yang lebih banyak. Kondisi ini memungkinkan para pekerja pabrik tidak lagi dianggap sebagai “roda gigi” dalam sistem permesinan.

3. Pengertian Ilmu Psikologi

Ditinjau dari segi bahasa, istilah psikologi berasal dari “psyche” yang diartikan “jiwa”

dan “logos” yang berarti “ilmu” atau “ilmu pengetahuan”. Karena itu psikologi sering diartikan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat ilmu jiwa. Sementara ahli ada yang kurang sependapat bahwa psikologi diartikan dengan ilmu jiwa.

Gerungan (dalam Bimo, 2004) menjelaskan penggunaan kedua istilah tersebut, sebagai berikut:

a. Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan dikenal tiap-tiap orang, sehingga penggunaan ilmu jiwa dapat digunakan karena artinya yang luas dan sudah lazim dipahami orang. Sedangkan kata psikologi merupakan suatu istilah “ilmu pengetahuan” suatu istilah yang scientific, ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.

(7)

khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu sendiri. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya dan dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang. Istilah ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah yang modern.

Sudut pandang yang diberikan oleh Gerungan dapat dipahami bahwa ada segi perbedaan antara ilmu jiwa dan psikologi. Psikologi merupakan ilmu jiwa yang ilmiah, yang

scientific. Artinya dalam mempelajari psikologi harus dari sudut ilmu, psikologi sebagai suatu

science. Psikologi sebagai suatu ilmu, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol dan dalam psikologi dilakukan berdasarkan data empiris.

Pengertian psikologi menurut Menurut Woodworth dan Marquish (dalam Anoraga dan Suyati, 1995): Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hearing, remembering and thinking, and emotional activities like laughing and crying, and feeling or sad.

Psikologi dalam sudut pandang Woodworth dan Marquish menggambarkan bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu. Aktivitas-aktivitas (dalam pengertian lain tingkah laku) yang dapat dipelajari tidak hanya aktivitas motorik seperti berjalan dan berbicara, tetapi juga aktivitas kognitif seperti melihat, mendengar, dan berfikir. Dan aktivitas emosional seperti tertawa dan menangis, perasaan dan bersedih.

Berdasarkan uraian pengertian dari psikologi di atas, dapat difahami bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Meskipun jiwa tidak nampak, tetapi dapat dipelajari melalui observasi terhadap tingkah laku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi dari kehidupan jiwa. Misalnya orang yang sedang menggerutu, adalah pertanda bahwa orang itu sedang tidak senang dalam hatinya; orang yang nampaknya terburu-terburu dapat difahami bahwa ada sesuatu yang harus segera dilakukan.

4. Pengertian Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi

(8)

mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan bersama.

Tingkah laku I/O di pusatkan pada tingkah laku ‘terbuka’, yang secara langsung dapat diamati. Sedangkan tingkah laku yang tertutup dapat disimpulkan melalui ungkapannya ke dalam tingkah laku terbuka. Sebagai contoh, tenaga kerja yang senang dengan pekerjaannya akan memperlihatkan berbagai macam tingkah laku yang mencerminkan kesenangannya, meskipun sibuk dalam menjalankan tugasnya, wajahnya tetap nampak cerah, dalam jam istirahat berbicara tentang pekerjaannya dengan rekannya, tidak menunggu jam pulang kerja. Apabila ditanya tentang pekerjaannya ia menjawab dengan gairah semua pertanyaan. Melalui observasi dari perilakunya yang terbuka dapat ditafsirkan perilakunya yang tertutup.

Tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen di pelajari di dalam lingkungan kerjanya. Dalam pengertian ini manusia dipelajari di dalam interaksinya dengan pekerjaannya, dengan lingkungan kerja fisiknya dengan lingkungan sosialnya di pekerjaan. Apabila sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industrinya, maka sebagai konsumen manusia menjadi pengguna (user) dari produk atau jasa dari organisasi perusahaan.

Sedangkan tingkah laku manusia dipelajari secara perorangan maupun secara kelompok, dengan asumsi bahwa dalam suatu organisasi industri terdapat berbagai unit kerja. Unit kerja yang besar (divisi) terdiri dari unit kerja yang lebih kecil yang masing-masing terdiri dari unit-unit kerja yang lebih kecil lagi dan seterusnya. Dalam hal ini yang dipelajari sejauh mana dampak satu kelompok atau unit kerja terhadap tingkah laku tenaga kerja dan sebaliknya. Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh terhadap tenaga kerjanya, terhadap sekelompok tenaga kerja, dan terhadap seorang tenaga kerja. Dalam hal konsumen, masalah yang dipelajari seperti, sejauh mana ada reaksi yang sama dari kelompok konsumen dengan ciri-ciri tertentu terhadap iklan suatu produk.

(9)

5. Persoalan Pokok Psikologi Industri dan Organisasi

Pada mulanya, tujuan utama dari penerapan psikologi adalah untuk mempromosikan kegunaan ilmu psikologi dasar dalam menyelesaikan problem-problem kerja. Dewasa ini, tema psikologi I/O yang dideskripsikan oleh Muensterberg (dalam Berry, 1998) diartikan sebagai studi perilaku dalam dunia kerja. Dengan kata lain psikologi I/O hampir sebesar keseluruhan ruang lingkup psikologi itu sendiri, karena situasi kerja juga hampir sebesar kehidupan itu sendiri. Orang-orang cenderung menghabiskan sedikitnya sepertiga waktunya dalam sehari untuk bekerja. Hampir seluruh aktivitas hidup bergerak di dunia kerja, sama seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang di rumah atau sekolah.

Persoalan pokok dalam psikologi I/O menyertakan variasi tingkah laku yang terjadi dalam setting kerja. Kita semua belajar tentang bagaimana komposisi kerja itu sendiri, dan garis produksi sampai manajemen eksekutif. Kita mencari cara bagaimana memperbaiki proses seleksi orang untuk jenis pekerjaan tertentu. Kita dapat mendisain dan mengevaluasi program pelatihan, pengembangan karir, dan konselling kerja. Kita juga menaruh perhatian terhadap motivasi kerja, hadiah bagi kualitas kerja dan kepuasan kerja. Problem-problem kerja itu sendiri dapat berupa penyalah gunaan alkohol, stress kerja, serta pelecahan seksual yang sangat membutuhkan solusi dari psikologi I/O. Melalui penerapan psikologi I/O, Kita juga berusaha untuk memahami dan memperbaiki kepemimpinan dan supervisi. Dan Kita juga mengembangkan kondisi kerja yang mampu mengakomodasi pekerja-pekerja individual.

Namun di dalam pembahasan modul-modul yang akan kita pelajari ruang lingkup persoalan pokok psikologi I/O dalam setting kerja akan Kita batasi terkait dengan permasalahan: motivasi dan kepuasan kerja; stres dalam pekerjaan; kepemimpinan; gaya, aktivitas dan keterampilan kepemimpinan; dinamika kelompok dan tim; konflik dan keterampilan negosiasi; teknologi komunikasi dan proses interpersonal; dan psikologi konsumen.

(10)

Anoraga, S & Suyati, S. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

As’ad, M. 1996. Psikologi Industri. Jakarta: Universitas Terbuka.

Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston.

Bimo, W. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset.

Duncan, W., Jack, 1981, Organizational Behavior, Houghton Mifin noC, BoBton Hani Handoko, 1987, Manajemen PerBonalia dan Sumber DaCa ManuBia, BPFE,

YogCakarta

Kartono, K. 2002. Psikologi Sosial Untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Koontz O’Donnel, 1980, Management, bC Mc Graw-Hill KogahuBha, Ltd.

Munandar ., A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.

Thoha, Miftah, 2003, Perilaku OrganiBaBi KonBep DaBar dan AplikaBimCa. Jakarta.PT Raja Grafndo PerkaBa

WeBleC, B. Wiliam and DaviB Keith, 1998, Human Reasources and Personal

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Lembar penilaian observer memuat isi yang sama dengan lembar peer dan self. assessment (lampiran A.5,

Oleh karena perbuatan zina adalah termasuk dalam ranah hukum publik, maka dalam pemeriksaan perkara kebenaran yang dicari adalah kebenaran materiil, sehingga karena hal

Maskur Guru Madya Tk.I SD Islam Plus Miftahul Ulum Kab.. Kediri

holoselulosa dan α -selulosa bagas oleh ketiga jamur dengan tiga media kultur awal yang berbeda. commit

(2010).Changing Model of Nursing Care from Individual Patient Allocation to Team Nursing in the Acute Inpatient Environment... Team Supervision in Multidisciplinary

Studi Recovery Tembaga Dari Limbah Elektrolit Pemurnian Perak Menggunakan Proses Ekstraksi Pelarut-Electrowinning Dengan Mextral 5640H Sebagai Ekstraktan.. Muhammad

Diduga terjadi korelasi yang tinggi antara karakteristik-karakteristik tenaga kerja, sehingga analisis hubungan antara karakteristik tenaga kerja terhadap produksi tanaman