• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Labuhanbatu (Studi Kasus Polres Labuhanbatu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Labuhanbatu (Studi Kasus Polres Labuhanbatu)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Muchril Ardiansyah Putra

Penulisan skripsi ini berjudul tentang efektivitas Polri dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Labuhanbatu (Studi di Polres Labuhanbatu).Masalah kejahatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering kali dipersoalkan oleh kalangan masyarakat maupun praktisi hukum.Hal ini dikarenakan dampak kejahatan itu dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.Salah satu bentuk kriminalitas yang mempunyai frekuensi tertinggi adalah tindak pidana pencurian.

Penulisan skripsi ini mengangkat beberapa permasalahan yaitu peran Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pencurian di Kabupaten Labuhanbatu, kendala-kendala/hambatan yang dihadapi pihak Kepolisian Resort Labuhanbatu dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Labuhanbatu dan upaya-upaya yang dilakukan dalam menanggulangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten Labuhanbatu. Adapun peran kepolisian tersebut adalah sebagai penyelidik dan penyidik baik di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) maupun di dalam UU Kepolisian Negara Republik Indonesia UU No. 2/2002, kendala-kendala/hambatan yang dihadapi pihak Kepolisian meliputi kendala intern (dari dalam) dan hambatan ekstern (dari luar) sedangkan upaya yang dilakukan Kepolisian yaitu upaya penal dan upaya non penal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat deskriptif analitif dengan metode pendekatan yuridis normatif.Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah kejahatan pencurian kendaraan bermotor Kabupaten Labuhanbatu selama 4 (empat) tahun terakhir 2010-1015 berjumlah 920 kasus dan kasus yang selesai sekitar 213 kasus. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga kejahatan pencurian kendaraan bermotor terjadi di Kabupaten Labuhanbatu, yaitu: faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor lemahnya penegakan hukum dan upaya-upaya yang dilakukan dalam menangani kejahatan pencurian kendaraan bermotor dalam ruang lingkup Kabupaten Labuhanbatu adalah upaya penal dan upaya non penal, maksud upaya penal adalah kebijakan untuk menggunakan sarana-sarana penal di dalam menanggulangi suatu tindak kejahatan seperti pencurian kendaraan bermotor yang pada dasarnya lebih menitik beratkan pada tindakan represif (penindakan) yang dilakukan setelah terjadinya peristiwa pidana, sedangkan upaya non penal adalah untuk mencegah jauh sebelum terjadi kejahatan seperti pencurian kendaraan bermotor yang pada dasarnya lebih menitik beratkan pada tindakan preventif (pencegahan) yang dilakukan sebelum terjadinya suatu tindak kejahatan seperti seperti pencurian kendaraan bermotor.

Kata Kunci: Efektivitas, Polisi, Pencurian Kendaraan Bermotor

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Obat diharapkan dapat menjadi tempat/ wadah dari serangkaian usaha yang terkoordinasi dan saling terkait yang terdiri dari upayaupaya medis,

SURAT PERNYATAAN TIDAK KEBERATAN DARI ATASAN LANGSUNG TEMPAT BEKERJA PELAKSANA HARIAN RUMAH BERSALIN SWASTA. Yang bertanda tangan di bawah

Pilihan Jakarta sebagai kota yang dianggap cocok untuk keberadaan pusat fashion dan modeling karena melihat potensi yang dimiliki kota Jakarta dan kebijakan dari Dinas Pariwisata

- Surat pengangkatan sebagai tenaga dokter dari pemilik (untuk tenaga purna waktu).. - Surat izin atasan langsung dimana dia bekerja (untuk tenaga paruh

[r]

Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011 memberikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih,

[r]

Akan tetapi muncul sebuah kendala serius dalam pelaksanakan Pilkada serentak dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang menganggap Pasal 7 huruf r pada Undang-Undang