BAB II
PENGATURAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MILITER DI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN MILITER (MASMIL) KOTA MEDAN
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Militer
Historis pengaturan mengenai pemasyarakatan umum dengan pemasyarakatan
militer dibedakan, yaitu Gestichten Reglement (Reglemen Penjara) Stb. 1917 Nomor
708 dan Stb. 1934 Nomor 169 tentang Reglemen untuk Penjara Militer. Sesuai
dengan Perintah Pangab (Panglima ABRI) Nomor PRIN/08/P/VI/1984 Tanggal 14
Juni 1984 tentang Penyerahan tugas,wewenang,dan tanggung jawab Pembinaan 4
(empat) buah Inrehab yaitu Medan, Cimahi, Surabaya dan Ujung Pandang dari
Kepala Polisi Militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Ka Pom Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia) kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, Undang-undang tersebut dituangkan kembali dengan
Surat Keputusan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Nomor :
Skep/792/XII/1997 Tanggal 31 Desember 1997 Tentang Naskah Sementara Buku
Petunjuk Tentang Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.24
Kepala Polisi Militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
menyerahkan 4 (empat) Inrehab dengan alat peralatannya serta penghuninya secara
administrasi dan operasionalnya. Maka mulai pada saat pemasyarakatan tujuan dari
Berita Acara Serah Terima ini segala tugas tugas dan kewajiban secara administrasi
24
dan operasionalnya beralih sepenuhnya kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Panglima ABRI
tersebut tidak cukup memberikan landasan hukum bagi kebutuhan pelaksanaan sistem
pemasyarakatan. Hal ini disebabkan jiwa Reglemen Penjara Militer, yang telah
diadopsi ke dalam Undang-Undang Kepenjaraan Tentara, pada dasarnya memuat
ketentuan-ketentuan pelaksanaan hukuman yang bersifat balas dendam. Sedangkan
dewasa ini yang dibutuhkan ialah ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan
pembinaan narapidana Prajurit TNI, setingkat perundang-undangan, baik yang
bersifat nasional maupun Internasional mengenai pengaturan tentang
pemasyarakatan.
Pancasila sebagai landasan filosofi dalam penegakan hukum untuk menjamin
persamaan hak, kepastian hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,
merupakan dasar pelaksanaan pembinaan narapidana militer. Lembaga
Pemasyarakatan Militer yang disebut Lemasmil adalah bangunan/tempat yang
dimiliki dan dikuasai oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melaksanakan
pembinaan narapidana militer dan tahanan militer titipan. Sistem Pemasyarakatan
Militer adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan
Narapidana Militer dan tahanan Militer titipan berdasarkan Pancasila. Yang
dilaksanakan secara terpadu antara petugas Pemasyarakatan Militer, Narapidana
Militer dan tahanan Militer titipan serta kesatuan asalnya Narapidana Militer dan
tahanan Militer titipan untuk meningkatkan kualitas Narapidana Militer dan tahanan
Militer titipan. Agar Narapidana Militer dan tahanan Militer tersebut menyadari
diterima kembali oleh kesatuannya, masyarakat militer lainnya dan masyarakat pada
umumnya serta dapat berperan aktif kembali di kesatuan dalam rangka pengabdian
kepada Bangsa dan Negara.25
B. Fungi Dan Tugas Pokok Lembaga Pemasyarakatan Militer
B.1 Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Militer
Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer sebagai sub sistem Peradilan Militer
dibina dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pertahanan
dan keamanan Negara dalam rangka penegakkan hukum, memberikan kepastian
hukum, persamaan hak dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.26
Dasar yang digunakan dalam Penyusunan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan
Militer di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) meliputi :
Lembaga Pemasyarakatan Militer
diatur dalam buku Petunjuk Teknis tentang Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer
yang disahkan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan
Nomor Skep/792/XII/1997 Tanggal 31 Desember 1997, namun ini sudah tidak sesuai
dengan perkembangan organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kondisi saat
ini.
27
a. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1947 tentang Kepenjaraan Tentara (diumumkan
pada tanggal 27 Desember 1947);
25
Ibid, hal 3-4 26
Lampiran Petunjuk Administrasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, hal. 4
27
b. Undang-Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3713);
c. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit Tentara
Nasional Indonesia/TNI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120);
e. Keputusan Presiden Nomor 174 tahun 1999 tentang Remisi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 223);
f. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/24/VIII/2005 tanggal 10 Agustus 2005
tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Badan Pembinaan Hukum TNI;
g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01.PK.04.10 Tahun
2007 tentang syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat,
Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat;
h. Peraturan Panglima Nomor Perpang/73/IX/2010 tanggal 27 September 2010
tentang Penentangan Terhadap Penyiksaan dan Perlakuan lain yang kejam dalam
Penegakan Hukum di Lingkungan TNI;
i. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/49/VII/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang
Buku Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku Petunjuk
j. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/518/VII/2013 Tanggal 19 Juli 2013 tentang
Stratifikasi Petunjuk di Lingkungan TNI;
k. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/682/IX/2013 Tanggal 10 September 2013
tentang Petunjuk Induk Pembinaan Hukum di Lingkungan TNI; dan
l. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/685/IX/2013 Tanggal 10 September 2013
tentang Petunjuk Administrasi Umum TNI.
Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer secara organisatoris, finansial dan
administratif berada di bawah Panglima TNI dalam hal ini Babinkum TNI, namun
dalam penyelenggaraan Fungsi Teknis Pemasyarakatan Militer di bawah
Kapusmasmil. Lembaga Pemasyarakatan tersebut memiliki fungsi, yaitu:28
a. Organisasi Badan Penyelenggaraan adalah Pusat Pemasyarakatan Militer
(Pusmasmil).
1. Pusmasmil bertugas membantu Panglima TNI dalam membina Prajurit Binaan
untuk kembali memiliki jati diri TNI yang siap melaksanakan tugas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi Utama :
a. Menyelenggarakan perumusan kebijakan Panglima TNI di bidang teknis
Pemasyarakatan Militer yang meliputi pengamanan, rehabilitasi dan
administrasi Pemasyarakatan Militer;
b. Menyelenggarakan penelitian dan evaluasi teknis pelaksanaan
Pemasyarakatan Militer;
28
c. Menyelenggarakan pengendalian dan pengawasan teknis pelaksanaan
Pemasyarakatan Militer;
d. Menyelenggarakan perencanaan, penyusunan dan perumusan program
pembinaan latihan, pendidikan, tata tertib dan disiplin terhadap Prajurit
Binaan;
e. Menyelenggarakan koordinasi dalam pembinaan kemampuan/keahlian
personel Prajurit Binaan;
f. Menyelenggarakan administrasi Prajurit Binaan yang meliputi merumuskan
prosedur dan tata cara penerimaan, perizinan, mutasi, penitipan, dan
pembebasan Prajurit Binaan;
g. Menyelenggarakan pengkajian ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer;
h. Menyelenggarakan koordinasi dengan badan/instansi/lembaga di dalam dan
di luar lingkungan TNI guna mendukung penyelenggaraan Pemasyarakatan
Militer;dan
i. Memberikan saran kepada Babinkum TNI mengenai penyelenggaraan
Pemasyarakatan Militer.
3. Tanggung jawab Pusat Pemasyarakatan Militer bertanggung jawab dalam
pelaksanaan teknis Pemasyarakatan Militer kepada Panglima TNI dan dalam
pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer kepada
Babinkum TNI.29
b. Organisasi Badan Pelaksana adalah Lemasmil
29
1. Lemasmil (Lembaga Pemasyarakatan Militer) bertugas membantu
Kapusmasmil dalam membina Prajurit Binaan untuk kembali menjadi jati diri
TNI yang siap melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi Utama :
a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kapusmasmil mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya;
b. Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi
serta perawatan Prajurit Binaan;
c. Mengkoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan kepada staf
tentang penyelenggaraan fungsi Lemasmil;
d. Mengawasi pelaksanaan prosedur kerja di lingkungan Lemasmil;dan
e. Menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka
memimpin Lemasmil, guna terselenggaranya fungsi Lemasmil.
3. Tanggung Jawab, Lemasmil bertanggung jawab dalam pelaksanaan teknis
Pemasyarakatan Militer kepada Kapusmasmil dan dalam pembinaan
penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer kepada Kababinkum TNI.30
c. Syarat Personel/Petugas Pemasyarakatan Militer
a. Syarat Umum :
1. Memiliki pengetahuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pembinaan Prajurit Binaan;
2. Mampu mengidentifikasi terhadap situasi dan kondisi serta hal-hal lain
yang menyangkut diri Prajurit Binaan maupun Tahanan Titipan;
3. Memiliki kemampuan dalam membina Prajurit Binaan;
4. Memiliki sikap dan tingkah laku yang baik bagi Prajurit Binaan;
5. Mampu menjadi contoh dan tauladan bagi Prajurit Binaan;dan
6. Memiliki pembawaan pribadi yang menyenangkan dan mampu
menciptakan suasana tenang, aman dan kondusif bagi Prajurit Binaan.
b. Syarat Khusus :
1. Telah mengikuti kursus atau penataran Kelemasmilan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di lingkungan TNI;
2. Pernah berdinas di instansi/satuan kerja bidang hukum minimal 2 (dua)
tahun dan memahami bidang tugasnya;dan
3. Tidak pernah terlibat atau tidak sedang terlibat suatu perkara pidana
d. Taktik dan Teknik.
a. Taktik
1. Penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer, pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebijakan-kebijakan tingkat Komando atas serta
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
2. penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer, dalam pelaksanaan pembinaan
para Prajurit Binaan pada hakikatnya dilakukan oleh 3 (tiga) fungsi teknis
KAMASMIL
Penerimaan, Pembinaan dan Pembebasan di Lembaga pemasyarakatan
militer.
b. Teknik.
Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi
serta perawatan yang ditujukan kepada Prajurit Binaan di Lingkungan
Lembaga Pemasyarakatan militer.31
B.2 Tugas Pokok Lembaga Pemasyarakatan Militer
31
Ibid, hal 9-10
WAKAMASMIL
KAURTAUD
KAURNISMIN KAURREHAB
KAURPAM
Skema I : Struktur Organisasi Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan32
Kepala Pemasyarakatan Militer (Kamasmil) Medan sebagai Pelaksana tugas
dan tanggung jawab Kepala Pusat Pemasyarakatan Militer (Kapusmasmil) dalam
pelaksanaan pembinaan terhadap Narapidana TNI yang berada di Pemasyarakatan
Militer Medan. Kamasmil Medan dalam menyelenggarakan tugasnya sehari-hari
dibantu oleh beberapa Kaur yaitu Kaurpam, Kaurrehab dan Kaurnismin/Kaurtaud
beserta staffnya.33
a. Kamasmil, memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
Adapun tugas dari beberapa pejabat struktural tersebut, yaitu :
1. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kapusmasmil mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
2. Menyelenggarakan pembinaan, pengamanan, rehabilitasi dan administrasi
serta perawatan Narapidana TNI.
3. Mengoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan kepada staf
tentang penyelenggaraan fungsi masmil.
4. Mengawasi pelaksanaan prosedur kerja dilingkungan Masmil.
5. Menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin
Masmil, guna terselenggaranya fungsi Masmil.
32
Ibid, hal 10 33
b. Kaurpam, memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut;34
1. Merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan serta mengembangkan
sistem pengamanan Narapidana TNI, Materi, bahan keterangan dan kegiatan
dilingkungan Masmil dalam rangka pengamanan.
2. Merumuskan sistem pengamanan Satuan Masmil.
3. Menyusun dan merencanakan kebijakan pembinaan teknis pengendalian
gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan Masmil.
4. Melaksanakan Pengamanan secara Ekstern yaitu mencegah kemungkinan
timbulnya bahaya atau serangan dari pihak yang bermaksud mengacaukan
atau ingin mengeluarkan penghuni secara tidak sah.
5. Melaksanakan Pengamanan secara Intern yaitu mencegah timbulnya
pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh penghuni Masmil maupun oleh
personil atau petugas di Masmil.
6. Dalam tugas Pengamanan tersebut di bantu oleh petugas-petugas pengamanan
yaitu :
a. Petugas Jaga Masmil.
b. Petugas Planton
c. Petugas Pengawalan
c. Kaurrehab, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Merencanakan, menyusun, dan menyelenggarakan teknik pendidikan, latihan
dan pembinaan tata tertib, disiplin serta pembinaan mental Narapidana TNI.
34
2. Merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan bimbingan dan latihan bagi
Narapidana TNI.
3. Melaksanakan teknis pengklasifikasian dan perlakuan terhadap Narapidana
TNI.
4. Menyiapkan dan menyusun Pemberian Remisi, Bebas Bersyarat, Asimilasi
dan cuti kembali ke kesatuan menjelang bebas bagi Narapidana TNI.
5. Melaksanakan penelitian, Analisa dan Evaluasi terhadap penyelenggaraan
Pemasyarakatan Militer35
d. Kaurnismin / Kaurtaud, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. a. Membina administrasi teknis Pemasyarakatan Militer.
b. Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan pengumpulan dan
pemeliharaan data penyelenggaraan Pemasyarakatan Militer.
c. Merumuskan prosedur dan tata cara penerimaan, perijinan, mutasi,
penitipan dan pembebasan Narapidana Militer.
d. Menyiapkan dan menyusun laporan hasil pelaksanaan penyelenggaraan
Pemasyarakatan Militer.
2. Administrasi pengurusan Narapidana TNI.
a. Pembuatan buku-buku Register yang terdiri dari :
1. Register Narapidana (Penerimaan)
2. Register Klasifikasi
3. Register Tahanan
4. Register Titipan
5. Register Disiplin
6. Register Hukuman Pelanggaran Tatib Masmil
7. Register Pemindahan atau Mutasi
8. Register Pelarian
9. Register Pengasingan
10. Register Kematian
11. Register Kunjungan
12. Register Sakit
13. Register Penitipan Barang dan Uang.
b. Ketentuan Melaksanakan Pidana.
1. Mulai Melaksanakan Pidana
2. Pidana Penjara
3. Pidana Kurungan
4. Pidana Kurungan Pengganti Denda.
c. Perawatan Narapidana
1. Makan
a. Dukungan Dana (ULP)
b. Menu Makanan
c. Waktu Makan
2. Pakaian Seragam
3. Pelayanan Kesehatan
d. Menyiapkan administrasi pemberian remisi, bebas bersyarat, asimilasi dan
cuti kembali ke kesatuan menjelang bebas bagi Narapidana Militer.
e. Pembebasan Narapidana
f. File Narapidana
3. Administrasi Fungsi Organik
a. Menyelenggarakan administrasi secara umum
b. Pengurusan dan Perawatan Personil Pemasyarakatan Militer
c. Pengawasan dan Pengurusan Keuangan Pemasyarakatan Militer
d. Merencanakan Keperluan ATK untuk Pemasyarakatan Militer
e. Melaksanakan Surat Menyurat untuk kepentingan Pemasyarakatan Militer
f. Melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap Alsatri dan Alsintor
g. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan terhadap Kendaraan Dinas
maupun Instalasi Pemasyarakatan Militer.36
C. Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan Militer Dalam Proses Pembinaan
Narapidana Militer.
Peran Petugas Lembaga Pemasyarakatan militer yaitu dalam kegiatan
dibidang Administrasi teknis, Rehabilitasi dan Pengamanan yang dilakukan di
lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Militer, merupakan segala usaha, pekerjaan
36
dan kegiatan dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di lembaga
pemasyarakatan militer.37
A. Kegiatan Bidang Administrasi Teknis.
a. Perencanaan :
1. Menyiapkan alat tuis kantor dan perlengkapannya serta buku-buku
register yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan Narapidana Militer mulai masuk sampai dengan
bebas/selesai melaksanakan pidananya di Lembaga Pemasyarakatan
Militer; dan
2. Menyiapkan petugas-petugas dan protap-protap yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di bidang administrasi
fungsi teknis.
b. Pelaksanaan :
1. Administrasi Penerimaan Narapidana Miliputi:
a) Putusan/petikan putusan dan akta putusan yang Telah
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) yang asli dari Pengadilan yang
berwenang.
b) Surat Pengantar dari Kantor Oditur Militer (Kaotmil) yang
berwenang dengan dilampiri berita acara penyerahan terpidana
oleh Oditur Militer/Oditur Militer Tinggi yang bersangkutan
kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.
37
c) Surat Perintah dari Komandan Satuan (Ankum/Papera).
d) Surat Keterangan Sehat dari dokter rumah sakit TNI yang
berwenang yang menyatakan bahwa Terpidana dimaksud dapat
melaksanakan kegiatan pembinaan selama menjalani pidana di
Lembaga Pemasyarakatan Militer.
e) Blanko Penerimaan Narapidana Militer.
f) Berita Acara Penerimaan Narapidana Militer.
g) Berita Acara Penitipan Barang/Uang.
h) Surat Pernyataan Narapidana Militer.
i) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada
Ankum tentang Penerimaan Narapidana Militer.
2. Administrasi Pembebasan Narapidana Militer meliputi :
a) Surat dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer Kepada
Ankum tentang laporan hasil penilaian Narapidana Militer.
b) Daftar Nilai Narapidana Militer.
c) Surat Keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer
tentang selesai melaksanakan pidana.
d) Surat Perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer untuk
Narapidana Militer telah selesai melaksanakan pidana.
e) Berita Acara Pembebasan Narapidana Militer.
f) Surat Izin Jalan Narapidana Militer dari Kepala Lembaga
g) Surat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer kepada Ankum
tentang pembebasan Narapidana Militer.
h) Surat Laporan Pembebasan ke Kepala Pusat Pemasyarakatan
Militer TNI.38
3. Pencatatan dalam Buku Register, guna pendataan keluar dan
masuknya Narapidana Militer dan kegiatan yang berhubungan dengan
Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai
melaksanakan pidananya, dilaksanakan pencatatan pada buku register
yang meliputi buku register Induk Narapidana Militer, Klasifikasi,
Tahanan Titipan, Disiplin, Hukuman Pelanggaran Tata Tertib
Lembaga Pemasyarakatan Militer, Pemindahan, Pelarian,
Pengasingan, Kematian, Kunjungan, Sakit, Penitipan Barang/Uang,
dan Ekspirasi.
4. Administrasi Perawatan Narapidana Militer meliputi :
a. Makan Narapidana Militer.
b. Pakaian Seragam Narapidana Militer.
c. Pelayananan kesehatan Narapidana Militer.
d. Narapidana Militer meninggal.
e. Alat perlengkapan.
c. Pengakhiran :
Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan Narapidana Militer dari mulai masuk sampai dengan bebas/selesai
38
melaksanakan pidananya dan kegiatan di bidang administrasi fungsi
teknis.
B. Kegiatan Bidang Rehabilitasi.
a. Perencanaan :
1. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan pola pembinaan terhadap Narapidanan Militer;
2. Menyiapkan bahan pengajaran/pelatihan sesuai materi yang diperlukan
meliputi mental kepribadian, pembinaan jasmani dan
intelektual/akademis serta keterampilan;
3. Mempersiapkan petugas/penceramah/pengajar/pelatih yang menguasai
materi, cara memberi instruksi dan metode dalam memberikan
pengajaran/pelatihan sesuai bidang materi yang telah ditentukan dan
dijadwalkan dalam pola pembinaan terhadap Narapidana Militer, dan
4. Koordinasi dengan instansi lain yang terkait dengan kegiatan
pembinaan.39
b. Pelaksanaan.
1) Pembinaan Mental Kepribadian Meliputi :
a. Pembinaan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Pembinaan Tradisi Kejuangan;
c. Pembinaan Matra Angkatan;
d. Pembinaan Mental Ideologi; dan
e. Pembinaan Kesadaran Hukum, sikap dan perilaku Prajurit TNI.
2) Pembinaan Jasmani meliputi :
a. Olah raga Militer;dan
b. Olah raga Umum.
3) Pembinaan Intelektual/Akademis dan Keterampilan meliputi :
a. Pengetahuan Militer;
b. Pengetahuan Umum;dan
c. Keterampilan.
c. Pengakhiran
Pembuatan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan di bidang rehabilitasi
terhadap Narapidana Militer sesuai pola pembinaan meliputi mental
kepribadian, pembinaan jasmani dan intelektual/akademis serta
keterampilan.40
C. Bidang Pengamanan
a. Umum
2. Pengamanan yang dilakukan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan
Militer meliputi pengamanan terhadap personel Lembaga
Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer, materiil dan berita serta
kegiatan.
3. Sejalan dengan kegiatan pengamanan tersebut, maka titik berat
pengamanan di tujukan kepada Narapidana Militer di Lembaga
Pemasyarakatan Militer yang meliputi 2 sasaran.
40
a. Ekstern yaitu mencegah kemungkinan timbulnya bahaya atau
serangan dari pihak-pihak yang bermaksud mengacaukan atau
ingin mengeluarkan para Narapidana Militer secara tidak sah
dari Lembaga Pemasyarakatan Militer.
b. Intern yaitu mencegah timbulnya pelanggaran tata tertib baik
yang dilakukan Narapidana Militer maupun oleh personel
Lembaga Pemasyarakatan Militer.
4. Untuk menghadapi kemungkinan timbulnya kejadian sebagaimana
tersebut diatas, maka diperlukan adanya petugas-petugas pengamanan.
a. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer
b. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer
c. Petugas Pengawalan
b. Petugas Jaga Lembaga Pemasyarakatan Militer
1. Perencanaan
a. Membuat surat perintah petugas jaga
b. Membuat jadual jaga
c. Menyiapkan alat perlengkapan yang digunakan
2. Pelaksanaan
a. Ketentuan yang berlaku
1. Petugas jaga dipimpin oleh seorang Pawas berpangkat Pama
dibantu oleh Bintara, Tamtama, dan PNS yang dilakukan
secara bergiliran.
3. Petugas jaga melaksanakan kegiatannya berdasarkan Peraturan
Urusan dalam serta perintah-perintah Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Militer.
4. Petugas jaga harus senantiasa berpakaian lengkap dan
dilengkapi dengan perlengkapan pengamanan serta
menggunakan tanda-tanda pengenal khusus.
5. Pergantian petugas jaga dilakukan setiap jam 08.00 waktu
setempat atau dalam keadaan tertentu atas perintah Kepala
Lembaga Pemasyarakatan Militer.
b. Tugas dan Kewajiban41
1. Petugas jaga bertugas menegakkan tata tertib, disiplin dan
Peraturan urusan dalam agar ditaati seluruh personel Lembaga
Pemasyarakatan Militer, Narapidana Militer maupun para
tamu.
2. Mengawasi pelaksanaan pengamanan kegiatan di lingkungan
Lembaga Pemasyarakatan Militer.
3. Menerima dan menyelesaikan semua laporan dari Petugas
Planton.
4. Menyusun dan menyelesaikan serta melaksanakan
pengamanan darurat bila keadaan memaksa.
5. Mengawasi pelaksanaan kunjungan tamu para Narapidana
Militer dan Tamu Dinas lainnya.
41
6. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pos-pos
Planton, barak/kamar atau sel-sel Narapidana Militer.
7. Mengambil apel pagi, siang dan malam ataupun apel luar biasa
dari Narapidana Militer.
3. Pengakhiran
a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer
b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga
Pemasyarakatan Militer.
c. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer
1. Perencanaan
a. Membuat surat perintah Petugas Planton Lembaga
Pemasyarakatan Militer.
b. Membuat jadual jaga planton.
c. Menyiapkan alat perlengkapan yang di gunakan
2. Pelaksanaan42
a. Ketentuan yang berlaku
1. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer disediakan
oleh Dan Garnisun/Dan Sat TNI setempat atas permintaan
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.
42
2. Tugas Planton dilaksanakan oleh pasukan bersenjata di Bawah
Kendali Operasi (BKO) Kepala Lembaga Pemasyarakatan
Militer.
3. Tugas Planton dilaksanakan selama 1 x 24 jam, dan
penggantiannya dilkukan pada setiap pukul 17.00 waktu
setempat.
4. Pada saat melaksanakan tugas, petugas Planton harus
berpakaian lapangan lengkap dan bersenjata serta memakai
tanda pengenal khusus.
5. Petugas Planton Lembaga Pemasyarakatan Militer yang
ditempatkan pada pos planton dilakukan secara bergiliran dan
diganti setiap 1 (satu) jam sekali pada malam hari, dan 2 (dua)
jam sekali pada siang hari.
b. Tugas dan Kewajiban
1. Menempati pos-pos planton yang sudah ditentukan.
2. Menjaga dan mengawasi terhadap kemungkinan adanya
serangan atau gangguan dari luar.
3. Ikut serta mengawasi langsung mengenai pelaksanaan kegiatan
Narapidana Militer dalam hal-hal khusus atas perintah Kepala
Lembaga Pemasyarakatan Militer.43
3. Pengakhiran
a. Membuat laporan mengenai hasil pelaksanaan tugas kepada
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.
b. Mengembalikan semua alat perlengkapan inventaris Lembaga
Pemasyarakatan Militer.
B. Petugas Pengawalan Lembaga Pemasyarakatan Militer
1. Perencanaan
a. Membuat surat perintah petugas pengawalan
b. Membuat jadual laga pengawalan.
c. Menyiapkan alat perlengkapan dan kendaraan yang digunakan untuk
pengawalan Narapidana Militer.
2. Pelaksanaan
a. Ketentuan yang berlaku
(1) Petugas pengawalan terdiri dari anggota Kawal Urpam Lembaga
Pemasyarakatan Militer.
(2) Selain itu, dapat juga dilakukan oleh personel militer lainnya atas
perintah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Militer.
b. Tugas dan Kewajiban
(1) Apabila petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer
tiba di tempat tujuan, maka segera melaporkan maksud
kedatangannya membawa Narapidana Militer tersebut kepada
pimpinan kesatuan/dinas yang dituju atau agar memberitahukan
(2) Petugas pengawalan yang membawa Narapidana Militer wajib
dilengkapi dengan surat perintah Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Militer dan dicap serta ditanda tangani oleh
Pejabat/Instansi yang dituju.
(3) Ketentuan yang harus diperhatikan dan diterapkan selama
melaksanakan kegiatan pengawalan.44
D. Pengaturan Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga
Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan.
Ada 11 prosedur tetap (Protap) yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembinaan Narapidana TNI di Pemasyarakatan Militer (Masmil) Medan. Diantaranya
adalah : Protap Menghadapi Bahaya Kebakaran, Menghadapi Bencana Alam,
Menghadapi Huru-Hara, Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI,
Penerimaan Narapidana TNI, Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan
Diri, Pengamanan Narapidana TNI, Tradisi Pembebasan Narapidana TNI,
Pengawalan Narapidana TNI, Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau
Meninggal Dunia, dan Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu.45
Prosedur dan Tata Tertib pembinaan Narapidana TNI dibuat agar ada
keseragaman sebagai pedoman guna mendukung kelancaran tugas Masmil Medan
dalam melaksanakan usaha, pekerjaan, dan kegiatan pengamanan, rehabilitasi, dan
teknis administrasi dalam rangka pembinaan Narapidana TNI di Masmil Medan.
44
Ibid, hal. 16 45
Selain itu,sebagai acuan dalam membentuk pribadi Narapidana TNI agar memiliki
sifat dan sikap yang berwawasan, bertanggung jawab dan sesuai dengan
norma-norma keprajuritan, menumbuhkan motivasi, inovasi, dedikasi sekaligus untuk
menghadapi tugas selanjutnya apabila Narapidana TNI tersebut telah dibebaskan dari
Masmil.
1. Menghadapi Bahaya Kebakaran
Langkah menghadapi kebakaran di Masmil Medan, maka langkah-langkah
yang dilakukan adalah :46
a. Membunyikan lonceng tanda bahaya selama 2 (dua) menit;
b. Menyiapkan dan menyiagakan petugas Masmil dan petugas Staltahmil
Pomdam I Bukit Barisan yang berkantor satu atap dengan Masmnil Medan;
c. Membuka pintu-pintu kamar/sel dan mengungsikan Narapidana TNI ke
tempat yang aman;
d. Mematikan handel listrik dan menghubungi pihak PLN;
e. Mengerahkan tenaga untuk memadamkan api dengan bantuan sarana dan
prasarana yang disiapkan serta meminta bantuan kepada Dinas Kebakaran
Pemko Medan;
f. Menyelamatkan alat peralatan yang vital milik Masmil dan
dokumen-dokumen penting;
g. Melaporkan dan memberitahukan kejadian tersebut kepada instansi TNI
terdekat dan melaporkannya secara tertulis kepada Kababinkum TNI.
46
Menghadapi bahaya kebakaran merupakan bagian dari penyelenggaraan
pembinaan di Masmil Medan yang bertujuan untuk melaksanakan tugas apabila
sewaktu-waktu terjadi kebakaran di Masmil. Petugas yang mengetahui adanya
kebakaran harus menyelamatkan jiwa para Narapidana TNI dan menyelamatkan
alat-alat peralat-alatan Vital.
2. Menghadapi Bencana Alam
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana alam di
Masmil Medan sama dengan langkah-langkah dalam menghadapi bahaya kebakaran
sebagaimana disebut di atas. Menghadapi bencana alam adalah bagian dari
penyelenggaraan pembinaan Masmil yang merupakan suatu usaha, pekerjaan,
kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila
terjadi bencana alam berupa gempa, tanah longsor, banjir, dan lain-lain.47
3. Menghadapi Huru-Hara
Huru-hara dibagi 2 (dua) yakni bersumber dari dalam dan dari luar Masmil.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengahadapaoi huru-hara yang bersumber
dari dari dalam Masmil adalah:48
a. Petugas jasa menyiapkan seluruh petugas Masmil dan memerintahkan petugas
Planton untuk mengisolasi tempat kejadian misalnya menutup pintu-pintu
yang digunakan untuk jalan keluar masuk dengan maksud untuk mencegah
terjadinya pelarian Narapidan TNI;
47
Lampiran II prosedur Tetap Nomor : PROTAP / 02 / VII / 2010 tentang Menghadapi Bencana Alam di Masmil Medan, hal. 3-4
48
b. Melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil agar dapat mengambil alih
komando;
c. Kamasmil mengatur dan membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya
untuk mengatasi kejadian tersebut;
d. Mengasingkan dan memisahkan Narapidana TNI yang tidak terlibat
melakukan huru-hara;
e. Mengamankan dan mengungsikan diri pelapor apabila yang melaporkan
peristiwa tersebut dari Narapidana TNI;
f. Memerintahkan kepada Narapidana TNI yang melakukan huru-hara untuk
menghentikan perbuatannya dengan cara Persuasif (mengingatkan melalui
kata-kata bahwa perbuatannya itu salah) dan Refresif (didahului dengan
memberikan tembakan peringatan dan diarahkan ke tempat yang aman);
g. Mengamankan dan memisahkan Narapidana TNI yang bertindak selaku
pimpinan huru-hara dari kelompoknya, serta mengadakan pemeriksaan untuk
mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut sebagai dasar untuk
menentukan langkah atau tindakan selanjutnya; dan
h. Memberitahukan kejadian tersebut kepada kesatuan TNI terdekat dengan
maksud untuk mendapatkan bantuan tenaga pengamanan apabila kejadian itu
tidak bisa diatasi oleh petugas Masmil.
Apabila huru-hara tersebut datangnya dari luar Masmil, langkah-langkah yang
ditempuh dalam menghadapi huru-hara yang bersumber dari dalam Masmil adalah:49
49
a. Pa Jaga menyiapkan seluruh petugas Masmil serta memerintahkan petugas
Planton bersiaga penuh untuk menghadapi segala kemungkinan;
b. Melaporkan kepada Kamasmil atau Pa yang tertua mengenai kejadian
tersebut;
c. Atas laporan tersebut, Kamasmil segera mengambil alih komando dan
mengatur serta membagi tugas lebih lanjut terhadap anggotanya untuk
melakukan :
1) Tindakan ke dalam yakni menyiapkan petugas untuk mengamankan dan
memerintahkan seluruh Narapidana TNI yang berada di luar barak agar
masuk ke dalam barak masing-masing lalu menguncinya.
2) Tindakan ke luar yakni :
a) Menyiapkan seluruh petugas Masmil dan petugas Planton untuk
mengamankan pelaku hara kemudian membujuk pelaku
huru-hara untuk menghentikan perbuatannya;
b) Apabila upaya bujukan tidak berhasil, Kamasmil melakukan unjuk
kekuatan dengan menggunakan alat dan senjata lengkap;
c) Apabila tetap tidak berhasil maka Kamasmil memerintahkan
petugas menggunakan kekuatan bersenjata;
d) Apabila kekuatan petugas Masmil dan Planton tidak sanggup juga
mengatasi huru-hara maka Kamasmil meminta bantuan satuan TNI
terdekat yang memiliki kewenangan wilayah untuk mengatasinya.
Menghadapi huru-hara adalah bagian dari penyelenggaraan pemasyarakatan
Masmil Medan terhadap Narapidana TNI apabila di Masmil Medan terjadi huru-hara.
Prosedur tetap dibuat bertujuan untuk sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan
dalam rangka melaksanakan tugas jika terjadi huru-hara baik dari dalam maupun dari
luar Masmil itu sendiri.
4. Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI
Para Narapidana Tni diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni klasifikasi
A, klasifikasi B, dan klasifikasi C.50
a. Klasifikasi A yaitu :
(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana di atas 2 (dua) tahun 1 (satu) hari
atau lebih tanpa pidana tambahan pemecatan;
(2) Narapidana yang berklasifikasi B yang melanggar tata tertib, tidak loyal
terhadap petugas Masmil.
b. Klasifikasi B yakni :
(1) Narapidana TNI yang dijatuhi pidana 1 (satu) tahun 1 (satu) hari s/d 2
(dua) tahun tanpa pidana tambahan pemecatan;
(2) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi A yang selama 6 (enam) bulan
berturut-turut berkelakuan baik serta berdisiplin dalam melaksanakan
pidananya dapat diberikan keringanan untuk diturunkan ke klasifikasi B;
(3) Narapidana TNI yang termasuk klasifikasi C karena kelakuan maupun
perbuatannya tidak disiplin, tidak taat terhadap peraturan yang berlaku
dapat dinaikkan ke klasifikasi B.
50
c. Klasifikasi C yakni :
(1) Narapidana TNI yang dijatuhi hukuman 1 (satu) hari s/d 1 (satu) tahun
tanpa pidana tambahan pemecatan;
(2) Narapidana TNI dari klasifikasi B selama 6 (enam) bulan berturut-berturut
berdisiplin serta berkelakuan baik, dapat diturunkan ke klasifikasi C;
(3) Anggota TNI yang dijatuhi hukuman disiplin, dimana pelaksanaan
hukumannya oleh Ankum dititipkan di Masmil Medan.
Keterlibatan Ankum dalam SPPM berkaitan erat dengan asas yang mendasari
kehidupan dalam militer. Misalnya asas komando, komando berasal dari dari seorang
komandan yang menempati kedudukan penting dalam militer. Komandan diberi
wewenang penyerahan perkara dalam SPPM. Ankum adalah atasan langsung yang
mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan berwenang melakukan penyidikan
berdasarkan undnag-undang.51
Penempatan Narapidana TNI di ruang sel disesuaikan menurut golongannya
yaitu : Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama untuk Bati penempatannya dimasukkan
ke dalam golongan perwira. Narapidana TNI pria dan wanita harus dipisahkan. Untuk
Narapidana TNI residivis penempatannya dilaksanakan di ruang khusus. Terhadap
Narapidana TNI yang sedang menjalani masa observasi dan tahanan titipan pada
prinsipnya harus selalu berada di dalam kamar/selnya, namun sewaktu-waktu harus
51
dikeluarkan untuk diberi kesempatan berjemur di pagi hari, senam pagi, dan olah
raga.
Pengawasan terhadap Narapidana TNI dilakukan bukan sekedar untuk
mencapai suasana aman dan tertib saja, tetapi memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu
berupa bimbingan yang bersifat mendididk agar Narapidana TNI berkelakuan baik.
Kegiatan pengawasan dilakukan melalui 3 (tiga) tingkatan meliputi tingkat I,II,dan
III. Pada tingkat I pengawasan dilakukan terhadap Narapidana TNI yang dikenakan
klasifikasi A dengan ketentuan:52
a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 06.00 WIB dan ditutup jam 14.00 WIB;
b. Penjagaan, pengamanan, dan pengawasannya dilakukan secara ketat;
c. Tidak dibenarkan dipekerjakan, baik di dalam maupun di luar Masmil Medan,
dan dilakukan pengawasan secara langsung sewaktu menerima kunjungan
keluarga/tamu.
Sistim pengawasan tingkat II dilakukan terhadap Narapidana TNI yang
dikenakan klasifikasi B dengan ketentuan:53
a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB;
b. Hanya boleh dipekerjakan di dalam Masmil Medan;
c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan pengawasan langsung oleh
petugas;
d. Diadakan pengawasan secara terus-menerus secara langsung selama di dalam
Masmil Medan;
52
Lampiran IV Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 04 / VII / 2010 tentang Klasifikasi, Penempatan, dan Pengawasan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.5
53
e. Jika keluar dari Masmil Medan, harus dilakukan pengawalan ketat.
Sistem pengawasan tingkat III dilakukan terhadap Narapidana TNI yang
dikenakan klasifikasi C dengan ketentuan:54
a. Pintu kamar/selnya dibuka jam 05.00 WIB dan ditutup jam 21.00 WIB;
b. Selama di Masmil Medan,pengawasan dilakukan secara terus-menerus;
c. Dapat menerima kunjungan keluarga/tamu dengan diawasi petugas;
d. Dapat dipekerjakan di luar Masmil Medan dengan pengawasan dan
pengawalan;
e. Tenaganya dapat digunakan untuk membantu petugas di dalam Masmil
Medan;
f. Jika keluar dari Masmil Medan harus dengan pengawalan petugas.
Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI merupakan suatu
usaha, pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan terhadap Narapidana
TNI yang akan melaksanakan pidananya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT). Tujuan dibuatnya prosedur tetap tentang
Klasifikasi, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI ini adalah sebagai
pedoman bagi petugas Masmil Medan agar tercipta keseragaman pelaksanaan
pengklasifikasian, penempatan, dan pengawasan Narapidana TNI.
5. Penerimaan Narapidana TNI
Penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan dilaksanakan pada jam kerja
(pukul 07.00 WIB s/d 15.00 WIB). Petugas jaga menerima Narapidana TNI dari
petugas Otmil, mengecek surat penyerahan dari Koatmil, mencatat dalam buku jurnal,
54
memeriksa barang bawaan secars umum dan menyerahkan data Narapidana ke
Kaurnismin.
Kaurnismin melaksanakan tugasnya menerima penyerahan dari Koatmil,
mengecek kelengkapan administrasi meliputi:55
a. Surat penyerahan dari Koatmil;
b. Putusan atau Petikan Putusan;
c. Akte BHT;
d. Berita Acara Penyerahan yang disiapkan Otmil;
e. Apabila BAP dari Otmil tidak ada, maka Urnismin membuat berita acara
penerimaannya;
f. Surat Perintah dari kesatuan;
g. Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan
dokter;
h. Membuat register Narapidana TNI.
Setelah Kaurnismin menyatakan bahwa administrasi sudah lengkap, maka
melaporkannya ke Kamasmil Medan dengan membawa Berita Acara Penyerahan
untuk ditandatangani Kamasmil Medan. Apabila Kamasmil Medan tidak berada di
tempat maka dapat dilaporkan melalui telepon. Kemudian Berita Acara Penyerahan
tersebut diserahkan kepada Kaurpam bersamaan dengan barang-barang bawaan.
55
Kaurpam dalam melaksanakan tugasnya melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:56
a. Menerima Narapidana TNI dari Urnismin;
b. Memeriksa barang bawaan dan barang-barang yang tidak berhubungan atau
tidak perlu selama pelaksanaan pidana agar dititipkan dan dilengkapi dengan
surat penitipan. Khusus penitipan uang, harus dilengkapi kwitansi dan
kwitansi tersebut dipegang oleh Narapidana TNI yang bersangkutan;
c. Mengecek kondisi fisik secara umum dan melaporkan ke Kaurrehab;
d. Semua kegiatan pelaksanaan tugas Kaurpam dilaporkan kepada Kamasmil
Medan.
Kaurrehab dalam melaksanakan tugasnya menerima Narapidana TNI dari
Kaurpam dan menyiapkan tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan.
Kamasmil dalam melaksanakan tugasnya menandatangani Berita Acara Penyerahan
atau Penerimaan dan memberikan pengarahan kepada Narapidana TNI sebelum
mengikuti tradisi penerimaan Narapidana TNI di Masmil Medan.
Petugas Jaga yang menerima Narapidana TNI di luar jam kerja, melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :57
a. Menerima Narapidana TNI dari petugas Otmil;
b. Memeriksa kelengkapan administrasi yang terdiri dari:
1) Surat Penyerahan dari Koatmil;
2) Putusan atau Petikan Putusan;
56
Ibid, hal.4 57
3) Akte BHT;
4) Berita Acara Penyerahan;
5) Surat Perintah dari Satuan;
6) Apabila sakit atau pernah menderita sakit tertentu harus ada keterangan
dari dokter;
c. Memeriksa barang bawaan secara umum;
d. Mencatat dalam buku jurnal harian;
e. Melaporkan kepada Kamasmil Medan langsung atau secara hirarki melalui
kaur, baik menghadap maupun melalui telepon;
f. Menandatangani berita acara;
g. Memasukkan Narapidana TNI ke ruang observasi;
h. Menerima ULP untuk satu hari;
i. Menyiapkan makanan selama di ruang observasi;
j. Menyerahkan ke Kaurnismin setelah jam kerja.
Penerimaan Narapidana TNI di luar rayonisasi Masmil Medan terlebih dahulu
dilakukan koordinasi antara Otmil dengan Kapusmasmil. Pada saat penerimaannya,
Kamasmil Medan wajib melaporkan secara lisan atau tertulis kepada Kapusmasmil.
Selain membina Narapidana TNI yang berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
BHT dan tidak dipecat dari dinas TNI, Masmil Medan juga menerima Titipan
Sementara (Tara) yang dikirim oleh Oditur Militer sambil menunggu proses sidang
selesai ataupun menunggu proses hukumnya agar BHT. Penerimaan terhadap tahanan
demikian berlaku ketentuan-ketentuan khusus bahwa harus ada Surat Penyerahan dari
dari pengadilan yang telah BHT maka segera dimintakan kepada Oditur Militer
mengenai petikan putusan tersebut, dan dimintakan segera kepada Oditur Militer
mengenai penetapan penahanan.
6. Tindakan Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri
Maksud dan tujuan dibuatnya Prosedur Tetap (Protap) tentang Tindakan
Terhadap Narapidana TNI yang Melarikan Diri ini disusun agar terbentuk
keseragaman pemahaman bagai pembina dan sebagai pedoman bagi Petugas Masmil
Medan dalam rangka melaksanakan tugas dalam menangani tindakan Narapidana
TNI yang melarikan diri dari Masmil Medan. Untuk menghadapi tindakan
Narapidana TNI yang melarikan diri dari Masmil Medan, Kamasmil Medan
melakukan tindakan dan langkah-langkah sebagai berikut:58
a. Melakukan tindakan pencegahan;
b. Memerintahkan Kaurpam beserta staf pam untuk melakukan pencarian dan
penangkapan;
c. Melakukan koordinasi dengan Ankum dan pihak keluarga dari Narapidana
TNI yang bersangkutan untuk mendapatkan keterangannya sebagai upaya
untuk melakukan penangkapan;
d. Menyiapkan dan menyerahkan Data Pencarian Orang (DPO) kepada satuan
POM TNI dan menyebarluaskan DPO tersebut ke satuan-satuan TNI yang
berkemungkinan wilayahnya menjadi tempat persembunyian Narapidana TNI
yang melarikan diri tersebut;
58
e. Melaporkan kejadian larinya Narapidana TNI dari Masmil Medan ke
Kapusmasmil dalam bentuk laporan khusus;
f. Apabila Narapidana TNI yang melarikan diri tersebut dapat ditangkap
kembali ataupun menyerahkan diri harus dibuat laporan khusus mengenai
penangkapan atau penyerahan dirinya dilengkapi dengan data identitasnya;
g. Secara periodik atau berkala Kamasmil mengecek hasil penyerahan DPO
tersebut kepada satuan-satuan TNI yang menerima DPO;
h. Melakukan pencarian dan pengejaran terhadap Narapidana TNI yang
melarikan diri dan mengadakan isolasi guna memperkecil atau mempersempit
ruang geraknya;
i. Melakukan pengecekan ulang terhadap barang dan Narapidana TNI lainnya
yang masih berada di dalam Masmil Medan.
Tindakan Narapidana TNI yang melarikan diri saat pengawalan oleh petugas,
maka petugas segera memerintahkan agar Narapidana TNI yang melarikan diri
tersebut berhenti, apabila peringatan tersebut tidak diindahkannya, maka petugas
dapat memberikan tembakan peringatan ke udara sebanyak 3 (tiga) kali. Peringatan
melalui tembakan tersebut tidak juga diindahkan, maka petugas dapat menembak
Narapidana TNI yang melarikan diri pada bagian tubuh yang tidak mematikan,
misalnya pada bagian kaki atau tangan. Narapidana TNI yang ditembak karena
rumah sakit untuk dirawat dan semua kejadian tersebut harus dilaporkan kepada
Kamasmil Medan.59
7. Pengamanan Narapidana TNI
Tugas pengamanan ini dilakukan oleh Kaurpam di bawah koordinasi
Kamasmil Medan sebagai berikut: 60
a. Petugas Perwira jaga dijabat oleh seorang Bintara dibantu oleh Tamtama, dan
PNS dengan ketentuan:
(1) Jaga Masmil Medan dilakukan dalam 1 x 24 jam;
(2) Melaksanakan kegiatan berdasarkan Peraturan Urusan Dalam dan
Perintah Kamasmil Medan;
(3) Berpakaian dinas lengkap dengan senjata laras pendek (Pistol) dan
sangkur serta serta menggunakan tanda-tanda khusus (ban jaga);
(4) Pergantian petugas jaga Masmil Medan dilakukan pada jam kerja setiap
pukul 08.00 WIB;
(5) Melaksanakan pengamanan, pengawasan,dan pengendalian terhadap
kegiatan Narapidana TNI di Masmil Medan;
(6) Melaksanakan patrol di lingkungan Masmil Medan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Petugas Planton melaksanakan tugasnya wilayah sektor pengawasan dengan
ketentuan sebagai berikut:
59
Ibid, hal. 4-5 60
1) Melaksanakan tugas Planton selama 1 x 24 jam dan pergantian tugas
dilaksanakan setiap jam 17.00 WIB di hadapan Kamasmil Medan atau
pejabat yang ditunjuk;
2) Menempati Pos jaga secara bergantian setiap 1 (satu) jam pada malam hari
dan 2 (dua) jam pada siang hari;
3) Berpakaian Dinas (PDL Loreng) dilengkapi senjata laras panjang dan
menggunakan tanda pengenal khusus;
4) Menjaga dan mengawasi setiap kemungkinan ancaman yang datang dari
luar maupun dari dalam Masmil Medan;
5) Membuat laporan harian kepada Kamasmil Medan.
c. Petugas Pengawalan melaksanakan tugas untuk kegiatan seperti ijin berobat,
menghadiri persidangan, menghadiri keluarga sakit atau meninggal dunia atau
menjadi wali pernikahan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pengawalan dilaksanakan oleh anggota Urusan Pengamanan (Urpam)
Masmil Medan;
2) Bantuan pengamanan dari personil militer satuan lain / provost satuan
dengan persetujuan Kamasmil Medan;
3) Melaksanakan tugas dilengkapi dengan surat perintah dari Kamasmil
Medan dan menggunakan senjata;
4) Pengamanan Narapidana TNI di tempat tujuan tetap menjadi tanggung
5) Petugas pengawalan Narapidana TNI setelah sampai di tempat tujuan
segera melaporkan kepada Komandan satuan militer setempat atau
Garnisum dan kepada Kamasmil Medan;
6) Setelah selesai melaksanakan tugas pengawalan membuat laporan kepada
Kamasmil Medan.
Maksud dan tujuan dibuat Prosedur Tetap tentang Pengamanan Narapidana
TNI ini untuk menciptakan keseragaman bagi Pembina dalam melaksanakan tugasnya
dan sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan khususnya Kaurpam dalam
menghadapi kemungkinan timbulnya kejadian yang tidak diinginkan maka diperlukan
tindakan dan langkah-langkah pengamanan di Masmil Medan sebagaimana telah
disebutkan di atas.
8. Tradisi Pembebasan Narapidana TNI
Tradisi pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan di selenggarakan
karena Narapidana TNI yang bersangkutan telah dinyatakan bebas atau telah selesai
menjalani pidananya. Waktunya disesuaikan dengan kondisi tertentu yang
dilaksanakan di Lapangan Apel Masmil Medan. Materinya yang penting adalah
melakukan penghormatan kepada Bendera Merah Putih oleh Narapidana TNI dan
dipimpin oleh Narapidana TNI yang paling senior. Setelah selesai penghormatan
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri, Penyiraman bunga, dan
pembacaan doa. Pihak yang turut serta dalam acara tradisi pembebasan Narapidana
TNI tersebut yakni : Kamasmil Medan, Kaurrehab, Kaurpam, dan Narapidana yang
akan selesai melaksanakan pidananya. Maksud dan tujuan Prosedur Tetap tentang
keseragaman dalam pelaksanaan tugas tradisi pembebasan Narapidana TNI dan
sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan kegiatan
tradisi pembebasan Narapidana TNI di Masmil Medan karena telah selesai menjalani
masa pidananya.61
9. Pengawalan Narapidana TNI
Kepentingan pengamanan agar Narapidana TNI tidak melarikan diri ketika
diberikan ijin untuk berobat atau mengunjungi keluarga yang sakit keras atau
meninggal dunia atau menjadi wali pernikahan atau menjadi saksi atau terdakwa di
persidangan atau melaksanakan perpindahan dari Masmil Medan ke Masmil yang lain
karena pemecatan oleh kesatuannya secara administrasi diperlukan pengawalan.
Tugas pengawalan ini dilaksanakan oleh Kaurpam sama halnya dengan pelaksanaan
tugas pengamanan (telah dijelaskan di atas) juga dilaksanakan oleh Kaurpam.
Kaurpam sebelumnya melaksanakan pengawalan terhadap Narapidana TNI
sebagaimana karena alasan-alasan yang disebutkan di atas, maka terlebih dahulu
melaporkannya kepada Kamasmil Medan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.
Kaurpam membentuk tim yang akan melaksanakan pengawalan baik dengan berjalan
kaki, menggunakan kendaraan darat, kendaraan dinas, mobil terbuka, kendaraan
angkutan umum, kapal laut, dan pesawat terbang. Ketentuan pengawalan dalam hal
dilakukan secara berjalan kaki, para Narapidana TNI berbaris dengan ketentuan :
61
Dilarang dengan sesama Narapidana TNI, Dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengganggu ketertiban dalam perjalanan, Dilarang merokok, dan Berpakaian rapi
dan sopan.62
Narapidana TNI yang wanita dan laki-laki harus dipisahkan, demi
pertimbangan keamanan, maka seluruh Narapidana TNI dalam perjalanan harus
diborgol petugas. Sebelum dilaksanakan perjalanan terlebih dahulu dilakukan
Penggeledahan terhadap Narapidana TNI. Hal yang penting diperhatikan dalam
perjalanan adalah seorang petugas harus berjalan dan berada di depan dan diikuti para
Narapidana TNI dari belakang sedangkan petugas lainnya menempati pada posisi kiri
dan kanan serta belakang Narapidana TNI yang berjalan
Ketentuan pengawalan dalam hal dilakukan dengan menggunakan kendaraan
darat. Apabila kendaraan tersebut adalah kendaraan khusus Narapidana TNI maka:63
a. Para Narapidana TNI dengan perlengkapan barang-barang yang dibawa
dinaikkan satu persatu ke dalam kendaraan yang telah disediakan;
b. Para Narapidana TNI di dalam kendaraan duduknya harus berhadap-hadapan
dan pintu kendaraan harus ditutup dan dikunci dari luar;
c. Dua orang pengawal duduk di dekat pintu belakang bagian luar saling
berhadapan;
d. Selama dalam perjalanan Narapidana TNI harus diborgol tangannya;
e. Jika perjalanannya cukup jauh, para Narapidana TNI diberikan kesempatan
makan, minum, dan buang air dengan tetap menjaga kewaspadaan.
62
Lampiran IX Prosedur Tetap Nomor: PROTAP / 09 / VII / 2010 tentang Pengawalan Narapidana TNI di Masmil Medan, hal.3
63
Pengawalan yang dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan dinas jeep
atau bus, para Narapidana diupayakan duduk di dalam satu kelompok dan didampingi
oleh pengawal yang duduk di sebelah kiri atau kanan Narapidana TNI dan tangan
para Narapidana TNI tersebut tetap diborgol demi pertimbangan keamanan.
Sementara jika pengawalan dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum atau
kereta api, maka: Para Narapidana TNI diusahakan duduk dalam satu kelompok dan
didampingi yang duduk di sebelah kiri dan kanan Narapidana TNI tersebut, Kedua
tangan para Narapidana TNI tersebut harus diborgol, dan Para Narapidana TNI harus
tetap berada di tempat duduk masing-masing apabila berada di tempat-tempat
pemberhentian.64
Pengawalan yang dilakukan terhadap Narapidana TNI dengan menggunakan
kapal laut dengan ketentuan bahwa:65
a. Penempatan para Narapidana TNI beserta pengawalnya terpisah dengan
penumpang lainnya termasuk penggunaan kamar mandi dan ruang makan;
b. Sebelum Narapidana TNI naik ke kapal laut, Pengawal menghadap dan
menemui Nakhoda kapal untuk memberitahukan bahwa Narapidana TNI
akan dinaikkan ke kapal;
c. Barang-barang yang tidak digunakan selama pelayaran disimpan oleh
Pengawal;
d. Selama dalam pelayaran waktu istirahat Pengawal diatur secara bergiliran;
64
Ibid, hal. 4-5 65
e. Selama dalam perjalanan, kedua tangan Narapidana TNI harus diborgol
demi pertimbangan keamanan.
Pengawalan terhadap Narapidana TNI dengan menggunakan pesawat terbang,
pada saat memasuki/naik ke pesawat terbang tersebut, diusahakan Narapidana TNI
lebih awal daripada penumpang lainnya setelah tiba di bandara tujuan Narapidana
TNI diturunkan belakangan. Tempat duduk Narapidana TNI ketika berada di dalam
pesawat terbang berada di bagian belakang di dekat kamar kecil dan didampingi
Pengawal. Selama dalam penerbangan demi pertimbangan pengamanan maka
Narapidana TNI tersebut harus diborgol. Semua kegiatan pengawalan Narapidana
TNI apabila telah selesai dilaksanakan harus dilaporkan kepada Kamasmil Medan.
10. Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau Meninggal Dunia.
Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit pada waktu
jam dinas dilakukan:66
a. Kaurrehab setelah menerima laporan dari Bin Blok tentang adanya
Narapidana TNI yang sakit, melaporkan kepada Kamasmil Medan untuk
selanjutnya diurus keperluan administrasinya;
b. Setelah surat pengantar dibuat, Narapidana TNI yang menderita sakit dibawa
ke poliklinik terdekat dari Masmil Medan kecuali dalam keadaan kritis
memerlukan perawatan langsung dari dokter Rumah Sakit tersebut;
c. Apabila pihak poliknik tidak mampu menangani Narapidana TNI tersebut
maka dapat dibawa ke Rumah Sakit terdekat dengan melampirkan surat
pengantar dari Kamasmil Medan;
66
d. Jika ternyata harus dirawat di Rumah Sakit, maka Narapidana TNI tersebut
harus dirawat inap;
e. Kaurrehab melaporkan kondisi Narapidana TNI kepada Kamasmil Medan
agar dapat diambil tindakan lebih lanjut;
f. Selama Narapidana TNI tersebut sakit dilakukan pengawalan termasuk
pengawalan selama rawat inap;
g. Kamasmil Medan harus memberitahukan kepada Kapusmasmil, Ankum
kesatuannya serta keluarganya atas Narapidana TNI yang dirawat inap di
Rumah Sakit.
Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit pada
waktu di luar jam dinas dilakukan:67
a. Perwira Jaga setelah menerima laporan dari Bin Blok tentang adanya
Narapidana TNI yang sakit dan melaporkannya kepada Perwira Pengawasan
selanjutnya Perwira Pengawas melaporkannya kepada Kamasmil Medan;
b. Narapidana TNI yang sakit ke Poliklinik terdekat setelah mendapatkan surat
pengantar dari Kaurnismin, kecuali kondisinya kritis maka harus dibawa ke
Rumah Sakit terdekat dan dilampirkan surat pengantar dari Kamasmil Medan;
c. Jika ternyata harus dirawat di Rumah Sakit, maka Narapidana TNI tersebut
harus dirawat inap;
d. Kaurrehab melaporkan kondisi Narapidana TNI kepada Kamasmil Medan
agar dapat diambil tindakan lebih lanjut;
67
e. Selama Narapidana TNI tersebut sakit dilakukan pengawalan termasuk
pengawalan selama rawat inap;
f. Kamasmil Medan harus memberitahukan kepada Kapusmasmil, Ankum
kesatuannya serta keluarganya atas Narapidana TNI yang dirawat inap di
Rumah Sakit.
Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia pada
waktu jam dinas dilakukan:68
a. Kaurrehab segera melaporkan kejadian tersebut kepada Kamasmil Medan
untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut;
b. Kamasmil Mewda melaporkannya kepada Hakim Wasmat, Kapusmasmil dan
Kababinkum TNI tentang adanya Narapidana TNI ytang meninggal dunia;
c. Evakuasi dengan memisahkan Narapidana TNI yang meninggal tersebut dari
penghuni lainnya dan segera dibawa ke Rumah Sakit TNI unutk dilakukan
pemeriksaan;
d. Membuat berita acara tentang penyebab kematian Narapidana TNI tersebut;
e. Mengamankan tempat atau ruangan Dimana Narapidana TNI tersebut
meninggal dunia;
f. Mengadakan pemeriksaan terbatas terhadap Narapidana TNI yang lainnya
terkait dengan kematian tersebut;
g. Mengumpulkan dan mengamankan barang-barang milik Narapidana TNI yang
meninggal dunia;
68
h. Memberitahukannya kepada Komandan Satuan dan Keluarga Narapidana TNI
yang meninggal dunia.
Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia pada
waktu diluar jam dinas dilakukan:69
a. Setelah Kaurrehab menerima laporan dari Pawas segera melaporkannya
kepada Kamasmil Medan terkait dengan adanya Narapidana TNI yang
meninggal dunia untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut;
b. Kamasmil Medan melaporkan kematian itu kepada Hakim Wasmat,
Kapusmasmil, dan Kababinkum TNI;
c. Mengevakuasi dan memisahkannya dari penghuni Masmil yang lain;
d. Narapidana TNI yang meninggal dunia tersebut segera dibawa ke Rumah
Sakit untuk dilakukan pemeriksaan;
e. Membuat berita acara terkait dengan penyebab kematiannya;
f. Mengamankan tempat atau ruangan dimana Narapidana TNI tersebut
meninggal dunia;
g. Mengadakan pemeriksaan terbatas terhadap Narapidana TNI yang lainnya
terkait dengan kematian tersebut;
h. Mengumpulkan dan mengamankan barang-barang milik Narapidana TNI yang
meninggal dunia;
i. Memberitahukannya kepada Komandan Satuan dan Keluarga Narapidana TNI
yang meninggal dunia.
69
Langkah-langkah pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia ketika
berada di Rumah Sakit dapat dilakukan:70
a. Kaurpam setelah menerima laporan dari Petugas pengawalan di Rumah Sakit
TNI dan segera melaporkannya kepada Kamasmil Medan untuk mendapatkan
petunjuk lebih lanjut;
b. Kamasmil Medan melaporkan kematian itu kepada Hakim Wasmat,
Kapusmasmil, dan Kababinkum TNI;
c. Mengevakuasi dan memisahkan Narapidana TNI yang meninggal dunia
tersebut dilaksanakan oleh Kamasmil Medan dengan berkoordinasi dengan
Komandan Satuan Narapidana TNI yang bersangkutan termasuk keluarganya;
d. Kamasmil Medan menyerahkan Narapidana TNI yang meninggal dunia
tersebut kepada Komandan Satuan (Dansat) atau Keluarganya untuk
selanjutnya dilaksanakan pemakaman dan apabila Dansat atau keluarganya
tidak dapat melakukan pemakaman tersebut maka Kamasmil mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pemakaman jenazah Narapidana TNI tersebut;
Pengurusan Narapidana TNI yang meninggal dunia merupakan bagian dari
pembinaan Narapidana TNI di Masmil Medan yang merupakan suatu usaha,
pekerjaan, kegiatan yang dilaksanakan di Masmil Medan. Maksud dan tujuan dibuat
Prosedur Tetap tentang Pengurusan Narapidana TNI yang Menderita Sakit atau
Meninggal Dunia adalah untuk keseragaman pembinaan dalam pelaksanaan tugas dan
sebagai pedoman bagi Petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas
70
pengurusan Narapidana TNI yang menderita sakit atau meninggal dunia di Masmil
Medan.
11.Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu
Pelaksanaan penerimaan kunjungan keluarga atau tamu Narapidana TNI di
Masmil Medan,dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:71
a. Kunjungan Keluarga/Tamu Narapidana TNI dilaksanakan pada hari setiap
hari Senin dan Kamis atau hari libur atau hari besar Nasional pada jam 10.00
s/d 12.30 WIB;
b. Keluarga/Tamu yang berkunjung kepada Narapidana TNI diharuskan melapor
terlebih dahulu kepada Petugas Jaga Masmil Medan untuk mendaftarkan diri
sebagai tamu;
c. Keluarga/Tamu wajib menitipkan tanda pengenal atau KTP di penjagaan;
d. Keluarga/Tamu yang berkunjung menggunakan pakaian bebas, rapi, dan
sopan;
e. Sebelum bertemu dengan Narapidana TNI, Keluarga/Tamu wajib diperiksa
terlebih dahulu oleh Petugas Jaga atas barang-barang yang dilarang untuk
dibawa masuk menemui Narapidana TNI seperti: Senjata Api, Senjata Tajam,
obat-obat terlarang, minuman yang memabukkan atau minuman keras, kartu
judi, handphone, dan sebagainya;
f. Kunjungan terhadap Narapidana TNI dilaksanakan di tempat yang telah
disediakan;
71
g. Keluarga/Tamu yang berkunjung diperbolehkan membawa makanan dan
minuman yang tidak berbahaya serta alat olah raga sepanjang alat-alat
tersebut tidak membahayakan dan telah diperiksa oleh Petugas Jaga Masmil
Medan;
h. Tamu yang berkunjung diperbolehkan membawa buku-buku bacaan
keagamaan sesuai dengan agamanya untuk menambah keimanan dan
ketaqwaan dalam melaksanakan ibadahnya;
i. Keluarga/Tamu yang berkunjung kepada Narapidana TNI tetap dalam
pengawalan dan pemantauan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan;
j. Kamasmil Medan dapat memberikan kebijaksanaan kepada Narapidana TNI
yang sudah berkeluarga untuk mendapat kunjungan istri guna memenuhi
kebutuhan biologis di tempat yang telah disiapkan dengan ketentuan
mengajukan permohonan terlebih dahulu dengan membawa surat nikah, Kartu
Keluarga, dan Kartu Pengenal Istri (KPI);
k. Setelah kunjungan selesai Petugas Jaga Masmil Medan memeriksa kembali
para tamu terkait dengan barang-barang yang bukan miliknya terbawa
pulang.72
Kehadiran tamu diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi
terhadap Narapidana TNI untuk menjadi Prajurit yang Sapta Marga dan menatap
masa depan yang lebih baik. Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu
merupakan bagian dari pembinaan di Masmil Medan dengan maksud dan tujuannya
dibuat Prosedur Tetap untuk menciptakan keseragaman dalam penerimaan tamu dan
sebagai pedoman bagi petugas Masmil Medan dalam rangka melaksanakan tugas
mengenai Tata Cara Menerima Kunjungan Keluarga atau Tamu di Masmil Medan.73
E. Sistem Pembinaan Narapidana Militer Di Lembaga Pemasyarakatan Militer
(Masmil) Kota Medan.
Sistem pemasyarakatan sebagai proses pembinaan dalam Pemasyarakatan
Militer berbeda dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Umum. Di lembaga
Pemasyarakatan Militer hanya terdapat 2 (dua) tahap pembinaan, yaitu :
a. Tahap Penempatan narapidana dalam observasi/karantina.
Penempatan narapidana dalam karantina dimaksudkan agar narapidana yang
baru masuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di samping itu
dimaksudkan agar narapidana yang baru disamping itu dimaksudkan agar narapidana
dapat mempelajari ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemasyarakatan Militer.
Selama di karantina dilakukan penyelesaian administrasi guna kelengkapan dokumen
narapidana yang meliputi :
1. Pengisian formulir data narapidana, data keluarga dan data-data lain sesuai
kebutuhan.
2. Pembuatan pas foto narapidana dalam tiga posisi, yaitu tampak
muka,samping kanan dan samping kiri.
3. Pengambilan sidik jari, serta diadakan wawancara atau Tanya jawab oleh
petugas Pemasyarakatan Militer untuk mengenal keadaan narapidana dan
73
menentukan langkah atau cara perlakuan lebih lanjut terhadap narapidana
sebagai upaya pembinaan.
b. Tahap Pembinaan Dalam Blok.
Narapidana yang telah menjalani masa observasi atau karantina selama 2
(dua) minggu, selanjutnya dipindahkan ke dalam suatu ruangan yang berbentuk
kamar. Di Pemasyarakatan Militer Medan terdapat 15 (lima belas) kamar, yaitu :
1. Kamar Perwira berkapasitas 5 kamar.
2. Kamar Bintara berkapasitas 5 kamar.
3. Kamar Tamtama berkapasitas 5 kamar.
Pada saat ini jumlah Narapidana Militer 73 orang narapidana yang terdiri dari :
a. Pama : 7 Orang
b. Bintara : 25 Orang
c. Tamtama : 41 Orang
Masing-Masing kamar dapat ditempati 8 (delapan) orang narapidana, setiap
kamar memiliki fasilitas seperti : tempat tidur, bantal, lemari, seprei, dan kamar
mandi. Selama para narapidana berada di dalam kamar dilakukan pembinaan dengan
berbagai kegiatan, terdiri dari berbagai bidang yang meliputi : pembinaan pendidikan,
keterampilan, olahraga, kesenian dan lain-lain.74
74
Wawancara dengan Kapten Riris Purba, SH (Bagian Aministrasi) Lembaga Pemasyarakatan Militer (Masmil) Kota Medan, 12 Mei 2015
Kegiatan dalam bidang pendidikan
merupakan kegiatan yang bersifat pokok dalam rangka pembinaan terhadap
1. Pembinaan Rohani, Meliputi pemberian pelajaran atau ceramah-ceramah yang
berkaitan dengan keagamaan dan pemberian kesempatan kepada para
Narapidana TNI untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Bintara Juang, Meliputi : Pelestarian nilai-nilai 45, Sapta Marga, Sumpah
Prajurit, Delapan wajib TNI, Nilai-nilai sejarah perjuangan TNI, Kesadaran
nasional, Etos kerja, Bin Matra (AD, AL, AU), Mental ideology, Penyuluhan
hukum, penerapan Peraturan Militer Dasar (Permildes) misalnya : Peraturan
Baris-Berbaris (PBB), Peraturan Penghormatan Militer (PPM), Peraturan
Disiplin Militer (PDM), Peraturan Urusan Dalam (PUD), dan Peraturan Dinas
Garnisum (PDG).75
Uraian mengenai pelaksanaan pembinaan dalam bidang pendidikan ada 3
(tiga) yakni : bersifat pokok, bersifat penunjang, dan rohani. Pembinaan pendidikan
yang bersifat pokok berlaku ketentuan berikut :
1. Dilaksanakan sebagaimana yang berlaku di Masmil
2. Diberikan di ruang kelas yang telah tersedia di Masmil
3. Banyaknya jam pelajaran untuk setiap pelajaran untuk setiap mata
pelajaran disesuaikan dengan jenis mata pelajaran yang diberikan
4. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit
5. Diadakan test setiap mata pelajaran yang telah selesai diberikan dengan
maksud untuk mengetahui sampai dimana kemampuan tiap Narapidana
TNI menghayati dan menyerap pengetahuan yang diberikan kepadanya.
75