• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penghapusan Barang Milik Negara (Bmn) Dengan Tindak Lanjut Penjualan Bmn Pada Kementerian Lembaga Di Lingkungan Kerja Kpknl Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Penghapusan Barang Milik Negara (Bmn) Dengan Tindak Lanjut Penjualan Bmn Pada Kementerian Lembaga Di Lingkungan Kerja Kpknl Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945 dimana kondisi perekonomian di Republik Indonesia belum stabil, pemerintah RI mengucurkan pinjaman dana untuk pengusaha kecil guna memperbaiki perekonomian pasca penjajahan. Pembuat kebijakan kala itu adalah Panitia Pemikir Siasat Ekonomi (yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun 1946).

Pembentukan P3N yang diganti dengan PUPN

(2)

11

11

Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) sebagai pengganti P3N.

Pembentukan BUPN

Tahun 1971 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang

negara. Selanjutnya, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 571/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang negara dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) BUPN.

Pembentukan BUPLN

Untuk mengatasi masalah kredit macet disertai agunan yang semakin banyak, diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN).

(3)

Pembentukan DJPLN

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN).

Untuk menyesuaikan tugas dan fungsi pada kantor operasional, maka Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor Lelang Negara (KLN) dilebur menjadi satu dengan nama Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN). penyatuan ini dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 425/KMK.01/2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

Pembentukan DJKN

Pada tahun 2006 terjadi penataan organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dimana fungsi Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang digabung dengan fungsi Pengelolaan Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) DJPb, sehingga Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia.

(4)

13

tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Hal ini merupakan salah satu hasil Reformasi Birokrasi yaitu penyatuan fungsi-fungsi yang sejenis ke dalam satu unit Eselon I. Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu: Sekretariat, Direktorat Barang Miliki Negara, Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain, Direktorat Penilaian, Direktorat Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, Direktorat Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat. Selain itu, DJKN juga mempunyai unit kerja vertikal yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 17 Kantor Wilayah dan 70 KPKNL (dari rencana 85 KPKNL).

Visi dan Misi KPKNL MEDAN 1. Visi

Menjadi lembaga pemerintah terbaik dalam melakukan pengurusan piutang dan lelang negara yang profesional, bertanggung jawab dan dibanggakan oleh masyarakat.

2. Misi a. Fiskal

(5)

b. Sosial Budaya

Meningkatkan kepatuhan/kesadaran para pengguna jasa Dirjen Piutang dan Lelang Negara.

c. Kelembagaan

Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa Dirjen Piutang dan Lelang Negara

Dengan tersusunnya laporan akuntabilitas KPKNL Medan diharapkan para pelaksana tugas KPKNL Medan dapat semakin terdorong dan termotivasi untuk meningkatkan kerja dengan demikian sasaran dan tujuan sebagaimana digariskan dalam visi dan misi dapat tercapai. Selain itu, diharapkan pula berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan akan dapat dievaluasi. Sehingga untuk pelaksanaan selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik lagi.

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan mempunyai daerah wewenang sebagai berikut :

a. Medan

b. Binjai (saat ini belum dibuka) c. Pematang Siantar

d. Kisaran

e. Padang Sidempuan

(6)

15

B. Struktur Organisasi KPKNL

Gambar 2.1Sumber : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan.

C. Susunan Organisasi KPKNL

Susunan organisasi pada KPKNL sebagaimana diatur dalam Pasal 32 PMK.102/PMK.01/2008 adalah sebagai berikut :

(7)

1. Kepala KPKNL

Setiap pemimpin suatu organisasi wajib mengawasi bawahannya apabila terjadi penyimpangan, maka diambil langkah-langkah yang diperlukan.Setiap pimpinan suatu organisasi dilingkungan KPKNL bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.Pimpinan satuan organisasi harus mengikuti dan mematuhi petunjuk serta tanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya.

Laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahannya.

Pimpinan organisasi wajib menyerahkan laporan kepada kantor wilayah, dan Kepala Subbagian Tatausaha menampung laporan tersebut serta menyusun laporan berkala kantor wilayah.

2. Sub Bagian Umum

(8)

17

3. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara (PKN)

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan status penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian, penatausahaan dan penyusunan daftar barang milik negara/kekayaan negara.

4. Seksi Pelayanan Penilaian (PP)

Mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai serta kesimpulan nilai dan laporan penilaian untuk kepentingan penilaian kekayaan negar, sumber daya alam, real properti khusus dan usaha serta penilaian atas permintaan badan hukum pemerintah dan penilaian terhadap obyek-obyek penilaian yang diamanatkan oleh Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah.

5. Seksi Piutang Negara (PN)

(9)

6. Seksi Pelayanan Lelang (PL)

Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang dan dokumen obyek lelang, penyiapan dan pelaksanaan lelang, pembuatan salinan, petikan dan grosse eisalah lelang, pelaksanaan superintendesi Pejabat Lelang serta pengawasan Balai Lelang dan pengawasan lelang pada Perum Pegadaian dan lelang kayu kecil oleh PT. Perhutani (Persero).

7. Seksi Hukum dan Informasi (HI)

Mempunyai tugas melakukan registrasi dan penatausahaan berkas kasus piutang negara, pencatatan surat permohonan lelang, penyajian informasi, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara dan lelang, serta verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.

D. Kinerja Terkini

(10)

19

1. Pelaksanaan dan penetapan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang serta kekayaan lain milik penanggung hutang. 3. Penyiapan bahan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan

piutang negara.

4. Pengusulan pencegahan, pengusulan dan pelaksanaan paksa badan, serta penyiapan bahan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan piutang negara.

5. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang dan dokumen objek lelang.

6. Penyiapan dan pelaksanaan lelang dan penyusunan verifikasi meminta risalah lelang.

7. Pelaksanaan penggalian potensi piutang dan lelang negara.

8. Pelaksanaan super intendensi kepada pejabat lelang swasta serta pengawasan balai lelang dan pengawasan pelaksanaan lelang oleh perum pegadaian dan lelang kayu kecil oleh PT. Perhutani (Persero). 9. Inventarisasi, registrasi, pengamanan, pendayagunaan, dan pemasaran

barang jaminan.

(11)

11.Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang negara dan lelang.

12.Verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.

13.Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Gambar

Gambar 2.1Sumber :  Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Analisis faktor-faktor

Didalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi pemasaran, konsep pemasaran, bauran pemasaran, perilaku konsumen, harga, kualitas produk,

OLEH ,KARENA ITU, PADA KESEMPATAN YANG BERBAHAGIA INI SAYA INGIN MENYAMPAIKAN HARAPAN SAYA KEPADA SEMUA PESERTA SEMINAR, AGAR NANTINYA DAPAT DIHASILKAN KONSEP-KONSEP YANG DAPAT

III/a S1 L Tenaga Pengajar JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN.. NO NIP/NIK

Horkheimer dan Adorno menganalisis adanya dialektika antara mitos dan Pencerahan. Pencerahan abad ke-18 memang membuka jalan bagi pembebasan dari agama dan

Berdasarkan uraian yang telah ditulis pada bab IV, peneliti menganalisis data dalam wujud bahasa dan isi pesan yang terkandung dalam kalimat persuasi pada artikel majalah

Penelitian lain dilakukan oleh Isnani (2011: 6-7) menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas V SD dalam materi bangun ruang melalui penerapan

Tujuan dari penelitian Kiki Noviem Mery adalah menguji pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel