• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN ‐ DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN

TAHUN ANGGARAN 2015

(2)

i Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Penataan Kawasa, Direktorat Jenderal Tata Ruang Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Kineja (LKj) Direktorat Penataan Kawasan Tahun 2015 disusun dengan memiliki maksud untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan tentang capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Direktorat Penataan Kawasan Tahun 2015 yang terkait dengan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK), sekaligus sebagai sarana pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.

Dokumen Laporan Kinerja (LKj) ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, memaparkan gambaran umum tugas dan fungsi direktorat, struktur organisasi, dan lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja. Kedua, menjelaskan perencanaan dan perjanjian kinerja yang dirinci menjadi 2 (dua) yaitu uraian rencana kinerja atau perjanjian kinerja tahun 2015 yang telah ditetapkan, rincian mengenai rencana kinerja tahunan yang dilengkapi indikator kinerjanya dan revisi daftar isian pelaksnaan anggara, dan yang ketiga, menjelaskan tentang akuntabilitas kinerja yang dicapai direktorat melalui pengukuran dan evaluasi kinerja yang dilengkapi dengan analisis akuntabilitas kinerja dan tinjauan aspek keuangan.

Dokumen Laporan Kinerja (LKj) tersebut sesuai dengan Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) yang menyatakan bahwa penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan secara selaras. dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan Laporan Kinerja Direktorat Bina Program dan Kemitraan Tahun 2014 ini disusun dengan mengacu pada Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan kinerja Instansi Pemerintah. Disamping sebagai suatu kewajiban, penyusunan dokumen Laporan Kinerja (LKj) ini ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi guna peningkatan kinerja, baik untuk kinerja Direktorat Penataan Kawasan khususnya serta kinerja Direktorat Jenderal Tata Ruang pada umumnya, di tahun-tahun mendatang, serta melakukan upaya-upaya untuk penyempurnaan proses perencanaan kegiatan tahunan di lingkungan Direktorat Penataan Kawasan.

Akhir kata, seluruh jajaran Penataan Kawasan menyadari bahwa di luar upaya maksimal yang telah kami lakukan, masih dijumpai adanya kekurangan dalam beberapa hal. Kiranya Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Penataan Kawasan dapat dijadikan cermin bagi kita semua untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya

Jakarta, Januari 2016 Plh DIrektur Penataan Kawasan

Ir. Doni Janarto Widiantono M.Eng.Sc 19640128 199303 1 001

(3)

ii Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1-1

1.1 Gambaran Umum Organisasi ... 1-1 1.1.1 Tugas dan Fungsi ... 1-4 1.2 Arti Penting Strategis Unit Kerja ... 1-10 1.3 Permasalahan dan Isu Strategis ... 1-11 1.4 Harapan Stakeholder akan Keberadaan Unit Kerja ... 1-13 BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 2-1

2.1 Perjanjian Kinerja ... 2-1 2.2 Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dipa Direktorat Penataan Kawasan

... 2-5 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 3-1 3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 3-1 3.1.1 Realisasi Kinerja Direktorat Penataan KAwasan TA 2015 ... 3-1 3.1.2 Perbandingan Capaian Kinerja ... 3-16 A. Perbandingan Tahun Anggaran 2015 dengan Tahun Anggaran Sebelumnya

... 3-18 B. Target Kinerja Rencana Strategis 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2015 ... 3-27 C. Target Kinerja di Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2015 . 3-30 3.2 Realisasi Anggaran ... 3-33 3.3 Hal-hal yag diperlukan untuk Peningkatan Kinerja ... 3-38 BAB 4 PENUTUP ... 4-1

(4)

iii Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Struktur Organisai Direktorat Penataan Kawasan ... 1-2 Gambar 1-2 Penataan Kawasan dalam PEnataan Ruang ... 1-14 Gambar 1-3 Lingkup Penataan Kawasan dan Pemanfaatan Ruang ... 1-14

(5)

iv Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Perjanjian Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun 2015 ... 2-2 Tabrl 3-1 Realisasi Kinerja Direktorat Penataan Kawasan TA 2015 ... 3-2 Tabel 3-2 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun

Anggaran 2015 dengan Tahun Anggaran 2014 ... 3-18 Tabel 3-3 Perbandingan Target Kinerja Rencana Strategis 2015 – 2019 dengan

Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2015 ... 3-28 Tabel 3-4 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat Penataan Kawasan TA.2015

dengan Target RPJMN 2015 – 2019 ... 3-32 Tabel 3-5 Realisasi Keuangan Kegiatan Direktorat PEnataan Kawasan ... 3-33 Tabel 3-6 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja 1 Dit. Penataan Kawasan TA. 2015

... 3-34 Tabel 3-7 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja 2 Dit. Penataan Kawasan TA. 2015

... 3-35 Tabel 3-8 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja 3 Dit. Penataan Kawasan TA. 2015

... 3-35 Tabel 3-9 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja 4 Dit. Penataan Kawasan TA. 2015

... 3-36 Tabel 3-10 Realisasi Anggaran Indikator Kinerja 5 Dit. Penataan Kawasan TA. 2015

(6)

BAB I

(7)

PENDAHULUAN

1-2

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

alam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu institusi pemerintah, Direktorat Penataan Kawasan, Direktorat Jenderal Tata Ruang melaksanakan program dan kegiatan tahunan yang telah direncanakan dan ditargetkan sebagaimana tercantum di dalam rencana strategis (renstra). Dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut prinsip-prinsip good governance merupakan salah satu prasyarat yang harus dianut. Dalam menjalankan prinsip good governance tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Dalam Peraturan Presiden No.29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), didefinisikan sebagai rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP ditujukan untuk penyusunan Laporan Kinerja (Lkj) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang mulai dari Satuan Kerja (Satker), Unit Organisasi sampai Kementerian Negara/Lembaga. Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya.

Pembentukan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN didasarkan pada Peraturan Presiden No.165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja yang merupakan beralihnya tugas dan fungsi penataan ruang yang semua berada di Kementerian Pekerjaan Umum beralih ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. Dengan beralihnya fungsi, memberikan efek berubahnya unit organisasi dan nomenklatur yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional No.8 Tahun 2015

(8)

PENDAHULUAN

1-3

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

tenteng Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. Peraturan Menteri tersebut membentuk unit-unit organisasi dan nomenklatur yang baru dibawahnya dan yang disesuaikan dengan organisasi tata ruang dan Badan Pertanahan Nasional. Seperti terbentuknya Unit Eselon I Direktorat Jenderal Tata Ruang (Ditjen I) dan membawahi Direktorat Perencanaan Tata Ruang, Direktorat Pemanfaatan Ruang, Direktorat Penataan Kawasan dan Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Direktorat Penataan Kawasan merupakan salah satu direktorat baru yang dirumuskan dalam peraturan menteri tersebut (sebelumnya tidak terdapat dalam organisasi di kementerian yang sebelumnya).

1.1. Gambaran Umum Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional No.8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. Direktorat Penataan Kawasan, memiliki 5 (lima) Sub Direktorat dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha sebagai berikut:

1. Sub Direktorat Perencanaan dan Kemitraan, 2. Sub Direktorat Penataan Kawasan Perkotaan, 3. Sub Direktorat Penataan Kawasan Perdesaan, 4. Sub Direktorat Penataan Kawasan EKonomi, 5. Sub Direktorat Penataan Kawasan Baru, serta 6. Sub Bagian Tata Usaha

(9)

PENDAHULUAN

1-4

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Penataan Kawasan

1.1.1 Tugas dan Fungsi

A. Tugas dan Fungsi Direktorat Penataan Kawasan

Mengacu pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Struktur, Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN, tugas dan fungsi Direktorat Penataan Kawasan adalah Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi.

Fungsi Direktorat Penataan Kawasan adalah :

1. Penyiapan perumusan kebijakan dan strategi operasional di bidang penataan dan pengembangan kawasan;

(10)

PENDAHULUAN

1-5

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

2. Penyiapan dan pelaksanaan program di bidang penataan dan pengembangan kawasan;

3. Penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan dan pengembangan kawasan;

4. Penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi;

5. Perencanaan pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

B. Tugas dan Fungsi Subdirektorat Dan Tata Usaha

Tugas dan fungsi masing-masing subdirektorat dan tata usaha di Direktorat Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II adalah sebagai berikut:

1. Subdit Perencanaan dan Kemitraan

Subdit Perencanaan dan Kemitraan mempunyai Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan dan strategi, pelaksanaan program, instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat, pengelolaan data dan informasi di bidang penataan kawasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Sub Direktorat Perencanaan dan Kemitraan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program di bidang penataan dan pengembangan kawasan;

b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang penataan dan pengembangan kawasan;

c. Penyiapan dan pengelolaan data dan informasi di bidang penataan dan pengembangan kawasan; dan

d. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis, kriteria, dan pelaksanaan program kemitraan dengan dunia usaha, lembaga pendidikan, dan organisasi

(11)

PENDAHULUAN

1-6

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

nonpemerintah serta pemberdayaan masyarakat dalam penataan dan pengembangan kawasan

Sub Direktorat Perencanaan dan Kemitraan terdiri dari 2 seksi dengan tugas sebagai berikut:

1) Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang penataan dan pengembangan kawasan,

2) Seksi Data, Informasi dan Kemitraan mempunyai tugas melakukan Melakukan penyiapan bahan pengelolaan data dan informasi di bidang penataan dan pengembangan kawasan; pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis, kriteria, dan pelaksanaan kemitraan dengan dunia usaha, lembaga pendidikan, dan organisasi nonpemerintah serta pemberdayaan masyarakat dalam penataan dan pengembangan kawasan.

2. Subdit Penataan Kawasan Perkotaan

Subdit Penataan Kawasan Perkotaan mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan perencanaan pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perkotaan.

Adapun Subdit Penataan Kawasan Perkotan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan konsep penataan kawasan perkotaan;

b. Penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perkotaan; dan

c. Pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan dalam penataan kawasan perkotaan.

Subdit Penataan Kawasan Perkotaan terdiri dari 2 seksi dengan tugas sebagai berikut:

(12)

PENDAHULUAN

1-7

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

1) Seksi Wilayah I mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perkotaan; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

2) Seksi Wilayah II mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perkotaan; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

3. Subdit Penataan Kawasan Perdesaan

Subdit Penataan Kawasan Perdesaan mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan perencanaan pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perdesaan.

Adapun Subdit Penataan Kawasan Perdesaan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan konsep penataan kawasan perdesaan;

b. Penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perdesaan; dan

c. Pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan dalam penataan kawasan perdesaan.

Subdit Penataan Kawasan Perdesaan terdiri dari 2 seksi dengan tugas sebagai berikut:

1) Seksi Wilayah I mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perdesaan; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

(13)

PENDAHULUAN

1-8

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

2) Seksi Wilayah II mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan perdesaan; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

4. Subdit Penataan Kawasan Ekonomi

Subdit Penataan Kawasan Ekonomi mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan perencanaan pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan ekonomi.

Adapun Subdit Penataan Kawasan Ekonomi menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan konsep penataan kawasan ekonomi;

b. Penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan ekonomi; dan

c. Pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan dalam penataan kawasan ekonomi.

Subdit Penataan Kawasan Ekonomi terdiri dari 2 seksi dengan tugas sebagai berikut: 1) Seksi Wilayah I mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan

konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan ekonomi; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

2) Seksi Wilayah II mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan ekonomi; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua

(14)

PENDAHULUAN

1-9

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

5. Subdit Penataan Kawasan Baru

Subdit Penataan Kawasan Ekonomi mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan perencanaan pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan rawan bencana dan kawasan risiko perubahan iklim

Adapun Subdit Penataan Kawasan Baru menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan konsep penataan kawasan baru;

b. Penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan baru; dan

c. Pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan dalam penataan kawasan baru.

Subdit Penataan Kawasan Baru terdiri dari 2 seksi dengan tugas sebagai berikut:

1) Seksi Wilayah I mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan baru; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

2) Seksi Wilayah II mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep, penyusunan rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan kawasan baru; serta pelaksanaan koordinasi lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan di wilayah Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

(15)

PENDAHULUAN

1-10

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

1.2. Arti Penting Strategis Unit Kerja

Direktorat Penataan Kawasan merupakan unit bagian dari Direktorat Jenderal Tata Ruang yang mendukung dalam pelaksanaan arah kebijakan, sasaran dan pencapaian target-target pembangunan nasional yang telah ditetapkan bersama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Pelaksanaan kegiatan Direktorat Penataan Kawasan didasarkan pada rancangan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Penataan Kawasan 2015-2019 yang dijabarkan dalam program penataan kawasan

1.1.2 Kebijakan Program Penataan Kawasan

Kebijakan program direktorat penataan kawasan mencakup Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan dan Pengawasan sesuai dengan pengaturan dan pemanfaatan dalam ketentuan UU Penataan Ruang

A. Pengaturan

 Penyusunan NSPK dan kebijakan teknis terkait penataan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi

 Penyusunan grand design dan roadmap B. Pembinaan

 Peningkatan jejaring

 Peningkatan peran masyarakat

 Pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi

 Pengembangan sistem informasi

 Bimbingan teknis dan bantuan teknis C. Pelaksanaan

 Peningkatan kualitas tata ruang (PKTR) kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi

D. Pengawasan

 Monitoring evaluasi pelaksanaan program penataan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi

(16)

PENDAHULUAN

1-11

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

1.1.3 Strategis Program Penataan Kawasan A. Knowledge Management

 Dokumen Kebijakan dan Strategi Penataan Kawasan

 Dokumen monitoring dan evaluasi kinerja penataan kawasan

 Dokumen Standar Teknis Penataan Kawasan

 Dokumen pelaksanaan peningkatan kapasitas SDM dan Kelembagaan

 Basis Data dan Sistem informasi Penataan Kawasan B. Pengembangan Jejaring Kinerja

 Fasilitasi dan Koordinasi Kemitraan Penataan Kawasan

 Dokumen kerja sama dan kesepahaman

 Dokumen kesepakatan dan sinkronisasi program penataan kawasan C. Penataan Kawasan

 Dokumen Peningkatan Kualitas Tata Ruang (PKTR) Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota-Kota Baru, Kawasan Perdesaan, Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Risiko Perubahan Iklim, serta Kawasan Ekonomi dan Ekonomi Kreatif

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis

Adapun isu-isu strategis yang ada di penataan kawasan terkait dengan penataan dan pengembangan kawasan adalah sebagai berikut:

A. TATA KELOLA

Isu-isu strategis penataan kawasan terkait aspek tata kelola antara lain :

1. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi program dan sektor penataan kawasan 2. Kerjasama lintas pemangku kepentingan di lingkungan dan sektor penataan

kawasan dirasa masih kurang masksimal untuk jangka panjang.

3. Adanya tumpang tindih peraturan antar sektor, baik dalam penataan kawasan atau sektor lainnya

(17)

PENDAHULUAN

1-12

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

4. Kapasitas Sumber Daya Manusia dan kelembagaan yang dirasa masih kurang, khususnya dalam kualitas penataan ruang daerah

B. EKONOMI

Isu-isu strategis penataan kawasan terkait aspek ekonomi antara lain :

1. Masih tingginya ketimpangan antar wilayah, baik di perkotaan maupun di perdesaan

2. Masih adanya kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan

3. Lemahnya daya saing wilayah dan konektivitas/aksesibilitas antar wilayah

4. Masih kurangnya perlibatan masyarakat dan dunia usaha yang berakibat minimnya produktivitas khususnya dalam sektor ekonomi

C. SOSIAL

Isu-isu strategis penataan kawasan terkait aspek sosial antara lain : 1. Pelestarian budaya dan pusaka daerah

2. Peran dan partisipasi masyarakat yang dirasa masih kurang dalam penataan ruang di Indonesia

3. Sejak tahun 2011 Indonesia memasuki era bonus demografi. 4. Terdapatnya sektor-sekotr non-formal di kawasan perkotaan D. LINGKUNGAN

Isu-isu strategis penataan kawasan terkait aspek lingkungan antara lain : 1. Meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam dan perubahan iklim

2. Kurangnya daya tampung dan daya dukung lahan dalam pelaksanaan pemanfaatan penataan ruang.

3. Masih terdapatnya kawasan kumuh khususnya sektor permukinan di perkotaan maupun perdesaan

4. Masih minumnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana permukiman di setiap kawasan

(18)

PENDAHULUAN

1-13

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

5. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) E. KEWILAYAHAN

Isu-isu strategis penataan kawasan terkait aspek kewilayahan antara lain :

1. Adanya ketimpangan pembangunan antara wilayah kota (perkotaan) dengan desa (perdesaan), mengakibatkan terjadinya urbanisasi yang cukup pesat.

2. Tidak dapat dipisahkannya permasalahan dan penanganan kawasan perkotaan dan perdesaan karena adanya hubungan ketergantungan dan saling mempengaruhi antara kedua kawasan tersebut (Urban Rural Linkage)

3. Lemahnya daya saing wilayah dan konektivitas/aksesibilitas antar wilayah

4. Terjadinya ketimpangan perkembangan kawasan di daerah perbatasan antara negara mengakibatkan ketidakharmonisan pembangunan di kawasan perbatasan 5. Perlunya mendorong terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan

6. Terdapatnya kawasan kumuh di Kawasan pesisir dan tepi air 7. Perlu adanya pengembangan Kota baru di Indonesia

1.4. Harapan Para Stakeholder akan Keberadaan Unit Kerja

Dengan telah hampir seluruh tahapan perencanaan ruang terselesaikan baik ditingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota melalui penetapan PP RTRWN, Perpres RTR Pulau/Kepulauan, Perpres RTR KSN dan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, saat ini kegiatan penyelenggaraan penataan ruang sedikit demi sedikit telah bergeser ke tahapan pemanfaatan ruang yang bersifat non-statutory yang secara spesifik terhadap penataan kawasan. Tahap ini dipahami sebagai pelaksanaan dari berbagai rencana tata ruang yang telah disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Dengan posisi yang cukup strategis dari Direktorat Penataan Kawasan. Berbagai kegiatan yang dirumuskan di tiap Sub Direktorat di lingkungan Direktorat Penataan Kawasan diarahkan untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

(19)

PENDAHULUAN

1-14

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

penataan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru dan kawasan ekonomi. Hal ini diharapkan dapat menata kawasan-kawasan yang bersifat non-statutory agar tetap terjaga dalam pemanfaatan ruang dan kualitas tata ruang dapat terus ditingkatkan.

Gambar 1-2 Penataan Kawasan dalam Penataan Ruang

(20)

PENDAHULUAN

1-15

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

(21)

BAB II

PERENCANAAN

KINERJA

(22)

2-1

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perjanjian Kinerja

Penyusunan perjanjian kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan Permen PAN-RB No. 23 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah sebagai berikut:

 Wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

 Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;

 Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; dan

(23)

2-2

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen berupa pernyataan komitmen serta janji dalam mencapai target kinerja Tahun 2015 yang merupakan janji kinerja yang akan diwujudkan oleh Direktur Penataan Kawasan. Dokumen ini disusun setelah ada kejelasan mengenai alokasi anggaran. Hal ini dimaksudkan agar dokumen penetapan kinerja dapat disusun secara lebih realistis dengan mempertimbangkan ketersediaan dana yang nyata sudah akan diperoleh. Dokumen Perjanjian Kinerja nantinya akan dimanfaatkan oleh pimpinan di dalam organisasi yang bersangkutan untuk :

a. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi,

b. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah c. Sebagai acuan target dalam menilai keberhasilan organisasi.

Penetapan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan mengacu kepada Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Outcome dan Output), serta target di Rencana Kinerja Tahunan. Lampiran dokumen Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Penataan Kawasan ditampilkan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse Realisasi 1 2 3 4 5 Terwujudnya kawasan yang ditingkatkan kualitasnya Indikator Kinerja 01 :

Jumlah Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pemograman, Monev Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

Output 01: 9

Dokumen

9 Dokumen

100% Dokumen kebijakan, strategis

dan pemograman, Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dan

(24)

2-3

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi

1 2 3 4 5

Kemitraan Penataan Kawasan

Indikator Kinerja 02 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan

Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Baru

Output 02 : 7 Dokumen 7 Dokumen 100% Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Kota Baru

Indikator Kinerja 03 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan

Output 03 : 7 Dokumen 7 Dokumen 100% Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan

Indikator Kinerja 04 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru Termasuk Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Resiko Perubahan Iklim

(25)

2-4

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi

1 2 3 4 5

Dokumen Rencana

Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Resiko Perubahan Iklim

Dokumen Dokumen

Indikator Kinerja 05 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Ekonomi

Output Kerja 05 : 9 Dokumen 9 Dokumen 100% Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Ekonomi

Jumlah Anggaran Kegiatan Pengembangan Kawasan Rp 72.740.002.000,00. Tidak termasuk Administrasi dan Supervisi Kegiatan Rp 2.110.000.000,00.

Pada tahun 2015, Direktorat Penataan Kawasan memperoleh amanat untuk melaksanakan 47 (empat puluh tujuh) paket pekerjaan di luar administrasi kegiatan satuan kerja dan supervisi kegiatan.

(26)

2-5

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

2.2. Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dipa Direktorat Penataan Kawasan

Dalam pelaksanaannya, dilakukan 3 kali revisi terhadap dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran-Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), yaitu:

1) Revisi ke-1

DIPA Direktorat Penataan Kawasan mengalami perubahan pada pagu anggaran, menjadi sebesar Rp.74.850.002.00,00 termasuk administrasi dan supervisi kegiatan. Sebelumnya, pagu anggaran Direktorat Penataan Kawasan adalah Rp 78.550.000.000,00.

Kegiatan-kegiatan yang direvisi pada revisi ke-1 ini adalah penambahan kegiatan ‘Penyusunan Profil Kawasan Perdesaan’ di Subdit Penataan Kawasan Perdesaan, ‘Kajian Pengembangan Kawasan Ekonomi Berbasis Industri Garam di Nagekeo’, ‘Penyusunan Profil Kawasan Ekonomi’, serta ‘Penataan Koridor Tol Cipali’ di Subdit Penataan Kawasan Ekonomi. Penambahan kegiatan juga terjadi di Subdit Penataan Kawasan Baru, ‘Fasilitasi Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana’, ‘Kajian Pengembangan Konsep Resilient City di Indonesia’, dan ‘Penyusunan Profil Penataan Ruang Kawasan Bencana Tahun 2015’.

Pada revisi ini kegiatan ‘Penyusunan Rencana Pengembangan Wilayah Kawasan Balikpapan – Samarinda – Bontang’, ‘Penyusunan Rencana Pengembangan Wilayah Kawasan Perbatasan Indonesia – Malaysia di Kalbar, Kaltim, dan Kaltara, ‘Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Ekonomi’, ‘Kajian Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional’, dan ‘Rencana Pengembangan Wilayah di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai yang tadinya berada di

(27)

2-6

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

Subdit Penataan Kawasan Ekonomi kemudian dihapuskan dari kegiatan di tahun 2015.

Selain itu, perubahan pagu juga terjadi perubahan pagu untuk kegiatan ‘Laporan Administrasi Kegiatan Satker Pengembangan Kawasan’ dan ‘Pengawasan dan Pengendalian Pihak Ke-3 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan’.

2) Revisi ke-2

DIPA Direktorat Penataan Kawasan tidak mengalami perubahan di Revisi ke-2, sehingga tetap di angka Rp.74.850.002.00,00.

3) Revisi ke-3

Pada Revisi ke-3, DIPA Direktorat Penataan Kawasan tidak mengalami perubahan, tetap di angka Rp.74.850.002.00,00.

Setelah Revisi DIPA sebanyak 3 (tiga) kali, total pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Direktorat Penataan Kawasan adalah sebanyak 47 (empat puluh tujuh) paket pekerjaan di luar administrasi kegiatan satuan kerja dan supervisi pelaksanaan kegiatan. Total pagu anggaran Direktorat Penataan Kawasan tahun 2015 menjadi Rp.74.850.002.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

 Kegiatan Pengembangan Kawasan sebesar Rp 72.740.000.000,-, dengan paket pekerjaan yaitu:

1. Dokumen Kebijakan Teknis dan Program Penataan Kawasan (Penyusunan Program Tahunan Direktorat Penataan Kawasan)

2. Penyusunan Rencana Strategis Program Pengembangan Kawasan Tahun 2015-2019

3. Kajian Pola Kerjasama Pemanfaatan Ruang dalam Pengembangan Kawasan 4. Fasilitasi Lintas Sektor dan Lintas Wilayah Dalam Pengembangan Kawasan 5. Penyelenggaraan Acara Puncak Hari Tata Ruang Nasional

(28)

2-7

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

6. Fasilitasi Forum Lintas Pelaku Bidang Penataan Ruang dan Dunia Usaha (SUDFI

dan SREDFI)

7. Pengembangan Sistem Informasi Penataan Kawasan

8. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan 9. Pengembangan Road Map Penataan Kawasan di Indonesia

10.Kajian Pengembangan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan di Indonesia 11.Kajian Pengaruh Sistem Transportasi Terhadap Penataan Kawasan Metropolitan 12.Kajian Awal Perencanaan Strategis Pengembangan Perkotaan

13.Kajian Pengembangan dan Implementasi Kota Tematik di Indonesia 14.Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Kawasan Perkotaan (SUD-FI) 15.Penataan Kawasan Perkotaan di KSN Perkotaan Mamminasata 16.Kajian Pengembangan Perkotaan Baru di Indonesia

17.Kajian Urban Rural Linkage Dalam Perencanaan Kawasan Perdesaan

18.Peningkatan Kualitas Tata Ruang Kawasan Perdesaan di Perbatasan Negara di Kalimantan

19.Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Perdesaan Pesisir Di Indonesia 20.Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Kawasan Perdesaan

21.Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Perdesaan di Wilayah I

22.Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Perdesaan di Wilayah II

23.Penyusunan Profil Kawasan Perdesaan

24.Arahan Pengembangan Kawasan Koridor Lintas Timur Pulau Sumatera 25.Penataan Kawasan Rawan Bencana di Banjarnegara

26.Kajian Potensi Kawasan Rawan Bencana Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional

27.Penyusunan Kebijakan dan Strategi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Penataan Ruang

(29)

2-8

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

PERENCANAAN KINERJA

28.Penataan Kawasan Rawan Bencana Pantai Selatan di Jawa Bagian Barat

29.Penataan Kawasan Rawan Bencana Pantai Selatan di Jawa Bagian Timur 30.Fasilitasi Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana

31.Penyusunan Profil Penataan Ruang Kawasan Bencana Tahun 2015

32.Penyusunan Rencana Pengembangan Wilayah Kawasan Manado-Bitung-Kawangkoan-Tumpaan-Amurang

33.Kajian Pengembangan Kawasan Ekonomi Berbasis Industri Garam di Nagekeo 34.Kajian Penyusunan Rencana Promosi Investasi Pengembangan Kawasan Ekonomi 35.Penyusunan Profil Kawasan Ekonomi

36.Penataan Koridor Tol Cipali

37.Rencana Pengembangan Wilayah di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika

38.Rencana Pengembangan Wilayah di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloi

39.Rencana Pengembangan Wilayah di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api

40.Rencana Pengembangan Wilayah di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung

41.Penyiapan Laporan BMN Direktorat Penataan Kawasan

42.engelolaan Arsip dan Tata Persuratan Direktorat Pengembangan Kawasan 43.Penyiapan Laporan Keuangan Direktorat Pengembangan Kawasan

44.Pengawasan dan Pengendalian Pihak ke-3 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan 45.Pembinaan SDM

46.Pengadaan Alat Penunjang Administrasi Perkantoran

(30)

BAB III

AKUNTABILITAS

KINERJA

(31)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-1

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Kinerja Direktorat Penataan Kawasan harus dapat dipertanggungjawabkan pencapaiannya baik itu berupa keberhasilan maupun kegagalan. Hal tersebut sebagai bagian dari perwujudan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dimana dalam hal ini untuk memenuhi prinsip akuntabilitas (pertanggungjawaban). Prinsip akuntabilitas dimaksudkan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bertanggung jawab (akuntabel) dimana instansi pemerintah dan aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini tentunya termasuk mempertanggungjawabkan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya. Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang capaian kinerja. Capaian kinerja akan dijabarkan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja; membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014 (Sewaktu masih bergabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum), Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah, Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan, Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, dan Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

3.1.1 Realisasi Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Direktorat Penataan Kawasan memiliki 5 Indikator Kinerja Kegiatan. Secara umum, seluruh indikator secara umum telah tercapai sesuai Perjanjian Kinerja (100%) sehingga dapat dikatakan baik, dapat dilihat pada tabel 3-1.

(32)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-2

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Tabel 3-1 Realisasi Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Terwujudnya kawasan yang ditingkatkan kualitasnya Indikator Kinerja 01 :

Jumlah Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pemograman, Monev Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

Output 01:

Dokumen kebijakan, strategis dan

pemograman, Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

9

Dokumen Dokumen 9 100 % Outcome 01: kebijakan, strategis dan pemograman, Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

8 dokumen tersebut sudah ditindak lanjutkan dalam bentuk beberapa kegiatan :

1.Digunakan sebagai konsep masukan untuk Kegiatan strategis (yang dilaksanakan dengan tepat waktu dan menjadi masukan dalam kebijakan penataan kawasan

2.Digunakan sebagai konsep bahan masukan penyusunan kebijakan teknis dan program penataan kawasan

(33)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-3

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

kemitraan dengan asosiasi profesi di bidang penaraan ruang

4.Konsep penyelenggaraan hari tata ruang nasional; dan

5.Digunakan sebagai media sosialisasi produk dari perencanaan ruang dan pemanfaatan penataan kawasan

6.Digunakan sebagai konsep arahan penataan dan program pemanfaatan ruang

Indikator Kinerja 02 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Baru Output 02 : Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Kota Baru

7

Dokumen Dokumen 7 100% Outcome 02 : Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengellaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota-Kota Baru

7 dokumen tersebut sudah ditindaklanjutkan dalam bentuk kegiatan :

1. pengembangan, perwujudan dan pengelolaan penataan kawasan perkotaan

(34)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-4

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

yang dilakukan dengan tepat waktu;

2. Menjadi landasan yang dapat ditindak lanjuti sebagai dasar pemilihan perintisan pengembangan dan penglolaan kota-kota baru di Indonesia tahun 2016

3. Konsep awal fasilitasi kemitraan dan koordinasi dalam pengembangan kawasan perkotaan

4. Sebagai dasar prinsip pengembangan perkotaan.

Indikator Kinerja 03 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan

(35)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-5

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Output 03 : Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan 7

Dokumen Dokumen 7 100% Outcome 03 : Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan 7 Dokumen tersebut ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan atau program :

1. Pengembangan dan pengelolaan penataan kawasan perdesaan

2. Konsep awal fasilitasi kemitraan dan koordirnasi dalam pengembangan kawasan perdesaan

3. Menjadi konsep awal dari grand design pengembangan kawasan perdesaan

4. Menjadi konsep awal dari rencana kerja dan tindak lanjut peningkatan kualitas tata ruag kawasan perdesaan di perbatasan negara. Indikator Kinerja 04 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan,dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru Termasuk Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Resiko Perubahan Iklim

(36)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-6

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Output Kinerja 04: Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Resiko Perubahan Iklim

9

Dokumen Dokumen 9 100% Outcome 04 : Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Resiko Perubahan Iklim

9 Dokumen tersebut ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan atau program :

1. Pengembangan dan pengelolaan kawasan rawan bencana dan kawasan resiko perubahan iklim

2. Konsep awal kebijakan dan strategis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang penataan kawasan

3. Konsep awal fasilitasi kemitraan dan koordirnasi dalam penataan kawasan rawan bencana dan adaptasi perubahan iklim 4. Album peta profil penataan ruang kawasan

rawan bencana di Indonesia skala yang telah disepakati bersama yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana penataan ruang kawasan rawan bencana di Indonesia

(37)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-7

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Presentse

Realisasi Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

yang akan dijadikan acuan direktorat penataan kawasan dalam melakukan program kegiatan untuk tahun-tahun selanjutnya.

Indikator Kinerja 05 :

Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengellaan Penataan Kawasan Ekonomi

Output Kerja 05 : Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengellaan Penataan Kawasan Ekonomi 9

Dokumen Dokumen 9 100% Outcome 05 : Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengellaan Penataan Kawasan Ekonomi

9 Dokumen tersebut ditindaklanjuti dalam bentuk kegiatan atau program:

1. Dasar pengembangan dan penataan kawasan ekonomi khusus, kawasan ekononomi berbasis pariwisata, industri dan investasi

2. Konsep awal fasilitasi kemitraan dan koordirnasi dalam penataan dan pengelolaan kawasan ekonomi

(38)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-8

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Hal ini dapat diartikan bahwa realisasi kinerja (input, sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan, serta dan) dapat dituangkan dalam realisasi keluaran, yang dalam hal ini dituangkan dalam realisasi target output. Pelaksanaan kegiatan pada Direktorat Penataan Kawasan telah berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan seluruhnya. Target seluruh kegiatan tiap target kinerja di Direktorat Penataan Kawasan berupa dokumen seperti buku kajian, buku masterplan, berita acara kesepakatan, materi teknis, draft pedoman, buku monitoring dan evaluasi, buku rencana strategis, laporan acara puncak hari tata ruang.

Setiap output kinerja yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Kawasan pada tahun 2015 akan dijabarkan sebagai berikut :

Indikator Output 1

Pada indikator output 1 ini terdapat 9 (sembilan) paket pekerjaan, yaitu:

Indikator Kinerja 1 : Jumlah Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pemograman, Monev Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

Indikator Output 1 Dokumen kebijakan, strategis dan pemograman, Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan

Kegiatan

1 Kebijakan Teknis dan Program tahunan

2 Penyusunan Rencana strategis program penataan kawasan tahun 2015-2019

3 Kajian Pola Kerjasama pemanfaatan ruang dalam pengembangan kawasan

4 Fasilitasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam penataan kawasan

5 Arahan pengembangan kawasan koridor lintas timur pulau Sumatra

6 Penyelenggaraan acara puncak hari tata ruang nasional

7 Fasilitasi forum lintas pelaku bidang penataan ruang dan dunia usaha

8 Pengembangan sistem informasi penataan kawasan

9 Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan program penataan kawasan Kegiatan-kegiatan dalam output ini bertujuan untuk pelaksanaan program, menyiapkan kebijakan dan strategis, dan monitoring dan evaluasi kegiatan bidang penataan kawasan. Secara umum kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa kegiatan besar, yaitu :

1. Penyusunan rencana tahunan (program, rencana strategis, laporan kinerja dan anggaran);

(39)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-9

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

2. Peningkatan keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dalam penataan ruang; 3. Penyiapan kebijakan, strategis dan dabase penataan kawasan; dan

4. Penyelenggaraan acara puncak hari tata ruang nasional.

Hasil kegiatan berupa dokumen yang menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan tahunan (program, rencana strategis, laporan kinerja dan anggaran) dan untuk peningkatan keterlibatan aktif masyarakat dan dunia usaha dalam penataan ruang. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paket pekerjaan dalam indicator output 1 ini, diantaranya:

- Sulitnya mengundang partisipatif representative stakeholder yang terlibat

- Masih barunya pembentukan direktorat penataan kawasan di direktorat jenderal tata ruang yang menyebabkan delineasi dan konsep pengembangan kawasan masih dalam kajian.

- Perbedaan konsep, analisis dan desain rancangan struktur database profil penataan kawasan dan aplikasinya dari penyedia jasa kegiatan.

Indikator Output 2

Pada indikator output 2 ini terdapat 7 (tujuh) paket pekerjaan, yaitu:

Indikator Kinerja 2 : Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Baru Indikator Output 2 Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan

Pengelolaan Penataan Kawasan Perkotaan dan Perintisan Kota Kota Baru

Kegiatan

1 Kajian pengembangan KSN Perkotaan di Indonesia

2 Kajian pengaruh sistem transportasi terhadap penataan kawasan metropolitan

3 Kajian awal perencanaan strategis pengembangan perkotaan

4 Kajian pengembangan dan implementasi kota tematik di Indonesia

5 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Kawasan Perkotaan (SUDFI)

6 Kajian pengembangan konsep resilience city di Indonesia

(40)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-10

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Kegiatan-kegiatan dalam output ini bertujuan untuk pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan penataan kawasan perkotaan. Secara umum, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa kegiatan besar yaitu :

1. Kajian pengembangan dan implementasi pengembangan kawasan perkotaan 2. Failitasi dan koordinasi pengembangan kawasan perkotaan

Hasil kegiatan berupa dokumen yang menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan penataan kawasan perkotaan. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paket pekerjaan dalam indicator output 2 ini, diantaranya:

- Waktu pelaksanaan terlalu singkat yakni kurang dari 5 bulan, sehingga kinerja dirasa kurang optimal dan proses administrasi pengajuan mulainya kegiatan mengalami hambatan dari Proyek karena pengurangan jumlah Satker dan kurangnya sumberdaya manusia yang ahli di bidang administrasi tersebut.

- Terdapat beberapa bencana alam yang menghambat dalam melakukan survey atau ke lapangan

- Belum terdapatnya acuan atau landasan hukum mengenai penataan kawasan, pada saat ini peraturan yang ada mengatur mengenai rencana tata ruang wilayah, belum ada rencana tata ruang penataan kawasan.

Hasil kegiatan ini berupa:

- Dokumen dalam bentuk materi teknis,

- Buku kajian masterplan pengembangan perkotaan di indonesia,

- Hasil kajian atau landasan yang dapat ditinjak lanjutin sebagai pemilihan printisan pengembangan dan pengelolaan kota-kota di indonesia yang akan diproses lebih lanjut sesuai dengan tahapan pengembangan kota baru di indonesia.

Dari kegiatan ini hasilnya akan menjadi pedoman atau panduan untuk kegiatan 2016-2019 yang diharapkan adanya masterplan pengembangan kawasan perkotaan di Indonesia dan menjadi fasiltiasi penyempuraan pengembangan kawasan dengan tema khusus dalam ruang RDTR yang telah ada.

(41)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-11

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Indikator Output 3

Pada indikator output 3 ini terdapat 7 (tujuh) paket pekerjaan, yaitu:

Indikator Kinerja 3 : Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan

Indikator Output 3 Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Perdesaan

Kegiatan

1 Kajian Urban Rural Linkage dalam perencanaan kawasan perdesaan

2 Peningkatan Kualitas Tata Ruang kawasan perdesaan di perbatasan Negara di Kalimatan

3 Kajian rencana pengembangan kawasan perdesaan pesisir di Indonesia

4 Fasilitasi dan Koordinasi pengembangan kawasan perdesaan

5 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kawasan pedesaan di Wilayah I

6 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan kawasan perdesaan di wilayah II

7 Penyusunan profil kawasan perdesaan

Kegiatan-kegiatan dalam output ini bertujuan untuk pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan penataan kawasan perdesaan. Secara umum, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa kegiatan besar yaitu :

- Kajian pengembangan dan implementasi pengembangan kawasan perdesaan - Kajian pengembangan pengembangan kawasan perdesaan di perbatasan

Kalimantan

- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembagan kawasan perdesaan di Indonesia, dan

- Failitasi dan koordinasi pengembangan kawasan perdesaan

Hasil kegiatan berupa dokumen yang menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan penataan kawasan perdesaan. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paket pekerjaan dalam indicator output 3 ini, diantaranya:

- Waktu pelaksanaan terlalu singkat yakni kurang dari 5 bulan, sehingga kinerja dirasa kurang optimal dan proses administrasi pengajuan mulainya kegiatan

(42)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-12

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

mengalami hambatan dari Proyek karena pengurangan jumlah Satker dan kurangnya sumberdaya manusia yang ahli di bidang administrasi tersebut.

- Terdapat beberapa bencana alam yang menghambat dalam melakukan survey atau ke lapangan terutama dalam perjalanan ke perbatasan kalimantan

- Belum terdapatnya acuan atau landasan hukum mengenai penataan kawasan, pada saat ini peraturan yang ada mengatur mengenai rencana tata ruang wilayah, belum ada rencana tata ruang penataan kawasan.

- Besarnya kebutuhan data yang diperlukan untuk membuat suatu model.

- Terbatasnya kerjasama dan ketersediaan data K/L dan pemerintah daerah dan besarnya kebutuhan data yang diperlukan untuk analisis dan membuat suatu model sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam terkait analisis penataan kawasan perdesaan.

Hasil kegiatan dari indicator kinerja ini adalah :

- Berupa dokumen dalam bentuk materi teknis mengenai pengembangan kawasan perdesaan

- Konsep grand design pengembangan kawasan perdesaan (urban-rural linkage), konsep kebijakan pengembangan kawasan perdesaan,

- Dokumen rencana aksi (rencana kerja dan tindak lanjut) dalam pengembangan kawasan perbatasan, yang akan menjadi pedoman atau panduan teknis dalam melakukan kegiatan rencana kerja dan aksi pada tahun 2016

Indikator Output 4

Pada indikator output 4 ini terdapat 9 (sembilan) paket pekerjaan, yaitu:

Indikator Kinerja 4 : Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk kawasan rawan bencana dan kawasan resiko perubahan iklim Indikator Output 4 Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan

Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk kawasan rawan bencana dan kawasan resiko perubahan iklim

Kegiatan

1 Kajian pengembangan perkotaan baru di Indonesia

(43)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-13

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

3 Penataan kawasan rawan bencana di banjarnegara

4 Kajian potensi kawasan rawan bencana untuk mendukung kedaulatan pangan nasional

5 Penyusunan kebijakan dan strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang penataan ruang

6 Penataan kawasan rawan bencana pantai selatan jawa bagian barat

7 Penataan kawasan rawan bencana pantai selatan jawa bagian timur

8 Pengembangan roadmap penataan kawasan di Indonesia

9 Fasilitasi penataan ruang kawasan rawan bencana

Kegiatan-kegiatan dalam output ini bertujuan untuk pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan penataan kawasan baru termasuk didalamnya kawasan rawan bencana dan perubahan iklim. Secara umum, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa kegiatan besar yaitu :

1. Kajian pengembangan perintisan kota-kota baru di Indonesia

2. Kajian penembangan kawasan baru termasuk didalamnya kawasan rawan bencana dan adaptasi perubahan iklim

3. Roadmap penataan kawasan di Indonesia

4. Failitasi dan koordinasi pengembangan kawasan rawan bencana

Hasil kegiatan berupa dokumen yang menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan penataan kawasan baru (rawan bencana dan perubahan iklim). Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paket pekerjaan dalam indicator output 4 ini, diantaranya:

- Waktu pelaksanaan terlalu singkat yakni kurang dari 5 bulan, sehingga kinerja dirasa kurang optimal dan proses administrasi pengajuan mulainya kegiatan mengalami hambatan dari Proyek karena pengurangan jumlah Satker dan kurangnya sumberdaya manusia yang ahli di bidang administrasi tersebut.

- Belum terdapatnya acuan atau landasan hukum mengenai penataan kawasan, pada saat ini peraturan yang ada mengatur mengenai rencana tata ruang wilayah, belum ada rencana tata ruang penataan kawasan.

- Adanya perubahan judul dan subtansi kegiatan yang menyebabkan keterlambatan dimulainya kegiatan

(44)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-14

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

- Kurang koordinasi antar lembaga dan pemerintahan daerah termasuk dengan badan pertanahan di wilayah terkait penyatuan K/L pusat yang masih baru. - Data-data mengenai bencana dan perubahan iklim masih minum di Indonesia

terutama yang sesuai dengan standar mitigasi bencana dan perubahan iklim, sehingga dalam melakukan analisis harus melakukan pendekatan lainnya.

Hasil kegiatan dari indicator kinerja ini adalah : 1. Berupa dokumen dalam bentuk materi teknis

2. Kota-kota pilihan pengembangan perkotaan baru di Indonesia dengan skala 1:25.000 s/d 1:50.000 sesuai dengan target RPJMN 2015 - 2019

3. Profil kawasan rawan bencana dan perubahan iklim

4. Dokumen kebijakan strategis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang penataan ruang dan menetapkan 30 lokasi kawasan rawan bencana sesuai dengan target Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang 2015-2019 5. Peta-peta kawasan rawan bencana yang lokasinya telah disepakati bersama dan

dengan peta skala 1:5000 dan 1:25.000

6. Road Map Penataan Kawasan di Indonesia yang akan dijadikan acuan direktorat penataan kawasan dalam melakukan program kegiatan untuk tahun-tahun selanjutnya.

Indikator Output 5

Pada indikator output 5 ini terdapat 9 (sembilan) paket pekerjaan, yaitu:

Indikator Kinerja 5 : Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Ekonomi

Indikator Output 5 Dokumen Rencana Pengembangan, Perwujudan, dan Pengelolaan Penataan Kawasan Baru termasuk kawasan ekonomi

Kegiatan

1 Penyusunan rencana pengembangan wilayah kawasan manado, bitung, kawangkoan, tumpaan dan amura

2 Kajian pengembangan kawasan ekonomi berbasis industry garam di Nagekeo

(45)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-15

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

4 Penyusunan profil kawasan ekonomi

5 Penataan koridor tol cipali

6 Rencana pengembangan wilayah disekitar kawasan ekonomi khusus mandalika

7 Rencana pengembangan wilayah disekitar kawasan ekonomi khusus maloi

8 Rencana pengembangan wilayah disekitar kawasan ekonomi khusus tanjung api-api

9 Rencana pengembangan wilayah disekitar kawasan ekonomi khusus tanjung lesung

Kegiatan-kegiatan dalam output ini bertujuan untuk pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan penataan kawasan ekonomi. Secara umum, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa kegiatan besar yaitu :

1. Rencana pengembangan wilayah disekitar kawasan ekonomi khusus 2. Rencana penyusunan rencana investasi ekonomi

3. Penyusunan profil kawasan ekonomi

4. Kajian penyusunan rencana pengambangunan wilayah kawasan ekonomi, kawasan industry, kawasan di koridor jalan, kawasan pariwisata.

Hasil kegiatan berupa dokumen yang menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan penataan kawasan ekonomi. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paket pekerjaan dalam indicator output 5 ini, diantaranya:

- Waktu pelaksanaan terlalu singkat yakni kurang dari 5 bulan, sehingga kinerja dirasa kurang optimal dan proses administrasi pengajuan mulainya kegiatan mengalami hambatan dari Proyek karena pengurangan jumlah Satker dan kurangnya sumberdaya manusia yang ahli di bidang administrasi tersebut.

- Belum terdapatnya acuan atau landasan hukum mengenai penataan kawasan, pada saat ini peraturan yang ada mengatur mengenai rencana tata ruang wilayah, belum ada rencana tata ruang penataan kawasan.

Hasil kegiatan dari indicator kinerja ini adalah : 1. Berupa dokumen dalam bentuk materi teknis

2. Dokumen konsep rencana pengembangan di kawasan ekonomi khusus, industry, pariwisata, koridor jalan.

(46)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-16

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

3. Peta-peta pengembangan konsep peta skala 1:50.000 yang meliputi peta cakupan wilayah, pengembangan wilayah, sistem jaringan infrastruktur dan transportasi.

4. Profil mengenai penataan kawasan ekonomi

3.1.2 Perbandingan Capaian Kinerja

Pembentukan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Perpres No.17 Tahun 2015 merupakan penggabungan antara direktorat penataan ruang di Kementerian Pekerjaan Umum dengan Badan Pertanahan Nasional, yang berdampak terhadap Struktur, Organisasi dan Tata Kerja dan perubahan pagu. Perubahan besar terjadi seperti terpisahnya Direktorat Penataan Ruang yang dahulunya satu unit kerja eselon 1 di Kementerian Pekerjaan Umum, menjadi dua unit kerja eselon 1 yakni Direktora Jenderal Tata ruang dan Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah. Dalam hal melakukan perbandingan ada beberapa permasalahan umum yang ditemui, diantaranya :

1. Dengan adanya perubahan unit tersebut menyebabkan terhambatnya waktu pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan administrasi keuangan/anggaran

2. Beberapa paket kontraktual masih ada yang masih dalam proses pelelangan, padahal pada waktu tersebut sudah memasuki jadwal termin I

3. Penyerapan anggaran yang kurang maksimal dikarenakan pekerjaan baru dapat dilakukan dalam waktu 5 bulan sebelum tahun anggaran berakhir, yakni dimulai pada triwulan III dan IV

4. Minimnya SDM pada setiap kegiatan swakeola sehingga dirasakan kurang optimal.

Selain permasalahan umum diatas, perubahan SOTK juga juga terjadi di unit kerja eselon II dan III, yang memberikan dampak dan konsekuensi terhadap laporan kinerja tahun 2015. Dalam membandingkan kinerja tahun 2015 dengan tahun sebelumya memiliki hambatan dan sulit dilakukan karena adanya perbedaan nomenklatur. Selain itu rencana strategis yang belum rampung (masih dalam draft)

(47)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-17

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

juga menjadi hambatan dalam pengerjaan laporan kinerja tahun 2015. Dengan adanya hal tersebut, laporan kirnerja (LKj) Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015, dalam membandingkan dengan diperlukan penelurusan lebih mendalam terhadap sejumlah LKj di setiap direktorat di Ditjen Tata Ruang (Kementerian Pekerjaan Umum).

A. Perbandingan Tahun Anggaran 2015 dengan Tahun Anggaran Sebelumnya

Dalam melakukan perbandingan capaian kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2014 ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:

a. Perubahan nomenklatur dari organisasi sebelumnya memberikan dampak untuk capaian kinerja seperti 1 indikator output tahun 2015 berakar di banyak ouput di Tahun Anggaran 2014. Hal ini dimaksudkan bahwa 1(satu) indicator kinerja Direktorat Penataan Kawasan merupakan kegiatan dari beberapa direktorat di lingkungan Ditjen Tata Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum pada waktu itu. Sebaliknya indicator output 2015 berakar di 1 (satu) output 2014, hal tersebut dapat diartikan bahwa satu kegiatan di Ditjen Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dileburkan menjadi beberapa kegiatan pada Direktorat Penataan Kawasan. Hal ini juga berdampak adanya jumlah target capaian tahun anggaran 2015 bisa lebih banyak ataupun lebih sedikit hal ini disebabkan penyesuaian anggaran untuk kegiatan.

b. Seluruh output pada tahun anggaran 2015, pada Direktorat Penataan Kawasan adalah dokumen, sedangkan pada tahun anggaran 2014 memiliki output yang lebih bervariasi. Hal ini disebabkan karena unit kerja masih dalam penyesuaian nomenklatur.

Tabel Berikut (tabel 3-2) adalah table perbandingan output kinerja pada tahun 2014 dengan tahun anggaran 2015.

(48)

AKUNTABILITAS KINERJA

3-18

Laporan Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015

Tabel 3.2 PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN TA.2015 dengan TA.2014

A. DIREKTORAT BINA PROGRAM DAN KEMITRAAN (BPK) DAN DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN

Sasaran Indikator

Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 % Sasaran Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 %

(1) (2) (3) (4) (5) (5) (6) (7) (8) (9)

Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan

kebijakan dan standarisasi teknis bidang penataan ruang

Indikator :

Jumlah laporan/dokumen pembinaan program, kemitraan, layanan informasi, dan dukungan manajemen organisasi, serta aspek

hukum/perundang-undangan penyelenggaraan penataan ruang. Terwujudnya kawasan yang ditingkatkan kualitasnya 1 Indikator Kinerja 1:

Jumlah Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pemograman, Monev Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan 1 Jumlah laporan penyusunan Kebijakan Strategis dan dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penataan Ruang 5 laporan 5 laporan 100% output 1 : Dokumen kebijakan, strategis dan pemograman, Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dan Kemitraan Penataan Kawasan 9 Dokumen 9 Dokumen 100% 2 Jumlah laporan Administrasi, Pengelolaan kerjasama, dan monitoring evaluasi Kegiatan Kerja Sama Luar Negeri dan PHLN

5

Laporan

Gambar

Gambar 1-3 Lingkup Penataan Kawasan dalam Pemanfaatan Ruang
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun 2015
Tabel 3-1 Realisasi Kinerja Direktorat Penataan Kawasan Tahun Anggaran 2015
Tabel 3.2 PERBANDINGAN CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN TA.2015 dengan TA.2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula transfer dari memori ke piranti eksternal, dalam hal ini terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : bagaimana sistem mengetahui kapan suatu antarmuka sudah

Pada bentuknya yang paling sederhana, sistem informasi geografi dapat dilihat sebagai perangkat lunak, yang terdiri dari berbagai peralatan untuk memasukan, memanipulasi,

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis

Jika mobil sedang menanjak dan menurut asumsi pengemudi mesin tidak akan mampu melalui tanjakkan itu dalam perseneling yang digunakan, dan jangan menunggu terlalu lama

1) Selama acara kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT berlangsung, peserta wajib mematuhi protokol Kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Peserta yang dinyatakan lulus ujian (Surveyor Kadastral dan Asisten Surveyor Kadastral) wajib membayar tarif PNBP sebagaimana diatur dalam Peraturan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten Banyumas adalah rencana tata ruang yang penataan ruang kawasannya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat

Secara filosofis, pengaturan kepariwisataan harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dikaitkan dengan isi Pasal 18 b Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, salah satunya nilai- nilai yang