PENDAHULUAN
Analisis riil merupakan cabang dari analisis matematika yang membahas himpunan bilangan riil dan fungsi-fungsi dalam bilangan riil. Analisis riil dapat dianggap sebagai kalkulus yang lebih mendalam, dan juga pembahasan secara lebih mendalam mengenai konsep barisan dan limit barisan, kekontinuan, turunan, integral, dan barisan dari fungsi-fungsi.
Penjelasan analisis riil pada buku-buku pelajaran tingkat lanjut biasanya dimulai dengan pembuktian sederhana mengenai teori dasar himpunan, pendefinisian konsep-konsep fungsi yang jelas, dan pengenalan kepada bilangan-bilangan asli dan pentingnya teknik pembuktian menggunakan induksi matematika.
Lalu dilanjutkan dengan pengenalan bilangan riil baik secara aksioma, ataupun melalui pembentukan dengan barisan Cauchy, ataupun potongan Dedekind (Dedekind Cut) pada bilangan rasional. Hasil yang mendasar kemudian dapat diperoleh, yang terpenting adalah sifat-sofat dari nilai mutlak seperti pertidaksamaan segitiga dan pertidaksamaan Bernoulli.
Konsep kekonvergenan, sebagai dasar analisis, diperkenalkan melalui limit dan barisan. Beberapa hukum yang mengatur proses pelimitan dapat diturunkan, dan beberapa limit dapat dihitung. Deret tak hingga, yang merupakan barisan yang khusus, juga dipelajari. Deret pangkat digunakan untuk mendefinisikan dengan jelas beberapa fungsi yang penting, seperti fungsi eksponensial dan fungsi-fungsi trigonometri. Beberapa tipe penting dari subhimpunan bilangan riil, seperi himpunan-himpunan terbuka, himpunan-himpunan tertutup, himpunan-himpunan kompak, dan sifat-sifatnya dijelaskan kemudian.
dijelaskan dengan lebih terperinci. Teorema yang penting disini adalah teorema nilai tengah.
Kemudian, integrasi (Riemann dan Lebesgue) dan pembuktian teorema dasar kalkulus dapat dilakukan, dengan menggunakan teorema nilai tengah.
Pada pencapaian ini, adalah sangat berguna untuk mempelajari ide dari kekontinuan dan kekonvergenan dengan lebih abstrak, agar kemudian dapat memperhitungkan ruang dari fungsi-fungsi. Ini dapat dilakukan dalam topologi himpunan titik dan menggunakan ruang metrik. Konsep-konsep seperti kekompakan, kelengkapan, ketersambungan, kekontinuan yang seragam, keterpisahan, peta Lipschitz, peta kontraktif, dapat didefinisikan dan diperiksa.
Limit-limit dari fungsi-fungsi dapat diambil untuk mengubah orde dari integral, turunan, dan limit. Ide dari kekonvergenan yang seragam sangat penting dalam hal ini. Adalah sangat berguna untuk memiliki pengetahuan yang mendasar mengenai ruang-ruang vektor yang normal dan ruang hasil kali dalam. Barisan Taylor dapat juga dijelaskan di sini.
BARISAN DAN DERET
BARISAN adalah urut-urutan bilangan dengan aturan tertentu. Suku-suku suatu barisan adalah nilai-nilai dari suatu fungsi yang daerah definisinya himpunan bilangan asli (n = natural = asli)
Contoh:
1. Un = 2n – 1
adalah suku ke-n dari suatu barisan, dimana n
N = {1,2,3,...}2. Diketahui barisan 1/3 , 1/6 , 1/9
Rumus suku ke-n barisan ini adalah Un = 1/3n
DERET adalah jumlah dari suku-suku suatu barisan. Deret disimbolkan dengan Sn , dimana Un = Sn – Sn-1.
Contoh :
Tentukan Un jika Sn = 4n2 + 3n
Jawab :
Un = Sn – Sn-1
= 4n2 + 3n – (4(n – 1)2 + 3(n - 1))
= 4n2 + 3n – (4(n2 – 2n + 1) + 3n - 3)
= 4n2 + 3n – 4n2 + 8n - 4 – 3n + 3
= 8n - 1
BARISAN ARITMATIKA
U1, U2, U3, ...Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta
Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1
U1, U2, U3 ..., Un
Rumus Suku ke-n :
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) Fungsi linier dalam n
DERET ARITMATIKA
a + (a+b) + (a+2b) + . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.
a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n
Jumlah n suku
Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a - 1/2b)n Fungsi kuadrat (dalam n)
Keterangan:
1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")
2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1), dst.
5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt Ut = Sn / n
6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah : a - b , a , a + b
BARISAN GEOMETRI
U1, U2, U3, ..., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika
U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta
Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)
Rasio r = Un / Un-1
Suku ke-n barisan geometri
a, ar, ar² , ...arn-1
U1, U2, U3,...,Un
Suku ke n Un = arn-1 fungsi eksponen (dalam n)
DERET GEOMETRI
a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku
Jumlah n suku
Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
= a(1-rn)/1-r , jika r<1 Fungsi eksponen (dalam n)
Keterangan:
1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku Un > Un-1
3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
Un < Un-1
Bergantian naik turun, jika r < 0
4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
6. Ut = u1xun = u2xun1 , dst
7. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/ r, a, ar
Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari
U1 + U2 + U3 + ...
1 nn
U = a + ar + ar² ...
dimana n dan -1 < r < 1 sehingga rn 0
Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :
Jumlah tak berhingga S∞ = a/(1-r)
Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk
-1 < r < 1
Catatan:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + ...
Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil
a+ar2 +ar4+ ... S
ganjil = a / (1-r²)
Jumlah suku-suku pada kedudukan genap
a + ar3 + ar5 + ... S
genap = ar / 1 -r²
BARISAN TAK HINGGA
Suatu barisan apabila banyaknya suku-suku terbatas, maka barisan tersebut dikatakan BARISAN BERHINGGA, sebaliknya apabila banyaknya suku-suku suatu barisan tak berhingga maka dikatakan BARISAN TAK HINGGA.
Suku ke-n dari suatu barisan disimbolkan dengan lambang Un , sedangkan jumlah dari suku-suku suatu barisan yaitu U1 + U2 + ... + Un = Sn, dimana Sn menyatakan jumlah suku-suku suatu barisan yang disebut dengan DERET.
LIMIT SUATU BARISAN
Sebuah bilangan L dikatakan menjadi limit dari suatu barisan tak hingga u1, u2, u3, ....apabila untuk setiap bilangan positip ε yang diberikan (betapapun kecilnya) dapat ditemukan sebuah bilangan N sedemikian rupa sehingga |un – L| < ε untuk semua bilangan bulat n > N
Contoh :
Un = 2 + n1
Penyelesaian :
x lim U
n = limx 2 + n
1
= 2 + 1 = 2 + 0 = 2
TEORI LIMIT
1. nlim (an ± bn) = nlim an ± nlim bn
3. nlim
TERBATAS, BARISAN MONOTON
Suatu barisan dikatakan TERBATAS apabila ada sebuah bilangan positip M, tidak tergantung pada n, sedemikian rupa sehingga |un| ≤ M untuk n = 1,2,3...
3 , 25 , 73 , 94 , ...terbatas, karena harga mutlak setiap suku tidak pernah
melampaui 3
2, 4, 6, 8, ... tidak terbatas
Contoh :
Buktikan bahwa barisan yang diberikan Un = 3 21
n
n
adalah terbatas dan
monoton naik !
Penyelesaian :
Barisan terbatas oleh 3 ( sembarang bilangan lebih besar dari 3 ), karena
2 1 3
n
n
≤ 3 3n+1 ≤ 3n+6 atau 1 ≤ 6 yang mana benar untuk semua nilai n.
Barisan monoton naik apabila Un+1 ≥ Un; ( 1) 2
1 ) 1 ( 3
n n
≥ 3 21
n
n
(3n+4)(n+2) ≥
(n+3)(3n+1) atau 3n2+10n+8 ≥ 3n2+10n+8 atau 8 ≥ 3 yang mana benar untuk
semua nilai n
Sebuah barisan dikatakan MONOTON NAIK bila Un+1 ≥ Un, sedangkan barisan
dikatakan MONOTON TURUN bila Un+1 ≤ Un
Contoh :
3,2,1,0,-1,-2,... barisan monoton turun
1,2,3,4,5,... barisan monoton naik
Suatu deret tak hingga dikatakan KONVERGEN apabila x Sn
lim = S, bilangan
berhingga, sebaliknya dikatakan DIVERGEN.
Contoh :
deret : 12 + 22
1
+ 23
1
+ ... Sn = 1 - 2n
1
x limS
n = limx 1 - 2n
1 = 1
deret KONVERGEN
deret : 1 – 1 + 1 – 1 + 1 - ... Sn = 1 untuk n ganjil
Sn = 0 untuk n genap
x
lim Sn tidak ada
deret DIVERGEN
Apabila deret KONVERGEN maka suku ke-n harus mempunyai limit NOL untuk
n ∞, tetapi apabila suku ke-n tidak mempunyai limit NOL untuk n ∞, maka
UJI PERBANDINGAN UNTUK KONVERGENSI
Apabila dari beberapa suku, setiap suku positip dari sebuah deret yang diberikan
lebih kecil atau sama dengan suku yang bersesuaian dari deret KONVERGEN
yang diketahui maka deret yang diberikan adalaj KONVERGEN
Apabila dari beberapa suku, setiap suku positip dari sebuah deret yang diberikan
lebih besar atau sama dengan suku yang bersesuaian dari deret DIVERGEN
yang diketahui maka deret yang diberikan adalaj DIVERGEN
Dua deret yang berguna dalam tes perbandingan
1. Deret GEOMETRI : a + ar + ar2 + ...
KONVERGEN bila |r| < 1
DIVERGEN bila |r| ≥1
2. Deret P : 1p
1
+ 2p
1
+ 3p 1
+ ... p konstan
KONVERGEN bila p > 1
DIVERGEN bila p ≤ 1
UJI RASIO UNTUK KONVERGENSI
Untuk deret U1 + U2 + U3 + ...dengan tanda yang sama atau campuran, ambil :
x lim
n n
u
u 1 = R
KONVERGEN bila R < 1
DIVERGEN bila R > 1
UJI GAGAL bila R = 1
UJI AKAR UNTUK KONVERGENSI
Untuk deret U1 + U2 + U3 + ...dengan tanda yang sama atau campuran, ambil :
x lim n
n
U = L
KONVERGEN bila L < 1
DIVERGEN bila L > 1
UJI GAGAL bila L = 1
UJI INTEGRAL
Jika fungsi f adalah bernilai positip, kontinu dan menurun untuk x ≥ 1, kemudian :
KONVERGEN jika
1) (x
f dx KONVERGEN
DIVERGEN jika
1 ) (x
f dx DIVERGEN
Contoh :
Deret : 1 + 21 + 31 + ... + n1 + ...
Penyelesaian :
1 1
x dx = tlim
t
x 1
1 dx
= limt ln x t
1
= limt [ln t - ln 1]
= ln ∞ - 0
= ∞ DIVERGEN
DERET BERGANTI TANDA
Deret berganti tanda adalah sebuah deret yang suku-sukunya bergantian positip dan negatip.
Contoh :
1 – ½ + 1/3 – ¼ + ...
Un1 < Un
nlim Un = 0
KONVERGENSI MUTLAK DAN BERSYARAT
Deret KONVERGEN MUTLAK apabila deret dibentuk dengan membuat semua tanda positip KONVERGEN, sedangkan sebuah deret KONVERGEN yang bukan konvergen mutlak adalah KONVERGEN BERSYARAT.
Contoh :
1 - 12 + 22
1 - 3
2 1
+ ... adalah KONVERGEN MUTLAK karena 1 + 2 1
+
2
2 1
+ 3
2 1
+ ... KONVERGEN
1 -
2 1
+
3 1
- 41 + ... adalah KONVERGEN tetapi tidak KONVERGEN
MUTLAK karena 1 +
2 1
+
3 1
+ 41 + ... DIVERGEN. Sehingga deret
bergantian tanda tersebut adalah KONVERGEN BERSYARAT.
DERET PANGKAT
Sebuah deret berbentuk c0 + c1x + c2x2 + ... + cnxn + ... dimana koefisien-koefisien c0, c1, c2, ... adalah konstan, disebut DERET PANGKAT dalam x.
Contoh :
1 + x +
2 2
x +
3 3
Himpunan nilai-nilai x yang membuat deret pangkat konvergen disebut INTERVAL KONVERGENSI. Interval tersebut bisa diperoleh dengan menggunakan uji perbandingan ditambah dengan uji lainnya yang diterapkan pada titik akhir interval.
Contoh :
Carilah interval konvergensi deret
Deret Taylor dan Deret McLaurin
Fungsi f merepresentasikan deret kuasa pada (x – c) sedemikian hingga :
jika fungsi f diturunkan sampai turunan ke-n, diperoleh :
1
Jika disubstitusikan c pada x, diperoleh :
0
Deret yang terjadi dinamakan deret Taylor untuk f(x) di c
Jika c = 0, sehingga deret menjadi :
...
Deret yang terjadi dinamakan deret McLaurin untuk f(x).