• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengelolaan Sampah, Sanitasi dan Angka Kepadatan Lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengelolaan Sampah, Sanitasi dan Angka Kepadatan Lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017 Chapter III VI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan metode gabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam proses pelaksanaan penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai sistem pengelolaan sampah, sanitasi dan angka kepadatan lalat Pasar Nou Kota Gunungsitoli.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Nou Kota Gunungsitoli, yang terletak di jalan Sudirman Saombo Kota Gunungsitoli.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan pada November 2016 – April 2017 3.3Informan

(2)

3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan melakukan wawancara mendalam (in depth Interview) dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi/pengamatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang ada di Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

3.3.2 Instrumen Penelitian

Dalam wawancara mendalam (Indepth Interview), peneliti menggunakan pedoman wawancara disertai dengan pertanyaaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu berupa voice recorder,

notes dan alat tulis.

3.4 Defenisi Operasional

1. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 2. Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari

satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

3. Jenis sampah adalah macam atau sifat sampah yang terbagi dua yaitu sampah organik dan anorganik yang dihasilkan pasar.

(3)

5. Penyimpanan sampah adalah kegiatan yang dilakukan dalam menampung sampah pasar.

6. Pengumpulan sampah adalah upaya untuk mengumpulkan sampah dari berbagai sumber sampah di setiap bagian/unit pasar.

7. Pengangkutan sampah adalah suatu kegiatan untuk memindahkan sampah dari tempat penampungan sampah (TPS) ketempat pengolahan akhir.

8. Aspek kelembagaan adalah bentuk kelembagaan yang bertanggungjawab terhadap pengelola sampah pasar.

9. Aspek peraturan adalah dasar hukum pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli baik dalam bentuk Peraturan Daerah maupun keputusan Walikota Gunungsitoli.

10.Aspek pembiayaan adalah biaya pengelolaan sampah pasar yang bersumber dari retribusi/ jasa pelayanan berdasarkan Peraturan daerah/ Keputusan Kepala Daerah.

11.Sumber daya manusia adalah pegawai/ staf yang bekerja di dinas lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli

12.Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat hubungannya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit.

13.Air Bersih adalah air yang bermutu baik dan dimanfaatkan untuk konsumsi dan aktivitas sehari-hari.

(4)

15.Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat

16.Tempat Cuci Tangan adalah tempat para pedagang membersihkan tangan dengan air mengalir dan sabun.

17.Pengendalian Binatang Penular Penyakit (Vektor) adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan yang diakibatkan oleh vektor.

18.Desinfeksi Pasar adalah proses menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari pasar

19.Kepadatan lalat adalah angka yang menunjukkan jumlah lalat yang tertangkap dengan menggunakan fly grill di Kontainer sampah pasar Nou agar dapat ditentukan suatu tindakan pengendalian.

3.5 Aspek Pengukuran 3.5.1 Sampah

Pengukuran langsung jumlah sampah dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Tentukan lokasi pengambilan sampah

2. Siapkan peralatan seperti :

a. Bak 500 Liter (100 cm x 50 cm x 100 cm) b. Timbangan

(5)

3. Lakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah dengan cara sebagai berikut:

a. Pisahkan sampah organik dan anorganik

b. Timbang sampah, ukur dan catat berat sampah (Bs)

c. Masukkan sampah yang telah di timbang kedalam bak 500 Liter (100 cm x 50 cm x 100 cm), ukur dan catat volume sampah (Vs)

d. Setelah bak tersebut penuh, pindahkan tersebut kedalam container sampah. 3.5.2 Sanitasi pasar

Lembar observasi yang digunakan sesuai dengan KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat. Aspek pengukuran sanitasi pasar Nou kota Gunungsitoli meliputi aspek-aspek sanitasi pasar yang berkaitan dengan pengelolaan sampah pasar. Kategori hasil penilaian diklasifikasikan dengan melihat jumlah jawaban “Ya” sebagai berikut :

a. Jawaban YA : ≥ 80 % : Baik b. Jawaban YA : 65 % - 79 % : Cukup c. Jawaban YA : ≤ 64 % : Kurang 3.5.3 Angka Kepadatan Lalat

(6)

Menurut buku petunjuk Depkes RI (1995) penghitungan kepadatan lalat menggunakan fly grill sudah mempunyai angka recommendation control yaitu :

1. 0-2: Tidak menjadi masalah (rendah)

2. 3-5: Perlu dilakukan pengamatan terhadap tempat-tempat berkembangbiak lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lain-lain) (sedang)

3. 6-20: Populasi padat dan perlu pengamatan lalat dan bila mungkin direncanakan tindakan pengendaliannya (tinggi)

4. >21: Populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap tempat berkembangbiaknya (sangat tinggi).

A. Alat dan Objek Perhitungan Tingkat Kepadatan Lalat 1. Alat

a. Fly Grill adalah alat yang digunakan untuk menghitung kepadatan

lalat.

b. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu.

c. Lembar observasi d. Form kepadatan lalat 2. Objek

a. Lalat

b. Sampah di Kontainer

B. Cara Kerja Perhitungan Tingkat Kepadatan Lalat Cara penggunaan fly grill adalah sebagai berikut:

(7)

2. Dipersiapkan stopwatch untuk menentukan waktu perhitungan selama 30 detik.

3. Dihitung banyaknya lalat yang hinggap selama 30 detik dengan menggunakan stopwatch. Lalat yang terbang dan hinggap lagi dalam waktu 30 detik tetap dihitung.

4. Jumlah lalat yang hinggap dicatat.

5. Lakukan perhitungan secara berulang sampai 10 kali dengan cara yang sama.

6. Dari lima kali perhitungan yang mendapatkan nilai tertinggi dihitung rata-ratanya, maka akan diperoleh angka kepadatan lalat pada tempat tersebut. 7. Menurut buku petunjuk Depkes RI (1995) fly grill sudah mempunyai

angka recommendation counter yaitu: a. 0-2 : tidak menjadi masalah (rendah)

b. 3-5 :perlu dilakukan pengamatan terhadap tempat-tempat berkembangbiak lalat (sedang).

c. 6-20 :populasi padat dan perlu pengamatan lalat dan bila mungkin direncanakan tindakan pengendalian (tinggi).

d. ≥ 21 :populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap tempat berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian (sangat tinggi).

(8)

3.6 Metode Analisis Data

(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Pasar Nou merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Gunungsitoli yang berdiri sejak tahun 1978. Secara administratif Pasar Nou berada di Kelurahan Pasar Kota Gunungsitoli dan merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Nias. Pengelolaan Pasar Nou berada di bawah naungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Gunungsitoli . Pasar Nou memiliki Luas 2.000 m2 dengan luas bangunan 600 m2 dan ukuran luas kios 2 x 3 m atau 6 m2. Jenis dagangan yang diperjualbelikan meliputi sembako, kelontong, sayuran, ayam kampung dan ayam potong serta bumbu-bumbu makanan. Bangunan pasar Nou hanya terdiri oleh satu lantai dengan Jumlah kios 155 unit dan aktifitas pedagang sebanyak 200 pedagang.

Adapun lokasi Pasar Nou kota Gunungsitoli berbatasan dengan : Sebelah Utara : Rumah penduduk

Sebelah Timur : Jalan raya

Sebelah Selatan : Rumah penduduk Sebelah Barat : Sungai Nou

(10)

4.2Gambaran Pengelolaan Sampah di Pasar Nou 4.2.1 Jenis Sampah

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Nou dapat dikelompokkan menjadi sampah organik dan anorganik. Berdasarkan jumlah sampah yang dihasilkan pasar setiap harinya, jumlah sampah organik lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makanan, sayuran, kulit buah, dan dedaunan sedangkan sampah anorganik berasal dari kantong plastik, karung, tisu, kertas (Koran) dan botol plastik.

4.2.2 Jumlah Sampah

Pengambilan dan pengukuran sampah dilakukan pada pagi hingga malam hari dengan menggunakan bak pengukur 500 Liter ( 100 cm x 50 cm x 100 cm ) dan timbangan. Dari pengukuran langsung di lapangan diperoleh informasi sebagai berikut :

Tabel 4.1 Volume harian rata-rata sampah pasar Nou Kota Gunungsitoli

Hari ke- Tanggal Hari Volume sampah

(11)

Tabel 4.2 Berat harian rata-rata sampah pasar Nou Kota Gunungsitoli Hari ke- Tanggal Hari Berat sampah pasar

(Kg)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata berat sampah di pasar Nou Kota Gunungsitoli adalah 476,81 kg per hari dengan komposisi sebagai berikut :

Tabel 4.3 Komposisi Sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017

(12)

4.2.3 Operasional Pengelolaan Sampah Pasar 1. Penyimpanan Sampah

Pedagang di Pasar Nou sebagian besar telah memiliki tempat penyimpanan sampah di masing - masing kios/los pedagang. Namun, masih ada beberapa pedagang yang tidak memiliki tempat penyimpanan sampah dan akan membuang sampah langsung ke kontainer sampah setelah selesai berjualan atau saat Kios/los tutup. Jenis perwadahan yang dimiliki oleh pedagang di Pasar Nou berupa keranjang sampah yang terbuat dari bambu, kardus, karung, ember bekas dan baskom.

Dinas Lingkungan Hidup telah menyediakan tempat penampungan sementara berupa satu kontainer armroll dengan ukuran 6 m3 yang di letakkan di bagian depan Pasar Nou Kota Gunungsitoli. Tempat penyimpanan sampah sendiri, tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik.

2. Pengumpulan Sampah

(13)

mempunyai tempat sampah atau menggunakan kantong plastik sebagai tempat penyimpanan sampah pada kios/los.

Petugas kebersihan dari dinas Lingkungan hidup tidak ikut melakukan pemindahan sampah dari sumber sampah (kios) ke kontainer bahkan saat melakukan pengangkutan sampah, petugas kebersihan tidak melakukan penyisiran sampah di dalam pasar terlebih dahulu.

3. Pengangkutan Sampah

(14)

Tabel 4.4 Armada Truk Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli tahun 2017

No Nama Armada Jumlah Armada Kapasitas Angkut (m3) mengoperasikan satu truk pengangkut jenis arm roll dengan ukuran panjang 320 cm, Lebar 185 cm dan tinggi 130 cm dengan daya tampung sebesar 6 m3. Jumlah petugas operasional yang dipekerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup sebanyak 2 orang, yaitu. 1 orang bertugas sebagai supir dan 1 orang lainnya sebagai pengangkut sampah.

4. Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan di Pasar Nou akan diangkut ke tempat penampungan akhir sampah (TPA). Metode pengelolaan sampah yang diterapkan adalah metode controlled landfill (penimbunan terkendali). Controlled landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan sistem pengalihan

open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan

lapisan tanah dilakukan

(15)

orang. Adapun tugas dari masing-masing petugas adalah sebagai berikut: 1 orang bertugas sebagai operator Buldozer, 2 orang bertugas sebagai operator excavator, 4 orang bertugas menjaga TPA, 1 orang bertugas menyemprot TPA, 2 orang bertugas sebagai Operator Pengolah sampah, 1 orang bertugas sebagai asisten operator pengolah sampah dan 4 orang bertugas memilah sampah di TPA.

4.3Aspek Kelembagaan

Menurut peraturan Walikota Kota Gunungsitoli No. 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Gunungsitoli maka hirarki struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup dapat dilihat pada gambar lampiran 7. Menurut peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 47 Tahun 2016 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas daerah Kota Gunungsitoli maka tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup adalah:

1. Dinas lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup

2. Merencakan segala upaya dan kegiatan pelayanan dalam bidang lingkungan hidup

3. Menyelenggarakan segala usaha pemungutan atau penagihan, penertiban dan kebersihan sesuai dengan keputusan walikota yang ada.

(16)

4.4Aspek Peraturan

Dasar hukum pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli baik dalam bentuk peraturan daerah maupun keputusan Walikota Gunungsitoli sebagai berikut :

1. Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah

2. Peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7 tahun 2014 4.5Aspek Pembiayaan

(17)

4.6Sumber Daya Manusia

Gambar 6. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli Tahun 2017

Tabel 4.5. Jumlah Pegawai Tidak Tetap Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli tahun 2017

No Pekerjaan Jumlah

Pegawai

1 Supir Truk Sampah 7 orang

2 Kernet Truk Sampah 24 orang

3 Supir Becak Sampah 14 orang

4 Operator Excavator 2 orang

5 Operator Buldozer 1 orang

6 Petugas asisten operator alat berat 2 orang

7 Penyapu jalan 45 orang

8 Petugas gerobak sampah 7 orang

(18)

11 Operator mesin pemotong rumbut 4 orang

12 Penagih retribusi 5 orang

13 Penjaga TPA 4 orang

14 Pengawas Lalu Lintas 1 orang

15 Penyemprot TPA 1 orang

16 Pencatat IPAL 1 orang

17 Petugas Penjaga Gudang Kendaraan

Angkutan Sampah/ Basecamp 2 orang

18 Operator Pengelolah Sampah 2 orang

19 Asisten Operator Pengelolah Sampah 1 orang

20 Pemilah Sampah 4 orang

21 Operator Komputer 1 orang

Total 138 Orang

Dari tabel 4.5. diketahui Pegawai Tidak Tetap yang dimiliki Dinas Lingkungan hidup sebanyak 138 orang diluar kepala dinas, kepala bidang, staf dan petugas administrasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli tahun 2017.

4.7Sanitasi Pasar

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di pasar Nou Kota Gunungsitoli, di peroleh gambaran sanitasi pasar Nou sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil observasi sanitasi pasar Nou Kota Gunungsitoli tahun 2017

No. Substansi yang dinilai Penilaian

Ya Tidak A. Air Bersih

1 Tersedia air dengan jumlah yang cukup mengalir

dengan lancar. 0 1

2 Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan :

a. Tidak berwarna 0 1

b. Tidak berbau 0 1

c. Tidak berasa 0 1

3 Kran air terletak di tempat strategis dan mudah

dijangkau. 0 1

4 Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah

(19)

5 Kualitas air bersih diperiksa setiap 6 bulan sekali. 0 1

B Kamar Mandi dan Toilet 0

1 Tersedia toilet untuk laki-laki dan perempuan yang

terpisah dan tidak antri 1 0

2 Toilet bersih, tidak bau, tidak ada jentik nyamuk 0 1 3 Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah yang

cukup dan bebas jentik 0 1

4 Toilet dengan jamban leher angsa 1 0

5 Tersedia air yang cukup 1 0

6 Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan

sabun dan air yang mengalir 0 1

7

Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), roil atau lubang peresapan dengan jarak 10 m dari sumber air bersih

0 1

8 Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan,

dengan kemiringan cukup 0 1

9 Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan

makanan dan bahan pangan 0 1

10 Mempunyai lubang angin/ventilasi dan cukup cahaya 0 1

11 Tersedia tempat sampah yang tertutup 0 1

12 Ada penanggung jawab pemeliharaan dan kebersihan

toilet 0 1

C Pengelolaan Sampah

1 Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah 0 1 2 Ada pemilahan tempat sampah basah dan sampah

kering 0 1

3 Tempat sampah terbuat dari :

a. Bahan kedap air 0 1

b. Tidak mudah berkarat 1 0

c. Kuat 0 1

d. Tertutup 0 1

e. Mudah dibersihkan 0 1

4 Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) :

a. Kuat 1 0

b. Kedap air 1 0

c. Mudah dibersihkan 0 1

d. Mudah dijangkau 1 0

5 TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang

penular penyakit 0 1

6 TPS tidak bau, tidak ada sampah berserakan 0 1 7 TPS tidak di jalur utama pasar dan berjarak minimal

10 meter dari bangunan pasar 0 1

8 Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam 0 1

D Drainase

(20)

dan ditutup

dengan kisi-kisi dari logam dan mudah dibersihkan

2 Aliran limbah / drainase lancar 0 1

3

Selokan/saluran air di los basah (ikan, daging, unggas potong,

sayur mayor, tempat pemarutan kelapa) tidak ada genangan air

0 1

4 Tidak ada bangunan di atas saluran 1 0

5 Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan

sekali 0 1

E Tempat Cuci Tangan 1

Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir dengan jumlah

yang cukup

0 1

2 Dilengkapi dengan sabun dan terjaga kebersihannya 0 1 3 Terletak dilokasi yg

mudah dijangkau 0 1

F Pengendalian Binatang Penular Penyakit (Vektor) 1 Dilakukan penyemprotan lalat, nyamuk, kecoa dan

tikus dilakukan secara berkala minimal 2 kali setahun 0 1 2 Tidak ada lalat, kecoa dan tikus di tempat penjualan

makanan matang (siap saji) 0 1

3 Tidak ada binatang peliharaan (kucing/anjing)

berkeliaran didalam pasar 0 1

G Desinfeksi Pasar

1 Desinfeksi pasar dilakukan secara menyeluruh satu

kali dalam sebulan 0 1

TOTAL 8 38

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sanitasi pasar nou di kategorikan dengan sanitasi buruk dengan jumlah jawaban ya sebanyak 8 (17,4 %) dan jumlah jawaban tidak sebanyak 38 (82,6%).

4.8Angka Kepadatan Lalat

(21)

Tabel 4.6 Kepadatan lalat di Kontainer sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa kepadatan lalat di kontainer sampah (TPS) pasar Nou Kota Gunungsitoli tergolong sangat tinggi yaitu 30,4.

Lokasi

Pengukuran 30 Detik ke Kepadatan Lalat

(Rata-rata dari 5 pengukuran

tertinggi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tempat pembuangan sampah (kontainer)

(22)

5.1.1 Jenis Sampah

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Nou dapat dikelompokkan menjadi sampah organik dan anorganik. Di Pasar Nou jumlah sampah organik lebih banyak dihasilkan dibandingkan dengan jumlah sampah anorganik. Pengelolaan sampah dengan pemilahan antara sampah organik dan anorganik belum dilakukan oleh pedagang di Pasar Nou. Dari hasil wawancara yang dilakukan, pihak Dinas Lingkungan Hidup menilai hal tersebut tidak berhasil karena beberapa tahun sebelumnya pengadaan tempat sampah organik dan anorganik telah dilakukan dan para pedagang tidak mengindahkannya. para pedagang masih membuang sampah tidak pada tempat yang seharusnya, membuang sampah organik ke tempat sampah anorganik dan sebaliknya.

(23)

mengurangi volume sampah pasar dan pedagang akan mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan kembali sampah-sampah yang dihasilkan di pasar.

5.1.2 Jumlah Sampah

Data mengenai timbulan, dan komposisi sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternative pengelolaan persampahan yang baik. Jumlah timbulan sampah ini kemudian akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah seperti pemilihan peralatan, rute pengangkutan dan fasilitas pengolahan (Daur Ulang).

Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan didapatkan volume rata-rata sampah di pasar Nou Kota Gunungsitoli yaitu 2,31 m3 per hari dan berat rata-rata sampah sebesar 476,81 Kg per hari. Dari hasil pengkuran tersebut di ketahui juga jenis sampah yang banyak dihasilkan pasar Nou adalah sampah organik sebanyak 351,75 Kg per hari atau 73,77 % dari total sampah yang dihasilkan per hari. Tempat penyimpanan sampah komunal dengan daya tampung 6 m3 sudah memenuhi kebutuhan pasar Nou yang menghasilkan sampah sekitar 2,31 m3 namun sampah masih berserakan akibat cara pengangkutan yang kurang efektif dan efisien. Upaya pengolahan maupun pemanfaatan kembali sampah di pasar Nou belum ada. Sampah yang dihasilkan Pasar Nou akan langsung diangkut oleh Petugas kebersihan ke tempat pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

(24)

pembakaran,pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan (SNI T-13-1990-F). Dengan jumlah sampah organik sebanyak 351,75 Kg, pasar Nou Gunungsitoli bisa mengurangi jumlah sampah yang di angkut ke TPA dengan melakukan Pengolahan berupa composting. Pengomposan (composting) adalah suatu cara pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan). Selain bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA, composting juga bermanfaat dan bernilai ekonomis sehingga selain mengurangi dampak masalah sampah yang ditimbulkan dapat juga menjadi penghasilan tambahan bagi pihak pengelola sebagai mana yang telah diterapkan di Pasar Bunder Sragen yang merupakan salah satu pasar sehat tingkat nasional yang melakukan pengolahan terhadap sampah organik dan menghasilkan pupuk organik “ SUKOWATI”. 5.1.3 Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Nou

1. Penyimpanan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terlihat bahwa pedagang di Pasar Nou belum memiliki tempat penyimpanan sampah individual yang memenuhi syarat kesehatan. Tempat penyimpanan sampah yang dimiliki oleh pedagang terbuat dari bambu, kardus, karung, ember bekas dan baskom bahkan ada yang tidak mempunyai tempat sampah sama sekali.

(25)

tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotorkan tangan. c). Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang. Jenis tempat sampah yang dipakai untuk penyimpanan sampah ini banyak jenisnya. Di negara yang telah maju dipergunakan kertas plastik, atau kertas tebal. Sedangkan di Indonesia yang lazim ditemui adalah, keranjang plastik, rotan dan lain sebagainya. (Azwar, 1990)

Tempat penyimpanan sampah komunal, Dinas Lingkungan Hidup telah menyediakan tempat penyimpanan sampah sementara berupa satu kontainer arm roll dengan ukuran 6 m3 dan daya angkut sebesar 3.500 Kg yang di letakkan di bagian depan Pasar Nou dan tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Hasil pengamatan langsung di lapangan sampah menunjukkan banyak berserakan di bagian depan pasar. Hal ini disebabkan karena tempat penyimpanan sampah komunal berada di bagian sisi sebelah kanan pasar. Para pedagang yang berjualan di sisi sebelah kiri malas untuk membuang sampah ke kontainer dan menumpuknya di bagian depan pasar sebelah kiri dengan alasan ada petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah tersebut. Alasan lainnya, saat dilakukan pengangkutan sampah, kontainer tidak langsung di kembalikan ke pasar Nou. Biasanya saat sampah di angkut pada pagi hari maka kontainer baru dikembalikan pada sore hari sehingga sampah di tumpuk di depan pasar.

(26)

dengan jarak <10 m. dengan demikian, lokasi tempat penyimpanan sampah pasar Nou tidak memenuhi syarat pasar sehat.

Pada penyimpanan sampah sebaiknya Pengelola pasar ( dinas Perdagangan dan perindustrian) bekerja sama dengan dinas Lingkungan Hidup melakukan sosialisasi mengenai kewajiban adanya tempat sampah pada setiap kios dan akan diberikan sanksi bagi kios yang tidak memiliki tempat sampah sesuai persyaratan . Adanya kebijakan dari pengelola pasar untuk memberikan penghargaan kepada setiap pedagang yang kiosnya bersih dalam kurun waktu 6 bulan sekali dengan monitoring sebulan sekali yang didukung Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli tentang pengelolaan sampah no.2 tahun 2015.

Untuk tempat penyimpanan komunal, ditambahkan empat buah tempat sampah dengan volume masing-masing 650 Liter , sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan pasar Nou yaitu dengan volume 2,31 m3 per hari. Hal ini dilakukan karena kontainer dengan daya tampung 6 m3 tersebut hanya ada di pasar Nou pada pagi dan sore hari, jadi saat siang hari sampah berserakan di depan pasar.

2. Pengumpulan Sampah

(27)

sampahnya ke kontainer (TPS) yang ada di bagian depan pasar Nou. Pedagang yang biasa membuang sampah langsung ke kontainer adalah pedagang yang tidak mempunyai tempat sampah atau menggunakan kantong plastik sebagai tempat penyimpanan sampah pada kios/los.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian menempatkan satu orang petugas kebersihan di Pasar Nou yang bertugas sebagai perpanjangan tangan dari pihak dinas perdagangan dan perindustrian serta untuk menghimbau atau mengingatkan pedagang untuk membuang sampah pada tempatnya dan menegur pedagang yang membiarkan sampah berserakan di kios/los.

Dinas lingkungan hidup ada baiknya melakukan penambahan sumber daya manusia dengan menempatkan sebanyak 2 orang yang bertugas untuk melakukan penyisiran dan pengumpulan sampah di setiap blok dan sebagai petugas pengumpulan sampah tetap yang berada di Pasar Nou. Jadi, ada 4 orang petugas kebersihan di Pasar Nou, dengan rincian tugas yaitu 1 orang yang bertugas untuk menghimbau atau mengingatkan pedagang untuk membuang sampah pada tempatnya, 1 orang yang bertugas untuk melakukan penyisiran dan pengumpulan sampah di setiap blok setiap kali sampah akan diangkut, 1 orang bertugas sebagai supir dan 1 orang lainnya sebagai pengangkut sampah.

3. Pengangkutan Sampah

(28)

pemindahan sampah (TPS) ke TPA, menggunakan truk diantaranya jenis dump truck, Arm Roll truck, dan jenis Compactor truck.

Pengangkutan sampah merupakan faktor yang perlu dilakukan sebagai upaya pemindahan sampah dari sumber agar tidak mengganggu lingkungan akibat pencemaran yang ditimbulkan dari proses pembusukannya. Tingkat kenyamanan lingkungan dari keterangkutan sampah dipengaruhi oleh frekuensi pengangkutan sampah yang dilakukan, karena pada dasarnya sampah tidak dapat ditoleransi untuk waktu yang lama karena sampah mengalami proses biodegradibility. Pada daerah yang berilkim tropis seperti Indonesia dituntut frekuensi pengangkutan yang lebih sering karena proses pembusukan sampah lebih cepat terjadi (Thompson, 2013).

Frekuensi pengangkutan sampah di pasar Nou normalnya dilakukan 1 kali sehari yakni pada jam 07.00 WIB atau 18.00 WIB. Akan tetapi terkadang pengangkutan sampah dilakukan 1 kali dalam dua hari. Sampah akan diangkut apabila Countainer sampah (TPS) telah penuh. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 3242-2008 yang menyatakan bahwa pengangkutan sampah baiknya di lakukan 1 hari, 2 hari atau maksimal 3 hari sekali, tergantung dari kondisi komposisi sampah, yaitu:

a. Semakin besar persentasi sampah organik, periodisasi pelayanan minimal sehari 1 hari.

(29)

d. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap

e. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan secara periodic f. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah

terangkut, jarak tempuh dan kondisi daerah.

Jadwal pengangkutan sampah yang efektif dan efisien untuk pasar Nou bisa dilakukan dengan jadwal 1 kali sehari untuk hari senin hingga hari jumat pada pagi hari dan 3 kali untuk hari sabtu pada pagi, sore dan malam hari saat pasar akan tutup. Hal ini disebabkan karena sampah lebih banyak dihasilkan pada hari sabtu dan tidak adanya kegiatan pengangkutan sampah pada hari minggu.

4. Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan di Pasar Nou akan diangkut ke tempat penampungan akhir sampah (TPA) tanpa melalui proses pemilahan atau pengolahan terlebih dahulu . Sumber daya manusia di TPA ada 7 orang yang terdiri dari 2 orang bertugas sebagai operator pengelolah sampah, 1 orang sebagai asisten operator pengolah sampah dan 4 orang bertugas memilah sampah di TPA. Petugas pemilah sampah bertugas untuk memilah sampah organik yang kemudian diolah menjadi pupuk organik dan operator pengelolah sampah bertugas untuk menjalankan mesin kompos. Lokasi TPA untuk kota Gunungsitoli berada di wilayah Dusun hela desa teluk belukar dengan Nama UPTD.Hela yang berjarak 3 Km dari pemukiman penduduk serta 20 Km dari pusat kota dan memiliki luas total Ha.

(30)

dilakukan terhadap sampah ( SNI 19-2454-2002). Pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik membutuhkan rumah kompos yang menampung sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh pasar Nou dan pasar tradisional lainnya untuk diolah menjadi pupuk kompos. Rumah kompos juga akan mempermudah pekerjaan petugas pemilah sampah yang didukung peraturan daerah kota gunungsitoli tentang pengelolaan sampah No.2 tahun 2015.

Menurut Azwar (1990), jarak TPA yang sering dipakai sebagai pedoman adalah sekitar 2 Km dari pemukiman penduduk, sekitar 15 km dari laut serta sekitar 200 m dari sumber air bersih. Dapat disimpulkan bahwa TPA UPTD. HELA Kota Gunungsitoli telah memenuhi syarat sebagai lokasi tempat pembuangan akhir sampah karena jaraknya dengan pemukiman penduduk > 2,0 Km.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga pasal 22, menyatakan bahwa pemrosesan akhir sampah dilakukan dengan: metode lahan urug terkendali (Controlled landfill ), metode lahan urug saniter ( sanitary

landfill ) dan teknologi ramah lingkungan, maka Dinas Lingkungan Hidup Kota

Gunungsitoli saat ini telah menggunakan metode controlled landfill (Penimbunan terkendali).

5.1.4 Aspek Kelembagaan

(31)

Hidup. Berdasarkan struktur organisasinya, Dinas Lingkungan Hidup memiliki seksi pengelolaan sampah, seksi pengelolaan limbah B3, dan seksi peningkatan lingkungan hidup yang di bawahi oleh bidang Pengelolaan sampah, limbah B3 dan peningkatan kapasitas. Seksi pengelolaan sampah bertugas menangani masalah kebersihan di Gunungsitoli termasuk sampah yang dihasilkan Pasar Nou setiap harinya. Dinas Lingkungan Hidup bertanggung jawab memindahkan sampah dari kios/los pedagang menuju TPS yang tersedia di Pasar kemudian mengangkut ke truk pengangkut sampah Dinas Kebersihan.

Dinas lingkungan hidup masih memiliki banyak kekurangan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam pengelolaan pasar. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, di dapatkan wadah sampah komunal (kontainer) yang tidak memenuhi syarat masih digunakan, penempatan kontainer yang tidak strategis dan tidak memenuhi syarat kesehatan, serta pengangkutan sampah yang tidak terjadwal.

Dinas Lingkungan Hidup sebaiknya menempatkan petugas kebersihan yang bertanggungjawab terhadap kebersihan pasar Nou setiap hari agar kebersihan tetap terjaga. Aktivitas di pasar Nou dimulai dari jam 07.00 WIB- 21.00 WIB sehingga dibutukan petugas kebersihan sebanyak 2 orang bekerja dengan shift pagi dari pukul 07.00 14.00 WIB dan shift sore dari pukul 14.00 -21.00 WIB.

5.1.5 Aspek Peraturan

(32)

Gunungsitoli yaitu Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah dan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7 tahun 2014.

Dengan adanya peraturan pemerintah mengenai pengaturan pengelolaan sampah, diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Namun sampai saat ini, peraturan mengenai pengelolaan persampahan belum dapat terlaksana sesuai harapan. Hal ini dapat terjadi karena masih banyak masyarakat yang melakukan pelanggaran dan tidak mengelola sampahnya dengan baik. Kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat perlu ditingkatkan lagi oleh masyarakat.Pemerintah Kota Gunungsitoli juga dapat membuat sebuah peraturan pemberian sanksi bagi orang-orang yang tidak mengindahkan peraturan mengenai pengelolaan sampah. Dengan adanya pemberian sanksi ini, akan memberikan efek jera bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran.

(33)

5.1.6 Aspek Pembiayaan

Berdasarkan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7 tahun 2014 maka Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemungutan atau penagihan kepada setiap pedagang yang berjualan di pasar Nou sebesar Rp.15.000/kios.

Dana retribusi sampah yang terkumpul akan digunakan oleh Dinas Pasar untuk mendukung biaya operasional sampah pasar. Dana tersebut dapat digunakan untuk membayar upah petugas pengangkut sampah, pengadaan fasilitas pengelolaan persampahan seperti TPS dalam rangka menunjang kegiatan pengelolaan persampahan dan penyediaan peralatan kebersihan. Menurut hasil observasi dilapangan, secara umum pedagang tidak keberatan dengan besaran retribusi yang dibebankan Dinas Lingkungan Hidup kepada pedagang, hanya saja para pedagang kurang puas kinerja dari petugas kebersihan dimana, pengangkutan sampah yang tidak teratur menyebabkan adanya timbulan sampah dibagian depan pasar.

5.1.7 Sumber Daya Manusia

(34)

Kepala seksi Pengelolaan Sampah, Kepala seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Kepala seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan, Kepala seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, Kepala UPTD Pengelolaan Sampah, Kepala seksi Pengelolaan Limbah B3, Kepala seksi Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan Hidup, Kepala seksi Penegakan Hukum Lingkungan, Kepala seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup, Pj. Kepala sub bagian Tata Usaha pada UPTD Pengelolaan Sampah, Kasi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup serta13 orang pelaksana (staf) . Pegawai Tidak Tetap sebanyak 138 orang yang terdiri dari 7 orang supir truk sampah, 24 orang kernet truk sampah, 14 orang supr becak sampah, 2 orang operator excavator, 1 orang operator bulldozer, 2 orang asisten operator alat berat, 45 orang penyapi jalan, 7 orang petugas gerobak sampah, 6 orang petugas penggali/ pembersih parit, 4 orang petugas pembabat rumput manual, 4 orang operator mesin pemotong rumput, 5 orang penagih retribusi, 4 orang penjaga TPA, 1 orang pengawas lalu lintas, 1 orang penyemprot TPA, 1 orang pencatat IPAL, 2 orang petugas jaga kendaraan angkutan sampah, 2 orang operator pengolah sampah, 1 orang asisten operator pengolah sampah, 4 orang pemilah sampah dan 1 orang operator komputer.

(35)

ada. Penempatan berdasarkan pengetahuan kerja yaitu menyangkut pengetahuan melalui keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon tenaga kerja tersebut, dan penempatan berdasarkan keterampilan kerja yaitu menyangkut kecakapan untuk melakukan suatu pekerjaan yang diperoleh melalui praktek dan keterampilan kerja tersebut dapat dikelompokkan menjadi keterampilan mental seperti menganalisa data, membuat keputusan, menghitung dan menghapal. Keterampilan fisik seperti tenaga, disiplin waktu, dan melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan. Penempatan kerja berdasarkan pengalaman kerja menyangkut pengalaman seseorang tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman kerja dapat dilihat melalui lamanya pekerjaan yang dia lakukan sebelumnya.

Berdasarkan data yang di peroleh, sumber daya manusia Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli sebagian tidak sesuai bila ditinjau dari tingkat pendidikan akhir yang diperoleh, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja sehingga menimbulkan kurangnya efisiensi dan produktitas kerja dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Hal ini dapat di lihat dari pengaturan jadwal pengangkutan sampah yang masih tidak teratur dan penempatan petugas pengangkut sampah di pasar Nou.

5.2 Sanitasi pasar

(36)

kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor, jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m, kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan di Pasar Nou Gunungsitoli yang tidak tersedia air bersih. Para pedagang menggunakan air dari sungai Nou yang ditarik menggunakan mesin dan lalu di tampung ke dalam bak yang tersedia di kamar mandi.

Toilet yang ada di pasar harus terpisah antara laki-laki dan perempuan dan jumlahnya cukup. Menurut Kepmenkes RI No.519/MENKES/SK/VI/2008, kebutuhan toilet di pasar Nou dengan jumlah pedagang sebanyak 200 pedagang membutuhkan sekitar 4 toilet. Berdasarkan hasil observasi, jumlah toilet di pasar Nou sudah mencukupi kebutuhan yaitu berjumlah 2 toilet yaitu 1 toilet laki-laki dan 1 toilet perempuan.

(37)

menimbulkan kontaminasi tinja dari tangan manusia yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar.

Berdasarkan hasil observasi, tempat sampah yang ada di tempat berjualan bahan pangan dan makanan berupa keranjang yang terbuat dari anyaman bambu, tidak tertutup, tidak kedap air, dan tidak dipisahkan antara sampah basah dan kering. Keadaan ini tidak sesuai dengan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 yang mensyaratkan tempat sampah di tempat penjualan bahan pangan harus terpisah antara sampah basah dan kering, kedap air, dan tertutup.

(38)

5.3 Angka kepadatan lalat

Berdasarkan hasil pengukuran angka kepadatan lalat yang telah dilakukan pada tempat penyimpanan sampah komunal ( kontainer) terlihat bahwa pengukuran angka kepadatan lalat pada kontainer sampah sangat tinggi yaitu 30,4. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan fly grill yang dicat berwarna putih. Disesuaikan dengan penelitian Jannah (2006) yang menyatakan lalat tidak suka dengan warna biru, hitam, dan merah. Sedangkan, warna yang disukai lalat adalah warna alami kayu (kayu yang tidak di cat), warna putih dan warna kuning.

(39)

1. Jumlah sampah yang di hasilkan pasar Nou adalah 2.31 m3 per hari dengan berat 476.81 Kg per hari.

2. Jenis sampah yang dihasilkan Pasar Nou lebih banyak sampah organik daripada sampah anorganik.

3. Tempat penyimpanan sampah individual yang dimiliki oleh pedagang di Pasar Nou berupa keranjang sampah yang terbuat dari bambu, kardus, karung, ember bekas dan baskom dan tempat penampungan sementara berupa satu kontainer arm roll dengan ukuran 6 m3.

4. Pengumpulan sampah dilakukan oleh pedagang dimasing-masing kios/los kemudian di kumpulkan ke kontainer (TPS).

5. Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan hidup dengan mengangkut sampah dari TPS menuju ke TPA. Frekuensi pengangkutan sampah normalnya dilakukan 1 kali sehari yakni pada jam 07.00 WIB atau 18.00 WIB akan tetapi terkadang pengangkutan sampah dilakukan 1 kali dalam dua hari dengan menggunakan Arm roll berkapasitas 6 m3.

6. Pembuangan sampah di lakukan di UPTD.Hela yang memiliki luas total Ha dengan metode Controlled landfill.

(40)

susunan perangkat daerah Kota Gunungsitoli dan peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 47 tahun 2016 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas daerah Kota Gunungsitoli maka tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup

8. Aspek peraturan tentang pengelolaan sampah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah dan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7 tahun 2014

9. Aspek pembiayaan atau tagihan uang kebersihan setiap pedagang yang berjualan di pasar Nou sebesar Rp.15.000/ bulan yang dikumpulkan oleh petugas retribusi dari Dinas Lingkungan Hidup.

10.Sumber daya manusia pengelolaan sampah yang ditempatkan di Pasar Nou tidak ada. Pengelolaan sampah sepenuhnya dilakukan oleh dinas Lingkungan Hidup yang memiliki 138 orang petugas operasional (PTT). 11.Aspek sanitasi pasar Nou kota Gunungsitoli tidak memenuhi syarat

kesehatan, yaitu tidak tersedianya air bersih, jumlah toilet yang tidak mencukupi, aliran drainase yang tidak lancar dan dan tidak ada pengujian kualitas limbah, tidak adanya tempat cuci tangan dan sabun, tidak pernah dilakukan desinfeksi pasar secara berkala.

(41)

6.2Saran

1. Bagi Pemerintah Kota Gunungsitoli agar dapat menerapkan peraturan pemberian sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan pemberian penghargaan bagi masyarakat yang mengurangi timbulan sampah, inovasi terbaru dan lain sebagainya sesuai dengan peraturan tentang pengelolaan sampah.

2. Bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Dinas Lingkungan hidup agar memperhatikan dan menyediakan pembangunan sarana dan fasilitas di Pasar Nou berupa penyediaan air bersih, tempat penampungan sampah sementara (TPS), pengujian kualitas limbah, tempat cuci tangan dan sabun serta desinfeksi pasar secara berkala yang sesuai dengan syarat kesehatan . 3. Bagi pihak Dinas Lingkungan Hidup agar dapat mengatur Jadwal pengangkutan sampah yang efektif dan efisien untuk pasar Nou yang bisa dilakukan dengan jadwal 1 kali sehari untuk hari senin hingga hari jumat pada pagi hari dan 3 kali untuk hari sabtu pada pagi, sore dan malam hari saat pasar akan tutup. Hal ini dikarenakan sampah lebih banyak dihasilkan pada hari sabtu dan tidak adanya kegiatan pengangkutan sampah pada hari minggu.

(42)

bertugas untuk melakukan penyisiran dan pengumpulan sampah di setiap blok setiap kali sampah akan diangkut.

5. Bagi pihak Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota agar meningkatkan program pembinaan pedagangn dengan meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pedagang pasar tradisional dengan melakukan

cross check secara berkala serta memberikan penyuluhan mengenai

Gambar

Tabel 4.1 Volume harian rata-rata sampah pasar Nou Kota Gunungsitoli
Tabel 4.3 Komposisi Sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017
Tabel 4.4 Armada Truk Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gambar 6. Struktur Organisasi Dinas  Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli Tahun 2017
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tempat Penyimpanan sampah yang dimiliki oleh Pedagang di Pasar Dwikora. berupa keranjang sampah yang terbuat dari bambu, kardus, karung

Partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah maksudnya adalah : (1) Kebiasaan mengumpulkan sampah dagangan, (2) Menegur orang membuang sampah sembarangan, (3) Memberikan

kurang dalam hal menegur orang yang membuang sampah sembarangan, tidak melapor ke Dinas Kebersihan Pasar Horas apabila sampah pedagang tidak terangkut oleh