• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 )"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Gangguan mental dan perilaku akibat

penyalahgunaan zat psikoaktif

( F10-F19 )

(2)

NAPZA

NARKOTIKA

PSIKOTROPIKA

(3)

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya

Bentuk bubuk, umunya disuntik

Bubuk kristal, hisap dgn “bong”

Pil ditelan, di Diskotik / klab2 malam

Daun kering, dilinting, dihisap

Bubuk putih, disuntik, tunggal / campur

Pil penenang, ditelan

(4)

Penggunaan terus-menerus

Jangka panjang

Dosis tinggi

Tak sesuai indikasi

ZAT ADIKTIF

ADIKSI

(5)

• Adiksi berasal dari bahasa Inggris Addiction yang berarti ketagihan atau kecanduan. Bukan merupakan suatu Diagnosis entity.

• Adiksi membuat seseorang ketergantungan sec fisik maupun psikologis mengakibatkan perubahan perilaku menjadi obsesif compulsif ( dalam menggunakan zat), mengakibatkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

• Menurut PPDGJ III Ggg penggunaan Napza terdr 2 bentuk :

– Penyalahgunaan, yi yg memp. Harmful effects terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, menggg hub. Dengan orang lain serta memp. Aspek legal.

– Adiksi atau ketergantungan, yi mengalami toleransi, putus zat, tidak

mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan dosis Napza lebih dari yang diinginkan.

Jadi penyalahgunaan Napza belum tentu menderita

(6)

Zat Adiktif

Ketergantungan Fisik yang kuat

Ketergantungan Psikologis yang

panjang

zat-zat yang pemakaiannya dapat

dapat menimbulkan

Ketergantungan

Toleransi

(7)

TINGKAT PEMAKAIANNAPZA

EXPERIMENTAL USE

SOCIAL /

RECREATIONAL USE

SITUATIONAL USE

ABUSE

DEPENDENT USE

Addiction use

Pola Penggunaan

Patologik Toleransi

(8)

FAKTOR INDIVIDU

FAKTOR NAPZA

FAKTOR LINGKUNGAN

(9)
(10)

NARKOTIKA UU No 22/1997

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja,

Katinona,Liser gid, MDMA,Metamfe tamin,

Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina

NARKOTIKA UU No 35/2009

(11)

Berdasarkan klasifikasi kerjanya maka Napza dibagi menjadi :

Depresan Stimulan Halusinogen

Alkohol Amfetamin LSD, DMT

Bz Metamfetamin Meskalin

Opioid Kokain PCP

Solven Nikotin Ketamin

Barbiturat Khat Kanabis ( dosis tinggi ) Kanabis (dosis rendah) Kafein Magic Mushrooms

(12)

Gangguan mental dan perilaku akibat

penyalahgunaan zat psikoaktif ( F10-F19 )

Zat Psikoaktif adalah obat atau senyawa yang apabila masuk ke dalam tubuh mansia dapat mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat. Sehingga menyebabkan perubahan

aktivitas mental – emossional dan perilaku dan bila digunakan terus menerus dapat menimbulkan Adiksi

• Meningkatnya penyalahguna serta ketergantungan Napza sudah sangat memprihatinkan

Upaya penanggulangan tlh dilakukan melalui berbagai pende

katan. Salah satu : Inpres 12 tahun 2011 ttg kebijakan dan stra tegi nasionalprogram Pencegahan, Pemberantasan,

Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN) yaitu melalui :

1. Demand Reduction

(13)

P4GN :

Demand Reduction/Reduksi permintaan : Dilaksanakan oleh

RSJ (Depkes ), LSM2 ( NGO )/panti2 /yayasan2 swasta dlm / luar negeri dll Informasi/Edukasi, Pendekatan Prevensi dan Promosi Kesehatan, Detoks dan Terapi Pemeliharaan

Harm Reduction/Reduksi dampak buru : Dilaksanakan oleh

RSJ, PKM ( Depkes ) melalui Program Terapi Rumatan Metadon ( PTRM ), Buprenorphine + Nalokson, distribusi jarum suntik steril dan sosialisasi penggunaan kondom, terapi dampak buruk HIV dan IO ( Infeksi Opportunistik )

Supply Control / Supply Reduction / Reduksi Suplai : dilaksa

(14)

Reduction Reduction Harm

Pengurangan persediaan

Peran instansi hukum : polisi, peraturan2 / per-undang2an RI

HIV/AIDS , Hep’s B dan C TBC Paru,Oedema Paru, En docarditis, Emboli,Sepsis,Osteo myelitis, Thrombophlebitis dll.

Pengurangan permintaan Pengurangan dampak buruk

(15)
(16)
(17)
(18)

NAPZA :

– Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya.

NARKOTIKA :

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. terdapat Gol.I,II,III pada UU RI No.22 1997 ttg Narkotika.  UU RI No 35 2009

PSIKOTROPIKA :

– zat /obat alami/sintetis bukan narkotika, berkhasiat Psikoaktif

mempengaruhi fungsi mental dan perilaku terdapat Gol.I, II, III, dan IV pada UU RI No. 5 1997 ttg Psikotropika (Gol I. Narkotika pd UU RI No.35 2009)

ZAT ADIKTIF LAINNYA :

– Bahan lain bukan Narkotika atau Psikotropika yg penggunaannnya dapat menimbulkan ketergantungan.

(19)

PSIKOAKTIF :

Adalah khasiat dari NAPZA yg menyebabkan perubahan

khas pada aktivitas mental dan perilaku

PENYALAHGUNAAN :

Penggunaan NAPZA tanpa indikasi medis dan pengawasan

dokter sehingga dapat menimbulkan ketergantungan

TOLERANSI :

Peningkatan dosis utk mendapatkan pengaruh yg sama sbg

akibat dari penggunaan yg lama dan terus mwenerus

OPIAT : Adalah ramuan yg mengandung atau turunan Opium.

OPIOID : Narkotika sintetik yg mempunyai aktivitas

(20)

KETERGANTUNGAN :

– Keadaan dimana Px memerlukan jumlah NAPZA yg semakin bertambah ( tole ransi ), shg bila jumlah dikurangi /diberhentikan akan timbul

gwjala putus zat

KETERGANTUNGAN FISIK :

Adaptasi neurobiologis tubuh utk menghadirkan NAPZA yg ditandai

dgn gejala awal putus zat

KETERGANTUNGAN PSIKIS :

– Pola perilaku yg sangat kuat utk menyalahgunakan NAPZA agar memperoleh efek ttt.

INTOKSIKASI :

– Kondisi akibat langsung dari penyalahgunaan NAPZA dimana terjadi perubahan fungsi kesadaran, kognitif, persepsi, perasaan dan perilaku

OVERDOSIS :

 Adalah keadaan fisik yg gawat akibat penyalahgunaan NAPZA yg

(21)

GEJALA PUTUS ZAT :

Adalah gejala2 dengan aneka bentuk keparahan yg

dusebbkan penghentian atau pengurangan zat.

KOMPLIKASI MEDIK :

Komplikasi yang terjadu pada berbagai sistem tubuh akibat

penggunaan NAPZA

KOMORBIDITAS PSIKIATRI :

Keadaan dimana pasien disatu pihak mengalami gangguan

penyalahgunaan NAPZA dan dilain pihak mengidap gangguan Psikiatri

DUAL DIAGNOSIS :

Adalah suatu istilah klinis disebut juga Diagnosis Ganda

(22)

DETOKSIFIKASI :

– Suatu proses dimana seorang individu yg ketergantungan fisik thdp zat psikoaktif ( opioida ) , dilakukan pelepasan zat psikoaktif tersebut

secara tiba2 atau secara sedikit demi sedikit.

REHABILITASI MEDIK :

– Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan medis, agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal

mungkin

REHABILITASI PSIKOLOGIS :

– Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu mll pendekatan psikologis agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita

ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin

REHABILITASI SOSIAL :

(23)

Latar berlakang individu menyalahgunakan zat

psikoaktif :

1. Faktor Individu :

1. Ingin tahu dan ingin mencoba

2. Tidak bisa menolak ajakan teman 3. Low self esteem

4. Low self confidence

5. Sikap memberontak terhadap peraturan 6. Identitas diri yang kabur

(24)

2. Faktor lingkungan

1. Komunikasi dengan orang tua kurang efektif 2. Orang tua dominan atau otoriter

3. Teman sekelompok/ sebaya yang pengguna 4. Lingkungan sekolah yg kurang tertib

5. Fasilitas sekolah yang minim

(25)

Pemeriksaan dan Diagnosis

1. Sikap mental dokter terhadap pasien harus positif, agar terbina hubungan px-dr –keluarga dengan baik

2. Observasi sikap Px saat diperiksa

3. Anamnesis :

a. Riwayat penyalahgunaan zat a. Zat apa yang dipakai

b. Kapan mulai dan terakhir menggunakan c. Cara penggunaan

d. Gejala intoksikasi / Over dosis (OD ) atau putus zat e. Alasan penggunaan

(26)

Pemeriksaan dan Diagnosis lanjutan...

3. Anamnesis : lanjutan..

b. Riwayat psikososial Px

a. Pendidikan / pekerjaan

b. Hubungan keluarga / sesama teman c. Keadaan keluarga

d. Riwayat kriminal / ditahan polisi/ penjara yang berkaitan/bukan dgn penyalahgunaan zat

e. Riwayat seksual; sosioekonomi; spiritual f. Kepribadian pramorbid

(27)

Pemeriksaan dan Diagnosis

lanjutan...

5. Pemeriksaan laboratorium :

– Toksikologi

– LFT, RFT

– HIV/AIDS

– Lain2 sesuai dengan kebutuhan

– Psikotes; MMPI

6. Komorbiditas :

- Psikiatrik : Skizofrenia; Bipolar; RM; Gangg Kepribadian ; Gangguan Tingkahlaku

(28)

Diagnosis Banding

• Skizofrenia

• Gangguan Waham Organik

• Gangguan Halusinasi Organik dll

Penyulit / Komplikasi

1. Overdosis 2. HIV/AIDS 3. Hepatitis 4. Dermatitis 5. Selulitis 6. Anemia

(29)

Penatalaksanaan

Proses Penatalaksanaan secara umum : 1. Asesmen

2. Diagnosis

3. Detoksifikasi 4. Rehabilitasi 5. Resosialisasi Khusus Narkotika : 6. Asesmen

7. Diagnosis

8. Terapi Substitusi ( Harm Reduction ) 9. Detoksifikasi

(30)

Contoh Zat psikoaktif :

• Zat Psikoaktif terdiri dari :

– Narkotika : Opioid; Kokain; Ganja; Buprenorfina

Psikotropika : Gol. Amfetamin; Gol Benzodiazepine; Gol

Lisergida ( LSD ), Fensiklidina, Metakualon

Gol. Opioida merupakan Turunan Opium dan zat sintetisnya : Morfin,

Diasetilmorfin / Diamorfin ( Heroin, smack, horse, Putaw, PT ), – Metadon,

– Pethidin,

Kodein,

Hidromorfin ( Dilaudid), Meperidin ( Demerol ) dll

(31)

NAPZA : Cont ...

Cara pemakaian :

Snorting : dihirup mll lubang hidung

Dragon : dihisap dgn mulut mll gulungan kertas/plastik diatas

– aluminium foil yg diuapkan

Puff : dimasukkan dlm rokok tembakau

Per oral

Menyuntik secara IV atau Subcutan

(32)

Narkotika :

UU RI No.22 1997 tentang Narkotika Saat ini sudah

direvisi menjadi UU RI No. 35 2009 tentang Narkotika, terdiri atas 3 gol. termasuk

Tanaman Ganja, – Opioida

Psikotropika Gol. I dan II pada UU RI No. 5 1997 tentang

(33)

OPIOID

• Tanaman Papaversomniverun : 20 alkaloid opium a.l morfin

• Opioid : Narkotik sintetik contoh heroin, kodein, dilaudid, meperidin, methadon dll

• Antagonis : Nalokson, naltrekson, nalorfin, apomorfin

• Campuran a/antagonis : Pentazocin, buprenorfin

• Reseptor : Reseptor u- opiat : mengatur analgesik, depresi pernafasan, Konstipasi dan

adiksi

(34)

OPIOID

• Intoksikasi :

Perilaku maladaptif : euforia diikuti apati, disforia, retardasi psikomotor, Ggg pertimbangan, fungsi sosial & pekerjaan

Konstriksi pupil, mengantuk, cadel, ggg atensi, daya ingat, koma

Putus Opioid :

Akibat Stop, penurunan dosis, pemberian antagonis

Setelah 6 – 8 jam stop, puncak hari ke 2-3, hilang 7-10 hari

(35)

KOMORBIKDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

OPIOID

90% penyalahgunaan opioid memp. Dual diagnosis

psikiatrik. Yg sering: depresi berat, keprib. Antisosial,

penyalahgunaan alkohol

Percob bunuh diri 15%

Delirium intoks opioid akibat dosis tinggi /dicampur

zat lain, cedera otak

Psikosis opioid akibat dosis tinggi mirip Skiz.

(36)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

OPIOID

Ggg tidur hipersomnia dan ggg. seksual impotensi

Hepatitis dan AIDS krn transmisi virus akibat IVDU

Sepsis, emboli, tromboflebitis,oedema paru,

endokarditis, osteomyelitis

Trias klinis : pinpoin pupil, depresi pernaf., koma

(37)

OPIOIDA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi Opioida :

– Penekanan SSP : sedasi, penurunan kesadaran sampai delirium

Menurunnya motilitas GI  konstipasi

Depresi pernafasan, – Bicara cadel

Hipotensi Ortostatik – Bradikardia

(38)

Keadaan putus Opioida :

• Ngantuk, pilek, bersin, lakrimasi, dilatasi pupil, piloereksi, takikardia, hipertensi, RR meningkat, Mual, muntah diare, suhu badan meningkat, insomnia

Craving/Sugesti

(39)

Penatalaksanaan

Intoksikasi Opioid :

– Termasuk kasus kedaruratan medik

– Periksa Vital Sign

A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek., jumlah dan cara

pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja, derivat amfetamin ?

Bila ada tanda2 OD, Px dirawat di ICU. Lakukan Naloxon Challenge test

– Observasi 24 jam untuk menilai tanda2 vital.

(40)

Penatalaksanaan

Putus opioida / Withdrawal opioida

1. Termasuk kasus kedaruratan Psikiatri

2. Tujuan : mengurangi penderitaan klien, mencegah komplikasi medik 3. Metadon. Merup. Standar terapi di banyak negara substitusi opioida.

Dosis awal 20 – 40 mg/hari, dapat ditingkatkan 5 – 10 mg selama 7 – 10 hari berikut. Kemudian dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan

metadon. Atau dengan cara 10mg metadon tiap 6 jam, total dosis 40 mg/ hari, dipertahankan 3 hari, kmd bisa ditambah atau diturunkan 5

mg/hari.

4. Klonidin : diberikan 0,3-0,6 mg/hari ( dosis terbagi ) dan terus dinaikkan 0,6 -1,2mg/hr alam 1 – 3 hr pertama, atau 0,1 – 0,2 mg klonidin tiap 3 jam max 0,8 mg/hr, bila tek drh 90/60 mmHg, klonidin hrs distop.

(41)

Terapi simptomatis

Rasa sakit dapat dikurangi dengan analgetika, : tramadol, asam

mefenamat, metampiron dll

• Insomnia : hipnotika spt estazolam, triazolam, b

Nitrazepam, Zolpidem, clozapin dllDiare : imodium dan sejenisnya

• Mual/muntah : sulpirid 25 -50 mg 3x sehari, SA, Papaverin, Buscopan dll

Cicatrix baru : thrombophob, lasonil jelly

Terapi pemeliharaan /rumatan

Agonis opioida spt Metadon, LAAM ( levacetylmetadol ) • Campuran agonis-antagonis spt buphrenorphin

(42)

KANABIS

Cannabis sativa, mariyuana, ganja. Eksudat resin daunnya disbt hashish

• Intoksikasi :

Perilaku maladaptif : ggg koordinasi psikomotor, euforia, cemas waktu terasa berjalan lambat

Mata merah, nafsu makan meningkat, mulut kering,warna2 jadi lebih terang

(43)

KANABIS

• Psikosis Kanabis

Jarang terjadi, kadang ide2 paranoid Amotivational syndrome

Pramorbid Skiz. ( diintensifkan )

Kecemasan kanabis

Pada pemula

Akibat intoks.

(44)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

KANABIS

• Selain gej. Psikiatrik diatas: perilaku maladaptif, cemas, psikosis

• Komplikasi medik : Bronkhitis, sinusitis, faringitis, palpitasi, sering terserang infeksi, daya tahan imunitas turun,

(45)

GANJA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi ganja :

– Rasa waktu berjalan lambat, apatis dan bingung – Perasaan melambung

– Depersonalisasi, derealisasi

– Tampak seperti orang tolol/bego – Daya nilai realita terggg.

– Hal.audit/optik

– Konsentr. Terggg, mengantuk seperti mimpi – Nafsu makan meningkat

– Tremor

– Mulut kering – Gelisah

(46)

Keadaan putus ganja :

Insomnia Mialgia

– Depresi, bingung

Menguap

– Fotofobia “ canabis craving “

– Cemas, gelisah, mudah tersinggung

Mual, nafsu makan menurun, diare, kehilangan bb.

(47)

Penatalaksanaan

Intoksikasi ganja :

– Umumnya tak perlu Farmakoterapi. Terapi suportif dengan “talking down “

Tempatkan px di ruang tenangJarang menyebbkan kematian

– Tak ada pengobatan khusus : cemas dengan anticemas. Bila ada gejala psikotik bisa diberi antipsikotika.

Motivasi klien mau ikut program rehabilitasiKeadaan Putus Ganja :

Kondisi klinis umumnya ringan dan akan menghilang dgn

sendirinya dlm waktu bbrp hari

(48)

Kokain

• Merup. zat adiktif stimulans thdp SSP

– Asal zat : tanaman Erythroxylon Coca

Nama populer : Coke, Snow birds, Charlie, Crack, Nose

Candy

– Bentuk sediaan :

Kokain murni ( freebase ) : serbuk

• Kokain yang dicampur berbagai zat lain, mis. : Heroin

Cara pakai :Snorting

– Disuntikkan

(49)

KOKAIN

Zat yang paling adiktif dan berbahaya

• Pecandu : laki2 2X> wanita, kulit hitam>>

Efek klinis : inhibisi re-uptake DA (utama), NA, Serotonin Intoksikasi dan putus zat : gejala mirip dgn amfetamin

Mekanisme kerja :

Kokain bekerja pada NT Katekolamin pada synaps

Adrenergik denganmeningkatkan pelepasan dan menurunkan reuptake

Secara iv atau dihisap spt rokok memberi efek dalam 1’ –

(50)

KOKAIN : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi kokain :

 Dilatasi pupil/midriasis - Tremor - Berkeringat - Mual, muntah

 Selera makan menurun - Halusinasi visual / taktil

Nyeri dada - Takikardia • Tekanan darah naik - Aritmia

• Over dosis : kejang, koma dan kematian

Penilaian realita kurang wajar, ggg fungsi sosial / pekerjaan • Meningkatnya kewaspadaan dan aktivitas, bergerak terus

menerus, memaksakan kehendak dan banyak bicara ( agitasi psikomotor )

Meningkatnya percaya diri Euforia/disforia

(51)

Keadaan Putus Kokain

Keletihan / Fatigue • Bradikardia

Insomnia atau Hipersomnia

Perasaan disforik yang menetap > 24 jam • Agitasi psikomotor

Ide2 bunuh diri dan paranoid • Mudah tersinggung / iritabel

(52)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

KOKAIN

• Sering : depresi berat, bipola II, ggg siklotimik, ggg antisosial

• Kongesti hidung, ulserasi muc.hidung hingga perforasi septum nasi

• Kerusakan sal. Bronkhial dan paru ( cara merokok )

• HIV, Hepatitis C ( cara IVDU )

• Komplikasi terberat : infark serebral nonhemoragik / he moragik, epileptik dan infark myocard, aritmia, kardio- myopati, depresi pernafasan

(53)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

KOKAIN

• Ggg psikotik : waham paranoid dan halusinasi sekitar 50%

Ggg afektif : hipomanik dan manik pada intoks. Dan depresi

pada putus kokain

• Ggg kecemasan : cemas menyeluruh pada intoks, dan GOC, ggg panik, fobia pada putus kokain

Disfungsi seksual sebagai aprodisiak, lama2 impotensi • Ggg tidur : insomnia pada intoks, hipersomnolensia pada

(54)

Penatalaksanaan

Intoksikasi Kokain

– Tempatkan klien di tempat tenang

– Periksa tanda vital dan fisik lainnya

– Atasi kelainan fisik akibat kokain :

• Demam beri antipiretika

• Takikardia dan hipertensivdiberikan beta blocker propanolol atau klonidin

• Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, ggg respirasi, ggg jantung merupakan indikasi rawat di ICU

– Pertimbangkan MRS untuk detoksifikasi

– Bila terjadi agitasi, agresif dan membahayakan lingkungan atau delusi berikan derivat Bz ringan mis. lorazepam 1 – 2 mg oral, atau

oksazepam 10 – 30 mg oral dan dapat diulangi sesudah 1 jam

– Persiapkan klien utk menghadapi keadaan putus kokain

(55)

Keadaan putus kokain

Pastikan apakah ada resiko bunuh diri ?  MRS

• Beri ketenangan dan penjelasan kpd klien bahwa gejala akan mereda dalam 1 – 2 minggu

Evaluasi apakah klien mengalami ggg psikosisTerapi psikofarmaka :

– Agitasi berat sampai perilaku maladaptif dapat diberi gol. Bz. Seperti Estazolam 0,5 – 1 mg oral, Oksazepam 10 – 30 mg oral atau lorazepam 1 – 2 mg oral

– Anti depresiva dapat diberikan bila ada gejala depresi menetap yang umumnya terjadi 2 minggu setelah

penggunaan kokain dihentikan

(56)

PSIKOTROPIKA

UU No 5/1997

Setiap bahan, baik alamiah maupun sintetis,

tetapi dapat menimbulkan kecenderungan untuk

disalahgunakan

Mempunyai manfaat untuk pengobatan dan/atau tujuan

ilmu pengetahuan

Golongan I, II, III dan IV Menggg

(57)

Psikotropika

Obat/Zat yang bekerja pada/ mempengaruhi fungsi Psikik, kelakuan atau pengalaman

( WHO 1966 )

Anti Psikotika

Anti Ansietas

Anti Depresan

(58)

Anti

Tipikal : Chlorpromazin, Trifluoperazin, Haloperidol

Atipikal : Clozapin, Risperidon, Aripiprazol, Olanzapin

Gol. Benzodiasepin : Alprazolam, Clobazam, Diazepam

Gol Non Bzd : Barbiturat, Meprobamat, Buspiron

ATS : Met/Amfetamin , MDMA

Halusinogen : Psilosibin, LSD, thener, Meskalin, Fensiklidin

Gol MAOI : Aurorix

Gol Trisiklik : Ami/Imipramin

Atipikal: SSRI : Fluoksetin SNRI :Duloksetin/Venlafaksin

(59)

UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sebelum perubahan)

(60)

UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sesudah perubahan)

Untuk kepentingan medis / pengobatan dan Ilmu pengetahuan

(61)

NARKOTIKA UU No 22/1997

GOL I. al. :

Opium, Kokain, Heroin, Ganja,

Katinona,Liser gid, MDMA,Metamfe tamin,

Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina

NARKOTIKA UU No 35/2009

(62)

AMFETAMIN

• Simpatomimatik, stimulansia.

• Amfetamin klasik D-Amf.Metamfet. Metilfenidat bekerja utama di sistem DA-ergik

• Amfetamin racikan : MDMA, MMDA, MDEA, DOM bekerja di sistem DA ( energi) dan 5HT ( halusinogen)

• Intoks. Amfet. Mirip intoks. Kokain (DSM III & IV)

Perilaku maladaptif berupa euforia, tegang,kewaspadaan ber>>, kecemasan kemarahan, segera/ selama pemakaian

(63)

AMFETAMIN

• Putus Amfetamin : mood disforik, kecemasan, gemetar, depresi disertai ide bunuh diri

(64)

AMFETAMIN : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi Amfetamin

Berkeringat dan kedinginan, – Mulut kering, rasa metalik,

Dilatasi pupil

– Pusing, kejang, diskinesia, distonia,

– Takikardia, bradikardia , Aritmia,

Tekanan darah naik/turun

– Bila OD, dpt terjadi kejang, depresi pernapasan, koma dan kematian.

Euforia sampai manik atau campuran – Kewaspadaan berlebih

– Kecemasan, ketegangan atau kemarahan

(65)

Putus Amfetamin

Keletihan /fatigue – Tidur berlebihan

– Kelaparan yang hebat

Insomnia dan hipersomniaReaksi kecemasan

Depresi

– Agitasi psikomotor

(66)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

AMFETAMIN

• Delirium : akibat pemakaian dosis tinggi, terus-menerus, atau kombinasi dgn zat lain, atau ada cedera otak

• Psikosis : mirip Skizof. Paranoid, tapi disini > menonjol hal. Visuil, afek serasi, hiperaktivitas, hipersksualitas, sedikit ggg proses berpikir, Skiz. Afek datar dan alogia

• Ggg afek : pada Intoks. Afek manik/campuran. Pd putus zat : afek depresi

• Ggg. Kecemasan: pd Intoks /Putus zat berupa panik, GOC, fobia

• Disfungsi seksual : awalnya untuk meningkatkan potensi

(67)

Penatalaksanaan

Intoksikasi Amfetamin

– Tempatkan Px di ruang tenang, Hindarkan dari stimulasi berlebih

Terapi simptomatis :

• Suhu tubuh meningkat, dgn selimut dingin(cooling blankets)

Hipertensi/takikardia diberikan beta blocker/propanolol

atau klonidin

• Kejang2 diberikan diazepam intravena

Agitasi beri Bz

• Bila tak teratasi beri antipsikotika

(68)

Penatalaksanaan

lanjutan...

Keadaan Putus Amfetamin

– Pastikan adakah resiko bunuh diri

– Sebaiknya rawat inap

Terapi psikofarmaka :

Agitasi berat bahkan sampai gej. Psikosis, berikan

antipsikotika

Agitasi ringan sampai sedang berikan gol. Bz Gejala depresi berikan antidepresiva

(69)

ALKOHOL

• Minuman dengan nama kimiawi Etil-alkohol atau etanol

Lazim disebut minuman keras contoh : Bir,Wisky, Vodka,

Brandy, Kognag, Anggur. Minuman tradisional spt Brem, Ciu, Tuak, Arak dll

Peraturan MenKes no 86/menkesPer/IV/77 Menggolongkan

minuman beralkohol menjadi :

– Gol. A : kadar etanol 1 – 5 % ( bir, sandy )

Gol. B : kadar etanol 5 – 20 % ( anggur )

(70)

Intoksikasi Alkohol

– Gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afektif dan perilaku, daya nilai terggg.

Perasaan / afek emosi labil, perilaku agresif, fungsi sosial

dan pekerjaan terggg.

• Intoksikasi ringan :

Euforia, cadel ( disartria ) drowsiness, nistagmus, ataksia,

hipoglikemik.

• Intoksikasi berat ;

Stupor, koma, kejang, hipotermia, berhentinya pernafasan,

bradikardia, hipotensi

• Intoksikasi sangat berat :

Koma dengan refleks2 negatif dan bahkan tanpa aktivitas

(71)

Putus Alkohol :

– Fatigue

– tremor

– Insomnia

– Delirium Tremens

– Mual, muntah

– berkeringat

– Hipertensi

– Halusinasi, Ilusi

– Agitasi psikomotor

– Kejang

– Iritabel

– Craving

– Cemas, depresi

(72)

ALKOHOL

• Intoksikasi Alkohol :

Perilaku maladaptif yg berkembang selama/segera setelah minum.

Gejala2 : cadel, inkoordinasi motorik, nistagmus, ggg. Atensi dan daya ingat, stupor sampai koma krn depresi pernafasan

• Putus Alkohol :

Gejala2 : hiperaktiv. Otonomik (keringat, palpitasi), tremor, insomnia,mual, muntah, hal/ilusi optik/aud./taktil, agitasi psikomotor, kecemasan

(73)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

ALKOHOLIK

• Delirium : akibat intoks / putus alkohol

• Delirium Tremens : Putus alkohol timbul 1 minggu setelah asupan alkohol terakhir. Bahaya kematian 20% karena

komplikasi pneumonia, peny. Ginjal, insuff. Hati, gagal jantung.

• Demensia : masih kontroversial ?

• Ggg Amnestik : biasanya Amnesia jangka pendek, jarang < 35 thn

• Sindrome Wernicke dan Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol ): Sind Wernicke > akut, sifat reversibel bila diterapi adekuat. Sindr. Korsakoff sifat kronis kesembuhan 20%, dikenal

(74)

Sindrom Wernicke ditandai oleh adanya :

– Ataksia ; Ophthalmoplegia; Nystagmus; Kebingungan; Gangguan daya ingat jangka pendek

Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B1 (Thiamin ) akibat

konsumsi Alkohol dalam waktu lama

Sindrom Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol )

Disebut juga : Demensia Korsakoffl ; Psikosis Korsakoff;

Sindrom Amnesia Konfabulasi

– Ditandai oleh adanya

Apatis; Ataksia; Konfabulasi; Amnesia

Antero/Retrograde; Tremor; Paralisis otot2 orbita; ggg memori berat

Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B1 di otak akibat

(75)

KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK

ALKOHOLIK

• Psikosis ( Alkohol induced psychotic disorder), timbul

sebelum selama intoks atau sesudah putus alkohol. Gej utama waham, halusinasi, kecemburuan patologis.

• Ggg. Afektif : Bisa manik, depresi atau campuran

Ggg. Kecemasan, berupa cemas menyeluruh, serangan panik,

GOC, Fobia.

(76)

Penatalaksanaan

Intoksikasi Alkohol :

– Tempatkan klien di ruang tenang

– Periksa VS dan tanda fisik lainnya

– Perhatikan A,B,C,D : Airways, Breathing, Circulation, Drugs

– Pertahankan Airways bila perlu dengan pernafasan buatan

– Atasi koma, hipotensi, hipotermia

– Kuras lambung dengan emetika ( konsumsi alkohol banyak < 30’ ), norit 60 – 100 mg per oral ( kalau perlu personde )

– Kejang diberi diazepam5 – 10 mg im/iv pyridoksin 100mg/hari, asam folat 1 mg/hari, as. Askorbat 100 mg 2dd

– Berikan dextrose 50 – 100 mg iv, bila hipoglikemia,

– Agitatif atau perilaku psikotik berikan haloperidol 5 – 10 mg im

– Gelisah dan cemas beri lorazepam, alprazolam, klobazam

(77)

Penatalaksanaan

Putus Alkohol

– Berpotensi kegawatan, klien harus dirawat inap

Tempatkan di ruang tenang

– Pantau tanda2 vital dan kondisi elektrolit serta cairan tubuh

Obat antipsikotika gol. Phenotiazine spt CPZ tidak boleh

diberikan karena menurunkan ambang kejang

(78)

Sedativa - hipnotika

Termasuk Sedativa-hipnotika : Paraldehide, Kloral hidrat,

Karbamat, Metakualon, Glutetimide, Barbiturat dan Bz

Yang paling sering digunakan praktek kedokteran : gol.

Benzodiazepin (Bz) dan yang jarang : barbiturat

– Bz yg tersering disalahgunakan : Alprazolam, Lorazepam

Nama jalanan : MG, BK, Rohip, Lekso, Nipam dll

Keadaan putus sed-hip merup. St keadaan gawat darurat

medik krn dapat terjadi kejang, delirium, dan kematian bila tidak diobati , sehingga harus rawat inap

Cara pakai : oral, jarang parenteralMekanisme kerja :

– Merupakan CNS Depresan

Bz berikatan dengan tempat spesifik reseptor GABA yang

(79)

SEDATIVA - HIPNOTIKA : TANDA2 DAN GEJALA KLINIS

Intoksikasi sedativa-Hipnotika

• Bicara cadel - Inkoordinasi

Nistagmus - Ataksia Konstriksi pupil

• Pernafas. lambat/cepat tapi dangkal

Kulit berkeringat dan teraba dingin

• Tekanan darah turun dan nadi lemah dan kecil

Afek labil agresif

• Iritabel

Ggg pemusatan Perhatian

(80)

Putus Sedativa-Hipnotika

– Keletihan

– Mual, muntah

– Takikardia / bradikardia

– Tekanan darah meningkat

– Anoreksia

– Tremor kasar pada tangan, lidah, kelopak mata

– Ansietas

– Depresi

– Iritabel

(81)

Penatalaksanaan

Intoksikasi Sedativa-Hipnotika

Tempatkan klien di tempat tenangPeriksa tanda2 vital dan fisik lainnya

– Pada dasarnya terapi bersifat simptomatis dgn tujuan

mencegah tejadinya depresi pernafasan dan menjaga fungsi CV berjalan tetap baik

– Bila penggunaan oral tidak > 6 jam, bisa kumbah lambung

Kendorkan pakaian agar jalan nafas lancar, beri oksigen

dan pernafasan buatan bila perlu

(82)

Penatalaksanaan

Putus Sedativa-Hipnotika

– Bila dosis pakai diketahui, tidak ada komplikasi medik atau psikosis, dapat rawat jalan dgn penurunan dosis perminggu

– Dengan rawat inap penurunan dosis dapat dilakukan lebih cepat

Pada ketergantungan Bz dgn dosis terapetik yg dianjurkan

pabrik selama > 1 bulan, maka detoks dgn rawat jalan, dosis diturunkan secara bertahap dalam 4 minggu

Bila dosis ekwivalen dgn 40 mg diazepam /hari selama

(83)

Kepustakaan

Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III; RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Dirjen Yanmed Depkes RI; 2000; Pedoman Terapi Pasien

Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya

Maramis WF dan Maramis AA; 2009; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press

Referensi

Dokumen terkait

tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau.. bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang

Sedangkan dalam Hukum Positif Indonesia narkoba merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

Narkotika : Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sentetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sentetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

“Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi

35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan

DEFINISI  Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,