• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN PINRANG PROVINSI SULAWESI-SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN PINRANG PROVINSI SULAWESI-SELATAN SKRIPSI"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD FAJAR

NIM.105711102716

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH DI KABUPATEN PINRANG

PROVINSI SULAWESI-SELATAN

SKRIPSI

Oleh

MUHAMMAD FAJAR

NIM 105711102716

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini aku persembahkan untuk keluarga terutama kedua

orang tua saya yang tercinta Bapak Baharuddin dan Ibu Suati yang selalu

memberi doa, memberi motivasi dan memberi dukungan sepenuhnya. Serta

kedua dosen pembimbing saya yang senantiasa membimbing, memberikan

dukungan dan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.

MOTTO HIDUP

”Penyesalan tidak pernah diawal cerita, Kita akan bisa mengambil suatu pelajaran ketika kita menerima kegagalan itu”

(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-nya yang tiada

henti diberikan kepada Hamba-Nya. shalawat serta salam tak lupa penulis

kirimkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada hentinya dan tak

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak

Baharuddin dan Ibu Suati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, dukungan, kasih sayang dan doa tulus tampah pamrih. Dan

saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat

hingga akhir studi ini demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. semoga

apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan di akhirat Insya Allah. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya

dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Hj. Arniati, SE., M.Pd Selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak Asdar, SE., M.Si Selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah telah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti Kuliah.

7. Para Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran,motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

(9)

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak

utamanya pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skirpsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar. Billahi fisabilil Haq Fastabiqul Khairat,

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 5 Desember 2020

Penulis

(10)

ABSTRAK

Muhammad Fajar, 2020. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menegah di Kabupaten Pinrang”,Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Hj. Arniati dan Pembimbing II Asdar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah, produktivitas, dan modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang dengan 79 unit usaha. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja, produktivitas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja, dan modal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang.

Kata Kunci: Upah, Produktivitas, Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja.

(11)

ABSTRACT

Muhammad Fajar, 2020"Factors Affecting Labor Absorption in Small and Medium Industries in Pinrang Regency", Thesis of the Economic Development Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Hj. Arniati and Advisor II Asdar.

This study aims to determine the effect of wages, productivity, and capital on labor absorption in small and medium industries in Pinrang Regency. The population and sample in this study were small and medium industries in Pinrang Regency with 79 business units. The data analysis technique used in this study is multiple linear regression analysis with the help of the SPSS24 program. The results showed that wages had a positive but not significant effect on the labor absorption variable, productivity had a positive but insignificant effect on the labor absorption variable, and capital had a positive but insignificant effect on the labor absorption variable on labor absorption in small and medium industries in Pinrang Regency.

Keywords: Wages, Productivity, Capital and Labor Absorption.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSEMBAHAN DAN MOTO HIDUP ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Industri Kecil dan Menengah ... 7

2. Tenaga Kerja ... 13

3. Penyerapan Tenaga Kerja ... 18

4. Upah ... 20

(13)

5. Produktivitas ... 22

6. Modal ... 24

7. Hubungan Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja ... 25

8. Hubungan Produktivitas dan Penyerapan Tenaga Kerja 26 9. Hubungan Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja ... 27

B. Tinjauan Empiris ... 28

C. Kerangka Konsep ... 30

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Sumber Data... 34

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Kabupaten Pinrang ... 41

B. Hasil Penelitian ... 49

1. Deskripsi Variabel ... 49

2. Analisis Data ... 58

C. Pembahasan... 69

1. Pengaruh Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Pinrang………..…69

2. Pengaruh Produktivitas Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Pinrang………..70

(14)

3. Pengaruh Modal Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

di Kabupaten Pinrang………..72

4. Variabel yang Berpengaruh Dominan Terhadap Penyerapan Tenaga Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang ... 73 BAB V PENUTUP ... 74 A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ... 76 DAFTAR LAMPIRAN ... 79 xiv

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………...28

Tabel 4.1 Luas Daerah, Persentase Luas Kecamatan Terhadap Luas

Kabupaten dan Letak Ketinggian Daerah Dari Permukaan Laut

Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pinrang Tahun 2013 (Badan

Pertahanan Nasional Kabupaten Pinrang, Tahun 2020)…..………43 Tabel 4.2 Kependudukan di Kabupaten Pinrang (BPS Kabupaten Pinrang,

Tahun 2020) ...43

Tabel 4.3 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil Menurut Kecamatan Pada Dinas

Koperasi dan UKM Kabupaten Pinrang 2019 (Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Pinrang, Tahun

2020)………....….46 Tabel 4.4 Deskriptif Upah Pada Industri Kecil dan Menengah (Ayam Potong,

Mebel, Tahu, Udang Kering) di Kabupaten Pinrang (Rp/Bulan) dari

79 Sampel (Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)…….………...50 Tabel 4.5 Industri Kecil dan Menengah Pengolahan Udang Kering di

Kabupaten Pinrang (Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)………..51 Tabel 4.6 Industri Kecil dan Menengah Pengolahan Ayam Potong di

Kabupaten Pinrang (Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)………

………..………...51

(16)

Tabel 4.7 Industri Kecil dan Menengah Pengolahan Tahu di Kabupaten

Pinrang ((Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)………..52 Tabel 4.8 Industri Kecil dan Menengah Pengolahan Mebel di Kabupaten

Pinrang (Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)….……….52 Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Modal Pada Industri Kecil dan Menengah di

Kabupaten Pinrang dari 79 Sampel (Data Primer yang Diolah,

Tahun 2020)………..……...…53 Tabel 4.10 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Ayam Potong Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang

(Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)………..54 Tabel 4.11 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Udang Kering Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang

(Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)…..………55 Tabel 4.12 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Ayam Potong Berdasarkan

Tingkatan Umur Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten

Pinrang (Data Primer yang Diolah, Tahun 2020)……… ……….……….55

Tabel 4.13 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Udang Kering Berdasarkan

Tingkatan Umur Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten

Pinrang (Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)….……….…………...56

(17)

Tabel 4.14 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Tahu Berdasarkan Tingkatan

Umur Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang

(Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)….………..…………..56 Tabel 4.15 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Mebel Berdasarkan Tingkatan

Umur Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang

(Data Primer yang Diolah, Tahun

2020)……… ……….57

Tabel 4.16 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Tahu Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Pinrang (Data

Primer yang Diolah, Tahun 2020)………....57 Tabel 4.17 Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Mebel Bedasarkan Jenis Kelamin

Pada Industri Kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang (Data

Primer yang Diolah, Tahun 2020)………...….58 Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas (Data yang Diolah, Tahun

2020)……….……….…………..……….………59

Tabel 4.19 Hasil Uji Reabilitas (Output SPSS24, Tahun

2020)……….………....…60 Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas (Output SPSS24, Tahun

2020)……….………..…..62 Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Linear Berganda (Output SPSS24, Tahun

2020)……….……..………....….…64

(18)

Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Output SPSS24, Tahun

2020)………

…...……….………….………66 Tabel 4.23 Hasil Uji f (Output SPSS24, Tahun

2020)……….………...………..………..67 Tabel 4.24 Hasil Uji t (Output SPSS24, Tahun 2020)………..68

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 31

Gambar 4.1 Gambar Peta Kabupaten Pinrang ... 41

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 61

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 63

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara

berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

bagi seluruh rakyatnya. Namun dalam mencapainya sering di hadapkan

pada masalah-masalah pokok seperti pengangguran, ketimpangan distribusi

pendapatan, kemiskinan dan ketidakseimbangan ekonomi antar daerah

(Lestariningsih, 2006). Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari

pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja

yang diciptakan dari pembangunan ekonomi (Kuncoro, 2004). Namun, upaya

untuk mengentaskan masalah pengangguran masih belum berhasil karena

dihadapkan pada kenyataan kesempatan kerja yang diciptakan kurang untuk

menyerap seluruh angkatan kerja yang ada.

Cita-cita bangsa Indonesia dengan pembangunan yang merata pada

sektor-sektor penting diperuntukan bagi kesejahteraan rakyat, tidak hanya

pada masyarakat golongan tertentu saja, melainkan pada semua lapisan

golongan masyarakat Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 (UUD 1945), Pasal 33 ayat 2 mengatur bahwa : “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup

orang banyak, dikuasai oleh negara”. Berdasarkan ketentuan tersebut, bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Frasa “dikuasai oleh negara” menunjukkan bahwa penguasaan negara dalam

(21)

cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang

banyak.

Keterkaitan dengan hak penguasaan negara dengan

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat akan mewujudkan kewajiban negara sebagai

berikut: “Pertama adalah segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat (kekayaan alam), harus secara nyata meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, selain itu Melindungi dan

menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat didalam atau di atas bumi, air

dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara langsung

atau dinikmati langsung oleh rakyat. Serta mencegah segala tindakan dari

pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat tidak mempunyai

kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam.

Ketiga kewajiban tersebut menunjukkan, bahwa segala jaminan bagi tujuan

hak penguasaan negara atas sumber daya alam yang sekaligus memberikan

pemahaman bahwa dalam hak penguasaan itu, negara hanya melakukan

pengurusan (bestuursdaad) dan pengolahan (beheersdaad), tidak untuk

melakukan eigensdaad (tidak untuk yang melakukan bersifat kepemilikan).

(Nugroho, 2012).

Seperti hal nya sektor unggulan yang ada di Kabupaten Pinrang

adalah sektor Pertanian, Industri Pengolahan & sektor Jasa. Salah satu

bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam mensejahterakan

masyarakatnya adalah mendorong peningkatan ekonomi keluarga terutama

dalam merangsang tumbuhnya wirausaha mikro yang berskala home

industry. Dimana pekerja disektor industri berubah ditiap tahunnya

(22)

Jumlah pekerja disektor industri di Kabupaten Pinrang, Sul-sel

2007-2013 pada dec 31 tahun 2007 sebanyak 7.561 pekeerja, dec 31 tahun 2008

sebanyak 6.589 pekerja, dec 31 tahun 2009 sebanyak 12.529 pekerja, dec

31 tahun 2010 sebanyak 11.399 pekerja, dec 31 pada tahun 2011 sebanyak

7.921 pekerja, dec 31 tahun 2012 sebanyak 6.442 pekerja, dec 31 tahun

2013 sebanyak 6.906 pekerja (Kementrian koordinator bidang

perekonomian, 2014).

Industri kecil adalah pelaku ekonomi yang resistant terhadap gonjang

ganjing perekonomian, oleh sebab itu pelaku usaha dalam skala mikro dan

menengah harus senantiasa mendapat dukungan baik berupa pelatihan – pelatihan dan pengutan terhadap jaringan klaster industri. Usaha mikro kecil

dan menengah (UMKM) memainkan suatu peranan yang sangat vital di

dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di

negara-negara sedang berkembang tetapi juga dinegara-negara-negara-negara maju. UMKM

sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap

paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar seperti halnya di

negara-negara sedang berkembang, tetapi juga dibanyak negara

kontribusinya terhadap pembentukan pertumbuhan produk domestik bruto

(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar (Tambunan,

2009: 1).

Menurut Peraturan kementrian Perindustrian No.64 tahun 2016,

industri kecil adalah industri yang memiliki karyawan maksimal 19 orang,

memiliki nilai investasi kurang dari 1 miliar rupiah, tidak termasuk tanah dan

(23)

menengah adalah nilai investasi minimal 1 miliar rupiah atau memiliki

karyawan minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 miliar rupiah.

Penyerapan tenaga kerja pada industri dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Secara eksternal dipengaruhi oleh tingkat

pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga

(Handoko, 2008). Namun dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan

mempengaruhi kondisi tersebut, hanyalah pemerintah yang dapat

menangani dan mempengaruhi faktor eksternal.Sedangkan secara internal

dipengaruhi oleh tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, dan modal

(Simanjuntak, 1985).

Upah pada dasarnya merupakan sumber utama penghasilan

seseorang, oleh karenanya upah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan

pekerja dan keluarganya dengan wajar. Sebagai imbalan tenaga dan pikiran

yang diberikan perekja kepada pengusaha, maka pengusaha akan

memberikan kepada pekerja dalam bentuk upah.

Produktivitas Tenaga Kerjapun diperlukan untuk hasil yang

memuaskan dengan pembagian kerja dalam setiap bidangnya, baik itu untuk

perempuan maupun laki-laki. Produktivitasnya pun bisa tinggi karena tenaga

kerja juga merupakan anggota keluarga atau tetangga sendiri. Modal juga

dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Semakin banyak modal

yang tersedia, semakin berkembang usahanya. Semakin besar modal

(24)

Berdasarkan dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk meneliti

dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten pinrang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah upah berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang ?

2. Apakah produktivitas berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja

pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang ?

3. Apakah modal berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang ?

4. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap penyerapan

tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Upah terhadap penyerapan tenaga kerja

pada Industri kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang.

2. Untuk mengetahui pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap

penyerapan tenaga kerja pada industrI kecil dan menengah di

(25)

3. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja

pada industrI kecil dan menengah di Kabupaten Pinrang.

4. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap

penyerapan tenaga kerja pada industrI kecil dan menengah di

Kabupaten Pinrang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat menerapkan ilmu yang didapat serta dapat mengetahui

tentang bagaimana penyerapan tenaga kerja terhadap industri kecil dan

menengah di Kabupaten Pinrang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah referensi atau karya

yang melengkapi pengetahuan dan wawasan yang ada di

perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan referensi bagi pengembangan penulisan selanjutnya

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Industri Kecil dan Menengah

IKM atau Industri Kecil dan Menengah adalah sebuah istilah yang

mengacu ke jenis usah kecil yang memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha serta usahanya berdiri sendiri. Pemberdayaan industri kecil dan

menengah merupakan salah satu prioritas pengembangan ekonomi

kerakyatan, karena merupakan wujud kehidupan sebagian rakyat

Indonesia paska krisis dan mampu mempertahankan kelangsungan

usahanya di banding industri besar. Industri kecil dan menengah juga

merupakan sektor yang strategis bagi tiap daerah untuk mengurangi

masalah pengangguran. (Rini Anita Sari dan Muhammad Husaini

(2015).

Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998 maka

pengertian usaha kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan

usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha

yang tidak sehat. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995

(27)

a. Mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,-( Dua

Ratus Juta Rupiah) dimana tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha.

b. Mempunyai hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

1.000.000.000,-(Satu Miliar Rupiah).

c. Dimiliki Warga Negara Indonesia.

d. Dimiliki / Berdiri sendiri, bukan merupakan bagian anak perusahaan

atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau

berafiliasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung

dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar lainnya.

e. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak

memiliki badan hukum, atau badan usaha yang memiliki badan

hukum, termasuk koperasi.

Industri Kecil dan Menengah disingkat IKM merupakan bagian dari

usaha rumah tangga yang dikelola secara sederhana, dan masih

terbatas dalam pengelolaannya. Karyawannya merupakan keluarga dan

melibatkan saudara-saudara serta tetangganya, Manajemennya masih

diatur oleh salah seorang anggota keluarganya. industri Kecil

merupakan jenis usaha informal, yang bukan termasuk badan hukum.

Pendirian badan usaha ini tidak memerlukan izin dan tata cara tententu

serta bebas membuat bisnis personal/pribadi tanpa adanya batasan

untuk mendirikannya. Pada umumnya bermodal kecil, jenis serta jumlah

produksinya terbatas, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan

(28)

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kriteria usaha kecil dan

menengah dijelaskan bahwa usaha kecil adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Sedangkan pengertian dari usaha menengah adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak.

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana

diatur dalam undang-undang. Dari klasifikasi di atas, usaha kecil dan

menengah tergolong ke dalam badan usaha yang tidak berbadan hukum

dan perusahaan perseorangan, dan karena jenis usahanya tergolong

informal, maka pekerjanya pun disebut sebagai pekerja informal.

Definisi buruh sektor informal ialah segala jenis pekerjaan di luar

perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.

definisi lain, menyatakan pekerja industri rumahan ialah segala jenis

pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap dan tiadanya

keamanan kerja (job security) atau tidak ada status permanen atas

pekerjaan tersebut. Intinya, buruh informal ialah yang bekerja di unit

(29)

Industri kecil adalah usaha rumah tangga yang melakukan

kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang jadi atau setengah

jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk

dijual. Dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak

19 orang termasuk pengusaha (BPS, 2003).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (dalam Prasetyo, 2008),

industri kecil adalah suatu usaha dalam bentuk industri yang dijalankan

oleh rakyat miskin atau mendekati miskin, yang memiliki aset < Rp 200

juta atau omset Rp 1 milyar, bersifat industri keluarga, menggunakan

sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana dan mudah keluar

masuk industri.

Pengertian industri kecil secara mikro adalah kumpulan dari

perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen,

atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang

sangat erat (Hasibuan,1993). Ada begitu banyak pengertian industri

kecil saat ini, karena masing-masing lembaga atau departemen

mendefinisikan pada kriteria yang saling berbeda.

Beberapa pengertian industri kecil menurut berbagai pihak adalah

sebagai berikut:

a. Pengertian Industri Kecil Menurut Departemen Perindustrian

Peraturan Menteri Perindustrian menjelaskan beberapa pengertian

yang berkaitan dengan usaha kecil dan menengah yaitu:

1) Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

(30)

barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan

industri.

2) Perusahaan Industri Kecil yang selanjutnya disebut Industri Kecil

(IK) adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di

bidang industri dengan nilai investasi paling banyak.

b. Pengertian Industri Kecil Menurut Departemen Perdagangan

Departemen perdagangan dalam mendefinisikan industri kecil lebih

menitik beratkan pada aspek permodalan, yaitu industri dengan

modal kurang dari Rp.25.000.000 (Mudrajad Kuncoro, 2000 : 310).

Kemudian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

dalam RIP-IKM (2002-2004), mendefinisikan industri kecil sebagai

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga

maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang maupun

jasa untuk diperdagangkan secara komersial, yang mempunyai nilai

kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah dan mempunyai nilai

penjualan per tahun sebesar 1 milyar rupiah atau kurang.

Berdasarkan semua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh 5

sampai 19 orang atau rumah tangga yang mengolah bahan dasar atau

bahan mentah menjadi barang setangah jadi maupun barang jadi guna

(31)

Penggolongan industri kecil menurut Departemen Perindustrian

(1999) seperti yang tertulis menurut (Kasirotur 2014:10), adalah sebagai

berikut:

a. Industri pangan yang meliputi industri ikan olahan, kerupuk, dan

makanan ringan.

b. Industri kimia, agro non panganan, dan hasil hutan yang meliputi

industri minyak atsiri, arang kayu, furnitur kayu, furnitur rotan,

industri kayu, industri vulkanisir ban, dan industri komponen karet.

c. Industri logam, mesin, dan elektronik yang meliputi industri

pengelolaan logam, industri komponen, dan suku cadang.

d. Industri sandang, kulit, dan aneka yang meliputi industri barang jadi

tekstil, pakaian jadi, kain tenun ikat atau alas kaki, tenun adat, dan

bordir.

e. Industri kerajinan dan umum yang meliputi industri kerajinan

anyaman, perhiasan, sulaman bordir, batik, mainan anak,

keramik/gerabah, dan kerajinan kayu.

Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala

usaha dilakukan oleh beberapa lembaga, dengan kriteria yang berbeda.

Biro Pusat Statistik (Dumairy, 1996:232), membedakan skala industri

menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, yaitu:

a. Industri Besar, pekerja 100 orang atau lebih.

b. Industri Sedang, pekerja antara 20 sampai 99 orang.

c. Industri Kecil, pekerja antara 5 sampai 19 orang.

(32)

2. Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik, Tenaga Kerja adalah penduduk

usia kerja (15 tahun atau lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan.

Pengertian tenaga kerja menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003

Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa: “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

”Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menetapkan bahwa pengunaan istilah pekerja selalu diikuti dengan istilah buruh yang

menandakan bahwa Undang-undang ini mengartikan dengan istilah

maknanya sama. Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, memberikan pengertian. “Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain.”

Dari pengertian tersebut, dapat dilihat beberapa unsur-unsur yang

melekat dari istilah pekerja atau buruh, yaitu sebagai berikut :

a. Setiap orang yang bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan

kerja tetapi harus bekerja).

b. Menerima imbalan/upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan

pekerjaan tersebut.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi

dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Sedangkan

menurut DR Payaman tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau

(33)

melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah

tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja

menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur. Jadi yang dimaksud

dengan tenaga kerja yaitu individu yang sedang mencari atau sudah

melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa yang sudah

memenuhi persyaratan ataupun batasan usia yang telah ditetapkan oleh

Undang-undang yang bertujuan untuk memperoleh hasil atau upah

untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Klasifikasi Tenaga Kerja adalah penyusunan bersistem atau

berkelompok menurut standar yang ditentukan. Maka, klasifikasi tenaga

kerja adalah pengelompokan akan ketenaga kerjaan yang sudah

tersusun berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu:

a. Berdasarkan Penduduknya

1) Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap

dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan

kerja. Menurut Undang-undang Tenaga Kerja, mereka yang di

kelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia

antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

2) Kerja Bukan tenaga kerja adalah mereka yang di anggap tidak

mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan

bekerja. Menurut Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun

2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang

(34)

Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut

usia) dan anak-anak.

b. Berdasarkan Batas Kerja

1) Angkatan kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif

yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan

tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif

mencari pekerjaan.

2) Bukan angkatan kerja Bukan angkatan kerja adalah mereka yang

berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah,

mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini

adalah: anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga

dan orang cacat, dan para pengangguran sukarela.

c. Berdasarkan Kualitasnya

1) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu

keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara

sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya:

pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

2) Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian

dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga

kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang

sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya:

apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.

3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja

kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli,

(35)

Hak dan Kewajiban Setiap tenaga kerja atau buruh mempunyai

hak untuk memperoleh perlindungan. Menurut Undang-undang No. 13

Tahun 2003 Pasal 86 ayat 1. ”Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak disini adalah sesuatu yang harus diberikan kepada

seseorang sebagai akibat dari kedudukan atau status dari seseorang,

sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau

jasa yang harus dilakukan oleh seseorang karena kedudukan atau

statusnya. 10 Mengenai hak-hak bagi pekerja adalah sebagai berikut :

a. Hak mendapat upah atau gaji (Pasal 1602 KUH Perdata, Pasal 88

sampai dengan 97 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahu 1981 tentang Perlindungan Upah).

b. Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan

(Pasal 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

c. Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan

kemampuannya (Pasal 5 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

d. Hak atas pembinaan keahlian kejuruan untuk memperoleh serta

menambah keahlian dan keterampilan lagi (Pasal 9-30

Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

e. Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama

(Pasal 3 Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek).

f. Hak mendirikan dan menjadi anggota Perserikatan Tenaga Kerja

(Pasal 104 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

g. Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia mempunyai masa

(36)

beberapa majikan dari satu organisasi majikan (Pasal 79

Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

h. Hak atas upah penuh selama istirahat tahunan (Pasal 88-98

Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

i. Hak atas suatu pembayaran tahunan, bila pada saat diputuskan

hubungan kerja ia sudah mempunyai sedikitnya enam bulan

terhitung dari saat ia berhak atas istirahat tahunan yang terakhir,

yaitu dalamhal bila hubungna kerja diputuskan oleh majikan tanpa

alasan-alasan mendesak yang diberikan oleh buruh, atau oleh

buruh karena alasan-alasan mendesak yang diberikan oleh majikan

(Pasal 150-172 Undang-undang No. 13 Tahun 2003).

j. Hak untuk melakukan perundaingan atau penyelesaian perselisihan

hubungan industrial melalui bipartit, mediasi, kosiliasi, arbitrase dan

penyelesaian melalui pengadilan (Pasal 6-115 Undang-undang No.

2 Tahun 2007).

Dari sudut tenaga kerja, mempunyai hak serta kewajiban dalam

pelaksanaankeselamatan dan kesehatan tenaga kerja dalam melakukan

pekerjaan adalah :

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai

pengawas atau ahli keselamatan kerja.

b. Memakai alat keselamatan kerja.

(37)

Hak-hak tenaga kerja adalah :

a. Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut agar

dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang

diwajibkan ditempat kerja yang bersangkutan.

b. Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan bila syarat

keselamatan dan kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang

diwajibkan tidak memenuhi persyaratan, kecuali dalam batas-batas

yang masih dapat di pertanggung jawabkan.

3. Penyerapan Tenaga Kerja

Rahardjo (1984), mendefinisikan penyerapan tenaga kerja

sebagai jumlah tenaga kerja yang terserap pada suatu sektor dalam

waktu tertentu. Menurut Kuncoro (2002), Penyerapan tenaga kerja

adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari

banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap

dan tersebar diberbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk

bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh

karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai

permintaan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini

adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja atau dipekerjakan

oleh pengusaha ikan asin.

Dalam penelitian ini, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan

sebagai permintaan tenaga kerja. Ada perbedaan antara permintaan

tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan.

Permintaan tenaga kerja adalah keseluruhan hubungan antara berbagai

(38)

tenaga kerja yang diminta lebih ditujukan pada kuantitas atau

banyaknya permintaan tenaga kerja pada suatu tingkat upah tertentu

(Rejekiningsih, 2004).

Penyerapan tenaga kerja pada dasarnya tergantung dari besar

kecilnya permintaan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja secara

umum menunjukkan besarnya kemampuan suatu perusahaan menyerap

sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk. Kemampuan

untuk menyerap tenaga kerja besarnya tidak sama antara sektor satu

dengan sektor yang lain ( Sony Sumarsono, 2003).

Permintaan tenaga kerja secara umum merupakan jumlah orang

yang dibutuhkan untuk bekerja dalam suatu perusahaan maupun dalam

proses produksi. Dalam hal ini yang dibicarakan adalah masalah industri

kecil, maka orang atau masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat

dalam industri kecil. Adapaun permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh

kegiatan masyarakat dalam.

industri kecil dan tingkat upah yang berlaku di dalamnya. Pada

posisi supply, besarnya penyediaan tenaga kerja dalam industri kecil

adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk terlibat dalam

proses produksi. Proses terjadinya hubungan kerja melalui penyediaan

tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja tersebut dinamakan pasar

(39)

4. Upah

Upah yaitu pembayaran yang diperoleh karena berbagai bentuk

jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para

pengusaha (Simanjuntak,1985). Mankiw (2000), mendefinisikan upah

sebagai kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang

berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya. Sedangkan

Sumarsono (2003), mendefinisikan upah sebagai suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu

pekerjaan atau jasa yang telah atau dilakukan dan dinyatakan atau

dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan

atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk

tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri maupun untuk keluarganya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun

2003 tentang ketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja/buruh yang

diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh

dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau

akan dilakukan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan upah

adalah pembayaran oleh pengusaha ikan asin untuk tenaga kerja

(40)

Menurut Simanjuntak (1985), pengupahan di Indonesia pada

umumnya didasarkan pada 3 fungsi upah yaitu:

a. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.

b. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang.

c. Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan.

Upah pada dasarnya merupakan sumber utama penghasilan

seseorang, beberapa faktor penting yang mempengaruhi tinggi

rendahnya tingkat upah yaitu sebagai berikut (Sukirno, 2010:364):

a. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis

pekerjaan .

b. Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan.

c. Perbedaan keahlian, pendidikan dan kemampuan.

d. Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih

pekerjaan.

e. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.

Indikator-indikator upah (Hasibuan) :

a. Upah pokok,

b. Upah insentif,

c. Pemberian kenaikan upah dirasa adil.

Produktivitas kerja Menurut Sukirno (2009), Ahli ekonomi

membedakan pengertian upah menjadi dua, yaitu upah uang dan upah

riil. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para

pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para

pekerja yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan upah riil

(41)

tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan para pekerja.

Sedangkan menurut Sumarsono (2003) upah dibagi menjadi tiga

macam yaitu :

a. Upah pokok adalah upah yang diberikan pada karyawan, yang

dibedakan atas upah per jam, per hari, per minggu, per bulan.

b. Upah lembur adalah upah yang diberikan kepada karyawan yang

bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan.

c. Tunjangan sejumlah uang yang diterima karyawan secara

menyeluruh karena adanya keuntungan dari perusahaan pada akhir

tahun neraca.

5. Produktivitas

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat

dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan persatuan

waktu. Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran keberhasilan

tenaga kerja menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu

(Sumarsono, 2003). Produktivitas tenaga kerja merupakan gambaran

kemampuan pekerja dalam menghasilkan output (Ananta,1985). Hal ini

karena produktivitas merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu unit

produksi dengan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, dengan produktivitas

kerja yang tinggi menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga

(42)

Menurut Simanjuntak (1985), Produktivitas mengandung

pengertian filosofis dan definisi kerja. Secara filosofis, produktivitas

mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha

untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik

dari hari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari

ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong

manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus

mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.

Untuk definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara

hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya (input)

yang dipergunakan persatuan waktu. Sumber daya masukan dapat

terdiri dari beberapa faktor produksi seperti tanah, gedung, mesin,

peralatan, bahan mentah dan sumber daya manusia sendiri.

Dari pengertian di atas, peningkatan produktivitas dapat terwujud

dalam bentuk:

a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan

sumber daya yang lebih sedikit,

b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang terbatas, dan/ atau

c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang sama, dan/atau

d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan

pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil Produktivitas

(43)

Indikator dari produktivitas kerja ( Simora 2004; 612) :

a. Kuantitas kerja,

b. Kualitas kerja,

c. Ketepatan waktu.

Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah

barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit

usaha yang selanjutnya akan dijual atau sampai ke tangan konsumen

(Sudarsono, 1990). Jadi yang dimaksud produktivitas dalam penelitian

ini adalah nilai produksi rata-rata yang dapat dihasilkan oleh tenaga

kerja.

6. Modal

Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

dalam Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan

sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah

uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.

Menurut Keown (2010), modal kerja adalah investasi total

perusahaan pada aktiva lancar atau aktiva yang diharapkan dapat di

konversi menjadi kas dalam waktu setahun atau kurang dari dari

setahun. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja, karena

modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan operasi. Misalnya

untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh dan karyawan, dan

(44)

perusahaan, hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, penjualan

obligasi, penjualan saham, pinjaman dari bank, dan kredit dari supplier

(Timbul, 2013:134).

Indikator modal (endang) :

a. Sebagai syarat usaha

b. Pemanfaatan modal tambahan,

c. Besar Modal

Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa menggunakan

modal usaha dengan cara berbagai kepemilikan usaha dengan orang

lain. Caranya dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan

modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai

mitra usaha) (Jackie Ambadar, 2010:15)

.

7. Hubungan Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja

Upah bagi pengusaha dapat dipandang sebagai beban, karena

semakin besar upah yang dibayarkan kepada karyawan, semakin kecil

proporsi keuntungan bagi pengusaha (Simanjuntak, 1985). Perubahan

tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi

perusahaan.

Menurut Kuncoro (2002), kuantitas tenaga kerja yang diminta

akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah

naik sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif

lebih mahal dari input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk

mengurangi penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan

input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan

(45)

8. Hubungan Produktivitas dan Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Mulyadi (2006), semakin tinggi produktivitas tenaga kerja,

maka akan semakin rendah penyerapan tenaga kerja yang tercipta.

Sebaliknya, semakin rendah produktivitas tenaga kerja, maka

penyerapan tenaga kerja akan meningkat.

Pertambahan produktivitas kerja dapat mempengaruhi

kesempatan kerja melalui tiga cara (Simanjuntak, 1985):

a. Peningkatan produktivitas kerja berarti bahwa untuk

memproduksikan hasil dalam jumlah sama diperlukan karyawan

lebih sedikit. Sebab itu, bila hasil produksi tetap sama, sebagian

karyawan dapat dilepaskan.

b. Peningkatan produktivitas kerja menurunkan biaya produksi per unit

barang. Dengan turunnnya biaya produksi per unit, pengusaha

dapat menurunkan harga jual barang, oleh sebab itu permintaan

masyarakat akan barang tersebut bertambah. Pertambahan

permintaan akan barang mendorong pertambahan produksi, dan

selanjutnya menambah permintaaan akan tenaga kerja.

c. Pengusaha dapat memilih menaikkan upah karyawan sehubungan

dengan peningkatan produktivitas kerja. Meningkatnya pendapatan

karyawan akan menambah daya beli mereka, sehingga permintaan

mereka akan konsumsi hasil produksi bertambah juga. Selanjutnya

pertambahan permintaan akan hasil produksi tersebut menaikkan

(46)

9. Hubungan Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja

Modal dapat digunakan untuk memperbesar perusahaan atau

mendirikan usaha baru. Usaha baru tersebut bisa merupakan perluasan

dari usaha yang lama. Menurut (Komarudin, 1981), Penambahan modal

terhadap setiap industri akan dapat meningkatkan bahan baku atau

dapat mengembangkan usaha (menambah jumlah usaha). Dengan

semakin banyak usaha yang berkembang atau berdiri maka akan dapat

menyerap tenaga kerja yang banyak pula.

Dalam suatu industri, faktor-faktor produksi memiliki peranan

penting dalam menjalankan aktivitas industri. Menurut Hernanto

(2011:87 ) faktor produksi adalah semua unsur yang menompang usaha

penciptaan nilai atau produksi barang/jasa. Faktor-faktor produksi terdiri

dari empat yaitu :

a. tanah atau sumber daya alam,

b. tenaga kerja,

c. modal,

d. skill.

Setiap industri selalu membutuhkan sumber daya alam, tenaga

kerja, modal dan skill untuk proses produksi. Modal dalam suatu industri

mempunyai peranan yang sangat vital, karena dibutuhkan dalam

pendirian maupun operasional industri, karena itu berhasil atau tidaknya

aktivitas suatu industri salah satunya ditentukan oleh modal. Modal

dapat bertambah apabila laba juga bertambah, oleh karena itu suatu

industri akan memaksimalkan laba dengan cara meningkatkan jumlah

(47)

mengembangkan usaha (menambah unit usaha) sehingga tenaga kerja

yang bisa diserap juga meningkat. Selain modal, tenaga kerja juga

memiliki peranan penting dalam menjalankan kegiatan industri. Menurut

Bambang Raharjo (2005:121) ”tenaga kerja adalah penduduk yang dapat bekerja dan sanggup bekerja bila ada permintaan”. Ketika tenaga kerja atau karyawan sudah menjalankan tugasnya masing-masing,

maka industri tersebut akan memberikan imbalan berupa gaji atau upah.

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis dan Tahun Judul Teknik Analisis Data Hasil 1. M.Taufik Zamrowi, 2007 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang) Analisis Regresi Linear Berganda. a. Variabel upah/gaji, produktivitas dan non upah sentra berpengaruh negative dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja. Sedangkan

variabel modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tenaga kerja. b. Secara simultan atau bersama-sama variabel non upah, modal, tingkat upah atau gaji dan produktivitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan.

c. Variabel yang paling

dominan dalam

mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja pada industri kecil mebel di Kota Semarang adalah variabel modal

(48)

2. Heru Setiyadi, 2008 Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Konveksi(Stud i Kasus Desa Sendang Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara) Analisis Regresi Linear Berganda.

Variabel upah dan variabel biaya bahan

baku berpengaruh

negatif sedangkan variabel nilai produksi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di industri kecil konveksi . 3. Tri Wahyu Rejekiningsih, 2004 Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dalam Perekonomian Jawa Tengah Analisis Regresi Linear Berganda.

Jumlah unit usaha dan output industri kecil di Jawa Tengah periode 1991 –1997 berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja adalah positif dan elastisitas yang berarti bertambahnya jumlah

unit usaha akan

menambah jumlah

tenaga kerja yang terserap. Sedangkan nilai produksi (output) berpengaruh negatif dan tidak elastis terhadap penyerapan tenaga kerja yang berarti kenaikan nilai output tidak harus selalu meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terserap. 4. Arfiana Islahulyaqin, 2010 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pengolahan Skala Besar dan Sedang di Jawa Tengah Analisis Regresi Linear Berganda.

Variabel jumlah unit usaha dan output berpengaruh positif dan signifikan, variabel upah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, variabel modal berpengaruh positif dan tidak signifikan. 5. Meilinda Maya Widyastuti, 2009 Analisis Pengaruh Modal Kerja, Tingkat Upah, Tingkat Output dan Tunjangan Analisis Regresi Linear Berganda.

Variabel tingkat upah

dan tunjangan

berpengaruh negatif dan signifikan, variabel modal kerja berpengaruh positif dan signifikan, variabel

(49)

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Tepung Tapioka (Studi Kasus Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati)

berpengaruh positif dan tidaksignifikan.

C. Kerangka Konsep

Variabel upah merupakan variabel yang dianggap mempengaruhi

tingkat penyerapan tenaga kerja, karena tingkat upah secara tidak

langsung akan memberikan dampak terhadap tingkat penyerapan tenaga

kerja. Variabel produktivitas tenaga kerja menjadi salah satu variabel

yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja karena produktivitas

tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Jika

produktivitas tenaga kerja dapat diefisienkan maka ini dapat memacu

dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja. Variabel modal dianggap

mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diserap pada suatu sektor

industri karena modal mempunyai peranan penting bagi setiap usaha

karena bagaimanapun juga modal akan menimbulkan peluang bagi

pelaku ekonomi untuk memperluas usahanya serta memperbaiki

sarana-sarana produksi, sehingga dapat meningkatkan output yang nantinya

dapat memperluas kesempatan kerja. Dan untuk lebih jelasnya pengaruh

(50)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara

sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena

dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Nazir,

1983). Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna

memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian. Maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pinrang.

2. Diduga bahwa produktivitas berpengaruh positif dan signifikan

produktivitas terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pinrang.

3. Diduga bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan modal terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pinrang. Upah (X1)

1. Upah pokok 2. Upah insentif

3. Pemberian kenaikan upah dirasa adil Produktivitas Tenaga Kerja (X2) 1. Kuantitas kerja 2. Kualiatas kerja 3. Ketepatan waktu Modal (X3)

1. Sebagai syarat usaha,

2. Pemanfaatan modal tambahan, 3. Besar modal

Penyerapan Tenaga Kerja (Y)

1. Perubahan upah minimum 2. Laju peningkatan PDRB 3. Laju pertumbuhan investasi

(51)

4. Diduga bahwa modal yang dominan berpengaruh terhadap penyerapan

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau

dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan, penelitian

ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

hubungan-hubungannya. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah

mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan

hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Jenis penelitian ini

digunakan agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh upah,

produktivitas, dan modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada IKM di

Kabupaten Pinrang. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam

penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental

antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari

hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam

ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Provinsi Sulawesi

(53)

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih selama dua bulan yaitu bulan September – Oktober 2020.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang

masalah yang diungkapkan. Secara sederhana data ini disebut data asli

(Hadari Nawawi, 2001).

2. Data Sekunder

Yaitu data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat

autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya.

Dengan demikian data ini disebut data tidak asli ( Hadari Nawawi,2001)..

Lembaga pengumpul data dalam penelitian ini antara lain:

a. Badan Pusat Stastistik Kabupaten Pinrang dalam beberapa terbitan.

b. Literatur-literatur serta informasi-informasi tertulis baik yang berasal dari

instansi terkait maupun internet, yang berhubungan dengan topik

penelitian untuk memperoleh data sekunder.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas,

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(54)

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah industri kecil dan

menengah di Kabupaten Pinrang dengan 79 unit usaha.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan sampel adalah

bagian populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi.

Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100, maka sampel yang

diambil adalah semuanya (Arikunto 2010: 134-185). Sehingga sampel

yang diambil tetap 79.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

menggunakan pertolongan indra mata. Observasi juga merupakan salah

satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode peneltian

kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan

menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi yang diperlukan

untuk menjawab masalah penelitian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan

(55)

3. Kuesioner

Dewa Ktut Sukardi (1983), pengertian kuesioner adalah suatu bentuk

teknik alam pengumpulan data yang dilakukan pada metode penelitian

dengan tidak perlu/wajib memerlukan kedatangan langsung dari sumber

data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian.

Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang

diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan

kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan

kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan.

Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah

terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna,

tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena

itu, analisis data disini berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang

terkandung dalam data itu.

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah model

analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS, dan untuk

mengetahui tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi variabel

independen terhadap variabel dependen maka digunakan uji statistik

(56)

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model

estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi

penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang harus

dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS):

1) Rata-rata kesalahan pengganggu (e) sama dengan nol.

2) Kesalahan pengganggu berbentuk distribusi normal.

3) Kesalahan pengganggu tidak berkorelasi dengan Variabel

Independen.

4) Tidak adanya Autokorelasi antar gangguan (e).

5) Tidak adanya Multikolinearitas.

6) Varian kesalahan pengganggu tetap atau homoskedastisitas (tidak

terjadi Heteroskedastisita).

Dalam hal ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

1) Normalitas

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau

keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik Normal Probability

Plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

(57)

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal. Maka model regresi ini tidak memenuhi kaidah

asumsi normalitas.

b. Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

yang diperoleh terdapat korelasi antara variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel

independennya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas

didalam model regresi dapat menggunakan tolerance value dan

variance inflation factor (VIF). Tolerance digunakan untuk mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh

variabel lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan

multikolinieritas adalah nilai tolerance lebih kecil sama dengan 0,01

atau sama dengan nilai VIF lebih besar sama dengan 10.

c. Heterokedasitas

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokodesitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya

heteroskodesitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual

(Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Apabila titik-titik

terlihat menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y atau

tidak ada pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa

Gambar

Tabel 4.7  Industri  Kecil  dan  Menengah  Pengolahan  Tahu    di  Kabupaten  Pinrang  ((Data  Primer  yang  Diolah,  Tahun  2020)……………………………………………………………………..52  Tabel 4.8  Industri  Kecil  dan  Menengah  Pengolahan  Mebel    di  Kabupaten  Pinrang  (Data
Tabel 4.14  Penyerapan  Tenaga  Kerja  Usaha  Tahu    Berdasarkan  Tingkatan  Umur  Pada  Industri  Kecil  dan  Menengah  di  Kabupaten    Pinrang
Tabel 4.22    Hasil Uji Koefisien Determinasi (Output SPSS24, Tahun  2020)…………………………
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu   No  Penulis dan  Tahun  Judul  Teknik  Analisis  Data  Hasil  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dibuat sebuah sistem irigasi tanaman otomatis menggunakan wireless sensor network dengan 2 node , 1 router dan 1 server yang dapat berkomunikasi antar modul

Active Filter adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen R, L , dan C yang dirancang untuk meredam harmonisa pada beban non linier dalam sistem tenaga karena

Sectio Secaria dilakukan dengan pembedahan yang menyebabkan kontinuitas jaringan terputus sehingga luka yang terjadi bisa menjadi tempat masuk kuman yang bisa

Terkait dimensi dari variabel demografi, berikut hasil uji beda: dimensi jenis kelamin, nilai sig 0,971 berarti lebih besar daripada alpha 0,05, sehingga dapat disimpulkan

Metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi penanggulangan hilang lumpur ( mud loss ) yaitu : melakukan pengumpulan data-data (data lumpur, data pemboran dan data pompa),

Keberadaan simbol Tri Murti dalam Payas Agung Pengantin Bali digambarkan pada bagian hiasan kepala, yaitu pada bunga segar cempaka putih, kuning, dan kenanga yang diranngkai

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul &#34;Pengaruh Model

Terjadinnya pola interaksi individu dengan kelompok memperlihatkan variasi interaksi baru dalam dunia maya dan sekaligus fakta bahwa antar individu dengan kelompok