• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia menginjak pada tahap pembangunan yang dilaksanakan di segala bidang, termasuk kepariwisataan dan telah terbukti mampu meningkatkan pembangunan daerah dan meningkatkan perekonomian rakyat. Pengembangan sektor pariwisata hakekatnya merupakan interaksi antara proses sosial ekonomi dan industri. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat didalam proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Peran serta masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam proses ini. Dilihat dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan kepariwisataan.

(2)

Pariwisata juga merupakan komunitas yang dibutuhkan oleh setiap individu, karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja,relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui berbagai peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme.

Menurut Dann (dalam Ross,1998 :31) ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong ( faktor yang membuat kita ingin berpergian) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi ke mana kita pergi setelah ada keinginan awal untuk berpergian). Jadi, terlihat bahwa manusia membutuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan iteraksi sosial yang tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumah.

Sedangkan Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan diulang-ulang kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (dalam Ross,1998:34). Dengan penyampaian informasi yang diulang-ulang tersebut maka calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang dimiliki oleh Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan perkataan lain bahwa tidak mungkin suatu DTW dikenal dan dapat meningkatkan arus wisatawan jika tidak dipromosikan kepada orang banyak.

Pembangunan pariwisata memerlukan kebijakan dan perencanaan yang sistematis. Sebagai contoh, pemerintah pada semua level terlibat dalam mempersiapkan infrastruktur, penggunaan tanah atau tata ruang, dan sebagainya. Untuk tercapainya sebuah perencanaan yang sistematis diperlukan sebuah proses perencanaan strategis. Pada umumnya perencanaan strategis dalam pariwisata terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

(3)

2. Menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai, yang merupakan tujuan utama organisasi, seperti pengusahaan pasar yang melibatkan pengenalan produk baru.

3. Mengumpulkan informasi dan pengetahuan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

4. Menganalisis informasi, terutama yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari organisasi. Biasanya informasi yang dikumpulkan dan dianalisis dapat dikelompokkan menjadi dua: (a) informasi yang berkaitan dengan kondisi dan keadaan masa kini, baik yang menyangkut organisasi itu sendiri maupun lingkungan di luar organisasi itu sendiri maupun lingkungan di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kehidupan organisasi, dan (b) informasi yang dapat membantu perencanaan memberikan perkiraan masa depan, misalnya dengan menggunakan analisis SWOT.

5. Menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi secara keseluruhan.

6. Menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

7. Mendistribusikan sumber daya ke masing-masing program aksi untuk memberikan dampak pada strategi yang diambil.

8. Mengimplementasikan rencana

9. Mengontrol dan memonitor hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan.

(4)

di dataran maupun di udara atau perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan kepariwisataan.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10,4 juta kunjungan penduduk dan meningkat dari tahun 2014 yang hanya mencapai 9,4 juta. Dan saat ini pemerintah telah menetapkan 10 destinasi yang menjadi target pengembangan pariwisata di Indonesia. Salah satu dari 10 destinasi tersebut Danau Toba yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satunya. Baru-baru ini pemerintah mengelar Karnaval Kemerdekaan di 2 Kabupaten di Provinsi Sumatera, antara lain Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Simalungun, program ini bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempat-tempat wisata di daerah tersebut. Bahkan pemerintah sendiri menargetkan akan merarik wisatawan dalam karnaval sebanyak 1 juta wisatawan. Tidak hanya melalui karnaval pemerintah mempromosikan pariwisata di Sumatera Utara ada juga Festival Danau Toba (FDT) yang dilakukan setiap tahunnya dan dilakukan di 5 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, antara lain : Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Tapanuli.

(5)

Samosir harus mampu membuat strategi agar pariwisata Kabupaten Toba Samosir dikunjungi wisatawan.

Disamping lokasi wisata Kabupaten Toba Samosir menyediakan sarana akomodasi kepariwisataan yang disediakan bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini. Yang dimaksud sarana yang tersedia di daerah ini adalah hotel/penginapan, restoran, rumah makan dimana wisatawan dapat beristirahat dengan nyaman. Dan saat ini, tersedianya Bandar Udara Silangit yang terdapat di Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dapat mempermudah wisatawan dari luar kota yang ingin berkunjung ke Kabupaten Toba Samosir dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit dari ibu kota Toba Samosir. Perbaikan Bandar udara Silangit semakin hari semakin membaik dan tidak mengganggu kenyamanan wisatawan atau pengunjung yang datang dari luar kota.

Walaupun tujuan wisata dan akomodasi penginapan ada dan memadai namun, jika akomodasi transportasi menuju objek wisata tidak ada atau kurang memadai itu sama saja daya tarik wisatawan akan berkurang untuk berkunjung ke lokasi atau tempat tujuan wisata yang telah tersedia. Sehingga akan menghambat peningkatan arus wisatawan yang akan berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Adapun permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di Daerah Toba Samosir.”

B. Perumusan Masalah

(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk mengetahui Strategi Dinas Pariwisata Kebudayaan dalam Meningkatkan Arus Wisatawan di Toba Samosir.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak di capai adalah :

1. Secara Subjektif

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta kemampuan menulis karya ilmiah yang berkaitan dengan disiplin Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah terkhusus Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Toba Samosir dalam mengelola sektor pariwisata dalam mengembangan objek wisata.

3. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berpikir secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

E. Kerangka Teori

(7)

konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel atau masalah pokok yang ada dalam penelitian.

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategos, atau strategus dengan kata jamak strategi. Strategus berarti jenderal tetapi dalam Yunani Kuno sering berarti perwira Negara dengan fungsi yang luas. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal dengan adanya Board of

Tea Strategy di Athena, yang memiliki 10 suku di Yunani. Hingga abad ke-5, kekuasaan

politik luar negeri dari kelompok strategi itu semakin meluas (momigliano, 1967 dalam salusu, 1998:85).

Lama-kelamaan strategi memperoleh pengertian baru, menurut Cope (1981), strategi adalah tujuan atau sarana yang dinyatakan sedemikian rupa, yaitu yang menegaskan bisnis apa yang digeluti organisasi itu dan macam apa atau seperti apa organisasi itu (dalam Salusu, 1998:89).

(8)

memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor esternal dan internal yang dihadapi perusahaan.

Berikut ini beberapa tipe strategi menurut Fred R. David,2006:

a. Strategi Integrasi Vertikal

Strategi integrasi vertical memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok atau pesaing. Integrasi ke depan dengan strategi yang mengkehendaki agar mempunyai kemampuan yang besar terhadap para distributor atau pengecer. Sedangkan itegrasi kebelakang dengan strategi terhadap pengewasan bahan baku, serta itegrasi horizontal dengan strategi yang mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan control atas pesaing perusahaan.

b. Strategi Intesif

Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi

persaingan yang ada. yaitu; 1) Penetrasi Pasar, strategi ini berusaha meningkatkan pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penatrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas; 2). Pengembangan Pasar, strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada sekarang di daerah yang secara geografis merupakan daerah yang baru; 3) Pengembangan Produk, strategi ini bertujuan untuk mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru dengan 1) Diversifikasi

(9)

d. Strategi Defensif

Strategi ini bermaksud untuk melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari

kerugian yang besar (kebangkrutan): 1). Retrencment atau Strategi Turnaround, strategi ini bertujuan untuk menghemat biaya agar agar keuntungan dapat dipertahankan; 2) Divestasi, strategi ini dilakukan dengan cara menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana inventasi atau menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan proses selanjutnya; 3) Likuidasi, strategi ini dilakukan dengan cara menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai rilnya. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional.

Menurut Thomson bahwa strategi adalah suatu pola dari arus keputusan yang sedang berlangsung yang diarahkan pada penyesuaian dan pengaitan sumber daya organisasi ddengan peluang dan kendala lingkungan (dalam salusu, 1998:94).

Menurut Richard Vancil strategi sebuah organisasi, atau sub unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa:

1. Sasaran-sasaran jangka panjang,

2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan,

3. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek.

Strategi mempunyai tiga karakteristik menurut Hunger dan Wheelen yaitu:

1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiru.

2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya

(10)

3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

Selain itu strategi juga dapat disoroti sekurang-kurangnya dari dua perspektif yang berbeda, yaitu:

a. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi didefenisikan sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misi organisasi. Karna program mengacu pada peranan yang aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manager dalam merumuskan strategi organisasi.

b. Mengenai apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi, maksudnya bahwa strategi merupakan tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Jadi, strategi organisasi itu merupakan suatu kebijakan dasar organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi yang bersangkutan. Sementara itu, Goldworty dan Asley mengusulkan 7 (tujuh) dasar dalam merumuskan strategi, yaitu sebagai berikut:

1. Harus menjelaskan dan menginterprestasikan masa depan

2. Arahan strategi harus bisa menentukan rencana dan bukan sebaliknya rencana menentukan strategi.

3. Strategi harus berfokus pada keunggulan kompetitif, tidak semata-mata pada pertimbangan keunggulan.

(11)

5. Strategi harus mempunyai orientasi eksternal 6. Fleksibilitasi adalah saangat esensial dalam strategi.

7. Strategi harus berpusat pada hasil jangka panjang (dalama salusu, 1998:98)

Berdasarkan definisi diatas maka strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Peranan yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi bersangkutan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi

Tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap strategi, yakni analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai. Strategi organisasi ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup:

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam strategi,sebab dengan analisis lingkungan akan menghasilkan informasiinformasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi.

2. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang diberikan terhadap lingkungan dalam organisasi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dalam organisasi.

3. Analisis Tujuan yang Akan dicapai

(12)

dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah

2. Manajemen Strategi

a. Konsep Manajemen Strategi

Konsep atau kerangka berpikir manajemen strategis berupaya mencari jalan keluar bagi institusi atau organisasi untuk beradaptasi kembali terhadap perubahan dan tantangan lingkungan melalui pencarian isu atau faktor strategis dengan menggunakan teknk-teknik manajemen agar kemajuan dapat dipertahankan dengan kinerja yang semakin optimal.

Manajemen strategis merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi.

Kerangka praktis yang dapat diperoleh dari aplikasi teknik-teknik yang dikembangkan oleh manajemen strategis (Bryson, 1999: 12) adalah:

1. Pengembangan strategi-strategi yang efektif 2. Memperjelas arah masa depan

3. Menciptakan peioritas

(13)

5. Mengembangkan landasan yang kokoh bagi pembuatan keputusan 6. Membuat keputusan yang melampaui fungsi dan struktur yang ada 7. Memecahkan masalah pokok yang dihadapi

8. Memperbaiki kinerja institusi

9. Menangani kondisi lingkungan yang cepat berubah.

Untuk menetapkan teknik manajemen strategis secara baik dan berhasil, maka harus

mempertimbangkan delapan langkah pokok berikut ini (Bryson, 1999:55):

1. Melakukan negosiasi dengan para pengambil keputusan untuk memperoleh dukungan dan komitmen dalam pelaksanaannya nanti.

2. Mengidentifikasi mandate institusi atau organisasi. Dalam suatu mandate mangandung hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

3. Memperjelas misi dan nilai-nilai institusi. Misi ini penting untuk diindentifikasi kebutuhan-kebutuhan sebagai tujuan termasuk didalamnya kebutuhan sosial dan politik yang ingin dicapai.

4. Menilai lingkungan eksternal yang mencakup peluang maupun ancaman yang ada. Factor-faktor yang terkait dengan lingkungan eksternal ini meliputi aspek politik, sosial,ekonomi, dan teknologi.

5. Menilai lingkungan internal yang berhungan dengan kekuatan yang dimiliki institusi maupun kelemahan yang ada.

(14)

b. Proses Manajemen Strategi

Menurut M.Qudrat Nugraha manajemen strategi dapat dicapai melalui tahapan-tahapan yang kolektif, dimana setiap tahapan-tahapan memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dan harus dikerjakan karena sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari manajemen strategis tersebut . Proses dari manajemen strategi tersebut terdiri dari:

1. Formulasi Strategi Formulasi strategi meliputi mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari luar organisasi, menetapkan tujuan-tujuan (sasaran-sasaran) jangka panjang, menghasilkan strategi-strategi tertentu untuk dijalankan.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi menghendaki supaya menetapkan sasaran-sasaran per tahun, menetapkan kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan, pengimplementasian strategi mencakup membangun suatu budaya yang mendukung strategi, menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif, mengarahkan kembali usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan menggunakan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi Strategi

(15)

c. Implementasi Strategi

Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Serin kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan, strategi tersebut dirumuskan bila tidak diterapkan tidak ada gunanya.

Implementasi strategi (strategy implementation) mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

Evaluasi strategi (strategy evaluation) adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karma factor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah:

1. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, 2. Mengukur kinerja, dan

3. Mengambil tindakan korektif.

(16)

melalaui fungsi-fungsi manajeman lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.

3. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Pariwisata berarti perjalanan atau berpergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Secara etimologis, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata karma tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi.

Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang bersifat sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk melakukan perjalanan, dapat dilakukan perorangan maupun perkelompok.

Kesrul (2003:4) bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan. Artinya, wisata adalah kegiatan di luar kegiatan rutin sehari-hari, seperti bekerja atau sejenisnya.

(17)

Novral menyatakan bahwa pariwisata adalah “...kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya penduduk asing didalam atau diluar suatu wilayah tertentu.

Kemudian di dalam undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengususaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, pengelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

3. Pengusaha jasa dan saranan pariwisata, yakni:

a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata).

b. Usaha saranan pariwisata yang terdiri dari: akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.

c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Pariwisata merupakan suatu proses perjalanan dalam waktu sementara oleh seseorang

(18)

Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata sebagai berikut:

1. Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang menarik.

2. Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang dari ingatan manusia.

3. Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan dan melakukan kontak social dengan suasana santai.

4. Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relative masih asli atau belum tercemar, dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.

5. Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat tersebut.

6. Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan

pada persediaan sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan persediaan tamasya lainnya.

(19)

b. Bentuk-Bentuk Pariwisata

Menurut Wahab bentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi berbagai macam menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas 3 bagian, antara lain :

1. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.

Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata adalah

2. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan kekerabatan satu sama lain.

3. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.

c. Pengertian Wisatawan

Kata wisatawan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “wisata” yang artinya perjalanan yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa inggris. Kata “wisatawan” adalah orang yang melakukan kegiatan perjalanan.

Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of Office

Travel organization (IUOTO), yang dimaksud dengan wisatawan adalah setiap pengunjung

yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 (enam) bulan di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :

1. Berlibur, rekreasi, dan olah raga.

2. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, koferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, atau kegiatan keagamaan.

(20)

1. Wisatawan Nusantara ( dalam negeri)

Wisatawan dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO,2004) adalah penduduk suatu Negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat-tempat di dalam wilayah Negara tersebut. Namun diluar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat yang dikunjungi tersebut.

2. Wisatawan Mancanegara (Luar negeri)

Wisatawan mancanegara (BPS, 1994) didefenisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan diluar Negara tempat tinggalnya biasanya selama kurang lebih 12 bulan dari Negara yang dikunjungi. (Editor : N.Raymond Frans).

Menurut teori diatas, seseorang yang dapat disebut sebagai wisatawan (dari sisi perilakunya) apabila memenuhi beberapa criteria berikut:

a. melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggal normalnya sehari-hari

b. perjalanan tersebut dilakukan paling sedikit semalam tetapi tidak secara permanen c. dilakukan pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lain tetapi dalam

rangka mencari pengalaman mengesankan dari interaksinya dengan beberapa karakteristik tempat yang dipilih untuk dikunjungi.

(21)

1. Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

2. Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

3. Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

4. Wisatawan tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

d. Pengertian Daya Tarik Wisata dan Atraksi Wisata

Suatu daerah wisata dikenal dengan daya tarik dan atraksi wisata, dimana dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut “atraksi”, yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi saranan atau tujuan kunjungan wisatawan.

(22)

e. Pengertian Wisata Alam

Wisata alam (nature Tourism) (dalam Hakim, 2004:42) merupakan aktivitas wisatawan menuju tempat-tempat alamiah atau terbuka, yang biasanya diikuti oleh aktivitas-aktivitas olah fisik dari wisatawan. Termasuk dalam kategori ini, antara lain: hiking, biking,sailing,dan camping. Tempat wisata favorit seperti ini kebanyakan merupakan kawan lindung, seperti taman nasional, taman laut, taman hutan raya, dan kawasan lindung lainnya.

Berdasarkan pengetahuan dan motivasi (dalam Hakim 2004:44) dalam kegiatan wisata, wisatawan dibedakan menjadi dua kategori yakni wisatawan biasa dan eco-touris. Hal yang membedakan keduanya adalah eco-tourist mempunyai motivasi mengunjungi destinasi wisata dengan maksud khusus. Berdasarkan minatnya eco-tourist dibedakan sebagai berikut:

1. Hard core nature tourist, merupakan peneliti atau anggota paket tour/perjalanan yang dirancang untuk pendidikan alam dan penelitian.

2. Dedicated nature tourist, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan, terutama untuk mengunjungi atau melihat kawasan-kawasan lindung. Selain itu meraka ingin mengetahui keindahan dan kekayaan hayati serta budaya lokal.

3. Mainstream nature tourist, yaitu wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman

yang lain yang didapatkan sebelumnya.

4. Casual nature tourist, yaitu wisatawan yang menginginkan pengalaman menikmati

alam sebagai bagaian dari perjalanan yang lebi besar.

F. Definisi Konsep

(23)

pembahasan dari permasalahan yang akan diteliti. Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah :

1. Strategi adalah penentuan rencana sasaran dan tujuan jangka panjang dari organisasi yang disusun secara menyeluruh dan terpadu, dengan memanfaatkan segala sumber daya serta memberikan respon terhadap lingkungan untuk pencapaian tujuan organisasi.

2. Manajemen Strategi adalah proses manajemen yang memperhatikan unsur-unsurnya dalam membuat rencana strategis dan kemudian bertindak berdasarkan rencana tersebut.

3. Implementasi Strategi adalah penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

(24)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi, misi dan struktur organisasi serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat tentang hasil hasil data yang diperoleh dari lapangan selama penelitian berlangsung dan dokumen-dokumen lain yang akan dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan interprestasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselengggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain,. dengan maksud bukan untuk berusaha

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, dalam proses pengumpulan data untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan penelitian,

sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan.. maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di

Sejalan dengan ahli tersebut, Spillane mengemukakan bahwa pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan secara perorangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dalam usaha meningkatkan arus kunjungan wisatawan di Kabupaten Samosir sudah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dalam usaha meningkatkan arus kunjungan wisatawan di Kabupaten Samosir sudah

Pariwisata yang merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau

Strategi ini didasrkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta menghindari ancaman yang ada. Kekuatan