• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Pengangkutan Kayu GalamSebagai Bahan Bangunan Pembuatan Rumah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Biaya Pengangkutan Kayu GalamSebagai Bahan Bangunan Pembuatan Rumah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA PENGANGKUTAN KAYU GALAM

SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PEMBUATAN RUMAH

Aventi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Jalan Panyawungan – Cileunyi Wetan – Kab. Bandung

aventi_kusuma@yahoo.co.id

Abstrak

Sebagian besar wilayah Prop. Kalimantan merupakan rawa dengan jenis tanah alluvial yang didominasi struktur lempung. Karena itu rumah-rumah yang tidak permanen, semi permanen atau permanen, menggunakan konstruksi rumah panggung.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar biaya pengangkutan yang diperlukan, jika ingin mengangkut kayu galam sebagai bahan baku pembuatan rumah, untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang ada di Prop. Kalimantan. Serta bagaimana alokasi peruntukan kayu galam tersebut agar dapat secara merata memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dalam pembangunan rumah.

Penelitian ini menggunakan transportasi dengan jalan raya, dan metode transportasi untuk meminimalkan biaya.

Biaya pengangkutan termurah adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Barat, yaitu Rp. 132.383.913.000,-. Biaya pengangkutan termahal adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Tengah, yaitu Rp. 163.533.069.000,-. Pilihan alokasi pengiriman kayu galam adalah alokasi V, dimana seluruh wilayah di Kalimantan memperoleh kiriman kayu galam yang sama, sebanyak 25 %, biaya pengangkutan sebesar Rp. 149.905.313.250,-.

Kata kunci : kayu galam, biaya pengangkutan.

Pendahuluan

Sebagian besar wilayah Prop. Kalimantan merupakan rawa dengan jenis tanah alluvial yang didominasi struktur lempung. Karena itu rumah-rumah yang tidak permanen, semi permanen atau permanen, menggunakan konstruksi rumah panggung.

Semua rumah di daerah rawa, menggunakan pondasi kayu galam (Melaleuca leucadendron), kayu asli Kalimantan Selatan. Kayu dipilih yang berdiameter ± 10 cm dengan panjang 4 - 7 m, dan dibenamkan ke dalam lumpur dengan alat pemancang sampai di bawah permukaan air terendah saat musim kemarau. Kayu galam memiliki sifat unik. Makin kuat kalau terendam air terus menerus. Sebaliknya jika sering kekeringan, mudah lapuk.

Kayu galam telah dikenal secara luas oleh masyarakat secara turun temurun dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan terutama untuk tajak atau pondasi rumah, pembangunan siring sungai, dan lain-lain. Kayu galam termasuk jenis kayu yang cocok digunakan di daerah rawa yang dipengaruhi oleh pasang surut air maupun air masam dan tahan sampai 50 tahun apabila kulitnya tidak dikupas.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar biaya pengangkutan yang diperlukan, jika ingin mengangkut kayu galam sebagai bahan baku pembuatan rumah, untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang ada di Prop. Kalimantan. Serta bagaimana alokasi peruntukan kayu galam tersebut agar dapat secara merata memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dalam pembangunan rumah.

Studi Pustaka

Galam merupakan genus Melaleuca dari famili Myrtaceae. Nama botanis galam (lahan rawa gambut atau pasang surut) adalah Melaleuca leucadendron.

Galam dikelompokkan kedalam 2 varitas, yaitu galam tembaga dan galam putih. Galam tembaga memiliki kulit lebih tipis dan lebih licin dari kulit galam putih. Galam tembaga biasanya tumbuh di tepi-tepi sungai dan galam putih tumbuh agak lebih kedalam.

Galam merupakan tumbuhan yang bisa mencapai tinggi 40 m dan diameter 35 cm. Tumbuhan ini tumbuh di rawa air tawar dan di daratan tergenang musiman di tepi laut.

(2)

yang tebal, berwarna kekuning-kuningan dan amat mudah lepas. Bila lapisan kulit tebal tersebut kering akan bersifat seperti gabus, sehingga tidak mudah menyerap air. Kayunya keras, berat jenis 0,85, kelas awet III dan kelas kuat II.

Batang galam pada umumnya dipergunakan untuk pondasi bangunan dan untuk penyangga mal /pencetak beton. Untuk pondasi bangunan permanen atau rumah beton, batang galam dipancangkan tegak lurus bumi. Sistem pemancangan yang dikenal dengan sebutan cerucuk. Ini dapat mendukung beban relatif berat. Untuk pondasi bangunan tidak permanen (rumah kayu, rumah sederhana), batang galam dipasang horizontal. Pemasangan galam seperti ini disebut sebagai kacapuri.

Selain untuk bahan kerangka atas dan pondasi bangunan, batang galam dipergunakan untuk bahan baku industri penggergajian. Batang galam untuk keperluan ini juga harus lurus, tetapi diameter ujungnya antara 15 dan 30 cm. Dari batang galam ini akan dihasilkan kayu gergajian berupa reng (2 x 3 cm2), balok (5 x 5 x cm2, 5 x 7 cm2), atau papan (2 x 20 cm2) dengan panjang masing-masing 4 m.

Logistik melibatkan perpindahan produk yang terdiri dari bahan baku atau bahan mentah, onderdil, barang kebutuhan dan barang langsung pakai dari sejak pembuatan produk hingga saat digunakan. Sebuah produk ketika diproduksi berada pada satu titik yang memiliki nilai terendah untuk konsumen yang dituju, kecuali jika dipindahkan pada satu titik dimana produk tersebut dapat berguna bagi konsumen.

Transportasi menciptakan nilai suatu produk. Kegunaan waktu secara umum dimaksimalkan oleh sistem penggudangan dan cara penyimpanan suatu produk sampai ke tangan konsumen. Transportasi juga salah satu faktor dalam penciptaan ketepatan waktu, karena mencerminkan seberapa cepat dan seberapa tepat produk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Faktor-faktor ini ditujukan sebagai time in transit ketepatan waktu dalam pengangkutan dan ketepatan jasa (consistency of service). Jika suatu produk tidak tersedia pada saat dibutuhkan maka akan terjadi kerugian yang tidak terhitung, seperti kehilangan penjualan, ketidak puasan konsumen, dan keterlambatan produksi yang pada akhirnya kerugian terbesar akan muncul, yaitu kehilangan kepercayaan konsumen.

Penggunaan layanan transportasi dapat dibedakan menjadi : transportasi air, kereta api, udara, jalan raya, dan dengan pipa.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan transportasi dengan jalan raya, karena selalu bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, yang memiliki fleksibilitas tinggi karena dapat dioperasikan di atas semua jenis jalan raya.

Metode untuk meminimalkan biaya transportasi adalah dengan mengoptimalkan pendistribusian barang sebaik mungkin, dengan metode transportasi.

Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke tempat-tempat tujuan berbeda-beda, dan dari beberapa sumber ke suatu tempat tujuan yang berbeda-beda. Ada beberapa macam metode transportasi yang semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari masalah-masalah transportasi.

Model umum transportasi :

Fungsi tujuan meminimumkan Z = ∑∑Cij Xij

Kendala pada node asal ke-i : ∑ Xij £ si ; i = 1, 2, 3,….... m Kendala pada node tujuan ke-j : ∑ Xij £ di ; i = 1, 2, 3,….... n

Kendala logikal : Xij ≥ 0 ; i = 1, 2, 3,….. m; j = 1, 2, 3, ……. n

Dimana :

i = indeks untuk node asal (node asal bersifat tetap /fixed) ; i = 1, 2, 3, ……. m. j = indeks untuk node tujuan (node tujuan bersifat tetap /fixed) ; j = 1, 2, 3, ……. n.

i = variabel keputusan yang menyatakan jumlah satuan barang yang dikirim dari node asal i ke

node tujuan j ; i = 1, 2, 3, ……. m ; j = 1, 2, 3, ……. n.

Cij = biaya transportasi barang per unit dari node asal i ke node tujuan j ; i = 1, 2, 3, ……. m ; j =

(3)

si = Penawaran atau kapasitas pada node asal i ; i = 1, 2, 3, ……. m. di = Penawaran atau kapasitas pada node asal j ; j = 1, 2, 3, ……. n. Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh pada penelitian ini seperti pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Data hasil penelitian

Kalimantan Selatan (Banjarmasin)

Kalimantan Tengah (Palangkaraya)

Kalimantan Barat (Pontianak)

Kalimantan Timur (Samarinda) Jarak dari

Kalimantan Selatan ke

0 km 191 km 1.249,65 km 615 km

Jumlah Penduduk 2011

3.680.653

2,214,393 4,491,908 3.688.873 Jumlah rumah

tangga 2011 920.163,25 553,598.22 1,122,976.92 922,218.27 Jumlah kebutuhan

rumah 2011 920.163,25 553,598.22 1,122,976.92 922,218.27

Jumlah kebutuhan

kayu galam (batang) 920.163.250,00 553,598,220.00 1,122,976,920.00 922,218,265.65 Jumlah kebutuhan

kayu galam (m3) 46.008.162,50 27.679.911,00 56.148.846,00 46.110.913,28 Biaya pengangkutan

(x 1.000Rp) 43,707,754,375 29,063,906,550 47,726,519,100 4,611,091,328,25 Jumlah produksi

kayu galam 2011 (m3)

155.745,78 155.745,78 155.745,78 155.745,78 Kekurangan

kebutuhan kayu galam (m3)

45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50

Grafik 1. Jumlah kebutuhan kayu galam (m3) di Prop. Kalimantan

Grafik 1 menunjukkan jumlah kebutuhan kayu galam di Prop. Kalimantan, sebagai bahan bangunan dalam pembuatan rumah.

Perusahaan dalam penelitian ini adalah Kalimantan Selatan yang memproduksi kayu galam, yang akan disuplai dari Kalimantan Selatan ke penjualan ke Kalimantan Selatan,

-10,000,000.00 20,000,000.00 30,000,000.00 40,000,000.00 50,000,000.00 60,000,000.00

(4)

Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Biaya pengangkutan dari produsen ke penjualan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Biaya pengangkutan (x Rp. 1.000,-)

Dari Kalimantan Selatan

Kemudian data-data tersebut disusun kedalam suatu tabel yang menunjukkan hubungan antara kapasitas produksi, kebutuhan kayu galam, dan biaya pengangkutan, seperti pada tabel 3 :

Tabel 3. Tabel transportasi Ke

Dari Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Produksi (mKapasitas 3 ) Kalimantan

Selatan 155.745,78

950 1050 850 1000

155.745,78

Dummy 45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50 175,792,087.00 Kebutuhan

kayu galam (m3)

46.008.162,50 27.679.911,00 56.148.846,00 46.110.913,28 175,947,832.78

Kayu galam dari Kalimantan Selatan kemudian dialokasikan ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Pedoman yang merupakan prosedur alokasi sistematis pertama adalah pedoman sudut barat laut (northwest corner rule). Mulai dari sudut kiri atas dari tabel 3, (Xij) dialokasikan sejumlah maksimum kayu galam dengan melihat kapasitas produksi dan kebutuhan kayu galam. Kemudian, setelah itu bila Xij merupakan kotak terakhir yang dipilih, dilanjutkan dengan mengalokasikan pada Xij=1, bila 1 mempunyai kapasitas yang tersisa, dan seterusnya sampai semua kapasitas yang tersedia telah dialokasikan ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Biaya pengangkutan untuk alokasi pengangkutan kayu galam dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Selatan adalah = 155.745,78 x Rp. 950.000,- = Rp. 147.958.491.000,-.

Untuk mengurangi biaya pengangkutan, alokasi pada tabel 3 dirubah secara trial and error. Tabel 4. Perbaikan alokasi dengan trial and error

Ke

Dummy 45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50 175,792,087.00 Kebutuhan

kayu galam (m3)

(5)

Tabel 5. Perbaikan alokasi dengan trial and error

Ke

Dari Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Kalimantan Timur

Kapasitas Produksi (m3) Kalimantan

Selatan

950 1050

155.745,78 850 1000 155.745,78

Dummy 45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50 175,792,087.00 Kebutuhan

kayu galam (m3)

46.008.162,50 27.679.911,00 56.148.846,00 46.110.913,28 175,947,832.78

Biaya pengangkutan untuk alokasi pengangkutan kayu galam dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Barat adalah = 155.745,78 x Rp. 850.000,- = Rp. 132.383.913.000,-.

Tabel 6. Perbaikan alokasi dengan trial and error

Ke

Dari Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Produksi (mKapasitas 3 ) Kalimantan

Selatan

950 1050 850

155.745,78 1000 155.745,78

Dummy 45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50 175,792,087.00 Kebutuhan

kayu galam (m3)

46.008.162,50 27.679.911,00 56.148.846,00 46.110.913,28 175,947,832.78

Biaya pengangkutan untuk alokasi pengangkutan kayu galam dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Timur adalah = 155.745,78 x Rp. 1.000.000,- = Rp. 155,745,780,000,-.

Tabel 7. Perbaikan alokasi dengan trial and error

Ke

Dari Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Produksi (mKapasitas 3 ) Kalimantan

Selatan 38.936,45 950

38.936,45 1050 38.936,45 850 38.936,45 1000 155.745,78 Dummy 45,852,416.72 27,524,165.22 55,993,100.22 45,955,167.50 175,792,087.00 Kebutuhan

kayu galam (m3)

46.008.162,50 27.679.911,00 56.148.846,00 46.110.913,28 175,947,832.78

Biaya pengangkutan untuk alokasi pengangkutan kayu galam dengan pembagian rata masing-masing 25 % dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur adalah = 38.936,45 x Rp. 950.000,- + 38.936,45 x Rp. 950.000,- + 38.936,45 x Rp. 950.000,- + 38.936,45 x Rp. 950.000,- = Rp. 149.905.313.250,-.

Dari keseluruhan alokasi tersebut, maka diperoleh biaya pengangkutan sebagai berikut : Alokasi I : 100 % dikirim ke Kalimantan Selatan : Rp. 147.958.491.000,-.

(6)

Alokasi V : 25 % dikirim ke Kalimantan Selatan ; 25 % dikirim ke Kalimantan Tengah ; 25 % dikirim ke Kalimantan Barat : 25 % dikirim ke Kalimantan Timur = Rp. 149.905.313.250,-.

Grafik 2. Biaya pengangkutan kayu galam di Prop. Kalimantan

Grafik 2 menunjukkan bahwa biaya pengangkutan termurah adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Barat, yaitu Rp. 132.383.913.000,-, hal ini disebabkan karena ongkos transportasi ke Kalimantan Barat termurah, yaitu Rp. 850.000,- /m3. Sedangkan biaya pengangkutan termahal adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Tengah, yaitu Rp. 163.533.069.000,-, hal ini disebabkan karena ongkos transportasi ke Kalimantan Tengah termahal, yaitu Rp. 1.050.000,- /m3.

Kesimpulan

1. Biaya pengangkutan termurah adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Barat, yaitu Rp. 132.383.913.000,-, hal ini disebabkan karena ongkos transportasi ke Kalimantan Barat termurah, yaitu Rp. 850.000,- /m3.

2. Biaya pengangkutan termahal adalah dengan mengirimkan seluruh kapasitas produksi ke Kalimantan Tengah, yaitu Rp. 163.533.069.000,-, hal ini disebabkan karena ongkos transportasi ke Kalimantan Tengah termahal, yaitu Rp. 1.050.000,- /m3.

3. Biaya pengangkutan ke suatu kota sangat dipengaruhi oleh biaya transportasi di daerah tersebut.

4. Pilihan alokasi pengiriman kayu galam adalah alokasi V, dimana seluruh wilayah di Kalimantan memperoleh kiriman kayu galam yang sama, sebanyak 25 %, biaya pengangkutan sebesar Rp. 149.905.313.250,-.

5. Kemahalan biaya transportasi sebaiknya diatasi dengan menyama ratakan biaya transportasi pada setiap daerah. Perbedaan biaya transportasi sebaiknya berdasarkan lama waktu pengiriman dan jarak yang ditempuh dalam pengiriman kayu galam tersebut.

Daftar Pustaka

Iriyanto, 10 Mei 2009, Potensi dan Pemanfaatan Hutan Galam”, Forestry of unLam. Google.com, diunduh 13 Mei 2012.

Karim, 2003, “Potensi Hutan Galam dan Pemanfaatannya di Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru”, Hasil Jelajah dan Ulasan dari judul asli, Makalah /Tesis, Fakultas Kehutanan Unlam, Banjarbaru. Google.com, diunduh 13 Mei 2012.

Yolanda M Siagian, 2005, “Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis”, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

………., 27 Desember 2011, “Kalsel Seharusnya Lestarikan Hutan Galam”, Banjarmasin. Google.com, diunduh 13 Mei 2012.

………., “Struktur Kayu Galam”, Banjarmasin. Google.com, diunduh 13 Mei 2012.

-50,000,000,000 100,000,000,000 150,000,000,000 200,000,000,000

Gambar

Grafik 1. Jumlah kebutuhan kayu galam (m 3) di Prop. Kalimantan
Tabel 3. Tabel transportasi
Tabel 6. Perbaikan alokasi dengan trial and error
Grafik 2. Biaya pengangkutan kayu galam di Prop. Kalimantan

Referensi

Dokumen terkait

pada perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia, maka judul yang dipilih untuk penelitian yaitu “ Analisis Rasio Keuangan dan Analisis SWOT pada PT

Dengan adanya pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP N 11 Muaro Jambi,

terjadi pada SW yaitu komplikasi karena penyakit yakni Retinopati Diabetika, (c) benefit: manfaat yang dirasakan akibat perilaku sehat yang dirasakan SW mampu

Kenaikan ini dikarenakan pada saat penambahan tras dan kapur maka terjadi proses tarik menarik antar partikel butiran-butiran tras, kapur dan tanah asli dan terjadi proses

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Standar Kompetensi

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlumenyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasamapemerintah

Provinsi Riau. Sumber: Data Primer dari kawasan SL-PTT Provinsi Riau, 2011.. 10 Dari Tabel 3 dapat diformulasikan bahwa pola pendampingan inovasi SL-TT padi yang

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Orang tua tercinta Ayahandaku Yohanes Budi Santoso, S.H dan Ibundaku Endang Tri S yang telah memberikan