• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi Peraturan Perpajakan Oleh Account Representative (AR) Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sosialisasi Peraturan Perpajakan Oleh Account Representative (AR) Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Laporan Tugas akhir

Penerimaan pajak memegang peranan yang krusial di setiap Negara.Sesuai

dengan fungsinya sebagai budgetir, penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan

yang utama dalam APBN, yang menjadi perwujudan tujuan pembangunan agar

terciptanya masyarakat yang sejatera. Oleh karena itu disusun suatu perencanaan,

baik yang mencakup taapan pembangunan jangka panjang, jangka menengah , jangka

pendek. Dalam mewujudkan upaya tersebut titik berat pembangunan diletakan di

bidang ekonomi.

Melalui pajak pemerintah dapat mengatur keseimbangan keidupan

perekonomian dan pemanfaatan dana untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan

oleh masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka menunjang tekad untuk

menegakkan kemandirian pembiayaan pembangunan, Maka penggalian dan

penggerakan sumber penerimaan dalam negeri haruslah didasarkan kepada

penerimaan pajak dengan tetap memperhatikan kemampuan pembiayaan oleh

masyarakat dan dunia usaha.

Penerimaan pajak tentu tidak lepas dari kepatuhan masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya melalui pelaporan dan pembayaran

perpajakannya. Dimana diketahui fakta menunjukan bahwa tingkat kepatuhan

(2)

meningkatkan penerimaan dari sektor pajak pemerintah melakukan berbagai upaya

antara lain dengan menyederhanakan administrasi perpajakannya dan meningkatkan

penegakkan hokum bagi wajib pajak yang melanggar ketentuan perundang-undang

perpajakan.

Sebgai upaya peningkatan sistem pengelolaan dan pelayanaan perpajakan

yang lebih prima serta peningkatan kepatuhan wajib pajak dilakukanlah upaya

modernisasi dan reformasi.Reformasi secara umum telah dilakukan dalam tubuh

departemen keuangan, begitu pula halnya dengan reformasi di bidang perpajakan.

Reformasi dimulai sejak tahun 1983 dengan di terbitkan Undang-Undang Nomor 6

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dimana dilakukan

perubahan atas sistem pemungutan pajak dari sistem Official assessment menjadi

sistem self assessment. namun,seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan usaha

dilakukan juga amandemen-amandemen atas beberapa peraturan perpajakan atas

peraturan perundang-undanng perpajakan pada tahun 1994 sebagai respon pemerintah

akan perkembangan perekonomian nasional dan menguatnya pengaruh globalisasi

dunia maka pemerintah membuat empat undang-undanng baru dalam bidang

perpajakan tahun 2000, dan pada tahun 2002 dimana pemerintah mengeluarkan UU

Nomor 14 tahun 2002 mengenai Pengadilan Pajak (PP).sedangkan modernisasi

perpajakan lebih berfokus pada perbaikan administrasi dan pelayanan perpajakan,

birokrasi dan/atau struktur organisasi. Dalam hal ini kantor pelayanan pajak dituntut

untuk lebih dekat , lebih mengenal, lebih tau akan kondisi wajib dalam hal ini melalui

Account Respresentative (AR). Sehingga kegiatan-kegiatan pemeriksaan terhadap

(3)

dapat berjalan dengan baik, yang akan di dukung sepenuhnya oleh kegiatan

pemeriksaan teradap wajib pajak, dimana akhirnya nanti kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakana oleh wajib pajak dapat meningkat secara signifikan denga

kesadaran penuh dari wajib pajak sendiri. Bahwa pajak-pajak yang mereka bayarkan

itu, nantinya akan kembali mereka nikmati meski tidak secara langsung dengan terus

berlangsungnya pembangunan-pembangunan dan perbaikan-perbaikan sarana

infrasruktur di seluruh Indonesia.

Account Resprentative (AR) merupakan petugas yang berada di Kantor

Pelayanan Pajak yang telah melaksanakan Sistem adminstrasi Modern yang diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 sebagaimana telah

diubah dalam Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia Nomor

68/PMK.01/2008.Account Representative (AR) memiliki kewajiban untuk

melaksanakan pengawasan atas kepatuhan kewajiban perpajakan, member bimbingan

mengenai perpajakan kepada wajib pajak , dan melaksanakan pengawasan tas

kepatuhan kewajiban perpajakan, memberikan bimbingan mengenai perpajakan

kepada wajib Pajak , dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (baik wajib

pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan). Setiap Account Rspresentative (AR)

bertugas untuk mengawasi beberapa wajip pajak.Dimana mereka harus memiliki

pengetahuan perpajakan yang baik, bersikap proaktif, dan dapat melayani wajb pajak

dengan baik.Sehingga mereka dapat memberikan pengetahuan dan solusi dalam

bidang perpajakn. Kinerja Account Respresentative (AR) yang baik dan prima dalam

memberikanpelayanan dan informasi bagi wajb pajak terkait pemenuhan kewajiban

(4)

Di sisi lain, dampak dari adanya beberapa perubahan dalam

Undang-undang perpajakan juga mengharuskan dilakukan sosialisasi perpajakan terhadap

masyarakat agar kesadaran pajak dan kepatuhan wajb pajak dapat menigkat. Salah

satu upaya pemberian informasi perpajakan ke masyarakat dan wajib pajak adalah

melalui kegiatan sosialisasi pajak. Sosialisasi peraturan dan tata cara perpajakan ini

dapat dilakukan dalam banyak cara, antar lain penyuluhan, internet, iklan televisi, dan

pemberdayaan petugas pajak untuk melakukan konseling terhadap wajib pajak.

Dengan adanya sosialisasi yang baik , masyarakat dan wajib pajak dapat memahami

peraturan perpajakan yang berlaku dan dapat mengetahui dengan jelas hak dan

kewajiban–kewajiban perpajakan sehingga dengan sendirinya para wajib pajak

diharapkan dapat mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan tidak mengalami

kebingungan dan ketidakpastian karena perubahan/reformasi perpajakan yang ada.

Sebagai pihak yang ikut berperan dalam memberikan sosialisasi perpajakan

kepada wajib pajak ,Account Respresentative (AR) dan tim sosialisasi yang terlibat

harus menyiapkan dan menguasai materi yang akan di sosialisasikan. Sebagi tindak

lanjutnya, mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari wajib pajak yang

belum memahami materi yang disosialisasikan. Selainitu bentuk media sosialisasi

juga dapat membantu masyarakat dalam memahami peraturan-peraturan perpajakan ,

terutama ketika ada peraturan-peraturan perpajakn terbaruyang diterbitkan.

Bedasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan Laporan Tugas

Akhir dengan judul “Sosialisasi Peraturan Perpajakan Oleh Account

(5)

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Kerja Tugas Akhir

1. Tujuan Laporan Tugas akhir

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan

intrakurukuleryang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di

lapangan yang langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima dari para

dosen Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri iniadalah :

a. Untuk mrngetahui peran dan fungsi serta sosialisasi peraturan perpajakan

Account Representative (AR) dalam upaya penigkatan kepatuhan wajib pajak

pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Kota.

b. Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan sosialisasi peraturan perpajakan di

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.

c. Untuk mengetahui kendala ataupun masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaaan Peran dan fungsi Account Representative (AR) pada

Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak PratamaMedan Kota

2. Manfaat laporan Tugas Akhir

a. Menambah wawasan penulis dalam menangani masalah-masalah perpajakn

(6)

b. Untuk menambah kemampuan penulis dalam menganalisis dalam dunia

praktik kerja di lapangan.

c. Untuk menambah referensi ilmiah dalam sosialisasi Account

Respresentative (AR).

d. Sebagai sumbangan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan.

C. Uraian Teoritis

1. pengertian Pajak

pada dasarnya pajak merupakan perwujudan dan kewajiban kenegaraan yang

merupakan saranaperan serta dalam pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

Dalam hal ini pajak yang dipungut oleh negra digunakan untuk menjalankan roda

pemerintah demi menjamin kelangsungan hidup serta meningkatkan mutu kehidupan

bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang 1945 yang

bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.

Oleh karena itu ada beberapa pengertian pajak dibawah yang dikemukakan

oleh para ahli dalam bidang perpajakn yang memberikan pengertian yang berbeda

namun pada intinya dan tujuannya sama.

a. Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 1983 sebgaiman atelah diubah dengan

(7)

“pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang teutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa bedasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

b. Menurut Prof. DR. Rachmat Soemitro, SH (Erly Suandy,2014:9) :

“pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang

dapatdipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang

langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”

c. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja (Erly Suandy,2014:9)

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh

penguasa bedasarkan norma-norma hokum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.

2. Ciri-Ciri Pajak

pada dasarnya pajak merupakan perwujudan dan kewajiban kenegaraan yang

merupakan saranaperan serta dalam pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

Dalam hal ini pajak yang dipungut oleh negra digunakan untuk menjalankan roda

pemerintah demi menjamin kelangsungan hidup serta meningkatkan mutu kehidupan

(8)

bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.

3. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui cirri-ciri yang melekat pada pengertian pajak dari

definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut :

a. Fungsi penerimaan (Budgeter)

Pajak berfunsi sebagai sumber dana yang diperntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh : dimasukakknya pajak

dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfunfsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di

bidang social dan ekonomi. Sebagi contoh : dikenakannya pajak yanglebih

tinggi terhadap minuman keras, dapat di ditekan. Demikian pula terhadap

barang mewah.

3. Cara Pemungutan Pajak

Cara pemungutan pajak dilakukan bedasarkan 2 (dua) stelsel, yaitu :

1. Stelsel nyata (rill stelsel )

Pengenaan pajak diidasarkan pada objek (penghasilan) yang nyata, sehingga

pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah

(9)

pajak yang dikenakan lebih realistis.Kelemahannya adalah pajak baru dapat

dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan diketahui).

2. Stelsel anggapan (fictive stelsel )

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

Undang-Undang, sebagai contoh : penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan

tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan

besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.kelebihan stelsel ini

adalah pajak yang dibayar selama tahun berjalan,tanpa harus menunggu akhir

tahun. Kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak bedasarkan pada

keadaan yang sesungguhnya.

4. Pengertian Wajib Pajak

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayaran

pajak,pemotongan pajak dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ( pasal

1 ayat 2 UU KUP).

5. Modernisasi Perpajakan

Account Representative (AR)merupakan petugas yang berada di Kantor

Pelayanan Pajak yang telah melaksanakan sistem administrasi perpajakan modern.

Acoount Respresentative (AR) memiliki kewajiban untuk melaksanakan pengawasaan

atas kepatuhan kewajiban perpajakan,perkembangan bisnis, memberikan bimbingan

(10)

pajak. Biasanya jumlah Account Respresentative (AR) berjumlah 40 (empat puluh)

orang di setiap KPP.Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa Account

Respresentative(AR) berada dalam seksi pengawasan dan konsultasi. Dilihat dari

tugasnya pun Account respresentative (AR) mempunyai fungsi sebagai pengawasan

dan juga konsultasi kepada wajib pajak yang memiliki masalah terhadap kewajiban

perpajakannya. Account Respresentative (AR) juga memiliki fungsi yang sangat

penting yanitu untuk menggali potensi pajak dari wajib pajak yang diawasi, untuk

meningkatkan penerimaan pajak. Dari tugas dan fungsi Account Respresentative

(AR), maka mereka Account Respresentatvie (AR) harus berperan sebagai sahabat

Wajib pajakdengan melaksanakan pekerjaan pelyanan dan konsultasi bagi wajib

pajak. Tetapi disisi lainAccount Respresentative (AR) berperan sebagai pengawas

yang melakukan pengawasan kepatuhan terhadap mereka.

6. Tugas dan Tanggung Jawab Account Respresentative

a. Tugas Account Respresentative yang Berhubungan dengan Wajib Pajak

diantaranya adalah :

1). Melaksanakan pengawasan kepatuhan formal wajib pajak serta penelitian dan

analisa kepatuhan material Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajaknnya.

Account Respresentative menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan

dan Konsultasi untuk melakukan pengawasan kepatuhan formal Wajib pajak serta

penelitian dan analisa kepatuhan material Wajib pajak atas pemenuhan kewajiban

perpajakannya dengan memanfaatkan data pada sistem Aplikasi Komputer

(11)

penyetoran kewajiban perpajakan wajib pajak serta penelitian dan analisa

kepatuhan material Wajib Pajak bedasarkan data yang terdapat dalam sistem

aplikasi komputer.

Kemudian mengusulkan penerbitan Surat Teguran dan SuratTagihan

Pajakdan membuat usulan Nota Penghitungan apabila setelah dilakukan

penelitian Wajib pajak belum atau terlambat melaporkan atau menyetorkan

kewajiban perpajaknnya. Apabila setelah dilakukan penelitian data tersebut tidak

benar, maka Account Respresentative akan mengusulkan kepada Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi tentang pembatalan penerbitan Surat Teguran dan

Surat Tagihan pajak.

2). Memberikan Bimbingan/himbauan mengenai ketentuan perpajakn serta konsultasi

teknis perpajakan kepada Wajib pajak.

AR menrima tugas dari kepala seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk

memberikan bimbingan/himbauan kepada Wajib pajak atas ketentuan perpajakan

yang berlaku serta konsultasi teknis perpajakan dari permasalahan Wajib Pajak

yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.AR harus mempelajari ketentuan

perpajakan yang berlaku dan bila dianggap perlu mendiskusikan dengan

atasannya dalam memberikan bimbingan/himbauan kepada wajib pajak atau

ketentuan perpajakan yang berlaku. AR juga harus merespon pertanyaan Wajib

pajak sesuai kewenangan yaitu menjawab langsung dalam hal pertanyaan lisan,

dan membuat konsep surat jawaban ssuai kewenangan KPP maupun meneruskan

(12)

menyampaikan konsep surat jawaban tersebut kepada Kepala Kantor untuk di

tetapkan.

3). Membuat /memutakhirkan profil wajib pajak serta membuat usul rencana kunjungn

ke lokasi Wajib pajak dalam rangka pengawasan/pemutakhiran data Wajib pajak.

AR mengumpulkan, menerima atau mencari data atau informasi yang

berhubungan langsung dengan isi profil wajib pajak pada sistem aplikasi Komputer

dan profil manual Wajib Pajak.AR dapat membuat usulan rencana kunjungan kerja

ke lokasi Wajib Pajak dalam rangka pengawasan/pemutakhirandata Wajib Pajak.

Dalam melakukan kunjungan kerja ke lokasi Wajib Pajak bedasarkan

Surat Tugas.Kemudian membuat laporan hasil kunjungan kerja ke lokasi Wajib

Pajak serta laporan tindak lanjut hasil kunjungan kerja tersebut serta menyampaikan

ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

4). Merekonsilasikan data Wajb Pajak (Data Matching)

Pada tugas ini AR mengumpulkan informasi tentang wajib pajak,

melakukan penelitian rekonsilasi/data matching atas data yang diperoleh dengan

data yang ada di SPT Wajib pajak.Sehinggadapat dibuat uraian hasil penelitian

rekonsilasi data Wajib Pajak dan menyampaikan kepada Kepala seksi

Pengawasan dan Konsultasi. Kemudian AR akan menerima uraian hasil

penelitian rekonsilasi data Wajib Pajak dari Kepala seksi Pengawasan dan

konsultasi yang telah disetujii Kepala kantor dan menindaklanjuti hasil penelitian

(13)

5). Membuat konsep Surat pemberitahuan Perubahan Besarnya Angsuran PPh Pasal

25 bedasarkan data yang diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

AR menliti dan menganalisa kepatuhan material atas SPT PPh dan data

lainnya yang menyangkut kegiatan usaha Wajib Pajak. Setelah itu

menyiapkan/membuat konsep Surat Pemberitahuan Perubahan Besarnya

Angsuran PPh pasal 25 bedasrkan hasil penlitian dan analisa kepatuhan material

atas SPT PPh dan data lainya yang menyangkut kegiatan usaha Wajib Pajak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian AR menyampaikan konsep

tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk ditetapkan.

6). Membuat konsep uraian penelitian pembebasan/pengurangan pembayaran

angsuran PPh pasal 25.

Ar menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi untuk

menliti kelengkapan permohonan pembebasan/pengurangan pembayaran

angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajakdan membuat Surat permintaan kelengkapan

bagi pemohon yang belum memenuhi persyaratan formal. AR menyusun konsep

surat permintaan kelengkapan bagi pemohon yang belum memiliki persyaratan

formal, dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

Apabila terjadi penolakan maka AR menyusun Surat Keputusan Penolakan bagi

Pemohon yang tidak memnuhi persyaratan formal setelah diberi surat permintaan

(14)

Selain itu juga menyusun uraian penelitian pembebasan/pengurangan

pembayaran angsuran PPh Pasal 25, bedasarkan penlitian kewajaran perhitungan

proyeksi penghasilan dan PPh terutang yang disampaikan Wajib Pajak, koreksi

biaya dan menentukan besarnya pembebasan/pengurangan pembayaran angsuran

bedasarkan perhitungan besarnya PPh terutang yang dibuat Fiskus. Dan

membuat konsep surat keputusan Diretur Jendral pajak tentang besarnya

angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan-bulan tersisa dari tahun pajak yang

bersangkutan, baik bagi wajib Pajak yang tidak memenuhi persyaratan materil

dengan kriteria ditolak seluruhnya maupun bagi Wajib pajak yang memnuhi

persyaratan materil dengan kriteria dfikabulkan sebagian/seluruhnya bedasrkan

uraian penelitian yang dibuat dan menyampaikan kepada kepala Seksi

Pengawsan danm konsultasi. Kemudian menatausahakan Surat keputusan

Direktur Jendral pajak tentang besarnya angsuran PPh pasal 25.

7). Membuat uraian penelitian dalam rangka penerbitan Surat Keterangan Bebas

pemotongan/Pemungutan PPh dan pemungutan PPN.

Dalam melaksanakan tugas ini AR menrima disposisi dari Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi mengenai Surat Keterangan Bebas

Pemotongan/Pemungutan PPh dan pemungutan PPN. Diteliti serta dibuat surat

permintaan kelengkapan bagi pemohon yang belum memnuhin persyaratan

formal. AR harus menyusun uraian penelitian surat keterangan Bebas

pemungutan PPh,uraian penelitian Surat Keterangan Bebas Penelitian Surat

(15)

Pemotongan/Pemungutan PPn serta menyampaikan kepada kepala Seksi

apengawasan dan Konsultasi.

8). Membuat Nota Perhitungan dalam Rangka penerbitan Surat Tagihan Pajak (tidak

Termasuk STP Bunga Penagihan) pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (2a),

Pasal 14 aayt (3) dan pasal 19 ayat (3).

Dalam tugas ini AR menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi untuk membuat Nota Perhitungan bedasarkan Laporan Hasil penelitian

kepatuhan Wajib Pajak.Kemudian AR membuat konsep Nota Perhitungan dan

menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

9). Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (tidak termasuk STP Bunga Penagih) Pasal 8

ayat (2), Pasal 9 ayat (2a), Pasal 14 ayat (3), dan Pasal 19 ayat (3).

Tugas AR dalam menerbitkan Surat Tagihan pajak dari menerima hasil

cetakan Surat tagihan pajak dari seksi Pelayanan dan menelitinya.meneruskan

Surat tagihan pajak kepada Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi untuk

ditandatangani. Mentausahakan Surat tagihan pajak dan mengirimkannya kepada

Wajib pajak melalui sub Bagian Umum.

10). Membuat konsep Nota Perhitungan dalam rangka penerbitan SKPKB/SKPKBT

tanpa prosedur pemeriksaan.

Pada pekerjaan ini AR menerima tugas dari Kepal Seksi Pengawasan dan

(16)

menyusun konsep Nota Perhitungan dan menyampaikan kepada Kepala Seksi

Pengawasan Konsultasi.

11). Membuat konsep usulan Wajib Pajak (WP) Pemgusaha Kena Pajak (PKP) Fiktif.

Setelah menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk

melakukan penlitian dan membuat laporan atas kebenaran informasi bahwa Wajib

Pajak/Pengusaha Kena Pajak beralamat Fiktif atau menerbitkan faktur fiktif dan

menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi. Untuk

selanjutnya menyusun konsep surat usulan Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak

Fiktif dalam hal informasi yang diterima tersebut benar dan menyampaikan

kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultas, dan menatausahakan surat

usulan Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak Fiktif.

12). Membuat konsep usulan Wajib Pajak patuh.

Setelah menrima tugas dari Kepala seksi Pengawasan dan Konsultasi

untuk melakukan penelitian kepatuhan Wajib Pajak, maka AR, melakukan

penelitian kepatuhan Wajib Pajak dan Membuat usulan Wajib pajak patuh

bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan kemudian usulan tersebut

ditatausahakan.

13). Membuat konsep Surat Keterangan Fiskal Non Buersa sesuai ketentuan yang

(17)

Ar menrima disposisi dari Kepal Seksi Pengawasan dan Konsultasi

mengenai permohonan Surat Keterangan Fiskal Non Bursa. Kemudian diteliti

kelengkapannya dan membuat surat permintaan kelngkapan bagi pemohon yang

beluim memenuhi persyaratan formal. Membuat uraian hasil Penelitian

Kewajiban Fiskal Wajib Pajak dan konsep Surat keterangan Fiskal Non Bursa

dengan lampiran dan perpajakn WP bagi pemohon yang telah memenuhi

persyaratan formal serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi.

14). Membuat konsep Surat Keputusan pengembalian Pendahulu Kelebihan Pajak

(SKPPKP) sesuai ketentuan yang berlaku.

Ar menerima tugas dari kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi untuk

melakukan penelitian dan membuat konsep SKPPKP, kemudian melakukan

penelitian dan membuat konsep SKPPKP serta menyampaikan kepada Kepala

Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

15). Membuat konsep Surat keputusan Penmgembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

(SKPKPP).

Dalam melaksanakannya AR menrima tugas dari kepala seksi

Pengawasan dan Konsultasi untuk melakukan penelitian dan membuat konsep

SKPKPP,setelah itu AR pun melakukan penelitian dan membuat konsep

SKPKPP serta menyapaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

(18)

Setelah menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasiuntuk melakukan penelitian dan membuat konsep SPMKPserta

menyampaikan, AR melakukan penelitian dan membuat konsep SPMKP serta

menyampaikan kepada Kepala Sekai Pengawasan dan Konsultasikemudian

Mendistribusikannya melalui Sub Bagian Umum kepada Wajib Pajak.

17). Membuat Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga (SKIPB).

Tugas yang diterima dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk

melakukan penelitian dan membuat konsep SKPIB,terlebih dahulu dilakukan

penelitian dan membuat konsep SKPIB serta menyampaikan kepada Kepala

Seksi Pengawasan dan Konsultasi setelah itu menindaklanjutinya.

18). Membuat konsep Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB).

AR menerima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk

melakukan penelitian dan membuat konsep SPMIB serta menyampaikan kepada

Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi serta mendistribusikan SPMIB kepada

Wajib Pajak.

19). Membuat Konsep Surat Keterangan pembayaran Pajak Sementara (SKPPS).

AR meneliti berkas permohonan beserta kelngkapannya dan membuat

surat permintaan kelengkapan bagi pemohon yang belum memenuhi persyaratan

formal. Kemudian melakukan konfirmasi ke instansi terkait sesuai dengan

(19)

jawaban konfirmasi yang diterima.Setelah itu menyampaikan konsep persetujuan

SKPPS kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

20). Membuat konsep Perhitungan Lebih Bayar (PLB).

AR menerima disposisi dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

mengenai Surat Keputusan Keberatan, Surat Pembetulan , Surat Keputusan

Pengurangan Sanksi, Surat Kepuusan Pelaksanaan ,Putusan Banding,Surat

Keputusan Pelaksanaan Peninjauan Kembali. Lalu membuat konsep

Perhitungan Lebih Bayar (PLB) dan melaksanakan tindak lanjut terhadp

perhitungan Lebih Bayar (PLB).

21). Melaksanakan penelitian dalam rangka penerbitan Bukti Pemindahbukuan (Pbk)

bedasrkan permohonan Wajib Pajak.

AR menerima disposisi dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

mengenai surat permohonan pemindahbukuan. kemudian meneliti kelngkapan

permohonan pemindahbukuan Wajib Pajak dan membuat Surat permintaan

kelngkapan bagi pemohon yang belum memenuhi persyaratan formal. Sehingga

dapat ditindaklanjuti apabila telah memnuhi persyaratan formal dan membuat

bukti pemindahbukuan bedasarkan uraian penelitian yang dibuat.

22). Melaksanakan penelitian Bukti Pemindahbukuan (Pbk) secara jabatan.

AR yang menrima disposisi dari Kepala Seksi pengawasan dan

Konsultasi mengenai SKPLB/SKPPKP/PLB yang menyatakan adanya pajak

yang harus dikembalikan, melakukan penelitian dan membuat bukti

(20)

23). Melakukan penelitian dalam rangka penerbitan Surat Ijin Pengguna Mesin

Teraan Materai, Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas Dengan

Teknologi Percetakan dan Surat Ijin Pembubuhan tanda Bea Materai Lunas

Dengan Sistem Komputerisasi.

AR meneliti pemenuhan persyaratan atas permohonan ijin tersebut

serta mencetak kesesuaian mesin teraan materai (merk, tahunpembuatan, nomor

mesin) dengan Surat Laik Pakai Mesin Teraan Materai.setelah itu membuat

uraian hasil penelitian Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas Dengan

Mesin Teraan Materai. Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas Dengan

Teknologi Percetakan dan . Ijin Pembubuhan Tanda Bea Materai Lunas Dengan

Sistem komputerisasi serra meneruskannya kepada kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi.

24). Memperoses pencabutan Ijin penggunaan mesin Teraan Materai, Pembubuhan

Tanda Bea Lunas Dengan Teknilogi Percetakan Dan Pembubuhan Tanda Bea

Materai Lunas Dengan Sistem Komputerisasi.

Pada pekerjaan ini AR melakukan penelitian dan analisa kepatuhan

material tentang penggunaan mesin teraan materai, pembubuhan tanda bea

materai lunas dengan teknilogi percetakan dan pembubuhan tanda bea materai

lunas dengan sistem komputerisasi. Kemudian menyampaikan hasil penelitian

dan analisa kepatuhan material tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi. Sehingga dapat dibuat laporan penelitian mengenai pencabutan ijin

(21)

sistem komputerisasi dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan

konsultasi.

25). Membuka segel mesin teraan dan membuat Berita Acarapembukaan segel mesin

teraan.

AR menliti kelngkapan persyaratan permohonan yang diajukan oleh

Wajib Pajak dan mengirimkan Surat Permohonan kelengkapan dokumen kepada

wajib Pajak apabila ada persyaratan formal yang belu dipenuhi.AR menrima

mesin teraan dari wajib Pajak dan melakukan pembukuan segel mesin

teraan.Kemudian melakukan penyesuaian stamp meter pada mesin teraan. Seuai

dengan jum;lah deposit Bea Materai bedasrkan SSp yang telah dibayarkan oleh

Wajib Pajak. Setelah itu membuat Berita Acara tentang pembukuan dan

pemasangan segel mesin teraan materai dan menyampaikan kepada Kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi.

26). Melaksanakan pengalihan saldo Bea Materai dengan Mesin Teraan, Teknologi

Percetakan dan Sistem Komputerisasi.

Setelah AR menrima disposisi dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi mengenai surat Permohonan pengalihan saldo Bea Materai dengan

mesin teraan, pengalihan saldo Bea Materai dengan sistem komputerisasi dari

wajib pajak ; maka AR meneliti kelengkapan permohonan tersebut dan membuat

surat permintaan kelengkapan bagi pemohon yang belum memiliki persyaratan

formal serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi,

untuk kemudian dapat ditindaklanjuti apabila pemohon memenuhi persyratan

(22)

27). Melaksanakan proses pembetulan ketetapan pajk sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 UU KUP.

AR meberima tugas dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

untuk meneliti ketetapan pajak yang salah tulis, salah hitung atau salah

penerapan UU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 UU KUP.Kemudian

konsep uraian penelitian pembetulan ketetapan pajak yang salah tulis, salah

hitung atau salah penerapan UU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 UU

KUP dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

28). Menysun konsep uraian pelaksanaan Putrusan Banding atau Peninjauan kembali

Mahkamah Agung.

Setelah AR menerima disposisi dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi mengenai Surat Keputusan Banding /Surat Keputusan peninjauan

Kembali, AR meneliti dan membuat konsep uraian pelaksanaan putusan

Banding/Peninjauan Kembali serta menyampaiakan keapada kepala Seksi

Pengawasan dan Konsultasi.

29). Membuat konsep evaluasi hasil Putusan Banding atau Peninjaun Kembali

Mahkamah Agung.

AR menrima disposisi dari kepal Seksi Pengawasan dan Konsultasi

mengenai Surat Putusan Banding atau Surat Keputusan Peninjauan

Kembali.Kemudian membuat konsep evaluasi putusan banding atau Surat

Keputusan Peninjauan Kembali dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi

(23)

30). Membuat konsep laporan penelitian ijin perubahan Tahun Buku dan Metode

Pembuktian Pertama.

AR yang menerima disposisi dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi mengenai surat permohonan ijin perubahan Tahun Buku dan Metode

Pembukuan Pertama, meneliti kelengkapan permohonan ijin perubahan tahun

Buku dan metode Pembukuan Pertam dan membuat surat permiontaan

kelengkapan bagi pemohon yang belum memenuhi persyaratan formal. Dan

menindak;lanjuti permohonan ijin perubahan Tahun Buku dan Metode

Pembukuan Pertama yang telah memenuhi persyaratan formal kemudian

membuat konsep laporan penelitian ijin perubahan Tahun Buku dan Metode

Pembukuan Pertama dan menyampaikan Kepada Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi.

b. Tugas Account Respresentative Yang Berhubungan Langsung Dengan

Atasannya.

1) Membuat rencana kerja ;

2) Menyusun estimasi penerimaan pajak bedasrkan potensi perkembangan

ekonomi dan keluarga ;

3) Mengusulkan pemeriksaan dan atau penyidikan ;

4) Membuat konsep laporan berkala :

Gambaran salah satu prosedur bagaimana Account Respresentative (AR)

(24)

1) Laporan pajak (SPT) tahunan dan SPT Masa ) disampaikan oleh Wajib

Pajak ke Kantor Pajak akan dilakukan penelitian oleh seorang AR yang

telah diberi tugas untuk menangani Wajib Pajak tersebut.

2) Jika AR menemukan adanya dugaan ketidakbenaran dalam pelaporan

SPT tersebut bedasrkan data-data yang ada di kantor pajak, maka AR

harus membuat surat himbauan kepada Wajib Pajak untuk

memberitahukan dan sekaligus meminta klarifikasi terhadap adanya

dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan tersebut sesuai

dengan ketentuan perpajakannya yang berlaku.

3) Jika jawaban tertulis yang diterima dari Wajib Pajak atas surat

himbauan tersebut bias menjelaskan semua dugaan ketidakbenaran

SPT,maka SPT tersebut dianggap telah benar.

Fungsi lain dari Account Respresentative yaitu menghimbau masyarakat

untuk membyar pajak, membuat profile Wajib Pajak. Hasil kerja Account

Respresentative ini nantinya dilaporkan ke Direktorat Jendraln Pajak sehingga dapat

mengetahui secara langsung dan mengetahui secara detail dat-data Wajib pajak serta

laporan Wajib Pajak.

Peran Account Respresentative sangat membantu Wajib Pajak karena

denmgan adanya Account Respresentative , Wajib Pajka merasa mudah dalam

menyelesaikan perpajakannya. Untuk itu Direktorat Jenderal Pajak menyediakan

seorang Account Respresentative untuk dapat meningkatkan kepercayaan

(25)

Account Respresentative pada Kantor Pelayanan pajak dibentuk bedasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 tanggal 20 Februari 2006

tentang Account Respresentative pada Kntor Pelayanan pajak yang telah

menimplementasikan Organisasi Modern.

7. Tanggung Jawab Account Respresentative di Kantor Pelayanan Pajak Account Resepresentative yang merupakan pegawai Direktorat Jenderal Pajak

yang diajukan untuk melayani sejumlah Wajib Pajak tertentu yang telah menjadi

tanggung jawabnya dan sebagi penghubung antar Kantor Pelayanan pajak dengan

wajib Pajak memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak.

b. Memberikan penyuluhan tentang kebijakan perpajakan yang berlaku.

c. Memberikan bimbingan dan konsultasi terhadap Wajib Pajak yang menjadi

tanggung jawabnya.

d. Melakukan penmgawasan dan kepatuhan formal dan material Wajib Pajak yang

menjadi tanggung jawabnya.

e. Mencari, mengumpulkan dan merekam data dan informasi yang diperoleh ke

dalam sistem informasi perpajakan.

f. Malaksanakan dan menyelesaikan seluruh kegiatan yang tercantum pada menu

(26)

D. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup dan kendala dari Praktik kerja

Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

1. Peran dan fungsi yang dilakukan Account Respresentative(AR)pada

seksi Pengawasan dan Konsultasi dalam upaya meningkatkan

Kepatuhan wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pratama (KPP)

Medan Kota.

2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan peran dan fungsi yang dilakukan

oleh Account Respresentative (AR) pada seksi Pengawasan dan

Konsultasi di kantorPelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Kota.

E. Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan mandiri

(PKLM), penulis mengumpulkan data dan informasi dengan metode sebagai berikut :

1. Jenis Data

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui

tentang objek kajian Laporan Tugas Akhir , seperti melakukan wawancara

langsung kepada pihak yang berkaitan dengan judul laporan Tugas Akhir

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari refrensi ilmiah atau bahan

terulis, seperti buku perpajakan, Undang-Undang perpajakan yang

(27)

2. Sumber Data

Dalam proses pengumpulan data penulis melakukan pengmatan secara

langsung tentang kondisi serta keadaan dari kantor tempat dimana penulis melakukan

kegiatan Laporan tugas Akhir.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai Laporan Tugas Akhir , penulis

mengumpulkan data dan informasi dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Pengamatan ( Observation)

Dalam metode ini penulis langsung kelapangan untuk melakukan

peninjauan dengan pengamatan yang berkaitan dengan judul laporan tugas

akhir.

b. Metode Wawancara (Interview Guide )

Dengan cara melakukan komunikasi Tanya jawab langsung kepada pegawai

instansi kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota yang berkopeten dan

mampu memberikan masukan data atau informasi bagi penyusun laporan

tugas akhir.

c. Data Dokumentasi (Optional Guide)

Dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

prosedur dan sistem dan sistem kerja Account Respresentative dalam

menjalankan tugas dang fungsinya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(28)

4. Alat Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis mengunakan menggunakan media internet

untuk memperoleh referensi ilmiah yang diakses menggunakan handphone. Selain itu

penulis juga menggunakan kamera sebagai alat dokumentasi yang berhubungan

dengan prosedur dan sistem kerja Account Representative dalam menjalankan tugas

dan fungsinya di Kantor Pajak Pratama Medan Kota.Penulis juga menggunakan laptop

sebagai alat dalam menyusun pengumpulan data Laporan Tugas Akhir.

5. Informan

Dalam pengumpulan data penulis melakukan wawancara lansung kepada pihak

yang berkaitan dengan judul Laporan Tugas Akhir, yaitu dengan cara melakukan

komunikasi Tanya jawab langsung kepada pegawai instansi Kantor Pelayanan Pajak

Medan Kota yang berkopeten dalam memberikan informasi kepada penulis dan dapat

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini dimulai dengan user memasukkan nama dosen, jurusan, mata kuliah, semester dan pilih opsi cari kemudian sistem akan menyaring data jadwal dosen

bukti empiris apakah dengan teori yang sama tetapi populasi, waktu dan tempat yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama. Dalam penelitian ini sampel diambil dari karyawan bagian

• Jika terdapat perpustakaan atau sumber bacaan lainnya, siswa dapat menambah informasi pada kegiatan IPS dengan melakukan studi pustaka, tentang pengaruh listrik terhadap

Rangkaian ini diaplikasikan sebagai indikator untuk keperluan lemari pendingin yang bisa mengingatkan untuk memeriksa lemari pendingin sudah tertutup dengan benar, dengan

proses negosiasi teknis dan finansial kepada peringkat teknis kedua dan ketiga sesuai dengan urutan peringkatnya, selama masa surat penawaranya masih berlaku atau

Karena hanya dengan duduk di depan komputer pengendali, seseorang dapat menghidupkan alat elektronika berupa lampu, buzzer, kipas dan alat-alat elektronika rumah tangga

Seorang manajer dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor, baik secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Pengurusan informasi,

Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun