• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Naive dan Moving Average

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Naive dan Moving Average"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

METODE NAIVE DAN

MOVING AVERAGE

A.

Metode Naive

Para pebisnis muda sering kali menghadapi suatu pilihan yang rumit ketika mencoba meramalkan dengan data yang berukuran sangat kecil. Situasi ini menciptakan sebuah masalah nyata karena banyak teknik peramalan memerlukan data yang besar. Peramalan dengan Naïve merupakan penyelesaian yang mungkin jika semata-mata didasarkan pada informasi yang tersedia sekarang.

Peramalan dengan Naïve diasumsikan bahwa periode sekarang adalah prediksi terbaik untuk masa depan. Bentuk model Naïve adalah

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡 (1)

Di mana 𝑌 𝑡+1 ramalan yang dibuat pada waktu 𝑡 untuk waktu 𝑡+ 1. Peramalan dengan metode Naïve untuk masing-masing periode mendekati obsevasi yang terdahulu. Ramalan dengan model Naive adalah ramalan yang kadang disebut dengan “ramalan tanpa

perubahan”. Karena ramalannya untuk setiap periode mendekati observasi yang terdahulu.

Karena ramalan Naive membuang semua observasi yang lain, skema berubah dengan cepat. Permasalahan yang berkaitan dengan pendekatan tersebut adalah menyebabka plot berubah naik turun sesuai dasar perubahan.

Contoh 1

Gambar 1 menunjukkan secara kuartal pejualan gergaji pada perusahaan Acme Tool. Dengan teknik peramalan Naïve menunjukkan bahwa penjualan pada kuartal berkutya akan sama dengan kuatal sebelumnya. Tabel 1 menunjukkan data dari 1996 sampai 2002. Jika data dari 1996 sampai 2002 digunakan sebagai bagian awal dan 2002 sebagai baian yang diuji, peramalan untuk kuartal pertama dari 2002 adalah

𝑌 24+1 =𝑌 24

𝑌 25 = 650

Kesalahan peramalan dihitung dengan menggunakan persamaan 3.6. Kesalahan untuk periode 25 adalah

𝑒25 =𝑌25 − 𝑌 25 = 850−650 = 200

Dengan cara yang sama peramalan untuk periode 26 adalah 850, sedangkan erornya -250.

Gambar 1 menunjukkan bahwa data-datanya mempunyai trend naik dan

(2)

penjualan gergaji pada perusahaan Acme Tool

Gambar 1 Penjualan Gergaji Perusahaan Acme Tool Tahun 1996- 2002

Tabel 1. Penjualan Gergaji untuk Perusahaan Acme Tool, 1996-2002

(3)

Pemeriksaan data pada contoh 1 merupakan petunjuk untuk menyimpulkan bahwa nilai-nilai tersebut meningkat setiap waktu. Saat nilai data meningkat setiap waktu disebut tidak stasioner atau mengandung trend. Jika persamaan (1) digunakan, proyeksinya tetap rendah. Teknik yang dapat dipakai untuk mengambil pertimbangan trend dengan menambah selisih antara periode sakarang dan periode terakhir. Persamaan peramalannya adalah

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+ (𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1) (2)

Persamaan (2) memuat perubahan antara kuartal-kuartal.

Contoh 2

Dengan menggunakan persamaan (2), persamaan untuk kuartal pertama dari 2002 adalah

𝑌 24+1 =𝑌24+ 𝑌24 − 𝑌24−1

𝑌 25 =𝑌24+ 𝑌24 − 𝑌23

𝑌 25 = 650 + 650−400

𝑌 25 = 650 + 250 = 900

Kesalahan peramalan dari model ini adalah 𝑒25 =𝑌25 − 𝑌 25 = 850−900 = −50

Untuk beberapa tujuan, perbandingan perubahan akan lebih tepat daripada jumlah perubahan. Jika demikian, masuk akal untuk menghasilkan peramalan berdasarkan

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡𝑌𝑌𝑡

𝑡−1 (3)

Dari data dalam Tabel 1 terlihat bahwa ada variansi musiman. Penjualan pada kuartal pertama dan keempat lebih besar dari kuartal-kuartal yang lain. Jika pola musiman kuat, persamaan peralaman data seara kuartal yang mungkin adalah

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡−3 (4)

Pola umum untuk peramalan data musiman yaitu 𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+1−𝑠 dengan s adalah

periode musiman.

Persamaan 4 menunjukkan bahwa kuartal berikutnya akan bernilai sama dengan kuartal yang berhubungan pada satu tahun yang lalu.

(4)

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡−3+ 𝑌𝑡−𝑌𝑡−1

+⋯+(𝑌𝑡−3−𝑌𝑡−4)

4 = 𝑌𝑡−3+

𝑌𝑡−𝑌𝑡−3

4 (5)

Dimana 𝑌𝑡−3 menunjukkan peramalan berpola musiman, dan yang lain menunjukkan rata-rata nilai perubahan untuk empat kuartal terkhir dan memberikan perkiraan trend.

Pola umum untuk pola data yang merupakan penggabungan trend dan musiman adalah

𝑌 𝑡+1 =𝑌𝑡+1−𝑠+

𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1 +⋯+ (𝑌𝑡−3− 𝑌𝑡−4)

𝑠

Model Naïve pada persamaan (4) dan (5) digunakan untuk peramalan dengan pola data kuartal. Persamaan (4) dan (5) dapat disesuaikan untuk kasus musiman lain. Untuk data bulanan, sebagai contoh, periode musimannya adalah 12, bukan 4, dan peramalan untuk periode (bulan) berikutnya menggunakan persamaan 4 yaitu

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+11

Hal tersebut menunjukkan bahwa kerumitan yang mungkin pada model Naïve dapat diminimalisir dengan kepintaran penganalisis, tetapi penggunaaan teknik tersebut seharusnya dikendalikan dengan pertimbangan.

Contoh 1 (lanjutan)

Peramalan untuk kuartal pertama dari 2002 menggunakan persamaan (3), (4) dan (5)

𝑌 24+1 =𝑌24

𝑌24

𝑌24−1

=𝑌24𝑌24

𝑌23

𝑌 25 = 650 650

400 = 1056

𝑌 24+1= 𝑌24−3 =𝑌21

𝑌 25 = 𝑌21 = 750

𝑌 24+1 =𝑌24−3+

𝑌24 − 𝑌24−1 +⋯+ (𝑌24−3− 𝑌24−4)

4 =𝑌24−3+

𝑌24−𝑌24−3

4

𝑌 25 = 𝑌21+

𝑌24−𝑌20

4 = 750 +

650−600

4 = 762.5

B.

Metode

Moving Average

(5)

Seorang manager yang menghadapi situasi ini cenderung menggunakan teknik rata-rata atau smooting. Jenis-jenis teknik ini menggunakan bentuk rata-rata-rata-rata tertimbang dari pengamatan-pengamatan yang lalu untuk memuluskan fluktuasi jangka pendek. Asumsi yang mendasari teknik ini adalah bahwa fluktuasi mewakili permulaan secara random nilai-nilai masa lalu dari beberapa struktur yang mendasarinya. Pertama struktur yang mendasarinya. Pertama struktur ini didefinisikan dari hasil ini dapat diproyeksikan ke dalam masa depan untuk menghasilkan sebuah ramalan.

Simple Averages (Rata-rata sederhana)

Suatu data masa lampau dapat dimuluskan dengan beberapa cara. Tujuan dari data dimuluskan adalah untuk dapat menggunakan data masa lampau untuk meramalkan periode-periode berikutnya. Pada bab ini metode yang digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya adalah metode simple average. Seperti pada metode NAIVE, keputusan dibuat untuk menggunakan nilai-nilai data pertama sebagai bagian perlambangan dan data lampau sebagai bagian pengaujian. Selanjutnya, persamaan (6) digunakan untuk merata-rata (menghitung mean) data bagian perlambangan untuk peramalan periode selajutnya.

𝑌 𝑡+1 = 1

𝑡 𝑡𝑖=1𝑌𝑖 (6)

Ketika sebuah observasi baru menjadi tersedia, peramalan untuk periode selanjutnya,adalah rata-rata atau mean, dihitung dengan persamaan 4.6 dan observasi yang baru tersebut.

Ketika meramal sebuah seri gabungan dengan jumlah yang besar, data penyimpanan mungkin sebuah isu. Persamaan (7) potensial untuk menyelesaikan permasalahan ini. Hanya peramalan dan observasi paling terkini dibutuhkan menyimpan waktu yang akan datang.

𝑌 𝑡+2 = 𝑡𝑌 𝑡+1 +𝑌𝑡+1

𝑡+1 (7)

Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat ketika kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan di dalam runtun pada umumnya tidak berubah. Contoh untuk jenis ini dalam suatu runtun antara lain kuantitas hasil penjualan dari suatu level yang konsisten dalam usaha sales perorangan (penjualan barang), kuantitas dalam suatu produk dalam tahap pendewasaan di dalam lika-liku kehidupan, dan jumlah jabatan per minggu yang dibutuhkan dari kalangan dokter gigi,dokter umum atau pengacara yang memiliki pasien atau berdasarkan client adalah agak konstan.

Simple average menggunakan rata-rata (mean) dari semua observasi-observasi pada

(6)

Contoh 2

The Spokane Transit Authority (STA), beroperasi pada suatu armada pengangkutan kedua, karena selain lumpuh (tidak bisa digunakan) dan sudah tua. Catatan dari penggunaan bensin untuk armada pengangkutan ini dapat dilihat pada Tabel 2, jumlah yang sebenarnya tentang konsumsi atau penggunaan bensin pada armada pengangkutan setiap hari ditentukan secara random dari adanya panggilan maupun tujuannya. Pengujian dari penggunaan bensin digambarkan pada Gambar 2, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa data sangat stabil. Sehingga data terlihat stasioner. Metode dari simple average digunakan untuk minggu 1 sampai 28 untuk meramalkan penggunaan untuk minggu 29 dan 30.

Tabel 2 Penggunaan Bensin untuk STA

Week Gallons Week Gallons Week Gallons

t 𝒀𝒕 T 𝒀𝒕 t 𝒀𝒕

1 275 11 302 21 310

2 291 12 287 22 299

3 307 13 290 23 285

4 281 14 311 24 250

5 295 15 277 25 260

6 268 16 245 26 245

7 252 17 282 27 271

8 279 18 277 28 282

9 264 19 298 29 302

10 288 20 303 30 285

(7)

Peramalan untuk minggu 29 adalah

𝑌 28+1 =

1 28 𝑌𝑖

28

𝑖=1

𝑌 29 =

7,874

28 = 281,2

Kesalahan peramalan adalah

𝑒29 = 𝑌29 − 𝑌 29 = 302−281,2 = 20,8

Peramalan untuk minggu 30 memasukkan lebih dari satu nilai data (302) ditambahkan pada periode awal. Paramalan dengan persamaan 4.7 adalah

𝑌 28+2 =

28𝑌 28+1+𝑌28+1

28 + 1 =

28𝑌 29+𝑌29 29

𝑌 30 =

28 281,2 + 302

29 = 281,9

Kesalahan peramalan adalah

𝑒30 =𝑌30 − 𝑌 30 = 285−281,9 = 3,1

Menggunakan metode simple average, peramalan penggunaan bensin untuk minggu 31 adalah

𝑌 30+1 =

1 30 𝑌𝑖

30

𝑖=1

=8,461

30 = 282

Moving Averages

Metode simple averages menggunakan rata-rata dari semua data peramalan. Bagaimana jika analisis lebih peduli dengan observasi baru-baru ini? Jumlah konstan titik data dapat ditetapkan pada awal dan dihitung rata-rata untuk observasi terbaru. Istilah

Moving Average digunakan untuk menggambarkan pendekatan ini. Setiap observasi baru

menjadi tersedia, sebuah rata-rata baru dihitung dengan menjumlahkan nilai paling baru dan mengeluarkan yang paling tua. Moving average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya. Persamaan (8) menunjukkan peramalan simple moving average. Sebuah moving average dari urutan ke k, MA (k) dihitung dengan

(8)

𝑌 𝑡+1 =

𝑌𝑡+𝑌𝑡−1+⋯+𝑌𝑡−𝑘+1

𝑘 (8)

𝑒𝑡 = 𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡 Dimana,

𝑌 𝑡+1 = nilai peramalan untuk periode selanjutnya

𝑌𝑡 = nilai sebenarnya pada periode t

𝑘 = jumlah perlakuan dalam moing average

Moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmetik dari k observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan data paling awal dibuang. Kecepatan respon terhadap perubahan dalam pola data dasar tergantung pada jumlah periode k, termasuk dalam moving average.

Perhatiakan bahwa teknik moving average hanya berkaitan dengan periode k terbaru dari data diketahui. Jumlah titik data dalam setiap rata-rata tidak berubah saat waktu kemajuan. Model moving averagetidak menangani trend atau musiman dengan sangat baik, walaupun itu lebih baik daripada metode simple average.

Analisis harus memilih jumlah periode, k, dalam moving average. Moving average orde 1, MA(1) akan menggunakan observasi saat ini, Yt, untuk meramalkan, untuk

meramalkan Y untuk periode selanjutnya. Ini hanyalah pendekatan peramalan na𝑖 ve dari persamaan (4).

Suatu Moving average order ke k adalah harga rata-rata dari k observasi yang berurutan. Harga moving average terbaru memberikan peramalan untuk periode selanjutnya.

Contoh 3

Tabel 3 mendemonstrasikan teknik peramalan moving average dengan data Sponake Transit Authority (STA) menggunakan moving average lima mingguan. Peramalan moving average untuk minggu ke-29 adalah

𝑌 28+1 =

𝑌28 +𝑌28−1 +⋯+𝑌28−5+1

5

𝑌 29 =

𝑌28 +𝑌27 +𝑌26 +𝑌25 +𝑌24

5

𝑌 29 =

282 + 271 + 245 + 260 + 250

5 =

1308

5 = 261.6

Saat nilai yang sebenarnya untuk minggu ke-29 diketahui, eror peramalan dihitung

(9)

Tabel 3 Pembelian Gasoline untuk Sponake Transit Authority

t Gallons Y et

1 275 - -

2 291 - -

3 307 - -

4 281 - -

5 295 - -

6 268 289.8 -21.8 7 252 288.4 -36.4

8 279 280.6 -1.6

9 264 275.0 -11.0

10 288 271.6 16.4

11 302 270.2 31.8

12 287 277.0 10.0

13 290 284.0 6.0

14 311 286.2 24.8

15 277 295.6 -18.6 16 245 293.4 -48.4

17 282 282.0 0.0

18 277 281.0 -4.0

19 298 278.4 19.6

20 303 275.8 27.2

21 310 281.0 29.0

22 299 294.0 5.0

23 285 297.4 -12.4 24 250 299.0 -49.0

25 260 289.4 -29.4 26 245 280.8 -35.8

27 271 267.8 3.2

28 282 262.2 19.8

29 302 261.6 40.4

30 285 272.0 13.0

Peramalan untuk minggu ke-31 adalah

𝑌 30+1 =

𝑌30 +𝑌30−1 +⋯+𝑌30−5+1

5

𝑌 31 =

(10)

𝑌 31 =

285 + 302 + 282 + 271 + 245

5 =

1385

5 = 277

Hasil ramalan menggunakan metode Moving Average disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Aplikasi Moving Average untuk Pembelian Gasoline per Minggu untuk Spokane

Transit Authority

Gambar 4 memperlihatkan fungsi autokorelasi untuk residual dan metode moving average

lima minggu. Terlihat bahwa batas eror untuk autokorelsi individu berpusat pada 0, dan

statistik Q Ljung-Box, mengindikasikan bahwa ada signifikan residual autokorelasi, yang

berarti residual tidak random.

Gambar 4 Fungsi Autokorelasi untuk Residual Ketika Metode Moving Average Lima

Mingguan Digunakan dengan Data Spokane Transit Authority Actual

Predicted Actual Predicted

30 20

10 0

314

304

294

284

274

264

254

244

g

a

llo

n

s

Time

MSD: MAD: MAPE: Length: Moving Average

(11)

Analis harus menggunakan penilaian ketika menentukan berapa banyak hari, minggu, bulan, atau kuartal yang akan menjadi dasar moving average. Jumlah yang lebih kecil, yang lebih berat diberikan kepada beberapa periode terakhir. Sebaliknya, semakin besar nomor, semakin berat diberikan untuk periode yang lebih baru. Sejumlah kecil adalah yang paling diinginkan bila ada perubahan mendadak di tingkat seri. Sejumlah kecil tempat beban berat sebelumnya, yang memungkinkan perkiraan untuk mengejar lebih cepat ketingkat saat ini. Sejumlah besar yang diinginkan ketika ada lebar, jarang terjadi fluktuasi dalam seri.

Moving average sering digunakan dengan data kuartalan, atau bulanan untuk membantu kelancaraan kompenen dalam deret waktu. Untuk data kuartalan, moving average empat kuartalan, MA(4), menghasilkan rata-rata dari emapt penjuru dan untuk data bulanan, moving average 12 bulanan, MA(12), menghilangkan atau rata-rata keluar efek musiman. Urutan terbesar moving average lebih besar dari efek smooting.

Dalam contoh 3, teknik moving average yang digunakan dengan data stasioner. Pada contoh 4, kami tunjukkan apa yang terjadi bila metode moving average digunakan untuk data trend. Teknik double moving average, yang dirancang untuk menangani data trend diperkenalkan berikutnya.

Double Moving Averages

Salah satu cara untuk mramalkan data time series yang memiliki trend linear adalah dengan menggunakan double moving average. Metode ini secra tidak langsung dinamakan set pertama dihitung moving averagenya dan set kedua dihitung sebagai moving average dari set pertama.

Tabel 4 menunjukkan data sewa mingguan untuk took video film bersama dengan hasilnya

menggunakan moving average tiga mingguan untuk meramalkan penjualan di masa

mendatang.Pemeriksaan kolom kesalahan (error) pada Tabel 4 menunjukkan bahwa setiap

entry adalah positif, hal ini menandakan bahwa peramalan tidak membentuk trend. Moving

average tiga mingguan dan double moving average untuk data ini ditunjukkan pada Gambar

5 dan 6. Perhatikan bagaimana lag dari moving average tiga mingguan berada jauh dari nilai

yang sebenarnya untuk dibandingkan periode yang menggambarkan kejadian saat teknik

moving average digunakan sebagai data trend. Perhatikan juga bahwa lag dari teknik double

moving averages berada jauh dari set pertama seperti halnya set yang pertama berada jauh

(12)

Tabel 4 Persewaan mingguan untuk took video film

T Persewaan mingguan

per unit(𝑌𝑡)

Moving Average Tiga

Mingguan

Peramalan Moving

Average 𝑌𝑡+1

𝑒𝑖

1 654 - - -

2 658 - - -

3 665 1,997 - -

4 672 1,995 659 13

5 673 2,010 665 8

6 671 2,016 670 1

7 693 2,037 672 21

8 694 2,058 679 15

9 701 2,088 686 15

10 703 2,098 696 7

11 702 2,106 699 3

12 710 2,115 702 8

13 712 2,124 705 7

14 711 2,133 708 3

15 728 2,151 711 17

16 - - 717 -

MSE=133

Persamaan (8) digunakan untuk menghitung moving average dari order ke-k.

𝑀1 =𝑌 𝑡+1 =

𝑌𝑡++𝑌𝑡−1+𝑌𝑡−2+⋯+𝑌𝑡−𝑘+1

𝑘 (8)

Kemudian Persamaan (9) digunakan untuk menghitung moving average kedua

𝑀1′ =𝑀1

+𝑀𝑡−1+𝑀𝑡−2+⋯+𝑀𝑡−𝑘+1

(13)

Persamaan (10) digunakan untuk menghitung peramalan dengan menambahkan selisih

antara moving average pertama dan moving average kedua dengan moving average

pertama.

Moving Average Plot for persewaan mingguan per unit

Gambar 5 Single Moving average tiga mingguan untuk data Toko Video Film

Index

Moving Average Plot for AVER1

Gambar 6 Double Moving average tiga mingguan untuk data Toko Video Film

Persamaan (11) adalah faktor penyesuaian tambahan yang mirip dengan kemiringan ukuran

yang dapat berubah selama runtun waktu tersebut.

(14)

Persamaan (12) digunakan untuk membuat ramalan p periode di masa depan.

𝑌 𝑡+𝑝 = 𝑎𝑡 +𝑏𝑡𝑝 (12)

dengan:

k = jumlah periode dalam moving average

p= jumlah periode peramalan untuk masa mendatang

Contoh 4

Toko Video Film mengoprasikan beberapa rekaman video sewa outlet di Denver, Colorado.

Perusahaan sedang berkembang dan memperluas inventaris untuk mengakomodasi

meningkatnya permintaan pelayanan. Presiden menetapkan perusahaan Jill Ottenbreit

memperkirakan harga sewa untuk bulan berikutnya.Data persewaan untuk 15 minggu

terakhir yang tersedia disajikan dalam Tabel 5. Pada awalnya, Jill berusaha untuk

mengembangkan sebuah ramalan menggunakan three weeks moving average (tiga minggu

rata-rata bergerak). Mean Square Error untuk model ini adalah 133. Karena data jelas tren,

dia menemukan bahwa prakiraan secara konsisten mengabaikan penyewaan

sebenarnya.Karenanya,dia memutuskan untuk mencoba rata-rata bergerak ganda.Hasilnya

disajikan dalam tabel 4-5. Untuk memahami ramalan minggu 16, perhitungan yang disajikan

berikutnya. Persamaan (8) digunakan untuk menghitung moving average tiga mingguan

(kolom 3).

𝑀15 =𝑌 15+𝑌 15−1+𝑌 15−3+1

𝑀15 = 𝑌 16 =

728 + 711 + 712

3 = 717

Kemudian gunakan Persamaan (9) untuk menghitung moving average ganda (kolom 4)

𝑀15′ =

𝑀15 +𝑀15−1+𝑀15−3+1

3

𝑀15′ =

717 + 711 + 708

(15)

Tabel 5 Peramalan Double Moving Average terhadap Movie Video Store untuk Contoh 4

Gunakan Persamaan (10) untuk menghitung perbedaan kedua moving average(kolom 5)

𝑎15 = 2𝑀15−𝑀15′ = 2 217 −712 = 722

(16)

𝑏15 =

2

3−1 𝑀15 − 𝑀15

= 2

2 717−712 = 5

Gunakan Persamaan (12) untuk membuat ramalan satu period eke depan (kolom 7)

𝑌 15+1 = 𝑎15+𝑏15𝑝= 722 + 5 1 = 727

Peramalan empat minggu mendatang adalah

𝑌 15+4 = 𝑎15+𝑏15𝑝= 722 + 5 4 = 74

Catatan bahwa MSE tidak berkurang dari 133 menjadi 63.7

Ini terlihat beralasan bahwa beberapa observasi yang baru mungkin berisi informasi

yang lebih penting.Caranya diperkenalkan pada sesi berikutnya diman lebih menekankan

pada observasi terbaru.

Rangkuman Materi

1. Pada Metode Naive mempunyai beberapa model antara lain a. Untuk data stasioner

𝑌 𝑡+1 =𝑌𝑡

b. Untuk data tidak stasioner atau mengandung trend

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+ (𝑌𝑡 − 𝑌𝑡−1)

c. Untuk perbandingan perubahan antar periode

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡

𝑌𝑡

𝑌𝑡−1

d. Jika pola musiman kuat

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+1−𝑠

e. Jika pola data merupakan penggabungan trend dan musiman

𝑌 𝑡+1 = 𝑌𝑡+1−𝑠 +

𝑌𝑡− 𝑌𝑡−1 +⋯+ (𝑌𝑡−3− 𝑌𝑡−4)

𝑠

2. Peramalan dengan berdasarkan pada nilai rata-rata yaitu Simple Moving

Average,Moving Average,Double Moving Average.

(17)

𝑌 𝑡+1 =

1

𝑡 𝑌𝑖

𝑡

𝑖=1

Ketika suatu data pada umumnya telah berubah atau data sudah bersifat stasioner, kita juga dapat melakukan peramalan untuk dua periode selanjutnya dengan persamaan sebagai berikut.

𝑌 𝑡+2 =

𝑡𝑌 𝑡+1+𝑌𝑡+1

𝑡+ 1

4. Moving Average lebih cocok digunakan untuk meramalkan data yang berpola

Stasioner

5. Double Moving Average digunakan untuk meramalkan data yang cenderung berpola

Trend linier.

Referensi:

E.Hanke,John,W. Wichern Dean. Business Forecasting. 2005. Pearson Education,Inc

Gambar

Gambar 2.  Penggunaan Bensin STA
Tabel 3 Pembelian Gasoline untuk Sponake Transit Authority
Gambar 4 Fungsi Autokorelasi untuk Residual Ketika Metode Moving Average Lima
Tabel 4 Persewaan mingguan untuk took video film
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan konsumen yang seharusnya ada dalam e-commerce dan merupakan aspek yang penting untuk diper- hatikan, karena beberapa karakteristik khas e-com- merce akan menempatkan

Pola rekrutmen yang dilakukan oleh PDI Perjuangan sistem rekrutmennya menggunakan sistem bottom up (usulan dari bawah), dan tahapan-tahapan tersebut dimulai dari

Pada pilar organisasi konsep TQM yang dilaksanakan di KUD TaniWilis KUD merupakan organisasi sosial ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota, interaksisosial

(6) Gubernur Sulawesi Tenggara melakukan pembinaan, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi terhadap kinerja Penjabat Bupati Buton Selatan dalam penyelenggaraan

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Kebidanan Komunitas Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang berjudul “ Faktor-faktor

Namun dilihat dari perbedaan nilai mean yang paling tinggi adalah kelompok media audiovisual sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada

Dari segi penguasaan, besarnya arus gangguan beban lebih di tiap titik di dalam jaringan juga diperlukan, diantaranya untuk menghitung penyetelan relai proteksi3. Untuk

Kapolres Purworejo AKBP Arsida Septiana SH mengatakan, kegiatan latihan menembak dilakukan untuk memelihara kemampuan personil polri dalam dalam memberikan pelayanan