• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi, Komunikasi, Serta Kompensasi Terhadap PT. Bank Muamalat Tbk, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi, Komunikasi, Serta Kompensasi Terhadap PT. Bank Muamalat Tbk, Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang

berarti menggerakkan (to move). Motivasi menurut Robbins dan Judge (2008 :

222) merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang

individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi tersebut

adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini

adalah elemen yang paling banyak mendapatkan perhatian ketika kita

membicarakan motivasi. Namun, intensitas yang tinggi sepertinya tidak akan

menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan

dengan arah yang menguntungkan organisasi. Dengan demikian harus

mempertimbanhkan kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan.

Dimensi ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama individu

yang termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama

demi mencapai tujuan mereka. Menurut Jones (dalam Winardi, 2001 : 4) motivasi

berkaitan dengan persoalan bagaimana perilaku diawali, dipertahankan,

diarahkan, dihentikan, dan jenis reaksi subjektif macam apa terdapat di dalam

organisme yang bersangkutan, sewaktu segala hal yang dikemukakan

(2)

2.1.2 Teori Tentang Motivasi

Menurut Robbins dan Judge (2008 : 223) ada beberapa teori tentang motivasi:

1. Hierarki Teori Kebutuhan dari Mashlow

Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:

1.Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, dan kebutuhan fisik

lainnya.

2.Rasa aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.

3.Sosial: meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan

persahabatan.

4.Penghargaan: meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat

diri, otonomi, dan pencapaian; dan faktor-faktor penghargaan eksternal

seperti status, pengakuan, dan perhatian.

5.Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya;

meliputi pertumbuhan, pencapaian, potensi seseorang, dan pemenuhan

diri sendiri.

2. Teori X dan Teori Y dari McGregor

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas

dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan

manusia penganut teori Y (teori demokratis). Teori X merupakan anggapan

bahwa karyawan tidak suka bekerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab,

dan harus dipaksa untuk menghasilkan kinerja. Asumsi menganai teori ini:

1.Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan, dan sebisa mungkin

(3)

2.Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa,

dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai

tujuan-tujuan.

3.Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal

bila mungkin.

4.Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain

terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Teori Y merupakan anggapan bahwa karyawan suka bekerja, kratif,

mencari tanggung jawab, dan dapat berlatih mengendalikan diri. Asumsi yang

disebutkan sebagai teori Y:

1.Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti

halnya istirahat atau bermain.

2.Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai

berbagai tujuan.

3.Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung

jawab.

4.Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan

ke seluruh populasi, dan bukan hanya mereka yang menduduki posisi

manajemen.

3. Teori 2 (dua) Faktor dari Herzberg

Teori dua faktor merupakan teori yang menghubungkan faktor-faktor

(4)

menghasilkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari faktor-faktor yang

menimbulkan ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, manajer harus berusaha

menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja.

2.1.3 Jenis Motivasi

Menurut Sunarto (2004 : 26) ada 2 (dua) jenis motivasi di tempat kerja, yaitu:

1. Motivasi intrinsik

Motivasi ini muncul dengan sendirinya karena orang berusaha mencari

pekerjaan yang memuaskannya. Tetapi manajemen bisa meningkatkan proses

ini melalui kebijakan dan praktik pemberdayaan, pengembangan, dan desain

jabatan. Faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik diantaranya adalah:

a. Tanggung jawab

b. Kebebasan bertindak

c. Lingkup untuk menggunakan serta mengembangkan keterampilan dan

kemampuan

d. Peluang yang menarik dan menantang untuk mencapai peningkatan

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ini bersumber dari daya tarik setalah pekerjaan selesai dan

orang yang memotivasinya. Motivasi ini muncul apabila manajemen

memberi seperti kenaikan imbalan, pujian atau promosi. Motivasi yang

diinginkan dari skema gaji untuk kinerja termasuk jenis motivasi ekstrinsik.

Faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik antara lain:

a. Kondisi lingkungan yang baik

(5)

c. Status/pengakuan dari pimpinan

2.1.4 Peranan Motivasi

Menurut Hellriegel (dalam Winardi, 2001 : 131) agar organisasi menjadi

efektif, maka organisasi tersebut perlu menangani masalah-masalah motivasional

dengan menstimulasi keputusan-keputusan untuk turut serta dengan organisasi

yang bersangkutan dan keputusan untuk berproduksi pada tempat kerja. Peranan

motivasi:

1. Untuk merangsang orang-orang agar mereka bersedia turut serta dengan

perusahaan yang bersangkutan dan tetap berada di sana.

2. Guna memastikan bahwa para karyawan melaksanakan tugas-tugas untuk apa

mereka dipekerjakan.

3. Di samping kinerja puncak, perusahaan-perusahaan yang menghadapi

masalah-masalah baru memerlukan perilaku kreatif dan inovatif karyaan

mereka. Inovasi-inovasi mengharuskan untuk siap danmampu memasuki

bidang-bidang baru.

2.2 Komunikasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006 : 3) komunikasi

adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang

biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau

(6)

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik

secara lisan (langsung) maupun tidak langsung. Aktifitas komunikasi memiliki

ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan dengan

organisasi timbul suatu kajian tentang komunikasi organisasi. Menurut Purwanto

(2006 : 4) komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup

berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi

non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi merupakan salah satu

konteks penting dalam komunikasi.

2.2.2 Dimensi Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill (2002 : 7) terdapat dua pembagian komunikasi,

yaitu:

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan gagasan di

dalam organisasi. Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan

antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,

seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan,

dan sebagainya.

Proses komunikasi internal bisa barwujud komunikasi anter pribadi ataupun

komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder.

Komunikasi internal dibedakan menjadi dua:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas kebawah. Komunikasi

(7)

Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,

petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lainnya kepada bawahan.

Sedangkan bawahan memberikan laporan ataupun saran-saran, pengaduan,

dan ssebaginya.

b. Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari

karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam

komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau

mengalir antar bagian. Komunikasi horizontal ini membantu organisasi

untuk menghindari masalah dan memecahkan masalah, serta membangun

semangat kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal membahas informasi ke dalam dan keluar

organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh

kepala hubungan masyarakat. Menurut Komunikasi eksternal terdiri dari jalur

secara timbal balik, seperti:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan

umumnya bersifat informastif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga

khalayak merasa memiliki keterlibatan. Komunikasi ini dapat berupa

seperti artikel urat kabar, majalah, radio, film, dan lainnya.

b. Komunikasi dari khalayak ke organisasi. Komunikasi ini merupakan

umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan

(8)

2.2.3 Fungsi Komunikasi

Menurut Herimanto dan Indrojiono (2005 : 25) pada dasarnya komunikasi

mempunyai fungsi:

1. Informatif

Dalam kegiatannya, baik karyawan maupun manajer membutuhkan banyak

sekali informasi agar dapat menyelesaikan tugas-tugasnya secara efisien.

Informasi dibutuhkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan,

tujuan yang harus dicapai, aturan yang berlaku, standar kerja, dan lainnya.

2. Pengendali

Komunikai juga berfungi sebagai pengendali dan pengatur perusahaan.

Komunikasi yang berfungsi sebagai pengendali ini bentuknya berupa perintah

dan laporan.

3. Perusuasif

Fungsi persuasif pada umumnya tercermin dalam interaksi antar karyawan,

dimana seseorang berupaya agar orang yang diajak berkomunikasi menerima

ide, jalan pikiran, dan penugasan dari pimpinan.

Selain itu ada beberapa fungsi komunikasi menurut Effendy (2005 : 8):

1. Memberikan informasi (public information)

2. Mendidik masyarakat (public education)

3. Mempengaruhi masyarakat (public persuation)

(9)

2.3 Kompensasi

2.3.1 Pengertian Kompensasi

Menurut Hasibuan (2011 : 118) Kompensasi merupakan semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak lansung yang

diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Sedangkan menurut Panggabean (2002 : 75) kompensasi merupakan penghargaan

yang dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan

kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada

organisasi.

Menurut Wather dan Davis (dalam Wibowo, 2007 : 134) kompensasi

merupakan apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontibusinya kepada

organisasi. Kompensasi yang diberikan organisasi kepada pekerja berdasarkan

dengan kinerja yang mereka lakukan, bukan berdasarkan senioritas.

2.3.2 Tujuan Kompensasi

Adapun tujuan dari manajemen kompensasi menurut Werther dan Davis

(dalam Wibowo, 2007 : 136) adalah:

1. Memperoleh personel atau karyawan yang berkualitas.

Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk mampu menarik pelamar.

Tingkat pembayaran harus tanggap terhadap permintaan dan penawaran

tenaga kerja di pasar kerja karena harus bersaing untuk mendapatkan tenaga

(10)

2. Mempertahankan karyawan yang ada.

Pekerja dapat keluar apabila tingkat kompensasi tidak kompetitif terhadap

organisasi lain, dengan akibat perputan tenaga kerja tinggi. Dengan demikian,

perlu dipertimbangkan mana yang lebih baik dan menguntungkan anatara

meningkatkan kompensasi dengan mencari pekerjaan baru dengan

konsekuensi harus melatih kmbali pekerja baru.

3. Memastikan keadilan.

Manajemen kompensasi berusaha keras untuk menjaga keadilan internal

maupun eksternal. Keadilan internal memerlukan bahwa pembayaran

dihubungkan dengan nilai relatif pekerjaan sehingga perkerjaan yang sama

mendapatkan pembayaran yang sama. Keadilan eksternal berarti membayar

pekerja sebesar apa yang diterima pekerja yang setingkat oleh perusahaan

lain.

4. Menghargai perilaku yang diinginkan.

Pembayaran harus memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak

sebagai insentif untuk perilaku di maas depan. Rencana kompensasi yang

efektif menghargai kinerja, loyalitas, keahlian, dan tanggung jawab.

5. Mengawasi biaya.

Sistem kompensasi yang rasional membantu organisasi memelihara dan

mempertahankan pekerja pada biaya yang wajar. Tanpa manajemen

kompensasi yang efektif, pekerja dapat dibayar terlalu tinggi atau terlalu

rendah.

(11)

Sistem upah dan gaji yang baik mempertimbangkan tantangan legal yang

dikeluarkan pemerintah dan memastikan pemenuhan pekerja.

7. Memfasilitasi saling pengertian.

Sistem manajemen kompensasi harus mudah dipahami oleh spesialis sumber

daya manusia, manajer operasi, dan pekerja. Dengan demikian, terbuka saling

pengertian dan menghindari kesalahan persepsi.

8. Efisiensi administrasi selanjutnya.

Program upah dan gaji harus dapat dikelola secara efisien , meskipun tujuan

ini merupakan pertimbangan sekunder.

2.3.3 Jenis-jenis Kompensasi

Menurut Panggabean (2002 : 76) jenis-jenis kompensasi terbagi atas dua,

yakni:

1. Kompensasi Finansial, yaitu kompensasi yang diwujudkan dengan

pembayaran sejumlah uang tunai kepada karyawan yang bersangkutan.

Kompensasi Finansian terdiri dari:

a.Kompensasi langsung

Kompensasi langsung (direct compensation) yang terdiri dari komponen

kompensasi yang diterima secara langsung, rutin, atau periodik.

Kompensasi langsung terdiri dari:

1. Gaji, yaitu imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan

(12)

2. Upah, yaitu imbalan finanial langsung yang dibayarkan kepada para

pekerja berdaarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan.

3. Insentif, yaitu imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawa

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

b.Kompensasi tidak langsung

Merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan

kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Diantaranya:

1. Jaminan/asuransi sosial, jaminan sosial yang diberikan peruahaan

kepada karyaannya seperti program pensiun dan lainnya.

2. Jaminan/asuransi kesehatan, merupakan jaminan kesehatan yang

diberikan perusahaan kepada karyawannya.

3. Tunjangan, tunjangan merupakan kompensasi lain di luar gaji/upah.

Bentuk kompensasinya dapat berbeda-beda pada tiap perusahaan.

2. Kompensasi Non Finansial

Kompensasi non finansial terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari

pekerjaannya dan dari lingkungan pikologis, dan atau fisik dimana orang itu

bekerja, seperti:

a. Penghargaan, pemberian reward dari pimpinan perusahaan kepada

karyawan atas pelaksanaan yang diberikan sekaligus berguna untuk

(13)

b. Fasilitas, fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya demi

menunjang kenyamanan para karyawan dalam bekerja.

c. Promosi, manajer membuat keputusan sebagai usaha mencocokkan orang

yang tepat dengan pekerjaannya. Kriteria yang sering dipergunakan untuk

mencapai keputusan promosi adalah sebuah kinerja dan senioritas.

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi

Tinggi rendahnya kompensasi menurut Panggabean (2002 : 81)

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Penawaran dan permintaan.

Permintaan dan penawaran tenaga kerja mempengaruhi program kompensasi,

dimana jika penawaran/jumlah tenaga kerja langka gaji cenderung tinggi, dan

sebaliknya.

2. Serikat pekerja.

Serikat pekerja juga sangat kuat dalam mempengaruhi kompensasi. Jika

keduanya kuat, maka kedudukan pihak karyawan juga akan kuat dalam

menentukan kebijakan kompensasi, begitu sebaliknya.

3. Kemampuan untuk membayar.

Pada perusahaan yang sudah memiliki nama baik, maka dapat dikemukakan

bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar gaji karyawannya

(14)

4. Produktivitas.

Jika gaji diberikan berdasarkan produktivitas, maka bagi pegawai yang

prestasinya semakin meningkat, semakin tinggi pula upah atau gaji yang

diberikan oleh perusahaan.

5. Biaya hidup.

Dalam kenyataannya, biaya hidup semakin tinggi, untuk itu perusahaan harus

menyesuaikan tingkat gaji dan upah yang akan diberikan kepada karyawan

agar gaji yang mereka terima terasa wajar.

6. Pemerintah.

Dalam menentukan tingkat gaji atau upah, pemerintah juga menetapkan

tingkat upah minimum untuk setiap daerah kerja yang telah disesuaikan

dengan biaya hidup yang ada dan perusahaan harus mematuhi.

2.4 Kinerja

2.4.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata performance. Performance memiliki pengertian

sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Menurut Amstrong dan Baron (dalam

Wibowo, 2007 : 7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan

kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi.

Menurut Dharma (2010 : 25) manajemen kinerja adalah sebuah proses

untuk menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatan untuk mengelola agar

(15)

dilakukan dan bagaimana cara mengerjakannya. Menurut Cotello (dalam

Wibowo, 2007 : 9) manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendorong

yang berada dibelakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan alokasi

sumber.

2.4.2 Indikator Kinerja Karyawan

Ada beberapa indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu

menurut Robbins (2006 : 260) yaitu:

1. Kuntitas Kerja

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Faktor dari kuantitas kerja

diantaranya:

a.Target Kerja

b.Volume Pekerjaan

2. Kualitas Kerja

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

karyawan. Faktor dari kualitas kerja diantaranya:

a. Standar kerja

b. Minimalisasi tingkat kesalahan kerja

3. Pemanfaatan Waktu

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

(16)

yang tersedia untuk aktivitas lain. Faktor dari pemanfaatan waktu

diantaranya:

a. Batas waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

b. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

2.4.3 Sasaran Kinerja

Menurut Wibowo (2007 : 49) sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan

secara spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa

sasaran yang ingin dicapai tersebut diseleaikan. Sifatnya dapat dihitung, prestasi

yang dapat diamati, dan dapat diukur. Sasaran merupakan harapan. Sebagai

sasaran, suatu kinerja mencakup unsur-unsur diantaranya:

a. the performers, yaitu orang yang menjalankan kinerja,

b. the action atau performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang

dilakukan oleh performer,

c. a time element, menunjukkan waktu kapan pekerjaan dilakukan,

d. an evaluation method, tentang cara penilaian bagaimana hasil pekerjaan dapat

dicapai,

(17)

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian

(18)
(19)

5 Purwaningrum, Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Melalui

Motivasi Pada CV. Medinda

(20)

7 Yusnita

Karyawan Pada PT. Asuransi motivasi sesuai dengan harapan karyawan Transit Utama Bolongan, lingkungan kerja fisik, dan kompensasi memiliki

pengaruh yang bermakna

terhadap kinerja karyawan di PT. Pertamina (Persero) UPMS II Terminal Transit Utama Bolongan, Indramayu.

2.6 Kerangka Konseptual

Azwar (2010 : 41) menyatakan bahwa kerangka konseptual merupakan

kerangka fikir mengenai hubungan diantara variabel-variabel. Kerangka

konseptual juga berfungsi untuk memudahkan identifikasi fungsi variabel

(21)

Motivasi menurut Petri (dalam Winardi, 2001 : 5) merupakan sebuah

konsep eksplantoris yang kita manfaatkan untuk memahami perilaku-perilaku

yang kita amati. Menurut Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006 : 3)

komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui

suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,

maupun perilaku atau tindakan. Kompensasi menurut Werther dan Davis (dalam

Wibowo, 2007 : 134) merupakan apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas

kontribusinya kepada organisasi. Menurut Amstrong dan Baron (dalam Wibowo,

2007 : 7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

kontribusi pada ekonomi.

2.6.1 Hubungan Motivasi dengan Kinerja

Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan sumber daya yang

menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya

yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu

tindakan yang dikendaki , sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk

berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan

didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting

dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Pada umumnya kinerja yang

tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang

(22)

2.6.2 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja

Dalam bekerja, karyawan maupun pimpinan tidak lepas dari komunikasi

yang menghubungkan keduanya untuk dapat melaksanakan tugas masing-masing.

Komunikasi merupakan kepentingan setiap orang untuk bersosialisasi dengan

orang lain. Seseorang akan sulit terhubung dengan orang lain tanpa adanya

komunikasi.

Dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan merupakan salah satu faktor

penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Kinerja karyawan tersebut

ditunjang oleh banyak faktor, salah satunya dengan komunikasi. Untuk

mendukung dan meningkatkan kinerja karyawan, diperlukan adanya komunikasi

yang efektif, sehingga kinerja karyawan dapat berjalan dengan maksimal.

Efektifitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang baik

antar jabatan dalam suatu organisasi. Komunikasi yang jelas dan efektif akan

meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan.

2.6.3 Hubungan Kompensasi dengan Kinerja

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi

merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan

semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai paertukaran dalam

melakukan tugas keorganisasian.

Keterkaitan kompensasi dengan kinerja karyawan sangatlah signifikan.

Semakin tinggi kompensasi semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan.

(23)

dalam meraih kinerja yang tinggi. Jika dikelola dengan baik, kompensasi

membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dalam memperoleh, memelihara,

dan menjaga karyawan dengan optimum.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka konseptual dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Sumber : Sukmawati (2008), Udayanto dkk (2015) Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Menurut Ginting (2006 : 95) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah yag diidentifikasi. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari

atau apa yang ingin kita pelajari. Sedangkan hipotesis menurut Good dan Scates

(dalam Nazir, 2005 : 151) adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan

serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati

ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk

langkah-langkah penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah:

H1: Motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Bank

Muamalat Tbk, Medan.

MOTIVASI (X1)

KOMUNIKASI (X2)

KOMPENSASI (X3)

KINERJA KARYAWAN

(24)

H2: Komunikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT.

Bank Muamalat Tbk, Medan.

H3: Kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT.

Bank Muamalat Tbk, Medan.

H4: Motivasi, Komunikasi, dan Kompensasi berpengaruh positif secara simultan

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa simulasi model awal diketahui stasiun kerja yang mengalami utilitas tertinggi adalah area packaging dengan nilai 99,57% dan terendah di area

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik berbantuan media puzzle untuk meningkatkan pemahaman konsep, aktivitas belajar, dan

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari

[r]

Dari sisi produksi, pertumbuhan ini disebabkan oleh Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan

(1) Kelompok sasaran fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dapat menerima fasilitas penyediaan materi yang difasilitasi oleh satuan kerja perangkat daerah

• Informasi fungsi layanan pendirian dan perubahan tinggi di akses pada laman Layanan Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi.. Klik pada layanan yang sesuai untuk membuat

Berdasarkan laporan yang masuk, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Akomodasi Lainnya di Sumatera Barat bulan Juli 2015 tercatat sebesar 37,41 persen, meningkat 6,73