BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran
kelelahan kerja pada Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta di PT.
Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara
Kabupaten Agam.
3.2.2 Waktu
Penilitian berlangsung sejak bulan September 2016 – April 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling
fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam
sebanyak 40 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
total populasi yaitu, teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 40 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan menggunakan
kuesioner penguji kelelahan secara subjektif (Subjective Self Rating Test) dari
Industrial Fatigue Research Committee (IFRC)
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data jumlah karyawan, arsip catatan dan
seluruh dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan bahan penelitian serta
data dari literatur lain.
3.5 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:
a. Umur adalah lama waktu hidup responden yang dihitung berdasarkan tahun
terakhir saat penelitian dilakukan.
b. Masa kerja adalah rentang waktu sejak responden menjadi pekerja di PT.
Mutiara Agam sampai saat penelitian ini dilakukan.
c. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah
diselesaikan oleh responden.
d. Kelelahan Kerja adalah suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan
adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan kecemasan
3.6 Aspek Pengukuran
Dalam penelitian ini pengukuran kelelahan kerja menggunakan kuesioner
penguji kelelahan secara subjektif yang berskala Industrial Fatigue Research
Committee (IFRC) yang berjumlah 30 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan
tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10
pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik. Skor yang diberikan pada tiap
masing-masing pertanyaan yaitu tidak pernah merasakan kelelahan diberi nilai 0,
kadang-kadang (1-3 dalam seminggu) merasakan diberi nilai 1, sering (>4 kali
dalam seminggu) merasakan diberikan nilai 2, selalu merasakan diberi nilai 3.
Langkah terakhir dari aplikasi kuisioner kelelahan subjektif adalah menentukan
tingkat kelelahan dan melakukan upaya perbaikan pada pekerjaan, jika diperoleh
hasil yang menunjukan tingkat kelelahan yang tinggi.
Dibawah ini merupakan pedoman sederhana yang dapat digunakan untuk
menentukan klasifikasi tingkat kelelahan subjektif.
Tingkat Kelelahan
Total Skor
Individu Klasifikasi Kelelahan Tindakan Perbaikan
Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif Berdasarkan Total Skor
Sumber : Tarwaka, 2015
3.7 Pengolahan Data dan Penyajian Data
Pengolahan data statistik dilakukan dengan cara manual dan proses
komputerisasi. Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dianalisa secara
deskriptif lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3 68 – 90 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung
Mutiara Kabupaten Agam. PT. Mutiara Agam merupakan bidang usaha yang
bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. PT. Mutiara Agam
didirikan dengan Akta Notaris No. 4 tanggal 1 Desember 1982 dari notaries
Deetje Farida Djanas SH, Padang. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman
RI dengan surat keputusan No C2.176.HT.01.04 tahun 1991 tanggal 4 Januari
1991, yang dimuat dalam berita acara Negara RI no 960, 1991. Legalitas usaha
sebagai PMDN, didapat berdasarkan SPT Badan Koordinasi Penanaman Modal
Dalam Negeri Pusat No. 124/1/PMPN/1986 Tanggal 5 Oktober 1986. Sedangkan
dinyatakan sebagai perkebunan besar swasta nasional diperoleh berdasarkan
rekomendasi Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Perkebunan No.
KB.720/ED.371/12.88 tanggal 27 Desember 1988.
Berikut adalah batas-batas wilayah PT. Mutiara Agam :
a. Timur : Kecamatan Tiku
b. Barat : Kabupaten Pasaman Barat
d. Selatan : Kecamatan Tiku
Land Clearing dan pembibitan digiatkan mulai tahun 1984, demikian pula
pembangunan prasarana pendukungnya. Berlanjut dengan kemajuan penanaman
kelapa sawit di lapangan, maka pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (
PKS ) dimulai pada akhir bulan Desember 1992 dengan sistem swakelola.
Disamping modal sertaan daripada persero didapat pula fasilitas KLBI melalui
Bank Exim Indonesia cabang Padang pada media tahun 1989.PT. Mutiara Agam
mempunyai luas areal 8.625 ha dengan rincian areal planted seluas 6.592,87 ha.
Dalam kelancaran proses produksi dan demi tercapainya tujuan yang diinginkan,
PT. Mutiara Agam melibatkan +/- 1.873 orang yang terdiri dari beberapa tingkat /
level diantaranya : Staff, Semi Staff, Organik, SKU / PHT, dan PHL. Perkebunan
PT. Mutiara Agam terbagi atas 8 afdeling ( Wilayah Kerja ) yaitu afdeling A (
Alpha ), afdeling B ( Bravo ), Afdeling C ( Charlie ), afdeling D ( Delta ), afdeling
E ( Echo ), afdeling F ( Fanta ), afdeling G ( Golf ), afdeling H ( Hotel ). Setiap
afdeling dipimpin oleh seorang asissten dan dibantu oleh 5 orang mandor, 3 orang
kerani, ± 5 orang Pekerja Harian Tetap (PHT) dan 40 orang Pekerja Harian Lepas
(PHL).
Pada saat ini PT. Mutiara Agam sedang melakukan Replanting dan
Pembukaan lahan baru pada beberapa afdeling. Adapun afdeling yang sedang
dilaksanakan replanting adalah afdeling A (Alpha ), B (Bravo) dan C (Charlie).
dan sekarang sudah sampai pada proses pembibitan. Oleh karena itu, peneliti
hanya melalukan wawancara pada beberapa Pekerja Harian Lepas (PHL) di
Afdeling D (Delta), E (Echo) dan F (Fanta). Melalui wawancara yang peneliti
lakukan, pada afdeling F (Fanta) didapati banyak Pekerja Harian Lepas (PHL) nya
yang merasakan keluhan seperti nyeri bagian punggung, nyeri diseluruh badan,
nyeri dikaki, kebas-kebas pada bagian kaki dan kurang konsentrasi. Oleh karena
itu peneliti melakukan penelitian di afdeling fanta PT. Mutiara Agam.
Afdeling fanta memiliki luas 695,4 ha, dan jumlah Pekerja Harian Lepas
(PHL) nya sebanyak 40 orang. Jenis pekerjaan yang dilakukan Pekerja Harian
Lepas (PHL) ini adalah Pengendalian gulma, pemupukan, deteksi hama,
pengendalian hama, pembuatan piringan, prunning ( pemotongan pelepah sawit),
pembuatan titi dan memanen. Untuk kegiatan pengendalian gulma, pemupukan,
deteksi hama, pengendalian hama ini dilakukan hanya 3 bulan sekali. Pembuatan
piringin dilakukan setiap 1 bulan sekali, sedangkan pembuatan titi tergantung
dengan kondisi titi-titi sebelumnya yang sudah ada apakah perlu diganti atau
tidak. Untuk pekerjaan memanen dan prunning ini dilakukan setiap hari kerja.
4.2 Karakteristik Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
4.2.1 Karakteristik Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Kelompok Umur di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
> 34 21 52.5
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.1. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar
umur Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada pada kelompok
umur > 34 tahun yaitu berjumlah 21 orang (52.65%) dan frekuensi terendah
berada pada kelompok umur < 34 tahun yaitu berjumlah 19 orang (47.5%).
4.2.2 Karakteristik Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)
SD 15 37.5
SMP 17 42.5
SMA 8 20.0
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.3. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar
tingkat pendidikan Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada pada
kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu berjumlah 17 orang (42.5%) dan
frekuensi terendah berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu
berjumlah 8 orang (20.0%).
4.2.3 Karakteristik Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Masa Kerja di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Masa Kerja (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
< 4 15 37.5
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.3., dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar masa
kerja Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada pada kelompok
masa kerja > 4 tahun yaitu berjumlah 25 orang (62.5%) dan frekuensi terendah
berada pada kelompok masa kerja < 4 tahun yaitu berjumlah 15 orang (62.5%).
4.3 Hasil Pengukuran Kuesioner Perasaan Kelelahan dari IFRC pada Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan
Pertanyaan Perasaan-Perasaan Kelelahan Kerja Pada Kuesioner IFRC di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
14
Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan
kelelahan Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta terbanyak yaitu
selalu merasakan lelah pada seluruh badan yaitu 8 orang (20%). Sering merasakan
berat dikaki dan haus yaitu masing-masing 19 orang (47.5%), kadang-kadang
merasakan sakit di bagian kepala yaitu 30 orang (75%), dan tidak pernah
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017 Perasaan Lelah Frekuensi (orang) Persentase (%)
Rendah 6 15
Sedang 29 72.5
Tinggi 5 12.5
Total 40 100
Berdasarkan Tabel 4.5. diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi perasaan
kelelahan paling banyak berada pada kategori sedang yaitu berjumlah 29 orang
(72.5%), selanjutnya pada kategori rendah yaitu berjumlah 6 orang (15.%), dan
yang paling sedikit berada pada kategori tinggi yaitu berjumlah 5 orang (12.5%).
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Umur Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.6. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar
kategori rendah berada pada kelompok umur < 34 tahun yaitu berjumlah 6 orang
(100%), frekuensi terbesar kategori sedang berada pada kelompok umur > 34
tahun yaitu berjumlah 16 orang (55.8%), dan untuk kategori tinggi berada pada
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.8. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar
kategori rendah berada pada kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu berjumlah 4
orang (66.6%), frekuensi terbesar kategori sedang berada pada kelompok tingkat
pendidikan SMP yaitu berjumlah 14 orang (48.3%), dan untuk kategori tinggi
berada pada kelompok tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 3 orang (60%).
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Harian Lepas (PHL) Berdasarkan Perasaan Lelah di Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.7. di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar
kategori rendah berada pada kelompok masa kerja < 4 tahun yaitu berjumlah 4
orang (66.7%), frekuensi terbesar kelelahan kategori sedang berada pada
kategori tinggi berada pada kelompok masa kerja > 4 tahun yaitu berjumlah 5
orang (100%).
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kelelahan Berdasarkan Umur Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Berdasarkan hasil kuesioner maka dapat dilihat bahwa umur Pekerja Harian
Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berkisar antara 20 – 47 tahun. Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur pekerja yang terbanyak yaitu berumur > 34
tahun yaitu berjumlah 21 orang (52.5%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
Pekerja Harian Lepas (PHL) di bagian afdeling fanta PT. Mutiara Agam
Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam ini berada dalam usia produktif
kategori rendah, dapat diketahui frekuensi terbesar berada pada kelompok umur <
34 tahun yaitu berjumlah 6 orang (100%). Berdasarkan kelelahan kategori sedang,
diketahui bahwa frekuensi paling banyak berada di kelompok umur > 34 tahun
yaitu berjumlah 16 orang (55.8%). Berdasarkan kelelahan kategori tinggi, semua
Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada pada kelompok umur >
34 tahun yaitu berjumlah 5 orang (100%). Dari data ini dapat kita lihat bahwa
kelelahan kerja lebih banyak dialami oleh pekerja yang berumur > 34 tahun.
Hal ini terjadi karena semakin tua usia seseorang maka kemampuan fisiknya
semakin menurun sehingga lebih cepat mengalami kelelahan saat bekerja. Hal ini
juga sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2010) mengenai
hubungan beban kerja, status gizi dan usia dengan tingkat kelelahan pekerja
operator bagian dyeing, dengan responden yang berusia sebagian besar lebih dari
30 tahun juga menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara usia dengan
kejadian kelelahan pekerja, dengan menunjukkan sifat korelasi positif yang berarti
semakin tua usia seorang tenaga kerja maka akan semakin tinggi tingkat
kelelahannya.
5.2 Kelelahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta di PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Tingkat pendidikan di afdeling fanta PT. Mutiara Agam ini berbeda-beda
mulai dari tamatan SD, SMP dan SMA. Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui
bahwa tingkat pendidikan Pekerja Harian Lepas (PHL) di bagian afdeling fanta
terbanyak berada pada kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 17
formal yang sesuai dengan program wajib belajar sembilan tahun. Berdasarkan
kelelahan kategori rendah, dapat diketahui frekuensi terbesar berada pada tingkat
pendidikan SMA yaitu berjumlah 4 orang (66.6%). Berdasarkan kelelahan
kategori sedang, diketahui bahwa frekuensi paling banyak Pekerja Harian Lepas
(PHL) di bagian afdeling fanta berada pada tingkat pendidikan SMP yaitu
berjumlah 14 orang (48.3%). Berdasarkan kelelahan kategori tinggi, diketahui
bahwa frekuensi paling banyak Pekerja Harian Lepas (PHL) di bagian afdeling
fanta berada pada tingkat pendidikan SD yaitu berjumlah 3 orang (60%).
Dari data ini dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pekerja dengan tingkat
pendidikan SMP lebih tinggi dari pekerja dengan tingkat pendidikan yang lain.
Hal ini terjadi dalam penelitian ini dikarenakan distribusi Pekerja Harian Lepas
(PHL) di bagian afdeling fanta sebagian besar adalah berpendidikan SMP yaitu
berjumlah 17 orang (42.5%). Kelelahan Pekerja Harian Lepas (PHL) di bagian
afdeling fanta dapat dilihat dari kondisi sikap kerja yang mana pekerja melakukan
pekerjaannya dalam posisi berdiri, membungkuk dan pandangan mengarah keatas
secara berulang dan kondisi lahan perkebunan yang agak panas. Banyaknya
pekerjaan dan tidak diiringi dengan istirahat yang cukup juga berpengaruh
terhadap kelelahan yang dirasakan pekerja.
Grandjean (1991) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya kelelahan
di industri sangat bervariasi, dan untuk memelihara/ mempertahankan kesehatan
dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan di luar tekanan (cancel out the
stress). Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode
Faktor-faktor lain penyebab kelelahan yaitu: intensitas lamanya kerja fisik dan
mental, ergonomi, lingkungan (iklim, penerangan, kebisingan, getaran dll),
circadian rhythm, problem psikis (tanggung jawab, kekhawatiran, konflik dll),
kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi (Tarwaka, 2015).
5.3 Kelelahan Berdasarkan Masa Kerja Pekerja Harian Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta PT. Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017
Masa kerja setiap Pekerja Harian Lepas (PHL) di bagian afdeling fanta ini
berbeda-beda, dimulai dari masa kerja 1 tahun sampai masa kerja 15 tahun.
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa masa kerja Pekerja Harian Lepas
(PHL) bagian afdeling fanta yang terbanyak berada pada kelompok masa kerja > 4
tahun yaitu berjumlah 25 orang (62.5%). Dari data masa kerja ini, dapat dilihat
bahwa sebagian besar Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta memiliki
pengalaman yang cukup lama dalam bekerja di afdeling fanta ini. Berdasarkan
masa kerja, diketahui bahwa frekuensi kelelahan kategori rendah paling banyak
Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada pada masa kerja < 4
tahun yaitu 4 orang (66.7%). Berdasarkan kelelahan kategori sedang, diketahui
bahwa frekuensi Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta paling banyak
berada pada masa kerj > 4 tahun yaitu 18 orang (62.1%). Berdasarkan kelelahan
kategori tinggi, semua Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta berada
pada masa kerja > 4 tahun yaitu berjumlah 5 orang (100%). Dari data ini dapat
kita lihat bahwa Pekerja Harian Lepas (PHL) bagian afdeling fanta dengan masa
kerja > 4 tahun lebih banyak mengalami kelalahan kerja dari pada masa kerja < 4
Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan para pekerja terlalu
menoton dan dilakukan secara terus menerus sehingga dapat mengkibatkan
penurunan konsentrasi pada saat bekerja sehingga menimbulkan kelelahan kerja.
Hal ini sesuai dengan Suma‟mur (1993) menjelaskan bahwa kelelahan dapat
disebabkan oleh pekerjaan yang menoton yang berakibat terhadap penurunan
konsentrasi dalam bekerja dan Setyawati (2010) berpendapat bahwa pekerjaan
menoton dapat menyebabkan kelelahan kerja dan dapat mempengaruhi
produktivitas kerja.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Kelelahan Kerja pada Pekerja Harian
Lepas (PHL) Bagian Afdeling Fanta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran kelelahan kerja paling dominan disebabkan oleh faktor masa kerja
pada Pekerja Harian Lepas (PHL). Dari ketiga ketegori kelelahan yaitu
kategori rendah, kategori sedang dan kategori tinggi, kelelahan kerja paling
2. Gambaran kelelahan kerja paling dominan berdasarkan kelelahan ketegori
rendah disebabkan oleh faktor umur. Dari 6 pekerja yang mengalami kelelahan
kerja, semua pekerja berada pada kelompok umur < 34 tahun (100%).
3. Gambaran kelelahan kerja paling dominan berdasarkan kelelahan kategori
sedang disebabkan oleh faktor masa kerja. Dari 29 pekerja yang mengalami
kelelahan kerja, 18 pekerja berada pada kelompok masa kerja > 4 tahun
(62.1%).
4. Gambaran kelelahan kerja kategori tinggi, kelelahan kerja disebabkan oleh
faktor umur dan masa kerja. Dari 5 pekerja yang mengalami kelelahan,
semuanya berada dalam kelompok umur ≥ 34 tahun (100%) dan masa kerja ≥
4 tahun (100%).
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. Para pekerja harian lepas (PHL) dapat menyesuaikan kemampuan tubuh
dengan kapasitas kerja fisiknya.
2. Para pekerja harian lepas (PHL) dapat menyesuaikan sikap kerja yang sesuai
3. Para pekerja harian lepas (PHL) dapat mengurangi pekerjaan yang
berulang-ulang yaitu dengan membuat rotasi kerja.
4. Bagi perusahaan sebaiknya dilakukan monitoring secara berkala agar dapat
meminimalisir terjadinya kelelahan kerja pada pekerja harian lepas (PHL).
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P., 2009. Psikologi Industri. PT Rineka Cipta, Yogyakarta
Badan Penanaman Modal Dalam Negri Pusat No. 124/1/PMPN/1986 Tanggal 5 Oktober 1986.