II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan Jagung Pada Masyarakat
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman familia poaceae (Graminae). Berwarna kuning, batang bulat, masif, tidak bercabang, tinggi kurang lebih 1,5 meter. Bunga majemuk berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun, warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan.
Daerah pertumbuhan jagung meliputi skala lingkungan yang sangat luas, yaitu antara 580 LU – 400 LS. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 0 - 1300 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan 250-10,000 mm. Jagung dapat hidup di daerah yang beriklim panas dan di daerah yang beriklim sedang, yaitu pada temperatur 23 - 270 C. Jagung dapat tumbuh pada semua jenis tanah seperti tanah berpasir maupun tanah liat berat. Tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah (keasaman tanah) antara 5,5 - 7 (Suprapto dan Marzuki, 2002). Pupuk urea dari beberapa pupuk yang digunakan untuk budidaya tanaman jagung. Hal ini dikarenakan pada umumya pupuk urea memiliki volume yang dominan dalam budidaya tanaman jagung. Dimana dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk urea sebanyak 300kg/ha, pupuk SP-36 sebanyak 100kg/ha dan KCl sebanyak 50kg/ha (Warisno, 1998).
endospermium. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Tabel 1. Kandungan Gizi Jagung per 100 gram :
Kandungan Gizi Nilai Kadar Gizi
Kalori 355 kalori
Protein 9,2 gr
Lemak 3,9 gr
Karbohidrat 73,7 gr
Kalsium 10 mg
Fosfor 256 mg
Ferrum 2,4 mg
Vitamin A 510 SI
Vitamin B1 0,38 mg
Air 12 gr
Sumber : http://pangan.litbang.pertanian.go.id
Zat gizi dan Manfaat yang terdapat pada jagung : 1. Serat
Memakan jagung yang masih segar, atau yang masih terdapat bonggolnya, memberikan kepuasaan tersendiri. Selain rasa kenyang, rasa puas ini juga karena kandungan serat yang tinggi pada jagung. Serat yang terdapat pada jagung membantu memlihara kesehatan pencernaan. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa jagung mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus besar, serta dapat diubah menjadi asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek ini memberi energi pada sel–sel usus sehingga dapat menurunkan risiko yang berhubungan dengan masalah pencernaan termasuk kanker usus besar. Untuk mendapatkan manfaat serat, konsumsi jagung yang segar lebih disarankan dibandingkan dengan jagung yang sudah dikalengkan.
2. Gula
Jagung memiliki kandungan yang rendah terhadap gula, selain itu indeks glikemik untuk jagung sekitar 60 yang tergolong Indeks Glikemik sedang. Oleh karena itu, konsumsi jagung bagi diabetisi tidak mempengaruhi kadar glukosa darah. Konsumsi 1-2 cup jagung menunjukkan hasil yang baik terhadap glukosa darah baik pada pada diabetisi tipe 1 maupun tipe 2. Hal ini juga dapat dipengaruhi kandungan serat, protein, vitamin B kompleks yang terdapat pada jagung, dimana zat-zat gizi tersebut bekerja sinergis menjaga kadar gula darah.
3. Magnesium dan Fosfor
membentuk gigi. Kedua mineral ini juga memegang peranan penting terhadap metabolisme di dalam tubuh. Fosfor dalam bentuk fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA , pembawa gen /keturunan di dalam inti sel. Sementara itu magnesium bertindak sebagai katalisator (mempercepat) reaksi yang berkaitan dengan sintesis, degradasi, dan stabilisasi bahan gen DNA.
4. Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi
Tabel 2. Komposisi / Unsur Pangan Fungsional Jagung Dan Manfaatnya
Mengantisipasi kanker, menjaga kolesterol dan gula darah, menurunkan hipertensi, Mengantisipasi obesitas, dll. Asam lemak esensial Tumbuhkembang sistem syaraf termasuk otak, dll.
β-karoten Antikanker, antipenuaan, antihiperlipidemia, antithrombotik,
antivirus, antiangiogenic (pro vitamin A)
Antosianin Terkait pada penyakit jantung koroner, stroke, dll.
Asam amino esensial
Membangun hubungan silang protein (Lisin dan Triptofan) (kolagen, elastin) dan biosintetis karnitin Prekusor serotonin / nikotinamid (vit.B,) dll
Mineral
Ferum Pembentukan sel darah merah, dll.
Calium Pembentukan tulang, dll
Phosphor Pemeliharaan pertumbuhan, kesehatan tulang, kesehatan
tulang normal
Magnesium Mempertahankan denyut jantung normal dan kekuatan tulang
Vitamin
B/Thiamin Menjaga kesehatan syaraf dan fungsi kognutif
B/Niacin Mengantisipasi penyakit pellagra
E Antioksidan dan membantu pertumbuhan
Asam folat Mengantisipasi kelahiran bayi tidak normal
B12 Mencegah anemia
Sumber : Suarni dan Yasin; Jagung sebagai Sumber Pangan Fungsional.
Tabel 3. Perbandingan Kandungan Gizi Nasi Putih Dengan Jagung
Kandungan Gizi Nasi Putih Jagung
Nilai Nutrisi per 100 gram Energi 130 kilokalori Energi 150 kilokalori
Karbohidrat 28,59 g 11,4 g memiliki selisih yang banyak. Namun jika dibandingkan jenis kandungan gizinya, jagung memiliki jenis nutrisi yang lebih lengkap dibandingkan nasi putih. Jagung kaya akan vitamin A dan vitamin C yang tidak terkandung di dalam nasi putih. Serat yang terkandung di dalam jagung juga lebih tinggi sehingga lebih bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Lemak di dalam jagung sangat dianjurkan untuk para penderita penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi.
sebagai pakan ternak terus meningkat dengan kenaikan sekitar 10% untuk setiap tahun. Sementara itu industri lain khususnya industri makanan, juga masih banyak membutuhkan jagung. Misalnya industri minyak jagung, industri gula jagung, tepung maizena, industri rumah tangga, industri farmasi, dan sebagainya (Martodireso dan Widada, 2002).
Menurut Kartasapoetra, G (1985), pemasaran jagung terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran pakan ternak. Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di kalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran potensi pasar jagung tersebut tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi jagungnya. Potensi pasar jagung di Indonesia pun semakin terbuka luas setelah adanya larangan impor jagung dari beberapa negara karena terindikasi membawa bibit penyakit (Purwono dan Rudi, 2005).
2.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Jagung Indonesia
Pada perkembangannya, Indonesia masih belum dapat memenuhi permintaan akan jagung. Berdasarkan data yang dihimpun dari Uncomtrade, pada rentang waktu 1997 hingga 2013 Indonesia selalu melakukan import terhadap jagung kecuali pada tahun 1998 seperti yang disajikan pada gambar 2.
Sumber : Lampiran 17
Gambar 2. Ekspor dan Impor Jagung Indonesia
2.3 Konsep Permintaan dan Penawaran
2.3.1 Konsep Permintaan
Menurut Swastika. D. (1999), permintaan masyarakat terhadap barang tertentu berarti ketersediaan masyarakat untuk membeli sejumlah barang tertentu, pada tingkat harga tertentu pula. Dengan demikian, kalau tingkat harga barang tertentu terlalu tinggi maka masyarakat hanya bersedia membeli barang tersebut relatif sedikit dibandingkan kesediaan masyarakat untuk membeli barang tersebut pada tingkat harga yang rendah. Hukum permintaan oleh Desmizar dan Kasir, (2003), menyebutkan bahwa bila harga turun jumlah barang akan bertambah dan sebaliknya bila harga naik, jumlah yang diminta berkurang dengan anggapan lainnya tetap. Hukum permintaan menurut Mankiw (2003), menyatakan bahwa bila harga barang naik/tinggi, maka jumlah barang yang dibeli akan menurun, sedangkan bila harga rendah/turun maka jumlah barang yang dibeli akan bertambah. Unit dasar dari teori permintaan adalah konsumen individu atau rumah tangga. Masing-masing individu dihadapkan pada sebuah pilihan dimana keinginan individu yang tidak terbatas dibatasi oleh sumber daya yang terbatas sehingga masing-masing individu melakukan pilihan untuk memaksimumkan kepuasan.
Gambar 3. Kurva Permintaan
Gorman (2009), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu harga barang itu sendiri, harga barang dan jasa lainnya, pendapatan, preferensi dan persepsi akan harga dimasa depan. Dalam teori permintaan dikemukakan Umar. H. (2008), bahwa tingkat permintaan suatu barang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga barang tersebut (relatif terhadap harga barang-barang lainnya), dan selera. Seperti di kemukakan sebelumnya, tingkat partisipasi konsumsi jagung menurun dengan meningkatnya pendapatan.
Sukirno Sudono (2005), menyebutkan permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat ke atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah :
1. Harga barang itu sendiri: Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.
Q1 P1
Q2 Harga (P)
Jlh barang (Q) Kurva permintaan (D)
P2
2. Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan rumah tangga: Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi, Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.
4. Selera masyarakat: Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula.
5. Jumlah penduduk: Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
6. Perkiraan harga di masa depan: Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. (Sukirno, 2005).
Menurut Pratama & Mandala (2002), teori permintaan bertujuan menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pada tingkat harga yang tidak berubah adalah: 1. Adanya perubahan tingkat pendapatan konsumen dimana dengan
barang bertambah. Sebaliknya dengan menurunnya pendapatan konsumen maka permintaan untuk barang tersebut berkurang.
2. Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan jumlah permintaan terhadap suatu komoditi akan meningkat.
3. Harga komoditi lain. Dilihat dari keeratan hubungan antar komoditi, komoditi dapat digolongkan menjadi dua yaitu komoditi subsitusi dan komoditi komplemen. Suatu kenaikan harga komoditi subsitusi dari suatu komoditi akan membuat permintaan terhadap komoditi tersebut meningkat, dan sebaliknya. Suatu penurunan harga komoditi komplemen dari suatu komoditi akan menyebabkan jumlah permintaan komoditi tersebut meningkat dan sebaliknya.
4. Selera konsumen terhadap suatu barang dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh berubahnya pendapatan, umur, lingkungan dan sebagainya. Perubahan tersebut dapat berupa bertambahnya kegemaran konsumen akan suatu barang, sehingga permintaan meningkat, dapat pula berupa menurunnya kegemaran sehingga permintaan berkurang.
Menurut Desai (2010) terdapat empat faktor penting yang mempengaruhi permintaan untuk komoditas pertanian, yaitu:
1. Harga Komoditas
Permintaan untuk produk permintaan dipengaruhi oleh harga komoditas. Secara umum semakin tinggi harga semakin rendah jumlah yang diminta. 2. Pendapatan
besar jumlah yang diminta. Namun tidak selalu benar dalam komoditas-komoditas pertanian. Hal ini disebabkan sebagian besar produk pertanian merupakan kebutuhan hidup dan permintaan dibatasi oleh perut. Peningkatan pendapatan dapat saja tidak meningkatkan permintaan komoditas. Disisi lain, peningkatan pendapatan diatas tingkat tertentu akan membuat penurunan pada permintaan produk-produk pertanian.
3. Harga barang-barang terkait
Permintaan juga dipengaruhi oleh perubahan harga pada komoditas yang terkait. Pada beberapa kasus permintaan untuk suatu komoditas akan meningkat dikarenakan meningkatnya harga komoditas lain (pada kasus subsitusi yang dekat) pada kasus lain permintaan suatu komoditas dapat menurun disebabkan harga komoditas lain meningkat (pada kasus barang komplementer).
4. Rasa, kebiasaan, dan trend
Permintaan untuk barang-barang pertanian juga dipengaruhi oleh rasa, kebiasaan dan trend yang berkembang di masyarakat pada suatu waktu yang bersifat sementara.
Apabila dinyatakan dalam bentuk matematis menurut Dowling. E, (1980) dapat ditulis :
Qd = f (H, Hs, Hk, Y, t) ... ( 1) dimana :
Hk = Harga barang komplementer. Y = Pendapatan konsumen.
t = Selera (taste), biasanya faktor ini dihilangkan karena sulit untuk mengukurnya secara kuantitatif.
Dalam sistem dinamis hubungan antara variabel-variabel relevan nilainya tidak berhubungan dengan waktu yang sama atau periode waktu yang sama. Diasumsikan bahwa permintaan sebuah rumah tangga untuk barang tertentu pada periode yang akan datang (ceteris paribus), bukan saja tergantung dari harga barang tersebut pada periode yang akan datang, tetapi juga pada harga-harga yang dipekirakan pada periode-periode sebelum. Maka terdapat suatu hubungan antara variabel-variabel yang berhubungan dengan berbagai periode waktu (Winardi, 1976).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan komoditas yaitu harga komoditas itu sendiri, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita.
2.3.2 Konsep Penawaran
suatu komoditas, semakin besar jumlah komoditas yang akan ditawarkan, sebaliknya semakin rendah harga suatu komoditas, semakin sedikit pula jumlah komoditas.
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Contoh dari kurva penawaran disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Kurva Penawaran
Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Kenaikan harga menyebabkan penurunan penawaran. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya.
Menurut Agus (2011), secara matematis, fungsi penawaran dapat ditulis sbb:
Qs = f (H1, H2, B, t) ... (2)
dimana :
H2 = harga barang lain
B = budget (anggaran) t = teknologi
Menurut Pratama & Mandala (2002), Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang antara lain: harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, harga faktor produksi, biaya produksi, tekonologi produksi, jumlah pedagang/penjual, tujuan perusahaan, kebijakan pemerintah. Menurut Sukirno (2005), sampai dimana keinginan para penjual menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh berbagai faktor. Diantaranya yang terpenting adalah :
a) Harga barang itu sendiri: apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun.
b) Harga barang-barang lain: apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah.
Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d) Tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut: perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
e) Tingkat teknologi yang digunakan: kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak, Nachrowi dan Usman, ( 2006).
Swastika (1999), penawaran secara dinamis dipengaruhi oleh penawaran tahun sebelumnya, harga komoditi tahun sebelumnya, dan harga pupuk urea tahun sebelumnya. Tambunan (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah luas areal panen, cuaca dan faktor-faktor lain.
2.4 Penelitian Terdahulu
Prayudi (2009). “Analisis Penawaran dan Permintaan Jagung di Sulawesi
Isna (2010). “Analisis Permintaan Jagung Di Kabupaten Klaten”. Metode
dasar yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitis. Pengambilan lokasi penelitian secara sengaja (purposive). Kabupaten Klaten digunakan sebagai lokasi penelitian didasarkan pada permintaan jagung yang selalu meningkat. Model ini memiliki nilai R2 sebesar 0.884 yang berarti sebesar 88,4% permintaan jagung di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan oleh variabel harga jagung, beras, ketela pohon, kedelai, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk, sedangkan sisanya 11,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Berdasarkan uji F variabel harga jagung,beras, ketela pohon, kedelai, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk secara bersama berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten. Berdasarkan uji t variabel harga jagung dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung pada tingkat kepercayaan 99%. Variabel harga ketela pohon dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan variabel harga beras dan kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten. Jumlah penduduk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten.
Claudya (2008), melakukan analisis permintaan jagung di Kabupaten Blora , Jawa Tengah menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS). Dimana mempelajari hubungan harga jagung, harga ubi kayu, dan jumlah penduduk. Kesimpulan yang didapat adalah harga jagung, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Susanto (1999). “Analisis penawaran dan permintaan jagung di Indonesia
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan jagung di Indonesia. Melalui pendekatan ekonometrika yang dirumuskan dalam model linier persamaan yang terdiri dari 5 persamaan struktural yaitu : (1). Persamaan luas areal jagung, (2). Persamaan harga provenue, (3). Persamaan produksi jagung, (4). Persamaan Import dan, (5). Persamaan permintaan jagung serta persamaan keseimbangan yaitu jumlah permintaan sama dengan jumlah produksi dalam negeri ditambah impor.
Maina (2014). “Permintaan dan penawaran jagung di Provinsi Aceh”.
Naomi (2010), melakukan penelitian permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku dengan metode regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitiaannya di dapat bahwa harga jagung, dan pendapatan per kapita, jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku. Permintaan jagung hanya tidak dipengaruhi oleh impor jagung.
Swastika (1999), “Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan
Permintaan Jagung di Indonesia”. Penawaran secara dinamis dipengaruhi oleh
harga jagung periode sebelumnya, harga komoditi tahun sebelumnya, dan harga pupuk urea tahun sebelumnya. Permintaan dipengaruhi oleh permintaan sebelumnya, harga komoditi tahun sekarang, pendapatan per kapita tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang. Keseimbangan penawaran dan permintaan beras di Indonesia adalah konvergen atau stabil.
Astria (2014). “Permintaan dan Penawaran Jagung di Indonesia periode
ekonometrik TSLS. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji koefisien determinasi (R2), uji t-statisik, uji f-statisik, uji multikolinearitas, uji Durbin-Waston. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel harga jagung berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jagung dan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung. Harga beras sebagai produk substitusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jagung. Variabel pendapatan perkapita juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jagung. Variabel luas areal jagung berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung. Sedangkan variabel upah buruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung.
2.5 Kerangka Pemikiran
Komoditas jagung sebagai komoditas ekonomis mempunyai sistem permintaan jagung dan sistem penawaran jagung di Provinsi Sumatera Utara, Permintaan dan penawaran disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing. Kedua hal ini sangat terkait satu dengan yang lainnya, permintaan jagung menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta oleh para konsumen pada berbagai tingkat harga dimana permintaan dipengaruhi oleh harga jagung, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita di Sumatera Utara.
Keterangan : : Variabel Terikat : Variabel Bebas
: Mempengaruhi
Gambar 5. Sistematika Penelitian
2.6 Hipotesis Penelitian
1. Harga Jagung, Jumlah Penduduk dan Pendapatan per kapita Mempengaruhi Permintaan Jagung Provinsi Sumatera Utara. Harga jagung berpengaruh negatif terhadap permintaan. Jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan jagung di Provinsi Sumatera Utara. 2. Harga Jagung, harga jagung priode sebelumnya dan luas areal panen jagung
berpengaruh terhadap penawaran jagung Provinsi Sumatera Utara Harga jagung berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran, harga jagung periode sebelumnya dan luas panen jagung berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran jagung di Provinsi Sumatera Utara.
a. Harga jagung (HJG) b. Jumlah penduduk
(JPSU)
c. Pendapatan per kapita (PKP)
a. Harga jagung (HJG) b. Harga jagung periode
sebelumnya (HJG (-1)) c. Luas areal panen (LPJ) Permintaan
Jagung (Qd)
Penawaran Jagung