• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor di Sumatera Utara Pada Tahun 2015 - 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor di Sumatera Utara Pada Tahun 2015 - 2019"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik

untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam (perkakas atau alat

untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yg dijalankan dengan roda,

digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan bakar

minyak atau tenaga alam). Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya

berjalan di atas jalanan. semakin hari semakin banyak yang memiliki kendaraan

bermotor, akan tetapi di lain pihak pula ada sebagian besar golongan masyarakat

yang tidak mampu untuk menikmati hasil kemajuan teknologi ini. Hal ini

menyebabkan adanya kesenjangan sosial di dalam masyarakat, perbedaan

semacam ini dapat mengakibatkan terjadinya berbagai macam kejahatan

diantaranya kejahatan pencurian kendaraan bermotor.

2.2 Kejahatan

Kejahatan merupakan fenomena kehidupan masyarakat, karena kejahatan juga

masalah manusia yang berupa kenyataan sosial. Penyebabnya kurang kita pahami,

karena dapat terjadi dimana dan kapan saja dalam pergaualan hidup.Sedangkan

naik turunnya angka kejahatan tersebut tergantung pada keadaan masyarakat,

keadaan politik ekonomi, budaya dan sebagainya. Tindak pidana pencurian

(2)

terhadap harta benda yang menjanjikan atau memberikan hasil yang cukup

memadai kepada para pelakunya.

2.3 Uji Kecukupan Sampel

Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, pengguna perlu

melakukan suatu penarikan sampel.Hal ini dikarenakan tidak selamanya pengguna

dapat melakukan pengamatan seluruhnya pada populasi tersebut. Di samping itu

juga, terdapat faktor-faktor yang tidak memungkinkan antara lain ketersediaan

dana, tenaga, dan waktu penulis yang terbatas.

Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, artinya sampel

tersebut harus dapat menggambarkan atau menerangkan sifat-sifat karakteristik

dari populasinya.Hal ini dapat diketahui dengan melihat kecukupan sampel yang

dikumpulkan. Suatu sampel dikatakan sudah mencukupi atau mewakili

populasinya apabila N’<N, dengan N adalah banyaknya sampel yang kita

kumpulkan,� adalah data yang dikumpukan, dan N’ adalah sampel yang

diperoleh dari rumus :

= �

20�� ∑ �2−(∑ �)2

∑ � � 2

(2.1)

Keterangan :

�′ = banyak sampel (hasil uji kecukupan sampel)

� = banyak sampel (tahun) yang digunakan

(3)

2.4 Peramalan

2.4.1 Pengertian Peramalan

Peramalan (Sofyan Assauri,1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan

terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan dibutuhkan untuk

mengetahui/memperkirakan kapan suatu peristiwa akan tejadi atau berapa jumlah

suatu kebutuhan tertentu di masa mendatan. Dengan peramalan kita juga dapat

memperkirakan bagaimana suatu peristiwa yang ingin kita ketahui dapat terjadi di

masa yang akan datang.

Dengan demikian peramalan sangat bermanfaat bagi kita untuk melakukan

suatu persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang, serta dapat membantu

kita dalam mengambil kebijakan dan tindakan-tindakan penting tentang sesuatu

hal.

2.4.2 Kegunaan Peramalan

Di dalam bagian organisasi terdapat beberapa kegunaan peramalan diantaranya :

1. Berguna untuk penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber

daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas,

personalia dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu

adalah ramalan tingkat permintaan konsumennya atau si pelanggan.

2. Berguna dalam penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang (lead

time)untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja baru atau pembelian

(4)

tahun. Peramlan digunakan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di

masa yang akan datang.

3. Untuk menentukan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus

menentukan sumber daya yang dimiliki dala waktu jangka panjang. Keputusan

semacam ini bergantung kepada faktor-faktor lingkungan, manusia dan

pengembangan sumber daya keuangannya. Semua penentuan ini memerlukan

peramalan yang baik dan manejer yang dapat menafsirkan pendugaan serta

membuat keputusan yang baik.

2.4.3 Jenis-Jenis Peramalan

Peramalan dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan sudut pandang

kita melihatnya. Bila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan pada data yang relevan

dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik atau metode-metode dalam

penganalisaan data tersebut.

2. Peramalan Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan pada perasaan atau

intuisi dari orang yang menyusunnya.

Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat

dibedakan atas dua macam, yaitu :

1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari 3,5 Tahun atau 3

(5)

2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari 1,5 Tahun atau 3

Semester.

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun maka peramalan dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitaif masa

lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang

menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan oleh

pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan, serta pengalaman

penyusunnya.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan data historis yang

ada. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode-metode

yang digunakan dalam peramalan tersebut.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi

sebagai berikut:

1. Adanya informasi tentang keadaan masa lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data.

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang

akan datang.

Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik

statistik dan teknik deterministik.Teknik statistik menitik beratkan pada pola,

perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan oleh pengaruh

(6)

BoxJenkins. Teknik deterministik mencakup identifikasi dan penentuan hubungan

antarvariabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan

mempengaruhinya. Yang termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi

sederhana, regresi berganda, autoregresi, dan model input-output.

2.4.4 Prosedur dalam Penelitian

Kualitas hasil peramalan sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan

penyusunannya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang mengikuti

langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga

prosedur/langkah penting dalam peramalan :

a) Menganalisis data yang lalu.

Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi data yang lalu. Dengan

tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut.

b) Menentukan metode yang akan digunakan.

Masing-masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda.

Metode peramalan yang bik adalah metode yang memberikan hasil ramalan

yang tidk jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan kata lain,

metode peramalan yang baik akan menghasilkan penyimpangan (bias) yang

sekecil mungkin antara hasil peramalan dengan data yang sebenarnya atau

kenyataan yang ada.

c) Memproyeksikan data yang lalu dngan menggunakan metode yang telah

ditentukan.

Hasil inilah yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan

(7)

2.4.5 Menghitung Kesalahan Peramalan

Hasil proyeksi yang akurat adalah peramalan (forecast) yang biasanya

meminimalkan kesalahan meramal (forecast error). Besarnya kesalahan meramal

(forecast error) dihitung dengan mengurangkan data yang sebenarnya dengan data

yang diperoleh dari hasil peramalan.

Rumusnya : Error = data yang sebenarnya-data hasil peramalan

�� = ��− ��(2.2)

Keterangan:

�� = data sebenarnya pada periode ke-t

�� = hasil peramalan pada periode ke-t

Dalam menghitung forest error digunakan Mean Squared Errors (MSE). Mean

Squared Errors (MSE) adalah rata – rata kesalaan meramal dikuadratkan.

a. Mean Squared Error (MSE)

Mean Squared Error adalah rata-rata kesalahan meramal dikuadratkan.

��� = ∑ ��2(2.3)

2.5 Metode Eksponensial Smoothing

2.5.1 Metode Single Eksponensial Smoothing

Metode single eksponensial smoothing digunakan untuk data runtut waktu yang

mengikuti pola stasioner. Bentuk umum yang digunakan untuk menghitung

(8)

Yt+1 = αYt + (1 – α)Yt

Dimana:

(2.4)

Yt+1

a = parameter pemulusan

= nilai ramalan untuk periode berikutnya

Yt

2.5.2 Metode Double Eksponensial Smoothing Satu Parameter Brown = data baru atau nilai Y yang sebenarnya pada periode t

Metode double eksponensial smoothing adalah metode peramalan dengan

mengadakan penghalusan terhadap masa lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata

dari nilai beberapa tahun yang lalu untuk menaksir nilai pada beberapa tahun yang

akan datang. Dalam metode ini historis digunakan untuk memperoleh angka yang

dihitung menggunakan Metode Double Eksponensial Smoothing Satu Parameter

Brown. Peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara

terus-menerus dengan menggunakan data yang terbaru.Setiap data diberi bobot, data

yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

Metode ini digunakan untuk data runtut waktu yang mengikuti suatu trend

linier. Pada teknik ini, jika parameter pemulusan (α) mendekati 0, maka ramalan

yang baru akan mencakup penyesuaian kesalahan yang sangat kecil pada ramalan

sebelumnya. Tetapi, jika parameter pemulusan (α) tidak mendekati 0 atau

mendekati 1, maka ramalan yang baru akan mencakup penyesuaian kesalahan

yang besar pada ramalan sebelumnya. Pada metode Eksponensial Ganda linier

satu parameter Brown memiliki tahap-tahap tetapi proses ramalan dimulai dengan

menentukan besarnya alpha(α) dan eror. Adapun langkah-langkahnya adalah:

a. Menentukan Smoothing Pertama (�)

(9)

b. Menentukan Smoothing Kedua (�′′)

�′′ =∝ �′+ (�−∝)�′′�−�(2.6)

c. Menentukan Besarnya Konstanta (�)

′′ = �+ (� − �′′) =��− �′′ (2.7)

d. Menentukan Besarnya Slope (�)

�� =�−∝∝ (�′�− �′′�) (2.8)

e. Menentukan Besarnya Forecast (�1+)

��+�= ��+��m (2.9)

Dengan ‘m’ adalah periode yang akan diramalkan

Dimana:

m = Jumlah periode didepan yang diramalkan

�′ = Nilai eksponensial smoothing tunggal

′′ = Nilai eksponensial smoothing ganda

� = Parameter Pemulusan Eksponensial

at , bt

��+� = Hasil peramalan untuk m periode ke depan = Konstanta pemulusan

Rumus-rumus tersebut diatas akan digunakan untuk meramalkan tingkat

kejahatan pencuriaan kendaraan bermotor. Alasan penulis memilih metode

Smoothing Eksponensial Ganda sebagai metode peramalan yang akan digunakan

adalah karena penulis melihat bahwa selisih tingkat kejahatan dari tahun ke tahun

(10)

tersebut untuk melakukan pemulusan kejahatan dari tahun ke tahun sebelum

Referensi

Dokumen terkait

pandang berisi sabu dengan berat netto 0,28 gram di dalam laci meja milik Terdakwa I dan selanjutnya Saksi AIPTU SISTRIANTO dan Saksi JECSON SITUMEANG

Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah pembangunan BIJB merupakan suatu kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan sarana transportasi udara serta

Pada penelitian ini diusulkan beberapa rekomendasi untuk mencapai kondisi yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan PT Trias Sentosa Tbk, dimana

penjelasan tentang fungsi dan peranan Inna’ wa Aḳwātuhā untuk memahami ayat-ayat hukum yang terdapat dalam al-Quran.. 1 Jurji Mitri ‘Abdu al-Masih, Mu’jam Qawa’id

Penentuan kadar kalium (K) dalam pupuk NPK dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 766,5 nm telah dilakukan.. Dari

8. Setelah membuat kesimpulan, siswa bermusyawarah untuk menentukan karya paling bagus yang akan di pajang di kelas... Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari

Maka dalam proses pembelajaran pada tingkatan menengah atas ini perlu menerapkan model pembelajaran yang lebih menekankan untuk melakukan, mencoba dan mengalami

Selanjutnya dalam pemikiran Fiqh Lintas Agama cenderung lebih memberikan kebolehan pernikahan beda agama, yang tidak saja laki- laki muslim boleh menikahi wanita