• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Lanjut Usia Dalam Pemenuhan Perawatan Diri di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Sikap Lanjut Usia Dalam Pemenuhan Perawatan Diri di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur, timbul

keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, kurang lincah dan banyak

kemunduran lainnya yang terjadi pada usia lanjut. Kemudian menjadi tua juga

mengalami perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga

akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes

RI,2001). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia menurut Keliat (1999 dalam Maryam, Ekasari, Rosidawati,

2008). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU no. 13 Tahun 1998

tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah

mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Jumlah lansia didunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk

dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup dinegara

berkembang. Rata rata usia harapan hidup dinegara-negara kawasan Asia

Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71

tahun (Profil Data Kesehatan Indonesia tahun, 2011). Di Indonesia proporsi

penduduk berusia lanjut terus membesar indonesia termasuk lima besar negara

dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta

(2)

Perawatan diri merupakan kegiatan memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan mentalnya. Setiap lansia pasti berbeda

beda dalam memelihara / merawat dirinya. Perbedaan ini boleh saja terjadi kapan

seseorang menggosok gigi, dan mandi atau seberapa sering mencuci rambut atau

mengganti baju. Dilihat dari segi fisik, kejiwaan, sosial dan ekonomi, lanjut usia

menghadapi berbagai perubahan, dimana untuk menghadapi dan mengatasinya

dipelukan pengertian dan dukungan orang terdekat ataupun keluarganya sendiri

sehingga lanjut usia dapat memelihara kebersihan dan kesehatannya secara

optimal.Masalah pemenuhan perawatan diri ini ada dinilai dari beberapa aspek,

yaitu dinilai dari pengetahuannya terhadap kemampuan pemenuhan perawatan

diri, ada juga dinilai dari sikap lansia dalam pemenuhan perawatan diri.

Pengetahuan pemenuhan perawatan diri bagi lansia merupakan suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikisnya, jadi jika seorang lansia yang mengalami

kelemahan kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri,

maka akan mengalami kemunduran dalam melakukan perawatan kebersihan untuk

dirinya. Pengetahuan perawatan diri ini juga sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan lansia tersebut.

Kemudian sikap lansia dalam pemenuhan perawatan diri merupakan

respon terhadap kebersihan dirinya, jika sikap terhadap dirinya merasa bahwa

kebersihan diri itu merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri dengan

tubuh yang bersih, meminimalkan resiko terhadap kemungkinan terjangkitnya

(3)

yang buruk. Sikap dalam pemenuhan diri ini juga jika tidak baik akan

mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit

infeksi, penyakit menular, dan penyakit saluran cerna atau bahkan menghilangkan

fungsi bagian tubuh tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Utami (2012),

tentang hubungan pengetahuan lanjut usia dengan sikap memelihara kebersihan

diri pada lansia di Kelurahan Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dalam tingkat

kurang sebanyak 49 responden (57%) dan 37 responden (43%) dengan

pengetahuan baik. Hasil penelitian sikap lansia dalam pemeliharan kebersihan

diri masih dalam kategori kurang sebanyak 53 responden (61,6%) dan 33

responden (38,4%) dalam kategori sikap baiks. Penelitian yang dilakukan Putro,

dkk (2012) tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik perawatan

kebersihan gigi mulut pada lansia di Desa Jambon Kabupaten Temanggung. Hasil

penelitian menunjukan 52,1% lansia memiliki pengetahuan kurang baik tentang

gigi mulut, 72,6% lansia memiliki sikap kurang mendukung terhadap kebersihan

gigi mulut dan 52,1% lansia memiliki praktik yang kurang baik tentang

kebersihan gigi dan mulut.

Penelitian yang dilakukan oleh Timur (2012) tentang hubungan

pengetahuan dan sikap dengan praktik perawatan rambut pada lansia di Desa

Patalan Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

48 (53,9%) lansia memiliki pengetahuan kurang dan 41 (46,1) lansia memiliki

(4)

perawatan rambut menunjukkan 54 (60,7%) lansia memiliki sikap tidak

mendukung dan 35 (39,35%) lansia memiliki sikap mendukung. Hasil penelitian

praktik perawatan rambut menunjukkan 51 (57,35%) lansia memiliki perawatan

rambut dalam kategori kurang dan 38 (42,75%) lansia memiliki perawatan rambut

dalam kategori baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Rekawati (2002) tentang gambaran

kemampuan (Pengetahuan, Sikap dan Praktik) lansia dalam pemenuhan perawatan

diri di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur. Dalam hasil penelitian

didapatkan bahwa pengetahuan lansia tentang kebutuhan diri dengan kriteria

sangat baik sebesar 72,22%, kriteria baik sebesar 13,89%, dan kriteria cukup

sebesar 8.33%. Sikap lansia terhadap perawatan diri sebesar 58,33% bersikap

baik, 30,56% bersikap cukup dan lansia yang bersikap acuh dan kurang terhadap

perawatan diri sebesar 11,11%. Hasil praktik kebersihan diri lansia sangat baik

sebesar 19,44%, kebersiahan diri baik sebesar 27,78%, kebersihan diri cukup

sebesar 41,67% namun masih ada lansia yang masih kurang dalam melakukan

praktik terhadap kebersihan dirinya yaitu sebesar 11,11%.

Hasil survey awal yang dilakukan peneliti sebelumnya pada tanggal 10

November 2015 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah

Binjai dan Medan jumlah lanjut usia yang tinggal di panti jompo sebanyak 160

orang yang terdiri 52% laki-laki dan 48% perempuan. Bahwa sebagian lansia

masih kurang perawatan diri seperti kuku panjang, tempat tidur tidak rapi, sikat

gigi kurang dari 2x/hari, rambut acak-acakan dan lubang telinga yang kurang

(5)

Menurut Potter dan Perry (2006). Pemeliharaan perawatan diri perorangan

diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada

orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit

atau tantangan fisik merupakan bantuan orang lain untuk melakukan perawatan

diri secara rutin, selain itu beragam faktor pribadi dan sosial budaya juga

mempengaruhi perawatan diri. Kemudian menurut Depkes (2000, dalam

Dermawan dan Rusdi 2013) faktor faktor yang mempengaruhi perawatan diri :

body image, praktik sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan

seseorang, dan kondisi fisik dan psikis. Lansia yang mengalami penurunan

perawatan diri sering kali memperlihatkan kondisi yang tidak sehat dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan yang berserakan dan tidak

melakukan perawatan diri yang baik.

Oleh karena itu, alasan utama peneliti melakukan penelitian terhadap

gambaran pengetahuan dan sikap lanjut usia dalam pemenuhan perawatan diri ini

menjadi penting dan juga menjadi kebutuhan dasar bagi lansia agar

meminimalkan pintu masuk mikroorganisme dan mencegah lansia terkena

penyakit.Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengetahui lebih jauh bagaimana mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap

lansia terhadap kemampuan dalam pemenuhan perawatan diri di UPT Pelayanan

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian

yaitu bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap lanjut usia dalam pemenuhan

perawatan diri di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah

Binjai dan Medan ?

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengetahuan lansia terhadap pemenuhan perawatan diri?

2. Bagaimana sikap lansia terhadap pemenuhan perawatan diri?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap lanjut usia dalam pemenuhan

perawatan diri.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lanjut usia dalam pemenuhan

perawatan diri di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita

Wilayah Binjai dan Medan.

2. Untuk mengetahui gambaran sikap lanjut usia dalam pemenuhan perawatan

diri di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai

dan Medan.

1.5 Manfaat

1. Pendidikan Keperawatan

(7)

2. Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk praktek keperawatan terkait pemenuhan

perawatan diri lansia sehingga tercapai kualitas hidup yang baik pada lanjut usia.

3. Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini berguna dalam menambah pengalaman peneliti dan dapat

dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan gambaran pengetahuan dan sikap lanjut usia dalam pemenuhan perawatan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk volume impor terbesar berdasarkan kelompok barang terdapat pada kelompok Tekstil dan Barang dari Tekstil sebesar 53,29 kiloton; Kelompok Pulp, Kertas

Arduino Uno-R3 digunakan untuk menerima perintah dari Smartphone Android melalui media komunikasi Bluetooth HC-05, setiap selesai mengeksekusi sebuah perintah,

Dalam manfaat besi menurut sains, besi dan berbagai jenis logam lainnya adalah ciptaan Allah yang jika dipanaskan akan mencair dan apabila didinginkan akan membeku, sehingga besi

Kita gunakan prosedur di atas untuk menyusun tabel distribusi frekuensi nilai ujian mahasiswa (Tabel 1). Banyak Kelas: Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Sebagai latihan,

Hasil uji t pada variabel Harga atau X2 diperoleh probabilitas Sig sebesar 0,000. Jadi thitung> ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y.

Tahap Pelaksanaan: 1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan

Finite State Automata digunakan untuk mengatasi kemungkinan yang terjadi didalam sistem serta mempermudah pemain dalam melakukan permainan ini. Permasalahan yang ada ialah masih

Berdasarkan hasil perolehan pada penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media manipulatif dalam pembelajaran pengukuran sudut mengalami peningkatan,