Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan
Keluarga yang Ramah Anak
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2014
Disampaikan pada : Seminar Pra Nikah
• Karena remaja memerlukan banyak
hal tentang informasi yang berkaitan
dengan
penyiapan dirinya untuk
berkeluarga.
• Karena remaja perlu pribadi yang
matang dalam mempersiapkan diri
untuk membangun keluarga yang
harmonis.
Mengapa Program GenRe
diperlukan ...?
• U U NO. 1 /1974
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Pasal 2
Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama (kepercayaan) dan dicatat menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku.
• Pasal 7 ayat 1
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki berumur 19 tahun dan pihak perempuan 16 tahun.
Remaja dalam mempersiapkan diri dalam memasuki jenjang pernikahan, perlu memahami tentang nilai-nilai 8 fungsi keluarga, antara lain :
1. Fungsi Agama 2. Fungsi Budaya
3. Fungsi Cinta dan kasih Sayang 4. Fungsi Perlindungan
5. Fungsi Reproduksi
6. Fungsi Sosial dan Pendidikan 7. Fungsi Ekonomi
Penundaan Usia Perkawinan
(PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan diharapkan mencapai usia minimal
20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Pada tahun 2007 : rata-rata usia kawin pertama 19,8 tahun.
Diharapkan pada tahun 2014 : rata-rata usia kawin pertama menjadi 20,1 tahun.
Mengapa PUP Penting ?
1. Perkawinan, jika dilakukan pada usia yang tepat, akan membawa kebahagiaan bagi keluarga dan pasangan. 2. Namun jika menikah di usia muda, akan membawa
banyak konsekuensi : Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan sosial.
3. Menikah di usia muda memiliki potensi lebih besar untuk gagal (cerai) karena ketidaksiapan mental dalam menghadapi dinamika rumah tangga dan tanggungjawab atas peran masing-masing seperti dalam mengurus/mengatur rumah tangga, mencukupi ekonomi keluarga, dan mengasuh/ mendidik anak.
4. Analisis kependudukan menunjukkan : kasus perceraian meningkatkan fertilitas karena setelah bercerai ada kecenderungan masing-masing pasangan yang bercerai untuk mencari pasangan baru, dan dari perkawinan tersebut sebagian besar menginginkan anak lagi .
Terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu:
1. Masa menunda perkawinan dan kehamilan 2. Masa menjarangkan kehamilan
3. Masa mencegah kehamilan
1. Terlalu muda melahirkan
2. Terlalu tua melahirkan
3. Terlalu dekat jarak kelahiran
4. Terlalu sering melahirkan
Fase tersebut diatas, berkaitan pada
1. Terlalu Muda
3. Terlalu Dekat
2. Terlalu Sering
PKBR dari Aspek Kesehatan
WHO (2005) :
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang lengkap dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
UU No.23 tahun 1992 :
Keadaan sejahtera dari fisik, mental dan
sosial yang memungkinkan setiap orang
Sehat Fisik
Sehat fisik artinya seseorang tidak merasa
sakit dan secara klinis tidak sakit, seluruh
organ tubuh berada dalam ukuran dan
fungsi yang sebenarnya dan berada pada
kondisi optimal serta dapat berfungsi
Ciri-ciri sehat mental :
a. Merasa nyaman terhadap dirinya
b. Merasa nyaman berhubungan dengan
orang lain
c. Mampu memenuhi kebutuhan hidup
Sehat Sosial
Mampu
berhubungan
dan
berinteraksi dengan orang lain
atau kelompok lain secara baik
tanpa membeda-bedakan ras,
suku, agama atau kepercayaan,
status sosial, ekonomi dan
politik.
1. Narkoba
2. Seks pranikah
3. Aborsi
4. Kawin muda
5. Infeksi Menular Seksual
Masalah Kesehatan
PKBR dari Aspek Ekonomi
Masalah Ekonomi Keluarga
1. Kehilangan sumber mata pencaharian Kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru
2. Pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan
3. Keadaan dimana keluarga tersebut selalu merasa bahwa keluarga lain lebih kaya dari pada keluarganya
4. Kebiasaan menjalani hidup boros atau konsumtif
Pengelolaan Keuangan Keluarga
1. Keterbukaan dan kepercayaan
2. Mengajarkan nilai uang pada anak
3. Hindari kebiasaan konsumtif
4. Merencanakan anggaran untuk
menabung
Pelihara gaya hidup sesuai dengan
kemampuan ;
1. Tabungan otomatis
2. Batasi Kartu Kredit
3. Hemat pengeluaran rutin lainnya
4. Evaluasi Anggaran Keluarga
PKBR dari Aspek Psikologi
Masalah yang sering dihadapi dalam rumah tangga :
1. Inkompatibilitas (Ketidak Serasianan Pasangan) Secara Psikologis.
Para pemuda dan pemudi yang ingin memilih pasangan sebaiknya mempertimbangkan kriteria berikut:
• Mempunyai sifat yang serasi dan saling
melengkapi.
• Sama-sama mempunyai keinginan untuk maju.
2. Maladaptasi
Ketidakmampuan beradaptasi dengan pasangan maupun dengan keluarga pasangannya, dapat menyebabkan masalah dalam rumah tangga.
3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Meneg PP) • + 24 juta perempuan di Indonesia mengalami KDRT,
tetapi tidak ada jumlah pasti.
• Tahun 1998 jumlah kekerasan yang terjadi pada istri
yang tidak bekerja adalah 39,7 % dan 35,7 % pada istri yang bekerja.
• Kasus KDRT banyak tidak terungkap karena adanya
anggapan bahwa hal tersebut masalah keluarga dan tabu apabila terungkap.
• Kekerasan terjadi karena :
a. Stereotype bahwa laki-laki itu maskulin dan perempuan feminim.
b. Suami juga merasa frustrasi dengan penghasilan istri yang lebih tinggi.
1. Masalah yang berkaitan dengan suami isteri
Kurang komunikasi dalam keluarga
Adanya pria/wanita idaman lain (WIL/PIL) Perceraian
Poligami
Kekerasan terhadap perempuan dan anak
2. Masalah ekonomi keluarga
Kemiskinan Pengangguran Trafficking
Sengketa pembagian waris
Permasalahan Sosial yang Dihadapi
dalam Keluarga
Kondisi Saat Ini :
Setiap tahunnya ada sekitar 2,3 juta pernikahan dan
kurang lebih 300 pasangan yang harus berakhir dengan perceraian dan 10 % yang bercerai itu pada umumnya mereka yang baru berumah tangga (Departemen Agama).
Tahun 2000 hanya 30 persen perceraian talak, di mana
suami menceraikan isteri. Sedangkan tahun 2005 ada 68,5 persen perceraian melalui cerai gugat, di mana isteri menggugat cerai suaminya.
Kondisi tersebut seiring berlakunya UU Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT), dengan adanya UU itu perempuan dapat dengan mudah menyuarakan hak-haknya, karena ada kepastian hukum yang menjaminnya.
• U U NO. 1 /1974
Perkawianan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
• Pasal 2
Perkawinan sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama (kepercayaan) dan dicatat menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku.
• Pasal 7 ayat 1
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki berumur 19 tahun dan pihak perempuan 16 tahun.
Persiapan sebelum berkeluarga :
1. Fisik
2. Finansial 3. Mental
• Fisik ditandai dengan adanya kesehatan
yang memadai, sehingga kedua belah pihak mampu melaksanakan fungsi keluarga
• Finansial Dalam kehidupan keluarga, faktor
ekonomi jg sangat penting terutama untuk kelangsungan keluarga
• Mental Berkeluarga berarti bersatunya dua
individu dgn latar belakang yang
berbeda, sehingga perlu penyesuaian
1. Karena hartanya
2. Karena keturunannya
3. Karena kecantikannya
4. Karena agamanya
Pernikahan Menurut Islam
Akad (ijab kabul) adalah serah terima
tanggung jawab kehidupan antara
wali perempuan kepada laki-laki
yang akan hidup bersama puterinya
sesuai dengan Hukum Islam
Salah satu
Pemecahan Masalah :
Kursus Pranikah bagi remaja dan Calon Pengantin ;
adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan dalam waktu singkat kepada catin tentang kehidupan rumah tangga/keluarga.
Tujuan kursus pranikah bagi remaja dan catin :
1. Pendewasaan Usia Perkawinan (perempuan = 20 tahun; laki-laki = 25 tahun)
2. Upaya menghindari generasi muda melakukan hubungan seks pranikah.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi remaja dan calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga sebagai bekal dalam mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.
4. Meminimalisir tingginya angka perselisihan, perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga.
5. Kursus calon pengantin diikuti oleh calon pasangan-pasangan muda sehingga setelah menikah pasangan-pasangan muda itu dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya.
Materi kursus pranikah bagi remaja dan catin
Materi tersebut meliputi :1. Peraturan perundangan Perkawinan, KDRT, Perlindungan Anak
2. Kependudukan,Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
3. Hak dan kewajiban suami isteri
4. Penanaman nilai-nilai fungsi Keluarga 5. Kesehatan reproduksi
6. Manajemen keluarga 7. Manajemen Komplik
Pengaruh negatif akan dapat ditanggulangi, apabila hubungan yg serasi dengan tetangga dapat dipelihara.
Lingkungan Tetangga
Lingkungan Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan membentuk
sebagian kepribadian suami dan istri
(ayah dan ibu). Para suami yang
menjadi pegawai negeri, anggota ABRI
atau wiraswasta, rata-rata membawa
pola hidup pekerjaannya ke rumah.
.
•
Perkembangan media massa, khususnya
media elektronik sangat pesat di era
globalisasi. Informasi yang ditampilkan
dari berbagai media, misalnya TV,
Radio, Internet, majalah, surat kabar,
dan
sebagainya
sangat
besar
pengaruhnya terhadap
kehidupan
remaja
1. Masalah yang berkaitan dengan suami isteri
Kurang komunikasi dalam keluarga
Adanya pria/wanita idaman lain (WIL/PIL) Perceraian
Poligami
Kekerasan terhadap perempuan dan anak
2. Masalah ekonomi keluarga
Kemiskinan Pengangguran Trafficking
Sengketa pembagian waris
Permasalahan Sosial yang Dihadapi
dalam Keluarga
– Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi dalam keluarga
– Terapi kontemplasi/spiritual – Terapi keluarga
– Mediasi konflik internal keluarga – Mediasi Tenaga Ahli
– Penyuluhan pra perkawinan (BP4) – Pengadilan
• Pasangan Habibie dan Ainun
• 48 tahun menjalani mahligai
rumah tangga
Ketika ibu Ainun wafat Habibie merasa sangat kehilangan, sehingga beliau mengatakan ; “ Separuh jiwaku telah pergi “
Beberapa kehidupan berkeluarga
yang patut di contoh
• Kurang lebih 30 tahun lamanya membina
rumah tangga, mereka hidup dalam lingkungan selebriti yang penuh dengan berbagai cerita miring dan gossip, akan tetapi sampai akhir hayat almarhum , kita tidak pernah mendengar ada cerita miring yang kurang mengenakkan tentang pasangan ini.
Pasangan
Sophan Sophian
dan
• Membahagiakan pasangan bukan
Cuma dengan omongan dimulut , tetapi perlu dilakoni dgn berbagai bentuk pernyataan cinta “ Love dan Darling “
• Penyebab banyaknya pasangan
tidak harmonis karena , Wanita kurang bisa merawat keluarga, sedang pria tidak terampil dalam berkomunikasi