• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Suatu Rencana Pengelolaan Terpadu DAS Asahan Danau Toba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Suatu Rencana Pengelolaan Terpadu DAS Asahan Danau Toba"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI

Suatu Rencana Pengelolaan Terpadu

DAS Asahan Toba

Abdul Rauf

Hotmauli Sianturi

Rahmawaty

Yayat Hidayat

(2)

Art Design, Publishing & Printing

Gedung F

Jl. Universitas No. 9, Kampus USU Medan, Indonesia

Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737

Kunjungi kami di: http://usupress.usu.ac.id

ã USUpress 2013

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN: 979 458 653

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Pengelolaan daerah aliran sungai / Abdul Rauf, Hotmauli Sianturi, Rahmawaty, Yayat Hidayat, [dan] Bejo Slamet. – Medan: USU Press. 2013

x, 232 p. ; ilus.; 25,3 cm. Bibliografi, Indeks

ISBN: 979-458-653-6

1. Rivers and Streams I. Rauf, Abdul II. Sianturi, Hotmauli III. Rahmawaty IV. Hidayat, Yayat V. Bejo Slamet

551.483 ddc21

(3)

Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam yang merupakan modal dasar pembangunan nasional, maka perencanaan dan pengelolaan secara tepat perlu dilaksanakan. Salah satunya melalui sistem pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu.

DAS Asahan Toba merupakan salah satu DAS yang terdapat di Sumatera Utara yang termasuk dalam Kategori DAS Prioritas 1, sehingga perlu untuk disusun rencana pengelolaannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan pengelolaan DAS secara terpadu yang melibatkan wilayah Kabupaten/Kota serta seluruh stakeholders di wilayah DAS Asahan Toba, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan RI No. P.39/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu.

Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan arahan kepada semua pihak khususnya semua stakeholder yang langsung terlibat dalam pengelolaan DAS terpadu DAS Asahan Toba. Buku ini menguraikan mengenai metode penyusunan rencana das terpadu Asahan Toba, Kondisi dan Karakteristik DAS, Analisis dan Perumusan Masalah yang terjadi di DAS Asahan Toba, Rencana dan Strategi Pengelolaan, Rencana Implementasi Program dan Kegiatan, Pemantauan dan Evaluasi serta Rekomendasi yang diberikan dalam rangka pengelolaan DAS Asahan Toba.

Pada kesempatan ini kami sampaikan apresiasi dan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada Balai Pengelolaan DAS Asahan Barumun Kementerian Kehutanan RI. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Gubernur Sumatera Utara, Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten/Kota dan Instansi terkait sewilayah DAS Asahan Toba, seluruh stakeholder yang terkait dalam pengelolaan DAS Asahan Toba dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satupersatu atas bantuan dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Buku Pengelolaan DAS Terpadu DAS Asahan Toba.

Dengan tersusunnya Rencana Umum Pengelolaan DAS Terpadu DAS Asahan Toba ini, diharapkan dapat dipergunakan oleh seluruh stakeholder, khususnya yang masuk ke dalam wilayah DAS Asahan Toba, sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan utamanya pengelolaan sumberdaya alam pembangunan berkelanjutan dapat diwujudkan. Selain itu buku ini juga dapat dipergunakan bagi mahasiswa Strata-1, Strata-2, dan Strata-3 khususnya dalam mata kuliah Pengelolaan DAS. Semoga bermanfaat.

Medan, Februari 2012 A

AbbdduullRRaauuff H

HoottmmaauulliiSSiiaannttuurrii R

Raahhmmaawwaattyy Y

(4)

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

1. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Sasaran Lokasi ... 3

D. Hasil yang diharapkan ... 4

2. METODA PENYUSUNAN RENCANA ... 5

A. Kerangka Pengelolaan DAS ... 5

B. Tahapan Kegiatan Penyusunan Pengelolaan DAS ... 9

3. KONDISI DAN KARAKTERISTIK DAS ASAHAN TOBA ... 13

A. Kondisi Biofisik ... 13

1. Letak, Luas, dan Bentuk... 13

2. Iklim ... 13

3. Tanah dan Geologi ... 14

4. Geomorfologi ... 23

5. Topografi dan Kelas Kemiringan Lereng ... 23

6. Hidrologi dan Prasarana Pengairan ... 24

7. Keadaan Vegetasi/Liputan Lahan ... 24

8. Tingkat Kerusakan Lahan ... 26

B. Keadaan Sosial Ekonomi ... 27

1. Kependudukan ... 27

2. Mata Pencaharian ... 30

3. Penggunaan Lahan ... 30

4. Pola Usahatani ... 34

5. Pendidikan ... 34

6. Sarana dan Prasarana Perekonomian ... 40

7. Sarana Transportasi ... 41

C. Deskripsi Identifikasi dan Inventarisasi Kelembagaan ... 43

1. Kelembagaan Pemerintah ... 43

2. Kelembagaan Non Pemerintahan ... 44

(5)

A. Identifikasi Masalah ... 47

B. Sosial Ekonomi dan Budaya ... 52

C. Kajian dan Analisis ... 66

D. Rumusan Permasalahan ... 75

5. RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN TERPADU

DAS ASAHAN TOBA ... 79

A. Tujuan dan Sasaran ... 79

B. Strategi Pencapaian ... 80

C. Kebijakan, Program, dan Kegiatan ... 91

6. RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM DAN KEGIATAN ... 126

A. Tahapan Kegiatan ... 126

1. Perencanaan ... 126

2. Organisasi/Lembaga ... 127

3. Pelaksanaan Kegiatan ... 128

4. Monitoring dan Evaluasi ... 129

B. Organisasi Pelaksana ... 129

C. Rencana Investasi dan Pembiayaan ... 133

1. Rencana Investasi ... 134

2. Rencana Monitoring dan Evaluasi ... 139

D. Mekanisme Pelaksanaan dan Pendanaan ... 141

1. Kementerian Kehutanan ... 142

2. Kementerian Pekerjaan Umum ... 142

3. Kementerian Pertanian ... 142

E. Analisis Pembiayaan ... 145

7. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 147

A. Standar, Kriteria dan Indikator ... 147

B. Cara Pengukuran dan Penetapan Kriteria ... 149

C. Lembaga Monitoring dan Evaluasi ... 152

8. REKOMENDASI

... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 157

LAMPIRAN ... 159

GLOSSARIUM ... 229

INDEKS ... 231

(6)

Tabel 1. Tipe Iklim SWP DAS Asahan Toba (Oldeman, 1972) ... 13

Tabel 2. Sebaran Jenis Tanah Per Sub DAS DTA Toba ... 15

Tabel 3. Keadaan Jenis Tanah di Wilayah DAS Asahan. ... 20

Tabel 4. Sebaran Geologi per Sub DAS DTA TOBA ... 21

Tabel 5. Keadaan Topografi SWP DAS Asahan Toba ... 23

Tabel 6. Keadaan Topografi dan Kelas Kemiringan Lahan di Wilayah

DAS Asahan ... 23

Tabel 7. Keadaan Vegetasi/Liputan Lahan SWP DAS Asahan Toba ... 24

Tabel 8. Tingkat Kerusakan lahan SWP DAS Asahan Toba ... 26

Tabel 9. Jumlah dan Perkembangan Penduduk di SWP DAS Asahan

Toba ... 27

Tabel 10. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Pada Wilayah DAS Asahan ... 27

Tabel 11. Jumlah Penduduk Per kelompok umur per kecamatan Pada

Wilayah DAS Asahan ... 28

Tabel 12. Kepadatan Penduduk Geografis dan Agraris Per Kecamatan di

Wilayah DAS Asahan ... 29

Tabel 13. Jumlah dan Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk di

SWP DAS Asahan Toba ... 30

Tabel 14. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Di Wilayah DAS

Asahan ... 31

Tabel 15. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di SWP DAS Asahan Toba ... 33

Tabel 16. Keadaan Luas Rata-Rata Pemilikan Lahan Tiap Keluarga Di

Wilayah DAS Asahan ... 33

Tabel 17. Keadaan Penggunaan Lahan di Wilayah DAS Asahan ... 35

Tabel 18. Jenis dan Pola Usahatani di SWP DAS Asahan Toba ... 36

Tabel 19. Jumlah dan Perkembangan Tingkat Pendidikan di DAS Asahan

Toba ... 37

Tabel 20. Keadaan Tingkat Pendidikan di wilayah DAS Asahan ... 38

Tabel 21. Keadaan Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah DAS Asahan ... 39

Tabel 22. Jenis Sarana dan Prasarana di SWP DAS Asahan Toba ... 40

Tabel 23. Keadaan Kelembagaan Pemerintah di wilayah SWP DAS

Asahan Toba ... 43

Tabel 24. Daftar Kelembagaan Non Pemerintah di wilayah SWP DAS

Asahan Toba ... 44

Tabel 25. Daftar Kelembagaan Masyarakat SWP DAS Asahan Toba ... 45

Tabel 26. Kondisi KRS DAS Asahan Kurun Waktu Tujuh Tahun

(1991-1997) ... 48

(7)

Tabel 29. Keadaan Bahaya Erosi (BE) dan Laju Erosi di Wilayah DAS

Asahan ... 51

Tabel 30. Tingkat Bahaya Erosi di Wilayah DAS Asahan ... 52

Tabel 31. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Wilayah DAS

Asahan ... 52

Tabel 32. Daftar Desa dan Luas DAS di Wilayah DAS Asahan ... 54

Tabel 33. Tekanan Penduduk DAS Asahan menurut Kabupaten dan

Kecamatan ... 59

Tabel 34. Keadaan Ketergantungan Penduduk Terhadap Mata

Pencaharian Pertanian (LQ) di Wilayah DAS Asahan Toba ... 60

Tabel 35. Pusat pertumbuhan wilayah di DAS Asahan Toba ... 61

Tabel 36. Korelasi Antara Parameter Yang Mempengaruhi nilai C

Dengan Sebaran nilai C di Sub DAS diwilayah DAS Asahan ... 69

Tabel 37. Kegiatan RTL-RLKT yang Direkomendasikan ... 95

Tabel 38. Upaya Konservasi Tanah Teknik Sipil ... 97

Tabel 39. Upaya Konservasai Tanah Vegetatif ... 98

Tabel 40. Jenis Rekomendasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

(RLKT) DAS Asahan ... 99

Tabel 41. Luas Sub DAS Berdasarkan Skoring 5 Variabel di Wilayah

DAS Asahan ... 102

Tabel 42. Prioritas Penanganan Sub DAS di Wilayah DAS Asahan ... 102

Tabel 43. Analisis kepentingan dan Pengaruh Stakeholders Pengelolaan

DAS Asahan Toba. ... 109

Tabel 44. Rumusan dan Rekomendasi Rencana Pengelolaan Terpadu

DAS Asahan Toba ... 114

Tabel 45. Rencana Pemulihan Hutan dan Lahan di DAS Asahan Toba ... 135

Tabel 46. Rencana Bangunan Konservasi Berbasis Alur Sungai di DAS

Asahan Toba ... 136

Tabel 47. Rencana Jenis dan Volume Upaya Konservasi Sumberdaya Air

di DAS Asahan Toba ... 136

Tabel 48. Rencana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dalam

kawasan Hutan Konservasi di DAS Asahan Toba ... 137

Tabel 49. Rencana Kegiatan RHL dalam kawasan Hutan Lindung di

DAS Asahan Toba ... 137

Tabel 50. Rencana Kegiatan RHL dalam kawasan Hutan Produksi di

DAS Asahan Toba ... 138

Tabel 51. Rencana Kegiatan RHL di Luar Kawasan Hutan (Fungsi

Budidaya) di DAS Asahan Toba ... 138

(8)

Sektor Kehutanan ... 145

Tabel 54. Evaluasi untuk pengelolaan DAS Asahan Toba ... 149

Tabel 55. Tahapan dan Komponen Perencanaan dan Implementasi Proses

Rehabilitasi DAS Asahan Toba ... 149

Tabel 56. Kegiatan Monitoring dalam Implementasi Kegiatan

(9)

Gambar 1. Kerangka Pengelolaan DAS Terpadu ... 8

Gambar 2. Peta DAS Asahan Toba ... 14

Gambar 3. Penutupan lahan disekitar DTA Danau Toba ... 25

Gambar 4. Penutupan lahan di Kecamatan Porsea DTA Toba ... 25

Gambar 5. Lahan terjal yang terbuka di daerah Tobasa DTA Toba ... 26

Gambar 6.

Kebun campuran Jenis tanaman Kopi (mendominasi),

kemiri, durian, coklat, dadap, gmelina, jagung, bamboo,

cengkeh, aren pada Kemiringan yang lebih dari 40% di

Simarjarunjung (Kec. Sidamanik Desa Huta Mula,

Simalungun) ... 32

Gambar 7.

Kebun Campuran di Simarjarunjung (Kec. Sidamanik Desa

Huta Mula, Simalungun) ... 32

Gambar 8. Persawahan di Porsea DTA Toba ... 36

Gambar 9.

Kebun tomat bersebelahan dengan sawah di

Simarjarunjung (Kec. Sidamanik Desa Huta Mula,

Simalungun) ... 37

Gambar 10. Sistem informasi yang ada di sungai asahan ... 40

Gambar 11.

Alat yang dipasang di pinggir jembatan sungai asahan

sebagai sumber informasi/warning akan bahaya banjir/air

sungai mulai naik ... 41

Gambar 12. Kondisi Jalan utama menuju Kabupaten Asahan ... 42

Gambar 13. Jembatan di atas Sungai Asahan yang menghubungkan

Tobasa dan Asahan ... 42

Gambar 14. Pengerukan tanah di DTA Toba ... 62

Gambar 15.

Tanaman Kopi sejajar lereng di Desa Parik Kec Dolok

Perdamean ... 63

Gambar 16.

Areal Bekas Kebakaran di Desa Aek Natulu (Sitonggang

Utara, Kec Lumban Julu) ... 64

Gambar 17.

Pembakaran jerami di areal persawahan di Desa Aek

Natulu (Sitonggang Utara, Kec. Lumban Julu) ... 64

Gambar 18. Bekas pembakaran jerami di areal persawahan di DTA

Toba ... 65

Gambar 19.

Praktek Pertanian yang Menerapkan Kaidah Konservasi

Tanah dan Air di Areal Perbukitan ... 75

Gambar 20. Perumusan Masalah di DAS Asahan Toba ... 77

Gambar 21. Strategi Pencapaian tujuan kegiatan pengelolaan DAS

Asahan Toba ... 81

(10)

dan Derajat Kepentingannya ... 104

Gambar 25. Tahapan penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu

Asahan Toba ... 127

Gambar 26. Proses Dalam Kegiatan Pengelolaan DAS Asahan Toba ... 148

Gambar 27.

Sistem Model Peringatan Dini DAS Asahan Toba yang

Terintegrasi Secara Internet ... 151

Gambar 28.

Dampak Elemen Budaya Masyarakat Mempengaruhi

(11)

1. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal-balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS, yang merupakan bagian dari pembangunan wilayah, sampai saat ini menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling terkait.

Permasalahan pengelolaan DAS yang dicerminkan oleh penurunan kualitas DAS (meningkatnya erosi dan sedimentasi, meningkatnya frekuensi dan besaran banjir serta menurunnya ketersediaan air) bersumber dari berbagai permasalahan inti yang diantaranya disebabkan karena kegiatan pengelolaan DAS belum berorientasi kepada kepentingan masyarakat publik dan pengelolaan DAS belum dilakukan secara terpadu. Selain itu koordinasi lemah, kesadaran masyarakat lemah, dana pemerintah terbatas, institusi belum mantap, peraturan tumpang tindih, konflik antar sektor/kegiatan, hulu dan hilir belum serasi dan pengembangan SDA belum sinkron dengan konservasi (Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 52/Kpts-II/2001 tanggal 23 Pebruari 2001). Permasalahan pengelolaan DAS tersebut meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, konflik kepentingan, kurangnya keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu dan hilir, terutama pada era otonomi daerah dimana sumberdaya alam ditempatkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Permasalahan tersebut pada akhirnya bermuara pada menurunnya/rusaknya fungsi DAS (ekologi, ekonomi dan sosial budaya) yang ditunjukan oleh performance indikator DAS seperti meningkatnya besaran dan frekuensi kejadian banjir, erosi dan sedimentasi, pencemaran lingkungan serta meningkatnya kesenjangan dan kemiskinan.

(12)

(PPHTA) dan Inpres Penghijauan dan Reboisasi. Kegiatan tersebut terus dilaksanakan hingga saat ini yang dilakukan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Tujuan dari berbagai upaya tersebut adalah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan serta penanggulangan bencana (banjir, longsor, kekeringan) secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan berfungsi optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan dan tata air DAS, serta memberikan manfaat sosial ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Namun demikian, hasil dari berbagai kegiatan tersebut belum optimal karena program/kegiatan masih kental dengan nuansa sektoral, belum berbasis ekosistem dan belum berorientasi kepada kepentingan masyarakat publik.

Fakta tersebut menunjukkan betapa perlunya pengelolaan DAS secara terpadu yang melibatkan pemangku kepentingan pengelolaan DAS, yang terdiri dari unsur masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, dengan prinsip-prinsip keterpaduan, kesetaraan, pengelolaan sumberdaya yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan. Beberapa hal yang mengharuskan pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu adalah :

1. Terdapat keterkaitan antar berbagai kegiatan (multi sektor) dalam pengelolaan sumberdaya dan pembinaan aktifitasnya,

2. Melibatkan berbagai disiplin ilmu yang mendasari dan mencakup berbagai bidang kegiatan.

3. Batas DAS tidak selalu bertepatan dengan batas wilayah administrasi pemerintahan.

4. Interaksi daerah hulu sampai hilir yang dapat berdampak negatif maupun positif sehingga memerlukan koordinasi antar pihak.

Keterpaduan mengandung pengertian terbinanya keserasian, keselarasan, keseimbangan dan koordinasi yang berdaya guna dan berhasil guna. Keterpaduan pengelolaan DAS memerlukan partisipasi yang setara dan kesepakatan para pihak dalam segala hal mulai dari penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian hasil-hasilnya.

Prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan DAS adalah :

1. Pengelolaan DAS berupa pemanfaatan, pemberdayaan, pembangunan,

perlindungan dan pengendalian sumberdaya alam DAS.

2. Pengelolaan DAS berlandaskan pada azas keterpaduan, kelestarian, kemanfaatan, keadilan, kemandirian (kelayakan usaha) serta akuntabilitas. 3. Pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan

(13)

dengan memperhatikan sistem pemerintahan yang desentralisasi sesuai jiwa otonomi yang luas, nyata dan bertanggung-jawab.

Dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS terpadu tersebut, diperlukan perencanaan yang komprehensif yang mengakomodasikan berbagai kepentingan dari

stakeholders dalam suatu DAS. Perencanaan yang komprehensif, yang dapat dijadikan acuan bagi stakeholders dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS pada era otonomi daerah saat ini, diwujudkan melalui penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu.

DAS Asahan Toba merupakan salah satu DAS yang tergolong DAS Prioritas I yang berada di wilayah BPDAS Asahan Barumun, Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu perlu disusun rencana pengelolaan DAS terpadu Asahan Toba yang menjadi pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi dan menyelesaikan permasalahan pengelolaan DAS Asahan Toba dan sekaligus menyelamatkan kondisi dan potensi energi dan sumber daya air di DAS Asahan Toba yang melibatkan semua pemangku kepentingan (on site dan off site). Fasilitasi dalam rangka Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu Asahan Toba dilakukan pada 9 (sembilan) Kabupaten/Kota yang terdiri dari Kabupaten Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Dairi, Simalungun, Karo, Asahan, dan Kota Tanjung Balai.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan rencana pengelolaan DAS Asahan Toba terpadu adalah untuk memberikan arahan bagi stakeholders (para pemangku kepentingan) dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS pada lokasi tersebut, sehingga pengelolaan sumberdaya alam dalam DAS tersebut dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan.

Sedangkan tujuan penyusunan rencana pengelolaan DAS Asahan Toba terpadu adalah tersusunnya rencana yang komprehensif yang mengakomodasikan berbagai kepentingan dari stakeholders terkait dalam wilayah pengelolaan DAS Asahan Toba di Provinsi Sumatera Utara, sehingga rencana tersebut dapat menjadi panduan, masukan atau pertimbangan dalam menyusun rencana teknis pengelolaan DAS yang lebih detail.

C. Sasaran Lokasi

(14)

geografis terletak pada 98o26’27” – 99o58’55” BT dan 2o10’48” – 2o11’51” LU. Secara administrasi SWP DAS Asahan Toba meliputi Kabupaten Asahan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo, Dairi dan Kota Tanjung Balai.

D. Hasil yang Diharapkan

(15)

2. METODE PENYUSUNAN

RENCANA

A. Kerangka Pendekatan Pengelolaan DAS

Perencanaan merupakan salah satu tahapan awal dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS. Kegiatan perencanaan pengelolaan DAS disusun berlandaskan pada isu-isu utama, struktur masalah dan masalah inti yang harus dipecahkan, serta

performance dan perkembangan kondisi historis, kondisi aktual dan kondisi DAS yang diharapkan tercipta di masa mendatang. Suatu perencanaan memerlukan penjabaran dan analisis dari masalah dan penyelesaiannya berdasarkan informasi yang ada serta kajian komprehensif yang terkait dengan tujuan dan sasaran perencanaan. Sasaran pengelolaan DAS terpadu yang ingin dicapai pada dasarnya adalah :

- Terciptanya kondisi ekologi, hidrologi, dan ekonomi DAS yang optimal. - Meningkatnya produktivitas lahan dan menurunnya kerusakan lahan yang

diikuti oleh perbaikan kesejahteraan masyarakat.

- Terbentuknya kelembagaan masyarakat yang tangguh dan muncul dari bawah (bottom-up) selaras dengan sosial budaya setempat.

- Terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan berkeadilan (distributive justice).

Oleh karena itu perumusan program dan kegiatan pengelolaan DAS seyogyanya berorientasi pada pencapaian tujuan dan sasaran; disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi; dan mempertimbangkan pergeseran paradigma, perubahan karakteristik DAS, peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip dasar pengelolaan DAS.

(16)

berbagai kepentingan dan tujuan, serta sasaran yang harus diselesaikan melalui pendekatan multi disiplin, yang diintegrasikan dalam satu sistem perencanaan.

Perencanaan Pengelolaan DAS terpadu pada dasarnya adalah proses memadukan rencana-rencana yang bersifat sektoral dan regional dari masing-masing instansi/ pihak pemerintah daerah dan instansi / pihak non pemerintah yang terkait dalam upaya efektifitas pencapaian tujuan bersama dan efisiensi penggunaan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap pihak. Dalam hal ini masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap instansi/pihak diupayakan untuk diatasi bersama dengan kerangka pencapaian tujuan bersama.

Rencana Pengelolaan DAS terpadu merupakan rencana umum jangka panjang pengelolaan DAS yang mengakomodasikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dijabarkan secara menyeluruh dan terpadu yang memuat perumusan masalah spesifik di dalam DAS, sasaran dan tujuan pengelolaan, arah kebijakan, program dan kegiatan dalam pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam, pengembangan sumberdaya manusia, arahan model kelembagaan pengelolaan DAS, serta sistem monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan DAS. Ruang lingkup Rencana Pengelolaan DAS terpadu meliputi :

1. Rencana Pengelolaan DAS terpadu merupakan rencana jangka panjang yang bersifat umum dengan batas ekosistem DAS, SWP DAS, DTA Waduk/danau, atau pulau-pulau kecil secara utuh.

2. Rencana Pengelolaan DAS terpadu secara umum meliputi : Perumusan Tujuan dan Sasaran, Strategi Pencapaian Tujuan, Perumusan Kegiatan dan Program yang didasarkan pada data dan informasi serta kajian yang komprehensif (ekologi, ekonomi, dan sosial, kelembagaan), serta pemantauan dan evaluasi. 3. Program dan kegiatan indikatif pengelolaan DAS difokuskan pada upaya-upaya

pokok penataan kawasan/ ruang, konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan, pengelolaan sumberdaya air, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan DAS.

Rencana pengelolaan DAS secara integral merupakan bagian tak terpisahkan dari rencana tata ruang wilayah (RTRWP/RTRWK). Posisi rencana pengelolaan DAS terpadu dalam perencanaan wilayah adalah :

1. Rencana Pengelolaan DAS terpadu yang bersifat umum dapat dijadikan salah satu acuan, masukan, dan pertimbangan bagi kabupaten/ kota dalam penyusunan RPJP, RPJM dan RKPD.

(17)

3. Rencana Pengelolaan DAS terpadu merupakan instrumen pencapaian tujuan secara sistematik dan instrumen pertanggung jawaban pengelola sumberdaya alam.

Pengelolaan DAS terpadu merupakan upaya pengelolaan sumberdaya yang menyangkut berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda, sehingga keberhasilannya sangat ditentukan oleh banyak pihak, tidak semata-mata oleh pelaksana langsung di lapangan, tetapi oleh pihak-pihak yang berperan sejak tahapan perencanaan hingga monitoring dan evaluasinya. Masyarakat merupakan unsur pelaku utama, sedangkan pemerintah sebagai unsur pemegang otoritas kebijakan dan fasilitator. Selain itu masih terdapat pihak-pihak lain, seperti Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, LSM yang turut mendukung keberhasilan pengelolaan DAS. Kerangka pengelolaan DAS Terpadu disajikan pada Gambar 1.

Unit analisis dalam perencanaan pengelolaan DAS hampir selalu tidak bersesuaian dengan batas administrasi pemerintahan, sehingga koordinasi dan integrasi antar pemerintahan otonom dan instansi sektoral sangat penting. DAS Asahan Toba meliputi 9 (sembilan) pemerintahan daerah sehingga koordinasi dan integrasi kegiatan dilakukan antar daerah otonom terkait, yaitu : Pemerintah Kabupaten Asahan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo, Dairi dan Kota Tanjung Balai.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, khususnya untuk mengkoordinasikan peran pemerintah pusat dengan daerah propinsi dan kabupaten, instansi seperti BPDAS Asahan Barumun akan sangat penting menjadi partner “instansi sejawat”. Kebijakan

(18)

8

(19)

Standar, kriteria, dan indikator kinerja penyelenggaraan kegiatan RHL dan perlindungan kualitas air dalam pengelolaan DAS perlu disusun bersama secara partisipatif oleh pihak-pihak terkait baik birokrasi pemerintah maupun lembaga lainnya dan disepakati bersama sebagai rencana tindak lanjut yang dapat dituangkan dalam bentuk Perda propinsi maupun kabupaten/kota sebagai landasan penilaian akuntabilitas pemerintah kabupaten dan provinsi.

Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan DAS di masa datang diharapkan dapat dilaksanakan secara swakarsa, swadaya, swadana dan swakelola tanpa mengandalkan dana dari pemerintah. Untuk itu kegiatan-kegiatan harus digerakan oleh suatu mekanisme insentif-disinsentif agar dapat melibatkan pihak-pihak terkait secara aktif, terutama masyarakat pelaku/pelaksana langsung dan pihak yang mendapat keuntungan atau pihak yang dirugikan oleh keberhasilan/ kegagalan suatu kegiatan.

Masyarakat pelaku langsung akan dapat berperan lebih aktif apabila setidaknya para pelaku yang dimaksud : a) meyakini kebenaran program, b) mendapatkan manfaat dari hasil kegiatan, dan c) mampu melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk mengetahui lebih mendalam ketiga hal di atas, maka diperlukan evaluasi terhadap prinsip-prinsip kelembagaan yang diterapkan masyarakat melalui identifikasi status kepemilikan (property right system), aturan perwakilan (rule of representative), serta batas kewenangan (jurisdiction boundary). Identifikasi status kepemilikan lahan sebagai tapak kegiatan, milik perorangan atau kelompok masyarakat sebagai lahan komunal atau adat, sangat menentukan intensitas dan kesungguhan pelaksanaan program yang akan diterapkan. Pemahaman mengenai aturan perwakilan perlu dilakukan karena budaya masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda. Batas-batas kewenangan perlu diklasifikasikan untuk berbagi peran (tugas dan tanggung jawab) secara jelas agar tidak terjadi tumpang tindih peran.

Pemerintah selain lembaga-lembaga lain terkait sebagai pemegang otoritas kebijakan juga harus mampu menciptakan kondisi agar ketiga prinsip kelembagaan tersebut dapat diwujudkan sebagai insentif untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Untuk itu diperlukan kerangka logis (logical frame) mengenai hal tersebut yang meliputi identifikasi terhadap goal (tujuan akhir), objectives (tujuan kegiatan), jenis kegiatan untuk mencapai objective dan goal tersebut, input yang diperlukan, serta indikator keberhasilan dan asumsi yang digunakan. Selain itu rumusan sistem monitoring dan evaluasi kinerja perlu dibuat bersama.

B. Tahapan Kegiatan Penyusunan Pengelolaan DAS

(20)

Kajian karakteristik sumber daya DAS Asahan Toba meliputi kajian sumberdaya biofisik, sumberdaya manusia dan sumberdaya sosial. Kajian biofisik dilakukan melalui document review, kajian terhadap peta-peta, citra satelit dan observasi lapangan sehingga dapat diketahui potensi permasalahan yang ada. Kajian sumberdaya manusia dan sumberdaya sosial meliputi tingkat pendidikan dan mata pencaharian, pemilikan dan penguasaan lahan, pranata institusi formal/informal masyarakat, struktur dan instrumen kebijakan lembaga-lembaga pemerintah, wawancara dan diskusi kelompok dengan pelaku langsung maupun tidak langsung kegiatan pengelolaan. Luaran dari kajian ini adalah informasi tentang pola penggunaan lahan optimal dari sudut pandang teknis, potensi dan kendala yang dihadapi dalam penggunaan sumberdaya lahan dan penerapan pola penggunaan lahan optimal (secara teknis) baik potensi dan kendala teknis, sumberdaya manusia dan kelembagaan.

Kajian kegiatan untuk menyusun rencana pengelolaan DAS terpadu menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan ini digunakan karena pengelolaan DAS Asahan Toba dapat dianggap sebagai suatu hasil dari sistem kawasan yang bekerja mulai dari hulu sampai dengan hilir dengan berbagai peubah dan parameter yang saling mempengaruhi.

Pengelolaan DAS Sebagai suatu sistem, maka sistem tersebut mempunyai sub-sub sistem baik bersifat fisik maupun non fisik yang saling terkait dan saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Sub sistem yang bersifat fisik tersebut meliputi bentuk penutupan dan penggunaan lahan, hidrologi dan morfometri jaringan, iklim, geomorfologi dan tanah, geohidrologi, topografi, infrastruktur pengendali banjir dan rencana tata ruang. Sub sistem yang bersifat non fisik meliputi kondisi sosial, ekonomi dan kelembagaan. Setiap sub sistem tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya terhadap pengelolaan DAS terpadu dan menghasilkan peubah dan parameter yang berpengaruh terhadap output sistem. Oleh karena itu, dalam kegiatan penyusunan rencana pengelolaan DAS Asahan Toba terpadu ini perlu dilakukan suatu kajian setiap sub-sistem tersebut sehingga dapat mengidentifikasi masing-masing peran dan fungsinya terhadap kejadian banjir, erosi, tanah longsor dan lainnya. Kajian tersebut merupakan proses identifikasi masalah untuk mendapatkan akar permasalahan pengelolaan DAS terpadu di kawasan DAS Asahan Toba.

(21)

hidrologi, jaringan aliran dan infrastruktur pengendali banjir. Dalam analis tersebut diperlukan data yang berbentuk numerik, tekstual dan spasial yang dihimpun dari data sekunder maupun kegiatan survey di lapangan. Sedangkan untuk aspek non-biofisik analisis dilakukan terhadap aspek sosial, kelembagaan dan pembiayaan yang juga didukung data-data dari kegiatan pengumpulan data maupun survey dan wawancara.

Terhadap hasil-hasil identifikasi issu, harapan, dan kekhawatiran, kemudian dianalisis dan diturunkan program-program kelembagaan yang diperlukan. Kerangka analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan analisis peran serta analisis dampak kegiatan yang dikembangkan oleh Gunawan dan Sujatnika (2007).

Termasuk dalam kajian kelembagaan adalah berkenaan dengan infrastruktur sosial, yakni suatu prasyarat sosial yang perlu dipenuhi agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik. Pada tataran ini diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan untuk memenuhi atau menguatkan prasyarat-prasyarat sosial yang dimaksud.

Fasilitasi proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Asahan Toba terpadu meliputi proses-proses sebagai berikut:

a. Penentuan pemangku kepentingan (stakeholders) kunci dan perwakilannya dalam pengelolaan DAS Asahan Toba,

b. Penjaringan harapan-harapan pemangku kepentingan,

c. Analisis struktur permasalahan pengelolaan DAS Asahan Toba, d. Analisis Tujuan pengelolaan DAS Asahan Toba,

e. Perumusan Program dan Kegiatan serta kebijakan yang diperlukan untuk menunjang rencana program dan kegiatan,

f. Perumusan kriteria dan indikator keberhasilan g. Perumusan cara pemantauan dan sistem evaluasi

Proses-proses penyusunan rencana pengelolaan DAS Terpadu Asahan Toba tersebut dilaksanakan dalam bentuk Participatory Rural Appraisal (PRA), Diskusi kelompok Terarah (Focus Discussion Group/FGD) dan Analisis Kerangka Berpikir Logis ( Logical Framework Analysis/LFA). Secara kumulatif ketiga langkah tersebut dijabarkan ke dalam tahap proses sebagai berikut :

1) Review terhadap dokumen, kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dan pengelolaan sumber daya air di DAS Asahan Toba, para pihak yang terkait, bentuk dan jenis kelembagaan DAS dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan DAS Terpadu Asahan Toba

2) Pengolahan data, baik data yang bersifat spasial maupun non spasial, data primer dan data sekunder serta mensintesa karakteristik DAS Asahan Toba.

(22)

dengan pengelolaan DAS Asahan Toba serta menyusun dan merumuskan

“Hypothetical Plan”

4) Merinci dan menyajikan masing-masing strategi, kebijakan dan program kegiatan

ke dalam format perencanaan yang siap dioperasionalisasikan atau

diimplementasikan.

5) Mengkaji pilihan-pilihan pendekatan teknologi yang mungkin dan melakukan verifikasi lapangan untuk mengetahui kesesuaian atau kelayakan lapangan atas kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di DAS Asahan Toba. Pada tahap ini dilakukan pembaharuan dan pelengkapan data serta dilakukan konsultasi dengan para pihak terkait dan pihak lain yang relevan di lapangan (dengan FGD atau PRA). 6) Pembahasan dengan multipihak tentang rumusan masalah, rencana strategi,

(23)

3. KONDISI DAN KARAKTERISTIK

DAS ASAHAN TOBA

A. Kondisi Biofisik

1). Letak, Luas dan Bentuk

SWP DAS Asahan Toba secara geografis terletak pada 98o26’27” – 99o58’55”

BT dan 2o10’48” – 2o11’51” LU denga luas 737.185,03 ha. Secara administrasi SWP

DAS Asahan Toba meliputi kabupaten Asahan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo, Dairi dan kota Tanjung Balai. Secara bentuk DAS Asahan Toba berbentuk memanjang (Gambar 2).

2). Iklim

Kondisi iklim di SWP DAS Asahan Toba cukup bervariasi sehingga masing-masing kabupaten mempunyai tipe iklim yang berbeda-beda. Berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman (1972), tipe iklim masing-masing kabupaten disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tipe Iklim SWP DAS Asahan Toba (Oldeman, 1972)

No. Kabupaten Tipe Iklim Bulan Basah Bulan Kering

1. Simalungun A 10 - 12 bln 0 - 1 bln

2. Dairi C1 5 – 6 bln 0 - 1 bln

3. Toba Samosir E2 0 – 2 bln 2 - 3 bln

4. Samosir C1 5 – 6 bln 0 - 1 bln

5. Tapanuli Utara A 10 - 12 bln 0 - 1 bln

6. Humbang Hasundutan A 10 - 12 bln 0 - 1 bln

7. Karo D1 3 - 4 bln 0 - 1 bln

8. Asahan C1 5 – 6 bln 0 – 1 bln

(24)

Gambar 2. Peta DAS Asahan Toba

3). Tanah dan Geologi

(25)

(7,33 %). Asosioasi tanah-tanah lainnya di SWP DAS Asahan Toba dapat dilihat dalam Tabel 2 dan Tabel 3.

Formasi geologi pada SWP DAS Asahan Toba didominasi formasi Aluvium, gunung api muda, tufa berbutir halus seluas 147.189,77 ha (19,97 %), alluvium, campuran esturia dan marin yang masih muda, alluvium sungai muda, dan gambut seluas 54.049,82 (7,33 %), tufa berbutir halus, tufa berbutir kasar seluas 123.919,57 ha (16,81 %) sisanya jenis lainnya yang dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 2. Sebaran Jenis Tanah Per Sub DAS DTA Toba

No Sub DAS Kode Jenis Tanah Luas

(Ha)

1 Arun Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 1.479,74

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 2.880,983

Hu,5,2,2 Eutropepts, Dystropepts 3.825,112

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 3.740,108

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 2.017,933

2 B. Sigumbang

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 340,856

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 612,307

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 706,464

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 77,635

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 2.094,127

Hu,5,2,4 Eutropepts, Dystropepts 3.174,728

3 Binanga Bolon

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 199,779

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 226,587

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 1451,78

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 1.654,061

Hu,5,2,4 Eutropepts, Dystropepts 2.094,115

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 51,416

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 30,408

4 Bodang

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 5.881,104

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 2.027,166

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 14,594

Qd,1,1,1 Hydrandepts, Andaquepts, Dystrandepts 33,765

Qd,1,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 1.155,627

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 154,377

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 186,511

Qd,1,9,2 Dystrandepts 32,356

Af,6,2,2 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 2.187,315

Af,6,3,3 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 1.641,542

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 2.356,298

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 2.818,362

(26)

No Sub DAS Kode Jenis Tanah Luas (Ha)

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 268,192

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 1.244,574

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 3.537,647

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 180,44

6 Gopgopan

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 1.433,724

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 2.899,404

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 295,034

Mu,2,3,4 Dystropepts, Humitropepts 1.352,214

Qd,1,1,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troposaprists, Andaquep 1.759,807

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 118,397

7 Guluan

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 1.315,135

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 11,547

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 4.029,427

Hu,5,2,2 Eutropepts, Dystropepts 336,321

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 1.656,575

Hu,5,2,4 Eutropepts, Dystropepts 1.575,397

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 1.407,578

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 15,568

8 Halian

Af,6,2,2 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 46,908

Af,6,3,3 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 2.031,278

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 2.071,903

Kc,5,3 Hapludalfs, Dystropepts, Kandiudox 941,578

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 2.297,648

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 809,395

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 160,868

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 445,094

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 2.066,62

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 1.728,056

9 Haranggaol

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 139,557

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 195,807

Mb,2,3,3 Dystropepts, Hapludults 2,393

Qd,1,1,1 Hydrandepts, Andaquepts, Dystrandepts 2.877,205

Qd,1,1,2 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists, Andaquept 3.364,382

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 573,036

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 1072,5

Af,6,2,2 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 6.372,146

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 43,734

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 8,607

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 50,987

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 1.903,044

Mg,2,3,3 Tropopsamment, Dystropepts 101,686

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 667,646

(27)

No Sub DAS Kode Jenis Tanah Luas (Ha) Qd,1,1,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troposaprists, Andaquep 2.792,626

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 3.723,406

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 1.032,918

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 442,736

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 12,714

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 818,844

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 344,553

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 998,262

Mfq,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 1.974,981

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 808,616

Qd,1,1,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troposaprists, Andaquep 890,837

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 1.383,831

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 2.960,401

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 273,561

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 3.843,389

Au,3,2 Tropohemists, Andaquepts 2,936

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 0,128

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 249,044

Qd,1,1,1 Hydrandepts, Andaquepts, Dystrandepts 3.376,271

Qd,1,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 1,474

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 459,711

Qd,1,9,2 Dystrandepts 73,511

Vad,1,2,3 Hydrandepts, Rocks, Dystrandepts 382,534

Vad,1,4,2 Humitropepts, Troporthents, Hydrandepts 1.002,979

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 209,112

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 133,589

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 957,819

Mu,2,2,3 Dystropepts, Humitropepts 144,819

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 164,361

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 2.056,533

Qd,1,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 524,984

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 1.118,189

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 794,125

Qd,2,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 647,331

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 2801,02

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 129,864

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 504,018

Mfq,2,2,3 Dystropepts, Humytropepts, Troporthents 630,648

Mu,2,2,3 Dystropepts, Humitropepts 273,345

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 1.014,647

Qd,1,1,2 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists, Andaquept 497,769

(28)

No Sub DAS Kode Jenis Tanah Luas (Ha)

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 1.872,274

Vad,1,4,2 Humitropepts, Troporthents, Hydrandepts 1.133,632

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 1.361,131

15 Silabung Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 233,998

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 16,296

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 1.939,888

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 1.777,69

Hu,5,2,4 Eutropepts, Dystropepts 1.585,755

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 459,57

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 73,99

16 Silang

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 1.218,741

Au,3,2 Tropohemists, Andaquepts 3.208,006

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 341,306

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 127,701

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 2841,8

Qd,1,1,1 Hydrandepts, Andaquepts, Dystrandepts 8.265,301

Qd,1,1,2 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists, Andaquept 3.056,143

Qd,1,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 5.891,993

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 9.292,845

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 8.341,148

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 311,773

Qd,1,9,2 Dystrandepts 52,998

Qd,1,9,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 1.415,296

17 Simala

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 1.498,754

Hu, 1,1,1 Dystropepts, Eutropepts 1.065,628

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 1.329,003

Hu,5,2,3 Eutropepts, Dystropepts 790,3

Hu,5,2,4 Eutropepts, Dystropepts 1.288,848

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 5,397

18 Simaratuang

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 1.963,676

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 179,668

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 2.400,596

Hu,5,2,2 Eutropepts, Dystropepts 3.808,968

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 972,953

19 Simare

Af,6,2,2 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 1.786,03

Af,6,3,3 Eutropepts, Dystropepts, Tropaquepts 1.193,42

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 916,699

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 1.348,457

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 259,35

Kc,5,3 Hapludalfs, Dystropepts, Kandiudox 360,847

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 1.983,343

Qd,1,3,2 Dystrandepts, Hydrandepts 1.874,207

(29)

No Sub DAS Kode Jenis Tanah Luas

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 356,321

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 0,474

Qd,1,1,2 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists, Andaquept 549,141

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 457,062

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 3.245,583

Vd,1,2,3 Hydrandepts, Humitropepts 837,205

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 646,096

21 Sitiung-Tiung

Afq,3,4 Flupaquents, Eutropepts 549,722

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 2.245,252

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 622,185

Hu,5,1,2 Eutropepts, Dystropepts 0,391

Mu,1,1,2 Humitropepts, Eutropepts 774,568

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 1.831,519

22 Sitobu

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 18,648

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 25,183

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 2.068,013

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 5.138,186

23 Situnggaling

Mb,2,3,3 Dystropepts, Hapludults 1.613,868

Qd,1,1,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troposaprists, Andaquep 289,438

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 41,717

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 1.093,821

24 Tongguran

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 8.648,135

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 2.056,426

dHu,1,8,2 Dystropepts, Dystrandepts 1.793,369

Hu,3,2,3 Eutropepts, Dystropepts 456,495

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 716,288

Mu,2,3,4 Dystropepts, Humitropepts 317,154

Qd,1,1,2 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists, Andaquept 453,14 Qd,1,1,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troposaprists, Andaquep 390,517

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 427,868

Qd,1,2,3 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 1.782,666

Qd,1,3,3 Dystrandepts, Hydrandepts 254,22

Qd,2,2,1 Hydrandepts, Dystrandepts 0,001

X1 Lembah Sungai Atau Lereng Terjal 0,001

Aq,2,2,1 Tropaquepts, Tropopsamment, Flupaquents 2.181,858

Au,3,2 Tropohemists, Andaquepts 26,951

Mu,2,3,3 Dystropepts, Humitropepts 1304,17

Qd,1,1,0 Hydrandepts, Andaquepts, Troposaprists 308,209

Qd,1,1,1 Hydrandepts, Andaquepts, Dystrandepts 2.832,784

Qd,1,2,2 Hydrandepts, Dystrandepts, Troporthods 2.238,433

Vad,1,2,3 Hydrandepts, Rocks, Dystrandepts 427,563

(30)

20

Tabel 3. Keadaan Jenis Tanah di Wilayah DAS Asahan.

No Sub DAS

Jumlah 10.158,57 60.892,89 37.948,60 11.812,31 56.870,43 25.857,50 18.006,19 31.407,69 13.310,98

(31)

21

Tabel 4. Sebaran Geologi per Sub DAS DTA TOBA

Jenis Batuan Sub DAS

Arun B Sigumbang Binanga Bolon Bodang Bolon Gopgopan

Formasi Kualu - - - -

Formasi Bahorok - - - 140,895

Kelompok Tapanuli Tak Terpisah - - - 434,567 45,097 -

Aluvium 13,162 71,979 22,399 151,797 403,106 62,844

Formasi Samosir 1.281,908 552,168 538,124 2,418 260,774 91,559

Tufa Toba 0,764 - 1,676 172,42 383,84 433,914

Formasi Peutu - - - 72,794 -

Fotmasi Gn, Api Haranggaol - - - 42,757 256,069 -

Formasi Sipiso-piso - - - -

Lanjutan Sebaran Geologi per Sub DAS DTA TOBA

Jenis Batuan Sub DAS

Naborsahon Perembakan Ringgo Sigumbang Silabu

Formasi Kualu - - - 182,624 154,361

-Formasi Alas - - -

-Formasi Bahorok 636,42 189,616 128,778 - -

-Kelompok Tapanuli Tak

Terpisah - - -

-Aluvium 441,133 9,077 85,014 120,943 10,647

Formasi Samosir 544,37 723,421 177,539 - -

Tufa Toba 375,749 0,016 451,5 480,647 870,388

Formasi Peutu - 34,929 13,655 - -

-Fotmasi Gn, Api

Haranggaol - 13,355 - 93,425 26,431

-Formasi Sipiso-piso - - - - 67,612

-Formasi Keteran - - - - 5,551

(32)

-22

Lanjutan Sebaran Geologi per Sub DAS DTA TOBA

Jenis Batuan Sub DAS

Simaratuang Simare Siparbue Sitiung-tiung sitobu situn

Formasi Kualu - - - - -

Formasi Alas - - - - -

Formasi Bahorok - - 31,535 -

Kelompok Tapanuli Tak Terpisah - 106,149 - - 11,247

Aluvium 210,514 - 178,294 6,224

Formasi Samosir 851,622 245,136 - 170,749

Tufa Toba 20,464 432,113 334,976 210,706 524,361

Formasi Peutu 4,571 - 81,803 - 133,218

Fotmasi Gn, Api Haranggaol - - 33,148 - 0,947 215,

Formasi Sipiso-piso - - - - -

Formasi Keteran - - - - -

Unit Sibandang - - 88,905 - -

(33)

4). Geomorfologi

Formasi bentuk lahan (geomorfologi) SWP DAS Asahan Toba lebih didominasi dataran-dataran tufa vulkanik asam yang berbukit seluas 147.189,77 ha (19,97 %), Dataran-dataran pasir paduan sungai/muara seluas 54.049,82 ha (7,33 %), Dataran-dataran batu tufa vulkanik asam yang bergelombang seluas 86.674,42 ha (11,76 %).

5). Topografi dan Kelas Kemiringan Lereng

Keadaan topografi dan kemiringan lereng secara umum dapat digunakan sebagai petunjuk perilaku hidrologi wilayah, karena kondisi topografi (kemiringan lereng) merupakan faktor alami yang rentan terhadap ganggunan akibat proses geo-hidrologi wilayah. Topografi di wilayah SWP DAS Asahan Toba didominasi dengan topografi bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan landai-sangat curam karena 57,16 % dari luas daerahnya mempunyai kemiringan lereng kelas III – V, sedangkan 42,84 % merupakan kelas lereng I – II. Persentase topografi/kemiringan masing-masing kelas lereng diuraikan dalam Tabel 5. Keadaan Topografi dan Kelas Kemiringan Lahan di Wilayah DAS Asahan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Keadaan Topografi SWP DAS Asahan Toba

No. Topografi/Kelas lereng Luas (Ha) Persentase (%)

1 2 3 4

1. Datar (0 – 8 %) 164.300,37 26,36

2. Landai (8 – 15 %) 102.751,22 16,48

3. Bergelombang (15 – 25 %) 35.963,31 5,77

4. Curam (25 – 40 %) 178.918,34 28,70

5. Sangat Curam (> 40 %) 141.405,89 22,69

Jumlah 623.339,13 100,00

Sumber : Peta Top SWP DAS Asahan Barumun, 2009

Tabel 6. Keadaan Topografi dan Kelas Kemiringan Lahan di Wilayah DAS Asahan

No Sub DAS Kemiringan Lahan Jumlah

0 – 8 % 8 – 15 % 15 - 25 % 25 - 40 % 40- 60 % > 60 %

1 2 3 5 6 7 8 9 11

1 Sub DAS Ambalutu 1.705,21 1.276,80 5.078,71 1.671,59 1.640,29 - 11.372,60 2 Sub DAS Asahan Hulu 3.680,20 9.514,05 6.736,15 9.612,14 4.901,40 13.391,68 47.835,62

3 Sub DAS Baru 24.782,17 7.610,51 - - - - 32.392,68

(34)

6). Hidrologi dan Prasarana Pengairan

Pada SWP DAS Asahan Toba tidak semua sungai yang terdapat di DAS Asahan Toba ter-record, hanya sungai besar yang ter-record datanya yaitu sungai Asahan. Dari hasil inventarisasi sungai-sungai di Sumatera Utara didapatkan debit maksimum DAS Asahan 306 m3/detik dan debit minimum 0,57 m3/detik, sehingga nilai Koefesien Rejim Sungai (KRS) sebesar 536,84. Nilai KRS yang diatas 200 menunjukkan kondisi sungai Asahan terjadi fluktuasi yang besar antara debit maksimum dan minimum dimana menggambarkan kondisi SWP DAS Asahan Toba mengalami kerusakan.

7). Keadaan Vegetasi/Liputan Lahan

Keadaan liputan lahan di SWP DAS Asahan Toba didominasi oleh perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, hutan dataran tinggi dan danau. Persentase dan luas masing-masing liputan lahan SWP DAS Asahan Barumun dapat diuraikan dalam Tabel 7. Penutupan lahan di DTA Toba dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Tabel 7. Keadaan Vegetasi/Liputan Lahan SWP DAS Asahan Toba

No. Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase

(%)

1 Hutan Dataran Rendah 171,76 0,02

2 Hutan Dataran Tinggi 150.889,26 20,47

3 Hutan Mangrove Primer 1.182,87 0,16

4 Hutan Mangrove Sekunder 2.341,90 0,32

5 Hutan Rawa Primer 13.957,65 1,89

6 Hutan Tanaman Industri 33.601,31 4,56

7 Pemukiman 3.546,85 0,48

8 Perkebunan 92.650,89 12,57

9 Pertanian Lahan Kering 90.217,63 12,24

10 Pertanian Lahan Kering bercamp dengan semak 124.229,31 16,85

11 Rawa 2.441,37 0,33

12 Sawah 23.054,13 3,13

13 Semak, Alang-alang 4.363,72 0,59

14 Semak/belukar 39.205,21 5,32

15 Tambak 489,84 0,07

16 TanahTerbuka 40.968,84 5,56

17 Danau 113.872,49 15,45

Jumlah 737.185,03 100,00

(35)
(36)

8). Tingkat Kerusakan Lahan

Tingkat kerusakan lahan/kekritisan lahan wilayah SWP DAS Asahan Toba diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kelas (Tabel 8), yaitu tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, kritis dan sangat kritis. Berdasarkan hasil penyusunan data spatial lahan kritis SWP DAS Asahan Barumun tahun 2005, wilayah SWP DAS Asahan Toba didominasi agak kritis dengan 50,82 %. Lahan terjal yang terbuka di DTA Toba dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 8. Tingkat Kerusakan lahan SWP DAS Asahan Toba

No. Tingkat Kekritisan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tidak Kritis 6.406,29 1,03

2 Potensial Kritis 110.845,33 17,79

3 Agak Kritis 316.724,89 50,82

4 Kritis 157.064,39 25,20

5 Sangat Kritis 32.192,87 5,17

Jumlah 623.233,77 100,00

Sumber : Peta Lahan Kritis BPDAS Asahan Barumun, 2004

(37)

B. Keadaan Sosial Ekonomi

1) Kependudukan

Penduduk yang berada di SWP DAS Asahan Toba sebanyak 1.273.670 jiwa, konsentrasi yang tinggi berada di Kabupaten Asahan sebanyak 676.605 jiwa atau (53.13 %), dan sisanya sebanyak 597.065 jiwa (46,87%) tersebar di Kabupaten lainnya (Tabel 9). Jumlah penduduk per Kecamatan dan per kelompok umur pada wilayah DAS Asahan disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11 sementara kepadatan penduduk geografis dan agraris per kecamatan di Wilayah DAS Asahan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 9. Jumlah dan Perkembangan Penduduk di SWP DAS Asahan Toba

No. Kabupaten/Kota Luas

(Km2)

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2008

Tabel 10. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Pada Wilayah DAS Asahan

(38)

No Sub DAS Penduduk (Jiwa) Sex Ratio L/P x 1000 Laki-laki Perempuan Jumlah KK

II. Kota Tanjung Balai

1 Kec. Tualang Raso 7.857 8.368 16.225 3.058 940

III. Kab. Simalungun

1 Kec. Tanah Jawa 2.496 2.479 4.975 1.158 1.010

Sumber : RTL-RLKT DAS Asahan Tahun 2003

Tabel 11. Jumlah Penduduk Per kelompok umur per kecamatan Pada Wilayah DAS

I. Kabupaten Asahan

1 Kec. Air Batu 23.813 34.972 7.721 66.506

II. Kota Tanjung Balai

1 Kec. Tualang Raso 5.728 9.700 797 16.225

2 Kec. Teluk Nibung 10.168 16.399 1.221 27.788

3 Kec. Datuk Bandar 8.332 11.877 1.428 21.637

4 Kec. Tanjung Balai Utara 7.592 9.142 1.132 17.866

(39)

No Kabupaten/ Kecamatan

Kelas Umur ( Jiwa ) Jumlah

(Jiwa) 0 – 14 15 - 55 > 55

III Kab. Simalungun

1 Kec. Tanah Jawa 1.976 2.290 709 4.975

IV. Kab. Toba Samosir

1 Kec. Pintu Meranti Pohan 1.873 3.286 1.942 7.101

2 Kec. Porsea 512 380 152 1.044

Jumlah 226.702 331.071 61.098 619.871

Sumber : RTL RLKT DAS Asahan Tahun 2003

Tabel 12. Kepadatan Penduduk Geografis dan Agraris Per Kecamatan di Wilayah DAS Asahan

No Kabupaten/

Kecamatan

Luas Lahan Jumlah

Penduduk

(Km2) Geografis(Jiwa/Km

2

II. Kota Tanjung Balai

1 Kec. Tualang Raso 8,10 1,07 16.225 2.003,08 15.163,5

2 Kec. Teluk Nibung 12,55 2,30 27.788 2.214,18 12.081,7

3 Kec. Datuk Bandar 22,43 13,80 21.637 964,64 1.567,80

4 Kec. Tj. Balai Utara 84,00 - 17.866 212,69 -

5 Kec. Tj. Balai Selatan 4,20 - 5.836 1.389,52 -

III. Kab. Simalungun

1 Kec. Tanah Jawa 59,43 8,00 4.975 83,71 621,87

IV. Kab. Toba Samosir

1 Kec. Pnt Meranti Pohan 386,95 120,55 7.101 18,35 58,91

2 Kec. Porsea 737,00 286,00 1.044 1,42 3,65

(40)

2) Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di SWP DAS Asahan Toba dapat dibagi kedalam beberapa katagori yaitu PNS/ABRI, Pedagang, petani, buruh, penggarap dan lain-lain. Berdasarkan Tabel 3.6, mata pencaharian penduduk diwilayah SWP DAS Asahan Toba didominasi oleh petani sebesar 343.693 Jiwa (50,40 %). Sehingga sektor pertanian memegang peranan penting bagi penduduk diwilayah SWP DAS Asahan Toba. Adapun jumlah dan perkembangan mata pencaharian penduduk untuk wilayah SWP DAS Asahan Toba pada masing-masing kabupaten/Kota sebagaimana pada Tabel 13, untuk keadaan mata pencaharian penduduk di Wilayah DAS Asahan disajikan pada Tabel 14.

Tabel 13. Jumlah dan Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk di SWP DAS Asahan Toba

No Kabupaten/Kota

Mata Pencaharian (Jiwa)

Ket

PNS/ABRIPedagang Petani Buruh Penggarap

Lain-lain

1. Kab. Asahan 4.275 2.875 241.250 78.500 95.30023.135

2. Kota. Tanjung Balai 4.373 3.780 34.200 13.187 3.700 8.500

3. Kab. Taput 367 165 2.167 214 654 57

4. Kab. Dairi 416 208 8.314 2.078 1.033 63

5. Kab. Tobasa 1.189 118 21.578 733 594 50.485 6. Kab. Humbahas 363 182 7.277 3.639 1.819 4.913 7. Kab. Simalungun 504 252 10.089 5.044 2.522 6.813 8. Kab. Samosir 918 459 18.368 9.184 4.592 1.247

9. Kab. Karo 61 31 921 614 154 1.290

Jumlah 12.466 8.070344.614112.979 110.36896.446

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2008

3) Penggunaan Lahan

(41)

31

Tabel 14. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Di Wilayah DAS Asahan

No Kabupaten/ Kecamatan Mata Pencaharian Penduduk (Jiwa)

PNS/

I. Kabupaten Asahan

1 Kec. Air Batu 2.273 12.584 1.650 455 1.100 503 27 -

II. Kota Tanjung Balai

1 Kec. Tualang Raso 277 3.261 121 1.985 305 - 40 -

III. Kab. Simalungun

(42)

Gambar 6. Kebun campuran Jenis tanaman Kopi (mendominasi), kemiri, durian, coklat, dadap, gmelina, jagung, bamboo, cengkeh, aren pada Kemiringan yang lebih dari 40% di Simarjarunjung (Kec. Sidamanik Desa Huta Mula, Simalungun)

(43)

Tabel 15. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di SWP DAS Asahan Toba

No Kabupaten/ Kota

Jenis, Luas Penggunaan Lahan (Ha)

Ket Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2008

Tabel 16. Keadaan Luas Rata-Rata Pemilikan Lahan Tiap Keluarga Di Wilayah DAS Asahan

No Sub DAS

Luas Rata-Rata Pemilikan lahan (Ha)

Sawah Tegalan/

I. Kabupaten Asahan

1 Kec. Air Batu 0.08 1.18 1.42 2.67

(44)

No Sub DAS

Luas Rata-Rata Pemilikan lahan (Ha)

Sawah Tegalan/

Lahan Kering

Perkarangan/ Pemukiman dll

Jumlah

2 Kec. Teluk Nibung 0.01 0.05 0.23 1.29

3 Kec. Datuk Bandar 0.14 0.15 0.18 0.47

4 Kec. Tanjung Balai Utara - - 0.02 0.02

5 Kec. Tj. Balai Selatan - - 0.04 0.04

III. Kab. Simalungun

1 Kec. Tanah Jawa 0.35 4.50 0.28 5.13

IV. Kab. Toba Samosir

1 Kec. Pintu Meranti Pohan 0.11 4.20 11.86 16.17

2 Kec. Porsea 0.37 1.04 2.22 3.63

Rata-Rata 0.11 1.23 0.61 1.94

Sumber : RTL-RLKT DAS Asahan Tahun 2003

4) Pola Usahatani

Pola Usahatani di SWP DAS Asahan Toba didominasi oleh sektor pertanian yang meliputi pertanian lahan kering (ladang) dan lahan basah (sawah) dapat dilihat pada Gambar. Data Pola Usaha Tani di wilayah SWP DAS Asahan Toba masing-masing kabupaten/kota disajikan pada Tabel 18. Pola usaha tani berupa sawah dan pertanian lahan kering dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.

5) Pendidikan

(45)

35

Tabel 17. Keadaan Penggunaan Lahan di Wilayah DAS Asahan

No Sub DAS

Penggunaan Lahan

Belukar Hutan Kebun Campuran Rawa Sawah Ladang Pemukiman Perkebunan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ambalutu 833,52 5.722,51 3.880,76 118,06 244,69 521,82 51,24

-2 Asahan Hulu 14.986,36 22.086,04 290,85 227,59 278,53 2.847,62 307,31 6.811,

3 Baru 1.633,96 49.62 23.881,41 - 4.491,94 88,77 426,79

-4 Kepayang - - 12.044,26 12.175,72 4.173,78 1.453,45 171,81

-5 Kuasan 1.493,53 831,22 116,56 19.753,04 1.066,94 5.690,66 429,94 9.791,

6 Piasa 3.637,09 14.934,40 5.924,20 113,35 - 1.929,46 16,49

-7 Sakur 5.173,20 19.772,26 5.641,52 82,51 - 291,37 84,26 678,

8 Silau Hulu 4.283,49 37.168,94 5.010,52 222,18 98,58 3.560,32 129,92

-9 Silau Hilir 1.736,37 611,77 26.70,46 581,61 7.023,19 3.891,85 1.237,07

-10 Sukaraja 2.696,19 2.191,31 27.549,38 3.076,72 2.149,16 2.694,48 466,41

(46)

Tabel 18. Jenis dan Pola Usahatani di SWP DAS Asahan Toba

No. Kabupaten/Kota Pola Usaha Tani Ket.

Jenis Usaha Tani Luas (Ha) Produksi (Ton)

1 2 3 4 5 6

1 Kab. Asahan Padi Sawah dan Ladang 16.066 15.013

2 Kota Tanjung Balai Padi sawah dan Ladang 469 1.970

3 Kab. Tapanuli Utara Padi Sawah dan Ladang 1.961 1.961

4 Kab. Dairi Bertani sayuran 1.921 1.921

5 Kab .Toba Samosir Padi sawah,dan ladang 20.225 20.225

6 Kab. Hbng Hasundutan Padi sawah dan ladang 11.442 11.400

7 Kab. Simalungun Sayuran dan ladang 12.243 12.243

8 Kab. Samosir Padi Sawah dan Ladang 6.782 6.782

9 Kab. Karo Sayuran dan Ladang 2.732 2.732

Jumlah - 73.841 74.247

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2008

(47)

Gambar 9. Kebun tomat bersebelahan dengan sawah di Simarjarunjung (Kec. Sidamanik Desa Huta Mula, Simalungun)

Tabel 19. Jumlah dan Perkembangan Tingkat Pendidikan di DAS Asahan Toba

No. Kabupaten/Kota Tingkat Pendidikan Ket.

SD SLTP SMA DI / DIII S1 S2

1 2 4 5 6 7 8 9 10

1. Kab. Asahan 86.682 25.225 14.394 4.318 2.590 42

2. Kota .T Balai 20.586 7.513 6.372 6.373 6.374 23

3. Kab. Taput 2.249 1.156 788 50 62 -

4. Kab. Dairi 2.150 1.600 800 75 4 -

5. Kab. Tobasa 19.979 9.808 4.754 3.750 2.820 15

6. Kab. Humbahas 8.274 3.918 1.962 835 264 18

7. Kab. Simalungun 5.970 3.700 2.600 85 32 3

8. Kab. Samosir 15.666 9.835 5.544 184 120 12

9. Kab. Karo 1.300 820 625 75 13 2

Jumlah 162.856 63.575 37.839 15.695 12.217 115

(48)

Tabel 20. Keadaan Tingkat Pendidikan di wilayah DAS Asahan

No Kabupaten /Kecamatan

Tingkat Pendidikan

Jumlah

(Jiwa)

SD SLTP SLTA Akademi PT Blm

Sekolah

Tdk tamat

SD

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Kabupaten Asahan

1 Kec. Air Batu 23.779 16.286 11.732 242 168 6.679 7.620 66.506

2 Kec. Simpang Empat 16.114 9.270 7.044 54 54 6.602 7.405 46.543

3 Kec. Aek Kuasan 9.409 6.853 5.531 98 47 2.598 642 25.178

4 Kec. Bandar Pulau 17.169 13.153 8.594 1.279 692 7.323 2.868 51.075

5 Kec. Pulau Rakyat 10.375 8.473 7.129 166 102 3.197 1.075 30.512

6 Kec. Sei Kepayang 12.061 7.993 5.451 95 24 6.415 2.117 34.156

7 Kec. Air Joman 20.744 11.993 9.699 545 385 5.723 2.991 52.080

8 Kec. Bdr. Psr. Mandoge 7.476 6.663 5.298 45 66 3.945 1.452 24.945

9 Kec. Buntu Pane 15.336 11.614 9.103 265 172 6.723 3.240 46.453

10 Kec. Meranti 9.580 6.528 4.744 271 165 3.510 2.562 27.360

11 Kec. Kisaran Barat 9.505 6.038 3.783 271 180 6.326 4.767 30.870

12 Kec. Kisaran Timur 17.846 14.473 13.040 682 538 4.009 1.602 52.190

13 Kec. Tanjung Balai 9.790 8.399 7.029 166 166 2.775 1.206 29.531

II. Kota Tanjung Balai

1 Kec. Tualang Raso 5.400 4.250 3.336 70 41 2.542 586 16.225

2 Kec. Teluk Nibung 9.399 6.993 6.484 92 96 4.012 712 27.788

3 Kec. Datuk Bandar 7.238 5.601 4.476 57 25 3.286 954 21.637

4 Kec. Tj. Balai Utara 7.310 4.376 3.827 92 47 1.888 326 17.866

5 Kec. Tj. Balai Selatan 1.776 1.035 956 14 8 1.263 784 5.836

III. Kab. Simalungun

1 Kec. Tanah Jawa 1.336 1.029 670 59 37 1.016 765 4.975

IV. Kab. Toba Samosir

1 Kec. Pnt. Meranti Pohan 1.555 1.852 826 10 2 1.374 1.482 7.101

2 Kec. Porsea 373 325 199 19 9 119 - 522

JUMLAH 213.566 153.260 118.951 4.592 3.024 81.325 45.156 619.871

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pengelolaan DAS Terpadu
Gambar 5. Lahan terjal yang terbuka di daerah Tobasa DTA Toba
Tabel 9. Jumlah  dan  Perkembangan  Penduduk di SWP DAS Asahan Toba
Tabel 11.  Jumlah Penduduk  Per kelompok umur per kecamatan Pada Wilayah DAS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lahan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan sekaligus merupakan media lingkungan untuk memproduksi pangan, perumahan, dan lain- lain. Pertambahan jumlah penduduk

Tanah atau bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk ke dalam suatu badan air secara

dan mempertahankan kepentingannya namun pengambilan keputusan tetap ada pada Tim Kecil atau aktor tertentu, dalam hal ini peneliti identifikasikan sebagai fasilitator

Hasil survei lapangan dan wawancara dengan pakar serta instansi terkait seperti Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Departemen Kehutanan RI (2001), Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bagian dari pembangunan wilayah saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang

Aktor pemerintah baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten seperti: gubernur Riau , sekretaris Daerah, Bupati, Kepala Dinas perkebunan, Kepala Dinas kehutanan,

Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai komitmen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya air  Bappeda, Dinas PU, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas

Menurut Darajati (2001), pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat pada umumnya memiliki empat faktor pokok beban/tanggung jawab dalam pengelolaan DAS, yaitu: 1)