BAB II
PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
A. Tinjauan Umum Tentang Retribusi
Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena
adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara
perorangan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia, saat ini
penarikan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi retribusi
yang dipungut di Indonesia dewasa ini adalah retribusi daerah.14 Menurut UU No.
28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
Retribusi Daerah, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.15
Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan Retribusi Daerah menurut
UU No. 28 Tahun 2009 antara lain :
14
M.P. Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal 89
15
http://padjakdaerah.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-pajak-daerah-dan-retribusi.html
1. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintaha daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
2. Jasa, adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan.
3. Jasa umum, adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
4. Jasa usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
menganut prinsip-prinsip kemersial karena pada dasarnay dapat pula disediakn
oleh sektor swasta.
5. Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengemndalian dan pengawasan
atas kegiatan dan pemanfaatan ruang, pengguanaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasiliatas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pemakaian
jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik Daerah bagi bagi
yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh Daerah.
1. Jenis-jenis retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan
tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah berdasarkan kriteria
yang ditetapkan dalam undang-undang
2. Dengan peraturan daerah dapat ditetapkan jenis retribusi selain yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah sesuai dengan kewenangan
otonominya.16
Retribusi dapat digolongkan atas tiga golongan, yaitu Retribusi Jasa
Umum; Retribusi Jasa Usaha; dan Retribusi Perizinan Tertentu.17
a. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan tau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis Retribusi Jasa
Umum antara lain; Retribusi Pelayanan Kesehatan; Retribusi Pelayanan Kebersihan/Persampahan; Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Penduduk dan Akte Catatan Sipil dan lain-lain.
b. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jenis retribusi jasa usaha antara lain;
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; Retribusi Tempat Pelelangan dan lain-lain.
16
Elmi, B. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. (Jakarta:UI-Press, 2002), hal 87
17
c. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan,
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumberdaya alam, sarana,
prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu terdiri dari;
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; Retribusi Izin Tempat Penjualan
Minuman Beralkohol; Retribusi Izin Gangguan; dan Retribusi Izin Trayek.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, objek retribusi ada
tiga yaitu: :
a. Jasa umum
Dalam Pasal 109 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, objek
Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis retribusi ini dapat tidak dipungut
apabila potensi penerimaannya kecil/dan atau atas kebijakan nasional/daerah
untuk memberikan pelayanan secara cuma-cuma (Pasal 110 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum didasarkan
pada kebijaksanaan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.18
18
Ahmad Yani. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Jakarta : PT
Terdapat penambahan 4 (empat) jenis retribusi daerah, yaitu Retribusi
Tera/Tera Ulang, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, Retribusi
Pelayanan Pendidikan,dan Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Menurut Pasal 110 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis Retribusi Jasa Umum adalah :
1) Retribusi Pelayanan Kesehatan
Objek Retribusi Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di
puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, dan
rumah sakit umum daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis
yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan
pendaftaran (Pasal 111 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Objek Retribusi Pelayanan persampahan/kebersihan meliputi :
a. Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi
pembuangan sementara
b. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan
sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah
c. Penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah (Pasal 112
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil
Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk Dan
identitas kerja, kartu penduduk sementara, kartu identitas penduduk musiman,
kartu keluarga, akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian,
akta pengesahan dan akta pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara
asing dan akta kematian (Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
3. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
Objek Retribusi Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi
pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurugan,
pembakaran/pengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau
pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola pemerintah daerah
(Pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
4. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Objek Retribusi Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan
pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 115
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
5. Retribusi Pelayanan Pasar
Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah,
dan khusus disediakan untuk pedagang (Pasal 116 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
6. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Objek Retribusi Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor adalah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah (Pasal 117 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
7. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Objek Retribusi Pelayanan Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah
pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, dan alat
penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam
kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat (Pasal 118 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
8. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah penyediaan peta yang
dibuat oleh Pemerintah Daerah (Pasal 119 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009).
9. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Objek Retribusi Pelayanan Penyedotan Kakus adalah pelayanan
penyediaan dan/atau penyedotan kakusyang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
(Pasal 120 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
10.Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan limbah
cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, dan/atau
dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi pengolahan
limbah cair (Pasal 121 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Objek Retribusi Pelayanan Retribusi Tera/Tera Ulang adalah pelayanan
pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya dan pengujian
barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan (Pasal 122 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009).
12.Retribusi Pelayanan Pendidikan
Objek Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah pelayanan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah (Pasal
123 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
13.Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah
pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek
tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum (Pasal 124 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009).
Dalam Pasal 126 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, objek
Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip komersial yang meliputi :
1. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal;dan/atau
2. pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi jasa usaha
keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi
secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.19.
Menurut Pasal 127 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2008 Jenis
Retribusi Jasa Usaha terdiri dari :
1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian
kekayaan Daerah. Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan Daerah
adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut (Pasal
128 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Objek Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan penyediaan fasilitas
pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang
dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Pasal
129 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
3) Retribusi Tempat Pelelangan
Objek Retribusi Tempat Pelelangan adalah penyediaan tempat pelelangan
yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan
pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta
fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan (Pasal 130 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
19
4) Retribusi Terminal
Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir
untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah (Pasal 131 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
5) Retribusi Tempat Khusus Parkir
Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat khusus
parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal
132 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
Objek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa adalah
pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal 133 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
8) Retribusi Rumah Potong Hewan
Objek Retribusi Rumah Potong Hewan adalah pelayanan penyediaan
fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan
kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal 134 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
9) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
Objek Retribusi Pelayanan Kepelabuhan adalah pelayanan jasa
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal 135
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
10)Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Objek Retribusi Rekreasi dan Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi,
pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah (Pasal 136 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
11)Retribusi Penyeberangan di Air
Objek Retribusi Penyeberangan di Air adalah pelayanan penyeberangan
orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki dan/atau
dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pasal 137 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009).
12)Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah adalah
penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah (Pasal 138 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
B. Retribusi Pengganti Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah
Seperti yang diketahui kegiatan pemerintah semakin meningkatkan baik
dalam masyarakat kapitalis maupun sosial. Sebagai konsekwensinya, maka
diperlukan pembiayaan-pembiayaan dari pengeluaran pemerintah yang tidak
sedikt jumlahnya sesuai dengan semakin luasnya kegiatan itu dapat dipenuhi,
Pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintah daerah
membutuhkan dana, dana tersebut dapat digali dari potensi daerah tersebut atau
dapat pula berasal dari luar daerah. Untuk peranan pemerintah dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan dengan pendapatan asli daerah harus
ditingkatkan dan disempurnakan serta diupayakan agar pemerintah daerah
mempunyai sumber dana untuk menyelenggarakan tugasnya. Sehingga pelayanan
pemerintah daerah sejalan dengan usaha-usaha pembangunan nasional dan dalam
penyelenggaan perencanaan anggaran belanja dan belanja daerah prinsip
anggaranberimbang dan dinamis dijalankan. Anggaran berimbang yang
dimaksudkan untuk meningkatkan anggaran penerimaan daerah dan semakin
berkurangnya ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat.
Untuk mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab kepada
daerah, perlu diberikan wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan rumah
tangganya endiri dengan sebaik-bsiknya maka perlu diberikan sumber-sumber
pembiayaan dan diwajibkan untuk menggali sumber-sumber tersebut.
Sumber-sumber pendapatan tersebut diatur dalm undang-undang No.33
Tahun 2004 Bab V pasal 6, antara lain :
1. Hasil pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan pajak yang
ditetapkan oleh daerah untuk membiayai rumah tangganya sebagai badan
hukum publik.
2. Hasil retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian
atau karena memperoleh jasa pekerjaan, atau usaha atau milik daerah yang
3. Hasil perusahaan daerah adalah bagian laba dari perusahaan daerah untuk
membiayai pembangunan.
4. Lain-lain usaha daerah yang sah adalah pendapatan asli daerah yang berasal
dari sumber lain dari pajak lainnya.
Sumber-sumber pendapatan tersebut yang diterima dari pengelolaan
keuangan merupakan kontribusi dalam bentuk pajak daerah dan retribusi daerah
untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber-sumber tersebut
dikelola dengan baik untuk peningkatan kesejahtraan masyarakat dan
pembangunan daerah. Kontribusi dalam bentuk retribusi daerah yang diterima
oleh Pemerintah Daerah berbeda dengan daerah lainnya tergantung dari potensi
yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Hakikat keberadaan berbagai perda tersebut
di atas merupakan tindak lanjut pelaksanaan yuridis sebagaimana yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Oleh
karenanya konsekuensi logis, tatkala peraturan perundang-undangan yang lebih
rendah dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lebih tinggi
atau materi muatannya melampaui yang didelegasikan kewenangan untuk
mengatur, maka peraturan perundang-undangan dibatalkan oleh Menteri Dalam
Negeri sebagai instansi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Logika pemikiran yang demikian di dasarkan pada asas lex superioriori derogat legi inferiori.
Sehubungan dengan terjadinya dinamika peraturan kebijakan di bidang
perpajakan daerah dan retribusi daerah, tentu diperlukan upaya yang serius bagi
berbagai macam pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan kategori jenisnya
guna menghindari adanya tumpang tindih yang berakibat dapat dibatalkannya
perda tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
Peraturan yang memuat tentang retribusi daerah adalah Undang-undang
No 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, direvisi menjadi
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 Tentang
Retribusi Daerah, dalam peraturan-peraturan ini diatur hal-hal yang berkaitan
dengan ketentuan retribusi daerah. Seperti jenis-jenis retribusi daerah, tata cara
dan sarana pemungutan retribusi, perhitungan besarnya retribusi terutang dan
beberapa ketentuan lainnya.
C. Dasar Hukum Retrubusi Pengganti Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Serdang Bedagai
Acuan penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupaten Serdang Bedagai
adalah berbagai aturan dan ketentuan formal yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu
Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil dan Surat Edaran Nomor: 153/
DISDUKCAPIL/2008 bulan April tahun 2008. Hal ini tidak sesuai dengan
peryataan salah seorang staf kecamatan. Dalam melaksanakan penyelenggaraan
pelayanan publik di kecamatan, terutama untuk KTP dan KK, kami harus
berpedoman kepada aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
yang mana disebutkan dalam Perda tersebut tidak ada penekanan denda seperti
yang tercantum pada Surat Edaran tersebut.
Ketidaksesuaian acuan pelayanan tersebutmeliputi penerapan denda, biaya
pelayanan, prosedur pelayanan, sikap petugas sebanyak dan waktu pelayanan. Hal
ini tidak dapat dimaklumi, karena dilihat lebih jauh mengenai acuan pelayanan
yang digunakan tersebut tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakat dan
tidak pernah ditempelkan di papan informasi bagaimana tata cara pengurusan,
lamanya waktu penyelesaian dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk
proses pembuatan KTP dan KK. Masyarakat pengguna jasa hanya tahu dari
petugas dan masyarakat yang telah pernah berurusan di Kantor Kecamatan.
Informasi yang didapat tersebut sangat berbeda dengan aturan yang telah
ditetapkan, terutama sekali mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk proses
pembuatan KTP dan KK. Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2008
Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil, Dari fakta atau temuan di atas terlihat bahwa aparat menggunakan
standar atau aturan secara tidak konsisten dalam menyelenggarakan pelayanan
publik, yaitu berpegang teguh pada aturan-aturan yang menguntungkan dan
mengabaikan aturan-aturan yang kurang menguntungkan. Hal ini menggambarkan
bahwa kencenderungan aparat tersebut sangatlah merugikan kepentingan
masyarakat pengguna jasa. Kenyataan ini menunjukkan rendahnya tingkat
memakai aturan-aturan yang menguntungkan saja tanpa memperhatikan
kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa.
Prosedur pelayanan tersebut bisa memakan waktu yang lebih lama lagi
(bisa memakan waktu 2 – 3 hari), apabila pejabat/petugas yang ditemui tidak
berada ditempat, sehingga akan membuat kegiatan masyarakat terganggu, baik
kegiatan untuk mencari nafkah hidup mereka, maupun kegiatan lainnya. Untuk itu
diharapkan kepada Pemerintah agar lebih mempermudah dan memperpendek
prosedur pelayanan, sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam pengurusan
Pelayanan.
Bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah agar dapat
berjalan dengan tertib dan terarah khususnya tentang pemungutan Retribusi
Daerah, maka perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 13
Tahun 2005 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan
dan Akta Catatan Sipil. Dasar hukum : UU No. 34 Tahun 2000; UU No. 36 Tahun
2003; UU No. 32 Tahun 2004; UU No. 33 Tahun 2004; PP No. 66 Tahun 2001;
PP No. 55 Tahun 2005; PP No. 58 Tahun 2005; PP No. 38 Tahun 2007; Perda